• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Harga, Kemasan, Dan Iklan Terhadap Keputusan Pembelian Minuman Teh Botol Sosro (Studi Kasus Pada Rumah Makan Bakso Urat ADS Jl. Setia Budi, Tanjung Rejo, Medan) Chapter III V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Harga, Kemasan, Dan Iklan Terhadap Keputusan Pembelian Minuman Teh Botol Sosro (Studi Kasus Pada Rumah Makan Bakso Urat ADS Jl. Setia Budi, Tanjung Rejo, Medan) Chapter III V"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Bentuk penelitian yang di gunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

asosiatif dengan pendekatan kuantitatif. Penelitian dalam permaslahan asosiatif

adalah penelitian yang berupa untuk mengkaji bagaimana suatu variabel memiliki

keterkaitan atau hubungan dengan variabel lain, atau apakah suatu variabel di

pengaruhi oleh variabel lainnya (Juliandi,2013:14).

3.2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini akan dilakukan pada konsumen Rumah Makan Bakso Urat

ADS. yang dijadikan responden dalam penelitian ini adalah konsumen Runah

Man Bkso Urat ADS yang meminum atau yang mengetahui produk Teh Botol

Sosro.

3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi

Sugiyono (2012:115) mendefinisikan populasi sebagai wilayah

generalisasi yang berisi tentang obyek dan subyek yang memiliki karakteristik dan

kualitas tertentu yang digunakan oleh peneliti untuk diteliti dan selanjutnya ditarik

kesimpulan. Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen Rumah Makan Bakso

Urat ADS, yang meminum produk Teh Botol Sosro.

3.3.2. Sampel

Sugiyono (2012:116) mendefinisikan sampel sebagai bagian dari sejumlah

populasi yang mempunyai karakteristik tertentu untuk diteliti. Berbagai metode

(2)

kesalahan dari sampel pada populasi tersebut. Metode penarikan sampel yang

dipakai adalah sampling insidental, yaitu siapa saja yang secara kebetulan/

insidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan sebagai sampel, jika

dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai sumber data. Karena

jumlah dari konsumen Rumah Makan Bakso Urat ADS belum teridentifikasi

jumlahnya. Sehingga untuk menentukan jumlah sampel,digunakan rumus

supramono. P = estimasi proporsi populasi q = 1-p

d = penyimpangan yang di tolerir yaitu 10%

Peneliti memperoleh jumlah sampel dan nilai (p) belum diketahui, maka dapat

digunakan P = 0,5 sehingga jumlah sampel menjadi:

N=(�,��)

(,)(,)

�,��

N= 96,04 = 96 orang 3.4 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah

penelitian yang bertujuan mengarahkan dan memberikan pedoman dalam pokok

permasalahan serta tujuan penelitian. Maka dari uraian masalah yang ada, dapat

dimunculkan suatu hipotesis penelitian sebagai berikut :

(3)

H1 : Terdapat pengaruh positif dan signifikan antara harga terhadap

keputusan pembelian.

H0: Tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan antara harga terhadap

keputusan pembelian.

Hipotesis 2, dengan kriteria:

H2 : Terdapat Pengaruh positif dan signifikan antara kemasan terhadap

keputusan pembelian.

H0 ∶ Tidak terdapat pengaruh positif dan signifikan antara harga terhadap

keputusan pembelian.

Hipotesis 3, dengan kriteria:

H3 : Terdapat Pengaruh positif dan signifikan antara iklan terhadap

keputusan pembelian.

H0 ∶ Tidak terdapat Pengaruh positif dan signifikan antara iklan terhadap

keputusan pembelian.

Hipotesis 4, dengan kriteria:

H4 : Terdapat Pengaruh positif dan signifikan antara harga, kemasan dan

iklan terhadap keputusan pembelian.

H0 : Tidak terdapat Pengaruh positif dan signifikan antara harga, kemasan

dan iklan terhadap keputusan pembelian.

3.5 Variabel penelitian

Variabel penelitian diperlukan untuk menjelaskan variabel yang sudah

(4)

Tabel 3.1

Variabel yang di Teliti

NO Variabel Penelitian Defenisi Operasional Indikator

1 Harga

(X1)

jumlah uang yang dibebankan

atas suatu produk atau jasa,

(Sunarto 2004:206)

bungkus suatu produk (Kotler

dan keller, 2013:27).

semua bentuk terbayar atas

presentasi nonpribadi dan

promosi ide, barang, oleh jasa

oleh sponsor yang jelas, (Kotler

(5)

4 Keputusan pembelian

(Y)

proses pengintegrasian yang

mengombinasikan pengetahuan

untuk mengevaluasi dua prilaku

alternative atau lebih, dan

memilih salah satu diantaranya,

Peter dan Olson pada (Sangadji

& Sopiah, 2013:332)

3.6 Skala Pengukuran Variabel

Semua variabel dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan skala

Likert. Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi

seseorang atau sekelompok orang mengenai fenomena sosial (Sugiyono, 2012:

132). Oleh karena itu, peneliti menggunakan kuisioner untuk memperoleh data

penelitian. Dengan skala Likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan

menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan acuan untuk

menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan

(Sugiyono, 2012: 133). Setiap pernyataan maupun pertanyaan diukur dengan

skala penilaian Likert yang memiliki lima tingkat preferensi jawaban yang

masing-masing diberi bobot 1-5 dengan rincian sebagai berikut:

1. Sangat setuju diberi bobot/ skor 5

(6)

3. Netral diberi bobot/ skor 3

4. Tidak setuju diberi bobot/skor 2

5. Sangat tidak setuju diberi bobot/skor 1

Responden dalam pengisian kuisioner diharuskan memilih salah satu dari

kelima pilihan alternatif jawaban yang tersedia. Bobot atau skor akan dijumlahkan

menjadi nilai total. Dimana nilai total yang besar menunjukkan pengaruh yang

positif terhadap variabel dependen, yaitu keputusan pembelian.

3.7 Sumber Data

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung oleh penulis dari

responden terpilih pada lokasi penelitian. Data primer diperoleh dengan cara

memberikan daftar pertanyaan (kuisioner) dan melakukan wawancara.

b. Data Sekunder

Data skunder adalah data atau informasi yang diperoleh melalui jurnal, skripsi,

majalah, dan situs internet untuk mendukung penelitian ini.

3.8 Metode Pengumpulan Data

a. Kuisioner

Pengumpulan data dilakukan dengan cara, memberikan daftar pertanyaan

kepada responden terpilih, mengenai elemen-elemen harga, kemasan, iklan,

dan keputusan pembelian.

b. Studi Pustaka

Yaitu pengumpulan data dengan menggunakan data dari buku-buku dan

(7)

3.9 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas

Uji validitas ini bertujuan untuk mengetahui kebenaran dari angket atau

kuesioner yang diteliti. Kebenaran yang dimaksud adalah kuesioner dan angket

mewakili apa yang akan diteliti yang sesuai dengan tujuan penelitian.Uji

reliabilitas bertujuan untuk menunjukkan konsistensi dan stabilitas pengukuran.

