• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN A (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN A (1)"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN AUDIO

VISUAL DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BOLAVOLI

Yulingga Nanda Hanief, M. Anis Zawawi Penjaskesrek – Universitas Nusantara PGRI Kediri

ynh90@unpkediri.ac.id

Abstrak

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan media pembelajaran audio visual terhadap peningkatan hasil belajar passing atas pada permainan bolavoli. Sasaran penelitian ini adalah siswa kelas MIN Termas Baron Tahun Ajaran 2014 – 2015 yaitu siswa kelas IV sebanyak 37 siswa sebagai kelompok eksperimen dan siswa kelas V sebanyak 39 siswa sebagai kelompok kontrol. Metode dalam analisa ini menggunakan metode statistik kuantitatif desikriptif dan komparatif.

Hasil penelitian adalah sebagai berikut: (1) Hasil dari angket FCE dapat disimpulkan bahwa: guru yang bagus mampu memberikan sesuatu yang mengesankan pada siswa dan memberikan pengalaman gerak baru. (2) Hasil dari lembar observasi kelas dikjasor dapat disimpulkan bahwa: hasil pengamatan sikap dari guru dan siswa selama tiga kali pertemuan menunjukkan bahwa proses pembelajaran pada saat penelitian sudah berjalan dengan cukup baik. Hal itu terbukti dari ketiga tatap muka tersebut diperoleh presentase dengan kategori cukup. (3) Hasil belajar passing atas dapat disimpulkan bahwa: penerapan pembelajaran menggunakan media audio visual dalam permainan bolavoli ternyata memberikan rata-rata peningkatan yang positif pada siswa kelompok eksperimen sebesar 15,9% dan siswa kelompok kontrol sebesar 2,4% terhadap hasil belajar passing atas. Hasil uji beda antar kelompok menunjukan bahwa nilai thitung 3,222 > nilai ttabel 2,0. Dengan kata lain bahwa

penerapan pembelajaran dengan menggunakan media audio visual pada kelompok eksperimen memberikan pengaruh yang lebih baik dan signifikan dari pada kelompok kontrol terhadap peningkatan hasil belajar passing atas, siswa pada permainan bolavoli.

Kata Kunci : Media Pembelajaran Audio Visual, Hasil Belajar Bolavoli.

Abstract

(2)

control group. The method in this analysis using desikriptif quantitative statistical methods and comparative.

The results of the research are as follows: (1) The results of the questionnaire FCE can be concluded that: a good teacher is able to give something memorable to the students and provide a new motion experience. (2) The results of the observation dikjasor class can be concluded that: observations of the attitude of the teachers and students during the three meetings showed that the process of learning at the time of research has been running well enough. It was evident from the third-to-face with the percentage obtained enough category. (3) The learning result of over hand pass it can be concluded that: the application of audio-visual learning media in a volleyball game turned out giving an average of positive improvement in students the experimental group was 15.9% and the control group students by 2.4% learning results of over hand pass. The test results showed that the difference between groups tcount 3.222> 2.0 ttabel value. In other words, the application of audio-visual

learning media in the experimental group influence and significantly better than the control group to increase learning result of over hand pass in volleyball game.

Key Words : audio-visual learning media, learning results of over hand pass in the volleyball game.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Belajar adalah proses yang cukup kompleks dalam diri seseorang dalam merubah tingkah lakunya ke arah yang lebih baik. Berbagai persoalan, kondisi, dan situasi sekitarnya merupakan faktor-faktor yang memengaruhi proses belajar. Interaksi antara individu yang satu dan individu yang lain ataupun individu dengan lingkungannya akan memberikan dampak tersendiri bagi perubahan tingkah laku yang hendak dicapai dalam proses belajar. Lebih jauh, belajar yang terstruktur atau formal dituntut untuk mencapai tujuan belajar lebih efektif dan efisien. Dalam hal ini, antara guru dan siswa mesti terjalin hubungan komunikasi dan interaksi yang baik. Dalam arti guru dalam mentransformasi ilmu pengetahuan kepada siswanya harus jeli dan tepat membangun hubungan komunikasi dan interaksi agar tercapai hasil yang maksimal.

(3)

dan utuh. Dalam hal ini, media memiliki peranan yang penting untuk menjembatani komunikasi dan interaksi yang hendak dibangun.

