• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PORTER COCA COLA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "ANALISIS PORTER COCA COLA"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PORTER’S FIVE FORCES

PT COCA-COLA COMPANY

Oleh :

Kelompok 4

Anneke Justitia Bioty 1410521003

Ranggi Putri Rendi 1410521005

Aisah Anugerah Qadri1410521011

Ananda Putri Wahyuni 1410521059

Indri Ani Wulandari 1410522073

Jurusan Manajemen

Fakultas Ekonomi

Universitas Andalas

(2)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Kondisi Umum Coca-Cola Company

Coca-Cola Company adalah produsen, distributor, dan pemasarkan konsentrat minuman nonalkohol terbesar di dunia (termasuk minuman ringan berkarbonasi) dan sirup. Ini awalnya didirikan di Amerika Serikat pada tahun 1886.

Coca-Cola memiliki brand recognition yang kuat di seluruh dunia. Perusahaan ini memiliki nilai merek terkemuka dan portofolio merek yang kuat. Interbrand, sebuah konsultan pencitraan merek, memberi peringkat Coca-Cola merek terkemuka teratas di peringkat merek global terbaik mereka pada tahun 2009 dan 2010. Pada tahun 2010, Coca-Cola dihargai sebesar US $ 70.452 juta di tahun 2006.

Selanjutnya, Coca-Cola memiliki portofolio merek produk yang besar. Coca-Cola memiliki atau memberi lisensi lebih dari 500 merek, dengan portofolio lebih dari 3.500 minuman. Produk meliputi diet dan minuman berkilau biasa, jus buah 100%, minuman buah, minuman olahraga dan energi, teh dan kopi, dan minuman berbasis susu dan kedelai. Perusahaan ini memiliki dan memasarkan empat dari lima merek minuman ringan teratas di dunia: Coca-Cola, Diet Coke, Sprite dan Fanta.

Coca-Cola Company (Coca-Cola), pembuat minuman ringan terkemuka di dunia, beroperasi di lebih dari 200 negara dan menjual 400 merek minuman nonalkohol. Coca-Cola juga merupakan merek yang paling berharga di dunia. Coca-Cola adalah perusahaan sukses yang diakui secara global. Coca-Cola didirikan pada bulan Mei 1886 dan berlanjut selama lebih dari satu abad melalui masa perang dan perdamaian, kemakmuran dan depresi dan ledakan ekonomi dan bust. Pada akhir 1990-an, Coca-Cola adalah salah satu perusahaan yang paling dihormati di dunia, yang kemudian dikenal sebagai tim manajemen yang sangat sukses. Sejak tahun 1998, perusahaan telah berjuang dengan kelemahan internal dan ancaman eksternal.

1.2 Alasan Dilakukan Analisis

Analisis ini dilakukan untuk mengetahui, kekuatan mana yang paling berpengaruh diantara Five Force’s Michael Porter pada perusahaan Coca-Cola.

(3)

Dilakukan analisis satu persatu terhadap five force’s yang ada pada perusahaan Coca-Cola. Setelah dianalisis satu persatu, nanti didapatkan kesimpulan force’s mana yang paling berpengaruh terhadap perusahaan Coca-Cola.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Konsep Porter’s Five Forces

Portes’s Five Forces Analysis adalah suatu alat untuk memahami dimana letak kekuatan perusahaan dalam menghadapi situasi persaingan di dunia bisnis. Dengan mengunakan Analisis Lima Kekuatan ini, kita dapat memahami kekuatan posisi persaingan saat ini dan kekuatan posisi persaingan pada bisnis yang sedang direncanakan. Konsep ini pertama kali dikemukakan oleh Michael Porter dari Universitas Harvard pada tahun 1979. Michael Porter juga dikenal sebagai Bapak Strategi Bisnis Modern. Analisis Lima Kekuatan Porter atau Porter’s Five Forces Analysis ini merupakan salah satu Analisis yang sering

(4)

digunakan dalam Manajemen Strategi sebuah perusahaan. Berikut ini adalah masing-masing forces dari Porter’s Five Forces, yaitu:

Pada Bagan tersebut kemudian ditunjukkan pendefinisian peran dalam Porter 5 Forces pada industri telekomunikasi di Indonesia, yaitu:

 Threath of Entry adalah ancaman produk minuman bersoda yang akan masuk ke dalam industri minuman.