3.10 Metode Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan :

a. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik bertujuan untuk mengetahui kondisi data yang

dipergunakan dalam penelitian. Hal tersebut dilakukan agar diperoleh model

analisis yang tepat. Model analisis regresi penelitian ini mensyaratkan uji asumsi

terhadap data yang meliputi :

1. Uji Normalitas

Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah distribusi sebuah

data mengikuti atau mendekati distribusi normal (Umar, 2014:48). Untuk menguji

apakah data-data yang dikumpulkan berdistribusi normal atau tidak dapat

dilakukan dengan metode sebagai berikut :

a. Pendekatan Grafik

Pendekatan grafik yang handal adalah dengan melihat normal probability plot

yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Distribusi

normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data residual akan

dibandingkan dengan garis diagonal. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal,

(8)

diagonal atau mengikuti garis diagonal, maka model regresi tidak memenuhi

asumsi normalitas.

b. Pendekatan Histogram

Untuk menguji normalitas data dapat dilihat dengan kurva normal, kurva

normal yaitu kurva yang memiliki ciri-ciri khusus, salah satu diantaranya adalah

bahwa : mean, mode, dan median pada tempat yang sama. Jika ketiga tendensi

sentral tersebut terletak tidak pada satu tempat maka berarti bahwa kurva juling ke

kiri atau ke kanan.

2. Uji Multikolonieritas

Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji adanya hubungan linear

yang sempurna atau eksak di antara variabel-variabel bebas dalam model regresi

(Umar, 2014:48). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan terdapat problem

multikolinearitas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi

diantara variabel independent. Uji multikolinearitas pada penelitian dilakukan

dengan matriks korelasi. Pengujian ada tidaknya gejala multikolinearitas

dilakukan dengan meperhatikan nilai matriks korelasi yang dihasilkan pada saat

pengolahan data serta nilai VIF (Variance Inflation Factor) dan Tolerance-nya.

Apabila nilai matriks korelasi tidak ada yang lebih besar dari 0,5 maka dapat

dikatakan data yang akan dianalisis terlepas dari gejala multikolinearitas.

Kemudian apabila nilai VIF berada dibawah 10 dan nilai Tolerance mendekati 1,

maka diambil kesimpulan bahwa model regresi tersebut tidak terdapat problem

(9)

3. Uji Heteroskedastisitas

Menurut Umar (2014:48), adanya varians variabel independen adalah

konstan untuk setiap nilai tertentu variabel independen (homokedastisitas). Model

regresi yang baik adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas diuji

dengan menggunakan uji Gletser dengan pengambilan keputusan jika variabel

independen signifikan secara statistic mempengaruhi variabel dependen, maka ada

indikasi terjadinya heteroskedastisitas.

Jika probabilitas signifikan di atas tingkat kepercayaan 5% dapat

disimpulkan model regresi tidak mengarah adanya heteroskedastisitas.

b. Metode Regresi Linear Berganda

Analisis Regresi Linear Berganda dalam penelitian ini menggunakan bantuan aplikasi software SPSS Versi 20.0 for Windows.

Bentuk perumusannya sebagai berikut :

Keterangan :

Y = Keputusan pembelian a = Konstanta

b1 …3 = Standar koefisien regresi X1 = skor indikator Harga

X2 = Skor indikator Kemasan X3 = Skor indikator Iklan e = Error terms

Model regresi yang sudah memenuhi asumsi-asumsi klasik kemudian akan

dianalisis pengujian hipotesis sebagai berikut :

(10)

1. Uji Serempak (Uji F)

Untuk membuktikan bahwa setiap variabel bebas (Xi) mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat (Yi) secara serentak.

Kriteria pengujian sebagai berikut :

Ho : bi = 0, artinya jika tidak terdapat pengaruh bi terhadap keputusan pembelian

minuman Teh Botol Sosro.

Ho : bi ≠ 0, artinya terdapat pengaruh terhadap keputusan pembelian minuman

Teh Botol Sosro.

Kriteria pengambilan keputusan dengan tingkat kesalahan sebesar 5 %.

a) Ho diterima jika �ℎ����� <������ (α) b) H1 diterima jika �ℎ����� <������ (α)

2. Uji Secara Parsial (Uji t)

Untuk melihat pengaruh variabel harga, kemasan dan iklan minuman Teh

Botol Sosro (Xi) terhadap variabel keputusan pembelian (Yi), maka dalam hal ini

peneliti menggunakan uji t satu sisi.

Ho : bi = 0, artinya tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari setiap

variabel harga, kemasan dan iklan minuman Teh Botol Sosro (Xi) terhadap

variabel keputusan pembelian minuman Teh Botol Sosro (Yi).

H1 : bi ≠ 0, artinya terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari setiap

variabel harga, kemasan, dan iklan minuman Teh Botol Sosro (Xi) terhadap

variabel keputusan pembelian minuman Teh Botol Sosro (Yi).

Kriteria pengambilan keputusan dengan tingkat kesalahan sebesar 5 %.

(11)

3. Koefisien Determinasi (R²)

Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui besarnya kontribusi

variabel harga, kemasan dan iklan minuman Teh Botol Sosro (X) terhadap

keputusan pembelian minuman Teh Botol Sosro (Y). Jika nilai R² mendekati satu

(1) maka semakin kuat pengaruhnya, sebaliknya jika mendekati nol (0) maka

pengaruhnya semakin lemah. Adapun rumusu koefisien determinasi ;

KD = ���2X 100%

Keterangan : KD = Koefisien Determinasi

(12)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umun Perusahaan 4.1.1 Sejarah Perusahaan

Keluarga Sosrodjojo memulai bisnisnya pada tahun 1940 di kota Slawi,

Jawa tengah dengan memproduksi dan memasarkan teh seduh merek “Teh Cap

Botol”. Tahun 1965, keluarga Sosrodjojo memperluas bisnisnya ke Jakarta

dengan melakukan strategi “CICIP RASA” (product sampling), ke beberapa pasar

di Jakarta. Tahun 1969, diputuskan untuk menjual minuman teh dalam kemasan

botol secara massal dengan “Tehbotol Sosro”. Nama Tehbotol diambil dari teh

seduh merek “Teh Cap Botol” yang saat itu sudah mulai terkenal di Jakarta, dan

“Sosro” dari nama pendirinya yakni “Sosrodjojo”.

Gambar 4.1 Perubahan Bentuk Botol dan Logo Tehbotol Sosro

Sumbe

Tahun 1969, seiring dengan semakin dimintanya Tehbotol Sosro oleh

(13)

tetapi masih dalam skala industri rumahan dan menggunakan botol dengan desain

umum atau generic (gambar botol pertama tahun 1969). Tahun 1972, logo

Tehbotol Sosro berganti desain dan mulai mencantumkan logo Sosro di leher

botol (gambar botol kedua tahun 1972). Tahun 1974, logo Tehbotol Sosro

kembali mengalami perubahan desain dan pada saat yang bersamaan botol

Tehbotol Sosro diubah bentuknya menjadi lebih unik dan menonjol. Logo dan

botol tersebut masih digunakan sampai pada saat ini, serta produksinya sudah

menggunakan mesin bertekhnologi tinggi yang di impor dari Jerman (gambar

botol ketiga tahun 1974).

Agar bisa melayani pasar dengan baik, Soegiharto Sosrodjojo dan

saudara-saudaranya memutuskan untuk memisahkan usaha teh siap minum dalam

kemasan dari usaha teh seduh keluarga Sosrodjojo yakni dengan mendirikan

perusahaan baru. Pada tanggal 17 Juli 1974, Soegiharto Sosrodjojo dan

saudara-saudaranya resmi mendaftarkan perusahaan baru tersebut dengan nama PT. Sinar

Sosro, yang berdomisili di Jalan Raya Sultan Agung Km. 28, Medan Satria,

Bekasi yang juga merupakan pabrik pertama Tehbotol Sosro sekaligus merupakan

pabrik teh siap minum dalam kemasan yang pertama di Indonesia dan di dunia.

