• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penggunaan Repositori Institusi Universitas Negeri Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Penggunaan Repositori Institusi Universitas Negeri Medan"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1Perpustakaan Perguruan Tinggi

Secara umum perpustakaan perguruan tinggi adalah unit kerja internal yang dinaungi dalam suatu lembaga sivitas akademik yang membantu untuk me-lakukan Tri Darma Perguruan tinggi. Dengan kata lain perpustakaan merupakan salah satu bagian vital dalam setiap program pendidikan, mengajar dan penelitian untuk tecapainya tujuan perguruan tinggi. Perpustakaan yang dinaungi oleh se-buah universitas dibangun untuk memenuhi kebutuhan informasi.

2.1.1 Pengertian Perpustakaan Perguruan Tinggi

Perpustakaan perguruan tinggi adalah “Perpustakaan yang tergabung da-lam lingkungan lembaga pendidikan tinggi, baik yang berupa perpustakaan un-iversitas, perpustakaan fakultas, perpustakaan akademik, perpustakaan sekolah tinggi Syahrial-Pamuntjak ( 2000,4).

Jonner-Hasugian (2009,81) perpustakaan perguruan tinggi boleh berupa sebuah perpustakaan atau sistem perpustakaan.Sistem perpustakaan maksudnya adalh kemungkinan adanya berbagai perpustakaan baik perpustakaan pada tingkat universitas, fakultas perguruan tinggi.Artinya pada sebuah perguruan tinggi di-mungkinkan terdapat berbagai perpustakaan yang dimaksudkan untuk mendukung perguruan tinggi itu sendiri. Singkatnya perpustakaan perguruan tinggi adalah perpustakaan yang berada dibawah pengawasan dan dikelola oleh suatu perguruan tinggi dengan tujuan utama membantu mencapai tujuannya.

2.1.2 Tujuan Perpustakaan Perguruan Tinggi

(2)

tinggi yang bersangkutan Sebagai unsur penunjang perguruan tinggi dalam men-capai visi dan misinya, perpustakaan perguruan tinggi memiliki tujuan, menurut Sulistyo-Basuki (1993, 52) tujuan perpustakaan perguruan tinggi adalah:

1. Memenuhi keperluan informasi masyarakat perguruan tinggi , lazimnya staf pengajar dan mahasiswa. Sering pula mencakup tenaga kerja administrasi perguruan tinggi.

2. Menyediakan bahan pustaka (referensi) pada semua tingkatan akademis, artinya mulai dari mahasiswa tahun pertama hingga ke mahasiswa pasca sarjana dan pengajar.

3. Menyediakan ruangan belajar bagi pemakai perpustakaan.

4. Menyediakan jasa peminjaman yang tepat guna bagi berbagai jenis pema-kai.

5. Menyediakan jasa informasi aktif yang tidak saja terbatas pada lingkungan perguruan tinggi juga lembaga indusri lokal.

2.1.3 Fungsi Perpustakaan Perpustakaan Tinggi

Supaya tujuannya dapat terlaksana, perpustakaan perguruan tinggi harus menjalankan fungsinya dengan baik. Adapun fungsi perpustakaan perguruan ting-gi menurut Direktorat Jenderal Pendidikan Tingting-gi (2004, 3) adalah sebagai beri-kut:

Fungsi Edukasi Perpustakaan merupakan sumber belajar para sivitas aka-demika, oleh karena itu koleksi yang disediakan adalah koleksi yang mendukung pencapaian tujuan pembelajaran, pengorganisasian bahan pembelajaran setiap program studi, koleksi tentang strategi belajar mengajar dan materi pendukung pelaksanaan evaluasi pembelajaran.

1. Fungsi Informasi Perpustakaan merupakan sumber informasi yang mudah diakses oleh pencari dan pengguna informasi.

(3)

3. Fungsi Rekreasi, Perpustakaan harus menyediakan koleksi rekreatif yang bermakna untuk membangun dan mengembangkan kreativitas, minat dan daya inovasi pengguna perpustakaan.

