• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENANAMAN PENDIDIKAN NILAI PADA ANAK USI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENANAMAN PENDIDIKAN NILAI PADA ANAK USI"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

A. LATAR BELAKANG

Menurut Undang-Undang Perlindungan Anak, anak mempunyai hak untuk tumbuh dan berkembang, bermain, beristirahat, berekreasi, dan belajar dalam suatu pendidikan. Orang tua dan pemerintah wajib menyediakan sarana dan prasarana pendidikan untuk anak dalam rangka program belajar.1 Dengan adanya Undang-Undang Perlindungan Anak tersebut, maka sangat penting adanya sebuah lembaga belajar khusus untuk belajar bagi anak-anak usia dini sebagai upaya pemenuhan sebagian dari hak anak. Tujuan dari Pendidikan Anak Usia Dini itu sendiri antara lain membentuk anak Indonesia yang berkualitas, yaitu anak yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan tingkat perkembangannya, sehingga memiliki kesiapan yang optimal di dalam memasuki pendidikan dasar serta mengarungi kehidupan di masa dewasa.2

Pada era modern yang semakin kompleks dengan berbagai macam kemudahan, serta berbagai kecanggihan teknologi, kini semakin kompleks pula permasalahan-permasalahan yang menyangkut persoalan karakter, khususnya karakter bangsa Indonesia. Karakter bangsa Indonesia telah banyak menyimpang dari norma-norma, baik norma hukum, norma sosial, bahkan norma agama. Orang-orang pada masa kini sedang mengalami sebuah krisis yang begitu hebat pengaruhnya bagi peradaban, yaitu krisis karakter. Dalam proses pengasuhan, pembinaan dan pendidikan anak banyak terdapat masalah yang menimbulkan kesulitan dalam pengasuhan anak. Orang tua memiliki tipe yang bermacam-macam dalam mendidik anak-anaknya, antara lain orang tua dengan tipe demokratis, otoriter, dan liberal.

Sikap orang tua yang demokratis adalah sikap orang tua yang ideal bagi anak-anaknya. Sedangkan orang tua yang cenderung bersikap otoriter dalam mendidik anak-anaknya, maka kecenderungan sifat anak menjadi kurang berkembang sikap sosial, rasa keberanian dan kreatifitas, anak menjadi pemalu dan penakut, menyendiri, kurang tegas dalam mengambil keputusan, serta sering bertengkar. Kemudian sikap orang tua yang liberal cenderung memberikan kebebasan bagi anak yang terlalu berlebihan, sehingga dampak yang banyak terjadi antara lain anak tidak mengenal tata tertib, dan sopan santun, tidak mengenal disiplin, sering kecewa, tidak menghargai orang tua, egois, memiliki keinginan yang tidak realistis, sering melanggar norma, tidak menurut, serta berbagai masalah yang lain. 3 Dari berbagai masalah tentang karakter anak tersebut dapat dilihat bahwa para orang tua banyak yang kurang memahami metode-metode yang efektif untuk mendidik anak dengan baik, sehingga ajaran orang tua yang maksud awalnya adalah ingin mendidik anak, terkadang justru

menimbulkan kesalahpahaman dalam diri anaknya sendiri. Dengan adanya beragam

(2)

fenomena yang semakin krisis tentang karakter individu dan kurang pekanya orang tua dalam mendidik anak, maka penting untuk diadakan sebuah upaya untuk dapat menumbuhkan karakter pada anak, khususnya karakter yang Islami, supaya anak dapat tumbuh dan

berkembang dengan karakter yang Islami. Ketika seorang anak telah diupayakan pertumbuhan karakternya supaya dapat memiliki karakter yang Islami, maka diharapkan individu akan dapat menjadi pribadi yang Islami pula ketika memasuki masa remaja, dewasa, bahkan setelah tua. Pendidikan nilai merupakan salah satu upaya yang dilakukan untuk dapat

menumbuhkan karakter anak yang sedang mengalami serangkaian pembentukan yang diawali dengan adanya penanaman karakter dan budi pekerti yang Islami.

