• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROPOSAL PENGARUH KINERJA KEUANGAN DAN C

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PROPOSAL PENGARUH KINERJA KEUANGAN DAN C"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

PROPOSAL

PENGARUH KINERJA KEUANGAN DAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR) TERHADAP NILAI PERUSAHAAN MANUFACTURING YANG TERDAFTAR DI

BEI

Diajukan oleh:

Sri Rahmad Santoso NPM : 41183402130053

PROGRAM STUDI MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS ISLAM “45” (UNISMA) BEKASI Jl. Cut Meutia no. 83 Kota Bekasi. Telp. (021) 8801027

(2)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr. wb.

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal yang berjudul “Pengaruh Keuangan dan Corporate Social Responsibility Terhadap Nilai Perusahaan Manufacturing yang Terdaftar di BEI” tepat pada waktunya.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terimakasih atas segala bentuk bantuan, bimbingan dan saran kepada:

1. Ibu Isti Pujihastuti, S.E., M..E. selaku dosen pembimbing seminar keuangan yang telah memberikan pengarahan dalam pembuatan proposal ini.

2. Ibu Rianti Setyawasih, Ir., M.E. selaku dosen pembimbing manajemen keuangan yang telah memberikan bekal ilmu sehingga penulis dapat menerapkanya diproposal ini. 3. Seluruh Staf dan Dosen pengajar di fakultas Ekonomi Universitas Islam “45” Bekasi atas

pengajaran yang terbaik sehingga banyak memberikan masukan dan inspirasi bagi penulis.

4. Ibu dan Bapak serta keluarga tercinta yang tidak pernah putus memberikan doa dan motivasi sehingga penulis dapat berhasil menyelesaikan proposal ini.

5. Semua sahabat dan seluruh keluarga besar Universitas Islam “45” Bekasi yang telah memberikan dorongan semangat dan doanya.

Pada akhir kata pengantar ini, penulis berharap agar proposal ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.

Wassalamu’alaikum wr. Wb

Bekasi, 02 Juni 2016 Penulis,

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...i

BAB 1 PENDAHULUAN...1

1.1. Latar Belakang...1

1.2. Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian...3

1.2.1. Rumusan Masalah...3

1.2.2. Tujuan Penelitian...3

1.2.3. Manfaat Penelitian...3

1.3. Ruang Lingkup Penelitian...3

1.4. Kerangka Pemikiran...4

1.4.1. Hubungan kinerja keuangan dengan PBV...5

1.4.2. Hubungan CSR dengan PBV...5

1.4.3. Kerangka Pemikiran...6

1.5. Hipotesis...6

1.5.1. Hipotesis Pertama (Ha1)...6

1.5.2. Hipotesis Kedua (Ha2)...7

1.5.3. Hipotesis Ketiga (Ha3)...7

1.5.4. Hipotesis Keempat (Ha4)...7

1.5.5. Hipotesis Kelima (Ha5)...7

BAB II METODE PENELITIAN...8

2.1. Populasi dan Sampel Penelitian...8

2.2. Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data...8

2.3. Variabel Penelitian dan Pengukuranya...9

2.4. Variabel Penelitian...9

2.4.1. Variabel Retrun On Aset (ROA)...9

2.4.2. Variabel Retrun On Equity (ROE)...10

2.4.3. Variabel Operating Profit Margin (OPM)...11

2.4.4. Variabel Net Profit Margin (NPM)...11

2.4.5. Variabel Corporate Social Responsibility (CSR)...11

(4)

2.5. Metode Analisis Data...12

2.5.1. Statistik Deskriptif...12

2.5.2. Uji Hipotesis...15

2.2. Jadwal Kegiatan Penelitian...17

2.3. Sistematika Pelaporan...17

(5)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Laporan keuangan merupakan suatu laporan yang menggambarkan hasil dari proses akuntansi yang digunakan sebagai alat komunikasi antara data keuangan atau aktivitas perusahaan dengan pihak yang berkepentingan (Barlian, dkk, 2004:76). Laporan keuangan terdiri dari: neraca, laporan laba/rugi, laporan arus kas, laporan perubahan modal dan catatan atas laporan keuangan.

Informasi yang terdapat pada laporan keuangan sangat berguna bagi pihak-pihak yang mempunyai kepentingan diperusahaan tersebut, contohnya:

 Pihak intern atau manajemen perusahaan menggunakan laporan keuangan sebagai dasar pengukuran kinerja perusahaan.

 Pihak Ekstern (Investor) menggunakan laporan keuangan sebagai bahan pertimbangan untuk berinvestasi di pasar modal. Pasar modal merupakan wahana dan tempat bertemunya pihak yang memerlukan dana (borrower) dengan pihak yang memiliki kelebihan dana (lender).

Menurut Zuraedah (2010) pengukuran kinerja keuangan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi perusahaan, karena pengukuran tersebut digunakan sebagai dasar untuk menyusun sistem imbalan dalam perusahaan sehingga dapat mempengaruhi perilaku pengambilan keputusan dalam perusahaan dan memberikan sistem informasi yang berguna bagi pihak yang berkepentingan.

Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan keuntungan atau kekayaan, terutama bagi para pemegang sahamnya, hal ini terwujud berupa adanya upaya peningkatan atau memaksimalkan nilai perusahaan atas harga saham perusahaan yang bersangkutan. Tujuan ini bersifat garis besar, karena pada praktiknya tujuan itu senantiasa dipengaruhi oleh keputusan-keputusan dibidang keuangan (Tika, 2012:124). Nilai perusahaan dapat dinilai dari seberapa besar rasio profitabilitasnya antara lain dengan mengukur Return On Aset (ROA), Return On Equity (ROE), Operating Profit Margin

(OPM) dan Net Profit Margin (NPM).

