• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Arsitektur Perilaku Dalam Perancangan Zona Gerbang Masuk Kampus UNIMED

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penerapan Arsitektur Perilaku Dalam Perancangan Zona Gerbang Masuk Kampus UNIMED"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

Lampiran 1

Kutipan

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN

NOMOR : KM 65 TAHUN 1993

T E N T A N G

FASILITAS PENDUKUNG KEGIATAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN

MENTERI PERHUBUNGAN,

Menimbang : a. bahwa dalam Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 1993 tentang Prasarana dan Lalu Lintas Jalan telah diatur ketentuan mengenai fasilitas pendukung kegiatan lalu lintas dan angkutan jalan; b. bahwa ketentuan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu

diatur lebih lanjut dengan Keputusan Menteri Perhubungan;

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 13 Tahun 1980 tentang Jalan (Lembaran Negara Tahun 1980 Nomor 83, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3186);

2. Undang-undang Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3480), jo. Undang-undang Nomor 22 Tahun 1992 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-undang Nomor 1 Tahun 1992 tentang Penangguhan Mulai Berlakunya Undang-undang Nomor 14 tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan sebagai Undang-undang (Lembaran Negara Tahun 1992 Nomor 99, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3494);

3. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 1985 tentang Jalan (Lembaran Negara Tahun 1985 Nomor 37, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3293);

4. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 1990 tentang Jalan Tol (Lembaran Negara Tahun 1990 Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3405);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahhun 1993 tentang Prasarana dan Lalu Lintas Jalan (Lembaran Negara Tahun 1993 Nomor 63, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3529);

6. Keputusan Presiden Nomor 44 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Organisasi Departemen;

7. Keputusan Presiden Nomor 15 Tahun 1984 tentang Susunan Organisasi Departemen, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Keputusan Presiden Nomor 58 Tahun 1993;

(2)

dengan Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KM 58 Tahun 1991;

M E M U T U S K A N :

Menetapkan : KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN TENTANG FASILITAS PENDUKUNG KEGIATAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN.

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan :

1. Halte adalah tempat pemberhentian kendaraan umum untuk menurunkan dan/atau menaikkan penumpang;

2. Kendaraan umum adalah setiap kendaraan bermotor yang disediakan untuk dipergunakan oleh umum dengan dipungut bayaran;

3. Parkir adalah keadaan tidak bergerak suatu kendaraan yang tidak bersifat sementara;

4. Fasilitas parkir pada badan jalan adalah fasilitas untuk parkir kendaraan dengan menggunakan sebagian badan jalan;

5. Pemakai jalan adalah pengemudi kendaraan dan/atau pejalan kaki;

6. Tempat istirahat adalah lokasi di luar daerah manfaat jalan yang disediakan untuk dipergunakan sebagai tempat istirahat dan parkir kendaraan;

7. Trotoar adalah bagian dari badan jalan yang khusus disediakan untuk pejalan kaki;

8. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Perhubungan Darat.

BAB II

PERSYARATAN TEKNIS Pasal 2

Fasilitas pendukung meliputi : a. fasilitas pejalan kaki;

b. fasilitas parkir pada badan jalan; c. fasilitas halte;

d. fasilitas tempat istirahat; e. fasilitas penerangan jalan.

Pasal 3

(1) Fasilitas pejalan kaki sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf a, terdiri dari : a. trotoar;

b. tempat penyeberangan yang dinyatakan dengan marka jalan dan/atau rambu lalu lintas;

c. jembatan penyeberangan; d. terowongan penyeberangan.

(3)

a. lebar sesuai dengan kondisi lokasi atau jumlah pejalan kaki yang melalui atau menggunakan trotoar tersebut, sebagaimana dalam lampiran keputusan ini;

b. memiliki ruang bebas diatasnya sekurang- kurangnya 2,50 meter dari permukaan trotoar.

(3) Tempat penyeberangan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf b, berupa zebra cross atau dinyatakan dengan marka berupa 2 garis utuh melintang jalur lalu lintas dan/atau berupa rambu perintah yang menyatakan tempat penyeberangan pejalan kaki.

