• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prostitusi Online Dilihat Dari Instrumen Hukum Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Transaksi Elektronik

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Prostitusi Online Dilihat Dari Instrumen Hukum Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Transaksi Elektronik"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

Pembangunan nasional adalah suatu proses yang berkelanjutan yang harus

senantiasa tanggap terhadap berbagai dinamika yang terjadi di masyarakat.

Pemanfaatan teknologi informasi, media, dan komunikasi telah mengubah baik

perilaku masyarakat maupun peradaban manusia secara global. Perkembangan

teknologi informasi dan komunikasi telah pula menyebabkan hubungan dunia

menjadi tanpa batas dan menyebabkan perubahan sosial, ekonomi, dan budaya

secara signifikan berlangsung demikian cepat.

Globalisasi informasi telah menempatkan Indonesia sebagai bagian dari

masyarakat informasi dunia sehingga mengharuskan dibentuknya pengaturan

mengenai pengelolaan informasi dan transaksi elektronik di tingkat nasional.

Sejalan dengan proses pembangunan dan era globalisasi, serta meningkatnya

kualitas teknologi kehidupan masyarakat Indonesia mengalami banyak perubahan.

Pemikiran masyarakat juga sudah dipengaruhi oleh berbagai hal. Media elektronik

telah memberikan pengaruh besar bagi masyarakat. Pengaruh tersebut dapat

berupa pengaruh positif maupun pengaruh negatif.

Masalah kejahatan adalah salah satu masalah sosial yang selalu menarik

dan menuntut perhatian yang serius dari waktu ke waktu. Terlebih lagi, menurut

(2)

terdapat kecenderungan peningkatan dari bentuk dan jenis kejahatan tertentu, baik

secara kualitas maupun kuantitasnya.1

Pemanfaatan teknologi informasi, media, dan komunikasi telah mengubah

perilaku masyarakat maupun peradaban manusia secara global. Perkembangan

teknologi informasi dan komunikasi telah pula menyebabkan hubungan dunia

menjadi tanpa batas (borderless) dan menyebabkan perubahan sosial, ekonomi

dan budaya secara signifikan berlangsung demikian cepat. Teknologi informasi

saaat ini menjadi pedang bermata dua karena selain memberi kontribusi bagi

peningkatan kesejahteraan, kemajuan dan peradaban manusia, sekaligus menjadi

sarana efektif perbuatan melawan hukum.

Pemerintah memandang Undang-Undang tentang Informasi dan Transaksi

Elektronik (ITE) mutlak diperlukan bagi negara Indonesia, karena saat ini

Indonesia merupakan salah satu negara yang telah menggunakan dan

memanfaatkan teknologi informasi secara luas dan efisien. Sehingga Pemerintah

pada tanggal 26 April 2008 mensahkan berlakunya undang-undang tentang

Informasi dan Transaksi Elektonik (ITE). Undang-Undang tentang Informasi dan

Transaksi Elektronik dimaksudkan dapat memberikan banyak manfaat,

diantaranya untuk menjamin kepastian hukum bagi masyarakat yang melakukan

transaksi elektronik, mendorong pertumbuhan ekonomi, mencegah terjadinya

kejahatan berbasis teknologi informasi dan melindungi masyarakat pengguna jasa

dengan memanfaatkan teknologi informasi.

(3)

Pembentukan Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi

dan Transaksi Elektronik (LN RI Tahun 2008 Nomor 58, TLN RI Nomor 4843)

adalah sebagai wujud “Pembaharuan Hukum” sebagai pengaruh dari 7 (tujuh)

Aspek Pembaharu Hukum, yaitu Aspek Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, yang

sebagaimana diketahui delapan aspek pembaharuan hukum antara lain; Aspek

Globalisasi, Aspek Politik, Aspek Ekonomi, Aspek Pendidikan, Aspek Ilmu

Pengetahuan dan Teknologi, Aspek Supremasi Hukum, dan Aspek Perspektif

Hukum Islam. Undang-Undang tentang Informasi dan Transaksi Elektronik

dibentuk dalam upaya mengimbangi perkembangan ilmu pengetahuan dan

teknologi di bidang teknologi informasi dan transaksi elektronik, agar tidak terjadi

kekosongan hukum jika terjadi tindakan perbuatan melawan hukum.2

Implementasi Undang-Undang Nomor 11 tahun 2008 tersebut membawa

berbagai dampak bagi masyarakat dan melahirkan dua pendapat ada yang pro atau

menyetujui berlakunya Undang-Undang tersebut dan ada yang kontra tidak

menyetujui berlakunya Undang-Undang tersebut hingga mengambil langkah

mengajukan Undang-Undang tersebut ke Makhamah Konstitusi guna direvisi

terkait dengan kebebasan mengemukakan pendapat dalam pengaturan pasal dalam

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008.

