i
ANALISIS NETWORK BAJU BREAK DOWN STYLE NL 340 PADA DEPARTEMEN SEWING
PT. ALDINO WIJAYA GARMENT SUKOHARJO
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Gelar Ahli Madya Program Studi Diploma III Manajemen Bisnis
Oleh:
Yeni Lantari F3509083
PROGRAM STUDI DIPLOMA III FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SEBELAS MARET
ii
iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Man Jadda Wajada
Barang siapa bersungguh-sungguh pasti berhasil.
Ketika kamu berhasil teman-temanmu akhirnya tahu siapa kamu.
Ketika kamu gagal kamu akhirnya tahu siapa sesungguhnya teman-temanmu.
(Aristoteles) Berbahagialah dia yang makan dari keringatnya sendiri,
Bersuka karena usahanya sendiri,
Dan maju karena pengalamannya sendiri.
(Pramoedya Ananta Toer)
Kupersembahkan Tugas Akhir ini untuk: Kedua orang tuaku tercinta Adikku Evi & Eva tersayang
Nenekku inspirasiku Julian Dwi Prasetyo Teman-teman Manajemen Bisnis Almamater
v
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya bagi Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan kemudahan-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “ANALISIS NETWORK BAJU BREAK DOWN STYLE NL 340 PADA DEPARTEMEN SEWING PT. ALDINO WIJAYA GARMENT SUKOHARJO”. Tugas Akhir ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Ahli Madya Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Dalam penyusunan Tugas Akhir ini, penulis mendapatkan banyak bantuan, bimbingan, dan saran dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. Wisnu Untoro, M.S selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Sinto Sunaryo, SE, M.si selaku Ketua Jurusan Manajemen Bisnis Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Suryandari Istiqomah, SE selaku Pembimbing Akademis pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Drs. Sunarjanto, MM selaku Pembimbing Tugas Akhir yang tidak pernah berhenti memberikan saran saran serta kesabaran dalam membimbing penulis.
5. Bapak-Ibu dosen serta seluruh staf karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
vi
6. Manajer dan seluruh staf karyawan PT. Aldino Wijaya Garment, terima kasih atas segala bimbingannya selama melaksanakan magang dan penyusunan Tugas Akhir. 7. Ayah dan Ibu. Terima kasih atas segalanya, kalianlah yang menjadikanku hingga
saat ini.
8. Teman-teman yang ikut memberi inspirasi selama pembuatan Tugas Akhir ini, Rachmani, Rizki, Radith, Santy, Ana terimakasih untuk persahabatan yang indah. 9. Pihak lain yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah membantu
dalam penelitian ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Tugas Akhir ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi keutuhan Tugas Akhir ini. Semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi kita.
Surakarta, Juni 2012
Penulis
vii DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL...………... i
HALAMAN PERSETUJUAN ...………... ii
HALAMAN PENGESAHAN...………... iii
ABSTRAK...………... iv
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN.………... v
KATA PENGANTAR………...………... vi
DAFTAR ISI…………...………. viii
DAFTAR TABEL………...……….… xi
DAFTAR GAMBAR………...………... xii
DAFTAR LAMPIRAN... xiii
BAB I. PENDAHULUAN………...…...…... 1
A. Latar Belakang Masalah………...… 1
B. Rumusan Masalah……….... 3
C. Tujuan Penelitian………...… 4
D. Manfaat Penelitian……….... 4
E. Metode Penelitian……….... 5
F. Kerangka Pemikiran………... 11
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ....………... ... 13
A. Proses Produksi………..…... 13
viii
B. Manajemen Proyek...………...……..…... 14
C. Perencanaan dan Pengendalian Produksi...………...……. 15
D. Penjadualan...………...……..…... 18
E. Analisis Network...………...……..…... 18
BAB III. PEMBAHASAN………...…………. 24
A. Gambaran Obyek Penelitian...………..…………...……… 24
B. Laporan Magang Kerja...…... 41
C. Pembahasan Masalah... 44
BAB IV. PENUTUP...…………...…. .. 57
A. Kesimpulan... .…………...………..…….... 57
B. Saran... 58 DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Urutan Perkiraan Waktu Penyelesaian dan Identifikasi Jalur Kritis Baju Break Down Style NL 340...….…... 49
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran………...………... 11
Gambar 3.1 Struktur Organisasi………....…………. 28
Gambar 3.2 Bagan Proses Produksi... 38
Gambar 3.3 Diagram Network baju Break Down Style NL 340……… 50
Gambar 3.4 Diagram Network Waktu Penyelesaian………... 55
xi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Keterangan Magang Lampiran 2. Surat Pernyataan Tugas Akhir Lampiran 3. Penilaian Magang
Lampiran 4. Hasil penghitungan dengan POM (Production and Operations Management)
Lampiran 5. Gambar produksi dan hasil produksi
ABSTRAK
ANALISIS NETWORK
BAJU BREAK DOWN STYLE NL 340 PADA DEPARTEMEN SEWING
PT. ALDINO WIJAYA GARMENT SUKOHARJO
Yeni Lantari
F3509083
Pelaksanaan proyek memerlukan perencanaan dan pengendalian yang baik terhadap semua kegiatan agar dapat terselesaikan tepat waktu dan efisien. PT. Aldino Wijaya Garment merupakan perusahaan manufaktur yang bergerak di bidang garmen. Produksi dilakukan berdasarkan pesanan dari para pembeli, dan perusahaan diberi jangka waktu tertentu untuk menyelesaikan pesanan tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui urutan kegiatan produksi pembuatan baju Break Down Style NL 340, mengetahui waktu yang dibutuhkan dalam penyelesaian pekerjaan apabila dilakukan secara normal, serta mengetahui jalur kritis agar diketahui batas waktu penyelesaian produksi.
Metode yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode PERT ( Program Evalution and Review Technique) dan CPM (Critical Path Method) yang nantinya merupakan input bagi perusahaan dalam melaksanakan fungsi perencanaan dan pengawasan produksi agar lebih baik.
Dari analisis pada produksi baju Break Down Style NL 340 di PT. Aldino Wijaya Garment dapat diketahui urutan kegiatan cupnat (A), smock (B), sambung bahu (C), pasang main label/brand (D), piping corong leher (E), plaket depan (F), pasang lengan (G), obras lengan (H), neci/kril (I), jahit samping dan pasang care label (J), obras samping (K), haming bawah (L), lubang kancing (M), pasang kancing (N), treming (O). Waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan apabila dilakukan secara normal adalah 3.356,63 menit. Sedangkan jalur kritisnya adalah A – B – C – D – E – F – G – H – I – J – K – L – O dengan waktu penyelesaian 3.591,63 menit.
Dari kesimpulan yang diperoleh maka hendaknya perusahaan membuat penjadualan pelaksanaan untuk setiap kegiatan produksi agar perusahaan dapat mengantisipasi keterlambatan waktu penyelesaian.
Kata kunci: Network, penjadualan, PERT ( Program Evalution and Review Technique) dan CPM (Critical Path Method)
ABSTRACT
NETWORK ANALYSIS
OF BREAK DOWN STYLE CLOTHES NL 340 AT THE SEWING DEPARTMENT
PT. ALDINO WIJAYA GARMENT SUKOHARJO
Yeni Lantari F3509083
Implementation of the project needs to plan and good control toward all activities to be completed on time and efficiently. PT. Aldino Wijaya Garment is a manufacturing company engaged in the garment. Production process is based on orders from buyers, and companies are given a period to complete the order. The purpose of this research was to determine the sequence of production processes of making clothes Break Down Style NL 340, to know the time that taken to complete the work if it is done normally, and to know the critical path in order to settle the finishing deadline of the production process.
The methods that used in this research is PERT method (Program Evaluation and Review Technique) and CPM method (critical path method) that will be the input to the company in holding the planning function and carrying out the production process for the better.
From the analysis in the clothes Break Down Style NL 340-production process in PT. Aldino Wijaya Garment, it can be determined the sequence of activities, they are cupnat(A), Smock(B), connect the shoulder(C), put the brand / main label (D), piping funnel neck (E), front plaque(F), pairs of arms(G), arms Obras(H), neci / krill(I), sewing the side and plug the care label(J), Obras side(K), haming below(L), buttonholes(M), attach buttons(N), and treming(O). The times that need to complete the work if it is done normally is 3356.63 minutes. While, the critical paths are A-B-C-D-E-F-G-H-I-J-K-L-M-N-O, it needs 3591.63 minutes.
The conclusion is the company should make a schedule for implementation of each company's production activities in order to anticipate the delay in completing the work.
