• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbandingan Hukum Asuransi Jiwa Konvensional Dengan Syariah Islam (Studi Pada Pt. Prudential Life Assurance Medan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Perbandingan Hukum Asuransi Jiwa Konvensional Dengan Syariah Islam (Studi Pada Pt. Prudential Life Assurance Medan)"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014tentang Perasuransi memuat

perjanjian antara dua belah pihak, yaitu perusahaan asuransi dan pemegang polis

yang menjadi dasar bagi penerimaan premi oleh Perusahaan Asuransi sebagai

imbalan.

Usaha perasuransian adalah segala usaha yang menyangkut jasa

pertanggungan atau pengelolaan resiko, pertanggungan ulang resiko, pemasaran

dan distribusi produk asuransi atau produk Asuransi Syariah.

Usaha perasuransian umum adalah usaha pertanggungan resiko yang

memberikan penggantian kepada kepada tertanggung atau pemegang polis,

tertanggung, atau pihak lain yang berhak dalam hal tertanggung meninggal dunia

atau tetap hidup, atau pembayaran lain kepada pemegang polis, tertanggung, atau

pihak lain yang berhak pada waktu tertentu yang diatur didalam perjanjian, yang

besarnya telah ditetapkan dan/atau didasarkan pada hasil pengelolaan dana.

Usaha perasuransian ini sebagai salah satu lembaga keuangan, menjadi

penting peranannya, karena dari kegiatan usaha ini diharapkan dapat semangkin

meningkat lagi pengerahan dana masyarakat untuk pembiayaan pembangunan.

Pembangunan tidak luput dari berbagai risiko yang dapat mengganggu hasil

pembangunan yang telah dicapai. Sehubungan dengan itu dibutuhkan hadirnya

usaha perasuransian yang tangguh, yang dapat menampung kerugian yang timbul

(2)

Kebutuhan akan jasa usaha perasuransian juga merupakan salah satu sarana

finansial dalam tata kehidupan ekonomi rumah tangga, baik dalam menghadapi

risiko finansial yang timbul sebagai akibat dari risiko yang paling mendasar, yaitu

risiko alamiah datangnya kematian maupun dalam menghadapi berbagai risiko

yang secara sadar dan rasional dirasakan dapat mengganggu kesinambungan

kegiatan usahanya, di lain pihak dunia usaha seringkali tidak dapat

menghindarkan diri dari suatu sistem yang memaksanya untuk menggunakan jasa

usaha perasuransian.

Menghindari risiko merupakan sebab lahirnya lembaga asuransi dimana

asuransi merupakan tuntutan masa depan karena mengandung manfaat sebagai

berikut:

1. Membuat masyarakat atau perusahaan menjadi lebih aman dari risiko kerugian yang mungkin timbul.

2. Menciptakan efisiensi perusahaan (business efficiency).

3. Sebagai alat penabung (saving) yang aman dari gejolak ekonomi.

4. Sebagai sumber pendapatan (earning power) yang didasarkan pada financing the bussiness.1

Usaha Asuransi Jiwa adalah usaha yang menyelengarakan jasa penanggulangan resiko yang memberikan pembayaran kepada pemegang polis, tertanggung atau pihak lain yang berhak dalam hal tertanggung meninggal dunia atau tetap hidup, atau pembayaran lain kepada pemegang polis, tertanggung atau pihak lain yang berhak pada waktu tertentu yang diatur dalam perjanjian, yang besarnya telah ditentukan dan /atau berdasarkan pada hasil pengelolan dana.

Namun kebutuhan-kebutuhan yang diberikan asuransi kepada masyarakat

tidak sepenuhnya diterima oleh masyarakat Indonesia. Hal ini penduduk Indonesia

mayoritas beragama Islam, sehingga lembaga asuransi konvensional yang tumbuh

dimana-mana saat ini sangat meragukan. Banyak dari mereka bersikap mendua,

disatu pihak tuntutan kebutuhan akan masa depan, asuransi merupakan kebutuhan

(3)

setiap orang sehingga keikutsertaannya di dalam asuransi sangat penting,

sementara di lain pihak keterlibatan orang Islam di dalam asuransi belum bisa

secara optimal karena masih ragu tentang kedudukan hukum di dalam Islam.

