• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Motivasi Terhadap Produktivitas Kinerja Pegawai Pada Puskesmas Pasar Merah Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Motivasi Terhadap Produktivitas Kinerja Pegawai Pada Puskesmas Pasar Merah Medan"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

Di era globalisasi saat ini perusahaan dalam menghadapi tekanan- tekanan

untuk berubah, mereka dituntut untuk memberikan tanggapan agar tetap bertahan

dan sukses dalam persaingan bisnis saat ini dan yang akan datang. Meningkatnya

persaingan kesehatan mengharuskan puskesmas memeriksa ulang ukuran kinerja

pegawai mereka karena ukuran-ukuran kinerja yang ada dirasa semakin kurang

efektif. Kinerja yang dicari oleh puskesmas dari seseorang tergantung dari

kemampuan, motivasi, dan dukungan individu yang diterima (Mathis dan Jakson,

2002:89). Apabila individu dalam puskesmas yaitu sumber daya manusianya

dapat berjalan efektif maka puskesmas tetap berjalan efektif.

Beberapa manajemen organisasi telah membuat perbaikan-perbaikan

struktur efisiensi dengan sedikit memberikan tambahan dan menyempurnakan

beberapa indikator ukuran kinerja lama dan membangun serangkaian indikator

kinerja baru yang berfokus pada pengukuran kinerja agar dapat memotivasi para

pekerja secara efektif, dengan memberikan penghargaan terhadap keberhasilan

pencapaian tujuan puskesmas. Dalam kondisi saat ini, perubahan lingkungan

bisnis, baik teknologi, politik, sosial, dan ekonomi juga sangat berpengaruh pada

puskesmas besar maupun menengah khususnya dalam menghadapi persaingan.

Pada umumnya puskesmas yang tidak mampu menghadapi persaingan

memiliki kinerja dan kualitas pelayanan yang rendah, Maka dari itu untuk mampu

(2)

puskesmas harus bertanggung jawab untuk merencanakan dan memiliki

kompetensi untuk melakukan perubahan sesuai dengan yang diharapkan.

Kesuksesan suatu organisasi dalam mengelola sumber daya manusia yang

dimiliki sangat menentukan keberhasilan pencapaian tujuan organisasi. Setiap

organisasi akan selalu berusaha untuk meningkatkan kinerja pegawainya, dengan

harapan apa yang menjadi tujuan puskesmas akan tercapai. Sumber daya

terpenting bagi suatu organisasi puskesmas adalah sumber daya manusia yaitu

adalah orang yang telah memberikan tenaga, bakat, kreativitas dan usaha mereka

pada organisasi (Handoko, 2001:133).

Sumber daya manusia di dalam puskesmas harus terus dikembangkan,

karena tidak seperti halnya mesin yang selalu melakukan aktivitas yang sama

setiap waktunya, manusia selalu mengalami perkembangan dan perubahan yang

disitu akan menimbulkan tantangan yang harus dihadapi dengan baik. Selain itu

sumber daya manusia juga mempunyai berbagai kebutuhan yang ingin dipenuhi.

Keinginan untuk memenuhi kebutuhan inilah dipandang sebagai pendorong

seseorang untuk melakukan sesuatu, termasuk melakukan pekerjaan.

Motivasi secara sederhana dapat dirumuskan sebagai kondisi ataupun tindakan

yang mendorong seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan atau kegiatan

semaksimal mungkin. Untuk berbuat dan berproduksi. Peranan motivasi adalah

untuk mengintensifkan hasrat dan keinginan.

Pegawai yang memiliki semangat kerja yang tinggi akan meningkatkan

kehidupan organisasi. Loyalitas dan semangat kerja dapat dilihat dari mereka

merasa senang dengan pekerjaannya. Mereka akan memberikan lebih banyak

(3)

diperlukan suatu motivator bagi pegawai yaitu berupa pemenuhan kebutuhan fisik

dan non fisik. Dengan terpenuhinya kebutuhan tersebut maka pegawai akan

bersedia bekerja dan melaksanakan tugasnya dengan baik. Mereka akan lebih

memusatkan perhatiannya terhadap tugas dan tanggung jawabnya, sehingga hasil

pekerjaan yang dicapai dapat meningkat. Untuk itulah dibutuhkan suatu dorongan

bagi pegawai di dalam menyelenggarakan kegiatan di suatu puskesmas.