Salah satu upaya pembentukan karakter pada anak adalah dengan pendidikan nilai pada Pendidikan Anak Usia Dini. Maka, untuk mengetahui pendidikan nilai yang efektif untuk dapat membentuk karakter Islami anak, penting untuk mengkaji lebih lanjut tentang penanaman pendidikan nilai dalam upaya pembentukan karakter Islami pada anak, sehingga dapat diketahui sejauh mana upaya pendidikan nilai dalam pembentukan karakter Islami pada anak, apakah benar-benar telah efektif dalam membentuk karakter anak yang Islami, atau masih diperlukan adanya perbaikan bahkan perubahan dalam pelaksanaan pendidikan nilai yang ditanamkan pada anak. Hal ini penting untuk dikaji lebih lanjut supaya pendidikan nilai pada Pendidikan Anak Usia Dini benar-benar dapat berfungsi secara optimal dalam

membentuk karakter yang Islami pada anak usia dini.

B. Fokus Penelitian

Amanat pemerintah yang dituangkan dalam Undang-Undang Perlindungan Anak (UU RI No. 23 Tahun 2002) tentang hak-hak anak yang harus dipenuhi, akan tetapi pada

kenyataannya di lapangan masih banyak fenomena yang menunjukkan kurang terpenuhinya hak-hak anak, yaitu perlakuan yang diberikan kepada anak yang cenderung belum sesuai dengan amanat UU RI No. 23 Tahun 2002. Hal tersebut dapat berdampak terhadap rendahnya kualitas karakter Islami anak, karena kurangnya perhatian terhadap perkembangan anak. Berawal dari masalah tersebut, maka penelitian ini difokuskan pada pelaksanaan dan upaya tranformasi pembentukan karakter Islami pada anak melalui pendidikan nilai yang diterapkan pada pendidikan anak usia dini sehingga dapat menghasilkan individu yang memiliki karakter islami sebagai cikal bakal generasi penerus bangsa.

C. Rumusan Masalah;

(3)

1. Bagaimana pelaksanaan pendidikan nilai pada taman pendidikan anak-anak Al Qalam di Kota Kendari?

2. Bagaimana transformasi pendidikan nilai anak usia dini dalam pembentukan karakter Islami pada anak di taman pendidikan anak-anak Al Qalam di Kota Kendari?

D. Signifikansi Penelitian;

Proses pengasuhan, pembinaan dan pendidikan anak banyak terdapat masalah yang menimbulkan kesulitan dalam pengasuhan anak. Dengan adanya beragam fenomena yang semakin krisis tentang karakter individu dan kurang pekanya orang tua dalam mendidik anak, maka perlu diadakan sebuah upaya untuk dapat menumbuhkan karakter pada anak, khususnya karakter yang Islami, supaya anak dapat tumbuh dan berkembang dengan karakter yang Islami. Salah satu upaya pembentukan karakter pada anak adalah dengan pendidikan nilai yang dapat dilakukan pada anak usia dini seperti yang dilakukan di Taman Pendidikan Anak Al Qalam Kota Kendari. Untuk mengetahui penanaman pendidikan nilai yang efektif untuk dapat membentuk karakter Islami anak menjadikan penelitian ini sangat penting untuk dilakukan dalam rangka mengeskplorasi dan memahami proses pembentukan karakter seorang anak supaya dapat memiliki karakter individu atau pribadi yang Islami khususnya di Taman Pendidikan Anak Al Qalam Kota Kendari.