4. Fungsi Publikasi Perpustakaan selayaknya juga membantu melakukan pub-likasi karya yang dihasilkan oleh warga perguruan tingginya yakni sivitas akademika dan staf non-akademik.

5. Fungsi Deposit Perpustakaan menjadi pusat deposit untuk seluruh karya dan pengetahuan yang dihasilkan oleh warga perguruan tingginya.

6. Fungsi Interpretasi Perpustakaan sudah seharusnya melakukan kajian dan memberikan nilai tambah terhadap sumber-sumber informasi yang dimili-kinya untuk membantu pengguna dalam melakukan dharmanya.

Dari penjelasan di atas penulis menyimpulkan bahwa fungsi perpustakaan Pergutuan tinggi negeri adalah mendukung kegiatan sivitas akademik untuk me-laksanakan tujuannya perpustakaan perguruan tinggi, juga manjalankan fungsinya yaitu fungsi edukasi, fungsi informasi, fungsi riset, fungsi rekreasi, fungsi publi-kasi, fungsi deposit, dan fungsi interpretasi.

2.2 Perpustakaan Digital

Pertumbuhan bahan-bahan elektronik yang begitu pesat, dan kemampuan pengelolaan serta pengorganisasiannya telah melahirkan nama perpustakaan digi-tal. Tantangan baru teknologi informasi bagi penyedia informasi adalah bagaima-na menyalurkan informasi dengan cepat, tepat dan global. Tak bisa dipungkiri bahwa perpustakaan sebagai salah satu penyedia informasi yang keberadaannya sangat penting di dunia informasi.Perpustakaan dapat dikatakan gudang informasi karena menyimpan informasi. Pada jaman sekarang itu yang harus dipikirkan adalah bagaimana cara mengemas koleksi di perpustakaan tercetak menjadi elek-tronik.

Digital Library atau perpustakaan digital adalah suatu perpustakaan yang

(4)

Sebuah perpustakaan digital adalah suatu sistem yang menyediakan suatu komunitas pengguna dengan akses terpadu yang menjangkau keluasan informasi dan ilmu pengetahuan yang telah tersimpan dan terorganisasi dengan baik.Menyediakan sumber daya mencakup staf ahli untuk memilih; struktur; pe-nawaran akses intelektual untuk menginterpretasikan, mendistribusikan, dan me-melihara integritas serta koleksi dari waktu ke waktu sedemikian rupa sehingga tersedia dan siap untuk digunakan oleh masyarakat.

Penulis berpendapat bahwa perpustakaan digital adalah sistem yang berba-sis web yang terdiri dari bahan-bahan elektronik. Perpustakaan digital yang dapat memungkinkan pengguna tidak harus berkunjung ke perpustakaan.Namun sudah dapat melakukan transaksi koleksi tanpa bertatap muka dengan menggunakan ja-ringan global. Association of Research Libraries (ARL), 1995, mendefinisikan perpustakaan digital sebagai berikut:

1. Perpustakaan digital bukanlah kesatuan tunggal.

2. Perpustakaan digital memerlukan teknologi untuk dapat menghubungkan ke berbagai sumberdaya.

3. Hubungan antara berbagai perpustakaan digital dan layanan informasi bagi pemakai bersifat transparan

4. Akses universal terhadap perpustakaan digital dan layanan informasi meru-pakan suatu tujuan.

5. Koleksi-koleksi perpustakaan digital tidak terbatas pada wakil dokumen; koleksi meluas sampai artefak digital yang tidak dapat diwakili atau didi-stribusikan dalam format tercetak.

Berdasarkan definisi-definisi di atas bahwa perpustakaan digital pada da-sarnya memiliki tiga karakteristik utama sebagaimana diulas Tedd dan Large (2005), yaitu :

1. Menggunakan teknologi yang mengintegrasikan kemampuan menciptakan, mencari, dan menggunakan informasi dalam berbagai bentuk dalam sebuah jaringan yang tersebar luas.