PT. Sinar Sosro terus berinovasi dengan mengembangkan merek dan produk

minuman yang bertujuan untuk memuaskan para konsumen dan pelanggan.

4.1.2 Visi dan Misi PT. Sinar Sosro a. Visi

(14)

b. Misi

Meningkatkan jaringan distribusi (baik Nasional maupun Internasional) dengan memasarkan produk baru dibidang minuman.

4.1.3 Logo Perusahaan

Gambar 4.2 Logo PT. Sinar Sosro

Sumbe

4.2. Penyajian Data

4.2.1 Indentitas Responden

Responden dalam penelitian ini adalah konsumen RM Bakso Urat ADS

yang berjumlah 96 orang. Karakteristik-karakteristik tersebut meliputi jenis

kelamin, umur, dan pekerjaan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel 4.1

Indentitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No Jenis Kelamin Frekuensi Persentase

1 Laki-laki 28 29%

2 Perempuan 68 71%

Jumlah 96 100%

Sumber: Hasil Pengelolaan Data, 2017

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa mayoritas responden berjenis kelamin

(15)

mengkonsumsi minuman Teh Botol Sosro di RM Bakso Urat, lebih banyak

perempuan di bandingkan laki-laki.

Tabel 4.2

Indentitas Responden Berdasarkan Umur

No Umur Frekuensi Persentase

1 <17-21 tahun 47 49%

Sumber: Hasil Pengelolaan Data, 2017

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa mayoritas responden berumur <17-21

tahun sebanyak 47 orang atau 49%. Hal ini berarti, bahwa dalam mengkonsumsi

minuman Teh Botol Sosro di RM Bakso Urat, lebih banyak yang berumur <17-21

tahun dibandingkan dengan umur >22 tahun.

Tabel 4.3

Indentitas Responden Berdasarkan Pekerjaan

No Pekerjaan Frekuensi Persentase

1 Pelajar/mahasiswa 69 72%

Sumber: Hasil Pengelolaan Data, 2017

Tabel 4.2 menunjukkan bahwa mayoritas responden yang berprofesi

(16)

dalam mengkonsumsi minuman Teh Botol Sosro di RM Bakso Urat, lebih banyak

yang berprofesi sebagai pelajar/mahasiswa dibandingkan dengan profesi yang

lainnya.

4.2.2 Analisis Deskriptif Presentase

Analisis deskripsi presentase digunakan untuk melihat hasil tanggapan

responden mengenai pengaruh harga, kemasan dan iklan terhadap keputusan

pembelian Teh Botol Sosro. Hasil analisis deskripsi presentase masing-masing

variabel yang didapat adalah sebagai berikut :

1. Harga (X1)

Harga dapat diukur melalui indikator harga terjangkau, harga bersaing,

harga memiliki kesesuaian dan kualitas yang dibagi ke dalam empat pernyataan.

Hasil dari tanggapanresponden yang diperoleh adalah sebagai berikut:

Tabel 4.4

Harga Teh Botol Sosro Sesuai Dengan Kemampuan Dan Daya Beli Konsumen

Keterangan Frequency Percent

Valid

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2017

Berdasarkan tabel 4.4 di atas menunjukkan bahwa responden terbanyak

memberikan pernyataan “setuju” yaitu sebesar 56,3% (54 responden). Dengan

banyaknya responden yang menyatakan setuju maka dapat disimpulkan bahwa

Harga Teh Botol Sosro sesuai dengan kemampuan dan daya beli konsumen RM

(17)

Tabel 4.5

Harga Teh Botol Sosro Sesuai Dengan Manfaat Yang Diperoleh

Keterangan Frequency Percent

Valid

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2017

Berdasarkan tabel 4.5 di atas menunjukkan bahwa responden terbanyak

memberikan pernyataan “setuju” yaitu sebesar 52,1% (50 responden). Dengan

banyaknya responden yang menyatakan setuju maka dapat disimpulkan bahwa

Harga Teh Botol Sosro sesuai dengan manfaat yang diperoleh konsumen RM

Bakso Urat ADS Jl Setia Budi.

Tabel 4.6

Teh Botol Sosro Memiliki Harga Yang Bersaing Dengan Produk Minuman Teh Kemasan Yang Lain

Keterangan Frequency Percent

Valid

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2017

Berdasarkan tabel 4.6 di atas menunjukkan bahwa responden terbanyak

memberikan pernyataan “setuju” yaitu sebesar 62,5% (60 responden). Dengan

banyaknya responden yang menyatakan setuju maka dapat disimpulkan bahwa

Teh Botol Sosro memiliki harga yang bersaing dengan produk minuman teh

(18)

Tabel 4.7

Harga Teh Botol Sosro Sesuai Dengan Kualitasnya

Keterangan Frequency Percent

Valid

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2017

Berdasarkan tabel 4. di atas menunjukkan bahwa responden terbanyak

memberikan pernyataan “setuju” yaitu sebesar 60,4% (58 responden). Dengan

banyaknya responden yang menyatakan setuju maka dapat disimpulkan bahwa

Harga Teh Botol Sosro sesuai dengan kualitasnya.

2. Kemasan (X2)

Kemasan dapat diukur melalui indikator protability, memorable, easy to

read dan visual protection yangdibagi ke dalam tiga belas pertanyaan. Hasil dari

tanggapanresponden yang diperoleh adalah sebagai berikut:

Tabel 4.8

Kemasan Teh Botol Sosro Praktis Untuk Dibawa

Keterangan Frequency Percent

Valid

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2017

Berdasarkan tabel 4.8 di atas menunjukkan bahwa responden terbanyak

(19)

banyaknya responden yang menyatakan setuju maka dapat disimpulkan bahwa

kemasan teh Teh Botol Sosro botol sosro praktis untuk dibawa.

Tabel 4.9

Kemasan Teh Botol Sosro Mudah Dibuka Tutupnya

Keterangan Frequency Percent

Valid

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2017

Berdasarkan tabel 4.9 di atas menunjukkan bahwa responden terbanyak

memberikan pernyataan “setuju” yaitu sebesar 51% (49 responden). Dengan

banyaknya responden yang menyatakan setuju maka dapat disimpulkan bahwa

kemasan Teh Botol Sosro mudah dibuka tutupnya.

Tabel 4.10

Warna Dari Minuman Teh Botol Sosro Menarik

Keterangan Frequency Percent

Valid

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2017

Berdasarkan tabel 4.10 di atas menunjukkan bahwa responden terbanyak

memberikan pernyataan “setuju” yaitu sebesar 44,8% (43 responden). Dengan

banyaknya responden yang menyatakan setuju maka dapat disimpulkan bahwa

(20)

Tabel 4.11

Desain Kemasan Teh Botol Sosro Mudah Diingat

Keterangan Frequency Percent

Valid

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2017

Berdasarkan tabel 4.11 di atas menunjukkan bahwa responden terbanyak

memberikan pernyataan “setuju” yaitu sebesar 61,5% (59 responden). Dengan

banyaknya responden yang menyatakan setuju maka dapat disimpulkan bahwa

desain kemasan Teh Botol Sosro mudah diingat.