Key word: Network, scheduling, PERT, and CPM.
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pesatnya perkembangan teknologi saat ini menyebabkan semakin
ketatnyapersaingan terutama dalam bidang bisnis. Jaman yang semakin
modern dan canggihnya teknologi mempengaruhi produktifitas perusahaan
manufaktur. Perusahaan dituntut untuk lebih kreatif dan inovatif dalam
pengembangan perusahaan terutama di bidang proses produksinya. Proses
produksi sangat berperan penting dalam peningkatan hasil produksi.
Dalam proses produksi sering ditemui adanya keterlambatan proses
karena adanya hambatan pada proses produksinya, sehingga waktunya
menjadi lebih lama dari waktu yang telah direncanakan. Penyusunan
perencanaan, penjadualan, pengawasan serta pengendalian produksi yang
intensif diharapkan bisa mencapai target produksi secara efektif dan
efisien.
Peranan perencanaan dan pengendalian produksi adalah
semata-mata dimaksudkan untuk mengkoordinasikan kegiatan dan bagian-bagian
yang langsung atau tidak langsung dalam berproduksi, merencanakan,
menjadualkan dan mengendalikan kegiatan produksi dari mulai tahapan
bahan baku, proses sampai output yang dihasilkan, sehingga perusahaan
2 itu betul-betul dapat menghasilkan barang atau jasa degan efektif dan
efisien.
Agar pelaksanaan proses produksi dapat selesai tepat waktu
diperlukan penentuan urutan kegiatan dan waktu penyelesaian kegiatan.
Apabila dalam proses produksi mengalami keterlambatan akan
mengakibatkan bertambahnya waktu danbiaya.Untuk menghindari hal
tersebut, perusahaan dapat menerapkan suatu metode kerja dengan
menggunakan analisis network atau jaringan kerja yang bisa digunakan sebagai acuan pelaksanaan dalam proses produksi agar bisa berjalan
dengan lancar.
Menurut Gitosudarmo (2002 : 297) analisis Network merupakan suatu metode analisis yang mampu memberikan informasi kepada
perusahaan untuk dapat melakukan perencanaan dan mengendalikan suatu
kegiatan produksi atau proyek yang akan dilaksanakan.
PT. Aldino Wijaya Garment merupakan perusahaan manufaktur
yang bergerak di bidang industri garmen yang berlokasi di Jl. Mawar
No.10 Baki, Sukoharjo. Perusahaan ini memproduksi berbagai jenis
produk yang salah satunya penulis ambil untuk bahan TA (Tugas Akhir)
yaitu produksi baju break down styleNL 340. Proses produksi ini dilakukan berdasarkan pesanan dari para pembeli, dan perusahaan diberi
jangka waktu tertentu untuk menyelesaikan pesanan tersebut. Agar
perusahaan bisa menyelesaikan pesanan sesuai dengan waktu yang
3 menjamin kepuasan konsumen. Karena kepuasan konsumen merupakan
cara untuk mendapatkan kepercayaan dari konsumen, sehingga jika
konsumen puas maka diharapkan konsumen akan menambah pesanan.
Untuk bisa mencapai perencanaan dan pengendalian yang baik
diperlukan adanya metode khusus dalam penelitian ini, yaitu
menggunakan analisis Network dengan metode PERT ( Program
Evalution and Review Technique) dan CPM (Critical Path Method). Metode ini dapat digunakan untuk membantu melaksanakan fungsi
perencanaan dan pengendalian proyek agar lebih baik. PERT dan CPM
membantu manajer dalam memperbaiki efisiensi pengerjaan
proyek-proyek segala ukuran.
Berdasarkan uraian diatas maka penulis dalam menyusun tugas
akhir mengambil judul : “ANALISIS NETWORK PROSES PRODUKSI
BAJU BREAK DOWN STYLE NL 340 PADA DEPARTEMEN
SEWING PT. ALDINO WIJAYA GARMENT SUKOHARJO”
B. Rumusan Masalah
1. Aktivitas – aktivitas apa saja yang dilakukan dalam produksibaju
break down style NL 340pada departemen sewing?
2. Berapa waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tiap-tiap
pekerjaan dalam produksibaju break down style NL 340?
4 3. Bagaimana menentukan jalur kritis dalam produksi baju break down style NL 340 agar diketahui waktu penyelesaian yang paling efisien?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui aktivitas – aktivitas yang dilakukan dalam
produksi baju break down style NL 340.
2. Untuk mengetahui waktu penyelesaian tiap-tiap pekerjaan dalam
produksi baju break down style NL 340.
3. Untuk mengetahui jalur kritis dalam produksi baju break down style NL 340 sehingga diketahui waktu penyelesaian yang paling efisien.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Perusahaan
a. Memberikan masukan dan pedoman bagi perusahaan dalam
memperkirakan waktu penyelesaian produksiyang paling
efisien dalam waktu pembuatan.
b. Hasil dari penelitian dapat digunakan perusahaan sebagai
salah satu dasar dalam pengambilan keputusan dimasa yang
akan datang, khususnya keputusan yang berkaitan dengan
sistem penjadualan dalam perusahaan.
5 2. Bagi Penulis
a. Meningkatkan pengetahuan tentang penggunaan analisis
network pada proses produksi yang diperoleh dari perkuliahan.
b. Dapat membandingkan antara kajian teori tentang analisis
network dengan keadaan sebenarnya. 3. Bagi Pihak Lain
Dapat dijadikan sebagai acuan referensi yang berkaitan
dengan kegiatan proses produksi bagi peneliti selanjutnya.
E. Metode Penelitian
1. Desain Penelitian
Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini
adalah desain penelitian deskriptif mengenai sistem penjadualan
dengan menggunakan metode PERT pada PT. Aldino Wijaya
Garment.
2. Objek penelitian
Penelitian tentang proses produksi dengan analisis network ini dilakukan pada PT. Aldino Wijaya Garment yang berlokasi di
Jl. Mawar No.10 Baki, Sukoharjo.
3. Sumber Data
Menurut Kuncoro (2006 : 127) terdapat 2 jenis data yang
6 a. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh dengan
survei lapangan yang menggunakan pengumpulan data
original.
Dalam penelitian ini data yang digunakan adalah :
1) Urutan kegiatan kerja proses produksi.
2) Waktu penyelesaian setiap pekerjaan.
3) Rincian kegiatan kerja proses produksi.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang telah dikumpulkan
oleh lembaga pengumpul data dan dipublikasikan kepada
masyarakat pengguna data.
1) Sejarah berdirinya perusahaan.
2) Struktur organisasi perusahaan.
3) Tujuan perusahaan.
4. Teknik Pengumpulan Data
Dalam membantu menyelesaikan penelitian ini, penulis
menggunakan teknik pengumpulan data. Adapun teknik-teknik
pengumpulan data tersebut antara lain :
a. Teknik Interview atau Wawancara
Menurut Jogiyanto (2005 : 617) teknik wawancara
yaitu mengadakan wawancara secara langsung dengan
7 karyawan bagian produksi untuk mengetahui kegiatan kerja
proses produksi.
b. Teknik Observasi
Menurut Jogiyanto (2005 : 623) teknik observasi
yaitu pengamatan langsung terhadap objek yang diteliti
sehingga diperoleh data yang akurat, antara lain rincian
kegiatan proses produksi.
c. Dokumentasi
Teknik pengumpulan data dengan cara
mengumpulkan data arsip yang dibutuhkan oleh peneliti,
berupa data proses produksi, struktur organisasi, tujuan
perusahaan dan sejarah perusahaan.
5. Teknik Analisis Data
Metode analisis data dengan membuat gambaran secara
sistematis, faktual, dan akurat mengenai PT. Aldino Wijaya
Garment dan optimasi keputusan yaitu teknik untuk melakukan
sintesa suatu keputusan optimal.
Dalam penelitian/laporan ini dilakukan analisis dengan
menggunakan metode Jaringan Kerja atau network. Adapun
langkah-langkah penyusunan analisis Network adalah sebagai berikut :
8 a. Mengidentifikasi Aktivitas
Aktivitas-aktivitas apa saja yang diperlukan dalam proses
produksibaju break down style NL 340. b. Routing proses produksi
Semua pekerjaan atau kegiatan apa saja yang harus
diselesaikan sebelum suatu pekerjaan dimulai.
c. Menentukan urutan kegiatan dan waktu dalam penyelesaian
suatu pekerjaan dengan menggunakan metode PERT
dengan rumus:
Dimana :
waktu yang diharapkan untuk menyelesaikan
aktivitas
waktu optimistik, waktu kegiatan bila semua berjalan
baik tanpa hambatan
waktu pesimistik, waktu kegiatan bila terjadi
hambatan
waktu realistik, waktu kegiatan bila dilaksanakan
dalam kondisi normal
9
d. Menyusun Diagram Network
1) Setiap kegiatan untuk menyelesaikan proses
produksi secara keseluruhan ditulis dalam bentuk
simbol.