Motivasi sebagaimana diungkapkan Wursanto (1988: 132) adalah alasan,

dorongan yang ada di dalam diri manusia yang menyebabkan manusia melakukan

sesuatu atau berbuat sesuatu. Motivasi pegawai dapat dipengaruhi faktor minat,

gaji yang diterima, kebutuhan akan rasa aman, hubungan antar personal dan

kesempatan untuk bekerja. Setiap perusahaan berupaya untuk mendapatkan

pegawai yang terlibat dalam kegiatan puskesmas dapat memberikan prestasi kerja.

Dalam bentuk produktivitas kerja setinggi mungkin untuk mewujudkan tujuan

yang telah ditetapkan sebelumnya. Terdapat banyak faktor yang dapat

mempengaruhi produktivitas diantaranya semangat kerja, disiplin kerja, tingkat

pendidikan, ketrampilan, kesehatan, etika, motivasi, iklim kerja, teknologi, sarana

produksi, kesempatan kerja dan kesempatan berprestasi (Ravianto, 1995 : 20).

Untuk mencapai produktivitas yang tinggi pimpinan puskesmas harus

memperhatikan semangat kerja dan disiplin kerja. Semangat kerja merupakan

sikap mental yang mampu memberikan dorongan bagi seseorang untuk dapat

bekerja lebih giat, cepat, dan baik. Semangat kerja pegawai yang tinggi akan

berpengaruh terhadap efisiensi kerja dan efektivitas kerja. Hilangnya disiplin akan

berpengaruh terhadap efisiensi kerja dan efektivitas tugas pekerjaan. Dengan

(4)

Salah satu tujuan puskesmas adalah mendapatkan laba yang bisa didapat

dengan produktifitas yang tinggi. Puskesmas Pasar Merah Medan merupakan

suatu puskesmas yang bekerja sama dengan Dinas Kesehatan, dimana kegiatan

kerjanya memberi pelayanan kesehatan terhadap masyarakat . Untuk

meningkatkan kualitas pelayanan dan peningkatan keterampilan pegawai dalam

mencapai hasil kerjanya yang telah ditetapkan oleh puskesmas salah satunya

adalah melalui peningkatan semangat kerja dan disiplin kerja sehingga

kelangsungan hidup masyarakat pengguna layanan kesehatan dapat dipertahankan

dan tujuan puskesmas dapat tercapai secara efektif dan efisien. Dari pra survey

yang telah penulis lakukan. Penulis melihat bahwa produktivitas kerja pegawai

PUSKESMAS PASAR MERAH MEDAN masih harus ditingkatkan lagi, hal ini

dapat dilihat dari kegiatan pegawai sehari-hari dalam melakukan tugas dan

pekerjaanya, masih ada pegawai yang santai santai dalam melakukan

pekerjaaanya. Pada uraian latar belakang tersebut di atas, maka penulis tertarik

untuk mengangkat tema ini lebih jauh, dengan memilih judul sebagai berikut :

“Pengaruh Motivasi Terhadap Produktivitas Kinerja Pegawai Pada Puskesmas

Pasar Merah Medan”.

1.2 Rumusan Masalah

Setiap puskesmas menginginkan agar pegawai mau bekerja sesuai aturan

yang berlaku dan produktivitas dalam bekerja, sehingga puskesmas dituntut untuk

mampu memberikan motivasi kepada pegawainya untuk bekerja sesuai aturan dan

produktivitas yang dimaksud agar sesuai dengan yang diharapkan sebelumnya,

(5)

besar pengaruh produktivitas Kinerja Pegawai Pada Puskesmas Pasar Merah

Medan?