Tabel 4.12

Bentuk Kemasan Teh Botol Sosro Menarik

Keterangan Frequency Percent

Valid

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2017

Berdasarkan tabel 4.12 di atas menunjukkan bahwa responden terbanyak

memberikan pernyataan “setuju” yaitu sebesar 40,6% (39 responden). Dengan

banyaknya responden yang menyatakan setuju maka dapat disimpulkan bahwa

(21)

Tabel 4.13

Desain Kemasan Teh Botol Sosro Menggambarkan Identitas/karakter Dari Produk Tersebut

Keterangan Frequency Percent

Valid

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2017

Berdasarkan tabel 4.13 di atas menunjukkan bahwa responden terbanyak

memberikan pernyataan “setuju” yaitu sebesar 60,4% (58 responden). Dengan

banyaknya responden yang menyatakan setuju maka dapat disimpulkan bahwa

desain kemasan Teh Botol Sosro menggambarkan identitas/karakter dari produk

tersebut.

Tabel 4.14

Susunan Huruf Pada Kata-kata Di Dalam Kemasan Teh Botol Sosro Dapat Dibaca Dengan Jelas

Keterangan Frequency Percent

Valid

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2017

Berdasarkan tabel 4.14 di atas menunjukkan bahwa responden terbanyak

memberikan pernyataan “setuju” yaitu sebesar 63,5% (61 responden). Dengan

banyaknya responden yang menyatakan setuju maka dapat disimpulkan bahwa

susunan huruf pada kata-kata di dalam kemasan Teh Botol Sosro dapat dibaca

(22)

Tabel 4.15

Makna Kalimat Pada Kemasan Teh Botol Sosro Dapat Dimengerti

Keterangan Frequency Percent

Valid

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2017

Berdasarkan tabel 4.15 di atas menunjukkan bahwa responden terbanyak

memberikan pernyataan “setuju” yaitu sebesar 58,3% (56 responden). Dengan

banyaknya responden yang menyatakan setuju maka dapat disimpulkan bahwa

makna kalimat pada kemasan Teh Botol Sosro dapat dimengerti.

Tabel 4.16

Informasi Komposisi Isi Didalam Kemasan Teh Botol Sosro Sesuai Dengan Isi Yang Sebenarnya

Keterangan Frequency Percent

Valid

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2017

Berdasarkan tabel 4.16 di atas menunjukkan bahwa responden terbanyak

memberikan pernyataan “setuju” yaitu sebesar 44,8% (43 responden). Dengan

banyaknya responden yang menyatakan setuju maka dapat disimpulkan bahwa

informasi komposisi isi didalam kemasan Teh Botol Sosro sesuai dengan isi yang

(23)

Tabel 4.17

Kombinasi Warna Grafisnya Lebih Unik Dibanding Dengan Produk Minuman Lain

Keterangan Frequency Percent

Valid

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2017

Berdasarkan tabel 4.17 di atas menunjukkan bahwa responden terbanyak

memberikan pernyataan “setuju” yaitu sebesar 42,7% (41 responden). Dengan

banyaknya responden yang menyatakan setuju maka dapat disimpulkan bahwa

kombinasi warna grafisnya (warna - latar dan warna tulisan) lebih unik dibanding

dengan produk minuman lain.

Tabel 4.18

Kemasan Teh Botol Sosro Menjaga Isinya Agar Tetap Segar

Keterangan Frequency Percent

Valid

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2017

Berdasarkan tabel 4.18 di atas menunjukkan bahwa responden terbanyak

memberikan pernyataan “setuju” yaitu sebesar 57,3% (55 responden). Dengan

banyaknya responden yang menyatakan setuju maka dapat disimpulkan bahwa

(24)

Tabel 4.19

Kemasan Teh Botol Sosro Tidak Mudah Rusak

Keterangan Frequency Percent

Valid

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2017

Berdasarkan tabel 4.19 di atas menunjukkan bahwa responden terbanyak

memberikan pernyataan “setuju” yaitu sebesar 54,2% (52 responden). Dengan

banyaknya responden yang menyatakan setuju maka dapat disimpulkan bahwa

kemasan Teh Botol Sosro tidak mudah rusak.

Tabel 4.20

Kemasan Teh Botol Sosro Melindungi Produk Dari Pencemaran Bau Yang Menyengat

Keterangan Frequency Percent

Valid

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2017

Berdasarkan tabel 4.20 di atas menunjukkan bahwa responden terbanyak

memberikan pernyataan “setuju” yaitu sebesar 53,1% (51 responden). Dengan

banyaknya responden yang menyatakan setuju maka dapat disimpulkan bahwa

kemasan Teh Botol Sosro melindungi produk dari pencemaran bau yang

(25)

3. Iklan (X3)

Iklan dapat diukur melalui indikator iklan yang menarik, kandungan pesan

iklan, dan informasi yang disampaikan yang dibagi ke dalam enam pertanyaan.

Hasil dari tanggapanresponden yang diperoleh adalah sebagai berikut:

Tabel 4.21

Iklan Minuman Teh Botol Sosro Kreatif

Keterangan Frequency Percent

Valid

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2017

Berdasarkan tabel 4.21 di atas menunjukkan bahwa responden terbanyak

memberikan pernyataan “setuju” yaitu sebesar 45,8% (44 responden). Dengan

banyaknya responden yang menyatakan setuju maka dapat disimpulkan bahwa

iklan minuman Teh Botol Sosro kreatif.

Tabel 4.22

Saya Menyukai Iklan Minuman Teh Botol Sosro

Keterangan Frequency Percent

Valid

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2017

Berdasarkan tabel 4.22 di atas menunjukkan bahwa responden terbanyak

memberikan pernyataan “setuju” yaitu sebesar 45,8% (44 responden). Dengan

(26)

pelanggan RM Bakso Urat ADS Jl Setia Budi menyukai iklan minuman Teh Botol

Sosro.

Tabel 4.23

Saya Ingin Membeli Produk Minuman Teh Botol Sosro Setelah Melihat Iklan Di TV/media Lain

Keterangan Frequency Percent

Valid

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2017

Berdasarkan tabel 4.23 di atas menunjukkan bahwa responden terbanyak

memberikan pernyataan “netral” yaitu sebesar 47% (49 responden). Dengan

banyaknya responden yang menyatakan netral maka dapat disimpulkan bahwa

pelanggan RM Bakso Urat ADS JL Setia Budi, membeli produk minuman Teh

Botol Sosro tidak hanya setelah melihat iklan di TV/media lain tetapi juga oleh

faktor-faktor lainnya seperti pengaruh teman.

Tabel 4.24

Iklan Di TV/media Lain Membuat Saya Mengetahui Mengenai Produk Minuman Teh Botol Sosro

Keterangan Frequency Percent

Valid

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2017

Berdasarkan tabel 4.24 di atas menunjukkan bahwa responden terbanyak

memberikan pernyataan “setuju” yaitu sebesar 58,3% (56 responden). Dengan

(27)

iklan di TV/media lain membuat saya mengetahui mengenai produk minuman Teh

Botol Sosro.

Tabel 4.25

Saya Mendapatkan Informasi Yang Jelas Dari Iklan Produk Minuman Teh Botol Sosro

Keterangan Frequency Percent

Valid

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2017

Berdasarkan tabel 4.25 di atas menunjukkan bahwa responden terbanyak

memberikan pernyataan “setuju” yaitu sebesar 56,3% (54 responden). Dengan

banyaknya responden yang menyatakan setuju maka dapat disimpulkan bahwa

pelanggan RM Bakso Urat ADS Jl Setia Budi mendapatkan informasi yang jelas

dari iklan produk minuman Teh Botol Sosro.

