SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Oleh :
PUTRI ZAKIYATUL JANNAH NIM 109016300013
PROGRAM STUDI PEDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
Terhadap Easil
B*laj*r Siswa
EeI** X p*d* Itc*s*p $uhu Ilarr Kalar disusunoleh Pl:tri Eakiyati* Jar:*air, HIS'{- 1*9*1S:***1J, Jr:rusarr Pcndidikan Fisik4 Fakultas
Ikar:
Tarbiyak**rl
K*g*rraac, Lllrisersit*sIslelrl
Negeri Sya'if Ftiday-*t*3iah Salarfa, Teiah sreiai# br'rehi:rgan dar= *Sirryxfekar: sak sebagai karyailmiah yang bcrhak rmtuk diujika* p*da sidaag munaqasah sesuai ketentuan yang ditetapkaa cleh f*ku11as.
"lakarta" September20i4
Yang rnengesahi<an.
Peml"rrrlhrng
i-rll.,L 1l.I --lt, ^-..-+i...L i-{ [}.I
12
'lt !r ;! r u rM1lal14:gr__ilui:g
lqrP. 1q?ffi3** ?G8**t ?
al*
tsemirrmlrmg ll"
t
,"I.'*rLl^L \{. I*a^- i..t C: f attt!att .atitli:5. -tl.^>l
oleh Putri zakiyatul Jannah, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK), dan telah dinyatakan lulus dalam ujian Munaqosah pada
tanggal 26 september 2014 dihadapan dewan penguji. Karena itu, penulis memperoleh gelar sarjana Sl (S.Pd) dalam bidang pendidikan Fisika.
Jakart4
Oktober 2014 Panitia Ujian MunaqasahTanggal Tanda Tangan Ketua Panitia (Ketua Program Studi
Pendidikan Fisika)
Iwan Permana Suwarn?. M.Pd NIP. 19780504 200901 1 0r3 Penguji I
Drs. Hasian Pohan. M.Si NIP. 1952070t 197903
I
001 Penguji IIKinkin Suartini, M.Pd NrP. 19780406 200604 2 003
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Iakarta
*9F!
'17
4..9!r.t.'..(i
Saya yang bertanda tangan di barvah ini,
Nama
Tempat/Tgl.Lahir
NIM
.lurusan / Prodi Judul Skripsi
P.1.*ri
TayittulJ_angh
crre&p.n,
99..qf!*gr
\%\
togo
tttulz
,
l.Pglg*rr/h
.
M.nd,* Pn*Lel*f*f6.r.
?p.y:y
Iii-.
r.l;l
x
?"d;
K"i:C
Uly
+:"
F.|o;
Dosen Pembimbing
,,
D-\el',..M9.!kY.eile.h,
\ta
Pd'
h$)*h'
$\"\z.!''
Y:!l
dengan ini menyatalian bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya sendiri dan saya bertanggung jawab sccara akademis atas apa yang saya tulis.
Per-nyataan ini dibuat sebagai salali satu s1'arai rnenemprth Ujian Munaqasait.
iv
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh media pembelajaran zooming presentation terhadap hasil belajar siswa kelas X pada konsep suhu dan kalor. Media pembelajaran zooming presentation ini dibuat menggunakan aplikasi Prezi. Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 12 Tangerang Selatan. Penelitian berlangsung pada bulan Maret-April 2014. Metode penelitian yang digunakan adalah kuasi eksperimen dengan desain nonequivalent control group design dan teknik pengambilan sampel purposive sampling. Sampel yang diambil adalah kelas X dengan jumlah siswa 33. Instrumen yang digunakan adalah instrument tes berupa soal pilihan ganda dan non-tes berupa angket. Data hasil instrument tes dianalisis secara kuantitatif, sedangkan data hasil non-tes dianalisis secara kualitatif. Berdasarkan analisis data, diperoleh hasil belajar siswa kelas X pada konsep suhu dan kalor. Hasil uji hipotesis terhadap data posttest menunjukkan nilai thitung = 4,53 dan nilai ttabel = 1,998. Nilai thitung > ttabel, sehingga H0 ditolak
dan Ha diterima. Rata-rata hasil belajar siswa yang menggunakan media
pembelajaran zooming presentation lebih tinggi dibandingkan rata-rata hasil belajar siswa tanpa menggunakan media pembelajaran zooming presentation. Hasil belajar siswa kelas eksperimen lebih unggul dalam meningkatkan kemampuan mengingat (C1), memahami (C2), menerapkan (C3), dan menganalisis (C4). Selanjutnyas berdasarkan analisis data nontes berdasarkan angket respon siswa terhadap media pembelajaran zooming presentation berada pada kategori baik dengan persentase 76%.
vii
Departmenet, Faculty of Tarbiyah and Teacher Training, State Islamic University of Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014.
This research aims to determine the effect of learning media zooming presentation on learning outcomes of students class X on the temperature and heat concept. Learning media zooming presentation was created using software Prezi desktop. This research was done in SMAN 12 South Tangerang. The research was done in March-April 2014. The method used in this research is a quasi experimental with a nonequivalent control group design and the technique of sampling is purposive sampling. Sample in this research is class of X with totally student is 33.s Instrument these were used in the research are test of multiple choice and non-test that is questionnaire form. Data that is got from instrument will be analyzed quantitatively, while data that is got from non-test instrument will be analyzed qualitatively. Based on data analysis, the result obtained are the effect of learning media zooming presentation on learning result of students of class X on the concept of temperature and heat. The results of hypothesis testing against the data posttest showed tcount price is 4.53 and ttable price is 1.998. Price of tcount hogher than ttable, so H0 is rejected. Average student learning result that uses learning media zooming presentation higher than the average student learning result without the use of learning media zooming presentation. Experimental class student learning result are superior in improving the ability of remember (C1), understanding (C2), applying (C3), and analizing (C4). Learning to use the zooming presentation of instructional media has the carrying capacity of the learning process in good categories the percentage of 76%.
vi
Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Sehingga akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Media Pembelajaran Zooming Presentation Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X pada
Konsep Suhu dan Kalor”.
Apresiasi dan terima kasih disampaikan kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dalam penelitian ini. Semoga menjadi amal baik dan dibalas Allah dengan balasan yang lebih baik. Secara khusus, apresiasi dan terima kasih tersebut disampaikan kepada:
1. Ibu Nurlena Rifa’I, MA., Ph.D., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Ibu Baiq Hana Susanti, M. Sc., selaku Ketua Jurusan Pendidikan IPA FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Iwan Permana Suwarna, M. Pd, selaku Ketua Jurusan Program studi Fisika, sekaligus dosen pembimbing, terima kasih atas bimbingan, saran, dan pengarahan yang telah diberikan
4. Ibu Diah Mulhayatiah, M.Pd selaku dosen pembimbing I yang telah meluangkan banyak waktu dan pikirannya untuk membimbing penulis sehingga dapat menyelesaikan skripsi tepat waktu sekaligus dosen pembimbing akademik.
5. Ibu Fathiah Alatas, M.Si., selaku dosen pembimbing II yang telah meluangkan banyak waktu dan pikirannya untuk membimbing penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi tepat waktu.
6. Bapak Drs. Hasian Pohan, M.Si, selaku dosen penguji I yang telah meluangkan waktu dan pikirannya, sehingga penulis dapat mempertanggungjawabkan hasil penelitian.
vii proses perkuliahan di perguruan tinggi ini.
9. Bapak H. M. Syamsudin H.S. S.Pd., selaku Kepala Sekolah SMA Negeri 12 Tangerang Selatan
10.Mochammad Angga Permana dan Bayu Agung Hanggana, selaku guru bidang studi fisika SMA Negeri 12 Tangerang Selatan.
11.Dewan guru, staf, karyawan, dan siswa-siswi SMA Negeri 12 Tangerang Selatan yang telah memberikan bantuannya selama berlangsungnya penelitian. 12.Ayahanda H. Muhammad Badrun Rony dan Ibunda tercinta Hj. Ikhlasiyah,
S.Ag, sebagai orang tua yang tanpa henti melimpahkan kasih saying, mendukung dan memberikan doa sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi tepat waktu.
13.Adik-adikku tersayang Sastria Dewantara Putra (Adek) yang telah membantu dalam pembuatan media dan Muhammad Alif Istiqlal (dede’ Alif) yang selalu memberikan hiburan dan semangat disaat lelah.
14.Rekan-rekan mahasiswa pendidikan fisika 2009 yang menjadi keluarga di tempat perantauan dan senantiasa memberikan inspirasi dan motivasi.
15.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari sepenuhnya skripsi ini masih banyak kekurangan dan memerlukan perbaikan serta saran konstruktif demi kesempurnaan dari penyusunan skripsi. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak.
jazákumullah khoirul jaza’.