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh motivasi pegawai (eksternal

dan internal) terhadap produktivitas kerja pegawai pada PUSKESMAS

PASAR MERAH MEDAN

2. Untuk mengetahui motivasi mana yang lebih dominan berpengaruh

terhadap peningkatan produktivitas kerja pegawai pada PUSKESMAS

PASAR MERAH MEDAN

1.4. Manfaat Penelitian 1. Bagi pegawai

Diharapkan agar penelitian ini dapat memberikan masukan yang

bermanfaat dan dapat membantu dalam memberikan motivasi untuk

meningkatkan kinerja kepada pegawai

2. Bagi penulis

Dapat memperoleh pengetahuan yang lebih mendalam mengenai peranan

motivasi dalam upaya meningkatkan produktivitas kerja pegawai dengan

melihatnya secara langsung

.5. Kerangka Teori

Teori adalah hulu atau sumber suatu proposisi ilmiah, cara mengujinya

adalah melalui prosedur penelitian dengan asumsi atau hipotesis-hipotesis

kemudian diuji atau dibuktikan berdasarkan data – data yang dikumpulkan

(6)

proses yang mengembangkan ide-ide yang membantu kita menjelaskan

bagaimana dan mengapa suatu peristiwa terjadi.

1.5.1 Pengertian Motivasi

Motivasi membicarakan tentang bagaimana cara mendorong semangat

kerja seorang. Agar mau bekerja memberikan secara optimal kemampuan dan

keahliannya guna mencapai tujuan organisasi. Motivasi menjadi penting karena

dengan motivasi diharapkan setiap pegawai mau bekerja keras dan antusias untuk

mencapai produktivitas kerja yang tinggi. Perilaku seseorang dipengaruhi dan

dirangsang oleh keinginan, pemenuhan kebutuhan serta tujuan dan kepuasannya.

Rangsangan timbul dari dalam dan luar. Rangsangan ini akan menciptakan

dorongan pada seseorang untuk melakukan aktivitas. Seperti telah dikutip didepan

bahwa pengertian motivasi, menurut Berelson dan Steiner, adalah suatu usaha

sadar untuk mempengaruhi perilaku seseorang supaya mengarah tercapainya

tujuan puskesmas.

Motivasi dipakai silih berganti dengan istilah – istilah seperti misalnya

keinginan (want), dorongan (drive), atau impuls. Orang yang satu berbeda dengan

yang lainnya selain terletak pada kemampuannya untuk bekerja juga tergantung

pada keinginan mereka untuk bekerja atau tergantung pada motivasnya. Adapun

motivasi seseorang ini tergantung pada kekuatan dari motivasi itu sendiri.

Dorongan ini menyebabkan mengapa seseorang ingin mencapai tujuan –

(7)

1.5.1.1 Teori Motivasi

Teori motivasi yang digunakan sebagai landasan teoritis dalam penelitian

ini teori motivasi kepuasan yang dikemukakan oleh Abraham Maslow yaitu teori

hierarki kebutuhan. Abraham Maslow menyatakan bahwa manusia ditempat

kerjanya dimotivasi oleh suatu keinginan untuk memuaskan sejumlah kebutuhan

yang ada didalam diri seseorang. Teori yang didasarkan pada tiga asumsi dasar

sebagai berikut (Indriyo Gittosudarmo & I Nyoman Sudita, 1997:30):

- Kebutuhan manusia tersusun dalam suatu hierarki, mulai hierarki kebutuhan

yang paling dasar hingga keputusan yang kompleks atau paling tinggi

tingkatnya.

- Keinginan untuk memenuhi kebutuhan dapat mempengaruhi perilaku

seseorang, dimana hanya kebutuhan yang belum terpuaskan yang dapat

menggerakan perilaku. Kebutuhan yang telah terpuaskan tidak berfungsi

sebagai motivasi

- Kebutuhan yang lebih tinggi berfungsi sebagi motivator jika kebutuhan yang

hierarkinya lebih rendah paling tidak boleh terpuaskan secara minimal.

Hierarki kebutuhan manusia menurut maslow sebagi berikut:

- Kebutuhan fisiologis

Merupakan hierarki kebutuhan manusia yang paling dasar. Merupakan

kebutuhan untuk dapat hidup seperti makanan, minuman, tidur, seks, dan

sebagainya.