(6)

CSR adalah pernyataan umum yang menunjukkan kewajiban perusahaan untuk memanfaatkan sumber daya ekonomi di dalam kegiatan usahanya demi menyediakan dan memberikan kontribusi kepada para stakeholders internal dan eksternal (Kok, 2001 dalam Saleh et al, 2010).

Praktik dan pengungkapan CSR sebagai simbol kepedulian perusahaan akan lingkungan sosialnya yang dikomunikasikan dalam berbagai media, tentunya membawa pengharapan terhadap baiknya citra perusahaan di mata masyarakat dan berbagai

stakeholders perusahaan (Iren, 2008). Oleh sebab itu praktik dan pengungkapan CSR dianggap mampu menarik dan meningkatkan kepemilikan institusional perusahaan dikarenakan mampu memberi nilai tambah berupa peningkatan citra dan reputasi perusahaan di mata investor.

Penelitian sebelumnya dilakukan oleh Uhroh dan Putu (2003) dalam Permanasari (2010) menyatakan bahwa pengungkapan sosial dalam laporan tahunan perusahaan yang

go public telah terbukti berpengaruh terhadap volume perdagangan saham bagi perusahaan yang masuk kategori high profile. Artinya bahwa investor sudah memulai merespon dengan baik informasi – informasi sosial yang disajikan perusahaan dalam laporan tahunan. Semakin luas pengungkapan sosial yang dilakukan perusahaan dalam laporan tahunan ternyata memberikan pengaruh terhadap volume perdagangan saham perusahaan dimana terjadi lonjakan perdagangan pada seputar publikasi laporan tahunan. Almilia dan Budisusetyo (2009) menguji dampak kualitas pengungkapan keuangan dan tanggung jawab sosial pada website perusahaan terhadap harga saham,

return saham dan profitabilitas perusahaan. Hasil penelitian Almilia dan Budisusetyo (2009) menunjukkan bahwa kualitas penggungkapan yang tinggi berdampak pada peningkatan harga saham dan profitabilitas perusahaan. Susi (2005), menyatakan bahwa perusahaan yang melakukan tanggung jawab sosial mengalami laba yang lebih rendah dan kekayaan pemegang saham berkurang, yang pada akhirnya membatasi investasi ke perusahaan yang bertanggung jawab secara sosial.

Penelitian yang dilakukan oleh Wahyu Ardimas dan Wardoyo (2014) menyatakan bahwa jika diuji secara parsial terlihat bila kinerja keuangan yang diukur dengan ROA, ROE, OPM, dan NPM memiliki pengaruh yang signifikan terhadap nilai perusahaan sedangkan Corporate Social Responsibility (CSR) pada Bank yang telah listing di BEI tidak berpengaruh secara signifikan terhadap nilai perusahaan. Jika diuji secara simultan keduanya memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan yang diproyeksikan pada price book value (PBV) pada perusahaan perbankan yang go public dan terdaftar di BEI. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti “Pengaruh Kinerja

Keuangan dan Corporate Social Responsibility (CSR) Terhadap Nilai Perusahaan

(7)

1.2. Rumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.2.1. Rumusan Masalah

 Apakah kinerja keuangan (ROA, ROE, OPM dan NPM) berpengaruh positif/negative terhadap nilai perusahaan?

 Apakah pengungkapan Corporate Social Responsibility (CSR) memiliki pengaruh positif/negative terhadap nilai perusahaan?

 Apakah kinerja keuangan dan Corporate Social Responsibility (CSR) secara bersama-sama mempengaruhi nilai peusahaan pada manufactur?

1.2.2. Tujuan Penelitian

 Mengetahui apakah terdapat pengaruh positif dan signifikan antara ROA, ROE, OPM, dan NPM terhadap Nilai Perusahaan (PBV)

 Mengetahui apakah Corporatte Social Responsibility (CSR) memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap Nilai Perusahaan.

1.2.3. Manfaat Penelitian

Bagi Investor

Penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi saham dengan mempertimbangkan nilai perusahaan.

Bagi Pengelola Pasar Modal

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan sejauh mana Kinerja keuangan dan CSR mempengaruhi nilai perusahaan, sehingga dapat dijadikan acuan untuk mendorong perusahaan dalam menyajikan informasi yang berkualitas bagi semua pihak baik intern perusahaan maupun pihak ekstern.

Bagi Akademis

Penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan dan pedoman bagi penelitian di masa yang akan datang yang tertarik dengan pembahasan tentang pengaruh kinerja keuangan dan CSR terhadap nilai perusahaan

1.3. Ruang Lingkup Penelitian

Terdapat banyak fakor yang mempengaruhi nilai perusahaan, dalam penelitian ini penulis membatasi faktor tersebut menjadi dua pokok variabel yakni, kinerja keuangan yang diukur dengan ROA, ROE, OPM, dan NPM serta variabel pengungkapan

(8)

1.4. Kerangka Pemikiran

Tujuan utama perusahaan adalah memaksimalkan keuntungan dan mensejahterakan para pemegang sahamnya, hal ini terwujud dengan adanya upaya perusahaan dalam memaksimalkan nilai perusahaan dimata stakeholder.