(4) Jembatan penyeberangan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf c, memiliki lebar sekurang-kurangnya 2,00 meter dan tinggi jembatan penyeberangan bagian paling bawah sekurang-kurangnya 5,00 meter dari atas permukaan jalan.

(5) Terowongan penyeberangan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) huruf d, memiliki lebar sekurang-kurangnya 2,00 meter dan tinggi bagian atas terowongan sekurang-kurangnya 3,00 meter dari lantai terowongan serta dilengkapi dengan lampu penerangan.

Pasal 4

(1) Penggunaan badan jalan untuk fasilitas parkir kendaraan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf b, hanya dapat dilakukan pada jalan kolektor atau lokal dengan memperhatikan :

a. kondisi jalan dan lingkungannya; b. kondisi lalu lintas;

c. aspek keselamatan, ketertiban dan kelancaran lalu lintas.

(2) Parkir pada badan jalan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dapat dilakukan secara sejajar atau membentuk sudut menurut arah lalu lintas.

Pasal 5

(1) Fasilitas halte sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf c, harus memenuhi persyaratan :

a. dibangun sedekat mungkin dengan fasilitas penyeberangan pejalan kaki; b. memiliki lebar kurangnya 2,00 meter, panjang

sekurang-kurangnya 4,00 meter dan tinggi bagian atap yang paling bawah sekurang-kurangnya 2,50 meter dari lantai halte;

c. ditempatkan di atas trotoar atau bahu jalan dengan jarak bagian paling depan dari halte sekurang-kurangnya 1,00 meter dari tepi jalur lalu lintas. (2) Di tempat-tempat tertentu pada jalur angkut- an penumpang umum dalam kota, dilengkapi dengan fasilitas halte sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), atau rambu yang menyatakan tempat pemberhentian bus.

Pasal 6

(1) Fasilitas tempat istirahat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf d, harus memenuhi persyaratan:

a. terletak di luar daerah manfaat jalan;

b. jalan masuk dan keluar ke dan dari tempat istirahat dapat menjamin keselamatan dan kelancaran lalu lintas;

(4)

(2) Fasilitas tempat istirahat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), dinyatakan dengan rambu-rambu lalu lintas.

Pasal 7

Fasilitas penerangan jalan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 huruf e, harus memenuhi persyaratan :

a. ditempatkan ditepi sebelah kiri jalur lalu lintas menurut arah lalu lintas atau di pulau lalu lintas;

b. jarak tiang penerangan jalan sekurang- kurangnya 0,60 meter dari tepi jalur lalu lintas;

c. tinggi bagian yang paling bawah dari lampu penerangan jalan sekurang-kurangnya 5,00 meter dari permukaan jalan.

BAB III

PENYELENGGARAAN FASILITAS PENDUKUNG Pasal 8

Penetapan lokasi, pembangunan, pengelolaan dan pemeliharaan fasilitas pendukung dilakukan oleh:

a. Direktur Jenderal atau pejabat yang ditunjuk, untuk jalan nasional kecuali jalan nasional yang berada dalam ibu kota Kabupaten Daerah Tingkat II atau yang berada dalam Kotamadya Daerah Tingkat II;

b. Pemerintah Daerah Tingkat I, untuk jalan propinsi, kecuali jalan propinsi yang berada dalam ibu kota Kabupaten Daerah Tingkat II atau jalan propinsi yang berada dalam Kotamadya Daerah Tingkat II;

c. Pemerintah Daerah Tingkat II Kabupaten, untuk: 1) jalan kabupaten;

2) jalan propinsi yang berada dalam Ibu Kota Kabupaten Daerah Tingkat II, dengan persetujuan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I;

3) jalan nasional yang berada dalam Ibu Kota Kabupaten Daerah Tingkat II dengan persetujuan Direktur Jenderal.

d. Pemerintah Daerah Tingkat II Kotamadya untuk: 1) jalan kotamadya;

2) jalan propinsi yang berada dalam Kotamadya Daerah Tingkat II, dengan persetujuan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I;

3) jalan nasional yang berada dalam Kotamadya Daerah Tingkat II dengan persetujuan Direktur Jenderal.

