• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROSIDING Konsinyering Penyusunan DESAIN pdf

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PROSIDING Konsinyering Penyusunan DESAIN pdf"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

1

PEMERINTAH PROVINSI DKI JAKARTA BEKERJA SAMA DENGAN USAID IUWASH PLUS

PROSIDING KONSINYERING

PENYUSUNAN GRAND DESIGN AIR MINUM

DAN AIR LIMBAH DOMESTIK DKI JAKARTA

JAKARTA, 31 OKTOBER 2017

(2)
(3)

i

PROSIDING KONSINYERING

PENYUSUNAN GRAND DESIGN AIR MINUM

DAN AIR LIMBAH DOMESTIK DKI JAKARTA

(4)

Daftar Isi

Daftar Isi ... ii

1 Latar Belakang ... 1

2 Tujuan Konsinyering ... 2

3 Agenda Lokakarya ... 3

4 Hasil Konsinyering ... 4

Lampiran ... 6

1 Materi Paparan Sesi Pembukaan ... 7

2 Materi Paparan Sesi Pembahasan ... 9

3 Catatan Proses ... 11

4 Program dan Kegiatan Hasil Konsinyering ... 16

(5)

1

1

Latar Belakang

DKI Jakarta, dengan APBD tertinggi se-Indonesia, masih menghadapi permasalahan layanan dasar di bidang air minum dan sanitasi, termasuk dalam hal layanan air limbah domestik. BPS DKI mencatat pada 2015 terdapat 2,700,310 Rumah Tangga di DKI, dimana baru 703,556 Rumah Tangga yang telah berlangganan PAM. Dengan cakupan layanan Rumah Tangga oleh PAM yang baru mencapai 26% ini, tidak dapat disangkal penggunaan air tanah memang menjadi sangat tinggi. Data lainnya menunjukkan masih tingginya jumlah Rumah Tangga yang masih Buang Air Besar Sembarangan (BABS), masih tingginya jumlah Rumah Tangga dengan jamban tanpa septic tank aman, serta masih terbatasnya cakupan pengelolaan air limbah domestik baik secara terpusat maupun setempat.

Kondisi ini telah berakibat antara lain pada pencemaran lingkungan, penurunan muka tanah, dan tingginya kasus diare, terutama pada anak-anak. Tingkat pencemaran Sungai Ciliwung tergolong tinggi. Dari 14 titik pantau di Sungai Ciliwung, konsentrasi Fecal Coliform mencapai 100.000/100 ml, jauh di atas baku mutu yang ditetapkan yaitu, 2.000/100ml. Terkait kasus diare, sebanyak 27 dari 44 Puskesmas mencatat bahwa diare termasuk 10 besar penyakit yang ditangani. Dan Selama Jan-Sept 2017, Rumah Sakit mencatat kasus diare pada anak usia 0-4 tahun mencapai 4.878 kasus atau 40% dari total kasus diare yang ditangani Rumah Sakit.

Permasalahan layanan dasar terkait air minum dan air limbah domestik ini harus menjadi perhatian khusus dan agenda prioritas pembangunan mengingat cita-cita Jakarta yang tertuang dalam RPJPD 2005-2025 dan Visi Jakarta 2018-2022. RPJPD 2005-2005-2025 menyebutkan cita-cita Jakarta untuk menjadi Ibukota Negara Kesatuan Republik Indonesia yang Aman, Nyaman, Sejahtera, Produktif, Berkelanjutan dan Berdaya Saing Global. Adapun visi Jakarta 2018-2022 adalah Jakarta kota maju, lestari, dan berbudaya yang warganya terlibat dalam mewujudkan keberadaban, keadilan, dan kesejahteraan

untuk semua.

Untuk itu, diperlukan suatu instrumen bagi Pemerintah DKI Jakarta dalam menata arah dan fokus pembangunan layanan air minum dan air limbah domestik yang mampu menjawab realitas dan tantangan yang ada melalui sinergi dan kolaborasi antar perangkat daerah dan stakeholders lainnya. Instrumen yang selanjutnya disusun sebagai Grand Design Pembangunan Layanan Air Minum dan Air Limbah Domestik DKI Jakarta 2018-2022 ini diharapkan membantu Pemerintah DKI Jakarta mewujudkan ketersediaan air minum dan sanitasi yang aman dan berkelanjutan untuk semua.

(6)

2

Tujuan Konsinyering

Konsinyering bertujuan untuk:

1. Memaparkan rancangan program dan kegiatan berdasarkan isu strategis dalam pembangunan air minum dan air limbah domestik DKI Jakarta

(7)

3

3

Agenda Lokakarya

NO WAKTU KEGIATAN PIC

1 08.30 – 09.30 Registrasi Peserta USAID IUWASH PLUS

2 09.30 - 09.35 Pembukaan MC: Usniati Umayah

3 09.35 - 09.45 Lagu Indonesia Raya Dirijen: Luthfi Firmansyah 4 09.45 - 10.00 Arahan dan Pembukaan Bpk. Oswar Mungkasa

Deputi Gubernur bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup Pemprov DKI Jakarta

5 10.00 – 10.15 Coffee Break

6 10.15 – 11.30 Pembahasan Isu Ketersediaan Air Baku Moderator:

Bpk. Blessmiyanda Amanna Indira Sari

Lina Damayanti 7 11.30 – 13.00 Pembahasan Isu Akses Air Minum Moderator:

Bpk. Blessmiyanda Amanna Indira Sari

Lina Damayanti 8 13.00 – 14.00 Lunch Break

9 14.00 – 15.00 Lanjutan Pembahasan Isu Akses Air Minum

Moderator:

Bpk. Blessmiyanda Amanna Indira Sari

Lina Damayanti 10 15.00 – 15.15 Coffee Break

11 15.15 – 17.00 Pembahasan Isu Akses Air Limbah Domestik

Moderator:

Bpk. Blessmiyanda Amanna Indira Sari

Lina Damayanti 12 15.15 – 17.00 Rangkuman Hasil Diskusi Indira Sari

Lina Damayanti Arahan Tindak Lanjut dan Penutupan Bpk. Oswar Mungkasa

(8)

4

Hasil Konsinyering

Konsinyering menghasilkan catatan penting sebagai berikut:

1. Konsinyering menyepakati 5 isu yang harus ditangani dalam grand design, yaitu: a. Ketersediaan air baku/sumber air

b. Akses masyarakat pada air minum yang aman

c. Layanan air minum aman bagi MBR dan kawasan prioritas butuh air minum. Termasuk Kep. Seribu

d. Akses layanan SPALD aman melalui sistem off-site (terpusat)

e. Akses masyarakat pada layanan SPALD aman, terutama untuk MBR dan kawasan prioritas, melalui sistem on-site (setempat)

Perlu dipastikan agar data pada setiap isu mempunyai referensi/sumber data yang valid

2. Beberapa program dan kegiatan tidak feasible dibiayai (hanya dengan) APBD sehingga perlu alternative pembiayaan lainnya

3. Terkait dengan institusi terkait, konsinyering menyepakati untuk:

a. memasukkan kementrian/lembaga pusat dalam kegiatan-kegiatan lintas wilayah (untuk fasilitasi) dan kegiatan yang memerlukan intervensi serta kajian yang lebih strategis b. melengkapi penanggung jawab/pelaksana utama kegiatan dengan perangkat daerah yang

sesuai

4. Diperlukan diskusi-diskusi lanjutan untuk membahas strategi implementasi dan mekanisme kolaborasi antar organisasi perangkat daerah (OPD)

5. Masukan kunci untuk isu ketersediaan air baku terkait untuk kegiatan sbb: a. Perbaikan instalasi perpipaan dan meter air

b. Kampanye dan publikasi gerakan penghematan air

c. Penerapan penggunaan recycle water di bangunan pemerintah (akan dipindahkan ke kegiatan untuk isu akses air minum aman)

d. Pengaturan pemanfaatan air artesis (untuk kawasan tanpa opsi sumber air lain) 6. Masukan kunci untuk isu akses air minum aman (isu 2 dan 3) terkait untuk kegiatan sbb:

a. Pengurangan/pembatasan penggunaan air tanah, dan diprioritaskan di wilayah dengan kualitas air tanah buruk/tercemar

b. Memprioritaskan peningkatan layanan dan akses air minum melalui sistem perpipaan c. Pengembangan teknologi tepat guna, mekanisme pengelolaan dan pembiayaan untuk

pelayanan air minum aman di wilayah khusus dan prioritas (mis. kepulauan seribu)

d. Upaya edukasi dan promosi untuk masyarakat terkait upaya memastikan air minum aman (menjadi kegiatan yang harus ada)

(9)

5

7. Masukan kunci untuk isu akses air limbah domestik (isu 4 dan 5) terkait untuk kegiatan sbb: a. Menghilangkan praktek BABS dari DKI Jakarta sebagai ibukota RI, melalui berbagai upaya

dan strategi

b. Peningkatan cakupan layanan air limbah domestik aman terpusat (off-site) perlu dilakukan, namun karena terbatasnya cakupan dan peningkatan layanan membutuhkan upaya dan biaya besar, tetap harus disertai dengan layanan setempat (on-site) sebagai layanan antara. c. Penyediaan layanan air limbah domestik aman setempat (individu dan komunal) di

wilayah-wilayah yang belum terjangkau oleh layanan setempat, atau secara teknis belum dapat dilayani. Jika layanan terpusat sudah meluas, harus ada integrasi antara layanan setempat (individu dan komunal) dengan jaringan terpusat

d. Upaya perubahan perilaku, promosi dan edukasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat (menjadi kegiatan yang harus ada)

(10)
(11)

7

(12)
(13)

9

(14)
(15)

11

3

Catatan Proses

A. Sambutan Deputi Gubernur Bidang Tata Ruang dan Lingkungan Hidup DKI Jakarta Deputi Gubernur menjelaskan latar belakang pembuatan Grand Desain Air Minum dan Air Limbah Domestik. Grand Desain disusun berangkat dari isu, bukan berangkat dari dari tupoksi. Pendekatan yang digunakan untuk penyusunan Grand Design ini yaitu pendekatan secara kolaboratif dengan melibatkan seluruh stakeholder yang berhubungan dengan air minum dan air limbah domestik.

B. Diskusi sesi 1 (Isu Ketersediaan Air Baku)

a. Pemaparan mengenai kondisi terkini air baku yang ada di DKI Jakarta b. Strategi penanganan untuk isu air baku (3 Strategi)

c. Program dan Intervensi Kunci (7 program/intervensi kunci)

d. Masukan dari Pak Aditya DSDA, jaringan di DKI termasuk jaringan yang kondisinya sudah lama dan perlu revitalisasi. Perlu adanya peremajaan jaringan untuk dapat mengurangi NRW. Jika tidak ada peremajaan jaringan, mungkin NRW hanya bisa diturunkan sedikit.

e. Masukan dari Pak Bless, biaya yang dikeluarkan untuk peremajaan jaringan cukup besar sekitar 2.8T. Apakah ini akan dibebankan kepada APBD? Apakah ada pola pembiayaan lain? Contoh ITF untuk mengelola sampah, Dinas LH memerintahkan Jakpro untuk membangun ITF dan Jakpro menggandeng pihak investor untuk membangun ITF tersebut. Harapan saya ada suatu skema pembiayaan yang mirip ITF untuk membiayai peremajaan jaringan tersebut (dimasukkan ke strategi Grand Design, dengan catatan pembiayaannya memerlukan alternative dan tidak menggunakan APBD)

f. Pak Bless: Berdasarkan 23 program Gubernur baru, dalam 5 tahun permasalahan air harus sudah diselesaikan.

g. Gerakan penghematan konsumsi air:

• Masukan Dinas Kominfo, kita harus kolaborasi terlebih dahulu data yang akan di-publish dengan PAM Jaya. Kominfo dapat melakukan sosialisasi melalui media social, website, videotron dll.