Jakarta, September 2014
viii
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ... iii
ABSTRAK ... iv
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR GAMBAR. ... xi
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiii
BAB I PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Penelitian ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 3
C. Batasan Masalah... 4
D. Rumusan Masalah ... 4
E. Tujuan Penelitian ... 5
F. Manfaat Penelitian ... 5
BAB II KAJIAN TEORITIS, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS ... 6
A. KajianTeoritis ... 6
1. Konsep Belajar dan Pembelajaran ... 6
a. Pengertian Belajar ... 6
b. Pengertian Pembelajaran ... 7
c. Komponen Pembelajaran ... 7
2. Media Pembelajaran ... 8
a. Pengertian Media Pembelajaran ... 8
b. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran ... 11
ix
a. Pengertian Hasil Belajar ... 21
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar .... 24
4. Kajian Materi Subjek Konsep Suhu dan Kalor ... 25
a. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar ... 25
b. Peta Konsep Suhu dan Kalor ... 26
c. Materi Konsep Suhu dan Kalor ... 26
B. Hasil Penelitian yang Relevan ... 33
C. Kerangka Berpikir ... 35
D. Hipotesis Penelitian ... 36
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 37
A. Waktu dan tempat penelitian ... 37
B. Metode dan Desain Penelitian ... 37
C. Variabel Penelitian ... 38
D. Populasi Penelitian ... 39
E. Sampel Penelitian ... 40
F. Teknik Pengumpulan Data ... 40
G. Instrumen Penelitian... 40
1. Instrumen Tes ... 41
2. Instrumen Non-tes ... 43
H. Kalibrasi Instrumen ... 43
1. Uji Validitas ... 44
2. Uji Reliabilitas ... 45
3. Taraf Kesukaran ... 46
4. Daya Pembeda... 47
I. Teknik Analisis Data ... 49
1. Uji Prasyarat Analisis... 49
a. Uji Normalitas ... 49
x
A. Hasil Penelitian ... 54
1. Rekapitulasi Data Hasil Pretest dan Posttest ... 54
2. Hasil Pretest ... 54
3. Hasil Posttest... 55
4. Rekapitulasi Data Hasil Pretest dan Posttest ... 57
5. Hasil Uji Prasyarat Analisis ... 60
a. Uji Normalitas ... 60
b. Uji Homogenitas ... 61
6. Hasil Uji Hipotesis ... 61
7. Hasil Analisis Data Angket ... 62
B. Pembahasan ... 63
BAB V PENUTUP ... 67
A. Kesimpulan ... 67
B. Saran ... 67
DAFTAR PUSTAKA ... 68
xi
Presentasi ... 18
Gambar 2. 3 Tampilan Kotak Teks ... 18
Gambar 2. 4 Tampilan Perbesar dan Perkecil Teks ... 19
Gambar 2. 5 Tampilan untuk Memasukkan Video, Gambar, dan Animasi . 19 Gambar 2. 6 Mengatur Jalannya Tampilan Presentasi ... 20
Gambar 2. 7 Tampilan Prezi ... 20
Gambar 2. 8 Peta Konsep Suhu dan Kalor ... 26
Gambar 2. 9 Termometer Skala Celcius, Fahrenheit, Kelvin, dan Reamur . 27 Gambar 2. 10 Perbandingan Antara Termometer Skala Sembarang... 27
Gambar 2. 11 Proses Perubahan Wujud ... 31
Gambar 2. 12 Skema Kerangka Berpikir ... 36
Gambar 3. 1 Variabel Penelitian ... 39
Gambar 4.1 Diagram Frekuensi Hasil Pretest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 54
Gambar 4.2 Diagram Frekuensi Hasil Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 56
Gambar 4.3 Diagram Nilai Rata-rata Kelas Kontrol dan Eksperimen ... 58
xii
Tabel 3. 1 Desain Penelitian ... 37
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Instrumen Tes Kognitif ... 41
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Nontes ... 43
Tabel 3.4 Interpretasi Koefisien Korelasi ... 44
Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Instrumen Tes ... 45
Tabel 3.6 Kategori Reliabilitas ... 46
Tabel 3.7 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Tes ... 46
Tabel 3.8 Kategori Indeks Kesukaran ... 47
Tabel 3.9 Hasil Uji Taraf Kesukaran Instrumen Tes ... 47
Tabel 3.10 Kategori Daya Beda ... 48
Tabel 3.11 Hasil Uji Daya Beda Instrumen Tes ... 48
Tabel 3.12 Penilaian Pernyataan Positif dan Negatif ... 52
Tabel 3.13 Intepretasi Angket Siswa ... 52
Tabel 4.1 Nilai Hasil Pretest ... 53
Tabel 4.2 Nilai Hasil Posttest ... 53
Tabel 4.3 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Pretest Kelas Eksperimen Dan Kontrol ... 55
Tabel 4.4 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Posttest kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 57
Tabel 4.5 Rekapitulasi Data Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 57
Tabel 4.6 Hasil Pretest dan Posttest Berdasarkan Jenjang Kognitif ... 59
Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Uji Normalitas Kai Kuadrat Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol ... 60
Tabel 4.8 Hasil Perhitungan Uji Homogenitas ... 61
Tabel 4.9 Hasil Perhitungan Uji Hipotesis ... 62
xiii
A. Rpp Kelas Eksperimen ... 72
B. Rpp Kelas Kontrol ... 92
LAMPIRAN 2 INSTRUMEN PENELITIAN A. Instrumen Tes ... 102
B. Uji Validitas Butir Soal ... 120
C. Uji Reliabilitas Instrumen ... 122
D. Uji Taraf Kesukaran ... 124
E. Uji Daya Pembeda... 126
F. Rekapitulasi Hasil Uji Coba Instrumen ... 128
G. Instrumen Tes Valid ... 129
H. Soal Instrumen Penelitian ... 137
I. Lembar Jawaban... 140
J. Kisi-Kisi Instrumen Nontes... 141
K. Instrumen Nontes ... 142
L. Lembar Observasi Aktifitas Siswa ... 144
M. Lembar Validasi Ahli Media ... 147
N. Lembar Validasi Ahli Materi ... 149
LAMPIRAN 3 ANALISIS DATA HASIL PENELITIAN A. Hasil Pretest ... 151
B. Hasil Posttest ... 159
C. Uji Normalitas Pretest ... 167
D. Uji Normalitas Posttest ... 171
E. Uji Homogenitas Pretest ... 175
F. Uji Homogenitas Posttest ... 178
G. Uji Hipotesis Pretest ... 181
H. Uji Hipotesis Posttest ... 183
I. Data Angket ... 185
xiv
1 A. Latar Belakang Masalah
Pembelajaran menurut UNESCO pada tahun 1997 mengungkapkan bahwa pembelajaran didasari oleh empat pilar utama (The Four Pillars of Education). Empat pilar utama tersebut diantaranya, belajar untuk mengetahui (Learning to
know), belajar untuk berkarya (Learning to do), belajar untuk berkembang utuh
(Learning to be) dan belajar untuk hidup bersama (Learning to live together). Hal tersebut merupakan aspek filosofis yang harus diterapkan dalam menjalankan proses pembelajaran.
Menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem pendidikan Nasional Pasal 1 Ayat 20 dalam Miarso (2008: 3), menyatakan bahwa:
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Oleh karena itu, ada lima jenis interaksi yang dapat berlangsung dalam proses belajar dan pembelajaran, yaitu: 1) interaksi antara pendidik dengan peserta didik; 2) interaksi antara sesama peserta didik atau antar teman sejawat; 3) interaksi peserta didik dengan nara sumber; 4) interaksi peserta didik bersama pendidik dengan sumber belajar yang sengaja dikembangkan; dan 5) interaksi peserta didik bersama pendidik dengan lingkungan sosial dan alam.
Pasal tersebut jelas menyatakan bahwa pembelajaran merupakan sebuah proses interaksi antara guru (pendidik) dan siswa (peserta didik). Dalam pembelajaran tersebut terdapat upaya menciptakan kondisi agar terjadi kegiatan belajar, yang menunjukkan usaha siswa mempelajari materi ajar sebagai akibat perlakuan guru.1Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan Nasional (2000) mengungkapkan bahwa salah satu kelemahan sistem pendidikan nasional yang dikembangkan di Indonesia adalah kurangnya perhatian pada hasil
belajar.2 Salah satu hal yang menyebabkan rendahnya hasil belajar siswa, yaitu kurang memaksimalkan penggunaan media pembelajaran dalam membantu penyampaian materi ajar. Peran media pembelajaran sangat penting dalam proses pembelajaran. Karena media pembelajaran merupakan salah satu dari komponen-komponen pembelajaran.
