• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efektivitas Pelayanan Kesehatan di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Sentosa Baru Kecamatan Medan Perjuangan Kota Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Efektivitas Pelayanan Kesehatan di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Sentosa Baru Kecamatan Medan Perjuangan Kota Medan"

Copied!
34
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Indeks Pembangunan Manusia Indonesia dari tahun ke tahun semakin meningkat, Pembangunan manusia pada dasarnya adalah upaya untuk memanusiakan manusia kembali. Adapun upaya yang dapat ditempuh harus dipusatkan pada seluruh proses kehidupan manusia itu sendiri, mulai dari bayi dengan pemberian ASI dan imunisasi hingga lanjut usia, dengan memberikan jaminan sosial. Kebutuhan-kebutuhan pada setiap tahap kehidupan harus terpenuhi agar dapat mencapai kehidupan yang lebih bermartabat..

(2)

Indonesia masih harus bekerja keras lagi untuk mewujudkan targetan MDGs (Millenium Development Goals), dengan perbedaan yang semakin beragam terutama dalam hal kebijakan dan pelayanan kesehatan serta kultur sosial dan ekonomi, juga harus berjuang bersama guna mewujudkan target MDGs untuk menurunkan AKB pada tahun 2016 ini. Tidak hanya Kesehatan ibu dan anak saja yang harus di perhatikan namun kesehatan dari seluruh Warga Negara Indonsesia merupakan tanggung jawab dari Pemerintah Indonesia. Karena kesehatan merupakan pilar utama untuk membuat suatu bangsa itu menjadi lebih baik guna menunjang pembangunan Negara Indonesia. Melihat fenomena ini, sebenarnya sulit rasanya untuk menyatakan bahwa pelayanan kesehatan khususnya untuk ibu dan bayi di Indonesia sudah baik. Masih banyak yang harus dibenahi, terutama dalam sistem baik perencanaan, implementasi, maupun evaluasi.

Disamping itu, praktik monitoring terhadap pelaksanaannya di lapangan juga sudah seharusnya mendapat perhatian. Hal itu guna menyelaraskan konsep kebijakan di bagian top dan bottom agar dapat berjalan seirama sesuai rencana bersama. Dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, banyak hal yang perlu diperhatikan. Salah satu diantaranya yang dianggap mempunyai peranan yang cukup penting adalah penyelenggaraan pelayanan kesehatan. Pelayanan bidang kesehatan yang merupakan bentuk konkret pelayanan publik, dan mutlak yang dilaksanakan dengan baik oleh pemerintah (UUD 1945 pasal 34).

(3)

berdasarkan prinsip nondiskriminatif, partisipatif, dan berkelanjutan dalam rangka pembentukan sumber daya manusia Indonesia, serta peningkatan ketahanan dan daya saing bangsa bagi pembangunan nasional

Agar penyelenggaraan pelayanan kesehatan dapat mencapai tujuan yang diinginkan maka pelayanan harus memenuhi berbagai syarat diantaranya; tersedia dan berkesinambungan, dapat diterima dan wajar, mudah dicapai, mudah dijangkau, dan bermutu. Dengan ini semua akan memberikan kepuasan yang berefek terhadap keinginan masyarkat untuk kembali kepada institusi yang memberikan pelayanan kesehatan yang efektif tersebut. Pembangunan kesehatan saat ini mempunyai visi yaitu Indonesia sehat. Salah satu program untuk mencapai Indonesia sehat adalah pelayanan kesehatan di jenjang pertama yang terlibat langsung dengan masyarakat yaitu Puskesmas.

(4)

pelayanan kesehatan yang berkualitas dapat ditingkatkan melalui peningkatan kinerja Puskesmas. Selama ini pemerintah telah membangun Puskesmas dan jaringannya di seluruh Indonesia.

Puskesmas telah diperkenalkan di Indonesia sejak tahun 1968, rata-rata setiap Kecamatan mempunyai dua atau tiga Puskesmas, setiap tiga desa mempunyai satu Puskesmas pembantu. Puskesmas pun telah menyiapkan berbagai upaya kesehatan yang harus dilaksanakan sebagai pertanggungjawabannya ke Dinas Kesehatan. Puskesmas juga berada di bawah pengawasan Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, dengan wilayah pembinaannya satu kecamatan.

Akan tetapi peran puskesmas itu sendiri dapat terlihat sudah berlangsung secara optimal atau tidak dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Dalam sebuah berita di Medan penulis menemukan bahwa masyarakat Medan pada umumnya masih enggan untuk berobat ke Puskesmas karena beberapa alasan dengan dibuktikan masyarakat lebih memilih untuk berobat ke rumah sakit.

(5)

Dari kutipan jurnal yang berjudul peran puskesmas sebagai primary care dalam mencapai Indonesia Sehat yang ditulis oleh Mukhildah 2009 dapat di lihat bahwa masyarakat lebih memilih berobat ke rumah sakit dengan biaya lebih mahal daripada ke puskesmas. Melihat kenyataan yang terjadi di lapangan, maka perlu ditinjau ulang peran puskesmas dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat. Sehingga masyarakat dapat menikmati peran seutuhnya yang di berikan oleh puskesmas.

