• Tidak ada hasil yang ditemukan

Wawancara mendalam

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Wawancara mendalam"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

WAWANCARA

MENDALAM

(2)

Wawancara adalah salah satu

metode dasar sifatnya kualitatif.

Metode ini banyak digunakan untuk

memperoleh data mengenai latar

belakang perilaku seseorang.

Sebagai salah satu metode

kualitatif, pembuatan pedomannya

mudah tetapi pelaksanaannya

sangat tergantung pada

keterampilan pewawancara.

Makin berpengalaman seorang

pewawancara, data yang diperoleh

semakin kaya dan sesuai yang

(3)

Sebetulnya alat dalam penggunaan

metode kualitatif adalah orang yang melakukannya. Untuk itu diperlukan kriteria-kriteria tertentu.

Salah satunya adalah bahwa

pewawancara harus mampu melakukan hubungan baik dengan yang

diwawancarai.

Tanpa pembinaan hubungan yang tepat

tidak akan ada kerjasama yang baik dari pihak yang diwawancarai. Hasil

wawancara tentunya akan juga dangkal dan kurang sesuai dengan yang

diinginkan.

Atau mungkin hal-hal yang penting yang

(4)

Batasan wawancara mendalam:

Wawancara mendalam adalah

interaksi antara dua orang.

Yang satu disebut pewawancara dan

yang lain disebut yang diwawancarai.

Sering terjadi yang satu disebut

peneliti dan yang lain responden atau

informan.

Wawancara merupakan salah satu

teknik penelitian kualitatif yang

memungkinkan terjadinya diskusi

antar pribadi.

Hal ini akan meningkatkan wawasan

pada pikiran, perasaan dan perilaku

baik pada yang mewawancarai

(5)

Wawancara biasanya dilakukan

untuk mengungkap fenomena

atau isu-isu penting.

Di bidang kesehatan wawancara

dapat digunakan untuk

mengungkapkan pandangan,

pengetahuan, keyakinan, nilai,

sikap individu tentang perilaku

kesehatan diri ataupun

(6)

Teknik ini dapat digunakan untuk

mendapatkan informasi, baik verbal maupun nonverbal, mengenai sikap, keinginan, cita-cita, nilai, pengetahuan dan kepercayaan kelompok yang menjadi target penelitian

(7)

Tujuan umum wawancara mendalam

adalah menggali lebih dalam

tentang kebiasaan umum kelompok

yang menjadi target penelitian

berikut alasan-alasan yang

melatarbelakanginya.

Hal ini dimungkinkan karena

wawancara mendalam bersifat luwes

sehingga peneliti dapat bertanya

(8)

Wawancara mendalam juga dapat

digunakan untuk menggali apa yang

dapat dilakukan supaya sikap dan

kebiasaan mengikuti perilaku sehat

dapat tercapai.

Dengan kata lain wawancara

mendalam dapat mengungkapkan

hal-hal yang tidak terencana atau

terpikirkan sebelumnya. Hal inilah

yang menjadi kelebihan metode

(9)

Wawancara mendalam dalam penelitian

kesehatan

Salah satu cara efektif untuk menangani

masalah kesehatan adalah rancang

intervensi yang akan mendorong perilaku sehat di masyarakat. Banyak negara

berkembang memperkenalkan program-program kesehatan seperti kesehatan ibu dan anak.

Wawancara mendalam dapat digunakan

sebagai suatu teknik untuk mengevaluasi aspek-aspek tertentu dampak

program-program tersebut.

