ANALISIS ASPEK HUKUM PERBEDAAN BESAR NPOPTKP
UNTUK WARIS DAN HIBAH WASIAT DENGAN BUKAN
WARIS DAN HIBAH WASIAT DALAM BPHTB
TESIS
Oleh
TRI APRIANO ALAMSYAH
127011088/M.Kn
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
ANALISIS ASPEK HUKUM PERBEDAAN BESAR NPOPTKP
UNTUK WARIS DAN HIBAH WASIAT DENGAN BUKAN
WARIS DAN HIBAH WASIAT DALAM BPHTB
TESIS
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Magister Kenotariatan Pada Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara
Oleh
TRI APRIANO ALAMSYAH
127011088/M.Kn
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
Judul Tesis : ANALISIS ASPEK HUKUM PERBEDAAN BESAR NPOPTKP UNTUK WARIS DAN HIBAH WASIAT DENGAN BUKAN WARIS DAN HIBAH WASIAT DALAM BPHTB
Nama Mahasiswa : TRI APRIANO ALAMSYAH Nomor Pokok : 127011088
Program Studi : KENOTARIATAN
Menyetujui Komisi Pembimbing
(Prof. Dr. Budiman Ginting, SH, MHum)
Pembimbing Pembimbing
(Dr. Bastari, MM) (Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN)
Ketua Program Studi, Dekan,
(Prof.Dr.Muhammad Yamin,SH,MS,CN) (Prof.Dr.Budiman Ginting,SH,MHum)
Telah diuji pada
Tanggal : 16 Januari 2017
PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua : Prof. Dr. Budiman Ginting, SH, MHum Anggota : 1. Dr. Bastari, MM
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : TRI APRIANO ALAMSYAH
Nim : 127011088
Program Studi : Magister Kenotariatan FH USU
Judul Tesis : ANALISIS ASPEK HUKUM PERBEDAAN BESAR
NPOPTKP UNTUK WARIS DAN HIBAH WASIAT DENGAN BUKAN WARIS DAN HIBAH WASIAT DALAM BPHTB
Dengan ini menyatakan bahwa Tesis yang saya buat adalah asli karya saya sendiri
bukan Plagiat, apabila dikemudian hari diketahui Tesis saya tersebut Plagiat karena
kesalahan saya sendiri, maka saya bersedia diberi sanksi apapun oleh Program Studi
Magister Kenotariatan FH USU dan saya tidak akan menuntut pihak manapun atas
perbuatan saya tersebut.
Demikianlah surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan dalam keadaan
sehat.
Medan,
Yang membuat Pernyataan
i ABSTRAK
Perbedaan besarnya Nilai Perolehan Objek Pajak Tidak Kena Pajak (NPOPTKP) untuk besaran Nilai Perolehan Objek Pajak (NPOP) yang sama akan mempengaruhi besarnya Nilai Perolehan Objek Pajak Kena Pajak (NPOPKP) yang selanjutnya akan mengakibatkan perbedaan besarnya beban Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) yang akan ditanggung oleh wajib pajak. Hal ini tentu saja akan berdampak pada prinsip keadilan yang harus dipegang teguh dalam pemungutan pajak. Oleh karena itu dilakukan pengkajian tentang perbedaan besarnya NPOPTKP dalam menghitung BPHTB terutang untuk waris dan hibah wasiat dengan bukan waris dan hibah wasiat, pemenuhan asas keadilan dalam menetapkan besarnya NPOPTKP untuk waris dan hibah wasiat serta bukan waris dan hibah wasiat, pemenuhan asas kepastian hukum tentang pengurangan BPHTB terutang terhadap penerima waris dan hibah wasiat.
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian hukum yuridis normatif. Teknik pengumpulan data yang dipergunakan adalah studi kepustakaan (library research) dan wawancara. Analisis data yang dilakukan dengan metode analisis kualitatif. Kemudian dalam analisa ini ditarik kesimpulan dengan menggunakan logika deduktif.