• Pak Bless: apakah Diskominfo dalam RPJMD sudah menganggarkan atau merencanakan untuk ini? Jika belum, agar dimasukkan kedalam RPJMD

• Masukan dari Pak Dermawan DLH, konten gerakan penghematan air bukan menjadi tugas utama kominfo. Konten bisa dibuat oleh DSDA atau DLH untuk gerakan hemat air

• PAM Jaya sudah memiliki beberapa konten untuk gerakan hemat air

• Masukan dari Bu Usye IUWASH PLUS, promosi hygiene dari dinkes bisa dimasukkan juga materi terkait hemat air

• Masukan Ibu Debby, Dinkes bisa membuat promosi pada seksi promkes, namun materinya tetap dari SKPD kunci/utama

• Masukan dari Bappeda, Diskominfo menyaring data-data dari dinas terkait. Mohon disiapkan tahun pertama sampai tahun kelima melakukan apa agar bisa disampaikan ke Diskominfo agar publikasi nya lebih akurat.

h. Masukan dari Ibu Ninik IUWASH PLUS mengenai NRW, peremajaan jaringan hanya terbatas pada pipa-pipa yang bocor. Padahal untuk penurunan NRW tidak hanya fisik yang bocor. Bisa saja penggantian meter warga yang sudah rusak atau warga yang tidak memiliki rekening. Bisa berkoordinasi dengan PAM Jaya untuk yang Non-Fisik

(16)

sekarang untuk menahan air di Waduk dan Embung. Untuk melakukan program tersebut perlu revitalisasi sungai.

j. Pak Eko DSDA; jika terlau cepat mengalirkan air ke laut memang akan menambah daya dobrak air. Maka perlu memarkirkan air di beberapa waduk dan embung.

k. Pak Aditya DSDA, waduk yang ada di DKI bukan untuk menampung air baku tapi untuk pencegah banjir. Karena jika untuk air baku harus memenuhi syarat 3K (kualitas, kuantitas dan kontinuitas). Apabila musim kemarau, danau/embung akan kering, jadi penampung air baku harus dilakukan di Hulu

l. Pak Bless; Apabila dilakukan di hulu maka perlu berkoordinasi dengan wilayah lain maka perlu berkoordinasi dengan pusat. Karena mungkin untuk pembuatan embung dan waduk tidak bisa dilakukan oleh DKI sendiri

m. Bu Ninik, untuk dapat direncanakan pembuatan RPAM Sumber untuk meningkatkan kualitas air baku

n. Pengelolaan danau/air permukaan yang sudah ada untuk dimanfaatkan sebagai air baku. Di dalam pergub hanya mengatur pengambilan air tanah, namun tidak mengatur pengambilan/pemanfaatan air permukaan. SIPA pun hanya mengatur pemanfaatan air sungai (Tambahan program pengelolaan dan pemanfaatan air permukaan)

o. Poin 1.2.2, DLH. Tambahan kegiatan penanganan sampah di badan air p. Air baku yang didapat PAM Jaya hanya dari Jatiluhur dan beberapa air laut

q. Bu Ninik IUWASH PLUS, untuk penanganan sampah di badan air, perlu diperhatikan juga pembuangan limbah cair yang dibuang ke badan air (Tambahan Program pengawasan pembuangan limbah cair) penanggung jawabnya DLH DKI dan Jawa Barat

r. Pak Eko; Tambahan untuk pengawasan kualitas air di waduk, situ dan embung, laut, muara dan teluk dan instansi utamanya yaitu DLH

s. Ibu Bland, apakah di DKI penggunaan air baku hanya boleh dari permukaan. Bagaimana dengan pemanfaatan air tanah apakah diperbolehkan?

t. Dinas Perindustrian hanya melakukan pembinaan bagaimana industry menerapkan zero waste dari segi pemrosesan industry

u. Dibedakan antara air baku yang di-supply dari Tarum Barat dan air baku hasil pemanfaatan waduk, situ, embung karena untuk pemanfaatan tersebut berasal dari aliran sungai ciliwung dan cisadane dari Bogor

v. Tambahan Program Normalisasi kali dan sungai, untuk program kuncinya mengikuti renstra yang ada di dinas terkait (DSDA)

w. PD PAL, untuk pemanfaatan effluent air limbah sebagai alternatif air baku apakah ini ditujukan kepada gedung perkantoran atau perumahan? Karena PDPAL sudah memiliki sistem perpipaan jadi masyarakat wajib membuang ke sistem perpipaan nya dan PD PAL juga sudah menerapkan pemanfaatan air effluent untuk air baku

x. Pemanfaatan air limbah untuk flushing agar lebih efektif dibuatkan pipa tersendiri untuk air hasil olahan. Jangan digabungkan dengan air bersih dari PAM

y. Dinkes; tupoksi Dinkes untuk mengawasi tempat umum, hotel dan restoran harus memiliki rekomendasi dari Dinkes dan harus melalui uji air bersih dari lab yang ditunjuk oleh Dinkes. E Coli harus nol. Untuk penerbitan sertifikat kesehatan. Dinkes tidak memperhatikan sumber air berasal dari mana yang penting memenuhi baku mutu dari Kemenkes untuk air minum z. Tambahan pengawasan untuk penerapan sumur resapan di bangunan-bangunan. Dalam ijin

(17)

13 aa. Pembuatan regulasi untuk menerapkan recycle water untuk bangunan-bangunan yang dimiliki oleh PEMDA, karena bisa menjadi contoh untuk pihak swasta (masuk di isu akses air minum aman)

bb. Untuk pemanfaatan air arthesis sudah mulai dikurangi. Pemanfaatan air arthesis hanya dibatasi pada wilayah tertentu dan tidak terjangkau oleh jaringan PAM

cc. Gerakan penangkapan air hujan, pengadaan sumur resapan dan retensi. Butuh respon dari masyarakat untuk involve dalam penggunaan sistem ini.

dd. Usul peningkatan ketersediaan air baku: menampung air hujan, pengembangan situ-situ, lahan kosong untuk sumur buatan. Menurut ketentuan, air hujan boleh diresapkan sedangkan air yang habis dipakai harus diolah lebih dahulu.

ee. Penting untuk menegakkan regulasi terkait isu-isu diatas

C. Diskusi sesi ke 2 (Akses Air minum Aman)

a. Presentasi tentang program kunci/intervensi kunci.

b. Tambahan dari PAM JAYA; tidak mungkin mengembangkan kalau tidak ada air baku dan air curah.

c. Monitoring zona intensif pengambilan air tanah ditambahkan pelaksanaannya Dinas LH d. Untuk zona yang sudah dilalui jaringan perpipaan wajib menyambungkan ke perpipaan e. Untuk pengawasan dan penegakan aturan penyedotan air tanah ditambahkan Dinas LH f. Kesulitan pengawasan dan penegakan hukum harus dilakukan bersama kepolisian dan TNI.

