• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh karakteristik auditor, tipe kepemilikan perusahaan, kompleksitas dan ukuran perusahaan terhadap penetapan fee audit pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh karakteristik auditor, tipe kepemilikan perusahaan, kompleksitas dan ukuran perusahaan terhadap penetapan fee audit pada perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

10

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis

2.1.1 Karakteristik Auditor

2.1.1.1 Kantor Akuntan Publik (KAP)

Menurut Aturan Etika Kompartemen Akuntan Publik per 1 Januari

2001, Kantor Akuntan Publik (KAP) adalah suatu bentuk organisasi

akuntan publik yang memperoleh izin sesuai dengan peraturan

perundang-undangan, yang berusaha di bidang pemberian jasa

profesional dalam praktek akuntan publik. Seluruh perusahaan yang telah

Go Public dan terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia diharuskan untuk

memenuhi kewajiban untuk menyampaikan laporan keuangan yang telah

diaudit oleh Kantor Akuntan Publik (KAP) sebelum dipublikasikan

kepada publik sesuai dengan keputusan ketua BAPEPAM No Kep.

17/PM/2002.

Ada empat KAP terbesar yang merupakan kantor Akuntan Publik

Internasional yang biasanya disebut dengan “the Big Four”. Masing–

masing KAP tersebut memiliki kantor di kota–kota besar di Amerika

Serikat dan di negara–negara lain yang biasa disebut partners termasuk

(2)

11 Yang termasuk dalam the Big Four (Tuanakotta: 2011) adalah:

1. KAP Haryanto Sahari & Rekan yang berafiliasi dengan Pricewaterhouse Coopers (PwC).

2. KAP Osman Bing Satrio & Rekan yang berafiliasi dengan Deloitte Touche Tohmatsu (DTT).

3. KAP Purwantono, Sarwoko & Sandjaja yang berafiliasi dengan Ernst and Young Global (E&Y).

4. KAP Siddharta & Widjaja yang berafiliasi dengan Klynveld Peat Marwick Goerdeler (KPMG).

Menurut (Mulyadi: 2002) bidang jasa yang dihasilkan oleh Profesi Akuntan Publik adalah:

1. Jasa Assurance adalah jasa professional independen yang meningkatkan mutu informasi bagi pengambil keputusan. Pengambil keputusan memerlukan informasi yang andal dan relevan sebagai basis untuk pengambilan keputusan.

2. Jasa Atestasi, adalah suatu pernyataan pendapat atau pertimbangan orang yang independen dan kompeten tentang apakah asersi suatu entitas sesuai, dalam semua hal yang material, dengan kriteria yang telah ditetapkan termasuk didalamnya adalah audit umum atas laporan keuangan, pemeriksaan atas laporan keuangan prospektif, pemeriksaan atas pelaporan informasi keuangan performa, review atas laporan keuangan, dan jasa audit serta atestasi lainnya.

3. Jasa Nonassurance, adalah jasa yang dihasilkan oleh akuntan publik yang di dalamnya ia tidak memberikan suatu pendapat, keyakinan negatif, ringkasan temuan, atau bentuk lain keyakinan. Jenis jasa nonassurance yang dihasilkan oleh akuntan publik adalah jasa kompilasi, jasa perpajakan, dan jasa konsultasi.

Dalam hal pemberian jasa audit atas laporan keuangan, KAP hanya

dapat memberikan pelayanan paling lama 6 (enam) tahun buku

berturut-turut. Badan usaha KAP dapat berbentuk:

1. Perseorangan: hanya dapat didirikan dan dijalankan oleh seorang

akuntan publik yang juga bertindak sebagai pimpinan.

2. Persekutuan perdata atau firma: hanya dapat didirikan oleh paling

(3)

12 akuntan publik. Masing-masing sekutu disebut rekan (partner) dan

salah seorang sekutu bersifat sebagai Pemimpin Rekan.