Dari hasil penelitian ini dapat diketahui perbedaan besarnya NPOPTKP dalam menghitung BPHTB terutang untuk waris dan hibah wasiat dengan bukan waris dan hibah wasiat adalah ditetapkan paling rendah Rp. 60.000.000 (enam puluh juta rupiah) untuk setiap wajib pajak dan dalam perolehan hak karena waris atau hibah wasiat yang diterima orang pribadi yang masih dalam hubungan keluarga sedarah dalam garis keturunan lurus satu derajat ke atas atau satu derajat ke bawah dengan pemberi hibah wasiat, termasuk suami/istri, ditetapkan paling rendah Rp. 300.000.000 (tiga ratus juta rupiah), seperti yang sudah tertulis di dalam ketentuan Pasal 87 ayat (4) dan (5) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Penetapan besarnya NPOPTKP untuk waris dan hibah wasiat paling rendah sebesar Rp. 300.000.000 (tiga ratus juta rupiah) dan untuk bukan waris dan hibah wasiat paling rendah sebesar Rp. 60.000.000 (enam puluh juta rupiah) telah memenuhi prinsip keadilan vertikal dan horizontal, karena berdasarkan landasan sosiologis, ability to pay the tax
penerima waris dan hibah wasiat pada umumnya lebih rendah. Asas kepastian hukum ketentuan tentang pengurangan dan besarnya pengurangan BPHTB terutang terhadap penerima waris dan hibah wasiat tidak terpenuhi, karena tidak dimuat secara tegas di dalam Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah, Perda tentang BPHTB pada masing-masing Daerah/Kabupaten/Kota, dan peraturan perundang-undangan di bawahnya. hendaknya Pasal 87 Ayat (6) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah diubah menjadi ditetapkan dengan Peraturan Kepala Daerah. Hendaknya Perda tentang BPHTB pada masing-masing Kabupaten/Kota menetapkan perbedaan besar NPOPTKP untuk waris dan hibah wasiat dengan bukan waris dan hibah wasiat sesuai dengan kondisi masing-masing daerah. Perda tentang BPHTB di masing-masing daerah Kabupaten/Kota hendaknya mencantumkan ketentuan tentang pengurangan dan besarnya pengurangan BPHTB terutang untuk waris dan hibah wasiat.
ii ABSTRACT
The difference in NPOPTKP (Non-Tax Object Value Acquisition Cost) for the same amount of NPOP (Tax Object Acquisition Value) will influence NPOPKP (Tax Object Acquisition Value) which will eventually cause the difference in the amount of BPHTB (Duty on Land and Building Right Acquisition) paid by taxpayers. This will bring out the principle of justice which has to be hold by tax collection. The research problems are as follows: how about the difference in the amount of NPOPTKP in calculating payable BPHTB for inheritance and bequest from non-inheritance and non-bequest, how about the fulfilling of the principle of justice in determining the amount of NPOPTKP for inheritance and bequest with inheritance and non-bequest, and how about the fulfillment of legal certainty in the reduction of payable BPHTB on inheritor and bequest.
The research used juridical normative method. The data were gathered by conducting library research and interviews and analyzed qualitatively. The conclusion was drawn deductively.
The result of the research shows that the lowest amount of NPOPTKP in calculating payable BPHTB for inheritance and bequest from non-inheritance and non-bequest was Rp. 60,000,000 (sixty million rupiahs) for each taxpayer and in the right acquisition, but because the person who receives the inheritance or bequest has blood relationship in direct line of descent one degree upward or one degree downward with the testator, including husband or wife, the lowest amount is Rp. 300,000,000 (three hundred million rupiahs) as it is stipulated in Article 87, paragraphs 4 and 5 of Law No. 28/2009 on Regional Tax and Distribution. The lowest amount of NPOPTKP for inheritance and bequest is Rp. 300,000,000 (three hundred million rupiahs) and for non-inheritance and non-bequest is Rp. 60,000,000 (sixty million rupiahs), and it has fulfilled the principle of justice vertically and horizontally because sociologically, ability to pay the tax of the receivers of inheritance and bequest are generally is low. The principle of legal certainty in the reduction of payable BPHTB for the receiver of inheritance and bequest is not fulfilled since it not specified in Law No. 28/2009 on Regional Tax and Retribution, in Perda (Regional Regulation) on BPHTB in each District/Towns, and in legal provisions under it. It is expected that Article 28, paragraph 6 of Law No. 28/2009 on Regional Tax and Retribution is amended to the Directive of the District Head. It is recommended that Perda in each District/Town determine the difference in the amount of NPOPTKP for inheritance and bequest from inheritance and non-bequest according to the condition of each region. It is also recommended that Perda on BPHTB in each District/Town specify the provision on the reduction of payable BPHTB for inheritance and bequest.