(6)

Sejumlah warga di Kecamatan Medan Perjuangan yang hendak berobat ke Puskesmas Sentosa Baru mengaku kecewa. Pasalnya, Kamis (26/12) pagi hingga sore, pusat pelayanan kesehatan di Kecamatan Medan Perjuangan itu tutup total sehingga warga tidak bisa berobat. Pantauan Waspada di lapangan, sejumlah warga sudah berdiri di depan Puskesmas Sentosa Baru, Kel Sei Kera Hilir I, Kec Medan Perjuangan sejak pukul 08:00. Namun hingga pukul 10:00, pintu pagar Puskesmas tidak juga dibuka sehingga warga membatalkan niatnya untuk berobat. Bahkan hingga pukul 16:00 Puskesmas Sentosa Baru tidak beroperasi. Boru Damanik, 48, warga Kel. Sidorame Barat I mengaku datang dengan menumpang becak bermotor karena hendak berobat. Namun setelah 1 jam menunggu, ternyata Puskesmas belum juga dibuka. “Sudah 1 jam saya menunggu, namun Puskesmas belum juga dibuka. Sedangkan perawatnya tidak terlihat ada yang datang,” sesal ibu rumah tangga ini. Karena Puskesmas tidak juga dibuka, Boru Damanik terpaksa berobat ke RSU Dr Pirngadi Medan. “Mungkin karena libur Natal dan masih cuti bersama sehingga perawatnya tidak ada yang datang,” ujarnya. (Waspadamedan.com 2013 Puskesmas Tutup Warga Kecewa) pada pukul 11.00 Wib

Dari kutipan tersebut dapat di lihat bahwa ada masalah mengenai pelayanan dari pengelola Puskesmas Sentosa Baru di Medan Perjuangan yang dapat menghambat pemberian pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan adanya keluhan atau pengaduan dari masyarakat terhadap kondisi pelayanan di puskesmas tersebut. Ditahun yang berbeda kasus yang sama juga terjadi, terdapat keluhan masyarakat yang mendapati Puskesmas Sentosa Baru tidak buka pada hari biasa, seperti yang di muat dalam surat kabar Jamsosindonesia :

(7)

puskesmas tersebut terpaksa pulang dan mencari tempat berobat lain. “Puskesmasnya tutup.Saya (berobat) ke klinik sajalah,” ujar warga tadi sambil berlalu dengan sepeda motor bersama suaminya. Dua mahasiswa yang hendak mengurus surat-surat ke puskemas ini juga terpaksa balik badan. ”Tadinya kami mau urus surat kesehatan, tapi karena tutup ya nggak jadilah,”kata mahasiswa tadi. (Jamsosindonesia.com 2014 Puskesmas tutup warga terlantar) pukul 11.20 Wib

Dalam mengatasi kondisi tersebut diharapkan Puskesmas mampu memberikan pelayanan kesehatan secara maksimal kepada masyarakat. Dengan memiliki sikap bertindak cepat dan tepat, berpihak kepada masyarakat, menegakkan kedisiplinan, menunjukkan transparansi, dan mewujudkan akuntabilitasnya.

Berdasarkan uraian di atas, penulis sadar kesehatan adalah sesuatu hal yang penting dan harus di dukung dengan sebuah pelayanan yang baik pula, karena itu penulis tertarik untuk meneliti masalah tersebut dengan judul “Efektivitas Pelayanan Kesehatan di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Sentosa Baru Kecamatan Medan Perjuangan Kota Medan”.

I.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah “Bagaimana efektivitas pelayanan kesehatan di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Sentosa Baru

(8)

I.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dengan dilaksanakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui efektivitas pelayanan kesehatan di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) Sentosa Baru Kecamatan Medan Perjuangan Kota Medan

I.4 Manfaat Penelitian

Manfaat yang ingin diharapkan dari dilaksanakannya penelitian ini adalah:

a. Manfaat Ilmiah

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan ilmiah dan informasi tambahan bagi dunia pendidikan.

b. Manfaat Institusi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan bagi pemerintah maupun pihak pengelola Puskesmas dalam rangka peningkatan efektivitas pelayanan kesehatan sehingga kualitas pelayanan semakin baik untuk ke depannya.

c. Manfaat Praktis

Penelitian ini sangat bermanfaat bagi peneliti dalam hal mengaplikasikan ilmu dalam hal administrasi dan kebijakan di bidang kesehatan.

1.5 Kerangka Teori

(9)

Menurut Arikunto (2002: 92), Kerangka teori adalah bagian dari penelitian, tempat peneliti memberikan penjelasan tentang hal-hal yang berhubungan dengan variable pokok, sub variable atau pokok masalah yang ada dalam penelitian.

Sebagai landasan berpikir dalam menyelesaikan atau memecahkan masalah yang ada, perlu adanya pedoman teoritis yang dapat membantu dan sebagai bahan referensi dalam penelitian. Kerangka teori diharapkan memberikan pemahaman yang jelas dan tepat bagi peneliti dalam memahami masalah yang diteliti. Adapun kerangka teori dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

I.5.1 Efektivitas

Menurut Stoner (dalam Kurniawan, 2005 :106) menekankan pentingnya efektivitas organisasi dalam pencapaian tujuan-tujuan organisasi dan efektivitas adalah kunci dari kesuksesan suatu organisasi. Efektivitas dalam kegiatan organisasi dapat dirumuskan sebagai tingkat perwujudan sasaran yang menunjukkan sejauh mana sasaran telah dicapai. Sumaryadi (2005:105) berpendapat dalam bukunya bahwa organisasi dapat dikatakan efektif bila organisasi tersebut dapat sepenuhnya mencapai sasaran yang telah ditetapkan

(10)

pendekatan secara optimal pada pencapaian tujuan, kemampuan dan pemanfaatan tenaga manusia. Menurut Silalahi (2002:10), efektivitas menunjuk pada keberhasilan pencapaian sasaran-sasaran organisasi dan efektivitas adalah kunci dari kesuksesan suatu organisasi.