(5)

3. Merupakan kegiatan mengoleksi dan mengatur sumber daya digital yang dikembangkan bersama - sama komunitas pemakai jasa untuk memenuhi kebutuhan informasi mereka.

2.2.1 Manfaat Perpustakaan Digital

Seperti sudah disebutkan di atas bahwa pengguna perpustakaan lebih se-nang menggunakan format secara elektronik daripada secara tradisional.Dalam era globalisasi ini teknologi semakin berkembang, dimana inovasi dikembangkan un-tuk mempermudah kerja manusia.Sebenarnya manfaat perpustakaan digital tidak hanya dirasakan oleh pengguna perpustakaan tetapi juga dapat dirasakan oleh pus-takawan atau staf perpustakaan. Adapun manfaat yang dapat diperoleh dengan adanya perpustakaan digital sebagaimana di Suwarno (2010: 9) adalah sebagai berikut :

Bagi Pengguna Perpustakaan :  Mengatasi keterbatasan waktu  Mengatasi keterbatasan tempat

 Memperoleh informasi yang paling baru dengan cepat  Mempermudah akses informasi dari berbagai sumber

 Mempermudah untuk memindah dan merubah bentuk untuk kepentingan presentasi dsb.

Bagi Pustakawan

 Memperingan pekerjaan  Meningkatkan layanan

 Tidak memerlukan gedung dan ruang yang besar.

2.2.2 Tujuan Perpustakaan Digital

Tujuan perpustakaan digital menurut Association of Research Libraries (ARL), 1995, adalah sebagai berikut:

(6)

format digital. Untuk mengembangkan pengiriman informasi yang hemat dan efisien di semua sektor.

2. Untuk mendorong upaya kerjasama yang sangat mempengaruhi investasi pada sumber-sumber penelitian dan jaringan komunikasi.

3. Untuk memperkuat komunikasi dan kerjasama dalam penelitian, perda-gangan, pemerintah, dan lingkungan pendidikan.

4. Untuk mengadakan peran kepemimpinan internasional pada generasi beri-kutnya dan penyebaran pengetahuan ke dalam wilayah strategis yang pen-ting.

5. Untuk memperbesar kesempatan belajar sepanjang hayat.

Pengembangan perpustakaan digital dilakukan supaya mempercepat proses pelayanan dan efesien. Jika dilihat dari perkembangannya mulai dari pengatalogan manual menggunakan kartu yang harus memerlukan waktu yang lama untuk tem temu balik, jika dibandingkan dengan masa sekarang yang menggunakan sis-tem entri data yang dapat diliha dari OPAC.Hal ini terlihat jelas bahwa perpusta-kaan digital sangat mempengaruhi keefektifan pengguna dalam penelusuran dan pemakaian perpustakaan.

Sebuah perpustakaan perguruan tinggi yang ingin melanjutkan pengemban-gannya ke perpustakaan digital harus melihat ketersedian sumberdaya dan ke-mampuan untuk meningkatkan layanan di perpustakaan. Untuk pencapaian men-jadi perpustakaan digital Suwarno (2010:32) mengatakan harus memiliki tiga un-sur dasar berupa:

(7)

Pe-nemuan informasi (sistem temu balik), daftar dan akses ke semua koleksi digital perpustakaan yang bersangkutan (local content, jurnal online dan da-tabase), administrasi perpustakaan (jam buka.peta perpustakaan, lokasi,

pe-minjaman, keanggotaan, dan sebagainya), dan bantuan secara online ( refe-rensi, helpsdesk, literasi informasi).

2. Sistem automasi Perpustakaan yang berfungsi mempercepat peminjaman dan mengefisiensikan proses pelayanan si perpustakaan termasukremote online.