Pasal 9

Penetapan lokasi, pembangunan, pengelolaan dan pemeliharaan fasilitas pendukung yang berada di jalan tol dilakukan oleh penyelenggara jalan tol, dengan memenuhi persyaratan teknis sebagaimana ditetapkan dalam Keputusan ini.

BAB IV

PEMBINAAN DAN PENGAWASAN TEKNIS Pasal 10

(5)

a. penentuan persyaratan teknis fasilitas pendukung;

b. penentuan petunjuk teknis, yang mencakup penetapan pedoman, prosedur dan/atau tata cara penyelenggaraan fasilitas pendukung;

c. pemberian bimbingan teknis dalam rangka peningkatan kemampuan dan ketrampilan teknis para penyelenggara fasilitas pendukung.

(3) Pengawasan teknis sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), meliputi :

a. kegiatan pemantauan dan penilaian atas penyelenggaraan fasilitas pendukung;

b. kegiatan pemberian saran teknis dalam penyelenggaraan fasilitas pendukung.

Pasal 11

Pembinaan dan pengawasan teknis sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (1), ayat (2) dan ayat (3), diatur lebih lanjut dengan Keputusan Direktur Jenderal.

BAB V

KETENTUAN LAIN LAIN Pasal 12

(1) Setiap orang dilarang melakukan suatu perbuatan yang dapat berakibat merusak atau membuat tidak berfungsinya fasilitas pendukung.

(2) Penyelenggara fasilitas pendukung wajib menjamin agar fasilitas pendukung berfungsi sebagaimana yang ditetapkan dalam Keputusan ini.

BAB VI

KETENTUAN PENUTUP Pasal 13

(6)
(7)

Lampiran 2

(8)
(9)
(10)
(11)
(12)

Lampiran 3

Kutipan

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM

NOMOR : 19/PRT/M/2011

TENTANG

PERSYARATAN TEKNIS JALAN DAN KRITERIA PERENCANAAN

(13)
(14)
(15)
(16)

Lampiran 4

(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)

Lampiran 5

KUTIPAN

(23)
(24)
(25)

No

:….

dengan pendapat bapak/ibu/saudara, dengan alternatif jawaban yang tersedia. Semua

keterangan dan jawaban yang diperoleh semata-mata hanya untuk kepentingan

penelitian dan dijamin kerahasiaannya. Oleh sebab itu jawaban Bapak/Ibu/sdr berikan

besar sekali artinya bagi kelancaran penelitian ini. Atas bantuan Bapak/Ibu/sdr,

peneliti mengucapkan terimakasih.

Kuesioner Tentang Kenyamanan Pada Zona Gerbang Masuk

Alternatif Jawaban

Sangat Nyaman

: SN

Nyaman

: N

Kurang Nyaman

: KN

Tidak Nyaman

: TN

Sangat Tidak Nyaman : STN

No

Pertanyaan

Jawaban

SN N KN TN STN

1

Apakah anda nyaman dengan kondisi akses masuk

pada gerbang saat ini?

2

Apakah bentuk gerbang saat ini memberikan rasa

nyaman ketika melihat?

3

Saat berjalan di area gerbang apakah anda merasa

(26)

No

Pertanyaan

Jawaban

SN N KN TN STN

4

Apakah sistem keamanan pada gerbang di zona

gerbang masuk saat ini membuat anda nyaman?

5

Apakah anda nyaman ketika melintasi jalur

kenderaan di zona gerbang masuk?

6

Apakah anda nyaman saat berjalan pada trotoar

pada zona gerbangmasuk?

7

Apakah dengan adanya beda ketinggian antara jalur

kenderaan dan trotoar membuat anda merasa

nyaman untuk menggunakannya?

8

Apakah anda nyaman dengan kondisi kebersihan

pada jalur pedestrian saat ini?

9

Apakah anda nyaman dengan pedagang kaki lima

yang berjualan di zona gerbangmasuk?

10 Apakah anda nyaman ketika mengakses pintu

khusus pejalan kaki pada gerbang masuk?

