• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Intensitas Serangan Dengan Estimasi Kehilangan Hasil Akibat Serangan Hama Penggerek Buah Kopi Hypothenemus Hampei Ferr. (Coleoptera: Scolytidae) Di Kabupaten Simalungun

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Intensitas Serangan Dengan Estimasi Kehilangan Hasil Akibat Serangan Hama Penggerek Buah Kopi Hypothenemus Hampei Ferr. (Coleoptera: Scolytidae) Di Kabupaten Simalungun"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Tanaman kopi (Coffea spp.) sebagian besar merupakan perkebunan rakyat

dengan penerapan teknologi budidaya yang masih terbatas. Bila penerapan

teknologi budidaya di perkebunan kopi rakyat tersebut diperbaiki, produksinya

bias ditingkatkan. Teknologi yang dianjurkan untuk diterapkan adalah teknologi

budidaya kopi poliklonal (Ernawati et al, 2008).

Produksi kopi petani rakyat Indonesia dari tahun ke tahun terus mengalami

peningkatan, tahun 2004 total produksi sebesar 640 365 ton dengan produktivitas

sebesar 683.13 kg/ha dan tahun 2008 total produksi mencapai 698 016 ton dengan

produktivitas sebesar 729 kg/ha (Prastowo et al, 2010).

Sampai saat ini kopi masih menjadi salah satu komoditas ekspor penting

pada sub sektor perkebunan Indonesia yang mempunyai peranan sangat

besar sebagai penghasil devisa negara dan sumber pendapatan petani. Serangga

hama Penggerek Buah Kopi (PBKo) Hypothenemus hampei Ferr. (Coleoptera:

Scolytidae) merupakan hama yang sudah tidak asing lagi dan banyak ditemukan

menyerang buah kopi di beberapa wilayah di Indonesia. Keberadaan hama ini

dapat menurunkan produksi dan kualitas hasil secara nyata karena menyebabkan

banyak biji kopi berlubang. Kehilangan hasil oleh hama PBKo dapat mencapai

lebih dari 50% apabila serangannya tinggi dan tidak dilakukan tindakan

pengendalian secara tepat. Tingkat serangan sebesar 20% dapat mengakibatkan

penurunan produksi sekitar 10% (Zahro’in dan Yudi, 2013).

Kabupaten Simalungun merupakan salah satu daerah baru sebagai

penghasil kopi di Sumatera Utara. Potensi produksi komoditas kopi mengalami

(2)

peningkatan hasil di beberapa tahun terakhir, namun beberapa hambatan yang

sering muncul dalam budidaya tanaman kopi adalah munculnya berbagai serangan

hama seperti serangga PBKo Hypothenemus hampei. Serangga ini dapat

menurunkan produksi kopi baik dari segi kualitas dan kuantitas. Hal ini menjadi

kekhawatiran petani akan keberlangsungan produksi kopi.

Menurut data statistik perkebunan dari dinas perkebunan kabupaten

simalungun tahun 2014, disebutkan bahwa pada tahun 2013, terdapat 9 dari 31

kecamatan yang memiliki luas dan produksi kopi yang paling tinggi dibandingkan

kecamatan lainnya. Kecamatan-kecamatan tersebut adalah Kecamatan Silimakuta,

Kecamatan Pematang Silimakuta, Kecamatan Purba, Kecamatan Dolok

Pardamean, Kecamatan Girsang Sip. Bolon, Kecamatan Dolok Panribuan,

Kecamatan Panei, Kecamtan Raya dan Kecamatan Dolok Silau (data terlampir).

Sedangkan kecamatan lainnya merupakan kecamatan yang memiliki luas dan

produksi yang cukup rendah, dimana terdapat kecamatan yang luas dan

produksinya rendah hingga terdapat kecamatan yang tidak terdapat tanaman kopi.

Menurut Kusureng dan Rismayani (2010), sistem pertanian monokultur

menjadi faktor utama penyebab tingginya intensitas serangan H. hampei.

Pertanaman kopi yang tidak memiliki naungan atau penggunaan tanaman lain

sebagai pohon pelindung juga merupakan salah satu faktor yang paling

mendukung. Sedangkan Syahnen et al. (2010) menyebutkan bahwa tanaman kopi

yang rimbun dengan pemangkasan yang tidak sempurna serta banyaknya gulma

semakin mendukung keberlangsungan hidup dan peningakatan populasi hama

PBKo di lapangan karena sesuai dengan kebutuhan hidup PBKo.

Ketinggian tempat akan berpengaruh terhadap perkembangan hama PBKo.

(3)

Pada ketinggian antara 400–1.000 m dpl dapat terserang berat sedangkan pada

ketinggian 1.500 m dpl tidak mengalami serangan yang berarti (Riyatno, 1990).

Ternyata serangan hama PBKo ini juga cukup tinggi hingga pada daerah dengan

ketinggian 1.300 m dpl. Berarti serangan hama PBKo cukup tinggi pada daerah

dengan ketinggian <1.500 m dpl sedangkan pada daerah dengan ketinggian

>1.500 serangan PBKo rendah, meskipun secara statistik tidak ada pengaruh

ketinggian tempat terhadap serangan hama PBKo (Syahnen et al, 2010).

Berdasarkan uraian diatas, pemulis tertarik untuk melakukan penelitian

tentang hubungan intensitas serangan dan estimasi kehilangan hasil pada

tanaman kopi akibat serangan hama penggerek buah kopi Hypothenemus Hampei

Ferr. di Kabupaten Simalungun. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara intensitas

serangan dengan estimasi kehilangan hasil pada tanaman kopi akibat serangan

hama penggerek buah kopi Hypothenemus hampei Ferr. (Coleoptera: Scolytidae)

di Kabupaten Simalungun serta mengetahui preferensi hama PBKo H. hampei

terhadap berbagai warna buah kopi.

Hipotesis Penelitian

- Terdapat hubungan antara intensitas serangan dengan kehilangan hasil

- Terdapat variasi intensitas serangan yang terdapat di masing masing daerah pengamatan/pengambilan sampel.

- Kepadatan populasi hama pada masing-masing umur/warna berbanding lurus terhadap kehilangan hasil.

Kegunaan Penelitian

(4)

- Sebagai salah satu syarat untuk dapat melakukan penelitian di Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara,

Medan.

- Sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.

Referensi

Dokumen terkait

Bahasa Pemrograman yang digunakan adalah bahasa pemrograman Microsoft Visual Basic 6.0 yang dilengkapi dengan tampilan grafis sehingga, memudahkan pemakai dapat menjalankan

Hendro Gunawan, MA

Hendro Gunawan, MA

FORMULIR PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU SMPN ANDA TAHUN PELAJARAN 2017/20181. KETERANGAN CALON

The International Archives of the Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information Sciences, Volume XL-5/W4, 2015 3D Virtual Reconstruction and Visualization of

Evaluasi Penawaran dilaksanakan berdasarkan Dokumen Pengadaan Nomor : 011/DPU- Drai/VII/2017 tanggal 03 Juli 2017, Berita Acara Penjelasan Dokumen Pengadaan, dan

Some authors developed in the past years a robust background in laser scanning acquisition and architectural analysis (Guidi and Bianchini, 2007, Clini et al., 2014), other works for

Evaluasi Penawaran dilaksanakan berdasarkan Dokumen Pengadaan Nomor : 012/DPU- Drai/VII/2017 tanggal 03 Juli 2017, Berita Acara Penjelasan Dokumen Pengadaan, dan