2) Menggambarkan diagram Network
Keterangan :
: Anak panah, sebagai simbol kegiatan
: Lingkaran, sebagai simbol kejadian atau
peristiwa
: Anak panah terputus-putus, sebagai
simbol kegiatan tertentu.
3) Menentukan jalur penyelesaian yang terlihat pada
diagram network. Kemudian dihitung jumlah waktu yang dipergunakan dalam setiap jalur. Dengan
8 7
6
1 2
4 3
5
10 langkah tersebut ditemukan jalur yang paling
panjang atau paling lama yang disebut jalur kritis.
e. Mengidentifikasikan jalur kritis penyelesaian pekerjaan
Mengidentifikasi jalur kritis untuk menentukan kuantitas
masing-masing pekerjaan berikut ini :
1) ES = Earliest Start, waktu mulai aktivitas paling awal.
2) LS = Latest Start, waktu mulai aktivitas paling akhir.
3) EF = Earliest Finish, waktu penyelesaian aktivitas paling awal.
4) LF = Latest Finish, waktu penyelesaian aktivitas
paling akhir.
5) S = Slack/waktu mundur aktivitas
Untuk menghitung ES, LS, dan S dengan rumus sebagai
berikut :
atau
11
F. Kerangka Pemikiran
Gambar 1.1
Kerangka Pemikiran
Keterangan:
Peningkatan permintaan konsumen terhadap produk baju break down style
NL 340 sangat diharapkan oleh tim manajemen PT. Aldino Wijaya Garment.
Dalam prosesnya, setelah permintaan konsumen diterima oleh kepala bagian
produksi kemudian perencanaan produksi mulai disusun. Perencanaan produksi Analisis Network Perencanaan produksi, berdasarkan:
- Jumlah kain
- Panjang kain
- Jenis kain
Efisiensi waktu Scheduling Permintaan
konsumen
12 disesuaikan dengan permintaan konsumen, antara lain jumlah kain, panjang kain,
serta jenis kain. Tahap berikutnya adalah scheduling atau penjadualan mengenai alokasi waktu yang diperlukan oleh tiap kegiatan serta urutan pekerjaan yang
harus dilakukan. Kemudian untuk menganalisa scheduling yang telah dibuat dapat digunakan metode analisis network yaitu PERT dan CPM yang nantinya dapat diperoleh waktu yang lebih efisien.
13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Proses Produksi
Menurut Nasution (2003 : 3) proses produksi merupakan cara,
metode, dan teknik utuk menciptakan atau menambah kegunaan suatu
produk dengan mengoptimalkan sumber daya produksi (tenaga kerja,
mesin, bahan baku, dana) yang ada. Sistem produksi secara ekstrim dapat
dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu:
1. Proses Produksi Terus-menerus (Continuous Process)
Proses produksi kontinyu tidak memerlukan waktu set up yang lama karena proses ini memproduksi secara terus menerus
untuk jenis produk yang sama.
Beberapa karakteristik dari proses produksi yang terus
menerus yaitu: produk yang dihasilkan dalam jumlah besar,
menggunakan sistem atau cara urutan pengerjaan, apabila salah
satu mesin rusak maka proses produksi akan terhenti, mesin-mesin
yang dipakai dalam proses produksi bersifat khusus untuk
menghasilkan produk, dan persediaan bahan baku dan bahan dalam
proses lebih rendah dibandingkan dengan proses terputus.
2. Proses Produksi Terputus (Intermittent Process)
14 spesifikasi barang sesuai pesanan, sehingga adanya pergantian
jenis barang yang diproduksi akan membutuhkan kegiatan set up yang berbeda.
Beberapa karakteristik proses produksi terputus yaitu:
produk yang dihasilkan dalam jumlah kecil, menggunakan sistem
atau cara penyusunan peralatan berdasarkan fungsi dalam proses
produksi, mesin-mesin yang dipakai proses produksi bersifat
umum, proses produksi tidak mudah terhenti walapun terjadi
kerusakan, dan persediaan bahan baku biasanya tinggi.
B. Manajemen Proyek
Menurut Nasution (2003 : 11) Proyek adalah proses penciptaan
suatu jenis produk yang agakrumit dengan suatu pendefinisian urutan
tugas-tugas yang teratur akan kebutuhan sumber daya dan dibatasi oleh
waktu penyelesaian.
Menurut Purnomo (2004 : 327) Konsep manajemen proyek
meliputi empat fase, yaitu:
1. Merencanakan
Kegiatan identifikasi dan penentuan langkah-langkah kegiatan
yang akan datang yang diperlukan untuk mencapai sasaran yang
diinginkan.
15
2. Mengorganisir
Kegiatan untuk mengatur dan mengalokasikan kegiatan dan
sumber daya agar dapat mencapai sasaran secara efektif dan
efisien.
3. Memimpin
Kegiatan mengarahkan dan mempengaruhi sumber daya manusia
agar mau bekerja untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
4. Mengendalikan / Mengawasi
Kegiatan mengukur dan membandingkan hasil kegiatan dengan
rencana yang digariskan.
C. Perencanaan dan Pengendalian Produksi
Menurut Nasution (2003 : 13) perencanaan dan pengendalian
produksi dapat disebut juga dengan PPC (Planning Production Control). PPC didefinisikan sebagai proses merencanakan dan mengendalikan aliran
material yang masuk, mengalir dan keluar dari sistem produksi sehingga
permintaan dapat dipenuhi dengan jumlah yang tepat, waktu penyerahan
yang tepat, dan biaya produksi minimum.
Pekerjaan yang terkandung dalam PPC secara garis besar dapat
dibedakan menjadi dua hal yang saling berkaitan, yaitu:
1. Perencanaan produksi
a. Berjangka Waktu
16 Proses produksi memerlukan keterlibatan bermacam-macam
tingkat keterampilan tenaga kerja, perlatan, modal dan informasi
yang biasanya dilakukan secara terus menerus dalam jangka
waktu yang sangat lama.
Lingkungan yang dihadapi perusahaan, pola permintaan,
tersedianya bahan baku dan bahan penunjang, iklim usaha,
peraturan pemerintah, persaingan menunjukkan pola yang tidak
menentu dan akan selalu berubah dari waktu ke waktu.
b. Berjenjang
Perencanaan produksi akan bertingkat dari perencanaan
produksi level tinggi sampai perencanaan produksi level rendah.
c. Terpadu
Perencanaan produksi akan melibatkan banyak faktor, seperti
bahan baku, mesin, tenaga kerja, dan waktu.
d. Berkelanjutan
Perencanaan produksi disusun untuk suatu periode tertentu yang
merupakan masa berlakunya perencanaan tersebut.
e. Terukur
Selama pelaksanaan proses produksi, realisasi dan rencana
produksi akan selalu dimonitor untuk mengetahui apakah terjadi
penyimpangan dari rencana yang telah ditetapkan.
17 f. Realistik
Rencana produksi yang dibuat harus sesuai dengan kondisi yang
ada dalam perusahaan, sehingga target yang ditetapkan
merupakan nilai yang realistik untuk dapat dicapai dengan
kondisi yang dimiliki perusahaan pada saat rencana tersebut
dibuat.
g. Akurat
Perencanaan produksi harus dibuat berdasarkan
informasi-informasi yang akurat tentang kondisi internal dan eksternal
sehingga angka-angka yang dimunculkan dalam target produksi
dapat dipertanggung jawabkan.
h. Menantang
Rencana produksi yang baik harus menetapkan target produksi
yang hanya dapat dicapai dengan usaha yang sungguh-sungguh.
2. Pengendalian produksi
Rencana poduksi yang telah disusun tidak dapat
dilaksanakan tanpa adanya pengendalian terhadap pelaksanaan
rencana. Pengendalian produksi adalah fungsi staff, karena itu
tidak merupakan wewenang langsung dari lini organisasi.
Pengendalian terdiri dari prosedur-prosedur untuk menentukan
penyimpangan dari rencana yang telah ditetapkan dan tindakan
perbaikan diperlukan untuk mengeliminir penyimpangan.
18
D. Penjadualan
Menurut Render dan Heizer (2009 : 90) penjadualan proyek
meliputi pengurutan dan pembagian waktu untuk seluruh aktivitas proyek.