Pertimbangan lain berkaitan dengan dibentuknya Undang-Undang Nomor

11 Tahun 2008 adalah semakin maraknya prostitusi melalui jaringan Facebook.

Bahkan anak-anak remaja semakin banyak yang terjerat dalam kasus prostitusi

melalui situs online internet. Pelacuran via internet kini menjadi trend bisnis

2Ermansiah Djaja, Penyelesaian Sengketa Hukum Teknologi Informasi dan

(4)

prostitusi. Pengelola bisnis prostitusi ini memanfaatkan domain gratis untuk

melancarkan kejahatannya.

Semakin berkembangnya teknologi menyebabkan semakin merebaknya

bisnis prostitusi karena dapat memanfaatkan sarana internet dalam bertransaksi

dan penawaran prostitusi. Konsumen dapat dengan mudah memilih melalui

gambar-gambar dan foto-foto bahkan tanpa busana atau dengan pakaian minim

yang tersedia dalam jaringan situs internet antara lain pebisnis prostitusi

menggunakan sarana Facebook. Dengan semakin beredarnya gambar-gambar

porno di internet dan pemerintah pada tahun 2008 telah mengundangkan

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik yang

tertuang dalam Pasal 27 ayat 1 yang menyatakan setiap orang dengan sengaja dan

tanpa hak mendistribuasikan dan /atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat

diaksesnya informasi elektronik dan/atau dokumen elektronik yang memiliki

muatan yang melanggar kesusilaan. Mengenai hal tersebut diancam pidana

sebgaimana tersebut dalam Pasal 45 yaitu dipidana dengan pidana penjara paling

lama 6 tahun dan/atau denda paling banyak Rp 1.000.000.000,00 (satu milyar

rupiah).

Namun walaupun telah diundangkannya undang-undang tersebut belum

berlaku efektif dalam menjerat dan menanggulangi bisnis prostitusi melalui online

internet karena akses melalui situs Facebook melalui chatingnya tidak dapat

dikontrol dan kurangnya perhatian juga dari Facebook sendiri guna mengontrol

para pengguna situsnya. Ada banyak akun Facebook yang menawarkan dan

(5)

setiap saat kita hubungi baik lewat HP maupun email dan secara jelas melakukan

penawaran terhadap dirinya, bahwa memang dia adalah seorang wanita penghibur

yang bisa di kontak kapan saja asalkan sesuai harga kesepakatan. Hal ini jelas

merupakan satu bentuk prostitusi yang memanfaatkan jasa jejaring sosial

Facebook yang disalah gunakan secara tidak bertanggungjawab.

Maraknya praktik prostitusi di dunia maya mendapat perhatian serius dari

aparat kepolisian. Jumlah website yang menyediakan konten pornografi

meningkat hingga 70 persen pada 2009. Pornografi juga masih menjadi konsumsi

tertinggi bagi para pengakses internet. Bahkan, 12 persen situs di dunia

mengandung pornografi. Beberapa akun jejaring sosial, termasuk Facebook.

Setiap harinya sebanyak 266 situs porno baru muncul dan diperkirakan ada 372

juta halaman website pornografi, Sebanyak 25 persen pengguna memanfaatkan

search engine untuk mencari halaman pornografi. menimbulkan kendala bagi

Kementerian Kominfo melakukan pemantauan dan pemblokiran terhadap

situs-situs porno.3

Fenomena Prostitusi online di Indonesia sudah ada sejak 2012 tahun silam

menurut sejumlah pakar IT di Indonesia dan sekarang website tersebut sudah

diblokir oleh layanan google sendiri. Remaja akan penasaran dengan apa yang ada

di internet apabila pelayanan yang ada di Indonesia tidak diblokir maka akan

tambah banyak saja remaja putri yang tidak perawan lagi.