 Bargaining Power of Buyers adalah pelanggan sebagai konsumen dari produk coca-cola, dapat merupakan pelanggan yang baru akan mengonsumsi produk coca-coca-cola, maupun pelanggan coca-cola yang ada

 Bargaining Power of Suppliers adalah vendor penyedia berbagai komoditas yang dibutuhkan oleh Coca-Cola.

 Threath of Substitute adalah ancaman dari adanya produk sejenis yaitu Pepsi. Produk ini memiliki kualifikasi yang hampir sama, yang berbeda besar terdapat pada proses aktivitasnya.

 Rivalry within Industry adalah persaingan antar yang ada dalam industri minuman. Bargaining

Power of Suppliers

Bargaining Power of

Buyers Rivalry

within Industry

Threath Of Substitute

(5)

2.2Analisis Porter 5 Forces

1. Ancaman Pendatang Baru

Pendatang baru pada suatu industri membawa kapasitas baru, keinginan untuk merebut bagian pasar, serta seringkali juga sumber daya yang besar. Akibatnya harga dapat menjadi turun dan biaya membengkak sehingga mengurangi kemampulabaan. Ancaman masuknya pendatang baru ke dalam industri tergantung pada rintangan masuk yang ada, digantung dengan reaksi dari para pesaing yang sudah ada yang dapat diperkirakan oleh si pendatang baru. Jika rintangan atau hambatan ini besar dan/atau pendatang baru memperkirakan akan ada perlawanan yang keras dari muka-muka lama, maka ancaman masuk pendatang baru akan rendah.

Ada 6 sumber rintangan masuk:

a. Skala Ekonomis

Untuk mencapai skala ekonomis perusahaan harus memproduksi produk dalam jumlah besar. Untuk pendatang baru tidak bisa memproduksi produk dalam jumlah besar karena belum tentu bisa memproduksi produk sebanyak pemain lama. Perusahaan seperti Coca-cola mampu memproduksi produk dalam jumlah besar dikarenakan permintaan dari konsumen mengenai produk Coca-Cola. Ditambah dengan brand dari Coca-cola yang telah memiliki positioning di benak pelanggan. rintangan masuk pesaing baru untuk masuk ke industri yang sama dengan perusahaan Coca-cola sangat tinggi.

b. Diferensiasi Produk

(6)

Coca-cola memiliki sejarah panjang tentang periklanan. Hal ini membuat mereka mendominasi dengan brand dan loyalitas konsumen yang kuat di seluruh dunia. Ini membuat hampir tidak mungkin bagi peserta baru untuk mencocokkan skala pangsa ini di pasar ini.

c. Kekuatan Modal

Untuk memasuki industri ini, dibutuhkan biaya tetap yang tinggi untuk kegiatan produksi, gudang, truk, tenaga kerja dan pemasaran. Pendatang baru mungkin perlu membangun pabrik pembotolan mereka, biaya iklan, biaya distribusi dll. Hal ini membutuhkan modal dalam jumlah besar. Oleh karena itu, sulit bagi pendatang baru untuk mengeluarkan biaya yang cukup besar.

d. Biaya Beralih Pemasok (Switching Cost)

Hambatan masuk tercipta dengan adanya biaya beralih pemasok, yaitu biaya satu kali (one time costs) yang harus dikeluarkan pembeli bilamana berpindah dari produk pemasok tertentu ke produk pemasok lainnya. Biaya peralihan ini dapat meliputi biaya melatih kembali karyawan, biaya peralatan pelengkap yang baru, biaya dan waktu untuk menguji atau menerima sumber baru, kebutuhan akan bantuan teknis sebagai akibat ketergantungan pada bantuan rekayasa penjual, desain ulang produk atau bahkan biaya psikis karena merusak hubungan.

