• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Tarif Passenger Service Charge Dan Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Calon Penumpang Pesawat Pada Bandar Udara Internasional Kualanamu Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Tarif Passenger Service Charge Dan Kualitas Pelayanan Terhadap Kepuasan Calon Penumpang Pesawat Pada Bandar Udara Internasional Kualanamu Medan"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pemerintah membangun Bandar Udara baru yang terletak di pinggir timur

kota Medan berdasarkan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 41 Tahun 1995

(21 September 1995) yang kemudian disempurnakan dengan Keputusan Menteri

Perhubungan Nomor 66 Tahun 1996 (6 Nopember 1996). Bandar Udara

Internasional Kualanamu adalah pengganti Bandar Udara Polonia yang kondisi

arealnya saat ini sudah melampaui kapasitas, bahkan keberadaanya dapat

menghambat perkembangan perekonomian kota medan.

Menurut Gunawan (2005), Passenger Service Charge (PSC) adalah biaya yang dibebankan oleh pengelola bandara kepada penumpang pesawat udara yang

menggunakan pelayanan bandar udara yang bersangkutan karena ikut

memanfaatkan jasa-jasa pelayanan dan penggunaan fasilitas terminal bandar udara

tersebut. PSC memiliki kegunaan sebagai berikut :

 Biaya perawatan bandara

 Peningkatan fasilitas umum di bandara

 Penambahan kualitas sumber daya manusia PT.Angkasa Pura II (PT. AP II) selaku pengelola bandara

 Biaya Asuransi Penumpang di bandara  Biaya Pengembangan Bandara

PSC dibagi menjadi dua jenis yaitu keberangkatan domestik dan

keberangkatan internasional. Pada PSC keberangkatan domestik diberlakukan

bagi seluruh penumpang yang bertujuan ke daerah manapun yang masih termasuk

kawasan dalam negeri, tarif yang diberlakukan saat ini sebesar Rp. 75.000,-

berlaku bagi seluruh penumpang keberangkatan dalam negeri. Pemungutan biaya

PSC tidak berlaku untuk bayi. Kenaikan tarif ini ditunjukkan pada Tabel 1.1 dan

(2)

Tabel 1.1 Tarif PSC Domestik Pada Bandar Udara Kualanamu Medan

No Bandar Udara Dalam Negeri

Tahap I (TMT 19 Mei 2014)

Tahap II (TMT 01 Jan 2015) 1 Kualanamu-Medan Rp.60.000 Rp.75.000

Sumber : Surat Keputusan Direksi PT Angkasa Pura II (Persero) 2014(diolah)

Tabel 1.2 Tarif PSC Domestik di Seluruh Indonesia

No Bandar Udara Kota Domestik

1 Ngurah Rai Bali Rp. 75.000

2 Juanda Surabaya Rp. 75.000

3 Sepinggan Balikpapan Rp. 75.000

4 Kualanamu Medan Rp. 75.000

5 Sultan Hasanuddin Makasar Rp. 50.000

6 Lombok Praya Lombok Rp. 45.000

7 Sutan Syarif Kasim II Pekanbaru Rp. 45.000

8 Soekarno Hatta Jakarta Rp. 40.000

9 Raja Haji Fisabililah Tanjung Pinang Rp. 40.000

10 Halim Perdanakusuma Jakarta Rp. 40.000

11 Hang Nadim Batam Rp. 35.000

12 Adi Sutjipto Yogyakarta Rp. 35.000

13 Halim Perdanakusuma Jakarta Rp. 40.000

14 Sam Ratulangi Manado Rp. 40.000

15 Blimbingsari Banyuwangi Rp. 40.000

16 Minangkabau Padang Rp. 35.000

17 Hang Nadim Batam Rp. 35.000

18 Adi Sutjipto Yogyakarta Rp. 35.000

19 Mahmud Badaruddin II Palembang Rp. 35.000

20 Achmad Yani Semarang Rp. 30.000

21 Abdul Rachman Saleh Malang Rp. 30.000

22 Kalimarau Berau Rp. 25.000

(3)

24 El Tari Kupang Rp. 20.000

25 Juwata Tarakan Rp. 10.000

26 Hasan Aroeboesman Ende Rp. 10.000

27 Sultan Taha Jambi Rp. 8.000

Sumber: PT. Angkasa Pura I (Persero) dan PT. Angkasa Pura II (Persero) 2015

Sebagaimana telah disajikan pada table 1.2 tarif PSC yang tinggi tersebut

adalah upaya meningkatkan pelayanan Kualanamu Internasional Airport (KNIA)

kepada penumpang. Akan tetapi kenaikan tersebut secara signifikan belum

meningkatkan pelayanan kepada penumpang sebagaimana mestinya masih

terdapat keluhan penumpang sebagai berikut; Fanita, 27, seorang penumpang asal

medan mengatakan, AP II belum pantas menaikkan PSC sebab pelayanan di

KNIA belum memuaskan. Karena itu, Fanita berharap kepada AP II agar

mengevaluasi dahulu kenaikan airport tax dengan pelayanan yang diberikan

kepada penumpang. Sebab dengan naiknya airport tax, PT AP II terkesan hanya

mementingkan keuntungan daripada pelayanan. “Apa gunanya bandara kelas

internasional tetapi pelayanannya tidak memadai. Di sini jorok, apalagi kalau

datang hujan atap juga bocor,” ujarnya. Anggota DPRD Deliserdang Benhur

menilai, masih adanya eskalator atau listrik tidak berfungsi di KNIA akibat

manajer teknik yang tidak bisa bekerja dengan baik. Karena itu, dia meminta

dicari orang yang memiliki kemampuan dan bisa cepat mengatasi masalah

tersebut. “Manajer teknik di bandara itu menurutku nggak becus kerjanya. Heran

melihat eskalator bandara ini masih ada yang tidak berfungsi. Bahkan ada yang

nggak hidup-hidup, apa nggak diperbaiki. Jangan hanya mau uang masyarakat

saja, tapi pelayanan dianggap sepele,” kata anggota Fraksi Partai Golkar ini.

