• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEBIJAKAN FISKAL DAN KEBIJAKAN MONETER (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "KEBIJAKAN FISKAL DAN KEBIJAKAN MONETER (1)"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

KEBIJAKAN FISKAL

Adalah kebijakan pemerintah dengan membuat

perubahan dalam bidang perpajakan dan

pengeluaran pemerintah dengan tujuan untuk

mempengaruhi pengeluaran agregat dalam

perekonomian

Instrumen utama kebijakan fiskal : pengeluaran

dan pajak

(3)

Kebijakan fiskal dibedakan atas 3 jenis:

1. Kebijakan fiskal ekspansioner

Peningkatan belanja pemerintah dan/atau penurunan pajak

yang dirancang untuk meningkatkan permintaan agregat

dalam perekonomian.

Tujuan: untuk meningkatkan PDB dan menurunkan

pengangguran

2. Kebijakan fiskal kontraksioner

Pengurangan belanja pemerintah dan/atau peningkatan

pajak yang dirancang untuk menurunkan permintaan

agregat dalam perekonomian

Tujuan: untuk mengendalikan inflasi

3. Kebijakan fiskal sisi penawaran

(4)

peran kebijakan fiskal

Menghadapi masalah pengangguran

Pengangguran terjadi karena pengeluaran agregat

(AE) di bawah penawaran agregat yang diperlukan

untuk mencapai tingkat penggunaaan tenaga kerja

penuh (AE

f

).

Jurang deflasi

adalah jumlah kekurangan

perbelanjaan agregat yang diperlukan untuk

mencapai full employment.

Untuk mengatasi masalah ini maka pemerintah akan

menaikkan kegiatan ekonomi dg

mengurangi pajak

dan atau menambah pengeluaran pemerintah

(5)

Peran kebijakan fiskal

Menghadapi masalah inflasi.

Inflasi terjadi karena kegiatan ekonomi melebihi

tingkat full employment. Pengeluaran agregat

melebihi kemampuan dari perekonomian itu

menghasilkan barang dan jasa. Sehinggga

menimbulkan kenaikan harga.

Jurang inflasi

adalah kelebihan dalam pengeluaran

agregat di atas pengeluaran agregat full employment

yang menimbulkan kekurangan barang.

Untuk mengatasi masalah ini maka pemerintah

(6)

Kebijakan Moneter

Adalah langkah-langkah Bank

Indonesia untuk mempengaruhi

(7)

Bentuk Kebijakan Moneter

1.

Kebijakan moneter bersifat kuantitatif

1.

Jual beli surat berharga / operasi pasar terbuka

BI membeli surat berharga (Sertifikat BI, Surat Berharga

Pasar Uang ) dari masyarakat sehingga jumlah uang beredar

meningkat dan mendorong kegiatan ekonomi, dan

sebaliknya.

2.

Merubah tingkat diskonto dan tingkat bunga yang dibayar

oleh bank umum

BI berperan sebagai sumber pinjaman atau tempat untuk

mendiskontokan surat-surat berharga, dengan mengatur

tingkat bunga dan tingkat diskonto maka BI dapat mengatur

banyaknya peredaran uang.

3.

Membuat perubahan ke atas tingkat cadangan minimum

yang disimpan oleh bank umum

(8)

Bentuk Kebijakan Moneter

2. Kebijakan moneter bersifat kualitatif

1. Pengawasan pinjaman secara selektif

menentukan jenis-jenis pinjaman mana yang harus dikurangi atau dikembangkan. Tujuan utamanya dari kebijakan ini adalah untuk

memastikan agar bank-bank umum memberikan pinjaman-pinjaman dan melukan investasi-investasi sesuai dengan yg diinginkan

pemerintah. 2. Bujukan moral

Referensi

Dokumen terkait

Seperti halnya yang terjadi dalam Kongres ke-6, pada saat pence- tusan Doi Moi , dapat dilihat bahwasanya di balik keputusan PKV pada tahun 1986 untuk mengganti sistem

Proses Dapur Tinggi Listrik5. Proses

Usaha rental mobil memilki target pasar yang sangat luas, oleh karena itu diperlukan variasi produk yang dapat menjangkau semua jenis konsumen. Disamping itu persaingan dalam

?$ Guru memperlihatkan ' -ontoh gamar tentang tempat #isata menggunakan PP 8$ Guru meminta sis#a untuk memuat ' kelompok . C$ Setiap kelompok !ierikan * gamar tentang

Warga negara dari masing-masing Pihak pemegang paspor yang berlaku, merujuk pada Pasal 1 dari Perjanjian ini, dan ditugaskan sebagai anggota misi diplomatik atau

Tak lama setelah Bunga meninggalkan rumah pang– gung, selagi Ratu Duyung dan Purnama menyiapkan madu untuk mengurut dan Ki Tambakpati serta Setan Ngompol menebang tiga cabang

Sebagai  peneliti  media,  saya  belajar  bahwa  kawan‐kawan  saya  di  Genuk  Kranglo  itu  juga  tak  bisa  menggantungkan  nasibnya  kepada  media.  Seiring 

Hal tersebut tercantum dalam Pasal 13 huruf (b) Keputusan Bersama Ketua Mahkamah Agung, Jaksa Agung, Kepala Kepolisian, Menteri Hukum dan HAM, Menteri Sosial, dan