Biaya switching cost untuk Coca-cola company ini sangat besar bisa dilihat dari segi pergantian peralatan pabrik baru yang membutuhkan biaya besar. Dan itu sangat sulit untuk dilakukan oleh pendatang baru.

e. Akses ke Saluran Distribusi

(7)

pesaing yang telah mengikat saluran ini jelas akan makin berat masuk ke dalam industri. Pesaing yang ada akan tetap berada pada saluran ini karena hubungan yang terjalin sudah lama, pelayanan bermutu tinggi atau bahkan hubungan ekslusif dimana saluran terikat pada produsen tertentu.

Secara umum, pengecer mendapatkan keuntungan yang besar dari penjualan produk Coca-cola. Sulit bagi pendatang baru untuk meyakinkan pengecer untuk mengganti Coca-Cola produk baru mereka yang notabene memiliki dengan harga lebih rendah. Bahkan pendatang baru pun bersedia membayar persentase marjin yang sama, harga produk mereka mungkin tidak sebanding dengan Coca-Cola.

Pendatang baru sulit untuk mendapatkan akses saluran distribusi dikarena produk baru biasanya dijual dengan harga murah dan itu akan memberikan keuntungan yang besar bagi pengecer dan sangat sulit bagi pendatang baru untuk mendapatkan jalur distribusi yang baik. Maka dari segi akses saluran distribusi, rintangan masuk pesaing baru untuk perusahaan Coca-cola sangat tinggi.

f. Kebijakan Pemerintah

Coca-cola memiliki hak paten terhadap mereknya. Hak paten tersebut melarang untuk meniru merek dari Coca-Cola. Dengan adanya hak paten tersebut membuat pendatang baru susah untuk bersaing dengan Coca-cola atau menyamakan produk pendatang baru dengan produk coca-cola. Jika ketahuan melakukan plagiat akan membuat pendatang baru tersebut harus mengeluarkan biaya yang besar atas plagiat yang dilakukannya.

Maka dari segi akses kebijakan pemerintah, rintangan masuk pesaing baru untuk masuk ke industri yang sama dengan perusahaan Coca-cola sangat tinggi.

Dapat disimpulkan, ancaman pendatang baru relatif rendah terhadap Coca-Cola.

2. Kekuatan Penawaran Pembeli

(8)

pasarnya dan pada kepentingan relatif pembeliannya dari industri yang bersangkutan dibandingkan dengan keseluruhan bisnis pembeli tersebut.

Indikator dalam kekuatan penawaran pembeli dijelaskan sebagai berikut:

a. Pembeli Terpusat

Apabila pembelian didominasi oleh kelompok pembeli tertentu maka akan memperkuat kekuatan tawar menawar dari pembeli. Dalam industri ini, produk-produk coca-cola didistribusikan melalui supermarket, swalayan, restoran, toko makanan hingga warung-warung kecil. Pembeli berasal dari semua kalangan mencakup segala usia dari anak kecil, remaja, dan orang dewasa dengan latar belakang pendidikan dan pekerjaan yang berbeda. Produk Coca Cola pun dapat dinikmati di lebih dari 200 negara.

Wilayah operasi dan penjualan produk Coca-cola company mencakup:

 Afrika

 Asia Tenggara, Asia Timur, dan Asia Pasifik

 Uni Eropa

 Amerika Latin

 Amerika Utara

 Asia Utara, Eurasia, dan Timur Tengah

Dari hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa pembelian tidak dilakukan oleh kelompok pembelian terpusat. Sehingga kekuatan tawar menawar pembeli rendah pada indikator ini.

b. Kapasitas Pembelian

Apabila produk dibeli merupakan pengeluaran yang besar dari pembeli maka pembeli akan cenderung selektif dalam membelanjakan dananya sehingga akan memperkuat kekuatan penawaran pembeli.