Nilai perusahaan merupakan harga yang bersedia dibayar oleh calon pembeli apabila perusahaan tersebut dijual, semakin tinggi nilai perusahaan semakin besar pula kemakmuran yang akan diterima oleh pemilik perusahaan (Husnan dan Pudjiastuti 2002:7). Bagi perusahaan yang sudah go public maka nilai pasar ditentukan oleh mekanisme permintaan dan penawaran di bursa, yang tercermin dalam listing price. Berbeda hal nya dengan perusahaan publik, yang nilai pasar ditetapkan oleh lembaga independen seperti perusahaan jasa penilai. Beberapa indikator yang dapat digunakan untuk mengukur nilai perusahaan antara lain:

Price Earning Ratio (PER)

Price earning ratio menunjukkan berapa banyak jumlah uang yang rela dikeluarkan oleh para investor untuk membayar setiap dolar laba yang dilaporkan (Brigham dan Houston, 2006:110). Kegunaan price earning ratio adalah untuk melihat bagaimana pasar menghargai kinerja perusahaan yang dicerminkan oleh earning per share-nya. Price earning ratio menunjukkan hubungan antara pasar saham biasa dengan

earning per share.

Tobin’s Q

Tobin’s Q ditemukan oleh seorang pemenang hadiah nobel dari Amerika Serikat yaitu James Tobin. Tobin’s Q adalah nilai pasar dari aset perusahaan dengan biaya penggantinya: Menurut konsepnya, rasio Q lebih unggul daripada rasio nilai pasar terhadap nilai buku karena rasio ini fokus pada berapa nilai perusahaan saat ini secara relatif terhadap berapa biaya yang dibutuhkan untuk menggantinya saat ini. Dalam praktiknya, rasio Q sulit untuk dihitung dengan akurat karena dalam memperkirakan biaya penggantian atas aset sebuah perusahaan bukanlah suatu pekerjaan yang mudah (Margaretha, 2014:20).

Price to Book Value (PBV)

(9)

Price to book value yang tinggi akan membuat pasar percaya atas prospek perusahaan kedepan. Hal itu juga yang menjadi keinginan para pemilik perusahaan, sebab nilai perusahaan yang tinggi mengindikasikan kemakmuran pemegang saham juga tinggi. Menurut (Brigham dan Houston, 2006:112), nilai perusahaan dapat dirumuskan sebagai berikut:

Price¿Book Value(PBV)= Harga perlembar saham

Nilai buku perlembar saham X100

Dalam penelitian ini penulis memilih indikator dari nilai perusahaan adalah Price Book Value (PBV) karena price book value banyak digunakan dalam pengambilan keputusan investasi. Selain itu, Ada beberapa keunggulan PBV yaitu nilai buku merupakan ukuran yang stabil dan sederhana yang dapat dibandingkan dengan harga pasar. Keunggulan kedua adalah PBV dapat dibandingkan antar perusahaan sejenis untuk menunjukkan tanda mahal/murahnya suatu saham. Rasio ini dapat memberikan gambaran potensi pergerakan harga suatu saham sehingga dari gambaran tersebut, secara tidak langsung rasio PBV ini juga memberikan pengaruh terhadap harga saham.

1.4.1. Hubungan kinerja keuangan dengan PBV

Jika kinerja keuangan menunjukkan prospek yang baik, maka saham tersebut akan diminati oleh para investor dan calon investor baru, sehingga permintaan terhadap saham tersebut akan meningkat dan mempengaruhi nilai jual saham tersebut. Penilaian kinerja keuangan perusahaan dapat dilakukan dengan analisis rasio keuangan. Rasio yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja keuangan perusahaan antara lain return on assets (ROA), return on equity (ROE), operating profit margin (OPM), dan net profit margin (NPM)

1.4.2. Hubungan CSR dengan PBV

CSR merupakan sebuah gagasan yang mana perusahaan tidak lagi dihadapkan pada tanggung jawab yang berpijak pada single bottom line, yaitu nilai perusahaan (corporate value) yang direfleksikan dalam kondisi keuangannya (financial) saja, tetapi tanggung jawab perusahaan harus berpijak pada triple bottom lines (Nurlela dan Islahuddin, 2008). Di sini bottom lines lainnya selain finansial juga ada sosial dan lingkungan. Karena kondisi keuangan saja tidak cukup menjamin nilai perusahaan tumbuh secara berkelanjutan (sustainable).

(10)

1.4.3. Kerangka Pemikiran

1.5. Hipotesis

Berdasarkan kerangka pemikiran diatas maka hipotesis penelitian sebagai berikut: 1.5.1. Hipotesis Pertama (Ha1)

ROA yang positif menunjukkan bahwa dari total aktiva yang digunakan untuk operasi perusahaan mampu memberikan laba bagi perusahaan. Sebaliknya jika ROA negative menunjukkan total aktiva yang digunakan tidak memberikan keuntungan. Oleh karena itu dengan semakin positifnya nilai dari ROA maka akan menunjukkan kinerja keuangan yang baik pula yang akan di ikuti dengan meningkatnya harga saham dari perusahaan tersebut, sehingga diduga ROA memiliki pengaruh signifikan dan positif terhadap nilai perusahaan.

(11)

1.5.2. Hipotesis Kedua (Ha2)

ROE dipergunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba bersih melalui penggunaan modal sendiri. Semakin tinggi ROE menunjukkan perusahaan mampu mengefisiensikan modal sendiri sehingga mampu menarik permintaan investor yang akan menginvestasikan dananya diperusahaan tersebut. Diduga ROE berpengaruh signifikan dan positif terhadap nilai perusahaan.