Wawancara mendalam juga dapat

(10)

Metode wawancara mendalam terutama

dapat digunakan pada bidang penelitian sebagai berikut:

i. Sebagai metode pengumpulan data pada topik-topik yang akan diteliti, seperti

kesukaan pasien terhadap injeksi,

pandangan pasien terhadap penggunaan alat-alat kontrasepsi, keyakinan tertentu masyarakat yang menghambat program kesehatan.

ii. Untuk mendapatkan informasi lebih

mendalam tentang topik yang diteliti dan

sebagai tambahan bagi data yang diperoleh dari kuesioner terstruktur seperti indikator perilaku sehat di masyarakat.

iii. Untuk menggali lebih mendalam masalah-masalah kesehatan, seperti kesadaran

masyarakat tentang kesehatan pada umumnya,

(11)

Keunggulan dan keterbatasan

wawancara mendalam

Keunggulan

1) Metode ini fleksibel karena pewawancara mempunyai waktu lebih banyak dan

(12)

2) Pengamatan terhadap responden dapat langsung dilakukan terutama perilaku nonverbalnya ketika ia mengungkapkan pendapat, pandangan, pengetahuan,

keyakinan, maupun sikapnya terhadap topik yang sedang dibicarakan.

Pewawancara dapat mencek kembali ketika terjadi kesenjangan antara yang dikatakan dan yang diungkapkan melalui ekspresi wajah, gerak tangan-tubuh,

(13)

3)

Situasi wawancara memberi

kesempatan pewawancara

untuk bertanya dan

mengarahkan pertanyaan

(14)

Kelemahan

1) Untuk mendapatkan pewawancara yang terlatih sering mengalami kesulitan,

padahal keberhasilan metode ini

tergantung pada keefektifan dalam melaksanakannya di lapangan.

2) Pewawancara mungkin tidak mampu mengontrol opininya sendiri yang ingin dicocockkan dengan kerangka

penjelasan responden.

3) Hasilnya sulit digeneralisisasikan karena informasi yang didapatkan sulit untuk

(15)

Langkah-langkah dalam wawancara

mendalam

i. Pertimbangkan apa yang ingin diketahui tentang masalah kesehatan.

ii. Tetapkan apakah wawancara mendalam adalah teknik yang paling tepat untuk mengungkap

masalah tersebut

iii. Mengidentifikasi para narasumber untuk membantu dalam merencanakan dan

memberikan pelatihan kepada para pewawancara.

iv. Tentukan siapakah yang akan menjadi responden

v. Siapkan pedoman wawancara untuk wawancara mendalam

vi. Pilih para pewawancara vii. Melatih pewawancara

viii. Uji coba pedoman wawancara yang sebenarnya. ix. Persiapan untuk wawancara yang sebenarnya x. Pewawancara melakukan wawancara

(16)

Kapan digunakan wawancara secara mendalam?

 Metode ini tepat digunakan bila

penelitian ini meliputi hal-hal sebagai berikut:

i. Menumbuhkan ide-ide pada studi awal dan atau menggali

kemungkinan-kemungkinan alasan tentang masalah kesehatan

ii. Mendapatkan informasi yang lebih

mendalam tentang pokok permasalahan sebagai pelengkap data yang sudah

didapatkan dari kuesioner.

(17)

 Metode ini tepat bila:

1. Interaksi kelompok dan tekanan dari teman kemungkinan besar akan

menghambat respon-respon individual dan membuat diskusi tidak produktif

2. Topiknya sangat sensitif sehingga

responden segan membicarakan secara terbuka dalam kelompok

3. Sangat perlu untuk mengetahui dan

mengerti bagaimana sikap dan perilaku berkaitan menurut pola individual

(18)

Pedoman wawancara untuk

wawancara mendalam

Salah satu aspek dalam penelitian yang harus

diprioritaskan ádalah mempersiapkan pedoman wawancara.

Pedoman ini berisi daftar pertanyaan atau topik

yang akan didiskusikan oleh pewawancara dengan responden.

Untuk memastikan bahwa

pertanyaan-pertanyaan tersebut tepat ditanyakan, peneliti harus membuat garis besar tentang informasi seperti apa yang dibutuhkan untuk

mengungkapkan masalah yang spesifik.

Pentingnya dilakukan hal ini ditegaskan oleh

kenyataan bahwa kualitas data yang didapatkan tergantung pada sejauh mana kualitas

(19)

Menyusun pedoman wawancaraPrinsip yang digunakan dalam

menyiapkan pedoman yang baik

tergantung pada penggunaan ungkapan-ungkapan yang umum, tidak langsung dari pertanyaan-pertanyaan yang

memberikan jawaban “ya atau tidak”.