Dengan media yang menghasilkan interaksi transformasi ilmu pengetahuan yang nyata, akan membantu guru dan siswa menjalin hubungan komunikasi dan interaksi. Dalam proses pembelajaran, seorang guru dapat menggunakan media sebagai sarana yang baik untuk menyampaikan informasi atau bahan ajar sehingga materi dapat diterima atau diserap dengan baik oleh siswa.

Menurut Hamalik dalam Arsyad, ”Pemakaian media pembelajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap siswa. Dengan kata lain, media pembelajaran di samping menjadi perantara guru dan siswa dalam memahami materi ajar, juga merangsang pola pikir siswa”.1

Gaya mengajar seorang guru merupakan suatu pendekatan yang digunakan dalam mengolah bahan pengajaran dan merubah situasi lingkungan mengajar sedemikian rupa dalam rangka tercapainya tujuan tertentu, yaitu tujuan pendidikan dan pengajaran di sekolah. Berdasarkan observasi yang telah dilakukan oleh peneliti, di MIN Termas Baron Nganjuk ini proses pembelajaran belum menggunakan media audio visual. Oleh sebab itu, peneliti hendak menerapkan inovasi pembelajaran dengan menggunakan media pembelajaran audio visual untuk meningkatkan hasil belajar siswa S MIN Termas Baron Nganjuk.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya pembaharuan dalam memanfaatkan hasil-hasil teknologi dalam proses belajar. Para guru dituntut agar mampu menggunakan alat-alat yang dapat disediakan di sekolah, dan tidak tertutup kemungkinan bahwa alat-alat tersebut sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Penggunaan media audio visual dirasa penting dalam memfasilitasi siswa supaya dapat menerima pelajaran yang disampaikan. Hal ini dibutuhkan mengingat guru tidak selalu berperan sebagai pemateri. Jikalau penyajian materi sudah dapat digantikan oleh media, maka peran guru beralih menjadi fasilitator yaitu memberikan kemudahan bagi siswa untuk belajar (Prihantono).2 Sebagai contoh, seorang guru menyampaikan materi

tentang teknik dasar passing atas bolavoli dengan menggunakan media audio visual kepada siswa, selanjutnya pasca pemberian materi tersebut guru memberikan praktek di

1 Arsyad, Azhar, 2007. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Halaman 15

2 Prihantono, Hariadi, 2006. Pengaruh Penggunaan Multimedia Terhadap Hasil Belajar Sepak Bola (studi siswa

(4)

lapangan agar nantinya siswa dapat berpartisipasi aktif serta mampu dengan mudah dalam menyerap materi yang disampaikan oleh guru.

Dengan demikian, penggunaan bantuan media audio visual diharapkan dapat memberikan kemudahan bagi siswa untuk memahami teknik dasar passing atas bolavoli yang selanjutnya dapat dipraktekkan di lapangan sehingga respon siswa terhadap gerakan-gerakan yang diajarkan pada materi ini dapat terealisasi dengan baik dan benar.

Kegiatan belajar mengajar merupakan proses transformasi ilmu pengetahuan yang melibatkan berbagai aspek. Berbagai aspek tersebut semisal tenaga pendidik dan lingkungan tempat berlangsungnya proses pembelajaran tersebut memiliki peranan penting dalam mendorong dan menciptakan motivasi belajar siswa. Dengan adanya motivasi yang kuat, kondisi belajar yang kondusif, maka diharapkan adanya semangat aktivitas dan kreativitas siswa.

Lebih jauh, Majid menegaskan bahwa ada tujuh hal yang harus diperhatikan, yaitu ruang belajar, pengaturan sarana belajar, susunan tempat duduk, penerangan, suhu pemanasan sebelum masuk ke materi yang akan dipelajari dan bina suasana dalam pembelajaran.3

Dengan kata lain, pengelolaan kelas yang fleksibel dan mudah disesuaikan dengan siswa, merupakan cerminan dari suasana belajar yang efektif dan efisien. Pengelolaan kelas sebagai upaya menciptakan lingkungan yang kondusif, menurut E. Mulyasa (dalam Majid dapat dikembangkan melalui berbagai layanan dan kegiatan sebagai berikut:

1. Memberikan pilihan bagi siswa yang lambat maupun yang cepat dalam melakukan tugas pembelajaran.

2. Memberikan pelajaran remedial bagi siswa yang kurang berprestasi atau berprestasi rendah.

3. Mengembangkan organisasi kelas yang efektif, menarik, nyaman, dan aman bagi perkembangan potensi seluruh siswa secara optimal.