Untuk operasional biaya penertiban biasanya di-pos-kan di SatPol PP

g. Pak Doddy; apakah pengawasan dan penegakan hukum bisa dikaitkan dengan IMB dan dilakukan pencabutan IMB tersebut

h. PAM Jaya sudah melakukan penambahan supply air setiap tahunnya i. Tambahan program pembangunan/pengembangan WTP

j. Tambahan mengenai revisi kebijakan

k. Konservasi air tanah untuk memperbaiki kondisi air tanah, namun untuk akses ditujukan kepada akses melalui perpipaan.

l. Untuk dapat menggunakan/memanfaatkan air tanah dari proses konservasi air tanah membutuhkan waktu yang cukup lama

m. Materi advokasi konversi dari air tanah ke perpipaan bisa melalui hasil perbandingan rekening listrik sebelum menggunakan air perpipaan dan setelah menggunakan air perpipaan. Perlu ditunjukkan seberapa signifikan penurunan biaya listrik setelah beralih ke perpipaan

n. PAM Jaya, istilah rumah tangga miskin ini apakah wajib kita pakai atau bisa diganti dengan MBR

o. DSDA; tujuan pembatasan penggunaan air tanah di kawasan tercemar apa? seharusnya, apabila yang dilihat adalah penurunan muka air tanah maka hubungannya dengan kuantitas air tanah, bukan kualitas air tanah.

p. Prioritas penanganan adalah terhadap air tanah dengan kualitas air tanah yang buruk. q. Untuk penerapan larangan penggunaan air tanah di kawasan rawan bisa menggunakan sistem

reward and punishment

D. Diskusi sesi ke 3 (Kawasan Prioritas air Minum)

a. Agar bisa ditampilkan juga peta kawasan Kepulauan Seribu

b. Judul opsi teknologi bisa diganti dengan pengembangan teknologi. Karena hasil dari pengembangan akan muncul beberapa opsi

(18)

d. Apabila sudah ada opsi teknologi yang sudah teruji, harus didukung dengan regulasi yang memadai

e. Dari sisi penggunaannya, agar ada rekayasa atau diversifikasi penggunaan air minum. Masyarakat disadarkan untuk menggunakan air sesuai dengan kebutuhan kualitas, tidak selalu menggunakan air dengan kualitas terbaik jika kebutuhannya bukan untuk diminum.

• Penggunaan teknologi dengan tingkat kualitas yang berbeda akan memakan biaya yang lebih mahal dibandingkan kualitas yang hanya Satu

• Diversifikasi bisa dilakukan namun dari segi sumber yang digunakan, contohnya dengan menggunakan sumber air dari air hujan

f. Kepulauan Seribu memiliki permasalahan lahan yang tidak memadai untuk dibuatkan penampungan air hujan dengan skala besar

g. Opsi lain menggunakan RO seperti yang ada di CNOOC. Namun, pastinya harus dengan teknologi yang tinggi

h. Karakteristik Kepulauan Seribu dari segi geologi berbeda dengan di Jakarta. Terdiri dari karang-karang dan porositasnya tinggi.

i. Kepulauan Seribu sangat bermasalah dengan air.

j. DSDA saat ini membuat SWRO per pulau sementara SWRO menggunakan listrik yang tinggi. Maka, pembuatan SWRO berbasis zona (utara dan selatan), sehingga skala produksinya besar dan akan menekan biaya.

k. Selama ini di Kepulauan Seribu menggunakan SWRO dari air payau (menggunakan air dari galian tanah)

l. SWRO dalam zona/skala besar untuk memenuhi kebutuhan air bersih di seluruh pulau

E. Diskusi sesi ke 4 (Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik-Off Site)

a. Presentasi cakupan akses, standar jamban sehat yang digunakan adalah standar berdasarkan MDGs

b. Data BABS nilainya cukup tinggi. Data yang digunakan berasal dari STBM yang diinput oleh sanitarian yang ada di setiap puskesmas setiap kelurahan.

c. Dinkes; BABS bukan hanya mereka yang BAB di pinggir kali, tetapi, mereka yang BAB di toilet sendiri namun salurannya langsung ke sungai. Hal tersebut masih disebut BABS, sehingga persentasi penduduk DKI masih BABS tergolong tinggi.

d. Sampai bulan ini 88 kelurahan di DKI Jakarta sudah melakukan pemicuan. Namun masih belum bisa memverifikasi karena harus melalui Kementerian Kesehatan

e. IUWASH PLUS pernah melakukan live in di wilayah Penjaringan. Mereka BAB di lubang kecil yang salurannya langsung ke saluran drainase dan mereka menggunakan air berasal dari sumur yang berdekatan dengan saluran

f. Tahun ini Dinkes menargetkan 5 kelurahan yang verifikasi ODF (saat ini sudah ada 2 yaitu Menteng dan Cipinang Muara)

g. Informasi dari rapat lain, di daerah Manggarai yang sudah dilewati perpipaan sejumlah gedung lama tidak mau menyambung ke perpipaan karena sudah nyaman dengan keadaannya h. Standar Pelayanan Miniman Dinas Kesehatan salah satunya STBM

i. (Tanki septik) yang layak disedot oleh PD PAL Jaya adalah hanya 3% j. Rencana zonasi perpipaan akan mundur dari jadwal yang sudah ditetapkan

k. IPAL komunal merupakan opsi antara sebelum adanya perpipaan. Apabila perpipaan sudah dibangun, maka tinggal diintegrasikan dengan saluran perpipaan

(19)

15 m. Penegakan regulasi untuk kewajiban menyambung jika sudah ada saluran perpipaan. KepGub 45 Tahun 1992 tentang Ketentuan Pengelolaan Air Limbah dengan Perpipaan (agar merefer ke KepGub 45 Tahun 1992 dan PerGub No 122/2005)

n. Untuk penegakan regulasi pengelolaan air limbah, untuk swasta yang melanggar mungkin bisa langsung ditutup. Namun, untuk masyarakat sangat sulit. Opsinya, pendekatan dengan melibatkan masyarakat agar mau mengolah air limbahnya, melalui pengembangan sanksi sosial (misalnya tidak mendapatkan pelayanan di kelurahan, RT dll)

o. Kegiatan promosi juga dapat dilakukan dengan mekanisme insentif untuk keluarga yang memenuhi peraturan pengelolaan air limbah