3. Bentuk usaha lain yang sesuai dengan karakteristik profesi akuntan

publik, seperti yang diatur oleh Undang-Undang.

Pada umumnya perusahaan memilih menggunakan jasa auditor

independen dari Kantor Akuntan Publik (KAP) untuk meningkatkan

kredibilitas dari laporan keuangan tersebut. Perusahaan yang tidak

menggunakan jasa auditor independen kemungkinan besar akan memiliki

laporan keuangan dengan tingkat kredibilitas yang sangat kecil. Dalam

memilih mempekerjakan auditor untuk memberikan jasa audit, perusahaan

memiliki pandangan, jika diaudit oleh kantor akuntan publik yang besar

dan memiliki hubungan kerja sama dengan kantor akuntan publik asing,

maka akan menghasilkan penilaian yang lebih baik dimata stakeholders

dibandingkan bila diaudit oleh kantor akuntan publik kecil.

2.1.2 Tipe Kepemilikan Perusahaan

2.1.2.1 Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ghosh (2010) yang

mengambil objek penelitian perusahaan manufaktur di India, meneliti

tentang hubungan antara tipe kepemilikan, manajemen laba, dan fee

audit. Hasilnya, fee audit yang dibayarkan perusahaan asing lebih tinggi

dibandingkan dengan fee audit yang dibayarkan oleh BUMN. Hasil

penelitian juga menunjukkan bahwa auditor internasional kemungkinan

(4)

13 penelitian ini, tipe kepemilikan perusahaan dibagi menjadi dua yaitu

BUMN dan perusahaan swasta.

Kepemilikan perusahaan di Indonesia diatur dalam

Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 Tentang Badan Usaha Milik Negara.

Dalam pasal 1 Undang-Undang tentang BUMN berisi mengenai hal

sebagai berikut :

1. Badan Usaha Milik Negara, yang selanjutnya disebut BUMN, adalah

badan usaha yang seluruh atau sebagian besar modalnya dimiliki oleh

negara melalui penyertaan secara langsung yang berasal dari kekayaan

negara yang dipisahkan.

2. Perusahaan Perseroan, yang selanjutnya disebut Persero, adalah

BUMN yang berbentuk perseroan terbatas yang modalnya terbagi

dalam saham yang seluruh atau paling sedikit 51 % (lima puluh satu

persen) sahamnya dimiliki oleh Negara Republik Indonesia yang

tujuan utamanya mengejar keuntungan.

3. Perusahaan Perseroan Terbuka, yang selanjutnya disebut Persero

Terbuka, adalah Persero yang modal dan jumlah pemegang sahamnya

memenuhi kriteria tertentu atau Persero yang melakukan penawaran

umum sesuai dengan peraturan perundang-undangan di bidang pasar

modal.

4. Perusahaan Umum, yang selanjutnya disebut Perum, adalah BUMN

yang seluruh modalnya dimiliki negara dan tidak terbagi atas saham,

(5)

14 dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan sekaligus mengejar keuntungan

berdasarkan prinsip pengelolaan perusahaan.

Maksud dan tujuan dari pendirian Badan Usaha Milik Negara

menurut UU No. 19 Tahun 2003 adalah sebagai berikut :

1. Memberikan sumbangan bagi perkembangan perekonomian nasional

pada umumnya dan penerimaan negara pada khususnya;

2. Mengejar keuntungan;

3. Menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa penyediaan barang

dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan memadai bagi pemenuhan hajat

hidup orang banyak;

4. Menjadi perintis kegiatan-kegiatan usaha yang belum dapat

dilaksanakan oleh sektor swasta dan koperasi;

5. Turut aktif memberikan bimbingan dan bantuan kepada pengusaha

golongan ekonomi lemah, koperasi, dan masyarakat.