Sebagaimana diungkapkan pada koran SINDO edisi Jumat 2 Januari 2015.

Pengelola bandara selaku penyelenggara sektor transportasi udara dituntut

untuk dapat menyediakan fasilitas dan selalu memberikan pelayanan secara

optimal. Hal yang termasuk dalam pelayanan bandara terdiri dari ketepatan waktu,

kenyamanan dan keselamatan penerbangan. Untuk memenuhi harapan tersebut,

pelayanan bandara perlu ditunjang dengan fasilitas dan pelayanan yang handal.

Tetapi pada kenyataannya, kondisi pelayanan dan penyediaan fasilitas dibandara

(4)

ditemukan keluhan konsumen dalam banyak aspek, seperti kebutuhan tempat

parkir yang kurang layak, fasilitas yang tidak bersih, kondisi ruang tunggu yang

tidak nyaman, dan peralatan penunjang yang kurang handal dalam penyampaian

jasa kepada konsumen (Okezone, 2011). Konsumen bandara sangat beragam,

tidak hanya penumpang saja, tetapi juga terdiri dari staf maskapai penerbangan,

staf perusahaan penyedia jasa lainnya seperti kargo, juga para pengunjung

lainnya. Kepentingan konsumen bandara beragam dan harus mendapatkan

pelayanan sesuai dengan harapan mereka. Lebih jauh dikatakan, meskipun

konsumen yang datang ke bandara merupakan konsumen yang banyak melakukan

perjalanan untuk tujuan penerbangan, namun kualitas bandara dan pelayanan yang

diberikannya menjadi salah satu pertimbangan konsumen dalam memilih jadwal

penerbangannya (Fodness dan Murray, 2007)

Permasalahan yang dihadapi adalah tarif PSC tidak seiring dengan

pelayanan yang diberikan oleh pihak pengelola Bandar Udara sehingga banyak

penumpang yang belum puas. Banyak faktor yang mempengaruhi kepuasan

konsumen salah satunya faktor harga. Harga merupakan aspek penting, namun

yang terpenting adalah kualitas pelayanan guna mencapai kepuasan konsumen.

(Lubis dan Martin, 2009)

1.2Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka pokok permasalahan yang

akan dicari pemecahannya melalui penelitian geladikarya ini ialah naiknya tarif

PSC tidak seiring dengan pelayanan yang diberikan pihak pengelola terhadap

tingkat kepuasan yang diterima calon penumpan di KNIA. Sehubungan dengan

permasalahan tersebut maka, pertanyaan yang perlu dijawab ialah : Apakah faktor

harga dan kualitas pelayanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap

(5)

1.3Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan dari penelitian ini ialah:

Untuk menemukenali dan menganalisis pengaruh harga dan kualitas pelayanan

terhadap kepuasan calon penumpang di KNIA.

1.4 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang diharapkan dapat dicapai dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1. Untuk Manajemen PT. AP II merupakan informasi bagi divisi operasional

dan divisi pelayanan mengenai pelayanan dalam hal mencapai kepuasan

penumpang.

2. Bagi Peneliti, geladikarya ini membuka pengalaman dan wawasan keilmuwan

tentang kepuasan konsumen di Bandar udara

3. Sebagai Referensi untuk penelitian lebih lanjut yang sejenis

1.4Ruang Lingkup dan Batasan Penelitian

Ruang Lingkup penelitian geladikarya ini adalah membahas pengaruh

harga dan kualitas pelayanan terhadap kepuasan calon penumpang di KNIA

Adapun batasan operasional dalam penelitian ini adalah penumpang pesawat

Gambar

Tabel 1.1 Tarif PSC  Domestik Pada Bandar Udara Kualanamu Medan

Referensi

Dokumen terkait

Pendapatan Data Tetap mengalami pertumbuhan yang baik sebesar 4,5% dibandingkan periode yang sama tahun lalu terutama disebabkan adanya peningkatan kapasitas pada

 Beban Jasa Telekomunikasi: naik sebesar Rp439,2 miliar atau 8,9% dibandingkan periode SMT1 2014, sebagai akibat dari peningkatan beban frekuensi, beban

(1) Setiap perusahaan angkutan darat, Iaut, dan udara wajib memprioritaskan pengangkutan kiriman Layanan Pos Universal yang diserahkan oleh Penyelenggara Pos sebagaimana dimaksud

Per tanggal 30 September 2015, total hutang Indosat naik sebesar 5,1% dibandingkan dengan tanggal 30 September 2014 disebabkan oleh adanya penarikan pinjaman baru

Bedasarkan hasil penelitian yang didapatkan oleh peneliti mengenai faktor penghambat kebijakan dan dikaitkan dengan teori tersebut, maka kebijakan ini dapat dikatakan

Kelompok Kerja Unit Layanan Pengadaan (Pokja ULP) Jasa Konsultansi dan Jasa Lainnya pada Biro-Biro dan Pusat-Pusat di Sekretariat Jenderal Kecuali Pusat K3,

Ada hubungan antara jendela ruang keluarga & ruang tamu rumah dengan kadar SO (Sulfur dioksida) dalam rumah di sekitar Tempat Pembuangan Akhir Sampah (TPA) Namo Bintang Kecamatan

Organisasi merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan oleh dua orang atau lebih.Perilaku keorganisasian adalah suatu konsep perbuatan atau kebudayaan yang