Pada penjadualan, seorang manajer memutuskan berapa lama waktu yang
diperlukan untuk setiap aktivitas atau kegiatan.
Namun sebelum memulai penjadualan ada beberapa hal yang harus
diperhatikan sebelum membuat penjadualan, yaitu mengenai sarana dan
prasarana yang ada, seperti jumlah permintaan, bahan baku, biaya, dan
kapasitas sumber daya manusia. Dengan adanya penjadualan (schedulling) produksi kinerja karyawan akan lebih terarah, mereka dapat mengetahui
dengan pasti tentang apa yang harus segera dilakukan dan berapa lama
waktu yang mereka perlukan untuk melakukan tugas tersebut.
E. Analisis Network
1. Pengertian Analisis Network
Menurut Gitosudarmo (2002 : 297) Analisis Network
merupakan suatu metode analisis yang mampu memberikan
informasi pada perusahaan dapat melakukan perencanaan dan
pengendalian suatu kegiatan produksi atau proyek yang akan
dilaksanakan. Metode ini digunakan untuk mengendalikan
kegiatan-kegiatan yang bersifat rutin atau terutama pada tiap-tiap
proses produksi yang intermitted atau produksi pesananan. Dengan menggunakan analisis network sebagai alat perencanaan, maka
19 perencanaan dapat disusun dengan baik serta dapat dilakukan
relokasi tenaga kerja.
Menurut Gitosudarmo (2002 : 301) diagram network
merupakan sebuah bagan yang sistematis dari kegiatan-kegiatan
serta kejadian-kejadian didalam melaksanakan proses produksi dan
dalam penggambarannya menggunakan simbol-simbol. Dalam hal
ini terdapat beberapa simbol yang diperlukan, yaitu:
a. Simbol anak panah
Menunjukkan sebuah kegiatan atau aktivitas, yang
dimaksud kegiatan disini adalah segala tindakan yang
memakan waktu dalam pemakaian atau penggunaan
sejumlah material, tenaga kerja serta peralatan.
b. Simbol lingkaran
Menunjukkan suatu kejadian (event), baik kejadian atas selesainya suatu kegiatan tertentu atau
kejadian dimulainya kejadian yang lain.
c. Simbol anak panah putus-putus
Melambangkan kegiatan semu (dummy). Dalam kegiatan network kegiatan semu boleh ada dan boleh tidak. Kegiatan semu dimunculkan untuk menghindari diantara dua
peristiwa terdapat lebih dari suatu kegiatan.
20
2. Metode Analisis Network
Ada dua metode analisis networkyang paling terkenal dan digunakan dalam penjadualan dan pengawasanyaitu:
a. PERT (Program Evaluation and Review Technique)
PERT merupakan suatu metode analitik yang
dirancang untuk membantu dalam schedullingdan
pengawasan yang kompleks, yang memerlukan
kegiatan tertentu itu mungkin tergantung pada
kegiatan-kegiatan teretentu yang harus dijalankan dalam urutan
tertentu dan kegiatan-kegitan itu mungkin tergantung pada
kegiatan-kegiatan yang lain.
PERT menggunakan tiga estimasi waktu yaitu,
waktu optimistik, waktu realistik, dan waktu pesimistik
untuk mendapatkan waktu kegiatan yang diharapkan
(expected time) dengan rumus :
Keterangan :
waktu yang diharapkan untuk menyelesaikan
aktivitas
waktu optimistik, waktu kegiatan bila semua berjalan
baik tanpa hambatan
21
waktu pesimistik, waktu kegiatan bila terjadi
hambatan
waktu realistik, waktu kegiatan bila dilaksanakan
dalam kondisi normal
(Render dan Heizer, 2009 : 93)
b. Analisis CPM (Critical Path Method)
Menurut Gitosudarmo (2002 : 297) jalur kritis
merupakan jalur di dalam diagram network itu, dimana jalur tersebut memiliki waktu penyelesaian pada jalur-jalur
yang lain. Jumlah waktu penyelesaian yang terbesar itu
berarti merupakan minimum yang dibutuhkan oleh
keseluruhan proses produksi itu.
Adapun sifat-sifat jalur kritis :
1) Jalur kritis merupakan jalur yang memakan waktu
terpanjang dalam proses produksi.
2) Jalur kritis adalah jalur yang tidak memiliki
tenggang waktu selesainya suatu tahap kegiatan
yang lain dalam proses produksi.
Dalam Render dan Heizer (2009 : 93) CPM
(Critical Path Method) adalah teknik manajemen proyek yang menggunakan hanya satu faktor waktu per aktivitas.
22
Pada metode CPM dikenal dengan adanya analisis
jalur kritis (Critical Path Analysis) yaitu jalur waktu terpanjang yang terdapat diseluruh jaringan. Untuk
mengetahui jalur kritis dengan menghitung dua waktu awal
dan akhir yang berbeda untuk setiap aktivitas, hal ini
dilakukan sebagai berikut :
Mulai paling awal : waktu paling awal suatu aktivitas
dimulai dengan asumsi semua
pendahulunya sudah selesai ES
(Earliest Start).
Selesai paling awal : waktu paling awal suatu aktivitas
dapat selesai EF (Earliest Finish).
Mulai paling lambat : waktu terakhir suatu aktivitas dapat
dimulai sehingga tidak menunda
waktu selesai keseluruhan proyek
LS (Latest Start).
Selesai paling lambat : waktu terakhir suatu aktivitas dapat
selesai sehingga tidak menunda
waktu penyelesaian keseluruhan
proyek LF (Latest Finish).
Dalam penghitungannya juga terdapat beberapa hal yang
perlu diperhatikan, yaitu:
23
a) Jika suatu aktivitas hanya mempunyai satu
pendahulu langsung, ES sama dengan EF
pendahulunya.
b) Jika suatu aktivitas mempunyai beberapa pendahulu
langsung, ES adalah nilai maksimum dari semua EF
pendahulunya.
c) Jika aktivitas adalah pendahulu langsung hanya dari
satu aktivitas, maka LF sama dengan LS dari
aktivitas yang secara langsung mengikutinya.
d) Jika suatu aktivitas memiliki lebih dari suatu
aktivitas, LF adalah minimum dari seluruh LS dari
aktivitas secara langsung mengikutinya.
Maka dari hal itu diperoleh rumus :
(1) ES (Earliest Start) : Max (EF semua pendahulu
langsung)
(2) EF (Earliest Finish) : ES + waktu aktivitas
(3) LS (Latest Start) : Min (LS dan seluruh aktivitas
yang selalu mengikuti)
(4) LF (Latest Finish) : LF – Waktu aktivitas
24
BAB III
PEMBAHASAN
A. Gambaran Objek Penelitian
1. Sejarah
PT. Aldino Wijaya Garment adalah perusahaan manufaktur yang
bergerak dibidang garmen, mulai dari proses cutting, sewing dan finishing. PT. Aldino Wijaya Garment didirikan pada tanggal 20 Desember2011 oleh Bapak Wiyono Catur Noviardi dengan lahan
seluas 800 yang berlokasi di Jl. Mawar No.10 Baki, Sukoharjo.
PT. Aldino Wijaya Garment merupakan anak dari PT. Putra Utama
yang bergerak dibidang properties, antara lain dealer, perumahan, gas dan proyek pembangunan yang terletak di Sukoharjo.
Kegiatan yang dilakukan oleh PT. Aldino Wijaya Garment adalah
mengolah kain menjadi baju, kemeja, T-shirt, dress, dan baju batik.
Selain mengolah kain menjadi baju, perusahaan juga bekerja sama
dengan perusahaan garmen lain yang overload(kelebihan pesanan) dan menerima jahitan (kemeja, T-shirt, blouse, dress dan baju batik),
packing dan treming.
25 Dengan pendirian perusahaan tersebut diharapkan akan mampu
mensuplay kebutuhan pakaian jadi, disamping itu untuk mendapatkan laba yang optimal.
2. Lokasi
PT. Aldino Wijaya Garment terletak di Jl. Mawar No.10
Baki, Sukoharjo. Ada beberapa alasan mengapa daerah ini dipilih
sebagai lokasi perusahaan, antara lain :
a. Segi Ekonomis
1) Mempermudah dalam pendistribusian barang, baik
bahan baku maupun barang jadi yang akan
didistribusikan kepada pelangaan.
2) Mudah dalam hal memasarkan hasil produksi
karena dekat dengan jalan raya.
b. Segi Sosial
1) Menciptakan lapangan kerja baru bagi masyarakat
sekitar perusahaan.