E. Kajian Riset Sebelumnya;

Dalam penelitian lapangan ini, peneliti mencoba menggali dan memahami beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya untuk memperbanyak referensi dan menambah wawasan terkait dengan penelitian ini. Sementara itu, ada beberapa penelitian yang telah dilakukan sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian yang penulis kerjakan. Penelitian yang pertama adalah penelitian yang menekankan tentang metode-metode yang diterapkan dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam untuk menumbuhkan rasa keagamaan pada anak. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini menyatakan bahwa metode yang digunakan dalam menumbuhkan rasa keagamaan pada anak secara umum mencakup metode ceramah, metode manyanyi, metode bermain, metode bersyair, metode dialog, metode mengamati gambar, metode praktik langsung, metode penugasan, dan metode darmawisata. Selain metode-metode tersebut juga diterapkan metode dalam kegiatan belajar mengajar, yaitu dengan metode keteladanan, pembiasaan, dan metode cerita. Secara umum, metode-metode yang diterapkan telah efektif menumbuhkan rasa keagamaan pada anak, meskipun masih ada beberapa kendala.4 Kaitannya dengan penelitian ini yaitu mengenai upaya penumbuhan rasa

(4)

keagamaan pada anak, sedangkan penelitian yang akan dilakukan adalah membahas tentang penumbuhan karakter Islami pada anak. Penelitian yang kedua yaitu penelitian yang

menjelaskan tentang pelaksanaan penanaman nilai-nilai keagamaan pada anak usia pra sekolah. Hasil yang diperoleh dalam penelitian ini menyatakan bahwa proses penanaman nilai-nilai keagamaan dilaksanakan melalui dua tahap, yaitu tahap pelaksanaan dan evaluasi, yang dilaksanakan sesuai dengan tahap perkembangan dan karakteristik keagamaan anak.5 Beberapa penelitian di atas mayoritas membahas tentang metode Pendidikan Agama Islam dalam menanamkan rasa agama pada anak, dan pelaksanaan penanaman nilai-nilai keagamaan pada anak usia pra sekolah. Sedangkan penelitian ini lebih menekankan pada pendidikan nilai pada anak usia dini di lembaga pendidikan anak usia dini, khususnya pendidikan nilai anak usia dini taman pendidikan anak-anak Al Qalam di Kota Kendari.

F. Kerangka Teori; 1. Pendidikan Nilai

Nilai dimaknai sebagai segala sesuatu yang dianggap bermakna bagi kehidupan seseorang yang dipertimbangkan berdasarkan kualitas benar-salah, baik buruk, indah-tidak indah, yang orientasinya bersifat antroposentris atau theosentris.6Kuperman mendefinisikan nilai sebagai patokan normatif yang mempengaruhi manusia dalam menentukan pilihannya di antara cara-cara tindakan alternatif. 7Pemaknaan nilai tidak sama dengan norma, sebab norma hanyalah wahana untuk mewujudkan nilai. Selanjutnya Kniker menyatakan bahwa nilai merupakan sebuah istilah yang tidak dapat dipisahkan dari pendidikan. Dalam gagasan pendidikan nilai yang dikemukakannya, nilai selain ditempatkan sebagai inti dari proses dan tujuan pembelajaran, segala sesuatu yang terkandung dalam nilai dirasionalkan sebagai tindakan-tindakan pendidikan, dimana pengembangannya ditampilkan melalui lima tahapan penyadaran nilai, yaitu (i) identifikasi nilai (value identification), (ii) aktivitas (activity), (iii) alat bantu belajar (learning aids), (iv) interaksi unit (unit interaction), dan (v) segmen penilaian (evaluation segment).8

Menurut Mardiatmadja bahwa pendidikan nilai merupakan bantuan terhadap peserta didik agar menyadari dan mengalami nilai-nilai serta menempatkan secara integral dalam keseluruhan hidupnya. Sedangkan Dr. Maksudin mengatakan bahwa pendidikan nilai merupakan penanaman dan pengembangan nilai-nilai dalam diri peserta didik yang tidak

5 Hifdliyah, Penanaman Nilai-nilai Keagamaan Pada Anak Usia Pra Sekolah di TKIT Al- Khairaat Warungboto Umbulharjo Yogyakarta, Skripsi, Fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2005, hal. xiii.