Secara keseluruhan pembelajaran terdiri dari beberapa komponen yang berinteraksi antara satu dengan yang lainnya untuk mencapai sebuah tujuan pembelajaran. Komponen-komponen tersebut meliputi, guru, siswa, materi ajar, metode pembelajaran, media pembelajaran, sumber belajar, tujuan pembelajaran, dan evaluasi pembelajaran.3 Penyampaian materi ajar akan berlangsung lebih efektif jika dalam pembelajaran tersebut digunakan media pembelajaran. Selain itu, media pembelajaran bisa menjadi salah satu daya tarik siswa dalam memperhatikan materi ajar yang disampaikan oleh guru, sehingga pemahaman siswa dalam menerima materi ajar menjadi lebih mudah dan menyenangkan.
Berdasarkan hasil observasi di Tangerang Selatan pada SMA yang masih menggunakan kurikulum KTSP 2006. Diperoleh informasi bahwa pada tahun ajaran 2011/2012 Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) untuk mata pelajaran fisika kelas X rata-rata sebesar 75. Akan tetapi, siswa memperoleh nilai rata-rata
≥ 75. Rendahnya hasil belajar tersebut disebabkan oleh beberapa faktor
diantaranya adalah pembelajaran yang dilakukan masih bersifat konvensional dan jarang sekali menggunakan media pembelajaran. Selain itu, diperoleh informasi bahwa media pembelajaran yang digunakan masih monoton dan kurang inovatif. Akibatnya minat belajar siswa menjadi rendah. terhadap pemahaman konsep fisika yang bersifat mikroskopik.
Siswa memiliki minat belajar yang tidak sama, menurut Supardi siswa yang memiliki minat belajar tinggi akan cenderung tekun, dan semangat dalam belajar. Sedangkan siswa yang memiliki minat belajar rendah umumnya akan malas dalam mengikuti pembelajaran, sehingga siswa akan cenderung menghindar dan tidak memperhatikan proses pembelajaran. Oleh karena itu sebuah keharusan
bagi setiap guru agar mampu menyiapkan dan membuat pembelajaran menjadi lebih menarik dan inovatif. Salah satunya adalah dengan menggunakan media pembelajaan zooming presentation.
Media pembelajaran zooming presentation fokus pada satu bidang slide yang disebut kanvas virtual, sehingga dapat menampilkan konsep yang akan dijelaskan secara keseluruhan kepada siswa. Kemudian media pembelajaran
zooming presentation juga dapat mengeksplorasi bagian-bagian kanvas tersebut
hingga bagian terkecil, sehingga konsep utama yang ingin disampaikan terlihat jelas. Alur tampilan pada media pembelajaran zooming presentation juga dapat diatur sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Media pembelajaran zooming
presentation membuat presentasi terlihat menjadi lebih dinamis, karena kanvas
dapat lebih mudah diperkecil dan diperbesar, bahkan diputar 360 derajat. Selain itu, media ini berbasis adobe air, sehingga video maupun animasi flash bisa dijalankan dengan lebih ringan. Hal ini menunjukkan bahwa media pembelajaran
zooming presentation dapat digunakan untuk menarik minat belsajar siswa.
Berdasarkan karakteristik media pembelajaran zooming presentation, media tersebut dapat menarik minat belajar siswa dengan transformasinya yang khas dan dengan mudah dapat mengeksplorasi objek menjadi tampilan yang bisa diperbesar dan diperkecil. Hal ini diharapakan dapat meningkatkan minat belajar siswa dan memudahkan siswa dalam memahami konsep fisika dengans lebih baik. Sehingga membuat penulis tertarik untuk menggunakan zooming presentation sebagai media dalam pembelajaran dengan menyusun dan melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Media Pembelajaran Zooming Presentation Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas X pada Konsep Suhu dan Kalor”
B. Identifikasi Masalah
1. Minat belajar siswa pada konsep fisika yang bersifat mikroskopik sangat rendah.
2. Media pembelajarn yang digunakan kurang inovatif dan tidak dapat menumbuhkan minat belajar siswa.
3. Hasil belajar siswa dalam konsep fisika masih terbilang rendah.
C. Batasan Masalah
Semua permasalahan yang diuraikan di atas tidak mungkin untuk diteliti semua karena keterbatasan penelitian ini. Oleh karena itu, dalam penelitian perlu dilakukan pembatasan masalah. Adapun pembatasan masalah pada penelitian ini adalah:
1. Konsep fisika yang dibahas dalam penelitian ini adalah konsep suhu dan kalor. 2. Media yang digunakan dalam penelitian ini adalah media pembelajaran
zooming presentation yang dibuat dengan menggunakan aplikasi Prezi.
3. Hasil belajar siswa yang diukur pada konsep suhu dan kalor dalam penelitian ini hanya megukur hasil tes kognitif siswa. Ranah kognitif yang dinilai berdasarkan taksonomi Bloom yang sudah direvisi oleh Lorin W. Anderson, dkk,4 yaitu mengingat (C1), memahami (C2), menerapkan (C3), dan menganalisis (C4).
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah “Apakah penggunaan media pembelajaran zooming presentation
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada konsep suhu dan kalor?”
4Lorin W. Anderson, David R. Karthwohl, A Taxonomy For Learning, Teaching, And
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan tujuan yang ingin dicapai, yaitu untuk mengetahui pengaruh media pembelajaran zooming presentation terhadap pengaruh hasil belajar siswa kelas X pada konsep suhu dan kalor.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai berikut:
1. Media pembelajaran zooming presentation dapat meningkatkan minat dan menarik perhatian siswa dalam proses pembelajaran.
2. Menyajikan penjelasan konsep fisika dengan kemasan yang unik dan menyenangkan dengan menggunakan media pembelajaran zooming presentation dalam pembelajaran fisika.
6
A. Kajian Teoritis
1. Konsep Belajar dan Pembelajaran
a. Pengertian Belajar
Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat fundamental dalam penyelenggaraan setiap jenis dan jenjang pendidikan.1 Belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi dan berperan penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku individu. Sebagian perkembangan individu berlangsung melalui kegiatan belajar.2 Menurut Gagne, belajar adalah suatu proses dimana suatu organisasi berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman.3
Whitaker dalam Djamarah (2000:12) berpendapat bahwa belajar adalah proses dimana tingkah laku ditimbulkan atau diubah melalui latihan dan pengalaman. Burton mengartikan belajar sebagai perubahan tingkah laku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu yang satu dengan yang lainnya, serta antar individu dengan lingkungannya sehingga mereka dapat berinteraksi dengan lingkunganya.interaksi ini memiliki makna sebagai proses. Seseorang yang sedang melakukan kegiatan secara sadar untuk mencapai perubahan tertentu, maka orang tersebut dikatakan sedang belajar.4
Dari beberapa pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan kegiatan yang dilakukan secara sadar untuk mendapatkan perubahan tingkah laku yang diperoleh dari serangkaian pengalaman yang dialaminya, sehingga merubah cara berpikir, bertindak dan berinteraksi dengan individu linnya.
1 Margaret E. Bell Gredler, Belajar dan Membelajarkan (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1994), Cet. 2, h. 1
2
Rusman, Belajar dan Pembelajaran Berbasis Komputer (Bandung: Alfabeta, 2012), Cet. 1, h. 85
b. Pengertian Pembelajaran
Menurut Warsita (2008: 85) pembelajaran merupakan suatu usaha membuat peserta didik belajar atau suatu kegiatan untuk membelajarkan peserta didik. Pembelajaran menunjukkan upaya menciptaka kondisi agar terjadi kegiatan belajar. Hamalik mengungkapkan pembelajaran sebagai suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur manusia, material, fasilitas, perlengkapan, dan prosedur yang saling mempengauhi untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Kemudian Sudjana (2004:28) mengemukakan tentang pengertian pembelajaran bahwa pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap upaya yang sistematik dan sengaja untuk menciptakan agar terjadi kegiatan interaksi edukatif antara dua pihak, yaitu antara siswa dan guru yang melakukan kegiatan membelajarkan.
Dari berbagai pengertian pembelajaran tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan upaya sadar yang dilakukan dengan sistematik antara guru dan siswa yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan pembelajaran. c. Komponen Pembelajaran
Ciri utama dalam pembelajaran adalah adanya interaksi antara siswa dengan lingkungannya. Hal ini berkaitan dengan komponen-komponen pembelajaran. komponen-komponen pembelajaran tersebut adalah sebagai berikut:5
1) Tujuan pembelajaran; tujuan pembelajaran dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan, kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia serta keterampilan untuk hidup mandiri dann mengikuti pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
2) Sumber belajar; yaitu segala sesuatu yang ada di luar diri individu siswa yang bisa digunakan untuk memudahkan terjadinya proses belajar. Sumber belajar bisa dalam bentuk buku, lingkungan, surat kabar, digital konten, dan sumber informasi lainnya.
3) Metode pembelajaran; suatu cara yang digunakan guru untuk menyampaikan materi ajar, dan kegiatan yang mendukung untuk mencapai tujuan pembelajaran.