Ditinjau dari aspek ketepatan waktu maka menurut Siagian (2002 :171), Efektivitas adalah tercapainya berbagai sasaran yang telah ditentukan sebelumnya tepat waktunya dengan menggunakan sumber-sumber tertentu yang sudah dialokasikan untuk melakukan berbagai kegiatan.

Efektivitas memiliki tiga tingkatan sebagaimana yang didasarkan oleh Lawless (dalam Gibson dkk, 1997: 25) antara lain :

1. Efektivitas Individu

Efektivitas Individu didasarkan pada pandangan dari segi individu yang menekankan pada hasil karya karyawan atau anggota dari organisasi

2. Efektivitas Kelompok

Adanya pandangan bahwa pada kenyataannya individu saling bekerja sama dalam kelompok. Jadi efektivitas kelompok merupakan Jumlah kontribusi dari semua anggota kelompoknya

3. Efektivitas Organisasi

(11)

yang lebih tinggi tingkatannya daripada jumlah hasil karya tiap-tiap bagiannya.

Selain itu, Gibson, Ivancevich dan Donnely (1997 :31) memberikan batasan dalam kriteria efektivitas organisasi melalui pendekatan teori sistem antara lain:

1. Produksi

Produksi menggambarkan kemampuan organisasi untuk memproduksi jumlah dan mutu output yang sesuai dengan permintaan lingkungan. Dalam konsep ini tidak termasuk pertimabangan tentang efisiensi, seperti yang didefenisikan di bawah. Ukuran tentang produksi meliputi laba, penjualan, bagian pasar, mahasiswa yang lulus, pasien yang sembuh, dokumen yang diproses, pelanggan yang dilayani, dan sebagainya. Ukuran ini berhubungan secara langsung dengan output yang dikonsumsi oleh pelanggan organisasi.

2. Efisiensi

(12)

3. Kepuasan

Penyusunan konsep organisasi sebagai suatu sistem social mengharuskan kita memperhatikan keuntungan yang diterima oleh para pesertanya maupun oleh para pelanggannya. Kepuasan dan semangat kerja adalah istilah yang serupa, yang menunjukkan sampai seberapa jauh organisasi memenuhi kebutuhan para karyawannya. Ukuran kepuasan meliputi sikap karyawan, pergantian karyawan, kemangiran, dan keluhan.

4. Adaptasi

Kemampuan adaptasi adalah sampai seberapa jauh organisasi dapat menanggapi perubahan intern dan ekstern. kriteria ini berhubungan dengan kemampuan manajemen untuk menduga adanya perubahan dalam lingkungan maupun dalam organisasi itu sendiri. Ukuran yang biasa dari kemampuan adaptasi untuk keperluan riset, dapat diperoleh dari jawaban atas pertanyaan.

5. Perkembangan

(13)

6. Hidup Terus

Organisasi harus dapat hidup terus dalam jangka waktu yang panjang.

Efektivitas adalah suatu keadaan yang menunjukkan suatu rencana dapat tercapai. Semakin banyak rencana yang dapat dicapai, semakin efektif pula kegiatan tersebut, sehingga kata efektivitas dapat juga diartikan sebagai tingkat keberhasilan yang dapat dicapai dari suatu cara atau usaha tertentu sesuai dengan tujuan yang hendak dicapai.

1.5.2 Pelayanan

1.5.2.1 Defenisi Pelayanan

Menurut Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara No. 63 Tahun 2003, disebutkan bahwa pelayanan adalah Segala bentuk kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh instansi pemerintah di pusat, di daerah, dan di lingkungan badan usaha milik negara /daerah dalam bentuk barang atau jasa dalam rangka pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan.

(14)

Moenir (2000: 27) berpendapat pelayanan hakikatnya adalah serangkaian kegiatan, karena itu ia merupakan proses, sebagai proses pelayanan berlangsung secara rutin dan berkesinambungan meliputi seluruh kehidupan orang dalam masyarakat. yang menguntungkan dalam suatu kumpulan atau kesatuan ,dan menawarkan kepuasan meskipun hasilnya tidak terkait pada suatu produk secara fisik.

Berdasarkan uraian diatas, maka pelayanan dapat disimpulkan sebagai kegiatan yang dilakukan suatu oraganisasi yang ditujukan untuk konsumen atau masyarakat umum yang berbentuk jasa untuk memenuhi kebutuhan.

Ada pun dua bagian konsep pelayanan yang ada di Indonesia yaitu :

1. Pemerintah memberi pelayanan secara langsung melalui dinas daerah. Pada kategori ini kebijakan yang harus dilakukan guna mengoptimalkan pelayanan pada masyarakat adalah unit dinas di daerah agar lebih mampu memudahkan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat sesuai dengan bidang tugasnya.

2. Pemerintah menyerahkan fungsi pelayanan kepada masyarakat atau swasta. Hal ini dilakukan karena berbagai keterbatasan yang dimilikinya. Pemerintah berfungsi mendorong peran serta masyarakat dan swasta dalam memenuhi tuntutan kebutuhan masyarakat. Pemerintah berperan sebagai fasilitator dan pengawas terhadap fungsi pelayanaan yang telah diberikan.