(9)

berkarbonasi itu sendiri. Dari 33 liter/kapita tersebut biaya yang dikeluarkan rata-rata + Rp 300.000/orang dalam setahun. Biaya yang dikeluarkan tersebut merupakan pengeluaran yang tidak terlalu besar dari pembeli, sehingga pembeli cenderung tidak selektif untuk memilih produk minuman yang mereka inginkan.

Dari hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa kekuatan tawar menawar pembeli rendah pada indikator ini.

c. Differensiasi Produk

Dengan tidak adanya diferensiasi produk, pembeli akan mudah menemukan produk minuman lain dalam industri, sehingga akan menguatkan posisi penawaran pembeli.

Saat ini, The Coca-Cola Company memiliki lebih dari 3.500 minuman, baik itu minuman soda diet dan minuman soda biasa, jus buah dan minuman buah, air, minuman energi, teh dan kopi, susu, dan lainnya. Semua tersebar di berbagai negara, termasuk Indonesia. Produk tersebut diantaranya:

1. Coca-cola (diet coke,coca-cola zero) 2. Sprite (sprite, sprite zero)

3. Fanta (strawberry, vitamin C, fruit punch, orange, blueberry) 4. Frestea (tea drink: jasmine, green tea, apel-markisa-lemon)

5. Minute Maid (Minute maid Pulpy: orange, o’manggo, tropical; Minute Maid Nutriboost)

6. Schweppes (carbonat water) 7. Ades (mineral water)

8. Aquarius (isotonik drink)

9. A&W (rootbeer drink), dan lain lain

(10)

Coca-Cola yakin bahwa produk-produk yang ditawarkan akan mampu memenuhi kebutuhan pasar di Indonesia.

Selain berinovasi pada produk-produk baru, Coca-Cola juga mencoba mengembangkan desain kemasan minuman, serta meningkatkan kualitasnya. Setelah meluncurkan Frestea dalam kemasan botol, pada akhir tahun 2002, Coca-Cola Indonesia meluncurkan Frestea dalam kemasan Tetra Wedge yang lebih mudah dan praktis untuk dibawa. Pada akhir 2003, Coca-Cola, Sprite, dan Fanta hadir dalam kemasan kaleng ramping baru yang unik. Pada tahun 2004 ini, Coca-Cola hadir dengan inovasi terbaru yaitu botol gelas berbobot lebih ringan 30 % dengan desain mungil, imut, tapi kuat. Inovasi kemasan produk akan terus dikembangkan sesuai dengan perkembangan teknologi terbaru.

Meskipun perusahaan lain juga menawarkan produk dengan jenis yang serupa dengan produk Coca Cola Company baik itu coke, minuman bersoda rasa buah, root beer, minuman isotonik, air mineral, minuman rasa buah, teh, dll. Namun Coca Cola Company tetap menguasai sebagian besar pasar di industri ini. Hal itu dikarenakan ia menyediakan lebih dari 3.500 minuman yang akan memenuhi semua segmen pasar dan memenuhi kebutuhan konsumen secara lebih spesifik. Pengembangan produk dan berbagai inovasi rasa maupun kemasan telah menjadi kekuatan tersendiri bagi Coca Cola Company. Selain itu, Coca Cola Company memiliki sejarah panjang tentang periklanan. Hal ini membuat mereka mendominasi dengan brand dan loyalitas konsumen yang kuat di seluruh dunia.

Dari hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa terdapat differensiasi produk pada Coca Cola Company. Sehingga, kekuatan tawar menawar pembeli rendah pada indikator ini.

d. Switching Cost

Dengan switching cost yang rendah, pembeli dapat berpindah produk dengan mudah, sehingga akan meningkatkan kekuatan penawaran pembeli. Dari industri ini dapat dilihat bahwa pembeli dapat dengan mudah beralih produk tanpa memerlukan switching cost yang berarti. Pembeli dapat dengan mudah beralih dari Sprite ke Frestea atau pun dari Coca Cola Zero ke Pepsi Cola.

Dari hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa kekuatan tawar menawar pembeli tinggi pada indikator ini.