2) Membantu pemerintah dalam mensukseskan
kampanye pemakaian produk dalam negeri.
c. Segi Geografis
Daerah sekitar perusahaan sangat strategis yaitu terletak
dekat dengan jalan raya dan dekat dengan lokasi pasar
sehingga mempermudah pemasarannya.
d. Segi Teknis
26 Secara teknis daerah Sukoharjo khususnya di daerah Baki
dapat didirikan suatu perusahaan dan kemungkinan besar
untuk memperluas perusahaan dapat dilakukan karena
daerah sekitar perusahaan masih banyak terdapat lahan
kosong.
3. Tujuan Perusahaan
Disamping untuk memenuhi pakaian jadi, tujuan lain
perusahaan ini adalah :
a. Menciptakan lapangan kerja baru
Diharapkan dengan berdirinya perusahaan tersebut akan
dapat mengurangi pengangguran di Indonesia pada
umumnya dan Sukoharjo pada khususnya.
b. Adanya relasi bisnis
Relasi bisnis yang dimiliki oleh para pendiri sangat luas,
yang merupakan kekayaan perusahaan yang sangat
berharga dalam menunjang pemasaran hasil produksi.
c. Mendapatkan keuntungan
Seperti layaknya bidang usaha yang lain, perusahaan ini
bertujuan untuk memperoleh keuntungan yang optimal
dari penjualan pakaian jadi.
d. Meningkatkan kemampuan untuk tumbuh dan berkembang
27 Dapat terus berkembang hingga menjadi perusahaan yang
lebih besar.
4. Struktur Organisasi
Struktur organisasi yang ada pada PT. Aldino Wijaya Garment ini
adalah struktur organisasi garis yaitu pembagian wewenang dan
tanggung jawab masing-masing bagian dilaksanakan dari puncak
pimpinan sampai bawahan/karyawan. Untuk lebih jelasnya struktur
organisasi PT. Aldino Wijaya Garmentadalah sebagai berikut:
29 Direktur Utama
Manajer Operasional
Personalia MD/PPIC Pembelian Keuangan
Kepala Produksi Supervisor QC
Security
Supervisor Cutting
Supervisor .Line 1
Supervisor Line 2
Supervisor Line 3
Supervisor Line 4
Supervisor Finishing
Operator QC Sewing
Operator QC Final
30 Pembagian tugas dan tanggung jawab dari masing-masing bagian
adalah sebagai berikut :
1. Direktur Utama
a. Mengawasi jalannya perusahaan serta membuat keputusan
keputusan penting bagi perusahaan,selain itu juga bertanggung
jawab menjalin hubungan dengan pihak ekstern.
b. Bertanggung jawab atas seluruh pelaksanaan kegiatan
berdasarkan kebijaksanaan yang telah ditentukan .
c. Mendelegasikan sebagian tanggung jawab dan wewenang
kepada kepala bagian sesuai dengan bidang masing-masing.
2. Manajer Operasional
a. Mengontrol kerja line.
b. Mengawasi kinerja karyawan.
3. Personalia
a. Mengkoordinir bagian kepegawaian dan kesejahteraan.
b. Menjalankan kebijakan yang telah ditetapkan oleh atasan.
c. Mengawasi penyelenggaraan administrasi, prosentase
peneriamaan pegawai, pemberhentian, dan peraturan
perusahaan.
4. MD / PPIC
a. Merencanakan kegiatan produksi.
b. Bertanggung jawab atas perencanaan dan pengontrolan proses
dan hasil produksi.
31
5. Pembelian
a. Membelanjakan kebutuhan perusahaan.
b. Menyediakan kebutuhan perusahaan, agar tidak kehabisan
bahan baku.
6. Keuangan / Accounting
a. Mencatat seluruh peristiwa yang berhubungan dengan kegiatan
perusahaan termasuk rencana dan pelaksanaan kegiatan
perusahaan.
b. Melakukan perencanaan, penyediaan dan pengeluaran dana
yang berhubungan dengan kegiatan perusahaan.
7. Security
Menjaga keamanan perusahaan.
8. Kepala Produksi
a. Memimpin dan mengawasi pada proses produksi.
b. Merencanakan kebutuhan bahan untuk proses produksi.
9. Supervisor QC
Mengontrol kembali barang yang sudah siap di order, dan sudah
melewati tahap pengecekan operator QC Sewing dan operator QC Final.
10.Supervisor Cutting
a. Mengawasi proses pemotongan kain dari pola desain sampai
32
b. Mengontrol apakah pemotongan kain sudah sesuai dengan pola
yang sudah ditentukan .
11.Supervisor Line 1,2,3,4
a. Memotivasi anak buah.
b. Membuat sampel order.
c. Menghendel kerja line.
12.Supervisor Finishing
a. Mengontrol pakaian yang sudah jadi, dan siap di packing.
b. Mengawasi pekerjaan packing.
13.Operator QC Sewing
a. Melakukan pengecekan barang yang sudah jadi pada
departemen sewing.
b. Mengontrol barang apabila ada barang yang cacat dan tidak
layak pakai.
14.Operator QC Final
Melakukan pengecekan barang yang sudah siap packing.
15.Operator Sewing
Mengoprasikan mesin jahit.
5. SDM dan Penggajian
a. Tenaga Kerja
Tenaga kerja adalah salah satu sumber penting dalam
33 tidak ada maka perusahaan akan mengalami kerugian yang sangat
besar karena tidak bisa menjalankan roda produksinya. PT. Aldino
Wijaya Garment memiliki jumah tenaga kerja sebanyak 104
karyawan. Mayoritas berasal dari daerah Sukoharjo.
b. Hak dan Kewajiban
Setiap karyawan dalam perusahaan mempunyai hak dan kewajiban,
antara lain sebagai berikut :
1) Hak karyawan
a) Mendapat upah sesuai dengan pekerjaannya.
b) Menjadi anggota PT. Aldino Wijaya Garment.
c) Mendapatkan perilaku adil dalam perusahaan.
d) Mendapatkan fasilitas dan kesejahteraan.
2) Kewajiban karyawan
a) Melaksanakan tugas pekerjaan yang diberikan oleh
perusahaan dengan penuh tanggung jawab.
b) Mematuhi tata tertib yang ada di perusahaan.
c) Menjunjung tinggi nama baik perusahaan dan tidak
membocorkan rahasia perusahaan.
c. Sistem Kerja
Perusahaan memberlakukan jam kerja 9 jam sehari dan 6 hari kerja,
yaitu senin sampai sabtu.
Karyawan mempunyai jam kerja sebagai berikut :
34 2) Jumat pukul 08.00 – 17.00 dengan istirahat 1.5 jam.
3) Sabtu pukul 08.00 – 13.00 tanpa jam istirahat.
d. Kesejahteraan Karyawan
Perusahaan memberikan kesejahteraan kepada karyawaan berupa :
1) Penggajian
Dilakukan setiap awal bulan kepada seluruh karyawan.
2) Jaminan Sosial
Diberikan kepada karyawaan untuk memberikan rangsangan
kepada karyawan untuk meningkatkan prestasi mereka, selain itu
jaminan sosial sangat mempengaruhi kelancaraan kerja dalam
perusahaan.
Jaminan sosial yang diberikan antara lain :
a) Jaminan kesejahteraan karyawan.
b) Jaminan hari libur dan cuti.
c) Tunjangan hari raya.
6. Pemasaran
a. Daerah pemasaran
Produk yang dihasilkan perusahaan berupa baju. Daerah
pemasarannya masih lokal yaitu di Pulau Jawa.
b. Saluran Distribusi
Untuk mempermudah dan menghemat biaya distribusi maka
perusahaan menerapkan sistem pendistribusian dengan melayani
35 tanpa melalui perantara dan menggunakan alat transportasi berupa
mobil box.
7. Aspek keuangan
a. Sumber Dana Perusahaan
Sumber dana yang penting bagi perusahaan berasal dari induk
perusahaan yaitu PT. Putra Utama dan aktivitas opersional
perusahaan. Dari laba yang dihasilkan melalui aktivitas tersebut
maka akan diperoleh kas perusahaan, modal kerja yang digunakan
untuk membiayai aktivitas opersional berasal dari transaksi
penjualannya. Sumber dana perusahaan juga berasal dari modal
pribadi dan penjualan tunai.
b. Penggunaan Dana
Dana yang dimiliki perusahaan digunakan untuk memperlancar
kegiatan opersional. Tanpa adanya sumber dana yang cukup maka
kegiatan opersional perusahaan akan terganggu, maka dari itu PT.