1.5.2.2 Fungsi Pelayanan

(15)

1. Fungsi pelayanan masyarakat (Publik Service Functions) a. Pendidikan

b. Kesehatan Masyarakat c. Kesehatan Lingkungan

d. Penataan Jaringan Jalan dan Taman e. Penyediaan Air Bersih

2. Fungsi Pembangunan (Development Functions)

a. Perencanaan Pembangunan (Fisik, Sosial Ekonomi, Sosial Budaya)

b. Kebijakan Pengembangan Perekonomian sesuai dengan potensi daerah (kerajinan tangan, pariwisata, perdagangan, industri) untuk meningkatkan pendapatan dan mengurangi pengangguran.

c. Mengatur Perizinan, memfasilitasi hubungan dengan berbagai pihak dalam rangka pengembangan daerah secara ekonomi maupun fisik.

d. Mendorong Partisipasi Masyarakat, secara langsung melalui Lembaga Swadaya Masyarakat

3. Fungsi Ketertiban dan Ketentraman (Prospective Functions) a. Penciptaan ketertiban dan ketentraman

b. Perlindungan terhadap bencana alam c. Perlindungan terhadap kebakaran

I.5.3 Pelayanan publik

I.5.3.1 Definisi Pelayanan Publik

(16)

prinsipnya menjadi tangguang jawab dan dilaksanakan oleh instansi pemerintah di pusat, di daerah, dan di lingkungan Badan Usaha Milik Negara atau Badan Usaha Milik Daerah, dalam rangka upaya pemenuhan kebutuhan masyarakat maupun dalam rangka pelaksanaan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Sementara menurut Kurniawan (2005 : 4), Pelayanan publik adalah pemberian layanan (melayani) keperluan orang atau masyarakat yang mempunyai kepentingan pada organisasi itu sesuai dengan aturan pokok dan tata cara yang telah ditetapkan. Menurut Undang-Undang No. 25 tahun 2009, pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peratuaran perundang-undangan bagi setiap warga Negara dan penduduk atas barang, jasa dan atau pelayanan administrative yang disediakan oleh penyelenggara peleyanan publik.

Berdasarkan beberapa definisi diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pelayanan publik adalah keseluruhan pelayanan yang dilaksanakan oleh aparatur pemerintah kepada publik didalam suatu organisasi atau instansi untuk memenuhi kebutuhan penerima pelayanan publik atau masyarakat.

I.5.3.2 Bentuk-bentuk pelayanan publik

Pemerintah merupakan pihak yang memberikan pelayanan bagi masyarakat. Adapun didalam pelaksanaannya pelayanan ini terdiri dari beberapa bentuk. Menurut Moenir (2010 : 190), bentuk pelayanan itu terdiri dari :

(17)

2. Pelayanan berbentuk tulisan

Ini merupakan jenis pelayanan dengan memberikan penjelasan melalui tulisan di dalam pengelolahan masalah masyarakat. Pelayanan dalam bentuk tulisan ini terdiri dari dua jenis yakni:

a. Pelayanan yang berupa petunjuk, informasi dan yang sejenis ditujukan kepada orang-orang yang berkepentingan agar memudahkan mereka dalam berurusan dengan institusi atau lembaga.

b. Pelayanan yang berupa reaksi tertulis atas permohonan, laporan, keluhan, pemberian/penyerahan, pemberitahuan dan lain sebagainya 3. Pelayanan berbentuk perbuatan

Dalam kenyataan sehari-hari jenis layanan ini memang tidak terhindar dari layanan lisan , jadi antara layanan perbuatan dan layanan lisan sering bergabung. Hal ini disebabkan karena hubungan lisan paling banyak dilakukan dalam hubungan pelayanan secara umum. Hanya titik berat terletak pada perbuatan itu sendiri yang ditunggu oleh orang yang berkepentingan. Jadi tujuan utama yang berkepentingan ialah mendapatkan pelayanan dalam bentuk perbuatan atau hasil perbuatan, bukan hanya sekedar penjelasan dan kesanggupan secara lisan. Disini faktor kecepatan dalam pelayanan menjadi dambaan setiap orang, disertai dengan kualitas hasil yang memadai

I.5.3.3 Azas pelayanan publik

(18)

1. Transparansi

Bersifat terbuka, mudah dan dapat diakses oleh semua pihak yang membutuhkan dan disediakan secara memadai serta mudah dimengerti 2. Akuntabilitas

Dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

3. Kondisional

Sesuai dengan kondisi dan kemampuan pemberi dan penerima pelayanan dengan tetap berpegang teguh pada prinsip efisiensi dan efektivitas.

4. Partisipatif Mendorong peran serta masyarakat dalam penyelenggaraan pelayanan publik dengan memperhatikan aspirasi, kebutuhan, dan harapan masyarakat.

5. Kesamaan Hak Tidak diskriminatif dalam arti tidak membeda-bedakan suku, ras, agama, golongan, gender, dan status ekonomi.

6. Keseimbangan hak dan kewajiban Pemberi dan penerima pelayanan publik harus memenuhi hak dan kewajiban masing-masing pihak.