(8)

Jika kebutuhan fisiologis relative sudah terpuaskan maka muncul kebutuhan

yang celaka kerja, jaminan akan kelangsungan pekerjaanya dan jaminan akan

hari tua pada saat tidak bekerja lagi

- Kebutuhan social

Jika fisologis dan rasa aman telah terpuaskan secara minimal maka akan

muncul kebutuhan social, yaitu kebutuhan untuk persahabatan, afiliasi, dan

interaksi yang lebih erat dengan orang lain. Berkaitan dengan kerja yang

kompak, supervise yang baik, rekreasi bersama dan lain-lain.

- Kebutuhan penghargaan

Meliputi kebutuhan keinginan untuk dihormati, dihargai atas prestasi

seseorang,pengakuan atas kemampuan dan keahlian serta efektivitas kerja

seseorang

- Kebutuhan aktualisasi diri

Merupakan hierarki kebutuhan dari maslow yang paling tinggi. Aktualisasi

diri berkaitan dengan proses pengembangan akan potensi yang sesungguhnya

dari seseorang

1.5.1.2 Faktor-faktor Motivasi

Faktor-faktor motivasi menurut Danang Sunyoto (2012 : 21) ada 7 yaitu:

1. Promosi

Promosi adalah kemajuan seorang pegawai pada saat tugas yang lebih

baik, baik dipandang dari sudut tanggung jawab yang lebih berat, martabat atau

status yang lebih tinggi, kecakapan yang lebih baik dan terutama tambahan

bayaran upah atau gaji. Kenaikan jabatan dapat didasarkan atas lamanya masa

(9)

untuk prosedur yang mempertimbangkan baik kecakapan maupun lamanya masa

kerja dan sudah menimbulkan persoalan tepatnya penilaian kecakapan promosi

dapat juga didasarkan atas ujian. Hal ini terjadi jika terbuka lowongan dalam

jabatan yang lebih tinggi. Promosi kenaikan jabatan lebih tinggi dari kenaikan

gaji. Umumnya setiap promosi berarti suatu pemberian upah berupa uang yang

lebih banyak.

2. Prestasi Kerja

Pangkal tolak pengembangan karier seorang adalah prestasi kerjanya

melakukan tugas yang dipercayakan kepadanya sekarang. Tanpa prestasi kerja

yang memuaskan sulit bagi seorang pegawai diusulkan oleh atasannya agar di

pertimbangkan untuk dipromosikan ke jabatan atau pekerjaan yang lebih tinggi.

3. Pekerjaan itu sendiri

Tanggung jawab dalam mengembangkan karier terletak pada

masing-masing pekerja. Pimpinan, atasan langsung, kenalan dan para spesialis dibagian

kepegawaian, hanya berperan memberikan bantuan. Berarti terserah pada pegawai

yang bersangkutan, apakah akan memanfaatkan berbagai kesempatan

mengembangkan diri sendiri atau tidak. Disamping itu manfaat professional, ada

pula manfaat psikologis bagi pegawai yang bersangkutan karena kesediaan

memanfaatkan berbagai kesempatan itu akan dipandang oleh berbagai pihak lain,

seperti atasan dan kepegawaian, sebagai manifetasi keinginan yang bersangkutan

(10)

4. Penghargaan

Pemberian motivasi dengan melalui kebutuhan penghargaan seperti

penghargaan atas prestasinya, pengakuan atas keahlian dan sebaginya. Hal ini

sangat diperlukan untuk memacu gairah kerja bagi pegawai.

5. Tanggung jawab

Pertanggung jawaban atas tugas yang diberikan puskesmas kepada

pegawai merupakan timbal balik atas kompensasi yang diterimanya. Hubungan

baik dan harmonis akan memberikan pengaruh yang baik pula bagi perkembangan

puskesmas di satu sisi dan pengembangan karier pegawai di sisi lain. Saling

menghargai dan saling bertanggung jawab merupakan dua sisi yang harus di

penuhi, sehingga keberlangsungan kemitraan mereka akan terjaga dengan baik.