4. Menciptakan suasana kerjasama saling menghargai baik antar siswa maupun antara siswa dengan guru dan pengelolaan pembelajaran yang lain.

5. Melibatkan siswa dalam proses perencanaan belajar dan pembelajaran.

6. Mengembangkan proses pembelajaran sebagai tanggung jawab bersama antara siswa dengan guru, sehingga guru lebih banyak bertindak sebagai fasilitator dan sebagai sumber belajar.

(5)

7. Mengembangkan sistem evaluasi belajar dan pembelajaran yang menekankan pada evaluasi diri.4

Uraian di atas menegaskan bahwa kelas efektif adalah kelas yang memiliki suasana yang kondusif, dimana di dalam proses pembelajaran terjadi interaksi dan komunikasi yang baik antara guru dan siswa. Guru memegang kendali dalam kelas, baik dalam penataan ruang kelas saat pembelajaran berlangsung ataupun menciptakan inovasi pembelajaran yang baru sehingga suasana di dalam kelas tidak vakum.

Media sering juga disebut sebagai perangkat lunak yang bukan saja memuat pesan atau bahan ajar untuk disalurkan melalui alat tertentu tetapi juga dapat merangsang pikiran, perasaan dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar pada dirinya. Dalam hal ini Soepartono menegaskan:

“Media harus digunakan secara kreatif dalam arti guru harus menyiapkan dan merancang dengan tepat agar memungkinkan peserta didik belajar lebih banyak, mencamkan lebih baik apa yang dipelajari dan meningkatkan performa mereka sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. Disinilah guru dituntut untuk lebih hati-hati dalam memilih dan menetapkan media yang tepat.” (Soepartono).5

Teknologi audio visual merupakan cara menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan mesin-mesin dan elektronik untuk menyajikan pesan-pesan audio dan visual. Pengajaran melalui audio visual jelas bercirikan pemakaian perangkat keras selama proses belajar, seperti mesin proyektor film, ataupun tayangan dengan menggunakan Video Compact Disk (VCD). Jadi, pengajaran melalui media audio visual adalah produksi dan penggunaan materi yang penyerapannya melalui pandangan dan pendengaran serta tidak seluruhnya bergantung pada pemahaman kata atau simbol-simbol yang serupa. Dale dalam Arsyad, memperkirakan bahwa pemerolehan hasil belajar melalui indra pandang berkisar 75%, melalui indra dengar sekitar 13%, dan melalui indra lainnya sekitar 12%.6

Dari beberapa pendapat di atas, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa informasi atau pengetahuan yang diterima secara visual lebih mudah diserap dan dipahami dalam ingatan seseorang, sehingga bila hal itu dikombinasikan dengan audio (melalui indra pendengaran), maka hasil proses pembelajaran yang berlangsung akan lebih maksimal. Oleh karena itu sebaiknya penyampaian bahan ajar diberikan dengan

4 Majid, Abdul, 2007. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Halaman 165

5 Soepartono, 2000. Media Pembelajaran. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Halaman 10

(6)

kombinasi diantara keduanya yaitu audio visual, bahkan bila memungkinkan dan diperlukan juga dapat diberikan rangsangan melalui indra yang lain.

Dale dalam Arsyad, mengemukakan bahwa bahan-bahan audio visual dapat memberikan banyak manfaat asalkan guru dapat berperan aktif dalam proses pembelajaran. Lebih jauh, dalam memanfaatkan media dalam menyajikan materi, guru dituntut untuk dapat berinteraksi langsung secara intens.7 Hal ini, Menurut Arsyad

bertujuan untuk:

1. Meningkatkan rasa saling pengertian dan simpati dalam kelas 2. Membuahkan perubahan signifikan tingkah laku siswa

3. Membawa kesegaran dan variasi bagi pengalaman belajar siswa

4. Membuat hasil belajar lebih bermakna bagi berbagai kemampuan siswa

5. Mendorong pemanfaatan yang bermakna dari mata pelajaran dengan jalan melibatkan imajinasi dan partisipasi aktif yang mengakibatkan meningkatnya hasil belajar

6. Memberikan umpan balik yang diperlukan yang dapat membantu siswa menemukan seberapa banyak yang telah mereka pelajari.8

Uraian di atas menegaskan bahwa tujuan dari penggunaan media audio visual adalah terciptanya proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Hal ini dapat diukur dengan kondusifnya suasana ruang belajar. Selain itu, yang dapat dijadikan tolak ukur lainnya adalah keaktifan siswa untuk berperan aktif dalam proses pembelajaran.