2.1.2.2 Perusahaan Swasta

Perusahaan Swasta, yaitu perusahaan yang seluruh modalnya

dimiliki oleh swasta dan tidak ada campur tangan Pemerintah. Modal

diperoleh dari warga negara Indonesia dan perusahaan didirikan di

Indonesia. Perusahaan Swasta biasanya berbentuk perusahaan

perseorangan, firma, persekutuan komanditer, atau perseroan terbatas.

Perusahaan Swasta yang berbentuk perseroan terbatas diatur dalam

Undang-Undang Nomor 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas.

(6)

15 1. Perusahaan swasta nasional, yaitu perusahaan swasta milik warga

Negara Indonesia ;

2. Perusahaan swasta-asing, yaitu perusahaan swasta milik warga Negara

asing ;

3. Perusahaan swasta campuran (joint-venture), yaitu perusahaan swasta

milik warga negara Indonesia dan warga negara asing.

2.1.3 Kompleksitas

Kompleksitas terkait dengan kerumitan transaksi yang ada di

perusahaan. Kompleksitas operasi klien merupakan salah satu variabel

yang penting dalam menentukan besarnya fee audit. Menurut Mulyadi

(2002: 90), klien yang kegiatannya menghasilkan transaksi yang sangat

rumit merupakan klien yang mengandung risiko besar bagi auditor bila

dibandingkan dengan klien yang kegiatannya bersifat konvensional.

Kompleksitas operasi perusahaan dapat menyebabkan biaya audit

yang lebih tinggi karena pekerjaan audit yang dibutuhkan lebih banyak

sehingga waktu yang diperlukan akan semakin banyak dan secara

otomatis biaya yang lebih tinggi per jam akan dibebankan kepada klien

(Cameran, 2005; Firth, 1985).

Variabel kompleksitas dalam penelitian ini sebagian besar adalah

perusahaan menengah besar yang hampir memiliki masalah kerumitan

transaksi. Oleh sebab itu, penelitian ini menggunakan anak perusahaan

(subsidiary) sebagai indikator kompleksitas, mengingat kompleksitas jasa

(7)

16 yang dimiliki oleh klien Kantor Akuntan Publik untuk diaudit (Hay et al.,

2008). Anak perusahaan (subsidiary) adalah sebuah perusahaan yang

dikendalikan oleh sebuah perusahaan yang lebih tinggi. Selain itu, anak

perusahaan turut atau sepenuhnya dikendalikan oleh perusahaan lain,

karena sebagian atau seluruh modalnya dimiliki oleh perusahaan lain atau

induk perusahaan. Semakin besar perusahaan, maka semakin besar pula

anak perusahaan sebagai lini induk perusahaan. Penelitian mengenai

pengaruh kompleksitas dalam penentuan harga pelayanan audit (fee

audit) sudah pernah dilakukan oleh Harjinder et al. (2010) dengan hasil

yang signifikan positif.

2.1.4 Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan dapat menunjukkan besar kecilnya suatu

perusahaan. Ukuran perusahaan dapat diklasifikasikan menurut berbagai

cara antara lain dengan natural log total aktiva, nilai pasar saham, jumlah

pendapatan dan lain-lain. (Machfoedz dalam Septianingrum, 2014).

Lampiran Keputusan Ketua BAPEPAM dan LK No Kep.

11/PM/1997 menyatakan bahwa ukuran perusahaan kecil atau menengah

diukur dengan cara melihat total asset tidak lebih dari Rp.

100.000.000.000,- (seratus miliar rupiah). Syarat ukuran perusahaan

besar memiliki total asset lebih dari Rp. 100.000.000.000,-.

Menurut Nugrahani (2013) ukuran perusahaan dinyatakan sebagai

determinan dari struktur keuangan dalam hampir setiap studi dan untuk

(8)

17 1. Ukuran perusahaan dapat menentukan tingkat kemudahan perusahaan

memperoleh dana dari pasar modal.

2. Ukuran perusahaan menentukan kekuatan tawar-menawar dalam

kontrak keuangan.