6. Pengakuan

Pengakuan atas kemampuan dan keahlian bagi pegawai dalam suatu

pekerjaan merupakan suatu kewajiban oleh puskesmas. Karena pengakuan

tersebut merupakan salah satu kompensasi yang harus diberikan puskesmas

kepada pegawai yang mempunyai keahlian tertentu dan dapat melaksanakan

pekerjaan yang baik pula. Hal ini mendorong pegawai agar berprestasi lebih baik.

7. Keberhasilan dalam bekerja

Keberhasilan dalam bekerja dapat memotivasi para pegawai untuk lebih

bersemangat dalam melaksanakan tugas-tugas yang diberikan oleh puskesmas.

Keberhasilan tersebut memberikan rasa bangga dalam perasaan para pegawai

bahwa mereka telah mampu mempertanggung jawabkan apa yang menjadi

(11)

mempunyai kemampuan yang baik dalam hal ini akan memacu pihak puskesmas

untuk mempertahankan pegawainya untuk tidak pindah ke puskesmas yang lain.

1.5.1.3 Langkah-Langkah Memotivasi

- Ada beberapa petunjuk atau langkah-langkah yang perlu diperhatikan oleh

setiap pemimpin sebagai berikut:

- Pemimpin harus tahu apa yang dilakukan bawahannya.

- Pemimpin harus berorientasi kepada kerangka acuan orang.

- Tiap orang berbeda-beda didalam memuaskan kebutuhan.

- Setiap pemimpin harus memberikan contoh yang baik.

- Pemimpin harus mempergunakan keahlian dalam berbentuk-bentuk.

- Pemimpin harus berbuat dan berlaku realitas.

1.5.1.4 Tujuan Pemberian Memotivasi

Diberikan motivasi kepada pegawai atau seseorang tentu mempunyai

tujuan antara lain:

- Mendorong gairah dan semangat kerja.

- Meningkatkan moral dan kepuasan kerja pegawai.

- Meningkatkan produktivitas kerja pegawai.

- Mempertahankan loyalitas dan kestabilan pegawai.

- Meningkatkan kedisiplinan dan menurunkan tingkat absensi pegawai.

- Menciptakan suasana kerja yang baik.

- Meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

(12)

1.5.2 Teori Produktivitas Kerja 1.5.2.1 Pengertian Produktivitas

Produktifitas berasal dari bahasa inggris product: result, outcome berkembang

menjadi productive yang berarti menghasilkan, dan productivity: having the

ability to make or create; creative. Perkataan itu digunakan dalam bahasa

Indonesia menjadi produktifitas yang berarti kekuatan atau kemampuan

menghasilakan sesuatu. Maka produktifitas berhubungan dengan sesuatu yang

bersifat material dan non material.

Secara filosofi, produktivitas merupakan sikap mental yang selalu berusaha

mempunyai pandangan bahwa suatu kehidupan hari ini lebih baik dari hari

kemarin dan hari esok lebih baik dari hari ini. Secara teknis produktivitas

merupakan perbandingan antara hasil yang dicapai dan keseluruhan sumber daya

yang dipergunakan, produktitas tenaga kerja merupakan perbandingan hasil yang

dicapai dengan tenaga kerja persatuan waktu dan sebagai tolak ukur jika ekspansi

dan aktivitas dari sikap sumber yang digunakan selama produktivitas berlangsung

dengan membandingkan jumlah yang dihasilkan dengan setiap sumber yang

digunakan.

Jika produktivitas kerja adalah ukuran yang menunjukan pertimbangan

antara input dan output yang dikeluarkan puskesmas serta peran tenaga kerja yang

dimiliki persatuan waktu.

1.5.2.2Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas

Faktor produktivitas manusia memiliki peran besar dalam menentukan

sukses suatu usaha. Secara konseptual produktivitas manusia sering disebut sikap

(13)

dari hari kemarin dan hari esok lebih baik dari hari ini. Menurut Sulistyani dan

Rosidah (2003: 200), ada beberapa faktor yang mempengaruhi produktivitas suatu

insan antara lain:

- Pengetahuan

Pengetahuan (knowledge) sesungguhnya sebagai salah satu yang mendasari

pencapaian produktivitas. Pengetahuan lebih berorientasi pada intelejensi, daya

pikir, dan penguasaan ilmu serta luas sempitnya wawasan yang dimiliki

seseorang. Dengan pengetahuan yang luas dan pendidikan tinggi, seorang

pegawai diharapkan mampu melakukan pekerjaan dengan baik dan produktif;