4) Media pembelajaran; yaitu berupa software dan hardware untuk membantu proses interaksi guru dan siswa serta interaksi siswa dan lingkungannya, juga sebagai alat bantu bagi guru untuk menunjang penggunaan metode pembelajaran yang digunakan.
5) Evaluasi pembelajaran; merupakan alat untuk menilai pencapaian tujuan-tujuan yang telah ditentukan serta menilai proses pelaksanaan pembelajaran secara keseluruhan.
Komponen pembelajaran adalah penentu dari keberhasilan proses pembelajaran. Komponen-komponen tersebut merupakan suatu sistem yang tidak dapat dipisahkan dalam kegiatan pembelajaran.
2. Media Pembelajaran
a. Pengertian Media Pembelajaran
Media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim pesan (guru) kepada penerima pesan (siswa).6 Kata media berasal dari bahasa latin,yaitu
medium yang berarti perantara atau sesuatu yang dipakai untuk menghantarkan,
menyampaikan atau membawa sesuatu. Kata medium dalam American Heritage
Electronic Dictionary (1991) diartikan sebagai alat untuk mendistribusikan dan
mempresentasikan informasi.7 Media berasal dari bahasa latin dan merupakan
bentuk jamak dari kata “medium” yang secara harfiah berarti “perantara” yaitu
perantara sumber pesan dengan penerima pesan.8
Menurut Heinich media merupakan alat saluran komunikasi, yaitu sebagai pembawa pesan dari komunikator menuju komunikan. Media merupakan wahana penyalur informasi atau materi ajar dalam pembelajaran. National Education
6 Arief S. Sadiman, dkk, Media Pendidikan: Pengertian, Pengembagan, dan Pemanfaatannya, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 1986), h. 6.
7
Munir, Multimedia Konsep dan Aplikasi dalam Pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2012),h.2.
association (NEA) mendefinisikan media sebagai segala bentuk dan saluran yang
digunakan untuk menyalurkan pesan atau informasi.9 Scramm juga berpendapat bahwa media dapat diartikan sebagai teknologi pembawa pesan yang dapat dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran.10 Sementara Briggs mengemukakan bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta merangsang siswa untuk belajar.11
Media pembelajaran menurut Arsyad adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan informasi, sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran dan perasaan siswa dalam pembelajaran untuk mencapai tujuan belajar.12Selain dapat digunakan untuk membantu guru dalam menjelaskan materi ajar, media pembelajaran juga dapat menciptakan kondisi agar terjadi kegiatan belajar. Menurut Romiszowski dalam Angkowo dan Kosasih, penggunaan media dalam pembelajaran atau disebut juga pembelajaran bermedia dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa.
Sedangkan Hamidjojo dalam Latuheru (1993) mengemukakan bahwa media adalah segala sesuatu yang digunakan manusia sebagai perantara untuk menyampaikan atau menyebar ide, gagasan, atau pendapat sehingga ide, gagasan atau pendapat yang dikemukakan sesuai dengan tujuan kepada penerima.13 Kata media seringkali digunakan bergantian dengan istilah alat bantu atau media komunikasi. Seperti yang dikemukakan oleh Hamalik bahwa hubungan komunikasi akan berjalan lancar dan optimal apabila menggunakan alat bantu yang disebut media komunikasi. Apabila media itu membawa pesan-pesan instruksional atau mengandung maksud-maksud pengajaran maka media itu disebut media pembelajaran.
9Ibid., 10
Munir.,Op. Cit, h. 2.
11Arief S. Sadiman, Op. Cit. h. 6 12Ibid., h. 138.
Kemudian, Gagne’ dan Briggs secara implisit mengatakan bahwa media
pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri dari antara lain buku, tape recorder, kaset, video
camera, video recorder, film, slide (gambar bingkai), foto, gambar, grafik,
televisi, dan komputer.14 Adapun pengertian media pembelajaran menurut Sadiman, dkk adalah perpaduan antara bahan dan alat atau perpaduan antara
software dan hardware.15
Anderson membagi media dalam dua kategori, yaitu alat bantu pembelajaran (instructional aids) dan media pembelajaran (instructional media). Media pembelajaran adalah media yang memungkinkan terjadinya interaksi antara karya seseorang pengembang mata pelajaran (guru) dengan siswa. Adapun yang dimaksud dengan interaksi adalah terjadinya suatu proses belajar pada diri siswa pada saat menggunakan atau memanfaatkan media.16 Media pembelajaran dapat dipahami sebagai media yang digunakan dalam proses dan tujuan pembelajaran.17 Media pembelajaran juga dapat diartikan sebagai alat yang digunakan untuk menyalurkan pesan atau materi ajar dari guru kepada siswa sehingga dpat merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi.18
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan dalam proses belajar mengajar untuk menyalurkan pesan (materi ajar), secara lebih baik dan sempurna sehingga dapat merangsang perhatian, minat, pikiran, dan perasaan siswa dengan menggunakan media pembelajaran zooming presentation dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan pembelajaran.
14Ibid.,
15Bambang Warsita, Teknologi Pembelajaran Landasan dan Aplikasinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 2008), h. 122.
16
Ibid.,h. 123. 17Ibid.,h. 122.
b. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran
Media memiliki fungsi sebagai pembawa informasi dari sumber (guru) menuju penerima (siswa). Hamalik mengemukakan bahwa menggunakan media dalam proses pembelajaran dapat menumbuhkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan memberikan pengaruh-pengaruh pikologis terhadap siswa.19
Pemanfaatan media sangat berguna sekali dalam mengoptimalkan proses pembelajaran, berikut beberapa fungsi media dalam pembelajaran, yaitu:20
1) Sebagai sumber belajar, Mudhoffir dalam bukunya yang berjudul
Prinsip-Prinsip Pengelolaan Pusat Sumber Belajar menyebutkan sumber belajar pada
hakikatnya merupakan komponen sistem instruksional yang meliputi pesan, orang, bahan, alat, teknik, dan lingkungan, yang mana hal itu dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Dengan demikian sumber belajar dapat dipahami sebagai segala macam sumber yang ada diluar diri seseorang (siswa) dan memungkinkan memudahkan terjadinya proses belajar. Dalam hal ini media, tersirat makna keaktifan yakni sebagai penyalur, penyampai, penghubung, dan lain-lain.
2) Fungsi semantik, yaitu kemampuan media dalam menambah perbendaharaan kata (simbol verbal) yang makna atau maksudnya benar-benar dipahami siswa (tidak verbalistik).
3) Fungsi manipulatif, yaitu media dapat mengatasi batas-batas ruang dan waktu serta dapat mengatasi keterbatasan indrawi. Kemampuan media dapat menghadirkan objek atau peristiwa yang sulit dihadirkan dalam bentuk aslinya. Media juga dapat membantu siswa dalam memahami objek yang sulit diamati karena terlalu kecil, seperti atom, dan lain-lain. Atau objek yang terlalu besar, sehingga dapat ditampilkan didalam kelas.21 Dapat juga membantu siswa dalam memahami objek yang bergerak terlalu lambat atau terlalu cepat.
19
Azhar Arsyad., Op. Cit. h. 15.
20 Yudhi Munadhi, Media Pembelajaran Sebuah Pendekatan Baru, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2010), h.36-48.
4) Fungsi atensi, yaitu media pembelajaran dapat meningkatkan perhatian siswa terhadap materi ajar. Setiap orang memiliki sel saraf penghambat, yakni sel khusus dalam system saraf yang berfungsi membuang sejumlah sensasi yang datang. Dengan adanya sel saraf penghambat ini para siswa dapat memfokuskan perhatiannya pada rangsangan yang dianggapnya menarik dan membuang rangsangan-rangsangan lainnya. Dengan demikian, media pembelajaran yang tepat guna adalah media pembelajaran yang mampu menarik dan memfokuskan perhatian siswa.
5) Fungsi afektif, yaitu menggugah perasaan, emosi, dan tingkat penerimaan atau penolakan siswa terhadap sesuatu. Dengan adanya media pembelajaran, terlihat pada diri siswa kesediaan untuk menerima beban pelajaran, dan untuk itu perhatiannya akan tertuju kepada pelajaran yang diikutinya. Lainnya adalah munculnya tanggapan yakni berupa partisipasi siswa dalam keseluruhan proses pembelajaran secara suka rela, ini merupakan reaksi siswa terhadap rangsangan yang diterimanya.
6) Fungsi kognitif, menurut Winkel siswa yang belajar melalui media pembelajaran akan memperoleh dan menggunakan bentuk-bentuk representasi yang mewakili objek-objek yang dihadapi, baik objek itu berupa orang, benda, atau kejadian. Sehingga semakin banyak pula gagasan yang dimilikinya. Jelaslah bahwa media pembelajaran telah ikut andil dalam mengembangkan kemampuan kognitif siswa.