Lahirnya perusahaan-perusahaan asuransi di Indonesia tidak dapat

merangkul seluruh masyarakat Indonesia. Perusahaan Asuransi di Indonesia

melakukan perkembangan sesuai kebutuhan yang diperlukan oleh masyarakat

Indonesia, yaitu dengan memasukkan aspek fiqih khususnya dalam bidang

muamalah.

Pembahasan tentang asuransi dengan hakikat qadha dan qadar atau taqdir,

misalnya masih banyak kalangan cendikiawan yang melihat bahwa berasuransi

sama dengan melawan takdir dan mengurangi tawakal kepada Allah SWT. Ini

jelas merupakan kesalahan besar yang sangat fatal akibatnya. Untuk meluruskan

kesalahan ini perlu didudukkan secara jelas apa yang dimaksud dengan

berasuransi dan bagaimana kaitanya dengan unsur takdir terutama yang berkaitan

dengan kematian.

Pandangan Islam, kematian adalah urusan Allah SWT dan manusia tidak

memiliki secuil kemampuan untuk memajukan atau menahan kedatangannya ajal.

Satu-satunya yang manusia mampu mengatasipasi hanyalah dampak finansial

yang muncul bila Sang pencari nafkah utama meninggal dunia. Pencari nafkah

yang diasuransikan bukanlah jiwanya, karena jiwanya adalah milik Allah.

Pengupayaan yang dilakukan adalah untuk meminimalkan resiko keuangan

sepeninggal. Islam mengartikan Asuransi Jiwa sebagai Asuransi Keluarga atau

lebih tepatnya Asuransi Finansial Keluarga. Hal ini mengingat seluruh manfaat

(4)

Berkaitan dengan ikhtiar, Allah meminta manusia untuk hidup rapi penuh

rencana dan strategi. Perencanaan yang baik bukan saja dalam mencari nafkah dan

menggapai Ridha Ilahi tetapi juga dalam mengantisipasi musibah dan

kemalangan. Diantara cara yang dilakukan manusia dalam antisipasi ini antara

lain dengan cara menabung atau meminjam dari kerabat. Terkadang tabungan

terlalu kecil dibandingkan dengan besarnya biaya musibah, demikian juga

pinjaman tidak selalu tersedia setiap saat. Disinilah manusia mengupayakan cara

lain berupa bersama-sama saling membantu, saling menanggung dan saling

menjamin yaitu dengan Asuransi Syariah.

Paradigma berasuransi ini bukanlah suatu upaya melawan takdir tetapi

justru melakukan ikhtiar dan hidup penuh dengan rencana sesuai dengan anjuran

Allah. Allah juga melarang bila dengan mengambil skema asuransi kepercayaan

kepada Allah menjadi berkurang dan meredup.

Paradigma diatas sebagai suatu perubahan untuk mengalihkan resiko yang

terjadi kepada umat Islam untuk merencanakan kehidupanya tanpa mengurangi

kecintaanya kepada Allah. Ulama Islam mencoba memasukan aspek fiqih

kedalam Asuransi Syariah untuk membantu perkembangan Asuransi Syariah yang

sangat dibutuhkan umat Islam yang ingin merencanakan kehidupanya.

Konsep Muamalah, termaksud prinsip ta’awud, tadhamun, dan takaful,

telah demikian lengkap dan telah dipraktikan sejak generasi sahabat hingga

beratus tahun kemudian.2

Perkembangan Asuransi Syariah telah berkembang bukan saja di dunia

Islam, bahkan juga dibeberapa belahan dunia lainnya termaksuk Amerika, Eropa,

2Muhammad Syakir Sula, Asuransi Syariah (Life and General), (Jakarta: Gema Insani Press. 2004), Hal.

(5)

dan Australia. Produk-produk juga bermacam-macam mencakup Asuransi

Kesehatan, pendidikan, kecelakaan, dan bahkan sampai ke jiwa. Lebih dari itu

Asuransi Syariah juga mampu melayani dari semua bentuk keadaan

perekomomian yang ada di masyarakat, baik yang rendah sampai yang paling

tinggi.

Sistem dan produk serta layanan Asuransi Syariah adalah salah satu bagian

dari rahmat Islam untuk dunia. Mengadapi realitas kehidupan sehari-hari setiap

Insan tidak lepas dari resiko dan musibah. Sementara Allah menyuruh kita untuk

senantiasa berikhtiar mengantisipasinya. Namun dalam melakukan ikhtiar ada

yang sesuai dengan syariah ada juga yang tidak sesuai dengan syariah. Sistem

ta’amin, dan ta,awun serta menghindari riba dalam pengeloaan dananya sesuai

dengan Syariah Islam.