6 Rohmat Mulyana, Mengartikulasikan Pendidikan Nilai, (Bandung: Alfabeta, 2011), hal. 117-118. 7 Rohmat Mulyana, Mengartikulasikan Pendidikan Nilai, ..., hal. 117-118.

(5)

harus merupakan satu program atau pelajaran secara khusus, melainkan suatu dimensi dari seluruh usaha pendidikan yang tidak hanya terfokus pada pengembangan ilmu, keterampilan, teknologi, tetapi juga pengembangan aspek-aspek lainnya, seperti kepribadian, etik-moral, dan yang lain.9Pada hakekatnya, pendidikan nilai merupakan inti dari sebuah pendidikan itu sendiri. Adapun tujuan dari pendidikan nilai secara umum yaitu dimaksudkan untuk

membantu peserta didik agar memahami, menyadari, dan mengalami nilai-nilai serta mampu menempatkannya secara integral dalam kehidupan. Ratna Megawangi telah menyusun 9 pilar nilai-nilai karakter mulia yang selayaknya diajarkan kepada anak, yaitu sebagai berikut : (a) Cinta Tuhan dan Kebenaran, (b) Tanggungjawab, kedisiplinan, dan kemandirian, (c) Amanah, (d) Hormat dan santun,(e) Kasih sayang, kepedulian, dan kerjasama, (f) Percaya diri, kreatif, dan pantang menyerah, (g) Keadilan dan kepemimpinan, (h) Baik dan rendah hati, dan (i) Toleransi dan cinta damai.10

2. Karakteristik Anak Usia Dini

Anak usia dini dalam beragam usia merupakan pribadi unik yang mampu menarik perhatian orang dewasa. Anak usia dini menurut NAEYC (National Association for The Education of Young Children) adalah anak yang berada pada rentang usia 0 – 8 tahun, yang tercakup dalam program pendidikan di Taman Penitipan Anak, penitipan anak pada keluarga, pendidikan prasekolah baik itu swasta ataupun negeri, TK, dan SD. Awal masa kanak-kanak berlangsung dari usia 2-6 tahun, oleh orang tua disebut sebagai usia problematis, menyulitkan, atau main; oleh para pendidik disebut usia pra sekolah; dan oleh para ahli psikologi sebagai prakelompok, penjelajah atau usia bertanya. Pentingnya pendidikan anak usia dini diperhatikan sehingga keluargalah yang merupakan lingkungan pertama yang paling bertanggung jawab atas berlangsungnya kegiatan ini. Pada masa kanak-kanak pertambahan tinggi dan pertambahan berat badan relatif seimbang. Perkembangan motorik anak terdiri dari dua, ada yang kasar dan ada yang halus. Perkembangan motorik kasar seorang anak pada usia 3 tahun adalah melakukan gerakan sederhana seperti berjingkrak, melompat, berlari kesana ke mari dan ini menunjukkan kebanggaan dan prestasi. Sedangkan usia 4 tahun, si anak tetap melakukan gerakan yang sama, tetapi sudah berani mengambil resiko seperti jika si anak dapat naik tangga dengan satu kaki lalu dapat turun dengan cara yang sama dan memperhatikan

9 Maksudin, Pendidikan Nilai Komprehensif... hal. 1-2

(6)

waktu pada setiap langkah. Lalu, pada usia 5 tahun si anak lebih percaya diri dengan mencoba untuk berlomba dengan teman sebayanya atau orang tuanya.11