Aldino Wijaya Garment berusaha untuk mengelola penggunaan
dana seefisien mungkin. Penggunaan dana meliputi pembayaran
kas, pembelian bahan baku, bahan penunjang, serta peralatan
lainnya. Selain untuk pembayaran operasional pnggunaan dana
juga digunakan untuk pembayaran usaha seperti gaji karyawan,
biaya listrik, dan biaya telepon.
36
8. Aspek produksi
PT.Aldino Wijaya Garment merupakan perusahaan yang bergerak
dalam bidang pakaian jadi. Pakaian jadi dihasilkan diproduksi
berdasarkan pesanan dari pembeli. Jenis pakaian jadi yang dihasilkan
PT. Aldino Wijaya Garment antara lainkemeja, T-Shirt, blus, dres,
baju batik.
a. Bahan baku untuk produksi
Bahan baku yang digunakan dalam proses produksi adalah kain.
Kain merupakan bahan utama yang digunakan dalam proses
pembuatan baju.
b. Bahan pembantu
Bahan pembantu utama yang digunakan untuk mendukung proses
produksi baju antara lain: benang, jarum, aksesoris, dan kapur jahit.
c. Mesin produksi
Mesin-mesin yang digunakan untuk proses produksi antara lain
sebagai berikut:
1. Mesin Jahit Juki
2. Mesin Karet Kansain
3. Mesin Jarum 2
4. Mesin Make up
5. Mesin Obras Benang 5
6. Mesin Lubang Kancing
7. Mesin Pasang Kancing
37
8. Mesin Overdex
9. Mesin Bartex
10. Mesin Potong
11. Mesin En cutter
12. Meja Gosok
13. Gosokan Silver Star
14. Mesin Cones Benang
Fungsi fasillitas dan mesin tersebut adalah :
1. Mesin Jahit Juki
Mesin yang digunakan untuk menjahit baju dengan jahitan
biasa.
2. Mesin Karet Kansain
Mesin yang digunakan untuk menjahit baju yang menggunakan
kerutan.
3. Mesin Jarum 2
Mesin yang digunakan untuk menjahit baju dengan jahitan
biasa.
4. Mesin Make Up
Mesin yang digunakan untuk menjahit baju dibagian samping .
5. Mesin Obras Benang 5
Mesin yang digunakan untuk mengobras baju dan juga membuat
jahitan rantai.
6. Mesin Lubang Kancing
38 Mesin yang digunakan untuk membuat lubang kancing pada
baju.
7. Mesin Pasang Kancing
Mesin yang digunakan untuk memasang kancing pada baju.
8. Mesin Overdex
Mesin yang digunakan untuk menjahit kaos.
9. Mesin Bartex
Mesin yang digunakan untuk mematikan jahitan, agar jahitan
menjadi kuat.
10. Mesin Potong
Mesin yang digunakan untuk memotong kain
11. Mesin En Cutter
Mesin yang digunakan untuk memotong kain yang masih
gulungan menjadi kain yang sudah siap untuk dibuat menjadi
sebuah pola.
12. Meja Gosok
Meja yang digunakan untuk menyetrika baju.
13. Mesin Gosok Silver Star
Mesin yang digunakan untuk menyetrika baju,dengan
menggunakan uap.
14. Mesin Cones Benang
Mesin yang digunkan untuk memecah benang kedalam
cones-cones kecil.
39 d. Kegiatan perusahaan
PT. Aldino Wijaya Garment adalah perusahaan yang bergerak
dibidang garmen. Kegiatan produksinya tidak jauh beda dengan
perusahaan garmen lainnya, baik dari pemilihan bahan baku,
mesin, maupun sampai proses pembuatan pakaiannya. Pakaian
yang dihasilkan antara lain: kemeja, T-shirt, blouse, dress dan baju
batik.
e. Proses produksi
Produksi baju break down style NL 340 melalui tahapan sebagai berikut:
Pola desain
Penjahitan
QC
Steam / Gosok
Packing
Aksesoris
Sumber: Bagian produksi PT. Aldino Wijaya Garment
Gambar 3.2
[image:52.595.112.512.236.657.2]40 Keterangan :
a. Pola desain
Berdasarkan lebar dan berat gramasi kain yang datang, dibuat pola
sesuai dengan bentuk pakaian jadi yang diinginkan. Pola dibuat
dalam komputer dan diprint dengan printer khusus pada kertas marker.
b. Penjahitan
Penjahitan sudah dapat dimulai ketika potongan kain yang
dibutuhkan sudah siap produksi. Satu hal yang tidak dapat
dipisahkan dari kesiapan proses penjahitan adalah kelengkapan
aksesorisnya. Aksesoris yaitu material-material tambahan yang
digunakan dalam membuat pakaian jadi tertentu. Aksesoris
meliputi benang, kancing, zipper dan lain sebagainya. Penjahitan dimulai pada line sewing yang sudah ditentukan sebelumnya. Satu line biasanya terdiri dari kurang lebih 30 operator jahit. Mesin jahit pada setiap line juga beragam, misalnya mesin jahit dan obras. c. Quality Control
Proses inspeksi atau QC dilakukan sebanyak 3 kali yaitu:
1) QC line yang dilakukan pada masing-masing line sebelum proses penjahitan terakhir
2) QC final yang dilakukan sebelum proses steaming
41 3) QC buyer yang dilakukan oleh wakil pembeli yang akan memberikan keputusan benar atau salahnya pembuatan pakaian
yang dilakukan
d. Steam/gosok
Untuk mendapatkan kondisi pakaian yang lebih rapi dan bagus,
maka dilakukan proses steaming atau setrika dengan menggunakan setrika uap.
e. Packing
Packing merupakan proses akhir dimana dalam proses ini dilakukan pengepakan atas pakaian yang sudah jadi. Ketika
packing sudah selesai dilakukan, maka garment yang diproduksi sudah siap dikirim/shipment.
42
B. Laporan Magang Kerja
1. Pengertian magang kerja
Magang kerja adalah kegiatan intrakurikuler dan bersifat wajib
yang dilakukan mahasiswa diluar kampus secara kelompok atau
individu dengan terjun langsung dalam dunia kerja maupun
dimasyarakat. Kegiatan magang kerja dilakukan oleh mahasiswa untuk
mendapatkan data dalam membuat/menyusun Tugas Akhir.
2. Tujuan magang kerja
a. Mahasiswa dapat mengamati permasalahan yang ada didunia kerja.
b. Mahasiswa dapat belajar dan memperoleh pengalaman secara
langsung dilapangan tentang berbagai persoalan yang dihadapi
perusahaan /instansi tempat magang kerja.
c. Mahasiswa dapat melakukan adaptasi sebelum memasuki dunia
usaha/ dunia kerja sesungguhnya, sehingga dapat menciptakan
tenaga terampil yang siap kerja serta mampu mengembangkan diri
secara profesional sesuai dengan bidangnya.
3. Manfaat Magang Kerja
a. Bagi Mahasiswa
1) Dapat mengetahui secara jelas bagaimana proses
produksi/kegiatan yang terjadi pada objek penelitian.
2) Dapat mengetahui masalah-masalah yang dihadapi masyarakat
umum dan masyarakat indutri dan mencoba mencapai solusinya.
43 3) Dapat menerapkan teori-teori yang diperoleh selama perkuliahan
khususnya dalam dunia usaha.
b. Bagi Perusahaan
1) Menjalin suatu hubungan kerja sama yang baik antara dunia kerja
dengan dunia pendidikan.
2) Membantu menyiapkan tenaga kerja yang profesional.
3) Membantu meningkatkan mutu pendidikan.
c. Bagi Perguruan Tinggi
1) Terjadinya hubungan kerja sama yang lebih baik dengan
perusahaan yang ditempati untuk melaksanakan magang kerja.
2) Sebagai salah satu alat untuk mengetahui sejauh mana ilmu yang
diserap mahasiswa selama kuliah.
3) Sebagai bahan evaluasi dibidang akademis.
1. Pelaksanaan magang kerja
Pelaksanaan magang kerja dilakukan pada perusahaan garmen.
Bentuk kegiatan magang kerja antara lain pengamatan proses produksi,
pengamatan data, pencatatan data, dan wawancara dengan karyawan
dan staff perusahaan.
a. Tempat dan pelaksanaan magang kerja
1) Tempat : PT. Aldino Wijaya Garment.
2) Alamat : Jln. Mawar No.10 Baki, Sukoharjo.
3) Waktu : Senin s/d Jum’at mulai pukul 08.00 - 16.00.