Fenomena Bisnis Prostitusi Online ini menjadi salah satu antisipasi warga

Indonesia untuk waspada dengan anak-anaknya yang mengakses informasi

3 http://www.bingkaiberita.com/prostitusi-online-merajalela-di-internet/Prostitusi Online

(6)

dengan internet. Pada situs Bisyar tersebut orang yang ingin masuk dalam website

harus menjadi member untuk loginnya dan pada situs tersebut menampilkan

cewek bisyar mulai dari kota-kota besar di Indonesia dan negara-negara tetangga

di Indonesia. Website ini menggunakan member sehingga orang yang tidak

menjadi anggota tidak bisa masuk. Situs ini adalah bisnis prostitusi sampai

mancanegara dan sangat berbeda dengan situs prostitusi yang ada di Bogor karena

situs yang ada dibogor hanya lokal saja.

Pada situs bisyar di Bogor menampilkan beberapa wanita yang dipatok

dengan harga dari satu jutaan ke atas dan rata-rata cewek yang dipasang adalah

masih anak-anak SMA dan tidak ada keterkaitan dengan website Prostitusi online

di Bandung, website di bogor ini tidak menggunakan login sebagai member tetapi

penawarannya melalui chatting MIRC (Moo Internet Relay Chat).4

Di Indonesia pemerintah tidak secara tegas melarang adanya

praktek-praktek pelacuran. Ketidaktegasan sikap pemerintah ini dapat dilihat hingga

sejauh ini pemerintah hanya mengatur persolan pelacuran yang ditegaskan dalam

hukum pidana hanya melarang mereka yang membantu dan menyediakan

pelayanan seks secara illegal seperti tertera pada Kitab Undang-Undang Hukum

Pidana (KUHP) Pasal 296, Pasal 297 KUHP, Pasal 506 KUHP juga melarang

perdagangan wanita dan anak-anak di bawah umur. Demikian pula dalam

Rancangan KUHP 2006, Bab XVI mengenai ”Tindak Pidana Kesusilaan”. Pasal

-pasal tersebut dalam KUHP hanya melarang mereka yang membantu dan

menyediakan pelayanan seks secara illegal, artinya larangan hanya diberikan

4http://www.bingkaiberita.com/prostitusi-online-merajalela-di-internet/Prostitusi Online

(7)

untuk mucikari atau germo meskipun demikian hukum pidana tetap merupakan

dasar dari peraturan-peraturan dalam industri seks di Indonesia.

Berdasarkan alasan-alasan yang dikemukakan di atas, menarik bagi

penulis untuk diteliti, sehingga penulis mengangkat permasalahan tersebut dalam

skripsi dengan judul “Prostitusi Online Dilihat Dari Instrumen Hukum

Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi Transaksi

Elektronik

B. Permasalahan

Bertolak dari uraian tersebut di atas maka penulis merumuskan permasalahan

sebagai berikut:

1. Bagaimana perkembangan prostitusi sebagai bisnis tertua di dunia?

2. Bagaimana Prostitusi Sebagai Kejahatan Online Dalam Undang-Undang

Informasi Transaksi Elektronik?

C. Tujuan Dan Manfaat Pembahasan

1. Tujuan Penulisan

Adapun yang menjadi tujuan pembahasan dari penulisan skripsi ini adalah

sebagai berikut:

a. Untuk mengetahui sejauh mana undang-undang informasi transaksi

elektronik mengatur tentang prostitusi di internet.

b. Untuk mengetahui prosedur dan perkembangan prostitusi melalui

(8)

2. Manfaat Penulisan

1. Adapun manfaat teoritis dari penulisan ini adalah:

a. Memberikan informasi, baik kepada kalangan akademisi maupun

kalangan masyarakat tentang prostitusi online sehubungan dengan

aktifitas dunia maya yang berdampak penyalahgunaan internet dan

semakin canggihnya cara yang dilakukan pihak-pihak tertentu

dalam melakukan kejahatan internet.

b. Memberikan sumbangan pemikiran di bidang hukum pidana

khusus yang terutama berhubungan dengan tindak pidana kejahatan

dunia maya, khusus nya kejahatan prostitusi online

2. Adapun manfaat teoritis dari penulisan ini adalah:

a. Dapat dijadikan sebagai pedoman dan bahan rujukan bagi rekan

mahasiswa, masyarakat, praktisi hukum dan pemerintah dalam

melakukan penelitian serta pemberantasan prostitusi di dunia

maya.