3. Mesin pencari yang mendukung sedikitnya dua fitur untuk pencarian infor-masi.

2.3 Repositori

Repositori adalah suatu wadah atau tempat penyimpanan dari berbagai ar-sip software yang hendak diinstall dalam perangkat yang tersedia. Pengoperasian-nya saat user hendak menginstall suatu aplikasi, dengan otomatis Ubuntu akan mencari software tersebut dalam repository, jika telah ditemukan maka Ubuntu akan menginstallnya dan untuk menginstall software tersebut diperlukan koneksi internet.Repositori umumnya mengacu ke lokasi untuk penyimpanan, sering untuk keselamatan atau pelestarian. Dalam Jonner (2011: 6) Repositori juga bisa meru-juk ke:

• Repositori (kontrol versi), sebuah konsep dari kontrol revisi terdistribusi yang mengacu pada struktur data.

Repository clone , konsep dari kontrol revisi didistribusikan.

• Repositori (penerbitan), fasilitas nyata atau virtual untuk penyimpanan pub-likasi akademis seperti artikel jurnal akademis.

• Repositori Buka Layanan Antarmuka Definition, OKI spesifikasi yang mendefinisikan menyimpan dan mengambil konten digital.

• Repositori koran harian melayani Canton lebih besar, Ohio daerah.

• Komponen repositori manajemen, bidang manajemen konfigurasi. Dalam geologi repositori untuk limbah radioaktif.

• Informasi repositori, dikembangkan untuk mengurangi masalah yang timbul dari data proliferasi

• Repositori institusional , universitas membuat koleksi digital penelitian il-miah suatu lembaga.

(8)

• Nasional Tambang Peta Repository , pemerintah Amerika Serikat yang di-kelola fasilitas asumsi tanggung jawab menyimpan informasi yang diambil dari peta pertambangan, termasuk gambar dari peta aktual.

• Software repositori , lokasi penyimpanan dari paket perangkat lunak yang mungkin diambil dan diinstal pada komputer

• Digital repositori, juga dikenal sebagai virtual atau perpustakaan digital

Pada Perpustakaan repositori akan tetapi dalam ruang lingkup yang lebih luas. Dari definisi Reizt terlihat bahwa dokumen yang dikelola dalam repositori lebih khusus dari pada yang dikelola diperpustakaan. Penyelenggara repositori lebih mengkhususkan diri untuk mengelola dokumenyang belum diterbitkan oleh perusahaan penerbitan atau penerbitan komersial. Dokumen yangdikelola oleh penyelenggara repositori sering juga dinamai dengan sebutan literatur kelabu (grayliterature) yang dapat berupa dokumen yang khas, buku-buku yang jarang didapatkan di pasarbuku, dan juga dokumen yang dihasilkan oleh instansi atau lembaga pemerintah dan sebagainya,sehingga ada yang menyebutnya local con-tents.

Pendapat lain menyatakan bahwa perguruan tinggi yang berbasis resposi-tori adalah satu set layanan yang menawarkan berbagai bahan digital yang diha-silkan oleh lembaga tersebutataupun yang dihadiha-silkan lembaga lain yang dikelo-lanya kepada masyarakat penggunanya (Pfister, 2008). Berdasarkan pendapat ini, bahwa tempat penyimpanan bukan lagi dalam bentukbangunan atau ruangan me-lainkan dalam sebuah server komputer, karena bahan yang disimpan, diorganisa-sikan dan dilayankan adalah bahan-bahan digitial. Repositori dalam hal ini adalah bahagian dari perpustakaan digital.

(9)

2.3.1 Repositori Institusi Perguruan Tinggi

Menurut Lynch (2003) dalam Hasugian (2012: 5) Repositori pada pergu-ruan tinggi adalah serangkaian pelayanan yang diberikan oleh pergupergu-ruan tinggi kepada anggota komunitasnya untuk mengelola dan menyebarluaskan bahan-bahan digital yang dihasilkan oleh institusi tersebut. Bahan bahan-bahan digital yang di-maksud adalah seluruh karya ilmiah dan/atau output intelektual yang dihasilkan oleh suatu perguruan tinggi. Ada juga yang mendefinisikan repositori internal adalah tempat menyimpan seluruh karya yang dihasilkan oleh sivitas akademika suatu perguruan tinggi dan/atau karya lain mengenai perguruan tinggi yang ber-sangkutan. Akses terhadap karya tersebut sangat tergantung kepada kebijakan masing-masing perguruan tinggi.