(11)

Pembeli yang memiliki informasi lengkap tentang produk seperti rasa, kandungan minuman, harga, dan kualitas akan mudah untuk beralih ke produk lain yang lebih baik sehingga akan meningkatkan kekuatan penawaran pembeli. Banyak media yang dapat digunakan untuk menyampaikan informasi produk terhadap pelanggan seperti: media cetak dan elektronik, website perusahaan, gerai pelayanan pelanggan, call center, maupun terlibat dalam sebuah event.

Berdasarkan survei Nielsen Consumer Media View yang dilakukan di 11 kota di Indonesia pada tahun 2017, penetrasi televisi masih memimpin dengan 96% disusul dengan media luar ruang (53%), internet (44%), radio (37%), koran (7%), tabloid dan majalah (3%). Sebagaimana yang tercantum pada Grafik 2.2

Grafik 2.2

40.00%

22.08% 18.33%

15.42%2.92%1.25%

Penetrasi Media di Indonesia Tahun 2017

Televisi

Media Luar Ruang Internet

Radio Koran

Tabloid dan Ma-jalah

(12)

Strategi pemasaran Coca-Cola mempunyai ciri khas tersendiri, yang unik dan kreatif. Berbagai program promosi diadakan sesuai dengan event yang sedang berlangsung. Pada tahun 2004 ini, iklan Coca-Cola versi Kabayan dinobatkan sebagai iklan paling efektif dalam bulan Februari dan Maret versi survei TV Ad Monitor MRI.

Dengan informasi yang lengkap, pembeli berada dalam posisi yang baik untuk menjamin bahwa mereka mendapatkan produk dengan harga dan kualitas yang paling menguntungkan dibandingkan dengan yang lain. Dari hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa kekuatan tawar menawar pembeli tinggi pada indikator ini.

f. Sensitivitas Harga Pembeli

Sensitivitas harga pembeli dapat ditentukan dari jumlah pendapatannya dengan biaya yang dikeluarkannya. Jika biaya yang dikeluarkan pembeli cenderung memberatkan dibandingkan pendapatannya maka pembeli ini akan sensitif terhadap harga yang ditawarkan atau dengan kata lain, pendapatan yang rendah menimbulkan rangsangan yang besar untuk menekan biaya. Selain itu, sensitivitas harga terjadi apabila pembeli membeli produk yang tidak terdifferensiasi atau produk yang mutunya tidak terlalu penting bagi mereka. Pelanggan yang memiliki sensitivitas harga akan memilih suatu produk dari perusahaan yang menawarkan harga yang lebih kompetitif dibandingkan perusahaan lain. Pelanggan cenderung akan memilih perusahaan yang menawarkan produk dengan rasa dan kualitas yang cukup baik dengan harga terjangkau dan bahkan lebih rendah dari perusahaan lain. Misalnya Coca Cola 1,5 L ditawarkan seharga Rp. 11.000 sedangkan Big Cola 1,5 L hanya Rp. 10.000. Pembeli yang sensitif harga akan lebih memilih Big Cola yang memiliki rasa yang serupa dengan harga yang lebih rendah. Namun, jika biaya yang dikeluarkan pembeli cenderung rendah dibandingkan pendapatannya yang tinggi maka pembeli ini cenderung kurang sensitif terhadap harga yang ditawarkan oleh perusahaan karena hal tersebut tidak mengganggu kondisi keuangannya secara keseluruhan.

Berikut adalah grafik yang memuat jenis pekerjaan di Indonesia dilengkapi dengan jumlah pekerjanya. Tingkat pendapatan masyarakat indonesia dapat ditaksir dari jenis pekerjaannya.

Grafik

(13)

Dari grafik diatas didapatkan pekerjaa masyarakat Indonesia yang paling dominan adalah mengurus rumah tangga, buruh tani dan perikanan, tenaga penyedia jasa dan tenaga penjualan di pasar, dan pekerjaan dasar, dimana rata-rata pendapatannya tidak tinggi sehingga cenderung sensitif terhadap harga.