Ha2 > 0, artinya ROE berpengaruh signifikan dan positif terhadap nilai perusahaan 1.5.3. Hipotesis Ketiga (Ha3)

Operating Profit Margin (OPM) digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba yang akan menutupi biaya-biaya operasi perusahaan. Semakin besar OPM maka semakin besar minat investor terhadap saham perusahaan sehingga dianggap adanya pengaruh yang signifikan antara OPM dengan nilai perusahaan.

Ha3 > 0, artinya OPM berpengaruh signifikan dan positif terhadap nilai perusahaan 1.5.4. Hipotesis Keempat (Ha4)

Net Profit Margin (NPM) digunakan untuk mengukur besarnya laba bersih perusahaan dibanding dengan penjualannya (Brigham dan Houston, 2006). Semakin besar rasio ini, semakin baik karena dianggap perusahaan memiliki kemampuan dalam mendapatkan laba cukup tinggi sehingga mempengaruhi tingginya permintaan terhadap saham perusahaan dan berdampak pada harga saham. Berdasarkan hal tersebut maka dapat diduga bila NPM berpengaruh signifikan dan positif terhadap nilai perusahaan.

Ha4 > 0, artinya NPM berpengaruh signifikan dan positif terhadap nilai perusahaan 1.5.5. Hipotesis Kelima (Ha5)

Kegiatan CSR merupakan kegiatan yang memerlukan aliran kas keluar pada perusahaan, sehingga mempengaruhi keuntungan perusahaan pada periode tertentu. Hal tersebut menjadi bahan pertimbangan oleh sebagian investor, karena semakin besar dana yang dikeluarkan untuk CSR semakin kecil keuntungan perusahaan, meskipun memperkecil keuntungan, CSR dianggap memiliki pengaruh yang signifikan dan positif terhadap nilai perusahaan dikarenakan diharapkan CSR dapat menjaga kelangsungan bisnis dalam jangka panjang suatu perusahaan, sehingga hal tersebut dapat menarik minat investor untuk beinvestasi.

(12)

BAB II METODE PENELITIAN

Penelitian ini didesain untuk melihat seberapa besar pengaruh ROA, ROE, OPM, NPM dan CSR terhadap Nilai Peusahaan (PBV) pada perusahaan manufaktur yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI). Penelitian ini bersifat cross sectional yang mengambil sampel waktu dan kejadian pada waktu tertentu, kemudian diolah menggunakan metode kuantitatif.

2.1. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan yang aktif dan yang telah

gopublic selama periode 2014-2015. Populasi dari penelitian ini diambil dari data

Indonesia stock change (idx) tahun 2015 yang berjumlah 135 perusahaan.

Teknik pengambilan sampel yang dipakai dalam penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling dimana pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan sebagai berikut:

1. Perusahaan yang masih aktif dan termasuk perusahaan yang sudah gopublic serta terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2014-2015.

2. Perusahaan bergerak dibidang manufacturing.

3. Perusahaan mencantumkan data laporan keuangan secara lengkap dan tersedia selama periode penelitian.

4. Perusahaan melakukan kegiatan CSR dan tercatat lengkap pada laporan keuanganya selama periode penelitian.

5. Perusahaan tidak delisted atau tidak tutup operasi selama periode penelitian.

2.2. Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini berupa laporan keuangan tahunan yang diterbitkan oleh perusahaan manufacturing gopublic yang telah dipublikasikan oleh Pusat Referensi Pasar Modal (PRPM) yang terdapat di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode 2014-2015.

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah teknik archival research.

(13)

2.3. Variabel Penelitian dan Pengukuranya

Penelitian ini menerapkan model hubungan fungsional antara variabel independen dengan variabel dependen yang diestimasikan menggunakan model regresi linier berganda sebagai berikut:

Y = a + b

1

X

1

+ b

2

X

2

+ b

3

X

3

+ b

4

X

4

+ b

5

X

5

+ e

Keterangan:

Y = Nilai Perusahaan (variabel dependen) X1 = Return On Aset (variabel independen) X2 = Return On Equity (variabel independen)

X3 = Operating Profit Margin (variabel independen) X4 = Net Profit Margin (variabel independen)

X5 = Corporatte Social Responsibility (variabel independen) a, b1, dan b2 = Koefisien regresi linier berganda dimana;

a = Konstanta/ nilai Y, apabila X1 dan X2 = 0

b1 = Besarnya kenaikan/ penurunan Y, jika X1 naik atau turun sebesar satu satuan

b2 = Besarnya kenaikan/ penurunan Y, jika X2 naik atau turun sebesar satu satuan

+ atau - = Mencerminkan hubungan antara Y dengan X1 dan Y dengan X2

2.4. Variabel Penelitian

2.4.1. Variabel Retrun On Aset (ROA)

(14)

rupiah aset yang digunakan. Definisi lain ROA adalah menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dari aktiva yang dipergunakan dalam memperoleh pendapatan ROA merupakan penghasilan yang tersedia bagi pemilik perusahaan atas dasar asset yang mereka investasikan dalam perusahaan (Ardiani Ika S dan Andy Kridasusila, 2007). Pada umumnya ROA sebesar 9%. Tingkat pengembalian yang rendah merupakan akibat dari kemampuan untuk menghasilkan laba perusahaan yang rendah, dan biaya bunga yang tinggi yang disebabkan oleh penggunaan utang yang di atas rata-rata, di mana keduanya telah menyebabkan laba bersihnya menjadi relatif rendah (Brigham danHouston, 2006). Dengan mengetahui rasio ini, maka dapat menilai apakah suatu perusahaan efisien dalam memanfaatkan aktivanya dalam kegiatan operasional perusahaan. Rasio ini juga memberikan ukuran yang lebih baik atas profitabilitas perusahaan karena menunjukkan efektivitas manajemen dalam menggunakan aktiva untuk memperoleh pendapatan (Darsono dan Ashari, 2005)