I.5.3.4 Prinsip-Prinsip Pelayanan Publik

Berdasarkan keputusan menteri pendayagunaan aparatur Negara nomor 63 tahun 2003, dijelaskan bahwa dalam menyelenggarakan pelayanan harus memenuhi beberapa prinsip yaitu:

(19)

2. Kejelasan mencakup beberapa hal antara lain

a. Persyaratan teknis dan administrasi pelayanan umum.

b. Unit kerja atau pejabat yang berwenang dan bertangguang jawab dalam memberikan pelayanan dan penyelesaian keluhan/persoalan/sengketa dalam pelaksanaan pelayanan publik.

c. Rincian biaya pelayanan dan tata cara pembayaran

3. Kepastian waktu. Pelaksanaan pelayanan publik dapat diselesaikan dalam kurun waktu yang telah ditentukan.

4. Akurasi. Produk pelayanan publik diterima dengan benar, tepat dan sah. 5. Rasa aman. Proses dan produk pelayanan publik memberikan rasa aman

dan kepastian hukum.

6. Tanggung jawab. Pimpinan penyelenggara pelayanan publik atau pejabat yang ditunjuk bertangguang jawab atas penyelenggaraan pelayanan dan penyelesaian keluahan atau persoalan dalam pelaksanaan pelayanan publik. 7. Kelengkapan sarana dan prasarana. Tersedianya sarana dan prasarana kerja,

peralatan kerja dan pendukung lainnya yang memadai termasuk penyediaan sarana teknologi telekomunikasi dan informatika.

8. Kemudahan akses. Tempat dan lokasi serta sarana prasarana kerja yang memadai dan mudah dijangkau oleh masyarakat, dan dapat memanfaatkan teknologi telematika.

9. Kedisiplinan, kesopanan dan keramahan. Pemberi layanan harus bersikap disiplin, sopan, dan santun, ramah serta memberikan pelayanan yang ikhlas. 10. Kenyamanan. Lingkungan pelayanan harus tertib, disediakan ruang tunggu

(20)

dengan fasilitas pendukung pelayanan, seperti parker, toilet, tempat ibadah, dan lain-lain.

I.5.4 Pelayanan Kesehatan

I.5.4.1 Definisi Pelayanan Kesehatan

Kesehatan berdasarkan Undang-Undang No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan pasal 1 ayat 1 didefinisikan sebagai keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Jadi pengertian kesehatan cakupannya sangat luas, mencakup sehat fisik maupun non fisik (jiwa, sosial, ekonomi). Sedangkan upaya kesehatan adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat.

Menurut Sutadi (2005 :10), Pelayanan kesehatan merupakan komoditi yang unik dan khusus, tidak dapat disamakan dengan komoditi lain karena pelayanan yang diberikan berupa jasa, sehingga sulit untuk mencapai kepuasan pelanggan. Dalam pengertian ini, pelayanan kesehatan disamping sebagai suatu usaha untuk memperbaiki kesejahteraan masyarakat, sekaligus juga dalam rangka usaha pembinaan, pengembangan pemanfaatan sumber daya manusia

(21)

Pelayanan kesehatan memilik tiga fungsi yang saling berkaitan, saling berpengaruh dan saling bergantungan , yakni

1. Fungsi sosial

Fungsi untuk memenuhi harapan dan kebutuhan masyarakat pengguna pelayanan kesehatan

2. Fungsi teknis kesehatan

Fungsi untuk memenuhi harapan dan kebutuhan masyarakat pemberi pelayanan kesehatan

3. Fungsi ekonomi

Fungsi untuk memenuhi harapan dan kebutuhan institusi pelayanan kesehatan. Ketiga fungsi tersebut ditanggung jawab oleh tiga pilar utama pelayanan kesehatan yaitu,

a. masyarakat, yang dalam prakteknya dilaksanakan bersama antara pemerintah dan masyarakat,

b. tenaga teknis kesehatan, yang dilaksanakan oleh tenaga professional kesehatan,

c. tenaga administrasi atau manajemen kesehatan, dilaksanakan oleh manajemen atau administrator kesehatan.

I.5.4.2 Sasaran Pelayanan Kesehatan

(22)

1. Pelayaanan kesehatan personal (Personal health services) maksudnya sasaran pelayanan kesehatan ini adalah untuk pribadi atau perorangan.

2. Pelayanan kesehatan lingkungan (Environmental health services) yaitu sasaran pelayanan kesehatan ini adalah lingkungan, kelompok, atau masyarakat.

I.5.4.3 Stratifikasi Pelayanan Kesehatan

Menurut Azwar (1996 :41 ), Staratifikasi pelayanan kesehatan yang dianut setiap Negara tidaklah sama, namun secara umum berbagai strata ini dapat dikelompokkan menjadi tiga macam yaitu :

1. Pelayanan kesehatan tingkat pertama (primary health services) Pelayanan kesehatan tingkat pertama merupakan pelayanan kesehatan yang bersifat pokok, yang sangat dibutuhkan oleh sebagian besar masyarakat serta mempunyai nilai strategis untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Pada umumnya pelayanan kesehatan tingkat pertama ini bersifat pelayanan rawat jalan (ambulatory/out patient services).

2. Pelayanan kesehatan tingkat kedua Pelayanan kesehatan tingkat kedua adalah pelayanan yang lebih lanjut, telah bersifat rawat inap (in patient services) dan untuk menyelenggarakannya telah dibutuhkan tenaga spesialis.

