• Tidak ada hasil yang ditemukan

Revitalisasi Kelompok Arisan Sebagai Strategi Adaptasi Ekonomi dan Sosial (Studi Kasus pada Etnis Minangakabau yang Merantau ke Kota Medan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Revitalisasi Kelompok Arisan Sebagai Strategi Adaptasi Ekonomi dan Sosial (Studi Kasus pada Etnis Minangakabau yang Merantau ke Kota Medan)"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

METODE PENELITIAN

2.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang akan digunakan untuk memperoleh data pada penelitian ini adalah

pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Menurut Moleong (2006: 6), penelitian kualitatif

adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh

subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lain. Secara holistik, dan

dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang alamiah

dan dengan memanfaatkan bebagai metode alamiah.

Dengan menggunakan metode deskriktif, peneliti dapat mengungkapkan dan menganalisis

data yang didapat serta berusaha menggambarkan interaksi sosial kelompok arisan masyarakat

Minangkabau dan perannya sebagai wadah untuk beradaptasi bagi masyarakat suku minang yang

merantau ke kota Medan dalam aspek ekonomi dan sosialnya.

2.2 Lokasi Penelitian

Dalam penelitian ini ditentukan kelompok arisan Sungai Sarik sebagai kelompok yang

digunakan dalam pengambilan data-data yang terkait dengan fokus penelitian. Adapun yang menjadi

alasan peneliti memilih kelompok arisan Sungai Sarik sebagai objek pengumpulan data dikarenakan

sebagian besar anggota kelompok arisan Sungai Sarik adalah perantau dari Pariaman yang

berlatarbelakang dari keluarga yang menempati strata ekonomi upper lower. Selain itu, pada fase

awal merantau sebagian besar dari mereka bekerja pada sektor informal yang rendah

(2)

peneliti dapat mengungkapkan dan menganalisis korelasi antara perbaikan kesejahteraannya

dengan perannya dalam kelompok arisan Sungai Sarik.

2.3 Unit Analisis dan Informan 2.3.1 Unit Analisis

Unit analisis merupakan hal-hal yang menjadi perhitungan sebagai subjek dalam setiap

komponen yang menjadi fokus penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi unit analisis adalah

masyarakat suku minang yang ikut dalam kelompok arisan masyarakat minangkabau yang ada di

kota Medan. Penentuan kelompok arisan masyarakat Minagkabau sebagai unit analisis dalam

penelitian ini dikarenkan mayoritas dari masyarakat Minangkabau yang ada di kota Medan berkerja

pada sektor informal. Sektor informal rentan akan kemiskinan. Dalam hal ini peneliti akan mencoba

meneliti seberapa berpengaruhnya modal sosial yang ada dalam kelompok masyarakat terhadap

kesejahteraan masyarakat, khususnya pada masyarakat Minangkabau pada kelas

menengah-kebawah.

2.3.2 Informan

Informan merupakan subjek yang memahami informasi objek penelitian sebagai pelaku

maupun orang lain yang memahami objek penelitian, (Bungin, 2007: 76). Dalam pemilihan informan

menggunakan metode purposive sampling yaitu pemilihan informan dengan beberapa

pertimbangan yang sesuai dengan kriteria, disebabkan data yang akan dihimpun harus bersumber

dari informan yang dianggap mengetahui atau yang memahami apa yang menjadi fokus

permasalahan yang akan diteliti oleh peneliti. Adapun kriteria informan dalam penelitian ini adalah:

(3)

2. Informan merupakan perantau dari dari wilayah di Sumatera Barat yang telah menetap di kota

Medan selama 5 tahun atau lebih.

3. Mengikuti kelompok arisan Sungai Sarik dan aktif dalam kelompok arisan tersebut. Untuk

mengukur individu tersebut aktif atau kurang aktif, adalah dengan menanyakan persentase

kehadirannya dalam kegiatan kelompok arisan tersebut. Hal ini bertujuaan untuk mendapatkan

data yang valid.

4. Informan merupakan bagian dari struktur penting dalam kelompok arisan Sungai Sarik, seperti

ketua, sekretaris, bendahara dan lain-lainnya. Ini untuk menganalisis dan menemukan apakah

sistem dalam kelompok arisan tersebut dapat berkorelasi dengan peningkatan kesejahteraan

hidup erantau Minangkabau yang ada dalam kelompok tersebut.

2.4 Teknik Pengumpulan Data

Dalam proses pengumpulan data, peneliti akan menggunakan teknik pengumpulan data

yang sesuai dengan kebutuhan peneliti dalam mengumpulkan, menganalisis, dan mengolah

informasi dan datayang berkaitan dengan foku masalah pada penelitian ini. Sugiyono (2008: 308)

mengungkapkan, bila dilihat dari sumber datanya, maka pengumpulan data dapat menggunakan

sumber primer, dan sumber skunder.

