Jurnal Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 17 FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN KANKER SERVIKS DI RSUD ARIFIN ACHMAD PEKANBARU TAHUN 2014
Syukrianti Syahda
Dosen STIKes Tuanku Tambusai Riau, Indonesia
ABSTRACT
Cervical cancer is one of malignancies or neoplasms, which are located located in the area of the cervix, the neck of the uterus or cervix. According to the World Health Organization (WHO) in 2008, 12.4 million people suffer from cancer and 7.6 million people died of cancer, the incidence of cervical cancer is second only to breast cancer incidence and mortality of about 500,000 people as many as 288,000 people. The purpose of this study was to determine the factors that relate to the incidence of cervical cancer at Arifin Achmad Pekanbaru 2014. The study design was cross-sectional. A study population of 181 patients with cancer. samples were taken by total sampling. Analysis of the data used is univariate and bivariate. Results of analysis of bivariate correlation of age with the incidence of cervical cancer (pvalue; 0.000), there was no relationship of parity with the incidence of cervical cancer (pvalue; 1,000), there is a relationship of parity with the incidence of cervical cancer (pvalue; 0.029), and there is a relationship between a history of genital infection the incidence of cervical cancer (pvalue; 0.021). Expected to health professionals to improve the health promotion of cervical cancer.
Bibliography : 28 (2005-2013)
Keywords : Cervical Cancer , Age , Parity , Type KB , History Genital Infection
PENDAHULUAN
Kanker serviks adalah salah satu
jenis keganasan atau neoplasma
yang lokasinya terletak didaerah
serviks, daerah leher rahim atau
mulut rahim (Rasjidi, 2010). Kanker
serviks adalah kanker terbanyak
kelima pada wanita di seluruh dunia.
Menurut World Health Organization
(WHO) tahun 2008, 12,4 juta
penduduk menderita kanker dan 7,6
juta orang meninggal karena
penyakit kanker, kejadian kanker
serviks menduduki peringkat kedua
setelah kanker payudara dengan
angka kejadian sekitar 500.000 orang
dan kematian sebanyak 288.000
orang (Nunukan, 2009).
Menurut data Departemen Kesehatan
Republik Indonesia ditemukan
kanker serviks sebanyak 100 kasus
Jurnal Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 18 kasus setiap tahunnya. Penyakit
kanker merupakan penyebab
kematian nomor 7 (5, 7%) (Riset
Kesehatan Dasar, 2007) dan pada
tahun 2011 prevalensi kanker di
Indonesia adalah 4,3 per 1000
penduduk, artinya dari setiap 1000
orang Indonesia sekitar 4 orang di
antaranya menderita kanker.
Prevalensi kanker tertinggi di
Indonesia dilaporkan di Provinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)
yaitu 9,6 per 1000
penduduk.Penyebab kanker serviks
Sebagian besar (95%) berasal dari
lingkungan berupa virus human
papilloma virus (HPV), sementara
5% lainnya adalah faktor keturunan.
Berdasarkan data yang diterima dari
RSUD Arifin Acmad Pekanbaru
menunjukkan bahwa penderita
kanker serviks mengalami fluktuasi
pada tahun 2011 tinggi dengan
jumlah penderita 135 orang, pada
tahun 2012 mengalami penurunan 87
orang dan pada tahun 2013 kembali
tinggi menjadi 109 orang.
Dari data rekam medic menunjukkan
bahwa kasus kanker servik
merupakan peringkat 2 tertinggi
kasus kejadian kanker di RSUD
Arifin Achmad Provinsi Riau pada
tahun 2013.
Penyebab terjadinya kelainan pada
sel serviks tidak diketahui secara
pasti, tetapi terdapat beberapa faktor
yang berpengaruh terhadap
terjadinya kanker serviks, yaitu:
faktor etiologi yang dikarenakan
infeksi Human Papiloma Virus
(HPV), umur (>30 lebih beresiko),
paritas (>4 beresiko tinggi),
pendidikan, pekerjaan dan
pendapatan, perilaku seksual (usia
pertama kali melakukan hubungan
seksual (<20 tahun), Jarak antara
hubungan seks pertama dengan
menarch (tahun), jumlah pasangan
seks (>1 pasangan, jumlah pasangan
seks sebelum 20 tahun), Gangguan
sistem kekebalan, pemakaian pil KB,
infeksi genetalis atau infeksi
klamidia menahun, Golongan
ekonomi lemah (karena tidak mampu
melakukan pap smear secara rutin),
merokok dan nutrisi (Maya.I,2009).
