BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar BelakangPala (Myristica fragan Haitt) merupakan tanaman buah berupa pohon tinggi asli
Indonesia, karena tanaman ini berasal dari Banda dan Maluku. Tanaman pala
menyebar ke Pulau Jawa, pada saat perjalanan Marcopollo ke Tiongkok yang
melewati pulau Jawa pada tahun 1271 sampai 1295 pembudidayaan tanaman pala
terus meluas sampai Sumatera
. (
Deputi Menegristek RI. 2000 )Salah satu penghasil pala tersebar berasal dari bagian barat Negara Indonesia ialah
Provinsi Aceh. Di Aceh pala sangat terkenal banyak dihasilkan dikabupaten Aceh
Selatan.. Kota Tapaktuan merupakan salah satu kabupaten di Aceh Selatan yang
banyak memproduksi bahan olahan dari buah pala. Hampir sebagian kecil dari
tiap – tiap kecamatan ditumbuhi tanaman pala baik itu merupakan milik perusahan
tertentu maupun milik pribadi dari masyarakat setempat..
Pala pada umumnya dimanfaatkan sebagai rempah-rempah, ada pula digunakan
sebagai penghasil minyak atsiri dan bahan obat. Daging buah pala sendiri
digemari oleh masyarakat jika telah diproses menjadi makanan olahan, misalnya:
sirup, asinan pala, manisan pala, marmelade, selai pala, dodol serta kristal daging
buah pala. Produksi pala (biji dan fuli) setiap tahun terus meningkat. Produksi
pala pada tahun 1962 sebesar 3.200 ton, kemudian terus meningkat menjadi
10.327 ton pada tahun 1971. Dalam jangka waktu 10 tahuntersebut, kenaikan
produksi pala rata-rata 22% per tahun. Luas areal pala nasional pada tahun 1985
diperkirakan seluas 70,192 hektar dengan jumlah produksi sekitar 18.649 ton per
tahun. Kenaikan produksi tersebut terutama disebabkan oleh perluasan tanaman
juga cukup besar bagi petani, terutama di daerah Maluku, Sulawesi Utara,
Sulawesi Selatan, Irian Jaya, Jawa Barat dan Aceh. (Deputi Menegristek, 2000).
Salah satu komoditas unggulan dari Kabupaten Aceh Selatan adalah tanaman pala.
Jika dilihat dari angka produksinya paling banyak dibandingkan dengan tanaman
lainnya. Produksi tanaman pala pada tahun 2012 yaitu 5192 ton. Tabel 1 akan
menjelaskan luas areal, produktivitas dan produksi pala per kecamatan pada tahun
2012.
Tabel. 1. Luas areal, produktivitas, dan produksi pala per kecamatan 2012
NO KECAMATAN
LUAS AREAL (Ha) JUMLAH PRODUKSI RATA-RATA
TBM TM TR (HA) (Ton) PRODUKTIVITAS
Sumber : Data Statistik Dinas Kehutanan dan Perkebunan Aceh Selatan
Masyarakat Aceh Selatan umumnya memiliki hasil perkebunan yang utama yaitu
buah pala, buah pala menjadi komoditas utama bagi mereka. Sebagian besar
masyarakatnya ada yang menjual pala dengan menjual buahnya langsung dan
yang tinggi sehingga bisa menjadi penghasilan tambahan bagi mereka. Beberapa
diantara mereka ada yang membuka agroindustri rumah tangga sehingga
membuka lapangan pekerjaan juga bagi lingkungan sekitar mereka.
UD.MESTIKA yang terletak pada kab. Aceh Selatan khususnya di kec. Tapaktuan
Desa Hilir merupakan salah satu perusahaan yang memproduksi hasil olahan pala
seperti sirup, manisan, minyak, balsam, dll. Hasil olahan pala yang dihasilkan
oleh agroindustri ini merupakan produk yang bersaing di pasaran karena selain
memiliki sertifikat pemilik dari UD.MESTIKA ini merupakan seorang tenaga ahli
yang sudah terlatih yang dapat mengolah pala menjadi bermacam macam olahan
sehingga memberikan nilai tambah yang cukup baik untuk penghasilan
agroindustri rumah tangga.
Menurut Soekartawi (2000), bahwa industri dapat meningkatkan pendapatan para
pelaku agribisnis, mampu menyerap tenaga kerja, mampu menerapkan perolehan
devisa dan mampu mendorong munculnya industri lain.
Banyak sekali produk olahan makanan yang dapat dihasilkan dari buah pala
tersebut dan yang sering dijumpai adalah manisan pala serta asinan pala. Namun,
dalam era persaingan bebas saat ini, kita dituntut untuk meningkatkan daya saing
produk baik aspek kualitas produk maupun keberagaman produk olahan.
Disamping itu juga, dengan semakin ketatnya persaingan dengan produk makanan
olahan lainnya maka diperlukan suatu usaha pengembangan makanan olahan
terutama yang berasal dari komoditi lokal. Salah satu potensi komoditi lokal
Keinginan untuk mencapai sasaran yang diinginkan perusahaan perlu menyusun
strategi sedemikian rupa. Dalam merumuskan strategi perusahaan maka
diidentifikasi berbagai faktor secara sistematis. Pengidentifikasian dapat
dilakukan dengan analisis SWOT yaitu analisis yang didasarkan pada logika yang
dapat memaksimalkan kekuatan (strengths) dan peluang (opportunities), namun
secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (weaknesses) dan ancaman
(threats) (Rangkuti, 2009).
1.2. Identifikasi Masalah
Adapun identifikasi masalah dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Faktor-faktor apa saja yang menjadi kekuatan, kelemehan, peluang, dan
ancaman dalam mengembangkan agroindustri pala di daerah penelitian?
2. Bagaimana strategi pengembangan agroindustri pala di daerah penelitian?
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengidentifikasi faktor kekuatan, kelemahan, peluang, dan
ancaman dalam mengembangkan agroindustri pala di daerah penelitian
2. Untuk menentukan strategi pengembangan agroindustri pala di daerah
1.4. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan penelitian dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Sebagai bahan masukan bagi stakeholder dalam mengembangkan
agroindustri pala.
2. Sebagai bahan informasi ilmiah bagi pihak yang membutuhkan.
3. Bagi peneliti sebagai salah satu syarat untuk mengikuti ujian sarjana di