WAWANCARA
MENDALAM
Wawancara adalah salah satu
metode dasar sifatnya kualitatif.
Metode ini banyak digunakan untuk
memperoleh data mengenai latar
belakang perilaku seseorang.
Sebagai salah satu metode
kualitatif, pembuatan pedomannya
mudah tetapi pelaksanaannya
sangat tergantung pada
keterampilan pewawancara.
Makin berpengalaman seorang
pewawancara, data yang diperoleh
semakin kaya dan sesuai yang
Sebetulnya alat dalam penggunaan
metode kualitatif adalah orang yang melakukannya. Untuk itu diperlukan kriteria-kriteria tertentu.
Salah satunya adalah bahwa
pewawancara harus mampu melakukan hubungan baik dengan yang
diwawancarai.
Tanpa pembinaan hubungan yang tepat
tidak akan ada kerjasama yang baik dari pihak yang diwawancarai. Hasil
wawancara tentunya akan juga dangkal dan kurang sesuai dengan yang
diinginkan.
Atau mungkin hal-hal yang penting yang
Batasan wawancara mendalam:
Wawancara mendalam adalah
interaksi antara dua orang.
Yang satu disebut pewawancara dan
yang lain disebut yang diwawancarai.
Sering terjadi yang satu disebut
peneliti dan yang lain responden atau
informan.
Wawancara merupakan salah satu
teknik penelitian kualitatif yang
memungkinkan terjadinya diskusi
antar pribadi.
Hal ini akan meningkatkan wawasan
pada pikiran, perasaan dan perilaku
baik pada yang mewawancarai
Wawancara biasanya dilakukan
untuk mengungkap fenomena
atau isu-isu penting.
Di bidang kesehatan wawancara
dapat digunakan untuk
mengungkapkan pandangan,
pengetahuan, keyakinan, nilai,
sikap individu tentang perilaku
kesehatan diri ataupun
Teknik ini dapat digunakan untuk
mendapatkan informasi, baik verbal maupun nonverbal, mengenai sikap, keinginan, cita-cita, nilai, pengetahuan dan kepercayaan kelompok yang menjadi target penelitian
Tujuan umum wawancara mendalam
adalah menggali lebih dalam
tentang kebiasaan umum kelompok
yang menjadi target penelitian
berikut alasan-alasan yang
melatarbelakanginya.
Hal ini dimungkinkan karena
wawancara mendalam bersifat luwes
sehingga peneliti dapat bertanya
Wawancara mendalam juga dapat
digunakan untuk menggali apa yang
dapat dilakukan supaya sikap dan
kebiasaan mengikuti perilaku sehat
dapat tercapai.
Dengan kata lain wawancara
mendalam dapat mengungkapkan
hal-hal yang tidak terencana atau
terpikirkan sebelumnya. Hal inilah
yang menjadi kelebihan metode
Wawancara mendalam dalam penelitian
kesehatan
Salah satu cara efektif untuk menangani
masalah kesehatan adalah rancang
intervensi yang akan mendorong perilaku sehat di masyarakat. Banyak negara
berkembang memperkenalkan program-program kesehatan seperti kesehatan ibu dan anak.
Wawancara mendalam dapat digunakan
sebagai suatu teknik untuk mengevaluasi aspek-aspek tertentu dampak
program-program tersebut.
Wawancara mendalam juga dapat
Metode wawancara mendalam terutama
dapat digunakan pada bidang penelitian sebagai berikut:
i. Sebagai metode pengumpulan data pada topik-topik yang akan diteliti, seperti
kesukaan pasien terhadap injeksi,
pandangan pasien terhadap penggunaan alat-alat kontrasepsi, keyakinan tertentu masyarakat yang menghambat program kesehatan.
ii. Untuk mendapatkan informasi lebih
mendalam tentang topik yang diteliti dan
sebagai tambahan bagi data yang diperoleh dari kuesioner terstruktur seperti indikator perilaku sehat di masyarakat.
iii. Untuk menggali lebih mendalam masalah-masalah kesehatan, seperti kesadaran
masyarakat tentang kesehatan pada umumnya,
Keunggulan dan keterbatasan
wawancara mendalam
Keunggulan
1) Metode ini fleksibel karena pewawancara mempunyai waktu lebih banyak dan
2) Pengamatan terhadap responden dapat langsung dilakukan terutama perilaku nonverbalnya ketika ia mengungkapkan pendapat, pandangan, pengetahuan,
keyakinan, maupun sikapnya terhadap topik yang sedang dibicarakan.