ReturnOn Aset(ROA)=Laba Bersih Setelah Pajak

Total Aset X100

2.4.2. Variabel Retrun On Equity (ROE)

Return On Equity (ROE) adalah mengukur tingkat pengembalian atas investasi dari pemegang saham (Brigham dan Houston, 2006). ROE merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan menggunakan modal sendiri. ROE disebut juga tingkat pengembalian atas ekuitas pemilik perusahaan, ekuitas pemilik adalah jumlah aktiva bersih perusahaan. ROE mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan. Rasio ini sangat diperhatikan oleh para pemegang saham karena para pemegang saham lebih memilih ROE yang tinggi. Dengan kata lain semakin tinggi ROEmenunjukkan penggunaan modal sendiri yang dimiliki perusahaan semakin tinggi dapat menghasilkan laba bersih, maka semakin banyak juga investor yang akan menginvestasikan dananya (Wardjono, 2010). Menurut Harahap (2002), ROE menunjukkan berapa persen diperoleh laba bersih bila diukur dari modal pemilik.

Pengertian lain ROE adalah mengukur kemampuan perusahaan memperoleh laba yang tersedia bagi pemegang saham perusahaan. Rasio ini juga dipengaruhi oleh besar kecilnya utang perusahaan, apabila proporsi hutang makin besar, maka rasio ini juga akan makin besar. Dengan kata lain ROE menunjukkan kesuksesan manajemen dalam memaksimalkan tingkat pengembalian pada pemegang saham. Semakin tinggi rasio ini akan semakin baik karena memberikan tingkat pengembalian yang lebih besar kepada pemegang saham.

ReturnOn Equity(ROE)=Laba Bersih Setelah Pajak

(15)

2.4.3. Variabel Operating Profit Margin (OPM)

Operating Profit Margin (OPM) menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba yang akan menutupi biaya-biaya tetap atau biaya operasi lainnya (Harahap, 2002). OPM sangat dipengaruhi oleh harga pokok penjualan. Apabila harga pokok penjualan meningkat, maka OPM akan menurun, begitu pula sebaliknya. Rasio OPM dicari dengan penjualan bersih dikurangi harga pokok penjualan dibagi penjualan bersih. Rasio ini berguna untuk mengetahui keuntungan kotor perusahaan dari setiap barang yang dijual. Kelemahan dari rasio ini adalah hanya menyediakan keuntungan kotor dari penjualan yang dilakukan tanpa memasukkan struktur biaya yang ada pada perusahaan (Darsono dan Ashari, 2005).

Operating Profit Margin(OPM)= Laba Oprasional

Pendapatan BungaX100

2.4.4. Variabel Net Profit Margin (NPM)

Net Profit Margin (NPM) adalah mengukur besarnya laba bersih perusahaan dibanding dengan penjualannya (Brigham dan Houston, 2006). Lain halnya pendapatan bersih yang diperoleh dari setiap penjualan. Semakin besar rasio ini, semakin baik karena dianggap kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba cukup tinggi. NPM tidak menggambarkan besarnya persentase keuntungan bersih yang diperoleh perusahaan untuk setiap penjualan karena adanya unsur pendapatan dan biaya non operasional. Kelemahan dari rasio ini adalah memasukkan pos atau item yang tidak berhubungan langsung dengan aktivitas penjualan seperti biaya bunga untuk pendanaan dan biaya pajak penghasilan (Darsono dan Ashari, 2005). Apabila NPM masih berada di bawah angka rata-rata industri sebesar 5% menunjukkan bahwa tingginya biaya-biaya. Biaya yang tinggi biasanya terjadi karena operasi yang tidak efisien (Brigham dan Houston, 2006).

Net Profit Margin(NPM)=Laba Bersih Setelah Pajak

Penjualan X100

2.4.5. Variabel Corporate Social Responsibility (CSR)

(16)

komponen yang ditetapkan sebelumnya merupakan CSR, sehingga CSR masing-masing perusahaan merupakan persentase dari total skor item pengungkapan.

CSRI=

Xj

n

Keterangan:

CSRI = Corporate Social Responsibility Index n = Jumlah item untuk perusahan, ≤78

Xj = Dummy variable (1 Jika item j diungkapakan atau 0 jika tidak diungkapkan)

2.4.6. Variabel Nilai Perusahaan (PBV)

Price to Book Value (PBV) adalah menggambarkan rasio atas harga pasar saham terhadap nilai bukunya (Brigham dan Houston, 2006). PBV digunakan untuk mengukur kinerja harga pasar saham terhadap nilai bukunya. PBV juga menunjukkan seberapa jauh perusahaan mampu menciptakan nilai perusahaan relatif terhadap jumlah modal yang diinvestasikan. Semakin besar rasio PBV semakin tinggi perusahaan dinilai oleh investor relatif dibandingkan dengan dana yang telah ditanamkan di perusahaan (Wardjono, 2010).

Rasio ini memberikan indikasi lain tentang bagaimana investor memandang perusahaan. Perusahaan dengan tingkat pengembalian atas ekuitas yang relatif tinggi biasanya menjual saham beberapa kali lebih tinggi dari nilai bukunya, dibanding dengan perusahaan dengan tingkat pengembalian yang rendah (Astuti, 2004). Rasio PBV biasanya melebihi angka 1,0 yang artinyapara investor bersedia untuk membayar lebih atas saham daripada nilai buku akuntansinya. Dalam Brigham dan Houston (2006), nilai PBV untuk rata-rata industri adalah sebesar 1,7 kali. Sedangkan untuk perusahaan-perusahaan yang berjalan dengan baik, umumnya rasio ini mencapai > 1,0 , yang menunjukkan bahwa nilai pasar saham lebih besar dari nilai bukunya.

