PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dewasa ini permintaan konsumen akan produk-produk berbahan baku kayu terus mengalami peningkatan, sementara suplai bahan baku untuk industri baik dari hutan alam, hutan tanaman, hutan tanaman rakyat tidak mampu untuk memenuhi permintaan kebutuhan industri perkayuan. Berdasarkan data Kementerian Kehutanan (2015) bahwa antara tahun 2007-2014 target pasokan kayu Kementerian Kehutanan ialah sebanyak 630 juta m3. Namun, sektor kehutanan hanya mampu memenuhi setengah dari target Kemenhut yaitu sekitar 308 juta m3 (49%). Hal ini juga diakibatkan oleh suplai kayu tanaman atau juga kayu alternatif dari kebun tidak mampu mencapai target 192 juta m3
Solusi alternatif dalam rangka memenuhi kebutuhan bahan baku kayu tersebut sangat diperlukan untuk saat ini. Salah satu solusi yang ditawarkan adalah melalui pemanfaatan limbah industri penggergajian sebagai bahan baku pembuatan papan partikel. Serutan kayu sebagai salah satu limbah dari industri penggergajian merupakan material yang berpotensi menghasilkan papan partikel dengan kualitas yang cukup baik. Menurut Haygreen dan Bowyer (1993) serutan (shaving) adalah partikel yang memiliki ukuran yang tidak menentu yang dihasilkan dari proses pengetaman sisi tebal atau lebar kayu.
. Oleh karena itu, perlu dicari bahan substitusi berupa bahan alternatif yang dapat menggantikan fungsi kayu bulat sebagai pemenuhan kebutuhan masyarakat akan bahan baku kayu.
Secara umum, produk papan partikel terutama yang menggunakan perekat urea formaldehida (UF) memiliki kelemahan dalam hal stabilitas dimensinya yang rendah, sebagaimana dikemukakan oleh Haygreen dan Bowyer (1993) yang menyatakan bahwa papan partikel mempunyai kelemahan stabilitas dimensi yang rendah yaitu pengembangan tebal papan partikel sekitar 10-25% dari kondisi kering ke basah melebihi pengembangan kayu utuh, serta pengembangan liniernya sampai 0,35%. Pengembangan panjang dan tebal pada papan partikel ini sangat besar pengaruhnya pada setiap pemakaiannya.
Fokus penelitian ini adalah memperbaiki stabilitas dimensi papan partikel yang rendah melalui perlakuan pendahuluan terhadap partikel serutan kayu dengan teknik perendaman menggunakan larutan asam asetat pada beberapa konsentrasi. Beberapa riset yang telah dilakukan sebelumnya dalam rangka peningkatan stabilitas dimensi melalui perlakuan pendahuluan perendaman partikel diantaranya adalah Amelia (2009) yang melaporkan bahwa perlakuan perendaman panas pada serat sabut kelapa dapat menurunkan pengembangan tebal papan partikel sekitar 2,62% dari kontrol pada kadar perekat UF 12%. Selanjutnya Endriadilla (2014) dan Murtinah (2014), melaporkan bahwa perlakuan pendahuluan perendaman partikel bambu betung dan ampel pada konsentrasi asam asetat 1-3% mampu memperbaiki nilai pengembangan tebal dan daya serap air papan partikel yang dihasilkan. Berdasarkan uraian tersebut, dalam rangka peningkatan stabilisasi dimensi papan partikel dari serutan kayu dengan menggunakan perekat urea formaldehida (UF) maka penelitian ini dilakukan.
Tujuan Penelitian
1
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh perlakuan pendahuluan perendaman limbah serutan kayu dalam beberapa konsentrasi larutan asam asetat terhadap stabilitas dimensi papan partikel yang dihasilkan dan membandingkan dengan standar JIS A 5908 (2003).
Manfaat Penelitian
Diharapkan penelitian ini dapat meningkatkan nilai ekonomis limbah serutan kayu dan perlakuan pendahuluan perendaman dalam beberapa konsentrasi larutan asam asetat sebagai informasi teknis dalam rangka upaya perbaikan stabilitas dimensi papan partikel.
Hipotesis
Hipotesis penelitian ini adalah terdapat pengaruh perbedaan perlakuan perendaman limbah serutan kayu dalam beberapa konsentrasi larutan asam asetat terhadap sifat fisis dan mekanis papan partikel.