- Keterampilan

Keterampilan (skills) adalah kemampuan dan penguasaan teknis operasional

mengenai bidang tertentu. Keterampilan diperoleh melalui proses belajar dan

berlatih. Keterampilan berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan

atau menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan yang bersifat teknis;

- Kemampuan

Kemampuan (Abilities) terbentuk dari sejumlah kompetensi yang dimiliki oleh

seorang pegawai. Pengetahuan dan keterampilan termasuk faktor pembentuk

kemampuan. Dengan demikian apabila seseorang mempunyai pengetahuan dan

keterampilan yang tinggi, diharapkan memiliki ability yang tinggi pula.

- Attitude

Attitude merupakan suatu kebiasaan yang terpolakan. Jika kebiasaan yang

terpolakan tersebut memiliki implikasi positif dalam hubungannya dengan

(14)

1.5.3 Teori Lingkungan Kerja

1.5.3.1 Pengertian Lingkungan Kerja

Lingkungan kerja merupakan bagian komponen yang sangat penting di

dalam pegawai melakukan aktivitas bekerja. Dengan memerhatikan lingkungan

kerja yang baik mampu memberikan motivasi untuk bekerja, maka akan

berpengaruh terhadap kegairahan atau semangat pegawai bekerja. Pengertian

lingkungan kerja disini adalah segala sesuatu yang ada disekitar para pekerja dan

yang dapat mempengaruhi dirinya sendiri dalam menjalankan tugas yang

dibebankan. Lingkungan kerja yang timbul dalam organisasi merupakan faktor

yang menentukan perilaku pegawai. (Danang sunyoto, 2002 : 45).

1.5.3.2 Faktor-Faktor Lingkungan Organisasi Puskesmas

Ada beberapa faktor yang berkaitan dengan lingkungan organisasi

puskesmas sebagai berikut:

a. Hubungan pegawai

Terdapat dua hubungan dalam hubungan pegawai yaitu hubungan sebagai

individu dan sebagai hubungan kelompok. Motivasi yang diperoleh seorang

pegawai datangnya dari rekan-rekan sekerja maupun atasan menjadi sebuah

motivasi, jika hubungan kerja pegawai dengan rekan sekerja maupun atasanya

berlangsung harmonis. Sedangkan untuk hubungan dengan kelompok, maka

seseorang pegawai akan berhubungan dengan banyak orang baik individu maupun

kelompok.

Agar keberadaan kelompok ini menjadi lebih produktif yaitu:

(15)

Gaya kepemimpinan seorang akan sangat berpengaruh pada baik dan tidaknya

dalam pengembangan sumber daya manusia untuk waktu yang akan datang.

Pemimpin harus benar-benar mengerti lingkungan, agar para pegawai lebih

termotivasi giat bekerja.

- Distrbusi informasi yang baik

Distribusi dan pendistribusian informasi yang baik akan dapat memperlancar

arus informasi yang diperlukan oleh puskesmas. Semakin baik distribusi

informasi yang diperoleh semakin cepat pula dilakukan tindakan dan bahkan

mempercepat pengambilan keputusan.

- Kondisi kerja yang baik

Kondisi kerja yang baik adalah kondisi yang dapat mendukung dalam

penyelesaian pekerjaan oleh pegawai. Segenap fasilitas yang diperlukan dalam

mengerjakan atau menyelesaikan pekerjaan bagi pegawai merupakan suatu hal

yang harus dipenuhi oleh puskesmas, tentu saja dengan harapan semakin

lengkap fasilitas yang dimiliki, akan semakin baik dan produktivitasnya

mengalami peningkatan yang berarti.

- Sistem pengupahan yang jelas

Seluruh pegawai mengerti dan jelas berupa upah yang bakal diterima. Para

pegawai dapat menghitung sendiri jumlah upah yang akan diterima dengan

mudah. Sehingga akan menambah keyakinan para pegawai terhadap pihak

puskesmas, dengan demikian akan dapat menimbulkan saling percaya di

(16)

b. Tingkat Kebisingan Lingkungan Kerja

Lingkungan kerja yang tidak tenang atau bising akan dapat menimbulkan

pengaruh yang kurang baik yaitu adanya ketidak tenangan dalam bekerja.