METODE
Jenis penelitian yang digunakan
dalam penelitian ini adalah
kuantitatif analitik dan desain
penelitian Cross Sectional. Populasi
Jurnal Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 19 seluruh penderita kanker di bagian
ginekologi RSUD Arifin Achmad
Pekanbaru tahun 2013 sebanyak
181orang. Sampel yang diambil pada
penelitian ini menggunakan teknik
total populasi sehingga jumlah
sampel sebanyak 181 data rekam
medic pasien onkologi RSUD Arifin
Achmad tahun 2013 yang memenuhi
kriteria. Analisis data yang
digunakan adalah analisis univariat
dan bivariat. Uji Statistik yang
digunakan adalah-chi-square.
HASIL
A. Univariat
Berdasarkan hasil univariat
diketahui bahwa, dari 181
penderita kanker terdapat 138
penderita kanker serviks (72,6%)
yang berada pada katagori umur ≥ 30 tahun, 131 penderita kanker serviks (72,4%) dengan paritas <
4, 100 penderita kanker serviks
(55,2%) menggunakan jenis KB
hormonal, dan 145 penderita
kanker serviks (80,1%) yang
tidak memiliki riwayat infeksi
kelamin.
B. Analisis Bivariat
Analisis ini digunakan untuk
melihat hubungan antar variable
yaitu hubungan umur dengan
kejadian kanker serviks, paritas
dengan kanker serviks, jenis KB
dengan kanker serviks, dan
riwayat infeksi Kelamin dengan
kanker serviks.
1. Tabel 4.1 Hubungan Umur
dengan kejadian kanker
serviks di RSUD Arifin
Achmad Pekanbaru tahun
2014.
Berdasarkan tabel 4.1 dapat
diketahui bahwa dari 43
penderita kanker (28,3%) yang
berumur <30 tahun yang
merupakan resiko rendah
kanker serviks, 14 penderit
akanker (32,6%) berada dalam
katagori kanker serviks,
sedangkan dari 138 penderita
kanker (76,2%) yang berumur
≥30 tahun yang
merupakanresikotinggikankerse
rviks,39 penderita kanker
(28,3%) berada dalam katagori
tidak kanker serviks.
Berdasarkan uji statistic Chi
Umur Kanker Serviks Total P
Value
Tidak Ya
N % N % N %
<30 29 67,4 14 32,6 43 23,8 0,000
≥30 39 28,3 99 71,7 138 76,2
Jurnal Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 20
Square menunjukkan hasil
bahwa ada hubungan yang
bermakna antara umur dengan
kejadian kanker serviks di
RSUD Arifin Achmad
Pekanbaru tahun 2013. Hal ini
dibuktikan dengan Pvalue = 0,000 < α 0,05 sehingga H0 ditolak pada derajat 5%.
2. Tabel 4.2 Hubungan Paritas
Dengan Kejadian Kanker
Serviks di RSUD Arifin
Achamad Pekanbaru Tahun
2014.
Berdasarkan tabel 4.2 dapat
diketahui bahwa dari 131
penderita kanker (72,4%)
dengan paritas<4 yang
merupakan resiko rendah
kanker serviks, 82 penderita
kanker (62,6%) berada dalam
katagori kanker serviks,
sedangkan dari 50 penderita
kanker (27,6%) dengan paritas ≥4 yang merupakan resiko tinggi kanker serviks,
19 penderita kanker (38,0%)
berada dalam katagori tidak
kanker serviks. Berdasarkan
uji statistic Chi Square
menunjukkan hasil bahwa
tidak ada hubungan yang
bermakna antara paritas
dengan kejadian kanker
serviks di RSUD Arifin
Achmad Pekanbaru tahun
2013. Hal ini dibuktikan
dengan Pvalue = 1,000 > α
0,05 sehingga H0 diterima
pada derajat 5%.
3. Tabel 4.3 Hubungan Jenis
KB Dengan Kejadian
Kanker Serviks di RSUD
Arifin Achmad Pekanbaru
tahun 2014.