Pendidikan jasmani merupakan media untuk mendorong perkembangan motorik, kemampuan fisik, pengetahuan dan penalaran, penghayatan nilai-nilai (sikap-mental-emosional-spritual-dan sosial), serta pembiasan pola hidup sehat yang bermuara untuk merangsang pertumbuhan dan perkembangan yang seimbang. Pendidikan jasmani memiliki peran yang sangat penting dalam mengintensifkan penyelenggaraan pendidikan sebagai suatu proses pembinaan manusia yang berlangsung seumur hidup. Pendidikan jasmani memberikan kesempatan pada siswa untuk terlibat langsung dalam aneka pengalaman belajar melalui aktivitas jasmani, bermain, dan berolahraga yang dilakukan secara sistematis, terarah dan terencana. Pembekalan pengalaman belajar itu diarahkan untuk membina, sekaligus membentuk gaya hidup sehat dan aktif sepanjang hayat.

Menurut SK Menpora Nomor 055 A / MENPORA / 1994 menerangkan bahwa : “Pendidikan Jasmani adalah suatu proses pendidikan yang dilakukan secara sadar dan sistematis melelui berbagai kegiatan jasmani dalam rangka

7 Arsyad, Azhar, 2007. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Halaman 23

(7)

memperoleh kemampuan dan keterampilan jasmani, pertumbuhan fisik, kecerdasan dan pembentukan watak”. (Nurhasan, dkk.)9

Bolavoli adalah olahraga yang dimainkan oleh dua tim dalam satu lapangan yang dipisahkan oleh sebuah net. Terdapat versi yang berbeda tentang jumlah pemain, jenis/ukuran lapangan, angka kemenangan yang digunakan, untuk keperluan tertentu. Namun, pada hakikatnya permainan bolavoli bermaksud menyebarluaskan kemahiran bermain kepada setiap orang yang meminatinya (PBVSI).10

Tujuan dari permainan adalah melewatkan bola diatas net agar dapat jatuh menyentuh lantai lapangan lawan dan untuk mencegah usaha yang sama dari lawan. Setiap tim dapat memainkan tiga pantulan untuk mengembalikan bola (diluar perkenaan blok).

Menurut Irsyada,”Permainan bolavoli adalah olahraga beregu dimana setiap regu berada pada petak / daerah permainan masing-masing yang dibatasi oleh net, bola dimainkan dengan satu atau kedua tangan secara hilir mudik atau bolak-balik melalui atas net secara teratur sampai bola menyentuh lantai (mati) dipetak / daerah lawan dan mempertahankan bola agar tidak mati di daerah permainan sendiri”.11

Dalam permainan bolavoli bukan teknik saja, tetapi fisik, taktik serta mental juga mempunyai pengaruh yang sangat besar. Teknik dasar merupakan suatu hal yang sangat penting dan harus dikuasai oleh siswa dalam bermain bolavoli.

Teknik adalah cara melakukan atau melaksanakan sesuatu untuk mencapai tujuan tertentu secara efektif dan efisien yang sesuai dengan peraturan-peraturan permainan yang berlaku untuk mencapai suatu hasil yang optimal. Menurut Yunus teknik dasar bermain bolavoli meliputi:

(1) Passing (mengoper) (2) Service (menyajikan) (3) Set up (mengumpan) (4) Block (bendungan) (5) Spike / Smash12

9Nurhasan, dkk. 2005. Petunjuk Praktis Pendidikan Jasmani. Surabaya : Unesa University

Press. Halaman 2

10PBVSI, 2005. Peraturan Permainan Bolavoli. Jakarta : FIVB. Halaman 1

11 Irsyada, Machfud, 2000. Bola Voli. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan

Dasar dan Menengah. Halaman 13-14

12 Yunus, M. 1992. Olahraga Pilihan Bolavoli. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat

(8)

Passing atas merupakan salah satu teknik dasar dalam permainan bolavoli dimana bola dimainkan dengan dua tangan di atas kepala, tepatnya dengan jari-jari kedua telapak tangan. Bagian dalam jari-jari digunakan untuk memainkan bola. Cara melakukan teknik

passing atas adalah jari-jari tangan terbuka lebar dan kedua tangan membentuk mangkuk hampir saling berhadapan. Sebelum menyentuh bola, lutut sedikit ditekuk hingga tangan

berada di muka setinggi hidung. Sudut antara sikut dan badan 450. Bola disentuhkan

dengan cara meluruskan kedua kaki dan lengan.sikap pergelangan tangan dan jari-jari tidak berubah.