b. Dapat memberikan masukan bagi pemerintah, aparat penegak

hukum dan masyarakat dalam mensosialisasikan tindak pidana

teknologi informasi yang merupakan salah satu kejahatan baru

(9)

D. Keaslian Penulisan

Topik diangkat karena ketertarikan penulis terhadap kejahatan dibidang

Teknologi Informasi atau yang sering dikenal dengan kejahatan dunia maya

dimana dampak yang di timbulkan cukup besar.

Berdasarkan penelusuran yang telah di lakukan Perpustakaan dan Departemen

Hukum Pidana Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, Penulis tentang

Prostitusi Online Di Lihat Dari Instrumen Undang–undang Nomor 11 Tahun 2008

Tentang Informasi Transaksi Elektronik tidak di temukan pokok bahsan yang

sama dengan judul penulisan ini.

Bila ternyata terdapat judul serta permasalahan yang sama sebelum skripsi ini

di buat maka saya bertanggung jawab sepenuhnya.

E. Tinjauan Kepustakaan

1. Pengertian Prostitusi

Pelacuran atau prostitusi adalah penjualan jasa seksual, seperti seks oral

atau hubungan seks, untuk uang. Seseorang yang menjual jasa seksual disebut

pelacur, yang kini sering disebut dengan istilah pekerja seks komersial

(PSK).Dalam pengertian yang lebih luas, seseorang yang menjual jasanya untuk

hal yang dianggap tak berharga juga disebut melacurkan dirinya sendiri, misalnya

seorang musisi yang bertalenta tinggi namun lebih banyak memainkan lagu-lagu

komersil.Di Indonesia pelacur sebagai pelaku pelacuran sering disebut sebagai

sundal atau sundel.Ini menunjukkan bahwa prilaku perempuan sundal itu sangat

(10)

tertangkap aparat penegak ketertiban, mereka juga digusur karena dianggap

melecehkan kesucian agama dan mereka juga diseret ke pengadilan karena

melanggar hukum. Pekerjaan melacur atau nyundal sudah dikenal di masyarakat

sejak berabad lampau ini terbukti dengan banyaknya catatan tercecer seputar

mereka dari masa kemasa. Resiko yang dipaparkan pelacuran antara lain adalah

keresahan masyarakat dan penyebaran Penyakit menular seksual, seperti AIDS

yang merupakan resiko umum seks bebas tanpa pengaman seperti kondom.5

Pelacuran itu sendiri berasal dari bahasa Latin Pro – situere atau Pro –

stauree, yang berarti membiarkan diri berbuat zinah, melakukan persundulan,

percabulan, pengendakan, sedangkan pelaku dari prostitusi tersebut, disebut

dengan istilah pelacur atau sundal atau juga dikenal dengan wanita tuna susila

(WTS) yang sekarang ini dikenal dengan Pekerja Seks Komersial (PSK).6

Di kalangan masyarakat Indonesia, pelacuran dipandang negatif, dan

mereka yang menyewakan atau menjual tubuhnya sering dianggap sebagai

sampah masyarakat.Ada pula pihak yang menganggap pelacuran sebagai sesuatu

yang buruk, malah jahat, namun toh dibutuhkan (evil necessity). Pandangan ini

didasarkan pada anggapan bahwa kehadiran pelacuran bisa menyalurkan nafsu

seksual pihak yang membutuhkannya (biasanya kaum laki-laki); tanpa penyaluran

itu, dikhawatirkan para pelanggannya justru akan menyerang dan memperkosa

kaum perempuan baik-baik.

(11)

Salah seorang yang mengemukakan pandangan seperti itu adalah

Augustinus dari Hippo (354-430), seorang bapa gereja.Ia mengatakan bahwa

pelacuran itu ibarat "selokan yang menyalurkan air yang busuk dari kota demi

menjaga kesehatan warga kotanya. Sedangkan menurut dr. Suria Djuanda,

prostitusi adalah seorang wanita yang memberikan dirinya tanpa pilihan untuk

uang. Para wanita melakukan pelacuran sekarang ini dikenal dengan istilah

Pekerja Seks Komersial, yang diartikan sebagai wanita yang melakukan hubungan

seks dengan lawan jenisnya secara berulang-ulang, di luar perkawaninan yang sah

dengan mendapatkan uang, materi atau jasa.7

Dari definisi di atas, dapat ditarik kesimpulan dari perbuatan melacur,

yaitu sebagai berikut:8

a. Unsur ekonomis, yang berupa pembayaran sebagai suatu prestasi;

b. Unsur umum, yang berupa patner yang tidak bersifat selektif.