Sasaran umum ungkapan ini ádalah untuk mendorong responden untuk berbicara

tentang topik yang dimunculkan.

Berikut ini ada beberapa garis pedoman

praktis dan berguna yang dapat

(20)

1) Buat daftar tentang maksud dan tujuan paling penting penelitian

2) Tulis bagian paling pokok atau sub-tema masing-masing sasaran yang spesifik

3) Buat konsep tentang pertanyaan-pertanyaan yang dapat ditanyakan lepada responden

sehingga dimungkinkan memperoleh informasi yang dibutuhkan

4) Periksa setiap pertanyaan dan cocokkan dengan maksud dan tujuan penelitian, kemudian buang pertanyaan-pertanyaan yang tidak tepat.

5) Periksa kembali pertanyaan-pertanyaan tersebut untuk memantapkan apakah pertanyaan tersebut akan memabantu dalam mendapatkan semua

informasi yang diperlukan. Sebagai sarana untuk mendapatkan pedoman yang baik dan efektif, perhatikan bahwa pertanyaan-pertanyaan yang mempunyai karakteristik sebagai berikut:

a) Jelas dan tidak kabur

b) Sederhana dan mudah dimengerti

(21)

Sebagai tambahan terhadap

karakteristik di atas, buatlah dalam

pedoman itu pertanyaan-pertanyaan

lebih mendalam yang layak dan

berguna untuk membantu

pewawancara.

Pertanyaan-pertanyaan mendalam

adalah cara yang digunakan untuk

mendorong responden berbicara

(22)

Urutan-urutan topik

Secara umum, urutan topik dalam wawancara

mendalam tidak ditentukan secara kaku. Hal ini lebih banyak diserahkan kepada kebijaksanaan pewawancara dan juga lebih ditentukan oleh alur diskusi yang terjadi.

Oleh karena itu, sangatlah penting untuk

mendapatkan pewawancara yang betul-betul telah terlatih dalam seni wawancara untuk memandu diskusi yang dilaksanakan.

Pedoman dirancang sedemikian rupa sehingga

didapatkan bentuk informasi yang mirip dari

semua responden. Meskipun demikian, ungkapan pertanyaan-pertanyaan tertentu dan

urutan-urutannya ditentukan kembali untuk dicocokkan dengan karakteristik masing-masing responden.

Oleh karena itu sangatlah penting bagi

pewawancara untuk betul-betul siap memastikan bahwa diskusi berjalan secara natural dan

(23)

Peran Pewawancara

Peran pewawancara adalah bertindak sebagai

moderator untuk menjaga agar diskusi tetap berjalan dengan menanyakan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan sampai ia mendapatkan jalaban tepat dari responden.

Ia harus mampu menciptakan suasana informal dan

bersahabat agar opini dan ide pemberi informasi

dapat mengalir secara natural. Secara umum, peran pewawancara menuntut hal-hal sebagai berikut:

1) Usaha keras untuk membimbing responden dari satu topik ke topik yang lain

2) Sabar dalam mendengarkan, sediakan sedikit waktu untuk berhenti untuk mendorong responden

berpikir dan memberi keterangan tentang isu-isu yang didiskusikan

3) Ciptakan humor yang menyenangkan agar pemberi informasi dapat rileks dalam mendiskusikan isu-isu sensitif

(24)

Sebaiknya seorang pewawancara tidak

mencoba melakukan hal-hal sebagai berikut: 1) Mempengaruhi atau membuat bias

jawaban-jawaban yang diberikan oleh yang diwawancarai

2) Puas dengan jawaban-jawaban yang dangkal 3) Berpindah dari satu topik ke topik lain

dengan cepat tanpa penanganan secara menyeluruh terhadap topik-topik terdahulu 4) Mengubah subjek pembicaraan secara

tiba-tiba atau mencoba memotong pembicaraan responden

(25)

 Prinsip-prinsip wawancara yang baik:

1) Pewawancara harus mengenal dengan baik pokok persoalan, tempat dan alasan pemberi informasi ketika mereka kurang bersedia

berpartisipasi dalam wawancara.