Majelis Ulama Indonesia melalui salah satu perangkatnya yang bernama

Dewan Syariah Nasional (DSN), sejak berdirinya pada tahun 1999 adalah tiada

berhentinya kerja keras untuk mengarahkan dan mendakwakan tumbuh dan

berkembangnya ekonomi Islam di tanah air tercinta ini. DSN telah mengeluarkan

puluhan Fatwa sebagai pedoman pelaksana para pelaku ekonomi Islam, kemudian

dengan rekomendasi maupun tanggapan yang responsif atas berbagai masalah

ekonomi bangsa dan pendirian dan lembaga-lembaga keuangan dan bisnis syariah.

Industri asuransi adalah salah satunya.

Sebagai sebuah Bangsa Muslim terbesar dengan jumlah penduduknya

kurang lebih 90% beragama Islam, tuntutan atau kiat Islam dalam operasional

(6)

dipublikasikan, melainkan sebagai arahan bagi para praktisi dalam melayani

berbagai lapisan dan golongan masyarakat dari perspektif Islam.

Terkait dengan kondisi diatas, maka MUI mengeluarkan Fatwa tentang

Asuransi Syariah, diantaranya yaitu:

1. Fatwa No. 21/DSN-MUI/2001 tentang Pedoman Umum Asuransi

Syariah.

2. Fatwa No. 51/DSN-MUI/III/2006 tentang Akad Mudharabah

Musytarakah pada Asuransi Syariah.

3. Fatwa No. 52/DSN-MUI/III/2006 tentang Akad Wakalah Bil Ujrah pada

Asuransi Syariah dan Reasuransi Syariah.

4. Fatwa No. 53/DSN-MUI/III/2006 tentang Akad Tabarru dan Asuransi

Syariah.

Pemerintah juga mendorong perkembangan Asuransi Syariah, pemerintah

telah mengeluarkan KMK No. 426/KMK.06/2003 yang didalamnya antara lain

mngatur ketentuan-ketentuan tentang Asuransi Syariah, baik yang menyangkut

persyaratan untuk mendirikan konvensi syariah, membuka cabang syariah,

ketentuan tentang ahli asuransi syariah, pengaturan tentang investasi yang

dibenarkan secara syariah, dan sebagainya.

Prudential merupakan perusahaan jasa keuangan termuka asal Inggris yang

berdiri sejak tahun 1848. Prudential merupakan grup jasa keuangan Internasional

termuka. Prudential menyediakan jasa asuransi dan layanan keuangan lainnya

melalui anak usaha dan inflasi di seluruh dunia.

Grup Prudential memiliki posisi yang sangat kuat pada tiga pasar terbesar

(7)

Serikat, dan Asia. Pada ketiga pasar ini, kekayaan global yang terus mengikat dan

demografi yang dinamis memunculkan permintaan pasar untuk produk proteksi

jangka panjang dengan investasi.3

PT. Prudential Life Assurance di Indonesia didirikan pada tahun 1995.

Prudential Indonesia sebagai perusahaan di bidang jasa keuangan telah terdaftar

dan diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Lembaga ini dibentuk dengan

tujuan agar keseluruhan kegiatan jasa keuangan didalam sektor jasa keuangan

terselenggara secara teratur, adil, transparan, dan akuntabel, serta mampu

mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan maupun

melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat.4

3

Prudential, Prufast Start, Hal.4. 4Ibid, Hal.5.

Awal pembentukan, asuransi Prudential Life Assurance hanya mengenal

satu sistem asuransi, yaitu Asuransi Konvensional. Sistem ini tidak mampu

mengikat seluruh mayarakat Indonesia yang mayoritas adalah pemeluk agama

Islam.

Prudential Life Assurance meluncurkan Asuransi Syariah atau yang disebut

PRUlink Syariah pada tahun 2007 untuk meranggkul masyarakat Indonesia.

Sehingga pada tahun 2007 PT. Prudential Life Assurance terdapat 2 sistem

asuransi, yaitu Asuransi Konvensional dan Syariah.