Dari hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa kekuatan tawar menawar pembeli tinggi pada indikator ini.

Tabel Hasil Analisis

Indikator Tiap Variabel Kekuatan Penawaran Pembeli

Variabel Indikator Kekuatan

Pembeli terpusat Pembelian dilakukan oleh kelompok pembeli terpusat

Rendah

Kapasitas pembelian

Pembelian produk merupakan pengeluaran yang besar dari pembeli

(14)

3. Ancaman Produk Pengganti

Semua perusahaan dalam industri bersaing, dalam arti yang luas, dengan industri-industri yang menghasilkan produk pengganti. Produk pengganti membatasi laba potensial dari industri dengan menetapkan harga pagu (ceiling price) yang dapat diberikan oleh perusahaan dalam industri, makin menarik alternatif harga yang ditawarkan oleh produk pengganti, makin ketat pembatasan laba industri. Adapun variabel dan indikator dari ancaman produk pengganti adalah sebagai berikut:

Variabel Indikator

Produk Pengganti Tersedianya produk pengganti

Harga Produk Harga produk barang pengganti lebih murah Produk Pengganti Mudah

Didapatkan

Produk pengganti mudah didapatkan dipasaran

Switching Cost Switching cost yang rendah

Loyalitas Pelanggan Pelanggan tidak loyal terhadap produk

Masing-masing variabel dan indikator dari ancaman barang pengganti dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Produk Pengganti

Produk pengganti untuk produk-produk yang dihasilkan oleh Coca-Cola Company adalah pepsi sebagai competitor utamanya. Selain itu produk-produk dari perusahaan lain seperti Nestle dan DR. Pepper juga sangat mempengaruhi keberadaan Coca-Cola Company. Sehingga dapat dinilai bahwa produk pengganti dari Coca-Cola Company sangat tinggi.

b. Produk pengganti mudah didapatkan

Apabila produk pengganti mudah didapatkan dalam suatu industry maka akan meningkatkan ancaman produk atau jasa pengganti terhadap industry. Walaupun dapat dikatakan bahwa produk-produk dari Coca-Cola Company dapat diganti dengan produk lain, namun inovasi produk tetap difokuskan pada produk-produk minuman berkarbonasi agar Coca-Cola tidak kehilangan identitasnya sebagai market leader produk minuman berkarbonasi.

c. Harga Produk

(15)

dikatakan bahwa harga dari coca-cola sangat terjangkau. Tidak beda jauh dengan produk-produk penggantinya. Sehingga ini apabila coca-cola tidak terus melakukan inovasi maka konsumen dapat beralih ke produk pesaing dengan mudah.

Dari uraian dapat disimpulkan bahwa harga produk pengganti tidak lebih murah.

d. Switching Cost

Apabila switching cost yang dibutuhkan konsumen coca-cola untuk berpindah layanan produk pesaing rendah maka akan meningkatkan ancaman produk atau jasa pengganti. Sehingga ini dapat menyebabkan konsumen dapat berpinah ke produk pesaing dengan lebih mudah. Harga / nilai yang dirasakan di industri ini sangat rendah karena semua produk relatif sama dan hanya dibedakan berdasarkan aktivitas promosi.

e. Loyalitas Pelanggan

Apabila pelanggan tidak loyal terhadap produk yang ada maka ancaman masuknya produk atau jasa pengganti semakin tinggi.

Dari uraian sebelumnya disimpulkan bahwa pelanggan memang tidak loyal dengan merek produk yang sudah ada tetapi untuk tetap mengonsumsi coca-coal sendiri tetap dalam jumlah yang besar.. Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pelanggan tetap loyal terhadap produk yang ada.

Hasil analisis ancaman produk pengganti

Dari hasil analisis mengenai ancaman produk pengganti terhadap lingkungan industri mendapatkan penilaian yang TINGGI

4. Kekuatan Penawaran Pemasok

Pemasok dapat menggunakan kekuatan tawar menawar terhadap para peserta industri mengancam akan menaikkan harga atau menurunkan mutu produk atau jasa yang akan dibeli. Kondisi-kondisi yang membuat pemasok kuat cenderung serupa dengan kondisi yang membuat pembeli kuat.