Price¿Book Value(PBV)= Harga perlembar sah am

Nilai buku perlembar saham X100

2.5. Metode Analisis Data

(17)

Menjelaskan dan menggambarkan variabel-variabel berdasarkan data yang dikumpulkan pada periode tertentu kemudian dianalisis menggunakan rata-rata (mean) dan standar deviasi. Statistic deskriptif adalah bagian dari statistik yang mempelajari pengumpulan dan penyajian data sehingga mudah dipahami. Statistik deskriptif berkaitan dengan metode mengorganisir, menyimpulkan dan mempresentasikan data dalam suatu cara yang normatif yang berguna untuk menjelaskan secara rinci variabel-variabel penelitian.

2.5.1.1. Uji Asumsi Klasik

Pengujian ini digunakan untuk mendapatkan model penelitian yang sah (valid) dan dapat digunakan untuk menentukan estimasi. Setiap persamaan regresi harus memenuhi asumsi klasik sebagai berikut:

a. Data harus berdistribusi dengan normal maka dari itu harus diuji dengan uji normalisasi.

b. Tidak adanya multikolinieritas antara variabel independen.

c. Tidak adanya auto kolerasi antara variabel-variabel yang akan diteliti.

d. memenuhi asumsi homoskedastisitas agar menjadi persamaan regresi yang BLUE (Best LinierUnbias Estimators).

2.5.1.2. Uji Normalitas Data

Uji ini bertujuan untuk menguji variabel dependen dengan variabel independen untuk mengetahui apakah kedua variabel tersebut berdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah data tiap variabel yang diuji memiliki distribusi yang normal. Uji normalisasi data dalam penelitian ini menggunakan analisis One-Sample Kolmogorov-Smirnov (uji K-S) dengan bantuan program Statistical Product and Service Solution (SPSS) versi 19, Santoso (2004:45). Kriteria keputusan hasil uji K-S adalah:

 Jika nilai asymp. Sig. (2-tailed) ≤ 0,05 berarti data tidak berdistribusi normal

 Jika nilai asymp. Sig. (2-tailed) ≥ 0,05 berarti data berdistribusi normal

2.5.1.3. Uji Multikolinieritas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah ada atau tidak adanya kolerasi antar data variabel independen. Model regresi yang baik yaitu apabila variabel independen terbebas dari multikolinieritas. Untuk menguji ada atau tidaknya multikolinieritas di dalam model regresi adalah:

a. Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi empiris sangat tinggi

(18)

c. Jika antara variabel independen ada kolerasi yang cukup tinggi maka menunjukan adanya multikolinieritas antar variabel independen.

Salah satu cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikolinieritas yaitu dengan cara melihat VIF (Variance Inflation Factor) dan nilai toleransi. (Priyatno, 2008) Kriteria keputusan uji multikolinieritas adalah:

 Jika tolerance < 0,10 dan VIF > 10 berarti adanya multikolinieritas

 Jika tolerance > 0,10 dan VIF < 10 berarti tidak terjadi multikolinieritas

2.5.1.4. Uji Autokorelasi

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi linier pada variabel dependen ada kolerasi antara kesalahan pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1. Jika terjadi korelasi, maka dinamakan adanya problem autokorelasi. Model regresi yang baik yaitu apabila variabel dependen tidak berkorelasi dengan dirinya sendiri. Untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi dapat menggunakan statistik

Durbin-Watson (D.W). (Priyatno, 2008) Pengambilan keputusan ada atau tidaknya autokorelasi adalah sebagai berikut:

 Bila D.W terletak antara batas atas (upper bound) dan 4-du (du < D.W < 4-du), maka koefisien kolerasi sama dengan nol, berarti tidak adanya autokorelasi.

 Bila D.W lebih rendah dari batas bawah atau lower bound (0 < D.W < dl), maka koefisien korelasi lebih besar dari pada nol, berarti ada autokorelasi positif.

 Bila D.W lebih besar dari pada 4-dl (4-dl <D.W < 4), maka koefisien autokorelasi lebih kecil dari pada nol, berarti adanya autokorelasi negatif.

 Bila D.W terletak diantara batas atas dan bawah (dl < D.W < du) atau D.W terletak diantara 4-du dan 4-dl (4-du < D.W < 4-dl), maka hasilnya tidak dapat disimpulkan atau tidak ada keputusan karena berada pada daerah yang tidak meyakinkan.

Untuk mempermudah pemahaman maka perhatikanlah tabel berikut:

Kriteria Ho Keputusan

0 < DW < dl Ditolak Ada autokorelasi positif dl < DW < du Tidak ada keputusan Tidak ada keputusan 4-dl < DW < 4 Ditolak Ada autokorelasi negatif 4-du < DW < 4-dl Tidak ada keputusan Tidak ada keputusan

du < DW < 4-du Diterima Tidak ada autokorelasi Keterangan:

(19)

DW = Durbin-Watson

2.5.1.5. Uji Heteroskedastisitas

Uji ini bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi tidak terjadi kesamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainya. Jika varian dari residual pengamatan ke pengamatan lain tetap disebut homoskedastisitas dan jika varian dari residual berubah maka disebut heteroskedastisitas (Priyatno, 2008). Model regresi yang baik yaitu apabila tidak adanya heteroskedastisitas.