Berdasarkan tabel 4.3 dapat
diketahui bahwa dari 81
penderita kanker (44,8%)
menggnakan jenis KB non
hormonal yang merupakan
resiko rendah kanker serviks,
43 penderita kanker (53,1%)
berada dalam katagori kanker Parit
as
KankerServiks Total P
Value
KankerServiks Total P
Jurnal Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 21 serviks, sedangkan dari 100
penderita kanker (55,2%)
menggunakan jenis KB
hormonal yang merupakan
resiko tinggi kanker serviks,
30 penderita kanker (30,0%)
berada dalam katagori tidak
kanker serviks. Berdasarkan
uji statistic Chi Square
menunjukkan hasil bahwa ada
hubungan yang bermakna
antara jenis KB dengan
kejadian kanker serviks di
RSUD Arifin Achmad
Pekanbaru tahun 2013. Hal ini
dibuktikan dengan Pvalue= 0,029< α 0,05 sehingga H0 ditolak pada derajat 5%.
4. Tabel 4.4 Hubungan Infeksi
Kelamin Dengan Kejadian
Kanker Serviks di RSUD
Arifin Achmad Pekanbaru
tahun 2014.
Berdasarkan table 4.4 dapat
diketahui bahwa dari 145 penderita
kanker (80,1%) tidak memiliki
riwayat infeksi kelamin yang
merupakan resiko rendah kanker
serviks, 84 penderita kanker (57,9%)
berada dalam katagori kanker
serviks, sedangkan dari 36 penderita
kanker (19,9%) yang merupakan
resiko tinggi kanker serviks, 7
penderita kanker (19,4%) berada
dalam katagori tidak kanker serviks.
Berdasarkan uji statistic Chi Square
ada hubungan yang bermakna antara
riwayat infeksi kelamin dengan
kejadian kanker serviks di RSUD
Arifin Achmad Pekanbaru tahun
2013. Hal ini dibuktikan dengan
Pvalue = 0,021< α 0,05 sehingga H0
ditolak pada derajat 5%.
PEMBAHASAN
1. Hubungan Umur Dengan
Kejadian Kanker Serviks di
RSUD Arifin Achmad
Pekanbaru Tahun 2014
Kanker biasa terjadi pada wanita
yang berusia antara 30-50 tahun
(>30 tahun) namun bisa terjadi
pada wanita usia muda (<30
tahun). Peningkatan usia seorang
selalu diiringi dengan
penurunan kinerja organ-organ
dan kekebalan tubuhnya. Itu
membuatnya relative mudah
berbagai infeksi dan berpotensi Infeksi
Kela min
Kanker Serviks Total P
Value Tidak Ya
N % N % N %
Tidak 61 42,1 81 57,9 145 80,1 0,021
Ya 7 19,4 29 80,6 36 19,9
Total 11
3
Jurnal Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 22 kanker (sandar,2010 dalam
mutiah).
2. Hubungan Paritas Dengan
Kejadian Kanker Serviks di
RSUD Arifin Achmad
Pekanbaru Tahun 2014
Menurut Rasjidi paritas adalah
kemampuan wanita untuk
melahirkan secara normal. Pada
proses persalinan normal, bayi
bergerak melalui mulut rahim
dan ada kemungkinan sedikit
merusak jaringan epitel ditempat
tersebut. Pada kasus wanita yang
melahirkan lebih dari dua kali
dan dengan jarak yang terlalu
dekat. Kerusakan jaringan epitel
ini berkembang ke arah
pertumbuhan sel abnormal yang
berpotensi ganas.
Paritas berbahaya adalah dengan
memiliki jumlah anak lebih dari
2 orang atau jarak persalinan
terlalu dekat. Sebab dapat
menyebabkan timbulnya
perubahan sel-sel abnormal pada
mulut rahim. Jika jumlah anak
yang dilahirkan melalui jalan
normal banyak dapat
menyebabkan terjadinya
perubahan sel abnormal dari
epitel pada mulut rahim dan
dapat berkembang menjadi
keganasan (sukaca,2009).
Menurut asumsi peneliti tidak
adanya hubungan antara paritas
dengan kejadian kanker serviks
adalah mungkin dikarenakan
pada saat proses persalinan
penderita kanker serviks tersebut
sudah steril atau dari segi
hygiennya terjaga sehingga
dapat mengurangi resiko
terjadinya kanker serviks meski
persalinan wanita tersebut lebih
dari 4 paritas.