Tabel 4.26

Saya Mengerti Pesan Yang Disampaikan Dalam Iklan Produk Minuman Teh Botol Sosro

Keterangan Frequency Percent

Valid

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2017

Berdasarkan tabel 4.26 di atas menunjukkan bahwa responden terbanyak

memberikan pernyataan “setuju” yaitu sebesar 61,5% (59 responden). Dengan

(28)

konsumen RM Bakso Urat ADS Jl Setia Budi mengerti pesan yang disampaikan

dalam iklan produk minuman Teh Botol Sosro.

4. Keputusan Pembelian (Y)

keputusan pembelian dapat diukur melalui indikator mengenali kebutuhan,

pencarian informasi & evaluasi, keputusan pembelian, dan perilaku pasca

pembelianyangdibagi ke dalam lima pertanyaan. Hasil dari tanggapanresponden

yang diperoleh adalah sebagai berikut:

Tabel 4.27

Saya Membeli Minuman Teh Botol Sosro Untuk Memenuhi Kebutuhan

Keterangan Frequency Percent

Valid

Sangat Tidak Setuju 2 2,1

Tidak Setuju 17 17,7

Netral 34 35,4

Setuju 35 36,5

Sangat Setuju 8 8,3

Total 96 100,0

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2017

Berdasarkan tabel 4.27 di atas menunjukkan bahwa responden terbanyak

memberikan pernyataan “setuju” yaitu sebesar 36,5% (35 responden). Dengan

banyaknya responden yang menyatakan setuju maka dapat disimpulkan bahwa

konsumen RM Bakso urat ADS Jl Setia Budi, membeli minuman Teh Botol

(29)

Tabel 4.28

Saya Sudah Membandingkan Dengan Produk Lain Sebelum Membeli Minuman Teh Botol Sosro

Keterangan Frequency Percent

Valid

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2017

Berdasarkan tabel 4.28 di atas menunjukkan bahwa responden terbanyak

memberikan pernyataan “setuju” yaitu sebesar 41,7% (40 responden). Dengan

banyaknya responden yang menyatakan setuju maka dapat disimpulkan bahwa

konsumen RM Bakso Urat ADS Jl Setia Budi, sudah membandingkan dengan

produk lain sebelum membeli minuman Teh Botol Sosro.

Tabel 4.29

Saya Membeli Minuman Teh Botol Sosro Karena Ingin Mencobanya

Frequency Percent

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2017

Berdasarkan tabel 4.29 di atas menunjukkan bahwa responden terbanyak

memberikan pernyataan “setuju” yaitu sebesar 49% (47 responden). Dengan

banyaknya responden yang menyatakan setuju maka dapat disimpulkan bahwa

konsumen RM Bakso Urat ADS Jl Setia Budi, membeli minuman Teh Botol

(30)

Tabel 4.30

Setelah Saya Menikmati Minuman Teh Botol Sosro dan Membeli Minuman Teh Botol Sosro Saya Merasa Tertarik dan Akan Membelinya Kembali

Keterangan Frequency Percent

Valid

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2017

Berdasarkan tabel 4.30 di atas menunjukkan bahwa responden terbanyak

memberikan pernyataan “setuju” yaitu sebesar 45,8% (44 responden). Dengan

banyaknya responden yang menyatakan setuju maka dapat disimpulkan bahwa

setelah konsumen RM Bakso Urat ADS Jl Setia Budi menikmati minuman Teh

Botol Sosro dan membeli minuman Teh Botol Sosro para konsumen merasa

tertarik dan akan membelinya kembali.

Tabel 4.31

Saya Akan Merekomendasikan Produk Teh Botol Sosro Kepada Teman & Kerabat

keterangan Frequency Percent

Valid

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2017

Berdasarkan tabel 4.31 di atas menunjukkan bahwa responden terbanyak

memberikan pernyataan “netral” yaitu sebesar 42,7% (41 responden). Dengan

banyaknya responden yang menyatakan netral maka dapat disimpulkan bahwa

konsumen RM Bakso Urat bisa jadi akan merekomendasikan produk Teh Botol

(31)

4.3 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas 4.3.1 Uji Validitas

Pada uji Validitas ini, setiap item pernyataan akan diuji validitasnya.

Untuk mengetahi validitas setiap item dalam instrument penelitian dapat dilihat

melalui kolom rhitung dan rtabel. Jika nilai rhiting lebih besar dari rtabel maka

pernyataan tersebut dapat dinyatakan valid. Nilai rtabel dengan df= n-2 yaitu 96 – 2

= 94, sehingga nilai rtabel pada taraf signifikasi 5% adalah 0,2006. Apabila nilai

rhitung > rtabel (0,2006) maka item pernyataan tersebut dinyatakan valid.

1. Harga (X1)

Uji validitas kuesioner untuk Harga (X1) dalam penelitian ini dilakukan

kepada 96 responden dengan rtabel sebesar 0,2006. Hasil uji validitas untuk

variabel Harga(X1) dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.32

Uji Validitas Harga(X1)

r hitung r tabel keterangan

P1 ,388 0,2006 valid

P2 ,602 0,2006 Valid

P3 ,485 , 0,2006 valid

P4 ,663 0,2006 valid

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2017

Tabel 4.32 menunjukkan semua butir pernyataan memiliki nilai Corrected Item

Total Correlation yang lebih besar dari nilai rtabel sebesar 0,2006. Dengan

(32)

2. Kemasan (X2)

Uji validitas kuesioner untuk kemasan (X2) dalam penelitian ini dilakukan

kepada 96 responden dengan rtabel sebesar 0,2006. Hasil uji validitas untuk

Kemasan (X2) dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.33

Uji Validitas Kemasan(X2)

r hitung r tabel Keterangan

Tabel 4.33 menunjukkan semua butir pernyataan memiliki nilai Corrected Item

Total Correlation yang lebih besar dari nilai rtabel (0,2006) dengan demikian

semua butir pernyataan dinyatakan valid.

3. Iklan (X3)

Uji validitas kuesioner untuk iklan (X3) dalam penelitian ini dilakukan

kepada 96 responden dengan rtabel sebesar 0,2006. Hasil uji validitas untuk iklan

(33)

Tabel 4.34 Uji Validitas Iklan(X3)

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2017

Tabel 4.34 menunjukkan semua butir pernyataan memiliki nilai Corrected Item

Total Correlation yang lebih besar dari nilai rtabel (0,2006) dengan demikian

semua butir pernyataan dinyatakan valid.

4. Keputusan Pembelian (Y)

Uji validitas kuesioner untuk keputusan pembelian (Y) dalam penelitian ini

dilakukan kepada 96 responden dengan rtabel sebesar 0,2006. Hasil uji validitas

untuk keputusan pembelian (Y) dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel 4.35

Uji Validitas Keputusan Pembelian(Y)

r hitung r tabel Keterangan

Sumber: Hasil Pengolahan Data, 2017

(34)

Tabel 4.35 menunjukkan semua butir pernyataan memiliki nilai Corrected Item

Total Correlation yang lebih besar dari nilai rtabel (0,2006) dengan demikian

semua butir pernyataan dinyatakan valid.