2) Pewawancara harus menghindari menggunakan kata-kata emosional atau penuh dengan

nilai-nilai.

3) Pewawancara harus mencoba menggunakan

teknik-teknik untuk membujuk responden untuk: i. Menguraikan: ” Apa yang terjadi selanjutnya?”

Dapatkah Anda menerangkan lebih lanjut ....?” ii. Klasifikasi isu: ”Tahun kapankah Anda mulai

bekerja di sini?”

iii. Memusatkan perhatian pada dimensi baru

(26)

4) Pewawancara harus tetap waspada

terhadap informasi verbal dan perilaku nonverbal, serta hal-hal yang

menimbulkan gangguan. Pewawancara dapat beristirahat untuk membaca

catatan-catatan atau memeriksa pedoman wawancaraa untuk

memastikan bahwa wawancara tetap pada fokusnya.

5) Pewawancara harus mengulas catatan-catatn di lapangan dan langsung

membuat perbaikan waktu itu juga, apabila diperlukan.

6) Ucapan terimakasih disampaikan kepada responden pada akhir wawancara.

(27)

a) Mulailah wawancara dengan perjanjian yang dapat disetujui oleh pewawancara dan

responden

b) Setelah wawancara berjalan, dan dengan tepat, doronglah responden secara perlahan-lahan atau tanyakan lebih mendalam.

c) Dengarkan dengan baik agar dapat menagkap semua informasi yang diberikan.

d) Apabila kunci pokoknya sudah muncul dalam diskusi, hal ini harus diikuti terus

e) Dengarkan kesan-kesan, topik yang sengaja

dihindari responden, gangguan yang disengaja, salah konsepsi yang ringan atau pengertian yang salah, ketidakpahaman.

(28)

g) Ambil tindakan segera untuk

memberikan koreksi dalam menangani setiap kasus. Gunakan ungkapan,

idiom atau kata-kata yang tidak mengancam.

h) Apabila terhambat, cari strategi

alternatif dan jangan menjadi panik

i) Gunakan kesempatan untuk klarifikasi, berpikirlah mendahului responden, dan bertindaklah secara tepat dan cepat.

j) ”Bergaya bodoh” supaya dapat

(29)

Pewawancara sebaiknya menjadikan

wawancara pertama sebagai

percobaan. Sebaiknya ia juga

berusaha untuk meningkatkan

penampilannya pada setiap

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Tetapi paling tidak Yakobus telah memberikan rambu-rambu, bahwa keselarasan antara iman dan perbuatan yang diwujudkan dalam ibadah yang benar dengan disertai aksi

Strategi perbaikan yang bisa dilakukan PTI PDAM Tirta Moedal Kota Semarang untuk mencapai tingkat kematangan V dan sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI)

Oleh karena itu informasi tentang kesehatan gigi merupakan bagian dari kesehatan secara keseluruhan yang tidak bisa dipisahkan dan penting dalam menunjang kualitas

Ketika dilakukan terhadap semikonduktor, doping dapat diartikan sebagai penambahan pengotor intensional pada material semikonduktor dengan tujuan untuk memodifikasi

dikarenakan permainan hockey indoor ini membutuhkan fisik yang kuat, kecepatan dan stamina yang baik. Terkadang wanita dianggap sebagai makhluk yang penuh dengan

Kalau membunuh diri karena sebab tidak tahan dengan ujian Allah swt diharamkan, lantas bagaimana dengan bunuh diri dalam rangka mempertahankan kedaulatan

Sebaliknya individu yang memiliki tingkat pe- ngetahuan tentang agama yang rendah akan melakukan perilaku seks bebas tanpa berpikir panjang terlebih dahulu sehingga

belajar karena berbagai hal. Pertama, setiap siswa hendaknya mendapat kesempatan dan pelayanan untuk berkembang secara maksimal. Kedua, adanya perbedaan