METODE PENELITIAN

Variabel menurut Maksum adalah suatu konsep yang memiliki variabilitas atau keragaman. Sedangkan konsep itu sendiri adalah abstraksi atau penggambaran dari suatu fenomena atau gejala tertentu.13 Variabel penelitian ini adalah:

1. Variabel bebas (X): Penggunaan Media Pembelajaran Audio Visual 2. Variabel terikat(Y): Hasil Belajar Passing Atas dalam Permainan Bolavoli

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik penelitian eksperimen, Selanjutnya peneliti menggunakan desain penelitian Randomized Control Pretest-Posttest Design dengan bentuk sebagai berikut:

R

R

Gambar 3.1 Desain Penelitian Keterangan:

T1 = Pretest

T2 = Posttest

X = Perlakuan

__ = Kontrol

R = Random

Pendekatan dalam penelitian ini menggunakan statistik kuantitatif deskriptif pada angket Formative Class Evaluation (FCE) dan lembar evaluasi kelas dikjasor, dan statistik kuantitatif komparatif pada hasil belajar passing atas dalam permainan bolavoli, dimana adanya perlakuan terhadap subyek

13 Maksum, Ali, 2006. Diktat Metodologi Penelitian dalam Olahraga. Surabaya: Unesa. Halaman 23

T1 X T2

(9)

Dalam penelitian ini dilaksanakan di MIN Termas Baron Kabupaten Nganjuk, mengingat letak geografis yang sangat strategis dalam hal biaya.

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian

Agustus September Oktober

KEGIATAN 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1. Persiapan 2. Penelitian 3. Analisa Data 4. Penyajian data

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV dan V MIN Termas Baron Kabupaten Nganjuk tahun ajaran 2014 - 2015 yang mengikuti mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan. Sedangkan jumlah anggota populasi adalah seluruh subyek kelas siswa kelas IV dan V MIN Termas Baron tahun ajaran 2014 – 2015 yang terbagi dalam 6 kelas dengan jumlah siswa keseluruhan 76 siswa. Keseluruhan populasi dijadikan sebagai samel.

Sarana yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Tembok atau dinding

2. Peluit

3. Stop Watch

4. Bola Voli

5. Paper pencatat skor

6. Kertas asturo sebagai garis

7. Televisi

8. Video Compact Disk

9. Laboratorium Bahasa

Instrumen penelitian merupakan alat bantu untuk mendapatkan data yang diinginkan. Dalam penelitian ini instrumen yang digunakan adalah FCE, lembar observasi kelas dikjasor yang dilakukan setiap tatap muka pembelajaran dan American Alliance for Health, Physical Education and Recreation (AAHPER) face wall volley test (Azlan).14

Sebagai usaha mengumpulkan data yang relevan dalam penelitian ini, maka peneliti menggunakan metode pengumpulan data sebagai berikut:

14 Azlan. http://72.14.235.132/search?

(10)

Metode angket adalah daftar pertanyaan yang didistribusikan untuk diisi atau dijawab oleh responden di bawah pengawasan peneliti. Dalam hal ini angket yang digunakan oleh peneliti berjumlah 9 item pertanyaan yang diberikan kepada 37 siswa kelas IV sebagai kelompok eksperimen, untuk mengetahui sejauh mana pengetahuan siswa setelah mendapat materi teknik dasar passing atas bolavoli melalui media audio visual.

Dalam hal ini angket yang akan diberikan dan diisi oleh siswa yaitu lembar kuisioner FCE untuk mengetahui proses pembelajaran dilihat dari sisi pendapat siswa (Suroto).15 Sedangkan bagi pengamat proses pembelajaran dikjasor diberikan lembar

observasi kelas dikjasor (Wijaya, Agus dan Astono) untuk mengetahui kegiatan guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung.16

Lembar kuisioner FCE diisi dan dikumpulkan sesaat setelah pembelajaran dikjasor selesai. Siswa yang mengikuti pembelajaran diberikan selembar kuesioner FCE

dan diminta untuk melingkari pilihan jawaban sesuai dengan butir pertanyaan dalam kuesioner tersebut. Lembar kuisioner FCE terdiri dari 9 pertanyaan yang terdiri dari 4 komponen pokok yaitu hasil, kemauan, metode, dan kerjasama. Hasil dijabarkan dalam pertanyaan 1, 2 dan 3; kemauan dijabarkan dalam pertanyaan nomor 4 dan 5; metode dijabarkan dalam pertanyaan nomor 6 dan 7; dan kerjasama dijabarkan dalam pertanyaan nomor 8 dan 9. Kuesioner ini dirancang untuk siswa, sesaat setelah guru selesai memberikan materi pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan.