Prudential link Syariah adalah sebuah produk asuransi yang dikaitkan

dengan investasi berbasis Syariah. Prudential link Syariah dirancang untuk

memenuhi kebutuhan masyarakat akan merancang keuangan masa depan yang

(8)

Penjelasan di atas, menarik untuk ditelitih dan memberi dorongan menulis

skripsi dengan judul: Perbandingan Hukum Asuransi Jiwa Konvensional

dengan Syariah Islam (Study pada PT.Prudential Life Assurance Medan).

B. Perumusan masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas dapat dirumuskan permasalahan

sebagai berikut:

a. Bagaimana Perbedaan dan Persamaan Asuransi Jiwa Konvensional dan

Asuransi Jiwa Syariah di PT. Prudential Life Assurance?

b. Bagaimana Perlindungan Bagi Tertanggung Asuransi Jiwa Konvensional

Dan Syariah di PT. Prudential Life Assurance?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Adapun tujuan dari penulisan ini yaitu:

1. Untuk mengetahui Perbedaan dan Persamaan Asuransi Jiwa

Konvensional dan Asuransi Jiwa Syariah di PT. Prudential Life

Assurance.

2. Untuk mengetahui bagaimana Perlindungan Bagi Tertanggung Asuransi

Jiwa Konvensional dan Syariah Dalam PT. Prudential Life Assurance.

Manfaat penelitian ini secara teoritis diharapkan dapat menjadi kajian

bahan kajian lebih lanjut untuk melahirkan berbagai konsep keilmuan yang pada

(9)

hukum perdata dan dagang, khusunya dalam bidang hukum asuransi jiwa

konvensional dan asuransi jiwa syariah.

Secara praktis diharapkan agar tulisan ini dapat memberikan manfaat

bagi para pembuat kebijakan maupun pihak legislatif guna melengkapi peraturan

perundang-undangan yang masih diperlukan atau yang akan diterbitkan terkait

dengan asuransi jiwa konvensional dan syariah. Selain itu juga penelitian ini

diharapkan bermanfaat bagi pelaku bisnis perasuransian dan bagi masyarakat

pada umumnya.

D. Metode Penelitian

1. Jenis penelitian

Penelitian ini mengunakan pendekatan Yuridis Normatif. Pendekatan

Yuridis Normatif dilakukan dengan cara menelaah dan menginterprestasikan

hal-hal yang bersifat teoritis yang menyangkut asas, konsepsi, doktrin dan

norma-norma hukum yang berkaitan dengan perjanjian asuransi.

Pendekatan Yuridis Normatif adalah pendekatan yang dilakukan

berdasarkan bahan hukum utama dengan cara menelaah teori-teori,

konsep-konsep, asas-asas hukum serta peraturan perundang-undangan yang berhubungan

dengan penelitian ini. Pendekatan ini dikenal pula dengan pendekatan

kepustakaan, yakni dengan mempelajari buku-buku, peraturan

perundang-undangan dan dokumen lain yang berhubungan dengan penelitian ini.

Spesifikasi sifat dari skripsi ini adalah Deskriptif. Deskriptif yaitu suatu

karya skripsi yang bertujuan untuk mengambarkan keadaan atau gejalah dari

(10)

2. Sumber Data

a. Data sekunder diperoleh melalui perpustakaan ataupun studi dokumen

yang merupakan:

1. Bahan hukum primer, misalnya UUD, TAP MPR, UU No 40 tahun

2014 tentang Perasuransian di Indenesia.

2. Bahan hukum sekunder, misalnya karya ilmiah, RUU, dan hasil

penelitian.

3. Bahan hukum tertier, misalnya bilbilografi, kamus dan lain-lain.

3. Analisis Data

Analisis data dilakuakan secara kumulatif dengan mencatat semua data yang

diperoleh dari data primer dan sekunder.

E. Keaslian Penelitian

Berdasarkan penelusuran penulisan judul skripsi yang ada di perpustakaan

Fakultas Hukum USU, belum ada tulisan yang mengangkat judul tentang

“Perbandingan Hukum Asuransi Jiwa Konvensional Dengan Asuransi Syariah

Islam (Studi Pada PT. Prudential Life Assurance Medan)”.

Diperpustakaan Fakultas Hukum USU terdapat skripsi membahas tentang

asuransi tetapi berbeda substansinya, yaitu:

Nama : YANI MIRSAL P.RG

Nim : 990200196

Judul : Perbandingan Asuransi Takaful Dengan Asuransi

Konvensional Dalam Praktek.