7) Fungsi imajinatif, dimana media pembelajaran dapat meningkatkan dan mengembangkan fungsi imajinasi siswa. Imajinasi ini adalah memunculkan kreasi baru bagi masa depan dalam bentuk khayalan yang didominasi kuat oleh pikiran autistik.22
8) Fungsi motivasi, yaitu media pembelajaran dapat berfungsi sebagai pendorong siswa untuk mengaktifkan dan menggerakan siswanya secara sadar untuk terlibat dalam proses pembelajaran.
9) Fungsi sosio-kultural, yakni mengatasi hambatan sosio-kultur antarpeserta komunikasi pembelajaran. Pemahaman siswa yang berbeda-beda dapat diatas
dengan media pembelajaran, karena media pembelajaran memiliki kemampuan dalam memberikan rangsangan yang sama. Mempersamakan pengalaman, dan menimbulkan persepsi yang sama.
10) Fungsi kompensatoris media pembelajaran bahwa media visual yang memberikan konteks untuk memahami teks dapat membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembal. Dengan kata lain, media pembelajaran berfungsi untuk mengakomodasikan siswa yang lemah dan lambat menerima dan memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks atau secara verbal.23
Sudjana dan Riva’I menyebutkan manfaat media pembelajaran dalam
proses belajar siswa, sebagai berikut24:
1) Pembelajaran akan lebih menarik perhatian siswa sehingga menumbuhkan motivasi belajar.
2) Bahan pembelajaran akan lebih jelas maknanya menguasai dan mencapai tujuan pembelajaran.
3) Metode mengajar akan lebih bervariasi, tidak semata-mata komunikasi verbal melalui penuturan kata-kata oleh guru, sehingga siswa tidak bosan dan guru tidak kehabisan tenaga, apalagi kalau guru mengajar pada setiap jam pelajaran.
4) Siswa dapat lebih banyak melakukan kegiatan belajar sebab tidak hanya mendengarkan uraian guru, tetapi juga aktivitas lain seperti mengamati, melakukan, mendemonstrasikan, memerankan, dan lain-lain.
Encyclopedia of Educational Research dalam Hamalik merincikan
manfaat media pembelajaran sebagai berikut:25
1) Meletakkan dasar-dasar yang konkret untuk berfikir, oleh karena itu mengurangi verbalisme.
2) Memperbesar perhatian siswa.
3) Meletakkan dasar-dasar yang penting untuk perkembangan belajar, oleh karena itu membuat pelajaran lebih mantap.
23Azhar Arsyad., Op. Cit. h. 17. 24Ibid.,h. 24-25.
4) Memberikan pengalaman nyata yang dapat menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri dikalangan siswa.
5) Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan berkesinambungan, terutama melalui gambar hidup.
6) Membantu tumbuhnya pengertian yang dapat membantu perkembangan kemampuan berbahasa.
Uraian di atas dapat disimpulkan beberapa fungsi dan manfaat dari penggunaan media pembelajaran, sebagai berikut:
1) Media pembelajaran dapat berfungsi sebagai sumber belajar, karena dapat dimanfaatkan untuk menyalurkan informasi(materi ajar) kepada siswa.
2) Media pembelajaran sebagai perantara dari sumber (guru) menuju penerima (siswa) dalam menyampaikan informasi (materi ajar) secara visual maupun verbal sehingga siswa dapat termotivasi minat belajarnya.
3) Media pembelajaran dapat menarik minat belajar siswa, memperbesar perhatian siswa terhadap materi ajar, membuat pembelajaran menjadi tidak membosankan dan guru tidak kehabisan tenaga, serta mengurangi verbalisme dengan meletakkan dasar-dasar yang konkrit untuk berpikir.
c. Media Pembelajaran Zooming Presentation
Pemanfaatan media dalam pembelajaran, digunakan sebagai alat bantu untuk menjelaskan materi-materi yang bersifat abstrak, teoritis dan diperlukan visualisasi. Diharapkan materi yang abstrak dapat diwakilkan dengan tampilan pada presentasi. Hal ini dikarenakan, penggunaan media pembelajaran dapat memvisualisasikan materi lebih menarik dan menjadi lebih mudah dimengerti oleh siswa. Ada beberapa aplikasi yang bisa kita andalkan untuk media pembelajaran yang berfungsi sebagai alat presentasi. Salahsatu aplikasi terbaru yang memiliki tampilan fresh, unik, menarik, dan memiliki kecanggihan dalam memperbesat serta memperkecil tampilan adalah zooming presentation yang digunakan oleh aplikasi prezi.
Penyampaian materi ajar dengan menggunakan media pembelajaran
memiliki kekhasan dalam mengeksplorasi materi ajar.26 Media pembelajaran
zooming presentation dilengkapi dengan integrasi multimedia, sehingga dapat
memadukan antara video, gambar maupun animasi. Menurut Settle,dkk zooming
presentation memungkinkan pengguna untuk memperbesar (zoom out) dan
memperkecil (zoom in) konsep yang akan dijelaskan. Media pembelajaran
zooming presentation dibuat menggunakan aplikasi prezi yang menampilkan
presentasi dengan format berbeda dengan tampilan pada umumnya.27
Prezi pada awalnya dikembangkan oleh arsitek Hungaria bernama adam
Somlai Fischer sebagai alat visualisasi arsitektur. Prezi sengaja dibuat sebagai alat untuk mengembangkan berbagai ide dalam bentuk visual dan format menarik yang bersifat naratif. Presentasi melalui Prezi dibuat pada sebuah kanvas yang tidak terbatas oleh bingkai.Hal ini memudahkan penyampaian dalam penggabungan teks, gambar dan multimedia lainnya. Materi-materi yang disampaikan di atas kanvas dapat ditarik, digeser, dapat berputar ke kiri dan ke kanan agar kelihatan lebih menarik tanpa perlu mengganti slide.Satu tampilan presentasi dapat dibuat dengan elemen yang berbeda pada sajiannya untuk membuat animasi.28 Prezi juga memiliki keistimewaan pada zooming in dan out,
yang dapat digunakan dalam memperlihatkan sajian secara detail. Hal ini dapat memberikan kesan yang mendalam pada penerima pesan.29
Prezi adalah sebuah perangkat lunak untuk presentasi berbasis internet.Selain untuk presentasi, prezi juga dapat digunakan sebagai alat untuk mengeksplorasi dan berbagi ide di atas kanvas virtual.Prezi menjadi unggul karena program ini menggunakan Zooming User Interface (ZUI), yang memungkinkan pengguna prezi untuk memperbesar dan memperkecil tampilan media presentasi.30
26
I Putu Wisnu Saputra, ST, MBA. Nonlinier presentations series prezi the zooming presentations. (Jakarta: Elex Media Komputindo,2011).
27Op. Cit. h. 138.
28 H. Rosadi, Pengembangan Media Slide berbasis Program Aplikasi Prezi Pada Materi
Sistem Peredaran Darah Manusia Untuk Sekolah Menengah Pertama, (Surabaya: Universitas Negeri Surabaya, 2013) h. 18.
Prezi digunakan sebagai alat untuk membuat presentasi dalam bentuk
linier maupun nonlinier, yaitu presentasi terstruktur sebagai contoh dari presentasi
linier, atau presentasi berbentuk peta-pikiran (mind-map) sebagai contoh dari
presentasi nonlinier. Pada prezi teks, gambar, video, dan media presentasi lainnya ditempatkan di atas kanvas presentasi, dan dapat dikelompokkan menggunakan bingkai-bingkai yang dibuat sendiri. Pengguna kemudian menentukan ukuran relatif dan posisi antara semua objek presentasi dan dapat mengitari serta menyorot objek-objek tersebut. Untuk membuat presentasi linier, penggunaan dapat membangun jalur navigasi presentasi yang telah ditentukan sebelumnya.31
Berikut ini adalah Tabel 2.1 tentang kelebihan dan kelemahan media pembelajaran zooming presentation:
Tabel 2.1 Kelebihan dan Kekurangan Media Pembelajaran Zooming Presentation
NO. KELEBIHAN KEKURANGAN
1 Menggunakan fasilitas Zooming User Interface (ZUI) yang memudahkan untuk memperbesar dan memperkecil tampilan
Merupakan software online yang proses pembuatanya harus dalam keadaan online dengan konektivitas cepat.