F. Diskusi Sesi ke 5 (Sistem Pengelolaan Air Limbah Domestik-on Site)

a. Konfirmasi PD PAL ke OPD; rencana untuk revitalisasi tangka septik yang masih belum terstandar menjadi septic tank terstandar

b. Pak Sembiring; istilah pemicuan mohon ditambahkan keterangan agar lebih jelas

c. Promosi penggunaan IPAL dan penyedotan berkala. Digabungkan dengan sanksi melalui pelayanan di kelurahan. Misalnya: pelayanan kependudukan tidak dilayani sebelum septic tank nya sesuai SNI. Ini bisa menjadi tambahan penegakan aturan mengenai penggunaan IPAL d. Bappeda: untuk pembuatan grand desain, apakah sudah dilakukan rencana untuk pembuatan

Pergub grand desain?

e. Sampai saat ini, IPLT yang di kelola PD PAL masih mencukupi karena layanan on site masih sedikit. Target PD PAL Jaya, 35% on site yang terlayani sampai dengan Tahun 2022. Dan Kapasitas IPLT masih memadai untuk melayani 35% penduduk DKI Jakarta tsb

f. Penyusunan roadmap/rencana induk untuk sistem pengelolaan air limbah setempat (on site) diperlukan karena layanan on site belum memiliki rencana induk seperti yang dimiliki sistem terpusat (off site)

g. Pak Sembiring; pembangunan TSS memerlukan analisis apakah menyebabkan pencemaran lingkungan. Lebih baik memilih opsi lain daripada dengan membangun TSS

h. Bu Usye; Untuk TSS yang sudah ada dan terbangun, mungkin perlu evaluasi dan monitoring i. Untuk pembangunan TSS, jika dilakukan oleh OPD, harus memikirkan asset, pemeliharaan

nya. Atau dengan skema belanja barang dan dihibahkan ke masyarakat

j. Untuk peningkatan jumlah dan kapasitas wirausaha sanitasi mohon dilibatkan Dinas UMKM k. Apabila berbicara mengenai penyedia jasa, harus ada sertifikasi ahli untuk tenaga ahli septic

tank

(20)

4

Program dan Kegiatan Hasil Konsinyering

RANCANGAN PROGRAM DAN KEGIATAN

GRAND DESIGN PEMBANGUNAN LAYANAN AIR MINUM DAN AIR LIMBAH DOMESTIK DKI JAKARTA 2018-2022

N o

Issue

Strategis No Strategi No Program Kunci

Indikator kinerja

Program No Kegiatan Kunci

Pelaksana Utama Kegiatan 1 Ketersediaan

air baku oleh operator dan konsumsi oleh pelanggan

1.1.1 Penurunan tingkat kebocoran air oleh operator

Tingkat kebocoran air

1.1.1.1 Perbaikan instalasi perpipaan dan

meter air 

PAM Jaya

 BPKD 1.1.1.2 Kerjasama dengan kepolisian untuk

pencurian air 

PAM Jaya

 Kepolisian

 Kejaksanaan 1.1.1.2 Penerapan insentif berbasis

penurunan persentase kebocoran 

Biro Perekonomian

 PAM Jaya 1.1.1.3 Kajian lengkap sumber NRW

(sudah ada) 

PAM Jaya

 DSDA

 Mitra Pembangunan 1.1.2 Gerakan

penghematan konsumsi air oleh pelanggan

Tingkat konsumsi air oleh pelanggan

1.1.2.1 Komunikasi perubahan perilaku menuju masyarakat hemat air 

Diskominfo

 Dinas Kesehatan

 PAM Jaya 1.1.2.2 Penyesuaian struktur tarif  PAM Jaya

 Biro Hukum Prov

1.2 sumber air baku yang tersedia saat ini

1.2.1 Revitalisasi fungsi embung/waduk di DKI sebagai tangkapan air dan sumber air baku

Volume air yang ditahan/ditampung sebagai sumber air baku

1.2.1.1 Revitalisasi waduk  Dinas Sumber Daya Air

1.2.1.2 Revitalisasi embung  Dinas Sumber Daya Air

1.2.1.3 Pemantauan kualitas air waduk/

embung 

Dinas Sumber Daya Air

(21)

17 N

o

Issue

Strategis No Strategi No Program Kunci

Indikator kinerja

Program No Kegiatan Kunci

Pelaksana Utama Kegiatan

1.2.1.4 Pengelolaan pemanfaatan air

permukaan (danau, sungai, laut)  DSDA

 PUPERA 1.2.2 Normalisasi kali

dan sungai

sesuai daftar kegiatan dalam

rancangan Renstra

DSDA

 PUPERA 1.2.3 Kerjasama

penanganan kuantitas dan kualitas air permukaan dengan daerah yang berbatasan (Jabar dan Banten)

Tambahan volume air yang dapat dimanfaatkan karena meningkatnya kualitas air sungai

1.2.3.1 Penyusunan regulasi kerjasama antar wilayah tentang pengamanan kualitas air sungai (Bekasi, Kab Bekasi, Bogor, Depok)

 Bappeda

 Biro Kerjasama

 Biro Tata Pemerintahan

 PUPERA

 Bappenas 1.2.3.2 Rakor tim terpadu penanganan air

permukaanDKI penanganan kualitas air sungai

 Bappeda

 Dinas Sumber Daya Air

 Dinas Lingkungan Hidup

 PAM Jaya

 PD PAL Jaya

 PUPERA 1.2.3.3 Pemantauan kualitas air sungai,

waduk, situ, embung, laut, muara, teluk

 Dinas Lingkungan Hidup

1.2.3.4 Penanganan sampah di badan air  Dinas Lingkungan 1.2.3.5 Pengawasan limbah cair Dinas Lingkungan

Hidup Provinsi Jawa Barat dan DKI sumber air baku alternatif (optimasi bauran air domestik)

1.3.1 Peningkatan kualitas hasil pengolahan grey water dan black water agar dapat

Proporsi volume air hasil pengolahan grey water dan black water yang dapat digunakan kembali

1.3.1.1 Penegakan aturan pemenuhan baku mutu efluent hasil pengolahan air limbah

 Dinas Lingkungan Hidup

1.3.1.2 Promosi penggunaan hasil bauran

air domestik 

Dinas Kominfo

(22)

N o

Issue

Strategis No Strategi No Program Kunci

Indikator kinerja

Program No Kegiatan Kunci

Pelaksana Utama Kegiatan

digunakan kembali sebagai air baku

1.3.1.3 Regulasi pemanfaatan efluent hasil pengolahan air limbah sebagai salah satu sumber air baku DKI (dengan pemanfaatan sesuai aturan)