Permasalahan :

(11)

2. Bagaimana perbedaan antara asuransi takaful dengan asuransi konvensional

3. Manakah yang lebih menguntungkan bagi perusahaan (penanggung) antara

asuransi takaful dengan asuransi konvensional.

4. Manakah yang lebih menguntungkan bagi tertanggung antara asuransi takaful

dengan asuransi konvensional.

Walaupun terdapat pembahasan yang hampir sama dalam poin 1 dan 2,

tetapi materi yang disajikan sangat berbeda dengan pembahasan diatas. Oleh

karena itu penulisan skripsi ini dapat dikatakan masih original sehingga

keasliannya dapat dipertanggung jawabkan secara moral dan akademis.

F. Sistematik Penulisan

Sistematika penulisan skripsi ini dibagi dalam beberapa tahapan yang

disebut dengan bab, dimana masing-masing bab diuraikan masalahnya secara

tersendiri, namun masih dalam konteks yang saling berkaitan antara satu dengan

yang lainnya. Secara sistematik penulisan menetapkan materi pembahasan

keseluruhannya ke dalam 5 (lima) bab yang terperinsi sebagai berikut:

Bab I pendahuluan

Didalam bab ini penulis menggambarkan hal-hal yang bersifat umum,

yang diikuti dengan latar belakang berupa alasan pemilhan judul, perumusan

masalah, tujuan dan manfaat penulisan, tinajaun kepustakaan, metode penulisan,

keaslian penulisan, serta sistematika penulisan.

(12)

Pada bab ini penulis memaparkan hal-hal umum yang ada pada asuransi

konvensional, meliputi sejarah, pengertian, dasar hukum, syarat sahnya suatu

perjanjian, dan sistem operasional pada asuransi konvensional.

Bab III Asuransi Jiwa Syariah Islam

Pada bab ini penulis memaparkan hal-hal umum yang ada pada asuransi

syariah islam, meliputi sejarah, landasan teori, dasar hukum, syarat sahnya suatu

perjanjian, dan sistem operasional pada asuransi syariah islam.

Bab IV Perbandingan Asuransi Konvensional Dengan Syariah Islam Pada

PT. Prudential Life Assurance Medan

Pada bab ini penulis mengemukakan hasil penelitian. Disini akan dibahas

anatara lain mengenai perbedaan asuransi konvensional dengan syariah islam,

persamaan asuransi konvensional dengan Asuransi syariah islam, daya tarik pasar

antara asurasi konvensional dengan syariah islam, perlindungan bagi tertanggung

asuransi konvensional dengan syariah dalam PT. Prudential Life Assurance.

Bab V Kesimpulan dan Saran

Pada bab ini disimpulka apa yang telah penulis uraikan pada bab

terdahulu, disamping itu diberi saran sebagai masukan untuk menciotakan yang

Referensi

Dokumen terkait

Ketua atau anggota pengusul yang sedang dan atau akan mendapatkan pendanaan pengabdian dari Direktorat Riset dan Pengabdian kepada Masyarakat (DRPM)

Berdasarkan hal tersebut penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kualitas attachment remaja terhadap ibu, ayah & teman sebaya dengan tingkat regulasi

Begitu juga para karyawan Prudential, disiplin kerja sangat dibutuhkan agar perusahaan dapat berkembang dengan baik dan dapat mencapai tujuan yang direncanakan

yang merupakan salah satu syarat kelulusan mata Kuliah Kerja Praktik Lapangan Program Studi Manajemen Informatika Akademi Manajemen Informatika dan Komputer Bina

Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah yang selanjutnya disebut LKPP adalah lembaga Pemerintah yang bertugas mengembangkan dan merumuskan kebijakan

Stability of a soil property to perturbation comprises both resistance and resilience. Resistance is defined as the ability of the soil to withstand the immediate effects

Untuk mengatasi beberapa kelemahan pada pertemuan pertama ini maka beberapa perbaikan yang dilakukan pada pertemuan II antara lain: (1) mempersiapkan diri lebih baik lagi terutama

Sedangkan leverage adalah rasio yang menggambarkan perbandingan utang dan ekuitas dalam pendanaan perusahaan dan menunjukan kemampuan modal sendiri perusahaan