(23)

I.5.4.4 Tujuan Pelayanan Kesehatan

Tujuan pelayanan kesehatan sesuai dengan Visi dan Misi Pembangunan Kesehatan yang ditetapkan oleh Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Visi pembangunan kesehatan Indonesia yaitu “gambaran masyarakat Indonesia yang dicapai melalui pembangunan kesehatan adalah masyarakat, bangsa, dan Negara yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan dan dengan perilaku sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pola kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya diseluruh wilayah republik Indonesia ( DepKes RI ).

Visi kesehatan Indonesia dilaksanakan melalui misi yang juga ditetapkan oleh Departemen Kesehatan Reepublik Indonesia. Misi pembangunan kesehatan Republik Indonesia adalah sebagai berikut :

1. Menggerakkan pembangunan kesehatan berwawasan kesehatan Para penanggung jawab program pembangunan harus memasukkan pertimbangan kesehatan didalam semua kebijakan pembangunannya. Program yang tidak berkontribusi positif terhadap kesehatan diharapkan untuk tidak dilaksanakan.

2. Mendorong kemandirian masyarakat untuk hidup mendiri Kesehatan merupakan tangguang jawab individu, masyarakat, pemerintah dan swata, itu artinya kesehatan bukan hanya tanggung jawab pemerintah , masyarakat juga harus mandiri menjaga kesehatannya sendiri.

(24)

4. Menjangkau dan meningkatkan kesehatan individu, keluarga, dan masyarakat beserta lingkungan tanpa meninggalkan upaya penyembuhan penyakit.(DepKes RI)

I.5.4.5 Syarat Pokok Pelayanan Kesehatan

Menurut Azwar (1996 : 38) Pelayanan kesehatan yang baik memiliki berbagai persyaratan pokok. Syarat pokok yang dimaksud yaitu sebagai berikut

1. Tersedia dan berkesinambungan. Syarat pokok pertama pelayanan kesehatan yang baik adalah pelayanan tersebut harus tersedia di masyarakat (available) serta bersifat berkesinambungan (continuous). Artinya semua jenis pelayanan kesehatan yang dibutuhkan oleh masyarakat dan mudah dicapai oleh masyarakat.

2. Dapat diterima dan wajar. Syarat pokok kedua pelayanan kesehatan yang baik adalah apa yang dapat diterima (acceptable) oleh masyarakat serta bersifat wajar (appropriate). Artinya pelayanan kesehatan tersebut tidak bertentangan dengan adat istiadat, kebudayaan, keyakinan, kepercayaan masyarakat dan bersifat wajar.

3. Mudah dicapai. Syarat pokok ketiga pelayanan kesehatan yang baik adalah yang mudah dicapai (accessible) oleh masyarakat. Pengertian ketercapaian yang dimaksud disini terutama dari sudut lokasi. Dengan demikian untuk mewujudkan pelayanan kesehatan yang baik, maka pengaturan sarana kesehatan menjadi sangat penting.

(25)

keterjangkauan di sini terutama dari sudut biaya. Pengertian keterjangkauan di sini terutama dari sudut jarak dan biaya. Untuk mewujudkan keadaan seperti ini harus dapat diupayakan pendekatan sarana pelayanan kesehatan dan biaya kesehatan diharapkan sesuai dengan kemampuan ekonomi masyarakat.

5. Bermutu. Syarat pokok pelayanan kesehatan yang kelima adalah yang bermutu (quality). Pengertian mutu yang dimaksud adalah yang menunjuk pada tingkat kesempurnaan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan, yang disatu pihak dapat memuaskan para pemakai jasa pelayanan, dan pihak lain tata cara penyelenggaraannya sesuai dengan kode etik serta standar yang telah ditetapkan.

1.5.4.6 Efektivitas Pelayanan Kesehatan

Dalam menciptakan efektifitas, pegawai harus juga memberikan pelayanan yang baik bagi masyarakat. Menurut (Sudayasa, 2009) Ada lima nilai dasar dalam aspek pelayanan kesehatan yang sebaiknya selalu dijunjung tinggi oleh para pegawai dan aparat kesehatan, dalam upaya memberdayakan masyarakat untuk hidup bersih dan sehat. Lima nilai dasar tersebut adalah:

1. Bertindak Cepat dan Tepat

Cepat mengambil keputusan dalam memberikan pelayanan atau tindakan kesehatan, terhadap kasus/masalah yang bisa bersifat mendadak (emergency) maupun mendesak (urgency). Tepat dalam melaksanakan proses pelayanan kesehatan sesuai prosedur tetap (protap) atau standar operasional prosedural (SOP) yang telah ditentukan.

(26)

Masyarakat sebagai subyek pelayanan, berhak menentukan jenis pelayanan kesehatan yang terbaik sesuai masalah yang dihadapinya. Masyarakat sebagai obyek pelayanan, wajib diberikan pelayanan kesehatan yang bermutu agar mencapai derajat kesehatan yang optimal. 3. Menegakkan Kedisiplinan

Disiplin kerja adalah menegakkan semangat kerja dalam memberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat atau sasaran pelayanaan. Disiplin Administrasi adalah melakukan pencatatan dan pelaporan hasil kegiatan pelayanan secara tertib, teratur, terarah, terbuka dan terukur 4. Menunjukkan Transparansi

Menunjukkan keterbukaan pelayanan, dengan aturan kerja yang jelas, ringkas dan tuntas, sehingga bisa dipahami oleh sasaran pelayanan. Menunjukkan keterbukaan anggaran, sesuai tata hukum dan peraturan yang berlaku dalam lingkup pelayanan kesehatan

5. Mewujudkan Akuntabilitas

Hasil kegiatan pelayanan diarahkan secara bertanggungjawab terhadap institusi internal didalam lingkup pelayanan kesehatan dan kepada institusi eksternal diluar lingkungan pelayanan kesehatan. Tanggungjawab terhadap masyarakat, sangat penting sekali karena menyangkut upaya peningkatan pemberdayaan derajat kesehatan masyarakat secara holistik.