44 b. Kegiatan magang kerja
Magang kerja dilakukan disemua bagian produksi mulai dari
bagian penerimaan yaitu gudang (ware house) sampai bagian terakhir (packing). Kegiatan magang kerja dilaksanakan mulai tanggal 24 Januari 2012 sampai 24 Februari 2012. Kegiatan magang
kerja sesuai dengan jam kerja perusahaan. Pada saat magang kerja
mahasiswa tidak diwajibkan memakai seragam. Apabila akan izin
keluar harus minta izin kepada satpam.
Berikut ini adalah rincian selama proses magang kerja di PT .
Aldino Wijaya Garment.
1) Minggu I
a) Perkenalan staff , pembimbing , dan karyawan.
b) Penjelasan yang berkaitan dengan perusahaan.
c) Penempatan tempat magang dan peraturan.
d) Mengamati lokasi dan lingkungan perusahaan.
2) Minggu II
a) Mengamati proses produksi disetiap departemen.
3) Minggu III
a) Pengamatan dibagian sewing.
b) Wawancara dan membantu karyawan.
c) Mencari data tentangnetwork.
4) Minggu IV
45 b) Pengamatan tentang produktivitas kerja.
5) Minggu V
a) Pengecekan data.
b) Konsultasi dengan DPL
c) Berpamitan.
C. Pembahasan Masalah
Kegiatan penelitian terhadap PT. Aldino Wijaya Garment diperlukan
tindakan-tindakan analisis data yang telah diperoleh peneliti untuk memberikan
jawaban atas penelitian serta argumen di PT. Aldino Wijaya Garment. Digunakan
alat analisis yang tepat dan akurat yang dapat memudahkan pengambilan
keputusan dalam menentukan kebijakan-kebijakan analisis perusahaan yang
kuantitatif berdasar data yang diperoleh selama penelitian. Teknik yang digunakan
dalam menganalisa waktu adalah network. Analisis network digunakanuntuk mengetahui jalur kritis atau waktu kritis yang dapat digunakan dalam
memproduksi baju break down style NL 340.
Dengan penggambaran jaringan kerja produksi maka akan memudahkan
dalam menentukan perencanaan dan pengawasan produksi sehingga mendapatkan
waktu kerja yang lebih efektif, penggunaan sumber daya yang lebih efisien dan
juga dapat memenuhi pesanan dengan tepat waktu.
46 Berikut adalah tabel urutan kegiatan pada departemen penjahitan,
perkiraan waktu penyelesaian masing-masing pekerjaan, dan identifikasi jalur
kritis untuk memproduksi 1 rol kain menjadi 150 baju Break Down Style NL 340 di PT. Aldino Wijaya Garment:
Urutan kegiatan pada departemen penjahitan:
No Kegiatan
1 Cupnat
2 Smock
3 Sambung bahu
4 Pasang main label/brand
5 Piping corong leher
6 Plaket depan
7 Pasang lengan
8 Obras lengan
9 Neci/kril
10 Jahit samping & pasang care label
11 Obras samping
12 Haming bawah
13 Lubang kancing/itik
14 Pasang kancing
15 Treming
Sumber: Bagian produksi PT. Aldino Wijaya Garment
47
Tabel 3.1
Urutan Kegiatan pada Departemen Sewing, Perkiraan Waktu Penyelesaian dan Identifikasi Jalur Kritis
Baju Break Down Style NL 340 PT. Aldino Wijaya Garment
Kegiatan Simbol
Kegiatan
Kegiatan yang Mendahului
Node a
(waktu optimis) menit m (waktu realistis) menit b (waktu pesimis) menit Waktu yg diharapkan (t) menit ES (Early Start) menit EF (Early Finish) menit LS (Latest Start) menit LF (Latest Finish) menit Slack (meni t)
Cupnat A - 1-2 200 225 260 226,67 0 226,67 0 226,67 0
Smock B A 2-3 95 150 175 145 226,67 371,67 226,67 371,67 0
Sambung bahu C B 3-4 110 150 180 148,33 371,67 520 371,67 520 0
Pasang main label/brand
D C 4-5 105 150 165 145 520 665 592 665 0
Piping corong leher E D 5-6 115 150 175 148,33 665 813,33 665 813,33 0
Plaket depan F E 6-7 380 450 480 443,33 813,33 1.256,67 813,33 1.256,67 0
Pasang lengan G F 7-8 315 375 400 369,17 1.256,67 1.625,83 1.256,67 1.625,83 0
Obras lengan H G 8-9 110 150 180 148,33 1.625,83 1.774,17 1.625,83 1.774,17 0
Neci/kril I H 9-10 215 225 340 242,5 1.774,17 2.016,67 1.774,17 2.016,67 0
Jahit samping + pasang care label
J I 10-11 655 675 725 680 2.016,67 2.696,67 2.016,67 2.696,67 0
Obras samping K J 11-12 120 150 170 148,33 2.696,67 2.845 2.696,67 2.845 0
Haming bawah L K 12-14 475 525 545 520 2.845 3.365 2.845 3.365 0
Lubang kancing/itik M K 12-13 90 150 180 145 2.845 2.990 3.080 3.225 235
Pasang kancing N M 13-14 80 150 160 140 2.990 3.130 3.225 3.365 235
Treming O L,N 14-15 200 225 260 226,67 3.365 3.591,67 3.365 3.591,67 0
48 Berikut adalah penjelasan dari tabel di atas:
1. Perkiraan Waktu Kegiatan
Dalam penentuan perkiraan waktu untuk masing-masing kegiatan dengan
tepat faktor-faktor ketidakpastian harus dipertimbangkan, sehingga akan
dihasilkan waktu kegiatan yang tepat. Untuk membantu dalam menentukan
waktu masing-masing kegiatan dapat menggunakan suatu alat analisis, yaitu
dengan metode PERT. Metode PERT tersebut didasarkan pada tiga macam
perkiraan waktu, yaitu waktu optimis, waktu realistis dan waktu pesimis.
Komponen lain yang harus diperhatikan dalam penentuan waktu kegiatan
adalah waktu yang diharapkan untuk menyelesaikan aktivitas yang
dilambangkan dengan simbol Et. Setelah data dari ketiga waktu tersebut diketahui untuk penyelesaian masing-masing kegiatan, maka dapat dihitung
durasi waktu yang diharapkan untuk mengerjakan sebuah kegiatan dengan
rumus:
Keterangan:
waktu yang diharapkan untuk menyelesaikan aktivitas
waktu optimistik, waktu kegiatan bila semua berjalan baik tanpa
hambatan
waktu pesimistik, waktu kegiatan bila terjadi hambatan
49 Langkah selanjutnya adalah menghitung waktu penyelesaian aktivitas
masing-masing kegiatan. Adapun perhitungan perkiraan waktu penyelesaian
aktivitas (Et) masing-masing kegiatan adalah:
50 Dari perhitungan diatas dapat diketahui waktu penyelesaian aktivitas
masing-masing kegiatan(Et). Hasil tersebut kemudian digunakan untuk menentukan jalur kritisnya, yaitu melalui analisis diagram network.
2. Diagram Network dan Identifikasi Jalur Kritis
Pengidentifikasian kegiatan yang telah diketahui serta urutan-urutan
kegiatan dan perkiraan waktu kegiatan dalam proses produksi, maka langkah
selanjutnya dapat dibuat diagram network. Dimana network merupakan suatu metode untuk menentukan alur dan waktu produksi yang paling efektif dan
efisien.
Adapun penyelesaian diagram network proses produksi baju break down style NL 340 pada PT. Aldino Wijaya Garment:
51 Gambar 3.3
Diagram Network baju break down style NL 340 1 w 2 w 3 4 w 5 sty
6 7 10
11 e 14 wn 13s te 226,67
A B C D E
K 8 N 9 st 12 se
F G H I
M N O
145 148,33 145 148,33 443,33 369,17 148,33 242,5
52 diagram tersebut dapat ditemukan jalur kritis. Jalur kritis dapat
diidentifikasi melalui peristiwa-peristiwa yang dihubungkan oleh
kegiatan-kegiatan dengan waktu longgar 0 (slack). Dimana slack adalah perbedaan waktu “ latest dan earliest” atau selisih antara LS ES, antara LF EF.