3. Karakter Islami

Karakter manusia merupakan hasil tarik-menarik antara nilai baik dalam bentuk energi positif dan nilai buruk dalam bentuk energi negatif. Energi positif itu berupa nilai-nilai etis religius yang bersumber dari keyakinan kepada Tuhan, sedangkan energi negatif itu berupa nilai-nilai yang a-moral yang bersumber dari taghut (Setan). Nilai-nilai etis moral itu berfungsi sebagai sarana pemurnian, pensucian dan pembangkitan nilai-nilai kemanusiaan yang sejati (hati nurani). Energi positif itu berupa: Pertama, kekuatan spiritual. Kekuatan spiritrual itu berupa îmân, islâm, ihsân dan taqwa, yang berfungsi membimbing dan

memberikan kekuatan kepada manusia untuk menggapai keagungan dan kemuliaan (ahsani

taqwîm); Kedua, kekuatan potensi manusia positif, berupa âqlus salîm (akal yang sehat),

qalbun salîm (hati yang sehat), qalbun munîb (hati yang kembali, bersih, suci dari dosa) dan

nafsul mutmainnah (jiwa yang tenang), yang kesemuanya itu merupakan modal insani atau sumber daya manusia yang memiliki kekuatan luar biasa. Ketiga, sikap dan perilaku etis. Sikap dan perilaku etis ini merupakan implementasi dari kekuatan spiritual dan kekuatan kepribadian manusia yang kemudian melahirkan konsep-konsep normatif tentang nilai-nilai budaya etis. Sikap dan perilaku etis itu meliputi: istiqâmah (integritas), ihlâs, jihâd dan amal saleh. Energi positif tersebut dalam perspektif individu akan melahirkan orang yang

berkarakter, yaitu orang yang bertaqwa, memiliki integritas (nafs al-mutmainnah) dan beramal saleh. Aktualisasi orang yang berkualitas ini dalam hidup dan bekerja akan

melahirkan akhlak budi pekerti yang luhur karena memiliki personality (integritas, komitmen dan dedikasi), capacity (kecakapan) dan competency yang bagus pula (professional).12

G. Metode Penelitian;

Penelitian ini pada dasarnya bersifat deskriptif analisis artinya mencari uraian yang menyeluruh dan cermat tentang salah satu keadaan. Pendekatan yang dipakai lebih ditekankan secara kualitatif. Pendekatan kualitatif dipilih mengingat orientasi utama penelitian ini yaitu sebuah upaya memahami konsep dan gagasan, ide-ide sosial yang hendak diwujudkan atau sikap kultural yang dipengaruhi oleh berbagai motivasi, dimana satu sama lain saling berkaitan. Data dalam penelitian ini adalah gejala-gejala yang muncul dalam rangkaian ungkapan proses pendidikan di Taman Pendidikan Al Qalam Kota Kendari diasumsikan sebagai hasil hubungan dinamis yang terjadi antara proses pendidikan nilai dan pembentukan

11 Ulfiani Rahman, karakteristik perkembangan anak usia dini, Lentera 46 Pendidikan, Vol. 12 No. 1 Juni 2009: 46-57

(7)

karakter islami pada anak. Sumber data dalam penelitian ini ada dua, yaitu sumber primer dan sumber sekunder. Sumber primer berupa data tentang berbagai proses pelaksanaan pendidikan nilai pada taman pendidikan Al Qalam Kota Kendari yang didapat melalui pengamatan langsung. Sedangkan sumber sekunder berasal dari dua hal; yaitu sumber lisan dan sumber tertulis. Sumber lisan adalah berupa wawancara dengan para guru, pihak sekolah, dan pihak-pihak lain yang terlibat dalam kegiatan proses belajar mengajar di Taman Pendidikan Al Qalam Kota Kendari, baik langsung maupun tidak langsung. Adapun sumber tertulis diperoleh melalui telaah atas sejumlah dokumen dan buku-buku yang terkait dengan tema studi 13. Seluruh data yang ada diuji keabsahannya dengan trianggulasi data. Alur atau tahapan analisis penelitian ini, didasarkan atas perspektif Miles dan Huberman, yaitu; pengumpulan data (data collection), penyajian (data display), reduksi (data reduction), dan verifikasi (conclution/ verifying).14

H. SUMBER BACAAN/REFERENSI

Elmubarok, Zaim. Membumikan Pendidikan Nilai: Mengumpulkan yang Terserak, Menyambung yang Terputus, dan Menyatukan yang Tercerai, (Bandung: Alfabeta, 2009), hal. 61-73.