4.3.2 Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan dengan uji Cronbach’s Alpha. Apabila nilai

Cronbach’s Alpha lebih besar dari 0,6 maka dapat dikatakan reliabel atau dapat

dianalisis lebih lanjut. Berdasarkan uji reliabilitas terhadap kuesioner yang

dibagikan kepada responden, diperoleh hasil uji reliabilitas sebagai berikut:

1. Harga (X1)

Hasil uji reliabilitas untuk harga(X1) dalam penelitian ini dapat dilihat pada

tabel berikut ini:

Tabel 4.36

Uji Reliabilitas Harga(X1) Cronbach's

Alpha

N of Items

,737 4

Sumber: Hasil Pengolahan Data,2017

Berdasarkan tabel 4.36 dapat diketahui bahwa nilai ralpha sebesar 0,737. Sehingga

dapat disimpulkan bahwa nilai ralpha positif dan lebih besar dari rtabel (0,737 > 0,60)

maka item kuesioner dalam penelitian ini dinyatakan reliabel.

2. Kemasan (X2)

Hasil uji reliabilitas untuk kemasan (X2) dalam penelitian ini dapat dilihat

(35)

Tabel 4.37

Uji Reliabilitas Kemasan(X2)

Cronbach's Alpha

N of Items

,784 13

Sumber: Hasil Pengolahan Data,2017

Berdasarkan tabel 4.37 dapat diketahui bahwa nilai ralpha sebesar 0,784. Sehingga

dapat disimpulkan bahwa nilai ralpha positif dan lebih besar dari rtabel (0,784 > 0,60)

maka item kuesioner dalam penelitian ini dinyatakan reliabel.

3. Iklan (X3)

Hasil uji reliabilitas untuk iklan (X3) dalam penelitian ini dapat dilihat pada

tabel berikut ini:

Tabel 4.38

Uji Reliabilitas Iklan(X3)

Cronbach's Alpha

N of Items

,833 6

Sumber: Hasil Pengolahan Data,2017

Berdasarkan tabel 4.38 dapat diketahui bahwa nilai ralpha sebesar 0,833. Sehingga

dapat disimpulkan bahwa nilai ralpha positif dan lebih besar dari rtabel (0,833 > 0,60)

maka item kuesioner dalam penelitian ini dinyatakan reliabel.

4. Keputusan Pembelian (Y)

Hasil uji reliabilitas untuk keputusan pembelian (Y) dalam penelitian ini

(36)

Tabel 4.39

Uji Reliabilitas Keputusan Pembelian(Y)

Cronbach's Alpha

N of Items

,792 5

Sumber: Hasil Pengolahan Data,2017

Berdasarkan tabel 4.39 dapat diketahui bahwa nilai ralpha sebesar 0,792. Sehingga

dapat disimpulkan bahwa nilai ralpha positif dan lebih besar dari rtabel (0,792 > 0,60)

maka item kuesioner dalam penelitian ini dinyatakan reliabel.

4.4 Metode Analisis Data 4.4.1 Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik, terdiri dari uji normalitas, uji multikolinearitas, dan uji

heteroskedastisitas.

1. Uji normalitas

Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah data yang digunakan

normal atau tidak. Dalam penelitian ini uji normalitas yang digunakan adalah

kurva histogram dan normal p –p plot yang hasilnya dapat dilihat sebagai berikut.

(37)

Gambar 4.3 Histogram

Grafik kurva histogram pada gambar 4.3 memperlihatkan bentuk kurva simetris

atau tidak condong kekiri atau kekanan dan membentuk pola lonceng, ini

menunjukkan bahwa data yang digunakan berdistribusi normal.

Sementara hasil grafik normal p –p plot dapat dilihat pada gambar berikut :

Sumber: Hasil Penelitian, 2017 (Data Diolah)

Gambar 4.4

Normal P – Plot of Regression Standardized Residual

Pada Gambar 4.4 tersebut dapat dilihat bahwa data-data (titik-titik) menyebar

sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal, hal ini berarti data

berdistribusi normal.

2. Uji Multikolonieritas

Pengujian multikolinearitas menunjukkan apakah ada korelasi diantara

variabel independen. Pengujian adanya multikolinearitas dapat dilihat dari nilai

(38)

masing-masing variabel independen berada di bawah 10. Hasil uji

multikolinearitas dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 4.40 Uji Multikolinearitas

Model Collinearity Statistics

Tolerance VIF

1

(Constant)

Harga ,693 1,443

Kemasan ,501 1,995

Iklan ,503 1,989

Sumber: Hasil Penelitian, 2017 (Data Diolah)

Hasil uji multikoliniearitas pada tabel 4.40 menunjukkan bahwa pada

variabel independen harga, kemasan dan iklan nilai tolerance yang di dapat berada

di atas 0, dan nilai VIF berada di bawah 10, maka diperoleh kesimpulan bahwa

tidak terjadi multikolinearitas.

3. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas dimaksudkan untuk menguji apakah ada korelasi

antara variabel independen dengan nilai data. Deteksi ada tidaknya masalah

heteroskedastisitas adalah dengan media grafik, apabila grafik membentuk pola

khusus maka model terdapat heteroskedastisitas. Tetapi, jika tidak ada pola yang

jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka

(39)

Sumber: Hasil Penelitian, 2017 (Data Diolah)

Gambar 4.5 Uji Heterokedastisitas

Dari grafik scatterplot yang disajikan pada Gambar 4.5 dapat dilihat

titik-titik menyebar secara acak tidak membentuk sebuah pola tertentu yang jelas serta

tersebar baik diatas maupun dibawah angka Nol pada sumbu Y. Hal ini berarti

tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.

4.4.2Analisis Regresi Linear Berganda

Analisis regresi linear berganda digunakan untuk melihat pengaruh variabel harga,

kemasan dan iklan terhadap keputusan pembelian minuman Teh Botol Sosro.

Tabel 4.41

Hasil Regresi Linier Berganda

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) -,883 2,235 -,395 ,694

Harga ,162 ,128 ,107 1,263 ,010

Kemasan ,044 ,060 ,074 ,738 ,033

Iklan ,594 ,095 ,622 6,252 ,000

(40)

Dari hasil analisis regresi berganda pada tabel 4.41 dapat dibuat persamaan sebagai berikut:

Y = -,883+ 0,162 X1 + 0,044 X2 + 0,594 X3 + e

a. Konstanta (a) = -,883. Ini menunjukkan tingkat konstan, dimana jika variabel

harga (X1), kemasan (X2), dan iklan (X3) adalah 0, maka keputusan

pembelian (Y) terhadap minuman Teh Botol Sosro pada RM Bakso Urat

ADS tetap ada sebesar -,883 dengan asumsi variabel lain tetap.

b. Harga (X1) = 0,162, Ini menunjukkan bahwa harga (X1) berpengaruh secara

positif terhadap keputusan pembelian minuman Teh Botol Sosro atau dengan

kata lain apabila harga naik satu satuan maka keputusan pembelian akan

meningkat sebesar 0,162 dengan asumsi variabel lainnya tetap.

c. kemasan (X2) = 0,044 Ini menunjukkan bahwa kemasan (X2) berpengaruh

secara positif terhadap keputusan pembelian minuman Teh Botol Sosro atau

dengan kata lain apabila variabel kemasan naik satu satuan maka keputusan

pembelian akan meningkat sebesar 0,044 dengan asumsi variabel lainnya

tetap.

d. Iklan (X3) = 0,594 Ini menunjukkan bahwa iklan (X3) berpengaruh secara

positif terhadap keputusan pembelian minuman Teh Botol Sosro atau dengan

kata lain apabila variabel iklan naik satu satuan maka keputusan pembelian

akan meningkat sebesar 0,594 dengan asumsi variabel lainnya tetap.