iii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini sebagai salah satu
persyaratan untuk memperoleh gelar Magister Kenotariatan di Universitas Sumatera
Utara Medan. Dalam memenuhi tugas inilah penulis menyusun dan memilih judul :
“ANALISIS ASPEK HUKUM PERBEDAAN BESAR NPOPTKP UNTUK WARIS DAN HIBAH WASIAT DENGAN BUKAN WARIS DAN HIBAH WASIAT DALAM BPHTB”. Penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan di dalam penulisan tesis ini, untuk itu dengan hati terbuka menerima
saran dan kritik dari semua pihak, agar dapat menjadi pedoman di masa yang akan
datang.
Dalam penulisan dan penyusunan tesis ini, penulis mendapat bimbingan dan
pengarahan serta saran-saran dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan
ini penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang tidak ternilai harganya
secara khusus kepada BapakProf. Dr. Budiman Ginting, SH, MHum selaku ketua komisi pembimbing dan Bapak Dr. Bastari, MM serta Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Yamin, SH, MS, CN, masing-masing selaku anggota komisi pembimbing yang banyak memberikan masukan dan bimbingan kepada penulis
iv
Selanjutnya ucapan terima kasih yang tak terhingga penulis sampaikan kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Runtung, SH, MHum, selaku Rektor Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Prof. Dr. Budiman Ginting, SH, MHum,selaku dekan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Yamin, SH, MS, CNselaku Ketua Program Studi Magister Kenotariatan Universitas Sumatera Utara.
4. Ibu Dr. T. Keizerina Devi A, SH, CN, MHum,selaku Sekretaris Program Studi Magister Kenotariatan Universitas Sumatera Utara.
5. Bapak-bapak dan Ibu-ibu Guru Besar dan Staf Pengajar dan juga karyawan Biro
Administrasi pada Program Studi Magister Kenotariatan Universitas Sumatera
Utara.
Secara khusus penulis menghaturkan terima kasih yang tak terhingga kepada
ayahanda Syamsir Alamsyah dan Ibunda Sriwaty, SH, MHum, yang telah melahirkan, membesarkan, mendidik ananda dengan penuh kasih sayang dan segala
doa serta semangat yang telah diberikan kepada penulis selama ini. Tak lupa penulis
ucapkan kepada abang dan kakak penulis, Deddy Octavian Alamsyah dan Rika Mayasari Alamsyah, yang memberikan dorongan kepada penulis untuk menyelesaikan tesis ini.
Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada kekasih penulis Annisa
v
seperjuangan, khususnya rekan-rekan Magister Kenotariatan Universitas Sumatera
Utara, Paulus herdianto Manurung, Dian Lubis, Andre Nasution, Barory Mirza,
Muhammad Fauzi, Muhammad Fadhil Al Jamil, Hotrial Daulay, dan kawan-kawan
satu angkatan lain yang namanya tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang terus
memberikan motivasi, semangat dan kerjasama dan diskusi, membantu dan
memberikan pemikiran kritik dan saran dari awal masuk Magister Kenotariatan
Universitas Sumatera Utara sampai saat penulis selesai menyusun tesis ini.
Penulis berharap semoga bantuan dan kebaikan yang telah diberikan kepada
penulis, mendapat balasan yang setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa, agar selalu
dilimpahkan kebaikan, kesehatan, kesejahteraan dan rezeki yang melimpah.