Penulis menyimpulkan bahwa bahan digital yang menjadi dokumen yang menjadi koleksi utama dalam repositori perguruan tinggi. Oleh karena itu reposi-tori adalah bagian utamayang mendukung sebuah perpustakaan dapat menjadi perpustakaan digital Repositori adalah unsur-unsur konstituen dari perpustakaan digital, atau yang melengkapi perpustakaan digital dengan menyeleksi koleksi-koleksi tertentu apakah berdasarkan lingkup institusi ataupun menurut disiplin ilmu tertentu (disipliner) untuk disediakan sebagaimana halnya sebuah perpusta-kaan.

Keberhasilan dari sebuah perpustakaan yang sudah dikatakan digital ada-lah jika dilihat dari ruang lingkup dari sebuah respositori atau perpustakaan digi-tal, apakah pengelolaan dan pelayanannya berdasar kepada bahan yang dihasilkan oleh satu institusi atau hanya mengumpulkan bahan bahan yang berhubungan dengan suatu disiplin ilmu yang spesifik. Beberapa pengertian RI perguruan tinggi adalah sebagai berikut :

(10)

pengelolaan dan diseminasi materi-materi dalam format softcopy yang dimiliki oleh perguruan tinggi tersebut. Perguruan tinggi harus berkomitmen untuk mela-kukan pengalih mediaan agar materi-materi tersebut dapat diakses dan di distribu-sikan.

Menurut Ware, disebutkan bahwa repositori insitusi perguruan tinggi seba-gai repositori yang berisi material perguruan tinggi tertentu, bersifat kumulatif dan perpetual, terbuka, dan dapat diakses multi-platform karena bersifat standar,

se-perti diakses dengan software OAIPMH (Open Archive Initiatives-Protocol for MetadataHarvesting), dan dapat digunakan untuk menyimpan, mengelola dan

mendesiminasikan semua materi tersebut. Jonner (2011: 4) Konten dari sebuah RI perguruan tinggi dapat berisi :

1. Semua produk karya ilmiah (scholarly),

2. Semua karya yang diproduksi dan disponsori oleh institusi perguruan ting-gi (termasuk mahasiswa dan pihak lain yang berkepentingan),

3. Non-ephemeral,

4. Licensable in perpetuity. Dilihat dari definisi Crow, maka sebuah RI per-guruan tinggi tidak hanya digunakan mengelola data karya ilmiah (skripsi, tesis, dan disertasi) saja, melainkan bisa berisi semua karya orisinil dari perguruan tinggi tertentu seperti misalnya dokumen-dokumen publik (bu-ku panduan, bu(bu-ku peraturan dan lain-lain), lagu-lagu ciptaan sendiri, film-film buatan sendiri, dan lain sebagainya.

2.4 Metadata

(11)

di basis data dan bersifat standar. Terdapat 3 jenis metadata dalam Pendit (2007: 29), yaitu:

1. Metadata Deskriptif, yaitu metadata yang menjelaskan suatu record data dengan tujuan untuk identifikasi atau pencarian data. Beberapa elemen yang bisa masuk dalam metadata ini adalah title (judul), author (penulis), ab-stract (abstraksi), dankeywords (kata kunci).

2. Metadata Struktural, yaitu metadata yang menjelaskan bagaimana suatu ob-yek dapat membentuk obob-yek lain, seperti misalnya halaman pada buku membentuk suatu bab buku.

3. Metadata Administratif, yaitu metadata yang memberikan informasi tamba-han terhadap suatu data dengan tujuan untuk pengelolaan record data, seper-ti misalnya tanggal diciptakan, seper-tipe file, dan siapa yang boleh mengakses. Jadi tipe metadata ini tidak langsung berkaitan dengan informasi datanya, melainkan ke pengelolaan. Ada dua tipe yaitu rights management metadata dan preservation metadata.