2 Tampilan yang menarik, dinamis, dan interaktif
Jika menggunakan prezi desktop secara offline maka pilihan font, dan warnanya terbatas
3 Dapat memasukkan berbagai gambar, animasi, video maupun audio
Presentasi tidak bisa diprint
4 Dapat melakukan transisi objek secara zoom in/out dan perputaran secara lebih mudah
Karenan menggunakan zoomable
canvas, mungkin saja membuat
pusing audience 5 Dapat membuka file presentasi dari
mana saja dengan format penyimpanan berupa file executable (EXE) yang dikompres dalam bentuk ZIP
6 Dapat mengedit secara bersamaan dengan teman lainnya secaraa online
d. Membuat Media Pembelajaran Zooming Presentation menggunakan
aplikasi prezi32
1) Langkah pertama adalah masuk ke halaman web www.prezi.com. 2) Kemudian mendaftar masuk seperti pada Gambar 2.1 berikut ini :
Gambar 2.1 Tampilan Mendaftar Masuk untuk Menggunakan Prezi
3) Setelah mendaftar lalu mulai mengunduh prezi desktop dan mengaktifkannya. Kemudian prezi dapat digunakan secara offline.
32Mohammad Amin Embi, Aplikasi Web 2.0 Tools dalam Pengajaran dan Pembelajaran,
4) Mulai membuat presentasi menggunakan prezi, seperti pada Gambar 2.2 sebagai berikut:
Gambar 2.2 Tampilan Prezi Desktop Berupa Kanvas untuk Memulai
Membuat Presentasi
5) Menuliskan teks pada kanvas.
Gambar 2.3 Tampilan Kotak Teks
Kanvas Virtual
Undo dan Redo Klik dua kali untuk
menuliskan teks pada kanvas.
PerangkatPrezi
Path
Zoom
Setelah mengklik dua kali, kemudian akan muncul kotak teks
6) Memperbesar dan memperkecil teks serta mengatur posisi teks.
Gambar 2.4 Tampilan Perbesar dan Perkecil Teks
7) Memasukkan video, gambar, dan animasi.
Gambar 2.5 Tampilan untuk Memasukkan Video, Gambar, dan Animasi
Klik sekali pada kotak teks, maka akan muncul bulatan garis pada kotak teks.
Gunakan untuk mengatur tampilan besar dan kecil teks.Serta mengedit dan memindahkan teks pada tempat yang diinginkan.
Dapat juga memutar teks dengan menggeser sambil mengklik garis-garis yang ada di pinggir bulatan.
Masukan gambar
8) Mengatur path untuk tampilan otomatis.
Gambar 2.6 Mengatur Jalannya Tampilan Presentasi
9) Prezi siap menampilkan presentasi anda.
Gambar 2.7 Tampilan Prezis
KlikPathkemudian atur alur yang ingin ditampilkan dengan mengklik objek pada kanvas.
Klikplayuntuk menampilkan presentasi.
3. Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajarnya.33 Hasil belajar dapat dipahami dengan menjelaskan dua kata, yaitu hasil dan belajar. Pengertian hasil (product) menunjukkan pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang mengakibatkan berubahnya input secara fungsional. Sehingga, setelah mengalami belajar, siswa berubah perilakunya.34 Gagne membagi lima kategori hasil belajar, yakni (a) informasi verbal; (b) keterampilan intelektual; (c) strategi kognitif; (d) sikap; dan (e) keterampilan motoris.35
Belajar dilakukan untuk mengusahakan adanya perubahan perilaku pada individu yang belajar. Perubahan perilaku itu merupakan perolehan yang menjadi hasil belajar. Menurut Winkel, hasil belajar adalah perubahan yang terjadi pada manusia pada sikap dan tingkah lakunya. Aspek perubahan itu mengacu kepada taksonomi tujuan pembelajaran yang dikembangkan oleh Bloom, Simpson dan Harrow mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.36 Dalam konteks demikian maka hasil belajar merupakan perolehan dari proses belajar siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran (ends are being attained).37 Perolehan proses belajar siswa merupakan upaya pemberian nilai terhadap kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh siswa dan guru dalam mencapai tujuan pembelajaran.38
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku, bertambahnya pengetahuan, dan kemampuan keterampilan yang dimiliki siswa setelah mengikuti proses belajar mengajar yang diberikan guru sehingga siswa menjadi lebih baik lagi dari sebelumnya.
Dalam sistem pendidikan nasional, rumusan tujuan pendidikan, baik tujuan kurikuler maupun tujuan instruksional, menggunakan klasifikasi hasil belajar dari
33 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), cet. 16, h. 22.
34Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2009), h. 44. 35
Nana Sudjana., Op. Cit, h. 22 36Purwanto., Op. Cit. h. 45 37Ibid.,
Benyamin Bloom yang secara garis besar terbagi menjadi tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotorik.39 Ranah kognitif berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yaitu:40
1) Mengingat (C1) adalah kemampuan menyatakan kembali fakta, konsep, prinsip dan prosedur yang telah dipelajari dan tersimpan dalam memori panjang (long
term memory). Kedua proses kognitif yang terkait adalah mengenali dan
mengingat kembali.
2) Memahami (C2) adalah membangun pengertian dari pesan instruksional, termasuk pesan secara lisan, tulisan ataupun grafis, yang disampaikan melaluipengajaran, buku, atau layar komputer. Proses kognitif dalam kategori memahami meliputi menafsirkan, mencontohkan, mengklasifikasikan, merangkum, menyimpulkan, membandingkan, dan menjelaskan.
3) Mengaplikasikan atau Menerapkan (C3) adalah kemampuan untuk menyelesaikan atau menggunakan prosedur yang dipelajarinya pada suatu keadaan untuk menyelesaikan masalah. Kategori menerapkan terdiri dari dua proses kognitif yaitu mengeksekusi dan mengimplementasikan.
4) Menganalisis (C4) adalah kemampuan untuk menganalisa suatu informasi atau situasi tertentu menjadi komponen-komponen sehingga informasi tersebut menjadi jelas. Melibatkan proses memecah-mecah materi jadi bagian-bagian kecil dan menentukan bagaimana hubungan antar bagian dan antara setiap bagian dan struktur keseluruhan. Sasaran klasifikasi dari menganalisis adalah belajar menentukan potongan pesan yang relevan atau penting (differentiating), mengatur potongan-potongan pesan (organizing), dan tujuan yang mendasari pesan (atributing).
5) Mengevaluasi (C5) adalah kemampuan untuk membuat pertimbangan suatu penilaian terhadap sesuatu berdasarkan ukuran-ukuran atau standar yang ditetapkan. Kategori mengevaluasi mencakup proses-proses kognitif memeriksa dan mengkritik.
39Ibid., h. 22.
6) Menghasilkan karya atau mencipta (C6) adalah kemampuan untuk menyusun kembali unsur-unsur ke dalam suatu pola atau struktur baru menjadi sebuah keseluruhan yang koheren atau fungsional; mengorganisasi elemen ke dalam pola atau struktur yang tidak pernah ada sebelumnya. Menciptakan dikaitkan dengan tiga proses kognitif yaitu merumuskan, merencanakan, dan memproduksi.41
Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai.42 Ada beberapa jenis kategori ranah afektif sebagai hasil belajar. Kategorinya dimulai dari tingkat yang dasar atau sederhana sampai tingkat yang kompleks, yaitu:43
1) Menerima, yakni semacam kepekaan dalam menerima rangsangan (stimulasi) dari luar yang datang kepada siswa dalam bentuk masalah, situasi, gejala, dan sebagainya. Dalam tipe ini termasuk kesadaran, keinginan untuk menerima stimulus, kontrol dan seleksi gejala atau rangsangan dari luar.
2) Merespon atau jawaban, yakni rekasi yang diberikan seseorang terhadap stimulus yang datang dari luar. Dalam hal ini termasuk ketepatan reaksi, perasaan, kepuasan dalam menjawab stimulus dari luar yang datang kepada dirinya.
3) Penilaian, yakni berkenaan dengan nilai kepercayaan terhadap gejala atau stimulus tadi. Dalam evaluasi ini termasuk didalamnya kesediaan menerima nilai, latar belakang, atau pengalaman untuk menerima nilai, dan kesepakatan terhadap nilai tersebut.
4) Organisasi, yakni pengembangan nilai ke dalam satu sistem organisasi, termasuk hubungan satu nilai dengan nilai lain, pemantapan, dan prioritas nilai yang telah dimilikinya. Yang termasuk ke dalam organisasi ialah konsep tentang nilai, organisasi sistem nilai, dan sebagainya.
5) Karakteristik nilai atau internalisasi nilai, yakni keterpaduan semua sistem nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya. Ke dalamnya termasuk keseluruhan nilai dan karakteristiknya.
41
Ibid.,h. 128-130.
42 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2011), cet. 16, h 29.
Ranah psikomotorik berkenaan dengan hasil belajar keterampilan dan kemampuan bertindak.44 Menurut Harrow hasil belajar psikomotorik tampak dalam bentuk keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak individu. Ada enam tingkatan keterampilan, yakni:45
1) Gerakan refleks (keterampilan pada gerakan yang tidak sadar); 2) Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar;
3) Kemampuan perseptual termasuk didalamnya membedakan visual, membedakan auditif, motoris, dan lain-lain;
4) Kemampuan di bidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan, dan ketepatan; 5) Gerakan-gerakan skill, mulai dari keterampilan sederhana sampai pada
keterampilan yang kompleks;
6) Kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi non-decursive seperti gerakan ekspresif dan interpretatif.
