PENDAHULUAN Latar Belakang
Kelapa sawit merupakan tanaman perkebunan yang cukup penting di Indonesia dan masih memiliki prospek pengembangan yang cerah. Hal ini disebabkan karena dari sekian banyak tanaman yang menghasilkan minyak atau lemak, kelapa sawit yang menghasilkan nilai ekonomi terbesar per hektarnya di dunia (Khaswarina, 2001).
Permintaan kelapa sawit yang meningkat, menyebabkan produksi dan perluasan areal pertanaman kelapa sawit semakin meningkat. Dengan bertambahnya luas areal pertanaman kelapa sawit tersebut maka diperlukan pengadaan bibit dalam jumlah besar dan berkualitas. Pembibitan kelapa sawit merupakan langkah permulaan yang sangat menentukan keberhasilan penanaman di lapangan. Untuk itu perlu dilakukan suatu teknik budidaya yang mampu menghasilkan bibit yang berkualitas, Salah satunya melalui pemupukan dan media tanam yang baik di pembibitan pre nursery (Syahfitri, 2007).
Sumatera Utara merupakan daerah perkebunan terutama perkebunan kelapa sawit. Limbah industri kelapa sawit memiliki potensial untuk dikembangkan sebagai bahan pembenah tanah. Beberapa penelitian menunjukkan keunggulan kompetitif limbah ini. Salah satunya limbah tersebut dapat digunakan sebagai sumber bahan organik setelah mengalami dekomposisi.
Salah satu pemanfaatan dari pengelolahan limbah kelapa sawit yaitu digunakan sebagai pupuk organik. Pemupukan di perkebunan kelapa sawit selama ini masih menggunakan pupuk anorganik. Penggunaan pupuk anorganik yang terus menerus akan berdampak negatif terhadap lingkungan sekitar. Salah satu
manfaat yang cukup besar untuk pertanaman kelapa sawit yaitu limbah kelapa sawit dapat dijadikan pupuk organik. Pemanfaatan limbah kelapa sawit tersebut sebagai alternatif pupuk organik juga akan memberikan manfaat lain dari sisi ekonomi. Bagi perkebunan kelapa sawit, dapat menghemat penggunaan pupuk sintetis sampai dengan 50% (Prayitno, 2008).
Limbah dari pabrik kelapa sawit dapat digunakan sebagai sumber bahan organik setelah mengalami dekomposisi. Limbah padat pabrik kelapa sawit dikelompokan menjadi dua yaitu limbah yang berasal dari proses pengolahan dan yang berasal dari basis pengolahan limbah cair. Limbah padat yang berasal dari proses pengolahan berupa Tandan Kompos Kelapa Sawit, Cangkang atau tempurung, serabut atau serat, sludge atau lumpur dan bungkil. Kompos Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) merupakan limbah dari pabrik kelapa sawit. Kompos TKKS dari hasil penelitian mempunyai beberapa keuntungan antara lain: kualitas tidak bervariasi, bobot lebih ringan, tidak mengandung inokulum penyakit dan lebih bersih (Wahyono et al. 2003).
Limbah Cair Pabrik Kelapa Sawit (LCPKS) merupakan salah satu bahan organik yang mengandung unsur hara cukup tinggi seperti N, P, K, Mg dan Ca. Limbah cair pabrik kelapa sawit berpeluang besar untuk digunakan sebagai sumber hara bagi tanaman kelapa sawit disamping memberikan kelembaban tanah. Pemberian LCPKS dapat memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah serta dapat meningkatkan status hara tanah. Sementara ditinjau dari kandungan haranya, setiap satu ton limbah cair pabrik kelapa sawit mengandung hara setara
dengan 1.56 kg Urea, 0.25 kg TSP, 2.50 kg MOP dan 1 kg Kiserit (Putri, 2011).
Dari uraian diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang respons pertumbuhan bibit kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) terhadap Komposisi Media Tanam dan beberapa dosis limbah cair pabrik kelapa sawit di pre nursery
Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari respons pertumbuhan bibit kelapa sawit terhadap komposisi media tanam dan pemberian beberapa dosis LCPKS dan di pre nursery.
Hipotesis Penelitian
Ada perbedaan respons pertumbuhan bibit kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) terhadap komposisi media tanam dan beberapa dosis
LCPKS di pre nursery serta interaksi kedua faktor tersebut. Kegunaan Penelitian
Penelitian berguna untuk melengkapi data penyusunan skripsi dan salah satu syarat untuk mendapatkan gelar sarjana di Program Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan serta sebagai bahan informasi bagi yang membutuhkan.