Metadata dibuat agar mempermudah pengguna dalam melakukan penca-rian data yang relevan, membantu pengguna dalam mengorganisasikan informasi (data), memungkinkan pertukaran data/informasi secara standar, mudah, dan cepat (otomatis), sebagai identifikasi digital (miripdengan digital signature), dan mem-bantu dalam archiving dan preservation.

Dalam pembuatan metadata diperlukan skema metadata yang berfungsi untuk mendeskripsikan suatu elemen dalam suatu metadata tertentu, seperti mi-salnya elemen title digunakan untuk apadan bagaimana sintaks penulisannya. Jadi skema metadata juga berfungsi sebagai validator suatu metada. Kebanyakan me-tadata yang terdapat sekarang ini berupa bahasa XML. Terdapat berbagai skema metadata seperti misalnya Dublin Core metadata, The Text EncodingInitiative (TEI), Metadata Encoding and TransmissionStandard (METS), dan Metadata Objects DescriptionSchema (MODS). Penelitian ini akan menggunakan skema

(12)

2.4.1 Metadata Dublin Core

Dublin Core merupakan salah satuskema metadata yang sangat terkenal

dan dipakai sangat luas di berbagai bidang ilmu termasuk direpositori institusi. Metadata ini muncul sejak tahun1995 dengan dukungan dari OCLC dan NCSA (National Information Standards Organization). Metadata ini bertujuan untuk mendeskripsikankumpulan elemen yang dibuat suatu pembuat informasidi Inter-net (berbasis web). Dalam Uraian Rusina (2000:7) Awalnya metadata ini dibuat dalam 13 elemen, namun dalamperkembangannya elemennya bertambah menjadi 15 elemen, yaitu Title (judul), Creator (pembuat/penulis), Subject (kata kun-ci/topik), Description (deskripsiseperti abstrak, daftar isi), Publisher (penerbit /penanggungjawab), Contributor (penulis/penyumbang/ bukan penulis utama), Date (tanggal dipublikasikan,atau bisa juga diciptakannya), Type (jenis data se-perti image, document, sound, video), Format (bentuk fisik data, seperti im-age/gif, audio/mp3), Identifier (link permanen yang tidak ambigu sumber dari da-ta), Source (keterangan darimana sumber berasal, seperti nomor halaman, atau judul jurnal), Language (bahasa), Relation (relasi dengan sumber data seperti is-VersionOf, IsPartOf, Requires, dan lain-lain), dan Coverage (cakupan/skop dari sumber), dan, Rights (hak cipta). Contoh metadata Dublin Core dapat dilihat pada gambar 1 sebagai berikut:

(13)

2.4.2 Oai-Pmh (Open Archive Initiatives-ProtocolFor Metadata Harvester)

OAI-PMH merupakan suatu protocol yang dibuat oleh Open Archive

Inti-tiatives yang digunakanuntuk mengambil semua metadata secara otomatis

dari-suatu repository sehingga sistem dapat mengumpulkan metadata-metadata dari berbagai sumber secara terintegrasi. Menurut rujukan, OAI-PMH merupakan pro-tokol yang dibangun dengan basis darielemen-elemen Dublin Core dengan bebe-rapa penambahan fitur. Selain tujuan di atas, protokol ini memungkinkan tukar menukar metadata antar dua ataulebih sistem yang berlainan bahkan beda plat-form. Untuk melakukan pertukaran data, Ridwan ( 2004: 20) OAI-PMH

menggu-nakan protokol HTTP sebagai dasarnya, dan memiliki 6 verbs atau service, yaitu: 1. Identitiy: digunakan untuk mengambil informasi tentang suatu repositori.

Elemen yang diambil adalah nama repositori, URL, versi protokol, tang-gal, deleted records, satuan waktu, dan email administrator.