Tipe hasil belajar di atas sebenarnya tidak berdiri sendiri, tetapi selalu berhubungan satu sama lain, bahkan ada dalam kebersamaan. Seseorang yang berubah tingkat kognisinya sebenarnya dalam kadar tertentu telah berubah pula sikap dan perilakunya.
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Ada dua faktor yang mempengaruhi hasil belajar, yaitu: 1) Faktor Internal46
Faktior internal yang mempengaruhi hasil belajar siswa diantaranya adalah faktor fisiologis dan faktor psikologis sebagai berikut:
a) Faktor Fisiologis, secara umum kondisi fisiologis, seperti kondisi kesehatan yang prima, tidak dalam kedaan lelah dan capek, tidak dalam keadaan cacat jasmani, dan sebagainya. Hal-hal tersebut dapat mempengaruhi siswa dalam menerima materi pembelajaran.
44
Op. Cit, h. 30 45Ibid.,h. 30-31.
b) Faktor Psikologis, yaitu setiap individu dalam hal ini siswa pada dasarnya memiliki kondisi psikologis yang berbeda-beda, tentunya hal ini turut mempengaruhi hasil belajarnya. Beberapa faktor psikologis meliputi intelegensi (IQ), perhatian, minat, bakat, motif, motivasi, kognitif, dan daya nalar siswa.
2) Faktor Eksternal47
Faktor eksternal yang mempengaruhi hasil belajar siswa diantaranya adalah faktor lingkungan dan faktor instrumental sebagai berikut:
a) Faktor Lingkungan, meliputi lingkungan fisik dan lingkungan sosial. Lingkungan alam misalnya suhu, kelembaban, dan lain-lain. Belajar pada tengah hari di ruang yang memiliki ventilasi udara yang kurang tentunya akan berbeda suasana belajarnya dengan yang belajar di pagi hari yang udaranya masih segar dan di ruang yang cukup mendukung untuk bernafas lega.
b) Faktor Instrumental adalah faktor yang keberadaan dan penggunaannya dirancang sesuai dengan hasil belajar yang diharapkan. Faktor-faktor ini diharapkan dapat berfungsi sebagai sarana untuk tercapainya tujuan-tujuan belajar yang telah direncanakan. Faktor-faktor instrumental ini berupa kurikulum, sarana, dan guru.
3. Kajian Materi Subjek
a. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Standar kompetensi pada konsep suhu dan kaloryang diambil dari silabus mata pelajaran fisika kelas X adalah menerapkan konsep kalor dan prinsip konservasi energi pada berbagai perubahan energi. Sedangkan kompetensi dasar pada konsep ini, yaitu (1) menganalisis pengaruh kalor terhadap suatu zat; (2) menganalisis pengaruh kalor terhadap perubahan suatu zat; (3) menerapkan asas black dalam pemecahan masalah; (4) menganalisis cara perpindahan kalor.
b. Peta Konsep Suhu dan Kalor
Peta konsep suhu dan kalor dapat dilihat pada Gambar 2.8 dibawah ini:
Gambar 2.8 Peta Konsep Suhu dan Kalor
c. Materi Konsep Suhu dan Kalor
1) Suhu
Suhu mempresentasikan derajat panas atau dinginnya suatu benda.48 Hal ini dapat dilihat dari pergerakan partikel-partikel dalam benda. Sehingga suhu dapat disimpulkan bahwa ukuran energi kinetik rata-rata partikel dalam suatu benda. Secara lebih umum dapat dinyatakan bahwa suhu adalah ukuran energi kinetik rata-rata partikel dalam suatu benda.49 Sejak abad ke-18 alat pengukur suhu mulai dikembangkan yang diberi nama termometer. Termometer memanfaatkan perubahan sifat-sifat fisis benda yang mengalamai perubahan, hal ini disebut sifat termometrik.50 Pada pembuatan termometer memerlukan titik acuan, yaitu titik tetap bawah dan titik tetap atas. Saat ini kita mengenal ada 4 macam skala termometer, yaitu skala Celcius, skala Fahrenheit, skala Kelvin, dan
48I Made Astra, Fisika untuk SMA dan MA Kelas X, (Jakarta: Piranti Darma Kalokatama, 2008), h.170.
49Marthen Kanginan, Fisika untuk SMA kelas X, (Jakarta: Erlangga, 2007), h. 93. 50
skala Reamur.51 Pada masing-masing skala memiliki titik didih dan titik beku yang berbeda. Berikut ini adalah termometer skala Celcius, Fahrenheit, Kelvin, dan Reamur dapat dilihat pada Gambar 2.9 di bawah ini:
Gambar 2.9 Termometer Skala Celcius, Fahrenheit, Kelvin, dan Reamur
Secara umum hubungan antara satu skala dan skala yang lain dapat dirumuskan sebagai berikut:52
= …… ……… (2.1)
Keterangan :
Td= Titik didih
Tb= Titik beku
X = Termometer skala X Y = Termometer skala Y
Misalkan terdapat dua skala sembarang yaitu skala X dan skala Y dengan titik beku TbX dan TbY serta titik didih TdX dan TdY. Hal tersebut diilustrasikan
pada Gambar 2.10 di bawah ini:
Gambar 2.10 Skala pada Termometer X dan Termometer Y
51I Made Astra.,Op. Cit. h. 171. 52
2. Pemuaian
Setiap zat tersusun atas partikel-partikel kecil yang bergetar. Jika sebuah benda dipanaskan, maka partikel-partikelnya akan bergetar lebih cepat. Hal ini menyebabkan perubahan fisik benda yang dikenal dengan istilah pemuaian. Pemuaian secara kuantitatif adalah bertambahnya panjang, luas, volume akibat pengaruh kenaikan suhu pada suatu benda.53
a) Pemuaian Zat Padat
Pada umumnya setiap benda akan memuai apabila dipanaskan. Besar pemuaian yang terjadi bergantung pada tiga hal, yaitu ukuran awal benda, karakteristik bahan, dan besar perubahan suhu benda.54 Pada zat padat terjadi sekurang-kurangnya 3 pemuaian, yaitu muai panjang, muai luas dan muai volume.55 Muai panjang adalah pertambahan panjang yang diakibatkan oleh naiknya suhu benda. Muai panjang dapat dirumuskan sebagai berikut:56
l = l0 .α . T………(2.2) Keterangan :
l= Pertambahan panjang kawat (m) l0 = Panjang kawat mula-mula (m)
α = Koefisien muai panjang bahan (°C-1) T= Perubahan suhu (°C)
Muai luas adalah bertambahnya luas suatu benda diakibatkan karena kenaikan suhu benda. Pertambahan luas pada benda dapat dirumuskan sebagai berikut:57
∆A= A0 .β .∆T………(2.3)
Keterangan :
∆A= Pertambahan luas (m2) A0= Luas mula-mula (m2)
53Marthen Kanginan, Fisika untuk SMA kelas X (Jakarta: Erlangga, 2007), h. 96. 54I Made Astra.,Op. Cit. h. 173.
55
Karyono, Dewi satya Palupi, dan Suharyanto, Fisika untuk Kelas X SMA dan MA, (Jakarta : Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional), 2009.h. 117.
β = Koefisien muai luas (/°C)
∆T = Perubahan suhu (°C)
Dengan cara yang sama, pertambahan volume akibat pemuaian benda-benda yang nyata dapat dirumuskan sebagai berikut:58
∆V= V0 .γ .∆T………..(2.4)
Keterangan :
∆V = Pertambahan volume (m3) V0 = Volume mula-mula (m3) γ = Koefisien muai volume (°C-1)
∆T = Perubahan suhu (°C) b) Pemuaian Zat Cair
Zat cair mengalami pemuaian volume lebih besar dibandinglan pemuaian volume zat padat.pada umumnya benda memuia ketika dipanaskan, tetapi berbeda dengan air pada rentang suhu 0°C-4°C. Pada rentang ini, air akan menyusut ketika dipanaskan. Setelah melampaui suhu 4°C, air kembali berperilaku normal yakni memuai ketika dipanaskan.Dengan demikian air memiliki massajenis terbesar saat suhunya 4°C keunikan perilaku air ini disebut anomali air.59
c) Pemuaian Zat Gas
Seperti halnya zat padat dan cair, zat gas juga mengalami pemuaian. Pemuaian pada gas dipengaruhi oleh variabel-variabel suhu (T), volume (V), dan tekanan (P). Hal ini berkaitan dengan Teori kinetik gas yang akan dipelajari di kelas XI.60
2) Kalor
Kalor didefinisikan energi yang ditransfer dari satu benda ke yang lainnya karena adanya temperatur.61 Suatu benda mengalami kenaikan suhu karena benda tersebut menyerap kalor. Banyaknya kalor yang diserap oleh benda bergantung pada seberapa besar kenaikan suhu yang terjadi. Selain bergantung pada kenaikan
58
Ibid, h.100.
