BAB 1
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Durian (Durio zibethinus Murr) merupakan salah satu tanaman hasil perkebunan yang telah lama dikenal oleh masyarakat yang pada umumnya dimanfaatkan sebagai buah saja. Sebagian sumber literatur menyebutkan tanaman durian adalah salah satu jenis buah tropis asli Indonesia (Rukmana, 1996).
Kenyataannya, kulit dan biji buah hanya dibuang begitu saja tanpa dimanfaatkan menjadi lebih berguna.Jika dilihat, persentase bagian dagingnya termasuk rendah yaitu hanya 20-35%, sedangkan kulit (60-75%), dan biji (5-15%) belum termanfaatkan secara maksimal (Djaeni dan Prasetya, 2010).
Hasil penelitian Hatta (2007) menunjukkan bahwa kulit durian mengandung unsur selulosa yang tinggi (50-60%) dan kandungan lignin (5%) serta kandungan pati yang rendah (5%) sehingga dapat diindikasikan sebagai campuran bahan baku pangan olahan serta produk lainnya yang dimampatkan (Herman, 2009).
Karboksimetil selulosa (CMC) merupakan turunan dari selulosa yang dikarboksimetilasi. CMC dibuat dengan menggunakan bahan baku selulosa. Penggunaan selulosa bakterial sebagai bahan baku pembuatan karboksimetil selulosa (CMC) mempunyai beberapa keuntungan, diantaranya selulosa yang dihasilkan mempunyai kemurnian yang relatif tinggi dibandingkan dengan selulosa yang berasal dari tanaman (Awalludin 2004). Fungsi CMC yang
terpenting adalah sebagai pengental, stabilisator, pembentuk gel, sebagai pengemulsi dan dalam beberapa hal dapat meratakan penyebaran antibiotik (Winarno, 1997).
Wijayani,A (2005) telah meneliti tentang karboksimetil selulosa (CMC) dari eceng gondok dengan menggunakan metode perbandingan pada penambahan Natrium Monokloroasetat dan perbandingan penambahan NaOH. Nisa,D (2014) telah meneliti tentang CMC dari kulit buah kakao dengan metode perbandingan penambahan Trikoloroasetat dan perbandingan variasi waktu. Wulandari,G (2014) telah meneliti tentang sintesis O-karboksimetil N-lauril kitosan melalui eterifikasi kitosan dengan asam monokloroasetat dan diikuti asilasi dengan lauroil klorida.Dari uraian diatas, penulis bermaksud mengisolasi selulosa dari kulit durian yang digunakan sebagai pembuatan karboksimetil selulosa (CMC) dengan menggunakan asam monokloroasetat.
1.2 Permasalahan
1. Bagaimanakah hasil CMC (Carboxymethyl cellulose) dari selulosa hasil isolasi dari kulit buah durian berdasarkan sifat fisik serta berdasarkan penentuan Derajat substitusi (DS), Hidrofil-lifofil balance (HLB) dan Viskositas.
1.3 Pembatasan Masalah
1. Sampel yang digunakan adalah limbah kulit buah durian yang matang. 2. Selulosa yang diperoleh dari pemisahan selulosa kulit buah durian yang
diuji kualitatif kemudian digunakan untuk membuat CMC.
1.4 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui hasil karboksimetilasi (CMC) dari selulosa hasil isolasi kulit buah durian (Durio zibethinus Murr) melalui reaksi dengan asam monokloroasetat berdasarkan Derajat Substitusi (DS), (hidrofil lifofil
balance) HLB dan Viskositas.
2. Untuk mengetahui karakteristik CMC dari selulosa hasil isolasi kulit buah durian yang dihasilkan.
1.5Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi mengenai sintesis karboksimetil selulosa (CMC) dari selulosa hasil isolasi kulit durian (Durio
zibethinus Murr) dengan asam monokloroasetat.
1.6Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Kimia Organik FMIPA-USU Medan.Analisa spektrofotometer FT-IR dilakukan di Laboratorium Kimia Organik UGM.
1.7 Metodologi Penelitian
Penelitian ini bersifat eksperimen laboratorium dimana pada tahap pertama dilakukan isolasi selulosa dari kulit buah durian dengan melakukan perendaman dengan reagent NaOH 2% dalam beaker glass dan dipanaskan pada suhu 800C kemudian dicuci dengan aquadest hingga pH = 7. Selanjutnya dilakukan proses bleaching dengan menggunakan reagent H2O2 10% residunya dikeringkan dengan suhu 750C. Tahap selanjutnya dilakukan proses
alkalisasi dengan menggunakan pelarut isopropanol dan ditambahkan reagent NaOH 30%. Kemudian dilakukan proses karboksimetilasi dengan menambahkan asam monokloroasetat yang berlangsung selama 1 jam dan
dilakukan pengadukan selama 4 jam pada suhu 600C.
Karboksimetil selulosa hasil isolasi dari kulit durian ini ditentukan derajat substitusinya (DS), viskositas, penentuan harga HLB (Hydrophylic-lypophylic
Balance) dan kemudian dianalisis dengan spektrofotometer FTIR (Fourier
transform infrared spectroscopy).