 Dinas Sumber Daya Air

 BPKLH

 Biro Hukum

 Dinas Kesehatan

 Dinas Lingkungan Hidup

 DPM PTSP

 PDPAL 1.3.1.4 Penambahan air curah/bak supply

dari PDAM Kota Tangerang, SPAM Jatiluhur 1-2, dan Waduk Karian

 PAM

 PUPERA

1.3.2 Optimasi penerapan water recharge (sumur resapan, sumur retensi, lubang biopori)

Proporsi lahan menerapkan water recharge

1.3.2.1 Kampanye-komunikasi perubahan perilaku menuju penerapan water recharge

 Dinas Kominfo

 Dinas Perindustrian dan Energi

1.3.2.2 Fasilitasi pemanfaatan lahan kosong sebagai kolam retensi dan juga kolam resapan air hujan (misalnya di taman, halaman perkantoran pemerintah, sekolah, fasum dll)

 Dinas Perindustrian dan Energi

 Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman

 Dinas Cipta Karya, Tata Ruang, dan Pertanahan Penerapan penggunaan recycle

water di bangunan pemerintah (pindah ke isu akses aman)

 Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang

 Dinas Perumahan dan Permukiman

(23)

19 N

o

Issue

Strategis No Strategi No Program Kunci

Indikator kinerja

Program No Kegiatan Kunci

Pelaksana Utama Kegiatan 1.3.2.3 Pengawasan penerapan water

recharge 

Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang

 Dinas Perindustrian dan Energi

 Dinas Lingkungan Hidup

 DSDA

 PTSP 1.3.3 Penggunaan

alternatif sumber air baku

Proporsi tambahan volume air baku dari hasil pengembangan alternatif sumber air baku

1.3.3.1 Study potensi alternatif sumber air

baku DKI 

Dinas Sumber Daya Air

 Dinas Lingkungan Hidup

 Dinas Kehutanan

 PAM Jaya

 PUPERA 1.3.3.2 Pengaturan Pemanfaatan air artesis

(untuk kawasan tanpa opsi sumber air lain)

 Dinas Perindustrian dan Energi

1.3.3.3 Pemanenan dan menabung air hujan pada setiap bangunan pemerintah, bangunan swasta, fasilitas umum (masukkan ke 1.3.2)

 Dinas Sumber Daya Air

 Dinas Lingkungan Hidup

 Dinas cipta karya

 Dinas Perumahan dan Permukiman

 Dinas Kehutanan

 Dinas Bina Marga 2 Akses

masyarakat pada air minum yang aman perluasan akses air minum aman

2.1.1 Promosi konversi air tanah ke air perpipaan

Tambahan Rumah Tangga yang menggunakan air perpipaan

2.1.1.2 Promosi/edukasi untuk beralih ke

layanan perpipaan 

Diskominfo

PAM Jaya 2.1.1.1 Study kapling/zone resiko

penyedotan air tanah tinggi/intensive

Dinas Perindustrian dan Energi

(24)

N o

Issue

Strategis No Strategi No Program Kunci

Indikator kinerja

Program No Kegiatan Kunci

Pelaksana Utama Kegiatan 2.1.1.3 Penegakan aturan penyedotan air

tanah 

Dinas Perindustrian dan Energi

Dinas Lingkungan Hidup

PAM Jaya

Dinas Sumber Daya Air

Dinas Cipta Karya dan Tata Ruang

Satpol PP

Lurah

Camat 2.1.1.4 Peningkatan kualitas layanan

jaringan perpipaan oleh operator

PAM Jaya

2.1.2 Kerjasama pemenuhan kebutuhan pengembangan WTP dan pengembangan jaringan, terutama di kawasan kualitas air tanah buruk

Tambahan kapasitas layanan jaringan perpipaan

2.1.2.1 Pembangunan/pengembangan WTP (IPA Buaran 3, IPA Hutan Kota, IPA Pesanggrahan)

PAM

Bappeda

DSDA

PUPERA

PTSP

Dinas Cipta Karya

 BPAD

BPKD

2.1.2.2 Percepatan pengembangan jaringan

perpipaan 

PAM

Bappeda

(25)

21 N

o

Issue

Strategis No Strategi No Program Kunci

Indikator kinerja

Program No Kegiatan Kunci

Pelaksana Utama Kegiatan

PUPERA

PTSP

 Dinas Cipta Karya

 BPAD

 BPKD 2.1.2.3 Kebijakan/penyesuaian regulasi

tentang pelayanan air minum (termasuk memastikan prioritas layanan ke wilayah dengan air tanah yang jelek/ tanpa alternative sumber aman)

perekonomian

 BPBUMD

 PUPERA 2.1.3 Pengembangan

SPAM BJP pada kawasan yang tidak ada jaringan perpipaan dan kualitas air tanah buruk

Tambahan kapasitas layanan SPAM BJP

2.1.3.1 Pengembangan opsi teknologi SPAM BJP untuk kawasan tanpa jaringan perpipaan dan kualitas air tanah-nya buruk 2.1.3.2 Penyediaan/fasilitasi pengembangan

SPAM BJP 

(26)

N o

Issue

Strategis No Strategi No Program Kunci

Indikator kinerja

Program No Kegiatan Kunci

Pelaksana Utama Kegiatan 2.2 Pembatasan

penggunaan air tanah di kawasan-kawasan yang air tanahnya tercemar

2.2.1 Penegakan aturan pembatasan penggunaan air tanah, dengan prioritas pada kawasan air tanah tercemar

Jumlah penurunan penggunaan air tanah di kawasan air tanah tercemar

2.2.1.1 Edukasi dan diseminasi ijin dan standar konstruksi sumur/air tanah yang aman

 Dinas

Perindustrian dan Energi

 Dinas Lingkungan Hidup

 DPM

 PTSP 2.2.1.2 Penerapan larangan penggunaan air

tanah di kawasan tercemar/kawasan air tanah yang rawan (kritis dan rusak)