3. Hubungan Jenis KB Dengan
Kejadian Kanker Serviks di
RSUD Arifin Achmad
Pekanbaru Tahun 2013
Kontrasepsi merupakan suatu
alat untuk mengontrol
kehamilan. Umumnya, KB dan
pemakaian metode kontrasepsi
digunakan untuk membatasi
jumlah anak yang lahir atau
merenggangkan waktu kelahiran
mereka. Strategi KB yang terdiri
dari berbagai cara dan tingkat
kefektifan digunakan di seluruh
dunia dan telah dipraktekkan
selama ribuan tahun.
Pertimbangan pertimbangan
Jurnal Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 23
keamanan (misalnya
perlindungan dari penyakit
menular seksual dan HIV, serta
menghindari efek samping KB),
keefektifan, kenyamanan, biaya,
penerimaan pribadi dan sikap
pasangan. Semua metode KB
memiliki keuntungan dan
kerugian (Fenny, 2000).
Berbagai jenis alat kontrasepsi
mempunyai keuntungan atau
maupun kerugian atau efek
samping yang harus diketahui
oleh calon akseptor. Alat
kontrasepsi mempunyai
keuntungan untuk mengatur
jarak kelahiran maupun
menekan angka kelahiran.
Kontrasepsi yang lebih banyak
menimbulkan masalah kesehatan
adalah adalah kontrasepsi
hormonal yaitu pil, suntik dan
implan. Kontrasepsi hormonal
yang dipakai dalam jangka
panjang meningkat resiko
kanker serviks sebanyak 1,5-2,5
kali (Ramli 2002, dalam
mutiah).
4. Hubungan Riwayat Infeksi
Kelamin Dengan Kejadian
Kanker Serviks di RSUD
Arifin Achmad Pekanbaru
Tahun 2013
Menurut Suheimi (2006),
penyebab dari kanker servik ini
belum dapat dijelaskan
sepenuhnya. Infeksi Human
Papillomavirus (HPV)
merupakan penyakit menular
seksual (PMS) yang berasosiasi
kuat dengan kanker servik dan
vulva sehingga HPV merupakan
faktor resiko utama dari kanker
servik. Keberadaan HPV
terdapat pada 80% kasus kanker
servik. Infeksi HPV menurunkan
kemampuan sistem imun
melawan infeksi yang akhirnya
dapat meningkatkan
kemungkinan perubahan sel-sel
pre-kanker menjadi kanker.
Himapid (2008) berpendapat
bahwa penyakit kelamin dan
keganasan servik keduanya
saling berkaitan secara bebas,
dan diduga terdapat korelasi
non-kausal antara beberapa
penyakit akibat hubungan
seksual dengan kanker servik.
Hal ini didukung dengan adanya
pengaruh dari faktor sering
berganti-ganti pasangan dari
Jurnal Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 24 jumlah responden yang
mempunyai ≥ 2 pasangan sebanyak 7 orang.
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang
telah dilakukan di RSUD Arifin
Achmad Pekanbaru 2014 maka
dapat diambil kesimpulan
berikut:
1. Ada hubungan antara umur
dengan kejadian kanker
serviks di RSUD Arifin
Achmad Pekanbaru tahun
2014.
2. Tidak ada hubungan antara
paritas dengan kejadian
kanker serviks di RSUD
Arifin Achmad Pekanbaru
tahun 2014.
3. Ada hubungan antara jenis
KB dengan kejadian kanker
serviks di RSUD Arifin
Achmad Pekanbaru tahun
2014.
4. Ada hubungan antara riwayat
infeksi seksual dengan
kejadian kanker serviks di
RSUD Arifin Achmad
Pekanbaru tahun 2014.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian,
maka peneliti memberikan saran
sebagai berikut:
1. Bagi Dinas Kesehatan Kota
Pekanbaru
Diharapkan bagi dinas
kesehatan kota pekanbaru
untuk lebih meningkatkan
program pelatihan tentang
skrining dini tentang kanker
serviks.