Dalam penelitian ini, uji heteroskedastisitas dengan menggunakan Uji Gletset (Widyaningdyah, 2001), dengan dasar pengambilan keputusan sebagai berikut:

 Jika signifikan < 0.05, maka adanya heteroskedastisitas

 Jika signifikan > 0.05, maka tidak ada heteroskedastisitas

2.5.2. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dalam penelitian ini dilakukan untuk menjawab hipotesis yang ada, maka akan diteliti tingkat signifikansi variabel-variabel yang terkait secara koefisien determinasinya, simultan (uji F), dan secara individual (uji T).

2.5.2.1. Uji Ketepatan Perkiraan (Goodness of Test atau R2)

Uji ini digunakan untuk mengetahui tingkat ketepatan yang paling baik dalam analisis regresi yang dinyatakan dengan koefisien determinasi majemuk (R2). Koefisien ini menunjukan seberapa besar variasi variabel independen yang digunakan dalam model mampu menjelaskan variabel dependen, dengan asumsi jika R2 = 0 maka variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel independen dan jika R2 = 1 maka variabel independen dinyatakan 100% yang berarti berpengaruh sempurna terhadap variabel dependen. Dalam model ini variabel independen yang paling baik yaitu variabel yang memiliki R2 yang mendekati 1 atau sama dengan 1.

2.5.2.2. Uji Pengaruh Simultan (Uji F)

Uji F digunakan untuk mengetahui seberapa jauh signifikansi masing-masing variabel ROA, ROE, OPM, NPM dan CSR terhadap Nilai Perusahaan (PBV) secara bersama. Besarnya tingkat signifikansi koefisien secara regresi simultan dapat diketahui dengan nilai signifikan yang dilakukan dengan uji F. Tingkat signifikan yang digunakan 5%, dan diolah menggunakan bantuan program Statistical Product and Service Solution

(SPSS) versi 19.

(20)

FHitung=

(

R2

K

)

(

1−R2 nK

)

Keterangan:

FHitung = Nilai F hasil observasi R = Koefisien kolerasi K = Jumlah variabel bebas

n = Jumlah data yang diobservasi (sample)

Adapun kriteria keputusan hasil Uji F sebagai berikut:

 Apabila nilai sig. (probability value) < 0.05 maka Ha diterima, berarti semua variabel independen secara simultan berpengaruh atau mampu menjelaskan secara signifikan terhadap nilai perusahaan.

 Apabila nilai sig. (probability value) > 0.05 maka Ha ditolak, berarti semua variabel independen secara simultan tidak berpengaruh atau tidak mampu menjelaskan secara signifikan terhadap nilai perusahaan.

2.5.2.3. Uji Pengaruh Parsial (Uji T)

Uji T digunakan untuk mengetahui seberapa jauh signifikansi masing-masing variabel ROA, ROE, OPM, NPM dan CSR terhadap Nilai Perusahaan (PBV) secara terpisah dengan diuji pada tingkat signifikan sebesar 5%.

Secara operasional Uji T dapat diformulasikan sebagai berikut:

THitung=

SE

Keterangan:

THitung = Nilai T hasil observasi

(21)

Adapun kriteria keputusan hasil uji T sebagai berikut:

 Apabila nilai sig. (probability value) < 0.05 maka Ha diterima, berarti variabel independen secara individu berpengaruh atau mampu menjelaskan secara signifikan terhadap nilai perusahaan.

 Apabila nilai sig. (probability value) > 0.05 maka Ha ditolak, berarti variabel independen secara individu tidak berpengaruh atau tidak mampu menjelaskan secara signifikan terhadap nilai perusahaan.

2.2. Jadwal Kegiatan Penelitian

No Kegiatan

Tahun / Bulan 2016

5 6 7 8 9 10

1 Penyusunan Proposal 2 Pengajuan Proposal

3 Penyusunan Tintauan Pustaka 4 Pengumpulan Data

5 Pengolahan Data, Analisis dan Evaluasi

6 Penyusunan Laporan dan Presentasi

2.3. Sistematika Pelaporan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1.2. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3. Ruang Lingkup Masalah 1.4. Sistematika Penulisan

(22)

2.1. Pasar Modal

2.1.1. Pengertian Pasar Modal 2.1.2. Instrument dalam Pasar Modal 2.2. Nilai Perusahaan

2.2.1 Pengertian Nilai Perusahaan

2.2.2. Faktor-faktor yang Mempangaruhi Nilai Perusahaan 2.2.3 Alat Analisa Nilai Perusahaan

2.3. Kinerja Keuangan

2.3.1. Pengertian Kinerja Keuangan

2.3.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Keuangan 2.3.3. Alat Ukur Kinerja Keuangan

2.4. Corporatte Social Responsibility (CSR)

2.4.1. Pengertian Corporatte Social Responsibility (CSR) 2.4.2. Bentuk Corporatte Social Responsibility (CSR)

2.4.3. Peran Corporatte Social Responsibility (CSR) dalam Meningkatkan Nilai Perusahaan

2.5. Tinjauan Penelitian Sebelumnya 2.6. Kerangka Penelitian

2.7. Pengembangan Hipotesis

2.7.1. Hubungan Kinerja keuangan dengan Nilai Perusahaan

2.7.2. Hubungan Corporatte Social Responsibility (CSR) dengan Nilai Perusahaan

(23)