3. Ada kemungkinan pengaruh skala dalam biaya dan return membuat

perusahaan yang lebih besar dapat memperoleh lebih banyak laba.

Penentuan ukuran perusahaan pada penelitian ini didasarkan

kepada total asset perusahaan. Menurut Ahmad dan Kamarudin (2003)

menyatakan perusahaan yang besar memiliki sumber daya yang lebih

besar untuk membayar biaya audit dan memiliki kemampuan untuk

membayarnya secepat mungkin setelah tutup tahun perusahaan.

Perusahaan yang memiliki total aktiva besar menunjukkan arus kas

perusahaan sudah positif dan dianggap memiliki prospek yang baik

dalam jangka waktu relatif lama, selain itu juga mencerminkan bahwa

perusahaan yang memiliki total aktiva yang besar relatif lebih stabil dan

lebih mampu menghasilkan laba dibanding perusahaan dengan total

aktiva yang kecil (Nugrahani, 2013).

2.1.5 Auditor Eksternal

Auditor eksternal adalah profesi audit yang melakukan audit atas

laporan keuangan dari perusahaan, pemerintah, individu atau organisasi

lainnya sesuai dengan standar audit yang berlaku umum. Selain standar

audit, akuntan publik atau auditor independen dalam menjalankan

(9)

18 anggota maupun dengan masyarakat umum. Prinsip-prinsip ini mengatur

tentang tanggung jawab profesi, kepentingan publik, integritas,

objektivitas, kompetensi dan kehati-hatian profesional, kerahasiaan,

perilaku profesional, dan standar teknis (Rapina dkk, 2010).

Profesi akuntan publik bertanggung jawab untuk menaikkan

tingkat keandalan laporan keuangan perusahaan-perusahaan. Peran utama

auditor eksternal adalah untuk memberikan pendapat apakah laporan

keuangan bebas dari salah saji material (Mulyadi, 2002:12).

2.1.6 Fee Audit

Iskak (1999) dalam Suharli dan Nurlaelah (2008) mendefinisikan fee

audit adalah honorarium yang dibebankan oleh akuntan publik kepada

perusahaan auditee atas jasa audit yang dilakukan akuntan publik

terhadap laporan keuangan. Penetapan biaya audit yang dilakukan oleh

KAP berdasarkan perhitungan dari biaya pokok pemeriksaan yang terdiri

dari biaya langsung dan tidak langsung. Biaya langsung terdiri dari biaya

tenaga yaitu manager, supervisor, auditor junior dan auditor senior.

Sedangkan biaya tidak langsung seperti biaya percetakan, biaya

penyusutan komputer, gedung dan asuransi. Setelah dilakukan

perhitungan biaya pokok pemeriksaan maka akan dilakukan tawar

menawar antar klien yang bersangkutan dengan kantor akuntan publik.

Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) menerbitkan Surat

Keputusan No. KEP.024/IAPI/VII/2008 pada tanggal 2 Juli 2008 tentang

(10)

19 bahwa panduan ini dikeluarkan sebagai panduan bagi seluruh Anggota

Institut Akuntan Publik Indonesia yang menjalankan praktik sebagai

akuntan publik dalam menetapkan besaran imbalan yang wajar atas jasa

profesional yang diberikannya.

Dijelaskan dalam Surat Keputusan mengenai penetapan fee audit,

yang harus dipertimbangkan oleh akuntan publik adalah:

1. Kebutuhan klien;

2. Tugas dan tanggungjawab menurut hukum.

3. Independensi.

4. Tingkat keahlian dan tanggungjawab yang melekat pada pekerjaan

yang dilakukan, serta tingkat kompleksitas pekerjaan.

5. Banyaknya waktu yang diperlukan dan secara efektif digunakan oleh

akuntan publik dan sifatnya menyelesaikan pekerjaan.