Model regresi yang sudah memenuhi asumsi-asumsi klasik kemudian akan

(41)

1. Uji Serempak ( Uji F)

Uji F dilakukan untuk melihat apakah variabel bebas yang terdiri dari harga,

kemasan dan iklan yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh secara

bersama-sama terhadap variabel terikat yakni Keputusan Pembelian.

a. Model Hipotesis yang digunakan adalah :

H0 : b1,b2,b3 = 0,artinya variabel bebas yang terdiri dari : harga, kemasan, dan

iklan secara serentak tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan

pembelian.

Ha : b1,b2,b3 ≠ 0 , artinya variabel bebas yang terdiri dari : harga, kemasan, dan

iklan secara serentak berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan

pembelian.

b.Ftabel dapat dilihat pada α = 0,5. F tabel = 2,70

Mencari Fhitung dengan menggunakan Tabel Anova sebagai hasil pengolahan

data SPSS , dapat dilihat pada Tabel 4.42berikut :

Tabel 4.42

a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian b. Predictors: (Constant), Iklan, Harga, Kemasan

Sumber: Hasil Penelitian, 2017 (Data Diolah)

F

hitung

=

mean sguare regression mean squae residual

=

174,201

4,805

= 36,25

Hasil uji simultan dapat dilihat pada F hitung sebesar 36,25 dengan sig. 0,000,

(42)

terdiri dari variabel harga (X1), kemasan (X2), iklan (X3), secara serentak

berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel terikat yaitu keputusan

pembelian (Y) minuman Teh Botol Sosro RM Bakso Urat ADS Jl Setia Budi,

Medan.

2.Uji Secara Parsial (Uji t)

Uji parsial digunakan untuk menguji hipotesis adanya pengaruh yang signifikan

antara harga, kemasan dan iklan terhadap keputusan pembelian minuman Teh

Botol Sosro secara parsial pada tingkat signifikansi α = 0,05.

Ho diterima jika thitung < ttabel pada α =5%

Ho ditolak jika thitung >ttabel pada α =5%

Nilai ttabel dapat dilihat pada α =5% yang diperoleh dari n-k

n= jumlah sampel yaitu 96

k= jumlah variabel yang digunakan yaitu 4

maka nilai ttabel 5% (92) adalah 1,98

hasil pengujian hipotesis secara parsial dapat dilihat pada Tabel 4.13 berikut:

Tabel 4.43 Hasil Uji T

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

(43)

Hasil uji secara parsial adalah sebagai berikut :

a. Harga (X1), didapat t hitung = 1,263 < t tabel = 1,98 dengan sig. 0,010, karena

sig. > α = 0,05, maka Variabel harga (X1) berpengaruh secara positif dan

signifikan terhadap keputusan pembelian artinya jika harga ditingkatkan sebesar

satu satuan (unit) maka keputusan pembelian akan meningkat sebesar 0,162

satuan (unit).

b. Kemasan (X2), didapat t hitung = 0,738 < t tabel = 1,98 dengan sig. 0,033,

karena sig. > α = 0,05, maka Variabel kemasan (X2) berpengaruh secara positif

dan k signifikan terhadap keputusan pembelian artinya jika kemasan ditingkatkan

sebesar satu satuan (unit) maka keputusan pembelian akan meningkat sebesar

0,044 satuan (unit).

c. Iklan (X3), didapat t hitung = 6,252 > t tabel =1,98 dengan sig. 0,000, karena

sig. < α = 0,05, maka Variabel iklan (X3) berpengaruh secara positif dan

signifikan terhadap keputusan pembelian artinya jika kemasan ditingkatkan

sebesar satu satuan (unit) maka keputusan pembelian akan meningkat sebesar

0,594 satuan (unit).

3. Koefisien Determinasin (��)

Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui kemampuan harga, merek dan

kemasan dalam mempengaruhi keputusan pembelian.

Tabel 4.44

Pengujian Koefisien Determinasi ��

Model Summaryb

a. Predictors: (Constant), Iklan, Harga, Kemasan b. Dependent Variable: Keputusan Pembelian

(44)

Hasil koefesien determinasi dapat dilihat pada adjusted R Square = 0,527

yang artinya besarnya harga, kemasan dan iklan dalam mempengaruhi keputusan

pembelian adalah sebesar 52,7%. sementara sisanya sebesar 47,3% keputusan

pembelian dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak diangkat dalam penelitian ini.

Sementara dari hasil korelasi parsial memperlihatkan harga mampu

mempengaruhi keputusan pembelian sebesar 0,162, sedangkan kemasan mampu

mempengaruhi keputusan pembelian sebesar 0,044 dan iklan mampu

mempengaruhi keputusan pembelian sebesar 0,594. Hasil ini memperlihatkan jika

iklan mempunyai pengaruh paling besar terhadap keputusan pembelian.

4.5 Pembahasan

4.5.1. Metode Analisis Deskriptif a. Analisis Deskriptif Responden

hasil data responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat bahwa yang

paling banyak mengkonsumsi minuman Teh Botol Sosro di RM Bakso Urat ADS

Jl Setia Budi adalah konsumen perempuan. Selanjutnya dari data responden

berdasarkan usia dapat dilihat bahwa usia <17-21 paling banyak mengkonsumsi

minuman Teh Botol Sosro di RM Bakso Urat ADS Jl Setia Budi. hasil data

responden berdasarkan profesi dapat dillihat bahwa yang paling banyak

mengkonsumsi Teh Botol Sosro di RM Bakso Urat ADS Jl Setia Budi adalah

pelajar/mahasiswa.

b. Analisis Deskriptif Variabel

1. Pengaruh Harga Terhadap Keputusan Pembelian

Berdasarkan analisis deskriptif responden sangat setuju dengan pernyataan

(45)

kemasan lainnya. Responden sangat tidak setuju dengan pernyataan harga Teh

Botol Sosro sesuai dengan kemampuan dan daya beli konsumen.

2. Pengaruh Kemasan Terhadap Keputusan Pembelian

Berdasarkan analisis deskriptif responden sangat setuju dengan pernyataan

kemasan Teh Botol Sosro menjaga isinya agar tetap segar. Responden sangat

tidak setuju dengan pernyataan kombinasi warna grafisnya (warna - latar dan

warna tulisan) lebih unik dibanding dengan produk minuman lain.

3. Pengaruh Iklan Terhadap Keputusan Pembelian

Berdasarkan analisis deskriptif responden setuju dengan pernyataan saya

mengerti pesan yang disampaikan dalam iklan produk minuman Teh Botol Sosro.

Responden tidak setuju dengan pernyataan ingin membeli produk Teh Botol Sosro

setelah melihat iklan di TV/media lainnya.

4.5.2 Analisis Regresi Berganda dan Pengujian Hipotesis 1. Pengaruh Harga Terhadap Keputusan Pembelian

Perusahaan menetapkan strategi dalam menetapkan harga untuk

menciptakan keunggualan dalam menghadapi pesaing (Laksana, 2008:114).

Berdasarkan analisis regresi berganda koefisien harga = 0,162 ini menunjukkan

bahwa variabel harga (X1) berpengaruh secara positif terhadap keputusan

pembelian.