Model Penelitian

3.2. Objek Penelitian

3.3. Sumber Data dan Teknik Pengumpulan Data 3.4. Variabel Penelitian

3.4.1. Variabel Nilai Perusahaan (PBV) 3.4.2. Variabel Return On Aset (ROA) 3.4.3. Variabel Return On Equity (ROE)

3.4.3. Variabel Operating Profit Margin (OPM) 3.4.3. Variabel Net Profit Margin (NPM)

3.4.3. Variabel Corporatte Social Responsibility (CSR)

3.5. Metode Analisis Data 3.5.1. Analisis Deskriptif 3.5.2. Uji Asumsi Klasik 3.5.3. Uji Normalitas Data 3.5.4. Uji Multikolinieritas 3.5.5. Uji Autokorelasi 3.5.6. Uji Heteroskedastisitas 3.6. Uji Hipotesis

3.6.1. Uji Ketepatan Perkiraan (R2) 3.6.2. Analisis Regresi Linier Berganda 3.6.3. Uji Pengaruh Simultan (Uji F) 3.6.4. Uji Pengaruh Parsial (Uji T)

(24)

4.1. Hasil Penelitian

4.2. Statistik Deskriptif 4.2.1. Uji Asumsi Klasik 4.2.2. Uji Normalitas Data 4.2.3. Uji Multikolinieritas 4.2.4. Uji Autokorelasi 4.2.5. Uji Heteroskedastisitas 4.3. Uji Hipotesis

4.3.1. Uji Ketepatan Perkiraan (R2) 4.3.2. Analisis Regresi Linier Berganda 4.3.3. Uji Pengaruh Simultan (Uji F) 4.3.4. Uji Pengaruh Parsial (Uji T) 4.4. Pembahasan

4.4.1. Pengaruh Return On Aset (ROA)Terhadap Nilai Perusahaan (PBV) 4.4.1. Pengaruh Return On Equity (ROE)Terhadap Nilai Perusahaan (PBV)

4.4.1. Pengaruh Operating Profit Margin (OPM)Terhadap Nilai Perusahaan (PBV) 4.4.1. Pengaruh Net Profit Margin (NPM)Terhadap Nilai Perusahaan (PBV)

4.4.1. Pengaruh Corporatte Social Responsibility (CSR) Terhadap Nilai Perusahaan (PBV)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN 5.1.

Simpulan

(25)

DAFTAR PUSTAKA

Danapriatna, Nana. 2014. Aplikasi Komputer Pengelolahan Ststistika Dengan SPSS. Universitas Islam “45” Bekasi.

Hadianto, Muhammad Luthfi. 2013. Analisis Pengaruh Kinerja Keuangan Terhadap Nilai Perusahaan dengan Pengungkapan CSR dan GCG sebagai Variabel Pemoderasi.

Skripsi Universitas Dipenegoro Semarang.

Hasan, M. Iqbal.2001. Pokok-pokok MateriStatistik 2 (Statistik Inferensi). Jakarta

Kusuma, Agung Budi. 2013. Asosiasi Pengungkapan CSR dan Kinerja Keuangan pada Perusahaan Peraih Penghargaan Indonesia Sustainability Reporting Award (ISRA) Periode 2011 dan Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) 2011-2012. Jurnal Universitas Negeri Surabaya.

Mustafa, Cut Cinthya. 2014. Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan Manufaktur. Jurnal Ilmu & Riset Akuntansi Vol. 3 No. 6 (2014) Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIESIA) Surabaya Priyatno, Dwi. 2008. Mandiri Belajar SPSS. Yogyakarta: Mediakom.

Pujihastuti, Isti. 2015. Metode Penelitian Untuk Kalangan Sendiri. Universitas Islam “45” Bekasi.

Putri, Giovanni Anizza. Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap Harga Saham (Study Empiris Pada Perusahaan Pertambangan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2011). SkripsiUniversitas Negeri Yogyakarta. Rinaldy, Yosua. 2011. Pengaruh Pengungkapan Corporate Social Responsibility Terhadap

Kepemilikan Institusional Pada Perusahaan Berkategori High-Profile yang Listing di Bursa Efek Indonesia. Skripsi Universitas Diponegoro Semarang.

(26)

Santoso, Singgih. 2002. Buku Latihan SPSS Statistik Multivariat. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Referensi

Dokumen terkait

Dalam upaya mendorong pemenuhan perpajakan secara sukarela untuk meningkatkan jumlah wajib pajak serta mendorong kontribusi penerimaan kas negara dari UMKM,

Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Ivadhias Swastika tentang Resiliensi Pada Remaja yang Mengalami Broken Home menyatakan hasil bahwa subjek memiliki resiliensi

Sehubungan dengan lokasi perumahan tertata tersebut dilakukan penelitian tentang perkembangan perumahan di sebelah Barat dan Timur Kota Medan yaitu Kecamatan Medan Sunggal dan

1. Fasilitas transportasi yang akan membawanya dari dan ketempat tujuan wisata yang ingin dikunjungi.. Fasilitas akomodasi yang merupakan tempat tinggal sementara ditempat

25 tahun, maka Gerakan Pramuka, mulai dari Kwartir Nasional hingga Gugus Depan mengadakan kegiatan besar bagi golongan Pramuka Penegak dan Pramuka Pandega dengan nama Raimuna,

Seperti yang dicerminkan oleh namanya, agroforestri sederhana terdiri dari sejumlah kecil unsur penyusun sistem: satu atau dua jenis pohon bercampur dengan satu atau beberapa

Kepadatan yang berbeda sangat berpengaruh nyata (P&lt;0,01) terhadap pertumbuhan, tetapi tidak berpengaruh nyata dengan kelulushidupan ikan nila ( Oreochromis niloticus )

Persepsi siswa terhadap pembelajaran daring pada mata pelajaran matematika menunjukkan bahwa: (1) dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran daring pada mata