(27)

I.5.5 Pelayanan Kesehatan di Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas)

I.5.5.1 Definsi Puskesmas

Pusat Kesehatan Masyarakat (PUSKESMAS) merupakan sebuah wadah kesehatan yang lahir untuk menjawab semua masalah pelayanan kesehatan yang ada. Puskesmas adalah unit fungsional pelayanan kesehatan terdepan sebaga unit pelaksaan teknis dinas kesehatan kota atau kabupaten yang melaksanakan upaya penyuluhan, pencegahan, dan penanganan kasus-kasus penyakit di wilayah kerjanya secara terpadu dan terkoordinasi. Definisi Puskesmas berdasarkan Kepmenkes No 128 Tahun 2004 tentang Kebijakan Dasar Puskesmas adalah Unit Pelaksana Teknis (UPT) dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja UPT tugasnya adalah menyelenggarakan sebagian tugas teknis Dinas Kesehatan.

Puskesmas hadir sebagai upaya untuk memberikan pelayanan kesehatan yang memadai dan memiliki jangkauan luas bagi masyarakat. Tujuan umum pelayanan kesehatan melalui puskesmas adalah untuk terselenggaranya upaya kesehatan masyarakat yang bermutu, merata, terjangkau, dan peran serta masyarakat.

Menurut Keputuasan Mentri Kesehatan tersebut, Dalam menjalankan tugasnya Puskesmas memiliki beberapa usaha pokok tentang Kebutuhan Dasar Puskesmas, dimana beban pokok Puskesmas dikurangi dari 18 menjadi 6 yaitu :

(28)

4. Pemberantasan Penyakit Menular 5. Promosi Kesehatan

6. Pengobatan.

I.5.5.2 Fungsi Puskesmas

Berdasarkan Kepmenkes No 128 Tahun 2004, Puskesmas memiliki beberapa fungsi yang harus dilaksanakan oleh Puskesmas, diantaranya:

1. Pusat Penggerak Pembangunan Berwawasan Kesehatan

Dalam hal ini Puskesmas selalu berupaya menggerakkan lintas sektor dan dunia usaha di wilayah kerjanya agar menyelenggarakan pembangunan yg berwawasan kesehatan. Selain itu juga aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap program pembangunan di wilayah kerjanya. Serta mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan dan pemulihan. 2. Pusat Pemberdayaan Masyarakat

Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan, dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk pembiayaannya, serta ikut menetapkan, menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program kesehatan

3. Pusat Pelayanan Kesehatan Strata Pertama

(29)

kesehatan tingkat pertama yang menjadi tanggung jawab puskesmas meliputi :

a. Pelayanan kesehatan perorangan

Pelayannan kesehatan perorangan adalah pelayanan yang bersifat pribadi (private Goods) dengan tujuan utama menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan perorangan tanpa mengabaikan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit. Pelayanan perorangan tersebut adalah rawat jalan dan untuk puskesmas tertentu rawat inap.

b. Pelayanan kesehatan masyarakat

Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang bersifat umum (Public Goods) dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit tanpa mengabaikan menyembuhkan penyakit dan pemuluhan kesehatan. Pelayaanan kesehatan tersebut antara lain adalah promosi kesehatan, memberantas penyakit, penyehatan lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan kesehatan keluarga, keluarga berencana, kesehatan jiwa serta berbagai program kesehatan masyarakat lainnya.

1.5.6 Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan

Salah satu upaya untuk mengurangi variasi proses adalah dengan melakukan standarisasi. Proses standarisasi meliputi penyusunan, penerapan, monitoring, pengendalian ,serta evaluasi dan revisi standar (Koentjoro, 2007 :24).

(30)

keselamatan, keamanan, kesehatan, lingkungan hidup, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta pengalaman, yakni perkembangan masa kini dan masa yang akan datang, untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya.

Standar pelayanan minimal bidang kesehatan sangat terkait dengan indikator Indonesia sehat, karena baik SPM bidang kesehatan maupun indikator Indonesia sehat sama-sama memberikan target-target yang harus dicapai dalam pelayanan publik bidang kesehatan. Standar pelayanan minimal bidang kesehatan untuk tingkat nasional diatur dengan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1457/ MENKES/SK/X/2003 tentang standar pelayanan minimal bidang kesehatan di kabupaten/ kota. Dalam pasal 2 KEPMENKES tersebut diamanatkan kabupaten/kota untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan sesuai standar pelayanan minimal. Adapun target yang merupakan SPM bidang kesehatan tingkat nasional adalah sebagai berikut Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1457/ MENKES/SK/X/2003

1. Pelayanan kesehatan Ibu dan Bayi:

a. Cakupan kunjungan ibu hamil K4 (95%)

b. Cakupan pertolongan persalinan oleh bidan atau tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan (90%)

c. Ibu hamil resiko tinggi yang dirujuk (100%) d. Cakupan kunjungan neonatus (90%)

e. Cakupan kunjungan bayi (90%)