Berdasarkan uji F menunjukkan bahwa harga, kemasan, dan iklan secara

bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian

minuman Teh Botol Sosro pada Rumah Makan Bakso Urat ADS Jl. Setia Budi,

(46)

Berdasarkan uji t variabel harga berpengaruh secara positif dan

berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian minuman Teh Botol Sosro,

hal ini terlihat dari nilai signifikan (0,010) > 0,05 dan nilai thitung (1,263) < ttabel

(1,98). Hasil pengujian yang dilakukan menunjukkan bahwa harga berpengaruh

positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian.

Hal ini sama dengan hasil pengujian yang dilakukan oleh Gemilar (2008)

dalam skripsi Pengaruh harga, merek dan kemasan terhadap Keputusan Pembelian

produk Nyonya Meneer hasil penelitiannya menunjukkan bahwa harga

berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian.

R = 0,736 berarti hubungan antara harga, kemasan, dan iklan terhadap

keputusan pembelian sebesar 73,6% artinya hubungan cukup erat. Semakin besar

R berarti hubungan semakin erat.

2. Pengaruh Kemasan Terhadap Keputusan Pembelian

Kemasan yang didesain dengan buruk akan menyebabkan konsumen

pusing dan menyebabkan perusahaan kehilangan penjualan. Sebaliknya, kemasan

yang inovatif dapat memberi manfaat kepada perusahaan dan mendorong

penjualan (Laksana,2008:82).

Berdasarkan analisis regresi berganda koefisien kemasan = 0,44 ini

menunjukkan bahwa variabel kemasan (X2) berpengaruh secara positif terhadap

keputusan pembelian. Berdasarkan uji t variabel kemasan berpengaruh secara

positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian minuman Teh Botol Sosro

pada Rumah Makan Bakso Urat ADS Jl. Setia Budi, hal ini terlihat dari nilai

(47)

Hal ini sama dengan hasil pengujian yang dilakukan oleh Nento(2013)

dalam skripsi Pengaruh merek dan kemasan terhadap Keputusan Pembelian studi

kasus pada Toko Pia saronde. hasil penelitiannya menunjukkan bahwa kemasan

berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian. Dalam hal ini

variabel kemasan minuman Teh Botol Sosro menghantarkan informasi kepada

konsumen. Desain kemasan yang inovatif dapat menarik perhatian konsumen.

3. Pengaruh Iklan Terhadap Keputusan Pembelian

Menurut Lee dan Johnson (2007:10) periklanan memiliki

fungsimengkomunikasikan informasi produk, ciri-ciri, dan lokasi penjualannya,

membujuk para konsumen untuk membeli merek-merek tertentu atau mengubah

sikap mereka terhadap produk atau perusahaan tersebut, mengingatkan para

konsumen tentang sebuah produk sehingga mereka akan tetap membeli produk

yang diiklankan tanpa memperdulikan merek pesaingnya.

Berdasarkan analisis regresi berganda koefisien iklan = 0,594 ini

menunjukkan bahwa variabel iklan (X3) berpengaruh secara positif terhadap

keputusan pembelian. Berdasarkan uji t variabel iklan berpengaruh secara positif

dan berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian minuman Teh Botol

Sosro pada Rumah Makan Bakso Urat ADS Jl. Setia Budi, hal ini terlihat dari

nilai signifikan (0,000) < 0,05 dan nilai thitung (6,252) >ttabel (1,98).

Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Sumarno (2011) dengan judul

penelitian Pengaruh iklan dan citra merek Honda terhadap Keputusan Pembelian

Sepeda Motor Honda Scoopy (Studi pada pengguna sepeda motor Honda Scoopy

pada mahasiswa S1 UNAND). menunjukkan bahwa iklan berpengaruh positif dan

(48)

menjalankan fungsinya dalam menginformasikan produk, membujuk konsumen

(49)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tentang pengaruh

variabel harga, kemasan dan iklan terhadap keputusan pembelian minuman Teh

Botol Sosro (Studi kasus pada Rumah Makan Bakso Urat ADS Jl. Setia Budi,

Tanjung Rejo, Medan) maka dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut :

1. Harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian

minuman Teh Botol Sosro pada Rumah Makan Bakso Urat ADS Jl. Setia

Budi, Tanjung Rejo, Medan.

2. Harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian

minuman Teh Botol Sosro pada Rumah Makan Bakso Urat ADS Jl. Setia

Budi, Tanjung Rejo, Medan.

3. Kemasan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian

minuman Teh Botol Sosro pada Rumah Makan Bakso Urat ADS Jl. Setia

Budi, Tanjung Rejo, Medan.

4. Harga, kemasan, dan iklan secara bersama-sama berpengaruh positif dan

signifikan terhadap keputusan pembelian minuman Teh Botol Sosro pada

Rumah Makan Bakso Urat ADS Jl. Setia Budi, Tanjung Rejo, Medan. Iklan

mempunyai pengaruh terbesar bagi konsumen dalam melakukan keputusan

pembelian minuman Teh Botol Sosro pada Rumah Makan Bakso Urat ADS

(50)

5.2 Saran

Dalam penelitian ini, penulis memberikan saran kepada pihak – pihak yang

berkepentingan kepada penelitian ini antara lain :

1.

Sebaiknya Teh Botol Sosro mempertahankan kualitas produknya dan

diharapkan kepada perusahaan agar dapat menyesuaikan harga dengan daya

beli konsumen.

2.

Sebaiknya produsen Teh Botol Sosro mempertahankan desain kemasan yang

menjaga isinya agar tetap segar dan meningkatkan kombinasi warna grafisnya

agar lebih unik dibandingkan pesaing.

3. Produsen Teh Botol Sosro harus dapat mempertahankan penyampaian pesan

iklan yang mudah dimengerti dan meningkatkan persuasif iklan yang dapat

Gambar

Tabel 3.1 Variabel yang di Teliti
Gambar 4.1 Perubahan Bentuk Botol dan Logo Tehbotol Sosro
Tabel 4.1
Tabel 4.9 Kemasan Teh Botol Sosro Mudah Dibuka Tutupnya
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dilarang memperbanyak dokumen ini, tanpa ijin Pusat Pengendali Dokumen Direktorat Jenderal Bina Marga dan/atau rencana keselamatan dan kesehatan kerja (K3) sesuai dengan

Pada DFD ini terdapat 7 proses yaitu proses login yang dilakukan admin, proses mengolah data siswa yang dilakukan admin, proses mengolah data pengajar yang dilakukan admin,

Dengan adanya keterbatasan pada penelitian ini disarankan adanya penelitian lebih lanjut untuk mengetahui apakah pembelajaran konflik kognitif yang terintegrasi

JUDUL : INDONESIA SEHAT PERLU SISTEM KOMANDO MEDIA : HARIAN JOGJA. TANGGAL :

Dari penjelasan di atas, karena pemasok melihat perusahaan minuman berskala besar seperti coca-cola adalah jaringan distribusi penting mereka, mereka kemungkinan besar tidak akan

[r]

The coefficient value of EPC &lt; 1, shows a lack of protection to producers or cacao farmers, and means that the government, even though giving subsidy policy to input

Berdasarkan uraian di atas maka akan dilakukan penelitian lanjutan uji efek diuretik ekstrak etanol 70% herba selasih ( Ocimum basilicum L.) berdasarkan volume urin dan jumlah