Alternatif Jawaban

Terlihat

: T

Tidak Terlihat : TT

No

Pertanyaan

Jawaban

T

TT

11

Apakah menurut anda bentuk gerbang yang ada saat ini terlihat

indah?

12

Apakah menurut anda desain gerbang saat ini terlihat

memberikan rasa aman?

13

Apakah menurut anda desain gerbang saat ini terlihat mampu

memberikan perlidungan terhadap cuaca?

14

Apakah saat ini gerbang terlihat memiliki unsur unik dan mudah

diingat dari obyek fisik disekitarnya?

15

Apakah bentuk gerbang saat ini terlihat memiliki nilai historis

dan estetis di dalamnya?

16

Apakah bentuk bangunan pendukung misal : pos satpam saat ini

terlihat memiliki unsur unik dan mudah diingat dari obyek fisik

(27)

No

Pertanyaan

T

TT

17

Apakah pos satpam saat ini terlihat memiliki nilai historis atau

estetis dalam desainnya?

18

Apakah anda melihat adanya penataan pada perencanaan bentuk

pola paving trotoar saat ini?

19

Apakah lampu jalan saat tidak digunakan terlihat berfungsi

sebagai bagian dalam rangka memperindah zona gerbangmasuk?

20

Apakah kondisi gerbang saat ini terlihat bersih?

Kuesioner Tentang Aksesibilitas Pada Zona Gerbang Masuk

Alternatif Jawaban

Mudah : M

Sulit : S

No

Pertanyaan

Jawaban

M

S

21

Apakah anda merasa mudah saat berjalan atau berkendara di zona

gerbang masuk?

22

Apakah saat ini gerbang mudah untuk diindentifikasi?

23

Apakah anda dapat dengan mudah mencari dan mengidentifikasi

pos satpam di area zona gerbang masuk?

24

Apakah anda merasa mudah saat melalui jalur kenderaan pada

zona gerbang masuk?

25

Apakah anda mudah untuk mencari tempat sampah pada zona

gerbang masuk?

26

Dengan kondisi lampu jalan saat ini, apakah anda mudah melalui

jalur kenderaan pada saat malam hari?

27

Apakah penyandang cacat dapat mudah untuk berjalan di trotoar

zona gerbang masuk?

28

Apakah jika shelter informasi diletakkan di samping trotoar

memudahkan anda untuk mengakses?

29

Apakah saat jam tertentu, misal saat jam pulang atau saat wisuda

anda mudah untuk melalui jalur kenderaan?

30

Apakah anda mudah untuk menemukan bangku pada jalur trotoar

(28)

Alternatif Jawaban

Perlu

: P

Cukup Perlu : CP

Tidak Perlu

: TP

No

Pertanyaan

Jawaban

P CP TP

31 Apakah perlu menggunakan bentuk yang khas dengan

pendidikan untuk desain gerbang kampus sebagai landmark ?

32 Apakah desain gerbang harus mempunyai bentuk yang jelas

dalam luasan atau bentang yang relatif besar?

33 Apakah perlu penataan lampu yang menarik pada gerbang agar

terlihat indah saat malam hari?

34

Apakah pada zona gerbang masukperlu dibuat shelter atau

bangunan informasi kampus yang berisi peta kampus serta

pengumuman terbaru dari kegiatan yang ada di kampus?

35

Apakah perlu dipisahkan jalur sepeda motor dan mobil pada

zona pintu masuk?

36

Apakah perlu dibuat jalur khusus sepeda pada zona pintu

masuk kampus?

37

Apakah trotoar perlu dilengkapi dengan kanopi untuk

pelindungan terhadap cuaca?

38 Apakah pada trotoar perlu diberi tanaman peneduh?

39

Apakah perlu diletakkan bangku pada trotoar zona gerbang

masuk?

40

Apakah perlu diletakkan tempat sampah pada trotoar zona

gerbang masuk?

41

Apakah perlu membuat desain yang mempunyai unsur unik

dan mudah diingat pada aksesoris jalan seperti tempat sampah,

bangku, kanopi, lampu jalan, halte dan lain sebagainya?