2.4.1 Data primer

Sugiyono (2008:193) mendefenisikan Data primer adalah sumber data yang langsung

memberikan data kepada pengumpul data. Adapun teknik pengumpulan data primer ini adalah

dengan langkah-langkah sebagai berikut:

(4)

pengamatan ada dua macam yaitu: Pertama, pernan pengamat pasif, diam, hanya mencatat,

dan tidak meperlihatkan ekspresi muka. Namun, perlu diperhatikan bahwa biasanya peranan

pasif demikian tidak akan efektif dalam penjaringan data. Kedua, sebaliknya sebagai manusia

biasanya pengamat bertindak aktif tidak hanya mengamati, tetapi dalam keadaan tertentu

berbicara, berkelakar, dan sebagainya. Namun, pada dasarnya pekerjaan pengamatan

hendaknya dilakukan dengan bersikap dan bertingkah laku yang baik, dan dengan tindakan yang

memadai barulah data yang diharapkan dapat terjaring sepenuhnya, (dalam Moleong, 2006:

183). Peneliti dalam hal ini akan mengamati tindakan kolektif yang ada dalam kolompok arisan

etnis Minagkabau yang berkorelasi dengan peningkatan kesejahteraan hidup perantau

Minangkabau yang ada di kota Medan.

b. Wawancara. Esterberg (dalam Sugiyono, 2008: 193) mendefenisikan wawancara sebagai pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehinggadapat

dikonstruksikan makns dalam suatu topik tertentu. Moleong (2006: 202) menjelaskan,

pewawancara dalam hal ini dianjurkan agar bertindak sebagai seseorang yang netral, artinya

tidak memihak pada suatu konflik pendapat, peristiwa, dan yang semacam itu. Walaupun

netral, pewawancara hendaknya senantiasa mendorong, tetapi jangan sampai berusaha

mempengaruhi yang diwawancarai. Selain itu, pewawancara hendaknya telah mengembangkan

kemampuan mendengar yang baik, akurat, dan tepat, agar apa yang didengarnya secara tepat

dapat dimanfaatkan sebagai informasi yang menunjang pemecahan masalah penelitian.

2.4.2 Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari beberapa literatur seperti buku-buku,

jurnal, skripsi, tesis, internet yang dianggap berkaitan dengan fokus permasalahan yang akan diteliti.

Oleh sebab itu, sumber data sekunder diharapkan dapat memberi keterangan sebagai perlengkapan

(5)

2.5 Interpretasi Data

Interpretasi data merupakan upaya memperoleh arti dan makna yang lebih mendalam dan

luas terhadap hasil penelitian yang sedang dilakukan. Pembaasan hasil penelitian dilakukan dengan

cara meninjau hasil penelitian secara kritis dengan teori yang relevan dan informasi akurat yang

diperoleh dari lapangan, (Moleong, 2006: 151). Peneliti akan mengolah data penelitian yang dimulai

dengan proses penelaahan seluruh data yang telah dikumpulkan melaui dari wawancara dan

obeservasi yang telah himpun dalam bentuk catatan, foto, video, dan sebagainya. Setelah itu, data

yang diperoleh akan dianalisis, dikategorikan dan dievaluasi sehingga data tersebut dapat dijadikan

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan uraian pemikiran Horton, et.al tersebut peneliti melihat adanya gejala-gejala peneliti yang diuraikan pada latar belakang yang dapat dianalisis melalui

Langkah-langkah pembelajarannya adalah sebagai berikut: (1) sebelum melakukan kegiatan ini pembelajaran, maka terlebih dahulu guru memberikan tanya jawab tentang materi

Dalam menganalisis data, penulis menggunakan fungsi lima kode pembacaan yang digunakan oleh Roland Barthes dalam membaca setiap 39 Representasi Nasionalisme..., Johanes Agung

Makmur trayek Pekanbaru – Medan sudah baik dimana tingkat loyalitas pengguna jasa transportasi Bus Makmur yang berada pada tingkat switcher buyer cukup rendah

Pada alaf baru ini, wanita semakin sibuk dengan kerjaya dan tanggungjawab mereka menguruskan rumah tangga, Masa bagi mereka untuk mencuba resepi-resepi Melayu clan

Kultur in vitro tanaman kina (a) kecambah in vitro umur 3-4 minggu yang digunakan sebagai sumber eksplan, (b) multiplikasi tunas apikal umur delapan minggu,

mengikuti ekosistem kelautan. Gabungan antara nelayan pantai dengan petani tambak lazim dikenal dengan rumah tangga perikanan. Dalam konteks nelayan, nelayan tradisional

Kinerja neraca perdagangan belum mampu mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia karena kondisi ekonomi global yang