59I Made Astra.,Op. Cit. h. 176. 60Ibid,
suhu benda, kalor yang diserap benda juga bergantung pada massa benda dan bahan penyusun benda yang dapat dirumuskan melalui persamaan berikut:62
Q = mc∆T……….(2.5)
Keterangan :
Q = kalor yang diserap atau dilepas benda (J) m = massa benda (Kg)
c = kalor jenis benda (J.Kg-1°C-1)
∆T = Perubahan suhu (°C)
Pengaruh massa benda terhadap kalor yang diserap dapat diselidiki melalui percobaan berikut. Panaskan dua bejana di atas kompor, yang satu berisi 1 kg air dan yang satu lagi berisi 3 kg air. Kemudian ukurlah perubahan suhu kedua air tersebut. Terlihat bahwa air yang jumlahnya sedikit akan jauh lebih cepat bertambah suhunya dibandingkan dengan air yangjumlahnya banyak. Dengan kata lain, untuk menaikkan suhu air sampai rentang yang sama, air yang jumlahnya sedikit akan memerlukan kalor yang jumlahnya sedikit pula.63
a) Kalor Jenis
Kalor jenis adalah sifat khas suatu zat yang menunjukkan kemampuannya untuk menyerap kalor. Kalor jenis menunjukkan karakteristik suatu zat.64
=
. ………..(2.6)Keterangan :
Q = kalor (joule) m = massa benda (kg)
c = kalor jenis benda (J.kg-1°C-1)
∆T = perubahan suhu (°C)
b) Kapasitas Kalor
Kapasitas kalor didefinisikan sebagai banyaknya kalor yang diperlukan untuk menaikkan suhu suatu benda sebesar 1°C.65 Secara matematis dapat disimpulkan sebagai berikut:66
62Marthen Kanginan, Fisika untuk SMA kelas X, (Jakarta: Erlangga, 2007), h. 110. 63I Made Astra.,Op. Cit. h. 179.
=
∆ = .∆ = . ………(2.7)
Keterangan :
Q = kalor (joule) m = massa benda (kg)
c = kalor jenis benda (J.kg-1°C-1) C = kapasitas kalor (J.°C-1)
∆T = perubahan suhu (°C) c) Perubahan Wujud Zat
Jika kalor diberikan pada suatu zat pada tekanan konstan,maka biasanya suhu zat akan naik. Namun, pada kondisi tertentu suatu zat dapat menyerap kalor dalam jumlah yangbesar tanpa mengalami perubahan pada suhunya.Hal ini menyebabkan perubahan wujud zat.67Fase perubahan wujud zat dapat dilihat pada Gambar 2.11 di bawah ini:
Gambar 2.11 Proses Perubahan Wujud
d) Kalor Laten
Kalor latenada dua jenis, yaitu kalor lebur dan kalor didih. Kalor lebur adalah kalor yang dibutuhkan untuk mengubah 1 kg zat dari zat padat menjadi cair. Sedangkan kalor didih adalah kalor yang dibutuhkan untuk merubah suatu zat dari fase cair ke uap.68
Q = m.L………(2.8)
65Ibid.,
66 Karyono, Dewi satya Palupi, dan Suharyanto, Fisika untuk Kelas X SMA dan MA,
(Jakarta: Pusat Perbukuan, Departemen Pendidikan Nasional, 2009),h. 111. 67Ibid. h. 112.
68I Made Astra, Fisika Untuk SMA dan MA Kelas X, (Jakarta: Piranti Darma Kalokatama,
Keterangan :
Q = kalor (joule)
L = kalor laten (J.kg-1°C-1s) m = massa (kg)
e) Azas Black
Pada peristiwa pencampuran dua zat yang berbeda suhunya, ada satu azas penting yang harus digunakan, yaitu azas black. Azas black menyatakan bahwa
:“Jika dua zat yang suhunya berbeda dicampur, zat yang suhunya tinggi akan
melepaskan sejumlah kalor yang akan diserap oleh zat yang suhunya lebih rendah”. Pernyataan tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:69
Qlepas= Qterima………(2.9)
3) Perpindahan Kalor
a) Konduksi
Konduksi adalaha perpindahan kalor yang tidak disertai perpindahan partikel benda.70
= = . .∆ ………(2.10)
Keterangan :
H = kalor persatuan waktu (J.s-1) k = konduktifitas termal (W.m-1°C-1) A = luas permuakaan (m2)
b) Konveksi
Konveksi adalah perpindahan kalor disertai dengan perpindahan partikel benda. Contohnya angin laut dan angin darat, prinsip kerja hair dryer. Persamaan yang digunakan dalam mencari laju konveksi benda adalah sebagai berikut:71
……...………….………….(2.11)
Keterangan :
H = kalor persatuan waktu (J.s-1) h = koefisien konveksi (W.m-1°C-1) A = luas permuakaan (m2)
69Karyono, dkk.Op.Cit. h. 130.
70Marthen Kanginan, Fisika untuk SMA kelas X, (Jakarta: Erlangga, 2007), h. 133. 71Ibid.,h. 138.
t h.A. t
Q
c) Radiasi
Radiasi adalah perpindahan kalor tanpa melalui medium.Kalor berpindah dalam bentuk gelombang elektromagnetik. Laju kalor yang dihasilkan benda tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:72
………(2.12)
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Beberapa penelitian yang berhubungan dengan media pembelajaran
zooming presentation, antara lain sebagai berikut:
1. Penelitian sKulwadee Axtell (2008) yang berjudul “The Effect of Presentation Software on Classroom Verbal Interaction and on Student Retention of Higher
Education Lecture Content” menunjukkan bahwa ceramah yang disampaikan
oleh software presentasi lebih efektif dalam hal retensi siswa dibandingkan dengan dua format lain: ceramah dengan overhead transparansi atau kuliah tanpa alat bantu visual. Ada perbedaan dengan format presentasi dalam durasi mahasiswa atau frekuensi interaksi.73
2. Penelitian Artem Pecheny (2010) dalam “Zooming User Interface In
Presentations For Learning” menyatakan bahwa penggunaan Zooming User
Interface dapat memperbesar dan memperkecil tampilan presentasi dan dapat
menghubungkan antara bagian yang satu dengan bagian lainnya tanpa beralih dari frame ke frame. Presentasi yang berbasis zooming user interface ini menyajikan penjelasan yang interaktif dalam pembelajaran.74
3. Penelitian Nicole L. White dalam tesisnya yang berjudul “Prezi vs Power
Point: Finding the right tool for the job” menyatakan bahwa prezi merupakan desain visual presentasi yang menyenangkan. Penggunaan prezi sebagai media
72Ibid., h. 141.
73Kulwadee Axtell, The Effect of Presentation Software on Classroom Verbal Interaction
and on Student Retention of Higher Education Lecture Content. International Journal of Technology in Teaching and Learning,2008 4(1), h.21–33.
74 Artem Pecheny, Zooming User Interface: in Presentation For Learning, International Journal Information Theories and Applications, Vol. 17, Number 4, 2010.
T A. . e t Q
presentasi membuat tampilan presentasi menjadi sangat menakjubkan. Sehingga audience tertarik dan fokus dalam menyimak presentasi.75
4. Penelitian Nora Strasser (2013) yang berjudul “Using Prezi In Higher Education”. Menyatakan bahwa menggunakan prezi di perguruan tinggi sangat
bermanfaat bagi pengalaman pendidikan. Menggunakan prezi dalam perkuliahan, dapat menjaga minat siswa yang tnggi dan memfasilitasi pemahaman tentang keterkaitan topik. Prezi adalah cara terbaik untuk memvariasikan pengiriman bahan-bahan kuliah untuk mengurangi kebosanan dan memfasilitasi pemahaman. Siswa dapat membuat presentasi lebih kolaboratif dan kreatif dengan menggunakan prezi. Prezi adalah salah satu alat yang digunakan untuk menjaga kelas tempat yang menarik dan interaktif.76 5. Penelitian oleh Anjar Miska Prayoga, dkk dalam jurnalnya yang berjudul
penggunaann “Media Prezi dan Metode Pembelajaran Snowball Throwing
untuk meningkatkan prestasi belajar Akuntansi” yang bertujuan untuk
mengetahui peningkatan prestasi belajar akuntansi menggunakan media prezi dan metode pembelajaran Snowball Throwing. Menyatakan bahwa penggunaan media prezi dapat meningkatkan keaktifan siswa sebesar 18,8% dan peningkatan prestasi belajar sebesar 21,6%.77
6. Penelitian Mohammad Yusuf Ridho dan Wasis dalam jurnalnya yang berjudul “Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Prezi untuk meningkatkan
keterampilan