v ABSTRACT
FEBRIYANTI SARI DEWI SITANGGANG, 2016. “Effect of Plant Cultivation Techniques Chilli (Capsicum annuum) on intercropping Intensity of Pest Attacks” supervised by Syahrial Oemry and Lahmuddin LubisThis research was to study the effect of chilli cultivation techniques intercropped to the intensity of pest attacks. This research was held in Kelurahan Tanah Tinggi, Kecamatan Binjai Timur, Kotamadya Binjai from July 2015 to January 2016.This research used non factorial Block Randomized Design method with 4 treatments, namely: chilli monoculture, chilli intercropping with soybean, chilli intercropping with onions and soybean, and chilli intercropping with onions with 6 replications.The result showed that the highest intensity of pest attack in vegetative percentage was found on chilli monoculture (54,41%) and the lowest (28,89%) chilli intercropping with soybean. The intensity of pest attack in generative no real effect on all treatments. And then the hightest production of chilli was on treatment chilli intercropping with onions and soybean (42,48 g) and the lowest on chilli intercropping with onions (22,17 g)
Keywords : chilli, T. parvispinus Karny, B. dorsalis HENDEL, intercropping
vi ABSTRAK
FEBRIYANTI SARI DEWI SITANGGANG, 2016. “Pengaruh Teknik Budidaya Tanaman Cabai (Capsicum annum) pada Tumpangsari Terhadap Intensitas Serangan Hama” dibawah bimbingan Syahrial Oemry dan Lahmuddin Lubis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh teknik budidaya tanaman cabai merah secara tumpangsari terhadap intensitas serangan hama. Penelitian ini dilaksanakan di Kelurahan Tanah Tinggi, Kecamatan Binjai Timur, Kotamadya Binjai pada bulan Juli 2015 sampai Januari 2016. Penelitian ini menggunakan metode Rancangan Acak Kelompok (RAK) non faktorial yang terdiri dari 4 perlakuan antara lain: monokultur cabai merah, tumpangsari cabai merah dengan kacang kedelai, tumpangsari cabai merah dengan bawang merah dan kacang kedelai dan tumpangsari cabai merah dengan bawang merah dengan 6 ulangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa intensitas serangan hama tertinggi pada fase vegetatif terdapat pada perlakuan monokultur cabai merah (54,41%) dan terendah pada perlakuan tumpangsari cabai merah dengan kacang kedelai (28,89%). Intensitas serangan hama pada fase generatif tidak berpengaruh nyata pada semua perlakuan. Kemudian produksi cabai merah tertinggi terdapat pada perlakuan Tumpangsari cabai merah dengan bawang merah dan kacang kedelai (42,48 g) dan terendah pada perlakuan Tumpangsari cabai merah dengan bawang merah (22,17 g).
Kata Kunci: cabai merah, T. parvispinus Karny, B. dorsalis HENDEL, tumpangsari