Pewawancara dapat mencek kembali ketika terjadi kesenjangan antara yang dikatakan dan yang diungkapkan melalui ekspresi wajah, gerak tangan-tubuh,
3)
Situasi wawancara memberi
kesempatan pewawancara
untuk bertanya dan
mengarahkan pertanyaan
Kelemahan
1) Untuk mendapatkan pewawancara yang terlatih sering mengalami kesulitan,
padahal keberhasilan metode ini
tergantung pada keefektifan dalam melaksanakannya di lapangan.
2) Pewawancara mungkin tidak mampu mengontrol opininya sendiri yang ingin dicocockkan dengan kerangka
penjelasan responden.
3) Hasilnya sulit digeneralisisasikan karena informasi yang didapatkan sulit untuk
Langkah-langkah dalam wawancara
mendalam
i. Pertimbangkan apa yang ingin diketahui tentang masalah kesehatan.
ii. Tetapkan apakah wawancara mendalam adalah teknik yang paling tepat untuk mengungkap
masalah tersebut
iii. Mengidentifikasi para narasumber untuk membantu dalam merencanakan dan
memberikan pelatihan kepada para pewawancara.
iv. Tentukan siapakah yang akan menjadi responden
v. Siapkan pedoman wawancara untuk wawancara mendalam
vi. Pilih para pewawancara vii. Melatih pewawancara
viii. Uji coba pedoman wawancara yang sebenarnya. ix. Persiapan untuk wawancara yang sebenarnya x. Pewawancara melakukan wawancara
Kapan digunakan wawancara secara mendalam?
Metode ini tepat digunakan bila
penelitian ini meliputi hal-hal sebagai berikut:
i. Menumbuhkan ide-ide pada studi awal dan atau menggali
kemungkinan-kemungkinan alasan tentang masalah kesehatan
ii. Mendapatkan informasi yang lebih
mendalam tentang pokok permasalahan sebagai pelengkap data yang sudah
didapatkan dari kuesioner.
Metode ini tepat bila:
1. Interaksi kelompok dan tekanan dari teman kemungkinan besar akan
menghambat respon-respon individual dan membuat diskusi tidak produktif
2. Topiknya sangat sensitif sehingga
responden segan membicarakan secara terbuka dalam kelompok
3. Sangat perlu untuk mengetahui dan
mengerti bagaimana sikap dan perilaku berkaitan menurut pola individual
Pedoman wawancara untuk
wawancara mendalam
Salah satu aspek dalam penelitian yang harus
diprioritaskan ádalah mempersiapkan pedoman wawancara.
Pedoman ini berisi daftar pertanyaan atau topik
yang akan didiskusikan oleh pewawancara dengan responden.
Untuk memastikan bahwa
pertanyaan-pertanyaan tersebut tepat ditanyakan, peneliti harus membuat garis besar tentang informasi seperti apa yang dibutuhkan untuk
mengungkapkan masalah yang spesifik.
Pentingnya dilakukan hal ini ditegaskan oleh
kenyataan bahwa kualitas data yang didapatkan tergantung pada sejauh mana kualitas
Menyusun pedoman wawancara Prinsip yang digunakan dalam
menyiapkan pedoman yang baik
tergantung pada penggunaan ungkapan-ungkapan yang umum, tidak langsung dari pertanyaan-pertanyaan yang
memberikan jawaban “ya atau tidak”.
Sasaran umum ungkapan ini ádalah untuk mendorong responden untuk berbicara
tentang topik yang dimunculkan.
Berikut ini ada beberapa garis pedoman
praktis dan berguna yang dapat
1) Buat daftar tentang maksud dan tujuan paling penting penelitian
2) Tulis bagian paling pokok atau sub-tema masing-masing sasaran yang spesifik
3) Buat konsep tentang pertanyaan-pertanyaan yang dapat ditanyakan lepada responden
sehingga dimungkinkan memperoleh informasi yang dibutuhkan
4) Periksa setiap pertanyaan dan cocokkan dengan maksud dan tujuan penelitian, kemudian buang pertanyaan-pertanyaan yang tidak tepat.
5) Periksa kembali pertanyaan-pertanyaan tersebut untuk memantapkan apakah pertanyaan tersebut akan memabantu dalam mendapatkan semua
informasi yang diperlukan. Sebagai sarana untuk mendapatkan pedoman yang baik dan efektif, perhatikan bahwa pertanyaan-pertanyaan yang mempunyai karakteristik sebagai berikut:
a) Jelas dan tidak kabur
b) Sederhana dan mudah dimengerti
Sebagai tambahan terhadap
karakteristik di atas, buatlah dalam
pedoman itu pertanyaan-pertanyaan
lebih mendalam yang layak dan
berguna untuk membantu
pewawancara.
Pertanyaan-pertanyaan mendalam
adalah cara yang digunakan untuk
mendorong responden berbicara
Urutan-urutan topik
Secara umum, urutan topik dalam wawancara
mendalam tidak ditentukan secara kaku. Hal ini lebih banyak diserahkan kepada kebijaksanaan pewawancara dan juga lebih ditentukan oleh alur diskusi yang terjadi.