Kelompok pemasok dikatakan kuat jika terdapat hal-hal berikut: a. Dominasi Pemasok

(16)

pemasok. Namun, supplier dari PT Coca-cola Company ini mensuplai komoditas dasar seperti gula,kafein, perasa dan bahan lain yang dibutuhkan.

b. Produk Pengganti

Apabila tidak terdapat produk pengganti dari pemasok lain maka akan meningkatkan kekuatan penawaran pemasok terhadap industri. Perusahaan bisa mendapatkan produk ini dari pemasok lain, karena bahan yang digunakan oleh PT Coca-cola company merupakan bahan komoditas dasar.

c. Pasar Pemasok

Apabila industri bukan merupakan satu-satunya pasar bagi pemasok dan bukan pasar yang potensial maka akan meningkatkan kekuatan penawaran pemasok. Namun, pemasok melihat perusahaan minuman berskala besar seperti coca-cola adalah jaringan distribusi penting mereka, mereka kemungkinan besar tidak akan menggunakan banyak pengaruh atau menggunakan kekuatan tawar menawar dalam menetapkan harga bahan.

d. Produk Pemasok

Apabila dalam suatu industri produk pemasok sangat penting bagi industri tersebut maka akan meningkatkan kekuatan penawaran pemasok. Pemasok yang menyediakan barang-barang ini memiliki kontrol terbatas atas perubahan harga dan tidak dapat memberikan pengaruh signifikan terhadap struktur harga.

Dari penjelasan di atas, karena pemasok melihat perusahaan minuman berskala besar seperti coca-cola adalah jaringan distribusi penting mereka, mereka kemungkinan besar tidak akan menggunakan banyak pengaruh atau menggunakan kekuatan tawar menawar dalam menetapkan harga bahan. Selain itu, pemasok harus mematuhi prasyarat panduan, menunjukkan bahwa mereka memiliki daya tawar yang rendah dan perusahaan memiliki pengaruh lebih besar terhadap kontrak dan harga pemasok. Jadi, kekuatan tawar menawar pemasok pada PT Coca-cola Company rendah.

5. Persaingan Dalam Industri

(17)

diferensiasi antara kedua merek juga rendah dan oleh karena itu persaingan harga sangat ketat. Orang-orang sudah pernah mendengar tentang perang Cola. Jadi, tingkat persaingan persaingan antara perusahaan yang ada adalah kekuatan yang kuat.

 Saat ini, pesaing utamanya adalah Pepsi yang juga memiliki berbagai macam produk minuman dengan mereknya. Baik Coca-Cola dan Pepsi adalah minuman berkarbonasi yang dominan dan berkomitmen tinggi untuk mensponsori acara dan aktivitas di luar ruangan.

 Ada merek soda lain di pasaran yang menjadi populer, seperti Dr. Pepper, karena rasa unik mereka. Merek lain ini gagal mencapai kesuksesan yang telah dinikmati Pepsi atau Coke.

Ketika memikirkan tentang Coca-Cola dan pesaing, Pepsi mungkin adalah salah satu pesaing pertama yang tertanam dalam benak konsumen. Kedua perusahaan tersebut telah bersaing satu sama lain sejak akhir abad ke-19. Mereka memiliki bahan yang sangat mirip dalam produk dan beberapa penawaran yang sangat mirip: Coke dan Pepsi. Kedua perusahaan tersebut juga memnawarkan minuman non-soda serupa, seperti jus jeruk dan air kemasan. Pepsi juga memiliki Doritos, Quaker Oats dan Rice-A-Roni, yang mengubah cara persaingannya. Yang paling menonjol, jika tren melawan minuman soda dan botol, Pepsi mungkin bisa melakukan lindung nilai terhadap taruhannya dengan lini lainnya. Coca-Cola tidak memiliki kesempatan yang sama.