Akhirnya, semoga tesis ini dapat berguna bagi diri penulis dan juga bagi semua pihak
khususnya yang berkaitan dengan bidang Kenotariatan.
Medan, Januari 2017
Penulis,
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. IDENTITAS PRIBADI
1. Nama : Tri Apriano Alamsyah
2. Tempat dan Tanggal Lahir : Medan, 13 April 1985
3. Jenis Kelamin : Laki-laki
4. Status : Belum Menikah
5. Agama : Islam
6. Alamat : Jl. Sei Rokan No.82, Medan
II. KELUARGA
1. Nama Ayah : Syamsir Alamsyah
2. Nama Ibu : Sriwaty, SH, Mhum
3. Nama Saudara/I : 1. Deddy Octavian Alamsyah, SH
2. Drg. Rika Mayasari Alamsyah, MKes
III. PENDIDIKAN
1. SD : SD Kemala Bhayangkari Medan
Tahun 1990-1996
2. SMP : SLTP Swasta Harapan 2 Medan
Tahun 1996-1999
3. SMA : SMU Swasta Harapan Medan
Tahun 1999-2002
4. Perguruan Tinggi (S1) : Universitas Sumatera Utara
Fakultas Hukum Tahun 2002-2008
5. Perguruan Tinggi (S2) : Universitas Sumatera Utara
vii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... vi
DAFTAR ISI ... vii
DAFTAR ISTILAH ... x
DAFTAR SINGKATAN... xii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Perumusan Masalah ... 10
C. Tujuan Penelitian ... 11
D. Manfaat Penelitian ... 11
E. Keaslian Penelitian ... 12
F. Kerangka Teori dan Konsep ... 14
1. Kerangka Teori ... 14
2. Kerangka Konsep ... 19
G. Metode Penelitian ... 23
1. Jenis dan Sifat Penelitian ... 23
2. Data Penelitian ... 24
3. Teknik Pengumpulan Penelitian ... 26
4. Analisis Hasil Penelitian ... 26
BAB II PERBE DA AN BE SAR NY A N POPT KP D ALAM MENGHITU N G BP HTB TER UTAN G UNTU K WAR I S DA N HIB A H WA SI AT DE N GAN BUKA N WAR I S DA N HIB A H WA SIAT ... 28
viii
1. Dasar Hukum Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan
Bangunan (BPHTB) ... 29
2. Subjek Pajak dan Objek Pajak Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) ... 31
3. Penghitungan BPHTB... 33
B. Waris dan Hibah Wasiat Tanah dan Bangunan... 36
1. Hukum Waris di Indonesia ... 36
a. Hukum Waris BW (Burgelitjk Wetboek) ... 37
b. Hukum Kewarisan Adat ... 38
c. Hukum Kewarisan Islam ... 41
2. Hibah Wasiat ... 42
C. Perbedaan Besar NPOPTKP Waris dan Hibah Wasiat Dengan Bukan Waris dan Hibah Wasiat ... 45
D. Perbandingan Perbedaan Besar dan Penetapan NPOPTKP Untuk Waris dan Hibah Wasiat Dengan Bukan Waris dan Hibah Wasiat Antara Kota Jakarta dan Kota Medan. ... 50
BAB III PEMENUHAN ASAS KEADILAN DALAM MENETAPKAN BESARNYA NPOPTKP WARIS DAN HIBAH WASIAT DAN BUKAN WARIS DAN HIBAH WASIAT... 54
A. Keadilan Menurut Hukum . ... 54
1. Teori Keadilan Aristoteles ... 56
2. Keadilan Sosial Menurut John Rawls ... 58
B. Keadilan Dalam Perpajakan ... 60
1. Teori dan Asas Pemungutan Pajak... 61
2. Pentingnya Keadilan Dalam Pemungutan Pajak... 68
3. Keadilan Vertikal, Keadilan Horizontal dan Keadilan Geografis ... 72
C. Asas-Asas Dan Landasan Dalam Peraturan Perundang-undangan ... 83
ix
2. Asas-asas Menurut Undang-Undang Nomor 12 Tahun
2011... 85
D. Keadilan Dalam Menetapkan Besarnya NPOPTKP ... 91
BAB IV PEMENUHAN ASAS KEPASTIAN HUKUM TENTANG KETENTUAN BESARNYA BPHTB TERUTANG TERHADAP PENERIMA WARIS DAN HIBAH WASIAT... 96