Berdasarkan rumusan masalah, maka untuk menganalisis data yang telah terkumpul peneliti menggunakan langkah-langkah menurutn Sudjana sebagai berikut : 1. Menghitung skor angket yang telah diberikan pada tiap pertemuan pada kelompok

eksperimen

2. Menghitung Mean, untuk mencari rata-rata dari perhitungan pretest dan posttest dan perhitungan angket yang telah diisi siswa pada tiap pertemuan

3. Menghitung Standar Deviasi, untuk mencari penyimpangan suatu nilai dari mean 4. Menghitung Varian, untuk mencari ukuran variabilitas yang dihitung dengan cara

mengkuadratkan Standart Deviasi

15 Suroto, 2005. Examining the Relationship Among Students’ Physical Activity Level, Students’ Learning

Behaviors, and Students’ Formative Class Evaluation During Elementary School Physical Education Classes. “Dissertation” Doctoral Program of Health and Sport Sciences University of Tsukuba: Japan. Halaman 23 16 Wijaya, Agus dan Astono, 2006. Uji Coba Instrumen Baku Evaluasi Pembelajaran Dikjasor di SLTP Negeri

(11)

5. Menghitung Uji-t, untuk mencari perbedaan atau selisih antara pretest dan posttest

pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, yaitu dengan rumus Uji-t sebagai berikut :

t : Nilai statistik t untuk perbandingan S : Simpangan baku

X1: Mean dari kelompok eksperimen

X2: Mean dari kelompok kontrol

N1: Jumlah sampel kelompok eksperimen

N2 : Jumlah sampel kelompok kontrol

S1 : Varian dari kelompok eksperimen

S2 : Varian dari kelompok kontrol17

6. Untuk menghitung seberapa besar prosentase peningkatan rata-rata hasil belajar

passing atas antara pretest dan posttest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol digunakan rumus sebagai berikut:

7. Untuk mempermudah penafsiran terhadap hasil analisis persentase yang digunakan dalam penilaian lembar observasi kelas dikjasor, maka digunakan klasifikasi persentase berupa penafsiran sebagai berikut:

17 Sudjana. 1989. Statistik. Bandung : Tarsito. Halaman 239

(12)

(75%-100%) = baik (60%-74%) = cukup

(  60%) = kurang baik (Arikunto)19

PEMBAHASAN

Pembahasan ini akan menguraikan hasil penelitian tentang pengaruh penggunaan media pembelajaran audio visual dalam meningkatkan hasil belajar passing atas dalam permainan bolavoli. Dalam pelaksanaan pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan di sekolah secara umum peran guru masih sangat dominan sehingga siswa hanya menerima pelajaran dan mereka tidak dapat belajar sesuai dengan tahap perkembanganya. Oleh karena itu maka perlu diberikan suatu model pembelajaran yang menempatkan siswa sebagai subyek belajar yang mana siswa berperan aktif dalam setiap proses pembelajaran.

Penerapan pembelajaran penggunaan media audio visual adalah model pembelajaran yang penyerapannya dilakukan melalui pandangan dan pendengaran serta tidak seluruhnya bergantung pada pemahaman kata atau simbol-simbol yang serupa. Informasi atau pengetahuan yang diterima secara visual lebih mudah diserap dan dipahami dalam ingatan seseorang, sehingga bila hal itu dikombinasikan dengan audio (melalui indra pendengaran), maka hasil proses pembelajaran yang berlangsung akan lebih maksimal.

Pada penelitian ini akan diungkapkan bagaimana pengaruh penggunaan media pembelajaran audio visual terhadap penyerapan siswa pada pembelajaran passing atas dalam permainan bolavoli. Dalam hal ini yang diukur adalah proses pembelajaran dilihat dari sisi pendapat siswa dengan menggunakan angket FCE, proses pembelajaran yang dilihat dari sikap guru dan siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung dengan menggunakan lembar evaluasi kelas dikjasor, dan hasil belajar passing atas dalam permainan bolavoli.