Tekanan kompetitif dari pesaing adalah tantangan terbesar yang dihadapi Coca-Cola. PepsiCo adalah pesaing utama Coca-Cola dan kedua merek ini telah berada dalam perebutan kekuasaan selama lebih dari satu abad.

Meskipun Coca-Cola memiliki empat dari lima merek minuman ringan (Coca-Cola, Diet Coke, Fanta, dan Sprite), PepsiCo mendominasi wilayah Amerika Utara dengan penjualan sebesar US $ 22 miliar, sementara Coca-Cola hanya memiliki sekitar US $ 7 miliar, namun Coca-Cola memiliki penjualan lebih tinggi di pasar global dibandingkan PepsiCo.

(18)

minuman ringan Pepsi di posisi ke-336. Dari sini, Pepsi memiliki basis pelanggan setia yang lebih solid yang bisa membuat dirinya lebih kompetitif dibanding Coca-Cola.

Kesimpulan

Tekanan persaingan dalam industry ini tinggi Karena hanya didominasi oleh dua perusahaan raksasa, yang dimana Coca Cola company dianggap sebagai pemimpin dalam industry minuman bersoda dan pesaing utamanya adalah Pepsi co.

BAB III

PENUTUP

(19)

Dari analisis five force’s yang telah dilakukan dapat dikatakan bahwa five forces yang paling berpengaruh adalah persaingan dalam industri

DAFTAR PUSTAKA

(20)

http://coca-colaamatil.co.id

https://www.hemat.id/katalog/big-cola./

https://www.kompasiana.com/zaenabnaimah/analisis-eksternal-industri-the-coca-cola-company_54f35b98745513942b6c7275

http://yuniastuti40e.blogstudent.mb.ipb.ac.id/files/2012/06/Analisis-External-Analisa-Industri-oleh-Kelompok-2-E40.pdf

http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/65005/Chapter%20I.pdf? sequence=6&isAllowed=y

http://www.romelteamedia.com/2014/08/survei-nielsen-televisi-media-terpopuler-indonesia.html

http://www.nielsen.com/id/en/press-room/2014/nielsen-konsumsi-media-lebih-tinggi-di-luar-jawa.html

https://www.bps.go.id/index.php/pencarian?

searching=keadaan+angkatan+kerja+di+indonesia&yt1=Cari

http://sinaudisik.blogspot.co.id/2013/12/the-coca-cola-company.html http://www.coca-cola.co.id/id/sejarah/

Gambar

Grafik 2.2Penetrasi Media di Indonesia Tahun 2017
Grafik Keadaan Angkatan Kerja Indonesia 2014

Referensi

Dokumen terkait

Coca-Cola Bottling Indonesia Medan, prornosi rnernpunyai hubungan yang besar terhadap peningkatan volorne penjualan pada PT.. Coca Cola Bottling

COLA DI KOTAMADYA PADANG OLEH PT COCA COLA!. AMATIL INOONESIA

STUD1 KEBIJAKSANAAN PENGENDALIAN PERSEDIAAN DAN DISTRIBUSI.. PRODIJK

Melalui riset dan pengembangan (Research & Development), Coca-Cola terus berinovasi untuk menciptakan produk, kemasan, strategi pemasaran, serta

Di dalam penelitian ini merek produk yang diangkat adalah produk minuman bersoda Coca-Cola seperti yang diketahui banyak orang merupakan merek minuman terpopuler

Perusahaan- perusahaan yang menjadi mitra bisnis Coca-Cola menggunakan sirup dan minuman dasar yang diproduksi oleh The Coca-Cola Company dan kemudian mengemasnya

Karakteristik perusahaan tidak berpengaruh positif terhadap kesetiaan merek pada produk minuman coca cola di kota padang, maka Perusahaan yang memproduksi coca cola

Metode yang digunakan dalam penelitian ini preparasi sampel dengan menggunakan dua sampel box in box coca cola dan coca cola kaleng dengan asam nitrat, blanko sampel untuk proses