42 Apakah perlu meletakkan polisi tidur pada jalur kenderaan

untuk mengurangi kecepatan kenderaan?

43 Apakah perlu disediakan kios bagi pedagang untuk menata area

depan zona gerbang masuk?

44 Apakah perlu disediakan halte untuk angkutan umum agar

mengurai kemacetan di area depan gerbang masuk?

45

Apakah perlu untuk membuat desain pola penataan paving

(29)

No

Pertanyaan

P CP TP

46

Apakah perlu ditambah penerangan khusus untuk pejalan kaki

pada jalur trotoar?

47 Apakah menurut anda perlu untuk memasukkan budaya lokal

dalam tema rancangan zona gerbang masuk?

48 Apakah rancangan gerbang nantinya perlu meletakkan simbol

Unimed di dalamnya?

49.

Menurut anda berapa seharusnya lebar jalur kenderaan zona gerbang masuk?

A. < 6,5 m

B. 6,5 m

C. 7,5 m

D. 9 m

E. 11 m

50.

Menurut anda berapa seharusnya lebar jalur trotoar zona gerbang masuk yang

membuat nyaman anda jika berjalan diatasnya?

(30)

Lampiran 7

KUTIPAN

PEDOMAN TEKNIS PEREKAYASANAAN TEMPAT PERHENTIAN

KENDARAAN PENUMPANG UMUM

DEPARTEMEN PERHUBUNGAN

DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT

NOMOR : 271/HK.105/DRJD/96

Halte adalah tempat perhentian kendaraan penumpang umum untuk menurunkan

dan/atau menaikkan penumpang yang dilengkapi dengan bangunan

Teluk bus (bus bay) adalah bagian perkerasan jalan tertentu yang diperlebar dan

diperuntukkan sebagai TPKPU.

Persyaratan umum tempat perhentian kendaraan penumpang umum adalah :

1.

berada di sepanjang rute angkutan umum/bus;

2.

terletak pada jalur pejalan (kaki) dan dekat dengan fasilitas pejalan (kaki);

3.

diarahkan dekat dengan pusat kegiatan atau permukiman;

4.

dilengkapi dengan rambu petunjuk;

5.

tidak mengganggu kelancaran arus lalu-lintas.

Fasilitas utama Halte

1)

identitas halte berupa nama dan/ atau nomor

2)

rambu petunjuk

3)

papan informasi trayek

4)

lampu penerangan

5)

tempat duduk

Fasilitas tambahan

a.

telepon umum

(31)

d.

papan iklan/pengumuman

Halte dirancang dapat menampung penumpang angkutan umum 20 orang per

Referensi

Dokumen terkait

Kemiringan lereng di sepanjang Jalan Kapten Muslihat hingga Terminal Laladon cukup bervariasi, yaitu sebagai berikut (Anonim (2003) dalam Dinas Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

Mikrokontroller Arduino menerima pembacaan umpan balik dari sensor rotary encoder, kemudian motor servo akan bergerak hingga sesuai dengan referensi yang

Untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional, yang sejalan dengan visi dan misi STMIK CIKARANG maka perlu memilih seorang mahasiswa yang berprestasi yang akan

Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut, maka rumusan masalah dalam penelitian ini dijabarkan sebagai berikut:.. Bagaimana kondisi pembelajaran sejarah di Prodi

Masih tingginya alokasi belanja pemerintah pusat yang hampir mencapai 70% dari total anggaran negara dalam 3 tahun ini, menunjukkan masih rendahnya komitmen pemerintah pusat

Jika PTK mutasi ke Madrasah/Sekolah tujuan antar naungan kementerian dan diluar wilayah satu Kota/Kabupaten, maka akan mendapatkan Surat Pengantar Pengajuan Mutasi

Dengan UML kita dapat membuat model untuk smua jenis aplikasi piranti lunak, dimana aplikasi tersebut dapat berjalan pada piranti keras, sistem operasi dan jaringan

Kurangnya literasi keuangan dalam pengembangan pada UMKM diKota Medan dan strategi pengembangan UMKM dengan implementasi fintech dengan matrik tumbuh dengan integrasi