6. Basis penetapan fee yang disepakati.

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi besar kecilnya fee

audit yaitu menurut Sankaraguruswamy et al. (2003), fee audit

merupakan pendapatan yang besarnya bervariasi tergantung dari

beberapa faktor dalam penugasan audit seperti, ukuran perusahaan klien

(client size), ukuran KAP, keahlian auditor tentang industri (industry

expertise), dan efisiensi yang dimiliki oleh auditor (technological

efficiency of auditors). Faktor-faktor ini sangat berpengaruh terhadap

(11)

20 seperti berapa target profit yang akan didapatkan pemilik jelas sangat

besar pengaruhnya juga.

Penjelasan ini dibahas lebih lanjut oleh Surat Keputusan No.

KEP.024/IAPI/VII/2008 tentang Kebijakan Penentuan Fee Audit dimana

dalam menetapkan imbalan jasa harus sesuai dengan martabat profesi

akuntan publik dan dalam jumlah yang pantas untuk dapat memberikan

jasa sesuai dengan tuntutan standar profesional akuntan publik yang

berlaku. Imbalan jasa yang terlalu rendah atau secara signifikan jauh

lebih rendah dari yang dikenakan oleh auditor atau akuntan pendahulu

atau dianjurkan oleh auditor atau akuntan lain, akan menimbulkan

keraguan mengenai kemampuan dan kompetensi anggota dalam

menerapkan standar teknis dan standar profesional yang berlaku.

2.2 Penelitian Terdahulu

Penelitian yang sejenis yang sebelumnya telah dilakukan untuk

menentukan fee audit. Hasil – hasil penelitian ini digunakan untuk bahan

referensi peneliti. Di bawah ini dapat dilihat ringkasan penelitian

(12)

21

Tabel 2.1

Ringkasan Penelitian Terdahulu

No Peneliti Judul Variabel Hasil

Penelitian

1. Yatim et al. (2006)

Governance

Structures, Ethnicity, and Audit Fees of Malaysian Listed Firms Var. Independen: a. Governance Structures b. Ethnicity Var. Dependen: a. Fee Audit

Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara fee audit dan independensi dewan komisaris, komite audit, dan frekuensi pertemuan komite audit.

Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang negatif antara fee audit dan perusahaan yang dimiliki oleh pribumi (bumiputera).

2. Ghosh et al. (2007)

The Impact of Regulation on Auditor Fees: Evidence

From the Sarbanes-Oxley Act.

Var. Independen: a. Opini Audit,

Karakteristik klien, dan Peraturan Hukum.

Var. Dependen: a. Fee Audit

Opini audit, dan

karakteristik klien meningkatkan fee audit hingga 77% tiap tahun.

Sedangkan peraturan hukum meningkatkan upaya audit yang melekat pada Sarbanes-Oxley Act.

3. Oktorina dan Wedari (2015) An Empirical Investigation on Ownership Characteristics, Activities of the Audit Committee, and Audit Fees Var. Independen: a. Karakteristik kepemilikan (Kepemilikan Institusional dan Kepemilikan Manajerial), dan

b. Aktivitas Komite

Audit (jumlah rapat komite audit dalam satu tahun)

Var. Dependen: a. Fee Audit

Hasil penelitian

menunjukkan bahwa

kepemilikan institusional tidak mempunyai pengaruh terhadap fee audit.

Kepemilikan manajerial dan aktivitas komite audit membuat pengaruh yang signifikan terhadap fee audit.

4. Pambudi

(2012) Pengaruh Kepemilikan Perusahaan dan Manajemen Laba terhadap Tipe Auditor dan Audit Fees pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia

Var. Independen:

a. Tipe kepemilikan

perusahaan (BUMN dan swasta), dan

b. Manajemen laba

(diukur dengan pendekatan

modifikasi Jones)

Kepemilikan perusahaan tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap probabilitas pemilihan auditor dan fee audit.

(13)

22

No Peneliti Judul .Variabel Hasil Penelitian

Var. Dependen:

a. Tipe auditor (KAP

domestik dan KAP berafiliasi asing), b. Fee Audit.

pemilihan auditor.