Dengan kata lain siapa saja diterima asal diberi uang

c. Unsur kontiniu, yang dilakukan beberapa kali.

Seiring dengan berkembangnya jaman semakin berkembang pula

kejahatan, termaksut kejahatan dalam bidang prostitusi.Tidak sedikit anak-anak

dan wanita yang di paksa menjadi Pekerja Seks Komersial (PSK).Daerah-daerah

di Indonesia sangat potensial terjadi ekspolitasi seksual, karena bentuk Negara

Indonesia yang merupakan Negara kepulauan yang strategis sehingga

memperbesar kemungkinan tejadi nya prostitusi.

(12)

2. Pengertian Online

Online adalah terhubung, terkoneksi, aktif dan siap untuk operasi, dapat

berkomunikasi dengan atau dikontrol oleh computer, Online ini juga bisa di

artikan sebagai suatu keadaan dimana sebuah device (komputer) terhubung

dengan device lain, biasanya melalui modem.9

Berbicara mengenai pengertian online bagi sebagian besar masyarakat

mungkin bukan hal yang asing lagi.Namun, tak sedikit orang juga yang tidak

mengetahui mengenai kata online. Mereka memang tidak asing dengan kata ini,

tetapi belum tentu mereka tahu apa yang dimaksud online.Pengertian online juga

dapat dijelaskan sebagai suatu keadaan yang sedang menggunakan jaringan,

terhubung dalam jaringan, satu perangkat dengan perangkat lainnya yang

terhubung sehingga bisa saling berkomunikasi.Banyak situs komunikasi yang

dapat anda gunakan dengan online, seperti twitter, facebook dan yang baru-baru

ini adalah whatsapp.Semakin banyaknya orang online, maka situs jejaring sosial

pun semakin gencar diciptakan.Bukan itu saja, dengan online pun banyak orang

yang mendapatkan penghasilan dengan melakukan bisnis online.10

Dengan berbagai manfaat yang dapat diperoleh dengan online, maka tak

heran jika semakin hari jumlah orang yang online semakin banyak dan dapat

dipastikan yang sudah terbiasa online, jika tidak online sehari saja seperti ada

yang hilang. Bisa dikatakan online ini menjadi kegiatan rutin sehari-hari dan

9

http://aguswiraguna.blogspot.com/2012/11/pengertian-onlinewebsitesosial-media.htmlPengertian Online, Website, Social media, Uploud, Mengunggah, Download, Post, dll, diakses pada tanggal 27 Maret 2013

10http://pitikkedu.blogspot.com/2012/09/pengertian-online.html Pengertian Online,

(13)

Sejak internet menjadi semakin familiar di semua lapisan masyarakat, mereka

banyak yang memanfaatkannya antara lain untuk urusan bisnis.

F. Metode Penelitian

Adapun metode penelitian hukum yang digunakan penulis dalam

mengerjakan skripsi ini meliputi:

1. Jenis penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian hukum

normatif yaitu prosedur penelitian ilmiah untuk menemukan kebenaran

berdasarkan logika keilmuan hukum dari sisi normatif.Logika keilmuan yang

dalam penelitian hukum normatif berdasarkan disiplin ilmiah dan cara-cara kerja

ilmu hukum normatif yaitu ilmu hukum yang objeknya hukum itu sendiri.11

Logika keilmuan yang juga dalam penelitan hukum normatif dibangun

berdasarkan disiplin ilmiah dan cara-cara kerja ilmu hukum normatif, yaitu ilmu

hukum yang objeknya hukum itu sendiri.Adapun penelitian hukum normatif yaitu

berdasarkan data sekunder dan menekan pada langkah-langka spekulatif-teoritis

dan analitis normatif-kualitatif.12

2. Data dan Sumber Data

Data yang digunakan di dalam penulisan skripsi ini adalah data

sekunder.Data sekunder meliputi peraturan perundang-undangan, buku-buku,

makalah, internet dan bahan lainnya yang menunjang penulisan skripsi ini.