 Dinas

Perindustrian dan Energi

 Dinas Lingkungan Hidup

2.2.1.3 Edukasi pengolahan air minum rumah tangga (PAM RT) untuk MBR dan kawasan dengan akses air tanah/sumur

 Dinas Sumber Daya Air

 Dinas PPAPP

 Dinas Kesehatan

 Dinas Lingkungan Hidup

2.2.1.4 Pemantauan/pemetaan berkala

kualitas air tanah 

Dinas Lingkungan Hidup

3 Layanan air minum aman bagi MBR dan kawasan prioritas butuh air minum, termasuk di Kep. Seribu

3.1 teknologi yang sesuai bagi Kep. Seribu

3.1.1 Pengembangan teknologi layanan air minum di Kep Seribu

Opsi teknologi yang teruji dapat

diterapkan di Kep Seribu

3.1.1.1 Fasilitasi kerjasama

study/pemutakhiran kajian sumber air baku dan opsi teknologi

 Bappeda 3.1.1.2 Uji coba penerapan opsi teknologi  Dinas Sumber

Daya Air

 PAM Jaya

 PUPERA

(27)

23 N

o

Issue

Strategis No Strategi No Program Kunci

Indikator kinerja

Program No Kegiatan Kunci

Pelaksana Utama Kegiatan 3.1.1.3 Penyusunan kebijakan penerapan

teknologi terpilih 

Bappeda

 Dinas Sumber Daya Air

 Biro Hukum 3.1.2 Pengembangan

opsi pembiayaan dan kelembagaan untuk opsi teknologi terpilih di Kep Seribu

Opsi pembiayaan dan kelembagaan yang sesuai untuk setiap opsi teknologi yang akan

diterapkan di Kep Seribu

3.1.2.1 Fasilitasi kerjasama

study/pemutakhiran kajian opsi pembiayaan dan kelembagaan untuk layanan air minum Kep Seribu

 Bappeda

 Biro

Perekonomian

 PAM Jaya 3.1.2.2 Penyusunan kebijakan terkait

kelembagaan pengembangan layanan air minum Kep Seribu

 Bappeda

Opsi layanan air minum

perpipaan bagi MBR/informal/k awasan prioritas butuh air minum

3.2.1 Pengembangan opsi layanan air minum perpipaan bagi

MBR/Informal/ka wasan prioritas

Opsi-opsi layanan air minum perpipaan bagi MBR/Informal/ kawasan prioritas

3.2.1.1 Pengembangan opsi layanan perpipaan bagi kawasan

MBR/Informal/kawasan prioritas (misalnya master meter dan mini plant)

 Dinas Sumber Daya Air

 PAM Jaya

 Dinas Cipta Karya 3.2.1.2 Penyusunan kebijakan terkait untuk

penerapan opsi layanan perpipaan bagi MBR/informal

 Dinas Sumber Daya Air

 Biro Hukum/ Biro Organisasi 3.2.2 Pengembangan

Smart Financing Layanan Perpipaan bagi MBR/Informal/ka wasan prioritas

Opsi pembiayaan Layanan Perpipaan bagi MBR/Informal/ kawasan prioritas

3.2.2.1 Fasilitasi study/kajian opsi

pembiayaan layanan perpipaan bagi MBR (micro-credit, Kartu Air Minum Jakarta)

 Dinas Sumber Daya Air

 Biro

Perekonomian 3.2.2.2 Penyusunan kebijakan terkait

pembiayaan layanan air minum perpipaan bagi MBR

 Dinas Sumber bertahap sesuai skala prioritas

3.3.1 Pengembangan layanan di Kep Seribu

Tambahan akses di Kep Seribu

3.3.1.1 Pembangunan SPAM-Kep Seribu  Dinas Sumber Daya Air

 PAM Jaya

(28)

N o

Issue

Strategis No Strategi No Program Kunci

Indikator kinerja

Program No Kegiatan Kunci

Pelaksana Utama Kegiatan

3.3.1.2 SWRO pada wilayah tanpa opsi sumber air baku air tawar yang efisien

 DSDA

3.3.1.3 Peningkatan SPAM yang sudah

ada-Kep Seribu 

Dinas Sumber Daya Air

 PAM Jaya 3.3.2 Pengembangan

layanan perpipaan bagi MBR di kawasan prioritas

Tambahan MBR yang mengakses layanan perpipaan

3.3.2.1 Penyediaan/fasilitasi pengembangan layanan perpipaan bagi

MBR/informal/kawasan prioritas

 Dinas Sumber Daya Air

 PAM Jaya

3.3.2.2 Pendampingan dan pemberdayaan masy dalam operasi dan

pemeliharaan layanan komunal

 Dinas PPAPP

 DSDA 4 Akses layanan

SPALD aman melalui sistem off-site (terpusat) jaringan sistem off-site

4.1.1 Pengembangan jaringan dan layanan SPALD terpusat

Tambahan luas wilayah pelayanan jaringan SPALD terpusat

4.1.1.1 Pengintegrasian IPAL komunal yang telah ada/direncanakan dengan jaringan sewerage PDPAL

 Dinas Sumber Daya Air

 PD PAL 4.1.1.2 Fasilitasi penyediaan lahan  Bappeda

 BPAD 4.1.1.3 Perluasan layanan jaringan sistem

off-site 

Bappeda

 DSDA

 PD PAL Jaya 4.1.1.4 Peningkatan kapasitas operator

layanan off-site (PD PAL Jaya) 

PD PAL Jaya 4.1.2 Promosi sistem

off-site pada wilayah yang telah ada jaringan terpusat (sewerage)

Tambahan akses RT yang terhubung dengan SPALD terpusat

4.1.2.1 Diseminasi opsi teknologi sanitasi (jamban dan septic tank) yang siap menuju jaringan terpusat

 Bappeda

 BPKLH

 DSDA

 PD PAL 4.1.2.2 Edukasi masyarakat dan promosi

sanitasi dan pengolahan air limbah aman melalui sistem terpusat

Diskominfo

PD PAL Jaya

Dinas Kesehatan

PPAPP

(29)

25 N

o

Issue

Strategis No Strategi No Program Kunci

Indikator kinerja

Program No Kegiatan Kunci

Pelaksana Utama Kegiatan 4.1.2.3 Penegakan aturan KepGub No

45/1992 dan PerGub 122/2005 (berlaku juga untuk on-site)

Dinas Cipta Karya

4.1.2.4 Pengembangan mekanisme insentif untuk pemenuhan terhadap aturan yang berlaku terkait (seperti KepGub No 45/1992 dan PerGub 122/2005) (berlaku juga untuk on-site)

 Dinas Kesehatan

 Dinas Pendidikan

 DPPAPP

5 Akses masyarakat pada layanan SPALD aman, terutama untuk MBR dan kawasan prioritas, melalui sistem on-site (setempat) perilaku dan edukasi masyarakat tentang sanitasi aman melalui sistem setempat individu/komunal