Hasan, Maimunah, PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini), (Yogyakarta: DIVA Press, 2010), hal. 16-17.

Hifdliyah, Penanaman Nilai-nilai Keagamaan Pada Anak Usia Pra Sekolah di TKIT Al- Khairaat Warungboto Umbulharjo Yogyakarta, Skripsi, Fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2005, hal. xiii.

Koentjaranigrat, Beberapa Pokok Antropologi Sosial, (Jakarta : PT. Dian Rakyat, 1977). Mutiah, Diana. Psikologi Bermain Anak Usia Dini, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,

2010), hal. 88-89.

Maksudin, Pendidikan Nilai Komprehensif: Teori dan Praktik, (Yogyakarta: UNY Press, 2009), hal. 1-2

Miles, Matew B. and Huberman, A. Michael. Qualitatif Data Analysis, (London: Sage Publication, 1984), h. 12

Rohmat Mulyana, Mengartikulasikan Pendidikan Nilai, (Bandung: Alfabeta, 2011), hal. 117-118.

Rahman,Ulfiani. karakteristik perkembangan anak usia dini, Lentera 46 Pendidikan, Vol. 12 No. 1 Juni 2009: 46-57

Sulastri, Metode Pendidikan Agama Islam Dalam Menumbuhkan Rasa Keagamaan Pada Anak di Taman Kanak-Kanak Islam Terpadu Bina Lembaga Manding Gandekan Trirenggo Bantul, Skripsi, Fakultas Tarbiyah Jurusan Pendidikan Agama Islam Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2004, hal. 10-11.

Tobroni, Pendidikan Karakter Dalam Perspektif Islam, guru besar Filsafat Pendidikan FAI/PPS UMM, Anggota Majlis Dikti PP Muhammadiyah, Anggota BAN PT Kemendiknas, Visiting Professor di University of Malaya Malaysia 2009-2010. Undang-Undang Perlindungan Anak (UU RI No. 23 Tahun 2002), (Jakarta: Sinar Grafika,

2009), hal. 59-60.

13 Koentjaranigrat, Beberapa Pokok Antropologi Sosial, (Jakarta : PT. Dian Rakyat, 1977).

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan : Efektifitas daya anthelmintik perasan dan infusa rimpang temu ireng ( Curcuma aeruginosa Roxb. ) masih di bawah piperazin citrat. Daya anthelmintik infusa rimpang

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi pengangguran lulusan perguruan tinggi di Indonesia tahun 2018 dengan menggunakan analisis

Kata konserto berasal dari bahasa Latin concertare yang berarti sebuah Persaingan, Perselisihan, perdebatan dan juga dapat diartikan untuk bekerja sama dengan orang lain yang

Berdasarkannhasil pembahasanipenelitian yangitelah dilakukan, maka dapat disimpulkan bahwa: (1) pengetahuan lingkungan memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap

Berdasarkan latar belakang dan kajian masalah yang ada yaitu kejadian campak di Kabupaten Sidoarjo semakin meningkat setiap tahunnya dengan peningkatan signifikan pada

Analisis Data Mengenai Pengaruh Metode Discovery terhadap Berpikir Kreatif dengan SPSS ... Rekapitulasi dan Pembahasan

pembicara, lokasi, tanggal dan waktu, dan tujuan dari kegiatan. Informasi ini harus muncul dengan huruf tebal. Penasehat harus mengatakan pada media mengapa kegiatan ini

Dengan adanya peningkatan luas panen dan peningkatan rata-rata produksi per hektar selama periode Januari-April 2011 tersebut telah mengahasilkan produksi padi sebesar