Dalam menentukan mana yang akan menjadi jalur kritis digunakan metode
CPM dengan menghitung dua waktu awal dan waktu akhir, yaitu:
a. Waktu mulai terdahulu ES (Earliest Start) : Max (EF semua pendahulu langsung)
b. Waktu selesai terdahulu EF (Earliest Finish) : ES + waktu kegiatan
c. Waktu mulai terakhir LS (Latest Start) : Min (LS dan seluruh kegiatan yang langsung mendahuluinya)
d. Waktu selesai terakhir LF (Latest Finish) : LF – Waktu kegiatan
Perhitungan ES dan EF adalah sebagai berikut:
1. Kegiatan A estimasi waktunya = 226,67, maka ES = 0 dan
EF = 0 + 226,67 = 226,67
2. Kegiatan B estimasi waktunya = 145, maka ES = 226,67 dan
EF = 145 + 226,67 = 371,67
3. Kegiatan C estimasi waktunya = 148,33, maka ES = 371,67 dan
EF = 148,33+371,67 = 520
4. Kegiatan D estimasi waktunya = 145, maka ES = 520 dan
EF = 145 + 520 = 665
53
5. Kegiatan E estimasi waktunya = 148,33, maka ES = 665 dan
EF = 148,33 + 665 = 813,33
6. Kegiatan F estimasi waktunya = 443,33, maka ES = 813,33 dan
EF = 443,33+ 813,33= 1.256,67
7. Kegiatan G estimasi waktunya = 369,17, maka ES = 1.256,67 dan
EF = 369,17 + 1.256,67 = 1.625,83
8. Kegiatan H estimasi waktunya = 148,33, maka ES = 1.625,83 dan
EF = 148,33 + 1.625,83 = 1.774,17
9. Kegiatan I estimasi waktunya = 242,5, maka ES = 1.774,17 dan
EF = 242,5 + 1.774,17 = 2.016,67
10. Kegiatan J estimasi waktunya = 680, maka ES = 2.016,67 dan
EF = 680 + 2.016,667 = 2.696,67
11. Kegiatan K estimasi waktunya = 148,33, maka ES = 2.696,67 dan
EF = 148,33 + 2.696,67 = 2.845
12. Kegiatan L estimasi waktunya = 520, maka ES = 2.845 dan
EF = 520 + 2.845 = 3.365
13. Kegiatan M estimasi waktunya = 145, maka ES = 2.845 dan
EF = 145 + 2.845 = 2.990
14. Kegiatan N estimasi waktunya = 140, maka ES = 2.990 dan
EF = 140 + 2.990 = 3.130
15. Kegiatan O estimasi waktunya = 226,67, maka ES = 3.365 dan
EF = 226,67 + 3.365 = 3.591,67
54 Sedangkan untuk perhitungan LS dan LF adalah sebagai berikut:
1. Kegiatan A estimasi waktunya = 226,67, maka LF = 226,67 dan
LS = 226,67 –226,67 = 0
2. Kegiatan B estimasi waktunya = 145, maka LF = 371,67 dan
LS= 371,67 – 145 = 226, 67
3. Kegiatan C estimasi waktunya = 148,33, maka LF = 520 dan
LS= 520 – 148,33 = 371,67
4. Kegiatan D estimasi waktunya = 145, maka LF = 665 dan
LS= 665 – 145 = 592
5. Kegiatan E estimasi waktunya = 148,33, maka LF = 813,33 dan
LS= 813,33 – 148,33 = 665
6. Kegiatan F estimasi waktunya = 443,33, maka LF = 1.256,67 dan
LS= 1.256,67 – 443,33 = 813,33
7. Kegiatan G estimasi waktunya = 369,17, maka LF = 1.625,83 dan
LS= 1.625,83 – 369,17 = 1.256,67
8. Kegiatan H estimasi waktunya = 148,33, maka LF= 1.774,17 dan
LS= 1.774,17 – 148,33 = 1.625,83
9. Kegiatan I estimasi waktunya = 242,5, maka LF= 2.016,67 dan
LS= 2.016,67 – 242,5 = 1.774,17
10. Kegiatan J estimasi waktunya = 680, maka LF= 2.696,67 dan
LS= 2.696,67 – 680 = 2.016,67
11. Kegiatan K estimasi waktunya = 148,33, maka LF= 2.854 dan
55
12. Kegiatan L estimasi waktunya = 520, maka LF= 3.365 dan
LS= 3.365 – 520 = 2.845
13. Kegiatan M estimasi waktunya = 145, maka LF= 3.225 dan
LS= 3.225 – 145 = 3.080
14. Kegiatan N estimasi waktunya = 140, maka LF= 3.365 dan
LS= 3.365 – 140 = 3.225
15. Kegiatan O estimasi waktunya = 226,67, maka LF= 3.591,67 dan
LS= 3.591,67 – 226,67 = 3.365
Untuk mengetahui kegiatan yang merupakan jalur kritis dan kegiatan yang
mewakili waktu slack dapat dilihat pada tabel 3.1 dan dapat dibuat gambar jaringan atau diagram network sebagai berikut:
56 Gambar 3.4
Diagram Network waktu penyelesaian baju break down style NL 340
1 2 3 4 5 6 7 10
11
14 13
226,67
A B C D E
K
8 9
st
12
F G H I
M N O
145 148,33 145 148,33 443,33 369,17 148,33 242,5
15
J 680
L
148,33
145
140 520
226,67 = jalur kritis
57 Jalur kritis adalah jalur aktivitas dalam suatu proyek yang memiliki waktu
paling panjang. Dari hasil analisis data dengan metode CPM, maka dapat
diketahui dua jalur, yaitu:
Jalur 1 = A – B – C – D – E – F – G – H – I – J – K – M – N – O
= 226,67 + 145 + 148,33 + 145 + 148,33 + 443,3 + 369,17 + 148,33 +
242,5 + 680 + 148,33 + 145 +140 + 226,67
= 3.356,63
Jalur 2 = A – B – C – D – E – F – G – H – I – J – K – L – O
= 226,67 + 145 + 148,33 + 145 + 148,33 + 443,3 + 369,17 + 148,33 +
242,5 + 680 + 148,33 + 520 + 226,67
= 3.591,63
Dengan melihat perhitungan di atas, maka dapat dibandingkan antara jalur
1 dan jalur 2. Jalur 1 dengan waktu penyelesaian selama 3.356,63 menit,
sedangkan jalur 2 dengan waktu penyelesaian selama 3.591,63 menit. Dari dua
jalur tersebut yang merupakan jalur kritis adalah jalur 2 karena waktu
penyelesaiannya paling lama.
58
BAB IV
PENUTUP
A.KESIMPULAN
Setelah dilakukan analisis dan pembahasan mengenai analisis Network pada proses produksi baju Break Down Style NL 340 PT. Aldino Wijaya Garment Sukoharjo, dapat diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Urutan kegiatan dalam melakukan proses produksi baju Break Down Style NL 340 yaitu, kegiatan cupnat (A), smock (B), sambung bahu (C), pasang main label/brand (D), piping corong leher (E), plaket
depan (F), pasang lengan (G), obras lengan (H), neci/kril (I), jahit sam
ping dan pasang care label (J), obras samping (K), haming bawah (L),
lubang kancing (M), pasang kancing (N), treming (O).
2. Dua jalur yang timbul dalam jaringan proyek yaitu, jalur 1 = A – B – C
– D – E – F – G – H – I – J – K – M – N – O, dengan waktu
penyelesaian selama 3.356,63 menit dan jalur 2 = A – B – C – D – E –
F – G – H – I – J – K – L – O, dengan waktu penyelesaian selama
3.591,63 menit.
3. Yang merupakan jalur kritis adalah jalur 2 yang memiliki waktu
penyelesaian 3.591,63 menit yang merupakan waktu terpanjang dalam
penyelesaian proyek.
59
B.SARAN
Setelah melakukan observasi selama satu bulan di PT. Aldino Wijaya
Garment, diketahui bahwa perusahaan belum menggunakan suatu metode
untuk merencanakan serta mengawasi proses produksi baju Break Down Style NL 340. Dari data yang diperoleh, penulis bermaksud memberikan saran kepada PT. Aldino Wijaya Garment:
1. Tim manajemen departemen sewing perusahaan diharapkan mulai
menggunakan metode untuk menganalisa jaringan kerja proses
produksi baju Break Down Style NL 340 dengan menggunakan metode
PERT dan CPM agar dalam perencanaan dan pengawasan dapat
dilakukan dengan tepat. Selain itu juga bisa memperoleh waktu yang
lebih efisien setiap kali berproduksi.
2. Melakukan pengawasan yang lebih rutin pada setiap kegiatan/aktivitas
di departemen sewing karena hal ini dapat meminimalkan tingkat kerusakan produk serta meningkatkan produktivitas. Pengawasan
dapat dilakukan pada kualitas bahan yang digunakan serta kinerja
karyawan.
3. Untuk melakukan kegiatan pengawasan proses produksi disarankan
perusahaan menyesuaikan antara waktu yang diharapkan terhadap
waktu yang dijadualkan sebagai suatu pedoman agar keterlambatan
proses produksi dapat dihindari.