Manajemen laba berpengaruh positif terhadap fee audit.

5. Desender et al. (2009) Board Characteristics and Audit Fees:Why Ownership Structure Matters? Var. Independen: a. Ownership Structure

(BUMN dan swasta), b. Monitoring

c. The provision of

resources

Var. Dependen: a. Fee Audit

Memiliki hubungan signifikan antara kepemilikan perusahaan dan fee audit. Fee audit berhubungan positif dan signifikan dengan perusahaan yang tersebar kepemilikannya (Swasta).

Struktur kepemilikan yang tersebar (Swasta) cenderung lebih fokus pada pemantauan, di mana peran monitoring adalah krusial untuk mengurangi masalah keagenan diantara pemegang saham dan manajemen tersebar (Swasta). Dewan komisaris di perusahaan dengan kepemilikan terkonsentrasi (BUMN) cenderung lebih fokus pada penyediaan sumber daya.

Sumber : Diolah oleh Peneliti

2.3 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual merupakan penjelasan mengenai gambaran

pokok permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini. Berdasarkan

uraian teoritis dan penelitian terdahulu, faktor-faktor yang mempengaruhi

fee audit yang merupakan variabel independen adalah karakteristik

auditor, tipe kepemilikan perusahaan, kompleksitas, dan ukuran

(14)

23

2.3.1 Pengaruh Karakteristik Auditor terhadap Fee Audit

Karakteristik auditor dinilai dengan ukuran Kantor Akuntan Publik

(KAP) apakah termasuk dalam KAP Big4 atau non-Big4. Perusahaan

yang menggunakan jasa dari kantor akuntan publik akan bekerja sama

dengan auditor eksternalnya untuk mengaudit laporan keuangan. Dengan

koordinasi dan komunikasi yang baik dari pihak internal maupun

eksternal akan mengurangi kemungkinan kesalahan dan kecurangan yang

akan dilakukan oleh pihak manajemen perusahaan.

Kantor akuntan publik yang memiliki nama besar (Big 4)

dipandang sebagai auditor yang akan menghasilkan tingkat kualitas audit

yang melebihi persyaratan minimal keprofesionalan dan berkualitas dari

Kantor Akuntan Publik yang tidak memiliki nama besar. Kantor akuntan

publik yang termasuk dalam Big4 akan menghasilkan pelaporan

keuangan yang berkualitas tinggi dan diharapkan membuat sedikit

kesalahan sehingga memiliki fee audit yang lebih tinggi. (Francis dan

Krishnan dalam Nugrahani, 2013). Nugrahani (2013) juga menyatakan

bahwa Karakteristik auditor (Kantor akuntan Publik) berpengaruh positif

signifikan terhadap fee audit eksternal.

2.3.2 Pengaruh Tipe Kepemilikan Perusahaan terhadap Fee Audit

Untuk mencegah deteksi dari setiap pengambilalihan sumber daya

perusahaan untuk tujuan politik, ada sedikit alasan BUMN mungkin

(15)

24 milik negara cenderung menggunakan auditor lokal (non Big Four) atau

auditor berkualitas rendah, karena dapat meningkatkan modal melalui

koneksi ini tanpa mengurangi asimetri informasi dengan laporan

keuangan yang kredibel. Fakta tersebut dipengaruhi oleh penelitian yang

dilakukan oleh De Angelo (1981) yang berpendapat bahwa Kantor

Akuntan Publik (KAP Big Four) dianggap memiliki tingkat independensi

yang lebih tinggi dibandingkan dengan auditor lokal, sehingga audit yang

dilakukan KAP big four akan jauh lebih baik dibandingkan dengan jasa

audit yang diberikan oleh KAP lokal. Perusahaan yang lebih memilih

perikatan kerja dengan KAP lokal mengeluarkan biaya audit yang lebih

rendah dibandingkan dengan penggunaan KAP big four.