2. Bagi RSUD Arifin Achmad
Pekanbaru
Diharapkan agar RSUD
Arifin Achmad Pekanbaru
lebih meningkatkan segi
sarana rumah sakit dan
pelayanan terhadap skrining
kanker serviks.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan untuk dapat
meneliti lebih lanjut
faktor-faktor lain yang dapat
mempengaruhi kejadian
kanker serviks dengan
variable-variabel dan analisis
Jurnal Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 25 DAFTAR PUSTAKA
Alimul Aziz A, (2010). Metodologi Penelitian Kebidanan & Teknik Analisisis Data, cetakan keempat, Salemba Medika, Jakarta.
Abdullah Sarwenda, (2013).
Hubungan pemakaian
kontrasepsi hormonal & non Hormonal dengan kejadian kanker serviks, Manado
Daryani, (2011). Hubungan umur dengan kejadian kanker serviks dilaboratorium. Jurnal dunia kesehatan volum 2 nomor 2
Hety D. siwi (2009). Hubungan Usia dan paritas dengan kejadian Ca Cerviks di RSUD Sidoarjo. Jurnal Vol.3 No. 1
Indi susanti, (2010). Hubungan usia pertama kali berhubungan seksual dan jumlah pasangan seksual dengan kejadian pra kanker leher rahiim pada wanita yang melaksanakan deteksi dini menggunakan metode inspeksi visual dengan Asam asetat (IVA) di Puskesmas Cikampak kab. Kerawang.
Indrawati Maya, (2009). Bahaya Kanker Bagi Wanita & Pria, Cetakan Pertama, Jakarta.
Laras, (2009). Analisa faktor. UI.literatur.pdf
Mahdiana Ratna, (2010). Mendegah Penyakit Kronis Sejak Dini, Cetakan I, Tora Book, Yogyakarta.
Mahannad Shadine, (2009). Penyakit Wanita, Cetakan Pertama, Keen Books, Jakarta.
Manan M El, (2011). Miss V, Cetakan pertama, Buku Biru, Jogjakarta.
Melva, (2008). Faktor-faktor yang mempegaruhi kejadian kanker leher rahim pada penderita yang dating berobat di RSUD H. Adam Malik, Medan.
M.Russel Dorothy, (2011). Bebas dari 6 Penyakit Paling Mematikan, Cetakan pertama, MedPress (Anggota IKAPI), Yogyakarta.
Nurcahyani, dkk. Faktor-faktor yang berhubungan dengan prilaku pencegahan kankerserviks. JOM PSIK VOL.1 NO.2 oktober 2014
Oemiati ratih, ddk. (2008). Ketahanan hidup penderita kanker serviks. Jakarta.
Pitriyani Heni, (2012). Hubungan Personal Higiene Organ Genital dengan kejadian kanker serviks di RSUD dr. Kariadii, Semarang.
Ranggiasanka Aden, (2010). Waspada Kankerpada Pria dan Wanita, Cetakan I, Siklus, Yogyakarta.
Rasjidi Imam , (2007). Panduan Penatalaksanaan Kanker Ginekologi berdasarkan
ecidence Base, Buku
Jurnal Kebidanan STIKes Tuanku Tambusai Riau Page 26 Rasjidi Imam, (2009). Jurnal
Epidemiologi Kanker Serviks, Vil III no 3, Studi Pustaka, Tanggerang.
Risa Mutiah Pratiwi, (2009). Pengaruh pemakaian alat kontrasepsi kombinasi progesterone estrogen terhadap kejadian kanker
serviks di RSUD DR.
Moewardi, Surakarta.
Sudibya Akhmad, (2010). Infeksi Human PapilomaVirus dan penegahannya. Laporan penelitian Unversitas Wijaya kusuma Surabaya
Trihapsari Ernita, (2009). Faktor -faktor-yang-metodologi.pdf U.W Catrina, (2010). Perbedaan
faktor infeksi serviks HPV 16/18 dengan pemeriksaan PCR. Usu
Wulandari Sri Atik, (2008). Pengertian dan pemahaman resiko ca. cerviks pada WUS di Indonesia. Laporan
universitas wijaya
kususma,Surabaya
Yastuti Hastini, (2010). klasifikasi hasil pap test penyakit kanker serviks. laporan penelitian ITS Surabaya
Yovita Lucia, (2009). Faktor resiko karakteristik dan prilaku seksual terhadap kejadian
kanker serviks, the
Indonesian Journal of public health vol 6 no 1.
Yuniarto M.Isa, (2005). Hubungan antara umur perkawinan dengankejadian karsinoma serviks di RS Dr Sardjito, Yogyakarta.