Jumlah RT OD menjadi ODF

5.1.1.1 Kegiatan pemicuan dan tindak lanjut pasca pemicuan perubahan perilaku (STBM)

 Dinas Kesehatan

 Dinas PPAPP

 DSDA 5.1.1.2 Promosi dan Penegakan Aturan

Penggunaan IPAL dan Penyedotan Berkala (please refer PerGub 122/2005)

 PD PAL

 DPPAPP

 DSDA

 Dinas Cipta Karya

 Dinas LH layanan dan sistem

5.2.1 Pengembangan layanan dan sistem pengelolaan SPALD on-site aman

Luas wilayah dengan layanan dan sistem pengelolaan SPALD on site aman

5.2.1.1 Kajian kapasitas layanan IPLT eksisting untuk pemenuhan layanan sd 2022 (termasuk kajian dukungan teknologi) 5.2.1.2 Penyusunan roadmap/rencana induk

(30)

N o

Issue

Strategis No Strategi No Program Kunci

Indikator kinerja

Program No Kegiatan Kunci

Pelaksana Utama Kegiatan 5.2.1.3 Pengembangan opsi teknologi

sanitasi dan SPALD sistem

individu/komunal bagi kawasan MBR dan prioritas

 Dinas Sumber 5.2.1.4 Pengembangan opsi

teknologi/layanan penyedotan tinja untuk kawasan sulit diakses truk tinja (missal TSS, motor tinja, dll)

 Bappeda

 PD PAL

5.2.1.5 Fasilitasi Upgrading Septic Tank

menjadi aman 

Dinas Sumber Daya Air

 PD PAL

 Bappeda 5.2.1.6 Peningkatan jumlah dan kapasitas

WUSAN/penyedia jasa 

Dinas Kesehatan

 DPPAPP

 Dinas UMKM 5.2.1.7 Ekspansi Layanan Lumpur Tinja

Terjadwal, termasuk untuk IPAL komunal dan Rusunawa

 Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman

 PDPAL dan penyedia layanan swasta

 DSDA 5.2.1.8 Peningkatan kapasitas operator

layanan on-site (PD PAL Jaya) 

DSDA

 PD PAL Jaya 5.2.2 Pengembangan

opsi pembiayaan layanan SPALD on site aman

Opsi pembiayaan Layanan SPALD on site bagi

MBR/Informal/ kawasan prioritas

5.2.2.1 Study/kajian opsi pembiayaan layanan air limbah domestik dan SPALD sistem individu/komunal bagi kawasan MBR dan prioritas

(31)

27 N

o

Issue

Strategis No Strategi No Program Kunci

Indikator kinerja

Program No Kegiatan Kunci

Pelaksana Utama Kegiatan

 Bappeda

5.2.2.2 Regulasi bagi penerapan opsi pembiayaan Layanan SPALD on site bagi MBR/Informal/ kawasan prioritas Layanan SPALD

Kesesuaian kewenangan dalam upaya percepatan penyediaan jaringan sistem on site

5.2.3.1 Penataan wewenang, hak, dan kewajiban operator dan regulator dalam percepatan perluasan layanan

 Dinas Sumber 5.2.3.2 Peningkatan kinerja operator

layanan on-site (PD PAL Jaya) 

DSDA

 PD PAL Jaya

 BPBUMD

5.2.3.3 Review/pengembangan regulasi terkait pelaksanaan/implementasi layanan SPALD on site

 Bappeda

 Dinas Lingkungan Hidup

5.2.3.4 Penerapan regulasi pelayanan

penyedotan Lumpur Tinja (SDA) 

DPM-PTSP

 PDPAL

 Dinas Sumber Daya Air

(32)

N o

Issue

Strategis No Strategi No Program Kunci

Indikator kinerja

Program No Kegiatan Kunci

Pelaksana Utama Kegiatan

 Dinas Lingkungan Hidup

5.2.3.5 Pengawasan kualitas pengolahan (pemenuhan standar effluent) IPAL komunal dan Rusunawa

 Dinas Perumahan dan Permukiman

 Dinas Lingkungan Hidup

 DSDA

 PDPAL 5.2.3.6 Pendampingan dan pemberdayaan

masy dalam operasi dan pemeliharaan layanan air limbah komunal

 Dinas PPAPP

 DinKes

 DSDA

 Dinas LH 5.2.3.7 Kajian alternatif kerjasama

pembiayaan pelayanan air limbah domestik

 Bappeda

 Dinas Sumber Daya Air

 BPBUMD

 Biro

Perekonomian

 BPKD

(33)

29

(34)
(35)
(36)
(37)

USAID INDONESIA URBAN WATER, SANITATION AND HYGIENE

PENYEHATAN LINGKUNGAN UNTUK SEMUA

(IUWASH PLUS)

Mayapada Tower I, Lantai 10

Jl. Jend. Sudirman Kav. 28

Jakarta 12920

Indonesia

Tel. +62-21 522 - 0540

Fax. +62-21 522

0539

Referensi

Dokumen terkait

Fungsi uji autokorelasi adalah untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan asumsi klasik autokorelasi yaitu korelasi yang terjadi antara residual pada satu

14 Dalam penelitian kualitatif, temuan data dapat dinyatakan valid jika tidak terdapat perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang terjadi pada

Penyusunan strategis adalah individu-individu yang paling bertanggung jawab bagi keberhasilan atau kegagalan sebuah organisasi. Para penyusun strategi memiliki beragam gelar jabatan,

Pada sistem informasi penjualan berbasis web dan SMS Gateway ini nantinya konsumen sebagai pengguna bisa mengetahui informasi penjualan

Oleh karena itu, perpustakaan akademik harus mengembangkan dan menyediakan koleksi yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat pengguna dalam lingkungan perguruan

Jika mahasiswa diasumsikan sudah menguasai strategi kognitif yang dapat digunakan untuk belajar mandiri, maka tujuan proses belejar mandiri dari suatu mata kuliah

Berdasarkan uji statistik t test untuk aktivitas optimisme dengan menggunakan subjective happiness scale dan psychologycal well-being, didapatkan nilai signifikansi yang lebih

Geladi yang dilaksanakan di BPJS Kesehatan cabang Pekalongan mencakup kegiatan pada Divisi Keuangan yang memberikan wawasan kepada peserta geladi mengenai Evaluasi