2. List Metadata Formats: digunakan untuk mengambil format metadata

yang digunakan dan tersedia di repository.

3. List Identifier: digunakan bersamaan dengan List Records, yang akan

mengambil informasi header saja berdasarkan identifier format yang dis-ebutkan.

4. List Sets: digunakan untuk mengambil semua struktur himpunan data

dari-repositori. Sangat berguna jika ingin mengambil beberapa kumpulan data saja.

5. List Records: digunakan untuk mengambil semua informasi record dari

repositori.

6. Get Records: digunakan untuk mengambil suatu record dengan id tertentu

saja sesuai dengan identifier tertentu pada suatu repositori.

2.5Tujuan Repositori Institusi pada Perguruan Tinggi

Ada beberapa tujuan mengapa harus ada RI, (Educause Evolving Technologies Committee, 2003), yakni:

Menyediakan akses terbuka kepada hasil penelitian kelembagaan.

• Menciptakan visibilitas global untuk penelitian ilmiah suatu lembaga. • Untuk mengumpulkan content dalam satu lokasi.

• Untuk menyimpan dan melestarikan aset kelembagaan digital lainnya

(14)

2.6 Manfaat Repositori Instusi pada Penguruan Tinggi

Crow dalam Pinfield mencatat beberapa manfaat yang bisa diambil dari RI, yaitu: adanya perluasan penyebaran karya ilmiah sehingga memungkinkan untuk disitir oleh pihak lain; penyebaran bisa dilakukan dengan cepat; nilai tam-bah layanan informasi. Di luar kemanfaatan yang bisa diambil, ada kemanfaatan lain dengan adanya RI yaitu untuk kepentingan pribadi penyumbang RI dan untuk kepentingan lembaga. Untuk kepentingan pribadi, seorang penyumbang bisa me-nerbitkan hasil penelitian atau karya tulisnya melalui RI perguruan tingginya. Mengingat RI memungkinkan semua orang membaca karya orang lain, maka se-cara potensial seseorang tersebut akan mendapat pengesahan dari pembaca bahwa dia otoritatif dalam bidangnya. Seseorang yang dalam kurun waktu tertentu selalu menerbitkan bidang filsafat misalnya, secara potensial pembaca akan mengha-biskan dirinya sebagai penulis yang otoritatif dalam bidang filsafat.

Gambar

gambar 1 sebagai berikut:

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini menganalisis perbedaan penggunaan povidone iodine 1% dan NaCl 0, 9% sebagai dekontaminasi oral terhadap kolonisasi Staphylococcus aureus pada pasien post

Selain berpijak pada atau bersumber dari pengalaman nyata dokter wanita pertama di Jepang yang dengan segala upayanya melepaskan diri dari diskriminasi terhadap perempuan

Studi kasus ini dipilih karena krisis Blok Mahakam telah menjadi sorotan publik selama tiga tahun lamanya sehingga menarik untuk diteliti, kemudian kasus tersebut sangat unik

• Untuk mengklarifikasi hal-hal tersebut saya mencari dan i bahan bacaan lain, atau bertanya kepada nara sumber lain sebagai berikut.. 5) Siswa diminta untuk membuat

dapat menjadi individu yang tertib, teratur dan disiplin. 4) Disiplin merupakan jalan bagi siswa untuk sukses dalam belajar dan. kelak ketika bekerja. Kesadaran pentingnya

digunakan adalah pendekatan kuantitatif, karena dalam penelitian ini menggunakan data yang berupa angka menganalisis mengenai Faktor-faktor Penyebab Piutang Tak

Akan tetapi masih banyak UKM yang belum mampu mengalokasikan biaya overhead pabrik dengan baik terbukti dari hasil penelitian Rahayu (2015) tentang Analisis Pembebanan Biaya

Implikasi Pembelajaran IPA terintegrasi Al- Quran dan nilai-nilai pesantren pada Kelas VII SMP/MTs, melalui tiga tahap seperti yang dijelaskan Barizi (2011) tahap