Desender et al. (2009) menemukan hubungan yang signifikan

antara kepemilikan perusahaan dan fee audit. Dalam penelitian tersebut,

fee audit berhubungan positif dan signifikan dengan perusahaan yang

tersebar kepemilikannya. Perusahaan yang dimiliki oleh banyak

pemegang saham (swasta) akan meningkatkan kompleksitas dalam

melakukan audit dibandingkan perusahaan yang kepemilikan sahamnya

terpusat atau sebagian besar dikuasai oleh negara (BUMN).

Penelitian yang dilakukan Joshi dan Al-Bastaki (1999) dan

penelitian Anderson dan Zehgal (1994) menunjukkan hubungan yang

positif antara fee audit dengan tipe kepemilikan perusahaan. Desender et.

Al. (2009) menemukan hubungan signifikan antara tipe kepemilikan

(16)

25 mengungkapkan bahwa biaya audit yang dibayarkan oleh perusahaan

BUMN lebih rendah jika dibandingkan dengan biaya audit yang

dikeluarkan oleh perusahaan asing.

2.3.3 Pengaruh Kompleksitas terhadap Fee Audit

Kompleksitas merupakan variabel penting dalam menentukan fee

audit. Dalam penelitian ini menggunakan anak perusahaan (subsidiary)

sebagai proxy karena sampel dalam penelitian ini sebagian besar adalah

perusahaan menengah besar yang hampir memiliki masalah kerumitan

transaksi. Semakin besar perusahaan tersebut, maka semakin besar juga

anak perusahaan yang tersebar. Hal ini dikarenakan perusahaan pusat

mengalami perkembangan postitif yang signifikan, maka perusahaan

pusat akan mengembangkan juga anak perusahaannya agar tejadi

kontinuitas yang positif dari atas hingga ke bawah. Penelitian yang

dilakukan oleh Waggoner dan Cashell (1991) menunjukkan bahwa

semakin banyak waktu yang diberikan, semakin banyak transaksi yang

dapat dites oleh auditor.

Penelitian Hay et al. (2006) juga menyatakan pendapat bahwa

terdapat hubungan positif signifikan antara anak perusahaan dengan

besar penetapan fee audit eksternal. Semakin kompleks klien, semakin

sulit dalam mengaudit dan membutuhkan waktu yang lebih lama. Hal ini

(17)

26

2.3.4 Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Fee Audit

Fee Audit merupakan hal yang penting dalam menentukan

pemeriksaan dan kualitas laporan keuangan suatu perusahaan perbankan.

Banyak pertimbangan yang dilakukan untuk menentukan fee audit yang

sesuai. Salah satu pertimbangan yang dilakukan adalah melihat ukuran

perusahaan (client size). Client Size adalah variabel yang paling penting

dalam menentukan fee audit pada penelitian sebelumnya. Auditor yang

melakukan audit di perusahaan besar akan menghabiskan lebih banyak

waktu dan sumber daya untuk meninjau operasi klien karena perusahaan

besar terlibat dalam sejumlah besar transaksi yang tentu saja

membutuhkan waktu berjam-jam bagi auditor untuk memeriksa, Simunic

(1980), dan Joshi dan Al-Bastaki (2000), dan ukuran perusahaan yang

lebih besar maka memerlukan agency cost yang besar (Subramaniam, et

al., 2009). Hasil penelitian yang menjelaskan bahwa fee audit

berpengaruh positif dengan ukuran klien (diukur dengan total aset),

misalnya, (Simunic, 1980) di Amerika Serikat. Hal tersebut akan

mengakibatkan jika ukuran klien yang diukur dengan total aset itu tinggi

membuat proses audit yang dilakukan oleh auditor akan semakin rumit,

maka penetapan fee audit akan semakin tinggi.