11 Jhony Ibrahim, Teori dan Metode Penelitian Hukum Normatif, Bayumedia, Jakarta, hal 47.

(14)

3. Metode Pengempulan Data

Dalam penulisan skripsi ini, digunakan metode pengumpulan data secara

Library Research (Penelitian kepustakaan), yaitu dengan melakukan penelitian

terhadap berbagai sumber bacaan seperti buku-buku, pendapat para sarjana, surat

kabar, artikel, kamus, dan juga data-data penulis peroleh dari internet.

4. Analisis Data

Analisis data merupakan proses mengorganisasikan dan menguraikan

data-data kedalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan

tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data.13

Adapun jenis analisi data yang dilakukan dalam skripsi ini adalah analisis

data kualitatif, yaitu dengan cara menguraikan data-data sekunder yang telah

diperoleh secara sistematis. Kegiatan analisis dilakukan dengan pemeriksaan dan

invertariasi terhadap data-data yang telah terkumpul berkaitan denga judul skripsi

ini.

G. Sistematis Penulisan

Skripsi ini disusun secara sistematis dan dibagi 4 (empat) bab, dimana

masing-masing bab dibagi atas beberapa bagian sub bab.

Urutan bab-bab tersebut terseusun secara sistematik dan saling berkaitan

satu dengan yang lain. Uraian singkat bab-bab dan sub bab-bub bab tersebut

adalah sebagai berikut:

(15)

Bab I : Pendahuluan

Meliputi latar belakang, permasalahan, identifikasi permasalahan,

tujuan penelitian, manfaat penelitian, keaslian penulisan, tinjauan

kepustakaan, metode penelitan dan sistematika penulisan

Bab II : Perkembangan Prostitusi Sebagai Bisnis Tertua Di Dunia

Bab ini berisikan pemahaman tentang sejarah dan perkembangan

prostitusi di Indonesia, bentuk dan faktor terjadi prostitusi serta

pengaturan perkembangan-perkembangan terkait kegiatan

prostitusi

Bab III : Prostitusi Sebagai Kejahatan Online Dalam Undang – Undang

Informasi Transaksi Elektronik

Pada Bab ini berisikan dasar pembentukan undang-undang

informasi transaksi elektronik, pencegahan prostitusi online

dalam undang-undang informasi transaksi elektrok dalam

prostitusi online, bisnis prostitusi sebagai kejahatan, tipologi

prostitusi dan beberapa kasus yang terjadi di Indonesia

Bab IV : Kesimpulan dan Saran

Bab ini merupakan bab terakhir dari pembahasan penulis yang

berisikan kesimpulan dari seluruh pembahasan serta saran – saran

Referensi

Dokumen terkait

Hasil uji aktivitas rebusan seduhan dan perasan daun sirsak gunung terhadap pertumbuhan bakteri Escherichia coli setelah diinkubasi selama 1x24 jam pada suhu 37˚C

Penelitian ini penting dilakukan karena adanya wacana 2019 ganti presiden berawal dari penggunaan media sosial yang kian menyemarakkan aktivitas politik masyarakat sehingga

selaku Akademisi Fakultas Hukum Pidana Universitas Lampung, tanggal 06 Maret 2018.. Berdasarkan hasil wawancara para narasumber menurut penulis bahwa upaya penanggulangan

[r]

Ketika berbicara lewat selang, maka kita dapat mendengar suara teman yang berada di ujung yang lain, sedangkan saat ditutup dengan kain bunyi akan

Penelitian ini bertujuan untuk : 1) Mengetahui lebih medalam tentang praktik pembiayaan gadai emas di BMT-UGT Sidogiri Kantor Cabang Pembantu Kwanyar Bangkalan. 2)

Jangka waktu maksimal 95 tahun yang diberikan UUPM sebenarnya jika dilihat dari sudut pandang investasi maka akan memberikan keuntungan bagi negara dalam hal

Sehingga, untuk membangun loyalitas guna memperkuat kesolidan koalisi pendukungnya, presiden cenderung bersikap lunak-akomodatif (Politik akomodasi) dengan