(31)

a. Cakupan deteksi dini tumbuh kembang anak balita dan pra sekolah (90%)

b. Cakupan pemeriksaan kesehatan siswa SD dan setingkat oleh tenaga kesehatan atau tenaga terlatih / guru UKS / Dokter kecil (100%)

c. Cakupan pelayanan kesehatan remaja (80%) 3. Pelayanan Keluarga Berencana

a. Cakupan peserta aktif KB (70%) 4. Pelayanan Imunisasi

a. Desa / Kelurahan Universal Child Immunization (UCI) (100%) 5. Pelayanan Pengobatan/ Perawatan

a. Cakupan rawat jalan (15%) b. Cakupan Rawat Inap (1,5%) 6. Pelayanan Kesahatan Jiwa

a. Pelayanan kesehatan jiwa di sarana pelayanan kesehatan umum (15%) 7. Pemantauan Pertumbuhan Balita

a. Balita yang naik berat badannya (80%) b. Balita Bawah Garis Merah (<15%) 8. Pelayanan Gizi

a. Cakupan balita mendapat kapsul vitamin A 2 kali per tahun (90%) b. Cakupan ibu hamil mendapat 90 tablet Fe (90%)

c. Cakupam pemberian makanan pendamping ASI pada bayi bawah garis merah dari keluarga miskin (100%)

d. Balita gizi buruk mendapat perawatan (100%)

(32)

a. Akses terhadap ketersediaan darah dan komnen yang aman untuk menangani rujukan ibu hamil dan neonatus (80%)

b. Ibu hamil resiko tinggi/ komplikasi yang ditangani (80%) c. Neonatal resiko tinggi/ komplikasi yang ditangani (80%) 10. Pelayanan gawat darurat

a. Sarana kesehatan dan kemampuan pelayanan gawat darurat yang dapat diakses masyarakat (90%)

11. Penyelenggaraan penyelidikan epidemologi dan penanggulangan kejadian luar biasa (KLB) dan gizi buruk

a. Desa/ kelurahan mengalami KLB yang ditangani < 24 jam (100%) b. Kecamatan bebas rawan gizi (80%)

12. Pencegahan dan Pemberantasan penyakit polio a. AFP rate per 100.000 penduduk < 15 tahun (> 1) 13. Pencegahan dan Pemberantasan penyakit TB paru

a. Kesembuhan penderita TBCBTA positif (>85%) 14. Pencegahan dan Pembrantasan penyakit ISPA

a. Cakupan balita dengan pneumonia yang ditangani (100%) 15. Pencegahan dan Pembrantasan penyakit HIV AIDS

a. Klien yang mendapatkan penanganan HIV AIDS (100%) b. Infeksi menular seksual yang diobati (100%)

16. Pencegahan dan pembrantasan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) a. Penderita DBD yang ditangani (100%)

17. Pencegahan dan pembrantasan penyakit Diare

(33)

I.6 Definisi Konsep

Menurut Singarimbun (2006:33) konsep merupakan istilah dan defenisi yang digunakan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan, kelompok, atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial. Tujuannya adalah untuk mendapatkan pembatasan yang jelas dari variabel yang akan diteliti. Oleh karena itu untuk mendapatkan batasan yang jelas dari masing-masing konsep yang diteliti, maka penulis mengemukakan definisi konsep dari penelitian ini yaitu :

Efektivitas adalah pencapaian sasaran-sasaran organisasi dan kunci dari kesuksesan suatu organisasi yang dapat ditinjau dengan tercapainya berbagai sasaran yang telah ditentukan sebelumnya dan dapat dilakukan tepat waktu dengan menggunakan sumber-sumber tertentu yang sudah dialokasikan untuk melakukan berbagai kegiatan. Dalam mencapai efektivitas harus didukung oleh pegawai yang menjunjung 5 dasar nilai aspek kesehatan seperti, bertindak cepat dan tepat, berpihak kepada masyarakat, menegakkan kedisiplinan, menunjukkan transparansi, dan mewujudkan akuntabilitas.

Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan secara sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok, dan ataupun masyarakat.

(34)

Referensi

Dokumen terkait

Bagian ini harus menjelaskan mengenai kegiatan dan hasil yang sudah dilakukan untuk keperluan baseline program, terutama penjelasan mengenai alasan pemilihan lokasi,

Rusunawa Kota Binjai dibangun 5 lantai yang terdiri dari 98 hunian.. Setiap blok rumah susun diberi tangga untuk turun

[r]

Seperti yang terjadi pada penghuni Rusunawa Kota Binjai, secra fisik tempat hunian mereka mengalami perubahan dari lingkungan pemukiman horizontal menjadi lingkungan

Konsumen tidak selalu memiliki informasi yang lengkap mengenai atribut-atribut produk. Namun, umumnya konsumen memiliki informasi tentang produk secara tidak

Departemen Kesehatan Republik Indonesia, 2014, Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar, RISKESDAS Indonesia Tahun 2014, Depkes, Jakarta.. Fitzpatrick’s dermatology in general medicine ,

Haruechaiyasak. ―Social Media Text Classification by Enhancing Well-Formed Text ‖. 2013, ―Pengembangan Model Buku Ajar Membaca Berdasarkan Pendekatan Proses Bagi Siswa

disebut juga sebagai penelitian populasi. Peneliti menggunakan teknik “ simple random sampling” dengan cara mengundi untuk menentukan kelas eksperimen dan kelas