Pembelajaran permainan bolavoli merupakan salah satu kompetensi dasar yang masuk dalam pembelajaran pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan di sekolah, oleh karena itu dalam rangka menumbuhkan peningkatan kualitas siswa pada pembelajaran

19 Arikunto, Suharsimi, 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

(13)

bolavoli diperlukan bentuk-bentuk model pengajaran yang bervariasi dan menarik bagi siswa agar menimbulkan rasa senang dan gembira sehingga kemampuan siswa dalam permainan bolavoli menjadi meningkat. Salah satu bentuk teknik dasar dalam olahraga bolavoli adalah passing atas. Passing atas merupakan salah satu teknik dasar dalam permainan bolavoli dimana bola dimainkan dengan dua tangan di atas kepala, tepatnya dengan jari-jari kedua telapak tangan.

Sesuai dengan rumusan masalah, tujuan penelitian dan hasil penelitian tentang pengaruh penggunaan pembelajaran media audio visual dalam meningkatkan hasil belajar

passing atas permainan bolavoli, diketahui bahwa:

1. Hasil analisa deskriptif dilihat dari sisi pendapat siswa dengan menggunakan angket

FCE dapat disimpulkan bahwa: guru yang bagus mampu memberikan sesuatu yang mengesankan pada siswa dan memberikan pengalaman gerak baru. Selain dua hal tersebut, guru juga harus mampu mengelola kelas dengan baik, sehingga tercipta suasana yang kondusif dilihat dari siswa melakukan tugas gerak dengan sungguh-sungguh, senang, tidak merasa terpaksa, dan siswa belajar dengan giat untuk berhasil melakukan tugas gerak tersebut.

2. Hasil analisa deskriptif dilihat dari sikap guru dan siswa dengan menggunakan lembar observasi kelas dikjasor dapat disimpulkan bahwa: hasil pengamatan sikap dari guru dan siswa selama tiga kali pertemuan menunjukkan bahwa proses pembelajaran pada saat penelitian sudah berjalan dengan cukup baik. Hal itu terbukti dari ketiga tatap muka tersebut diperoleh presentase dengan kategori cukup.

3. Hasil analisa penerapan penggunaan media audio visual dalam peningkatan hasil belajar passing atas dalam permainan bolavoli dapat disimpulkan bahwa: penerapan pembelajaran menggunakan media audio visual dalam permainan bolavoli ternyata memberikan rata-rata peningkatan yang positif pada siswa kelompok eksperimen sebesar 15,9% dan siswa kelompok kontrol sebesar 2,4% terhadap hasil belajar

passing atas. Hasil analisa uji t Paired Sample t-test (uji beda untuk sampel berpasangan) dan uji Independent Sample t–test (uji beda antar kelompok) didapatkan: (a) Kelompok eksperimen nilai nilai thitung 6,683 > nilai ttabel 2,02. Dengan kata lain

(14)

signifikan terhadap peningkatan hasil belajar passing atas pada permainan bolavoli.

(b) Kelompok kontrol nilai thitung 0,77 < nilai ttabel 2,02. Dengan kata lain bahwa tidak

terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar passing atas siswa kelompok kontrol sebelum dan sesudah penerapan pembelajaran dalam permainan bolavoli. Hal ini dapat dikatakan, bahwa penerapan pembelajaran passing atas pada kelompok kontrol tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan hasil belajar siswa pada permainan bolavoli.

(c) Hasil uji beda antar kelompok menunjukan bahwa nilai thitung 3,222 > nilai ttabel 2,0.

Dengan kata lain bahwa terdapat perbedaan yang signifikan antara hasil belajar passing

atas siswa kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dalam permainan bolavoli. Hal ini dapat dikatakan, bahwa penerapan pembelajaran dengan menggunakan media audio visual pada kelompok eksperimen memberikan pengaruh yang lebih baik dan signifikan dari pada kelompok kontrol terhadap peningkatan hasil belajar passing atas, siswa pada permainan bolavoli.