Tentunya bila lingkungan yang tenang pegawai cepat menyelesaikan pekerjaan

dan dapat meningkatkan produktivitas.

c. Peraturan Kerja

Peraturan kerja yang baik dan jelas dapat memberikan pengaruh yang baik

terhadap kepuasan dan kinerja para pegawai untuk pengembangan karier di

puskesmas tersebut. Disamping itu pegawai akan lebih termotivasi untuk bekerja

lebih baik.

d. Penerangan

Sering kali pegawai memerlukan penerangan yang cukup, apalagi jika

pekerjaan dilakukan dengan menuntut ketelitian. Ada dua hal yang harus

diperhatikan yaitu biaya dan pengaruh lampu tersebut terhadap pegawai yang

sedang bekerja. Penerangan yang baik dalam ruang kerja akan mendapatkan

keuntungan sebagai berikut (Sofyan Assauri, 1980:54) :

- Menaikan produksi dan menekan biaya kerja

- Mengurangi tingkat kecelakaan yang terjadi saat bekerja

- Memudahkan pengamatan atau pengawasan

- Lebih mudah untuk melihat, sehingga mudah untuk melanjutkan kegiatan

produksi oleh para pekerja terutama pekerja yang umurnya sudah tua.

(17)

- Mengurang terjadinya kerusakan barang-barang yang dikerjakan dan

mengurangi hasil yang perlu dikerjakan kembali.

f. Keamanan

Lingkungan kerja dengan rasa aman akan menimbulakan ketenangan dan

kenyamanan, dimana hal ini dapat mendorong semangat untuk bekerja. Keamanan

yang dimasukan ke dalam lingkungan kerja adalah keamanan terhadap milik

pribadi pegawai.

1.5.4 Hubungan Motivasi Dengan Produktivitas

Produktivitas yang tinggi dapat dicapai jika didukung para pegawai yang

mempunyai motivasi dan lingkungan kerja dalam melaksanakan tugas dan

kewajibannya. Motivasi dapat menimbulkan kemampuan bekerja serta bekerja

sama, maka secara tidak langsung akan meningkatkan produktivitas. Sedangkan

apabila motivasi pegawai lebih tinggi tetapi tidak didukung lingkungan kerja yang

nyaman untuk bekerja maka hasil produktivitas kerja tidak baik. Jadi motivasi

kerja berpengaruh pula dengan peningkatan produktivitas kerja pegawai,

sebaliknya dengan motivasi kerja yang menurun juga akan berpengaruh terhadap

(18)

1.6 Kerangka Hubungan Variabel Bebas Dan Terkait

Berdasarkan kerangka teori di atas, maka dapat disusun suatu kerangka

pemikiran dalam penelitian ini sebagai berikut :

Motivasi (X) → Produktivitas (Y)

1.7 Hipotesis

Hipotesis merupakan anggapan dasar yang kemudian membuat suatu teori

yang masih harus diuji kebenarannya. Hipotesis dalam penelitian ini adalah: “Ada

pengaruh antara motivasi kerja terhadap produktivitas kerja pegawai

PUSKESMAS PASAR MERAH MEDAN ”

1.8 Definisi konsep

Menurut Singarimbun dan Effendi (1995:32-34) dalam Suharso, Marlina

Deliana (2009:31/2013:31) menyatakan konsep adalah istilah dan definisi yang

digunakan untuk menggambarkan secara abstrak mengenai kejadian, keadaan

kelompok atau individu yang menjadi pusat ilmu sosial. Melalui konsep peneliti

diharapkan dapat melakukan penyederhanaan dalam pemikiran dengan

menggunakan satu istilah untuk beberapa kejadian yang berkaitan satu dengan

yang lainnya. Menurut Wayne F. Casio, “Motivasi adalah suatu kekuatan yang

dihasilkan dari keinginan seseorang untuk memuaskan kebutuhannya. Misal: rasa

lapar, haus, dan bahagia dan dahaga” (Malayu SP.Hasibuan, 1996:95). Untuk

menentukan batasan yang lebih jelas dan juga menyederhanakan pemikiran atas

masalah yang sedang penulis teliti, maka peneliti menggunakan konsep-konsep

(19)

Motivasi adalah proses psikologis yang mendasar dan merupakan salah

satu unsur yang dapat menjelaskan perilaku seseorang. Motivasi berasal dari kata

“movere” dalam bahasa latin yang berarti “bergerak” atau “menggerakkan”.