A. Asas Kepastian Dalam Hukum ... 96
B. Asas Kepastian Hukum Dalam Pemungutan Pajak ... 99
C. Kepastian Besarnya BPHTB Terutang Terhadap Penerima Waris dan Hibah Wasiat Sebelum Dan Setelah Berlakunya UU PDRD ... 102
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 112
A. Kesimpulan ... 112
B. Saran ... 113
x
DAFTAR ISTILAH
Grant : Sumbangan tidak mengikat dari negara lain
Budgetair : Untuk mengisi kas negara
Regulerend : Untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang
telah ditetapkan oleh pemerintah
Legaat : Hibah wasiat
Thea : Sesuatu yang disebut dengan realitas
Problem : Permasalahan
Gesetzliches Recht : Hukum positif
Lex Dura, Set Tamen Scripta : Undang-undang itu kejam, tetapi
demikianlah bunyinya
Statute Approach : Pendekatan perundang-undangan
Historical Appoach : Pendekatan historis
Schenking : Hibah
Pluralism : Beraneka ragam
Burgelitjk Wetboek : Hukum waris BW
Indische Staatsregeling : Hukum waris bagi orang-orang Eropa
Faraid : Ilmu pembagian pusaka
Testament : Surat wasiat
Income : Pemasukan
Iustitia : Keadilan
Reciprocal Benefits : Keuntungan yang bersifat timbal balik
Justification : Penentuan keadilan
Equality : Kesamaan
Equity : Kepatutan
Certainty : Kepastian hukum
Convenience Of Payment : Pajak harus dipungut pada saat yang tepat
xi
Beginsel Van Duetlijke Doelstelling : Asas tujuan yang jelas
Beginsel Van Het Juiste Organ : Asas organ/lembaga yang tepat
Het Noodzakelijkheids Beginsel : Asas perlu pengaturan
Het Beginsel Van Uitvoorbaarheid : Asas dapat dilaksanakan
Het Beginsel Van Consensus : Asas consensus
Het Beginsel Van Duitdelijke Terminologie En Duitdelijke
Systematiek : Asas terminologi dan sistematika yang benar
Het Beginsel Van De Kenbaarheid : Asas dapat dikenali
Het Rechsgelijkheids Beginsel : Asas perlakuan yang sama dalam hukum
Bede : Permintaan raja
Rechfilosofich : Filsafah raja
Ability To Pay The Tax : Kemampuan dalam membayar pajak
Taxtation Without Representation
Is Robbery : Pajak tanpa dasar pengaturannya dalam
undang-undang adalah perampokan No Taxtation Without
Representation : Tiada pajak tanpa undang-undang
Beleidsregel : Peraturan Kebijaksanaan
xii
DAFTAR SINGKATAN
UU KUP : Undang-undang tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan
BPHTB : Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan
UU PDRD : Undang-undang tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah
PBB : Pajak Bumi dan Bangunan
APBN : Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
SDM : Sumber Daya Manusia
NPOPKP : Nilai Perolehan Objek Pajak Kena Pajak
NPOP : Nilai Perolehan Objek Pajak
NPOPTKP : Nilai Perolehan Objek Pajak Tidak Kena Pajak
NJOP : Nilai Jual Objek Pajak
UUPA : Undang-undang Pokok Agraria
KMK : Keputusan Menteri Keuangan
PERMEN : Peraturan Menteri Negara
PP : Peratutan Pemerintah
PERGUB : Peraturan Gubernur
PERWAL : Peraturan Walikota
PERDA : Peraturan Daerah
PMK : Peraturan Menteri Keuangan
SPPT : Surat Pemberitahuan Pajak Terhutang
SKPD : Satuan Kerja Perangkat Daerah
SKPDKBT : Surat Ketetapan Pajak Daerah Kurang Bayar Tambahan