KESIMPULAN

Hasil penelitian tentang pengaruh penggunaan media pembelajaran audio visual dalam meningkatkan hasil belajar passing atas dalam permainan bolavoli, dapat disimpulkan yaitu ada pengaruh penggunaan media pembelajaran audio visual dalam meningkatkan hasil belajar passing atas dalam permainan bolavoli. Hal ini dapat dilihat

dari perhitungan uji t yaitu thitung 3,222 > ttabel 2,0 dapat dikatakan bahwa penerapan

pembelajaran dengan menggunakan media audio visual pada kelompok eksperimen memberikan pengaruh yang lebih baik dan signifikan dari pada kelompok kontrol terhadap peningkatan hasil belajar passing atas, siswa pada permainan bolavoli.

DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, Nuril, 2007. Panduan Olahraga Bola Voli. Solo: Era Pustaka Utama.

(15)

Arsyad, Azhar, 2007. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.

Azlan, Mohd Khairil. 2007. Kajian Awal tentang Ujian Kemahiran Asas Motor dan Kecergasan Fizikal, (On Line), (http://72.14.235.132/search? q=cache:IGbrRk9CPO4J:www.fp.utm.my/ePusatSumber/pdffail/ptkghdfwP/KH AIRILAZLANAP040529D2008TTP.pdf+kepanjangan+AAHPER&cd=1&hl=id &ct=clnk&gl=id&client=firefox-a, diakses 11 Mei 2009).

Cahyono, Budi. 2007. Pass Atas Bola Voli, (On Line), (http://pathflife.blogspot.com/2007/12/pass-atas-bola-voli.html, diakses 1 Mei 2009).

Irsyada, Machfud, 2000. Bola Voli. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.

Majid, Abdul, 2007. Perencanaan Pembelajaran. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Maksum, Ali, 2006. Diktat Metodologi Penelitian dalam Olahraga. Surabaya: Unesa.

Maksum, Ali, 2007. Diktat Statistik dalam Olahraga. Surabaya: Unesa.

Nurhasan, dkk. 2005. Petunjuk Praktis Pendidikan Jasmani. Surabaya : Unesa University Press.

Patria, Bhina. 2007. Jenis-Jenis Data: Seri Tutorial SPSS 01, (On Line), (http://inparametric.com/bhinablog/statistics/jenis-jenis-data-seri-tutorial-spss-01, diakses 11 Mei 2014).

PBVSI, 2005. Peraturan Permainan Bolavoli. Jakarta : FIVB.

Prihantono, Hariadi, 2006. Pengaruh Penggunaan Multimedia Terhadap Hasil Belajar Sepak Bola (studi siswa kelas VII SMPN I Tanggulangin Sidoarjo). Skripsi tidak diterbitkan. Surabaya: FIK UNESA

Soepartono, 2000. Media Pembelajaran. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.

Sudjana. 1989. Statistik. Bandung : Tarsito.

Sugiyono. 2006. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta.

Supandi, 1992. Strategi Belajar Mengajar Pendidikan Jasmani dan Kesehatan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Proyek Pembinaan Tenaga Pendidikan.

(16)

Tim Penyusun. 2000. Panduan Penulisan dan Penilaian skripsi. Universitas Negeri Surabaya.

Tim Penyusun. 2006. Panduan Penulisan dan Penilaian Skripsi. Universitas Negeri Surabaya.

Wijaya, Agus dan Astono, 2006. Uji Coba Instrumen Baku Evaluasi Pembelajaran Dikjasor di SLTP Negeri se – Kota Surabaya. Laporan Akhir Penelitian. Asisten Deputi Olahraga Pendidikan, Kemenegpora; Jakarta.

Gambar

Tabel 3.1 Jadwal Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Density value shows the density of the compacted mixture and results from the ratio of the weight of a mixture to the weight of a unit volume of a mixture. The

• Interaksi manusia dan komputer merupakan komunikasi dua arah antara pengguna (user) dengan sistem komputer yang saling mendukung untuk mencapai suatu tujuan tertentu.. •

Kita dituntut untuk memiliki kesadaran kritis dari konsep yang diusung Lightart agar guru bisa mengurangi model pembelajaran yang berisfat verbalism karena hal

a. Penyelenggaraan Bimbingan Belajar.. KULIAH KERJA NYATA UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN.. No. Subbidang, Program, dan Kegiatan Frek &amp;

Adalah sumber audio yang terdiri dari mikropon, tape recorder, pick up atau piringan hitam, CD (compact Disk), Komputer. Sumber audio tersebut berfungsi sebagai player

Selain menghitung nilai Safety Integrity Level juga akan dilakukan analisa HAZOP untuk mengestimasi resiko dan analisis bahaya dari plant Regenerant Heater Section Pennex