Dorongan ini berada pada diri seseorang yang menggerakkan untuk melakukan

sesuatu yang sesuai dengan dorongan dalam dirinya. Produktivitas adalah tidak

lebih dari sekedar ilmu pengetahuan, teknologi, manajamen karena produktivitas

mengandung pula falsafah dan sikap mental yang selalu bermotivasi pada

pengembangan diri menuju mutu kehidupan hari esok yang lebih baik.

1.9 Definisi Operasional

1.9.1 Motivasi (X) adalah merupakan variabel stimulus atau variabel yang

mempengaruhi variabel lain. Dalam penelitian ini variabel independen

adalah motivasi kerja. Motivasi pegawai dapat diwakilkan oleh

indikator-indikator sebagai berikut:

1. Promosi

2. Prestasi kerja

3. Pekerjaan itu sendiri

4. Penghargaan

5. Tanggung jawab

6. Pengakuan

7. Keberhasilan dalam bekerja

1.9.2 Produktivitas (Y) variabel yang memberikan reaksi atau respon jika

dihubungkan dengan variabel bebas. Dapat dilihat dari produktivitas

pegawai PUSKESMAS PASAR MERAH MEDAN sebagai berikut:

(20)

2. Keterampilan

3. kemampuan

4. Etitude

1.10 Sistematika Penulisan

Guna memahami lebih jelas operasional skripsi ini, dilakukan dengan cara

mengelompokan materi menjadi beberapa sub bab dengan sistematika penulisan

sebagai berikut:

BAB I. PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang masalah, kerangka teori, hipotesis,

definisi konsep, definisi operasional dan sistematika penulisan.

BAB II. METODE PENULISAN

Berisi tentang bentuk penelitian, lokasi penelitian, populasi, dan

sampel, teknik pengumpulan data, teknik penentuan skor, dan teknik

analisis data.

BAB III. DESKRIPSI LOKASI PENELITIAN

Berisi mengenai gambaran umum lokasi penelitian

BAB IV. PENYAJIAN DATA

Berisi penyajian data yang diperoleh dari lapangan

BAB V. ANALISIS DATA

Berisi tentang analisis dan pembahasan dari data-data yang disajikan

dan diperoleh setelah melakukan penelitian

BAB VI. PENUTUP

Bab ini berisi kesimpulan dari pembahasan hasil penelitian dan

Referensi

Dokumen terkait

adanya keterbatasan jumlah makanan, Anda mengalah untuk tidak sarapan, yang sarapan hanya saudaranya saja, begitu pula dengan makan siang dan makan

It can be concluded that each of feedstuff with its characteristic can be used for complete feed by mixing them with consideration of their in sacco

In ion exchange method used two types of reactor that is continuous reactor and batch reactor with variables of debit, material type, mesh size and mass of

Papers needing revision will be returned to the authors, and the author must return the revised manuscript to the Chief Editor via OJS of Indonesian Journal of Urban and

pertanggungjawaban Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Sulawesi Selatan dalam. penyelenggaraan pemerintahan di bidang kelautan dan perikanan dalam

office building in Thailand conducted by Bouted and Tatanatamstul (2018). This indicated that wastewater from office buildings has specific water quality with high concentration

Namun seiring banyaknya jumlah sinetron yang muncul di layar televisi, umumnya menampilkan cerita yang menyangkut tentang penderitaan seorang perempuan, kesedihan

dengan izin Allah sudah dapat kita ketahui adalah tanaman yang memiliki berbagai bagian yang berfungsi secara baik seperti akar untuk menyerap air dan mineral