Oleh karena itu, sangatlah penting untuk
mendapatkan pewawancara yang betul-betul telah terlatih dalam seni wawancara untuk memandu diskusi yang dilaksanakan.
Pedoman dirancang sedemikian rupa sehingga
didapatkan bentuk informasi yang mirip dari
semua responden. Meskipun demikian, ungkapan pertanyaan-pertanyaan tertentu dan
urutan-urutannya ditentukan kembali untuk dicocokkan dengan karakteristik masing-masing responden.
Oleh karena itu sangatlah penting bagi
pewawancara untuk betul-betul siap memastikan bahwa diskusi berjalan secara natural dan
Peran Pewawancara
Peran pewawancara adalah bertindak sebagai
moderator untuk menjaga agar diskusi tetap berjalan dengan menanyakan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan sampai ia mendapatkan jalaban tepat dari responden.
Ia harus mampu menciptakan suasana informal dan
bersahabat agar opini dan ide pemberi informasi
dapat mengalir secara natural. Secara umum, peran pewawancara menuntut hal-hal sebagai berikut:
1) Usaha keras untuk membimbing responden dari satu topik ke topik yang lain
2) Sabar dalam mendengarkan, sediakan sedikit waktu untuk berhenti untuk mendorong responden
berpikir dan memberi keterangan tentang isu-isu yang didiskusikan
3) Ciptakan humor yang menyenangkan agar pemberi informasi dapat rileks dalam mendiskusikan isu-isu sensitif
Sebaiknya seorang pewawancara tidak
mencoba melakukan hal-hal sebagai berikut: 1) Mempengaruhi atau membuat bias
jawaban-jawaban yang diberikan oleh yang diwawancarai
2) Puas dengan jawaban-jawaban yang dangkal 3) Berpindah dari satu topik ke topik lain
dengan cepat tanpa penanganan secara menyeluruh terhadap topik-topik terdahulu 4) Mengubah subjek pembicaraan secara
tiba-tiba atau mencoba memotong pembicaraan responden
Prinsip-prinsip wawancara yang baik:
1) Pewawancara harus mengenal dengan baik pokok persoalan, tempat dan alasan pemberi informasi ketika mereka kurang bersedia
berpartisipasi dalam wawancara.
2) Pewawancara harus menghindari menggunakan kata-kata emosional atau penuh dengan
nilai-nilai.
3) Pewawancara harus mencoba menggunakan
teknik-teknik untuk membujuk responden untuk: i. Menguraikan: ” Apa yang terjadi selanjutnya?”
Dapatkah Anda menerangkan lebih lanjut ....?” ii. Klasifikasi isu: ”Tahun kapankah Anda mulai
bekerja di sini?”
iii. Memusatkan perhatian pada dimensi baru
4) Pewawancara harus tetap waspada
terhadap informasi verbal dan perilaku nonverbal, serta hal-hal yang
menimbulkan gangguan. Pewawancara dapat beristirahat untuk membaca
catatan-catatan atau memeriksa pedoman wawancaraa untuk
memastikan bahwa wawancara tetap pada fokusnya.
5) Pewawancara harus mengulas catatan-catatn di lapangan dan langsung
membuat perbaikan waktu itu juga, apabila diperlukan.
6) Ucapan terimakasih disampaikan kepada responden pada akhir wawancara.
a) Mulailah wawancara dengan perjanjian yang dapat disetujui oleh pewawancara dan
responden
b) Setelah wawancara berjalan, dan dengan tepat, doronglah responden secara perlahan-lahan atau tanyakan lebih mendalam.
c) Dengarkan dengan baik agar dapat menagkap semua informasi yang diberikan.
d) Apabila kunci pokoknya sudah muncul dalam diskusi, hal ini harus diikuti terus
e) Dengarkan kesan-kesan, topik yang sengaja
dihindari responden, gangguan yang disengaja, salah konsepsi yang ringan atau pengertian yang salah, ketidakpahaman.
g) Ambil tindakan segera untuk
memberikan koreksi dalam menangani setiap kasus. Gunakan ungkapan,
idiom atau kata-kata yang tidak mengancam.
h) Apabila terhambat, cari strategi
alternatif dan jangan menjadi panik
i) Gunakan kesempatan untuk klarifikasi, berpikirlah mendahului responden, dan bertindaklah secara tepat dan cepat.
j) ”Bergaya bodoh” supaya dapat
Pewawancara sebaiknya menjadikan
wawancara pertama sebagai
percobaan. Sebaiknya ia juga
berusaha untuk meningkatkan
penampilannya pada setiap