2.3.5 Pengaruh Karakteristik Auditor, Tipe Kepemilikan Perusahaan, Kompleksitas, dan Ukuran Perusahaan terhadap Fee Audit

Fee Audit adalah biaya yang harus ditanggung klien karena telah

(18)

27 auditor, tipe kepemilikan perusahaan, kompleksitas, dan ukuran

perusahaan berpengaruh terhadap Fee Audit. Kantor akuntan publik yang

termasuk dalam Big4 akan menghasilkan pelaporan keuangan yang

berkualitas tinggi dan diharapkan membuat sedikit kesalahan sehingga

memiliki fee audit yang lebih tinggi. (Francis dan Krishnan dalam

Nugrahani, 2013). Begitu juga dengan tipe kepemilikan perusahaan,

Ghosh (2010) dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa biaya audit

yang dibayarkan oleh perusahaan BUMN lebih rendah jika dibandingkan

dengan biaya audit yang dikeluarkan oleh perusahaan asing. Hay et al.

(2006) menemukan bahwa semakin kompleks klien, semakin sulit dalam

mengaudit dan membutuhkan waktu yang lebih lama. Hal ini berakibat

pada penetapan fee audit yang semakin tinggi. Sedangkan Simunic

(1980), meneliti bahwa jika ukuran klien yang diukur dengan total aset

itu tinggi membuat proses audit yang dilakukan oleh auditor akan

(19)

28 Maka dibawah ini kerangka konseptualnya adalah :

H1

H2

H5

H3

H4

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Sumber : Peneliti

2.4 Pengembangan Hipotesis

Pengembangan hipotesis merupakan hasil sementara berdasarkan

pemikiran dan teori yang belum teruji kebenarannya. Penelitian ini akan

menguji pengaruh karakteristik auditor, tipe kepemilikan perusahaan,

kompleksitas, dan ukuran perusahaan terhadap fee audit, maka hipotesis

yang dapat dijelaskan berdasarkan landasan teori dan peneliti terdahulu

sebagai berikut.

H1 : Karakteristik auditor berpengaruh terhadap fee audit.

H2 : Tipe kepemilikan perusahaan berpengaruh terhadap fee audit.

H3 : Kompleksitas berpengaruh terhadap fee audit.

H4 : Ukuran perusahaan berpengaruh terhadap fee audit.

H5 : Karakteristik Auditor, Tipe Kepemilikan Perusahaan, Kompleksitas,

dan Ukuran Perusahaan berpengaruh terhadap Fee Audit Tipe Kepemilikan Perusahaan (X2)

Fee Audit Karakteristik Auditor (X1)

Kompleksitas (X3)

Gambar

Tabel 2.1 Ringkasan Penelitian Terdahulu
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Referensi

Dokumen terkait

Nilai impor Sumatera Barat selama bulan Agustus 2015 adalah sebesar US$53,1 juta, turun sebesar 10,91 persen dibandingkan dengan impor bulan Juli 2015 yang tercatat sebesar

Uj i st at ist ik dengan menggunakan parsial korel asi product moment menunj ukkan hasil : r=0, 36501 dan p=0, 019 berart i pada responden CSKR, ada hubungan yang bermakna

In this section we study to what extent it is possible to stereo-rectify pushbroom images anyway, in order to use standard matching algorithms from the image processing and

Perjanjian Kontrak Kerja adalah perjanjian antara pegawai baru dengan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Brawijaya yang memuat hak dan kewajiban di kedua belah

Berikut adalah pembahasan tentang kubus dan balok yang meliputi pengertian kubus, pengertian balok, bagian bagian kubus, bagian bagian balok, jumlah rusuk kubus, jumlah rusuk balok,

Tujuan penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan dan menjelaskan: (1) aspek diksi yang digunakan dalam novel Ayah karya Andrea Hirata; (2) nilai pendidikan karakter

Dari seluruh pengujian yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh pH, kecepatan putar dan konsentrasi imidazoline terhadap laju korosi pada baja AISI 1045 didapatkan hasil bahwa

Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2005 tentang Penetapan Peraturan Pemerintah