perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PROSES PRODUKSI BARE CORE
DI BAGIAN LAMINATING PADA PT.HASIL ALBIZIA NUSANTARA
KARANGANYAR
TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Sebutan
Ahli Madya Di Bidang Manajemen Bisnis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PROSES PRODUKSI BARE CORE DI BAGIAN LAMINATING PADA PT. HASIL ALBIZIA NUSANTARA
KARANGANYAR
Zaenal Abidin
F3509087
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sesuai tidaknya kualitas produk akhir dalam memenuhi standar yang telah ditetapkan perusahaan sekaligus juga untuk mengetahui apakah kerusakan produk masih dalam batas yang ditolerir atau batas kendali. Sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan, maka penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan rancangan penelitian kualitatif atau statistik. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah jumlah produksi bare core pada bulan Januari 2012. Tekhnik analisis yang digunakan adalah analisa C-chart dengan batas pengawasan atas (UCL) dan batas pengawasan bawah (LCL).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
MOTTO
Janganlah kamu menjadi budak atau hamba seseorang, karena Allah sudah
menjadikan kamu dalam keadaan merdeka.
Ali Bin Abi Tholib
Jadilah legenda untuk diri kalian sendiri
S.I.D
Sesuatu yang belum dikerjakan, seringkali tampak mustahil, kita baru yakin kalau
kita telah berhasil melakukannya dengan baik
penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya bagi Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan kemudahan-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PROSES PRODUKSI BARE CORE DI
BAGIAN LAMINATING PADA PT. HASIL ALBIZIA NUSANTARA
KARANGANYAR”. Tugas Akhir ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Ahli Madya Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Dalam penyusunan Tugas Akhir ini, penulis mendapatkan banyak bantuan, bimbingan, dan saran dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. Wisnu Untoro, M.S selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Sinto Sunaryo, SE, M.Si selaku Ketua Jurusan Manajemen Bisnis Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Adnan Efendi, SE selaku Pembimbing Akademis dan Pembimbing Tugas Akhir pada Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
6. Manajer dan seluruh staf karyawan PT. Hasil Albizia Nusantara Karanganyar, terima kasih atas segala bimbingannya selama melaksanakan magang dan penyusunan Tugas Akhir.
7. Teman-teman yang ikut memberi inspirasi selama pembuatan Tugas Akhir ini, terimakasih untuk persahabatan yang indah.
8. Pihak lain yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah membantu dalam penelitian ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Tugas Akhir ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi keutuhan Tugas Akhir ini. Semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi kita.
Surakarta, 28 Juni 2012
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
ABSTRAK ... iv
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v
KATA PENGANTAR ... vi
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... x
DAFTAR GAMBAR ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... xii
BAB I. PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 3
C. Tujuan Penelitian ... 3
D. Manfaat Penelitian……….... ... 4
E. Metode Penelitian... 5
F. Alur Pemikiran ... 11
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA... 13
A. Pengertian Kualitas ... 13
B. Pengertian pengendalian Kualitas ... 13
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
BAB III. PEMBAHASAN ... 21
A. Gambaran Obyek Penelitian ... 21
B. Tujuan berdirinya PT.Hasil Albizia Nusantara ... 22
C. Lokasi Perusahaan ... 22
D. Struktur Organisasi Perusahan ... 23
E. Ketenagakerjaan ... 28
F. Produk ... 29
G. Proses Produksi ... 31
H. Laporan magang Kerja ... 34
I. Pembahasan Masalah ... 37
BAB IV. PENUTUP ... 48
A. Kesimpulan ... 48
B. Saran ... 49
DAFTAR PUSTAKA
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Standar Kualitas Produk Bare core ... 30
Tabel 3.2 Jumlah Kerusakan produk Bare core ... 38
Tabel 3.3 Analisis C-chart menggunakan POM for windows ... 41
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Contoh Grafik Control chart... 8
Gambar 1.2 Contoh Diagram Pareto ... 9
Gambar 1.3 Contoh Diagram Sebab Akibat ... 10
Gambar 1.4 Kerangka Pemikiran ... 11
Gambar 2.1 Contoh Grafik Control chart... 19
Gambar 2.2 Contoh Diagram Pareto ... 20
Gambar 2.3 Contoh Diagram Sebab Akibat ... 20
Gambar 3.1 Struktur Organisasi PT. Hasil Albizia Nusantara ... 24
Gambar 3.2 Proses Produksi Produk Bare core ... 32
Gambar 3.3 Peta Pengendalian C-chart ... 41
Gambar 3.4 Diagram Pareto ... 45
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Gambar Bahan Baku dan Produk Bare Core Lampiran 2. Surat Pernyataan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id ABSTRAK
ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS PROSES PRODUKSI BARE CORE DI BAGIAN LAMINATING PADA PT. HASIL ALBIZIA NUSANTARA
KARANGANYAR
Zaenal Abidin
F3509087
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sesuai tidaknya kualitas produk akhir dalam memenuhi standar yang telah ditetapkan perusahaan sekaligus juga untuk mengetahui apakah kerusakan produk masih dalam batas yang ditolerir atau batas kendali. Sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan, maka penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan rancangan penelitian kualitatif atau statistik. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah jumlah produksi bare core pada bulan Januari 2012. Tekhnik analisis yang digunakan adalah analisa C-chart dengan batas pengawasan atas (UCL) dan batas pengawasan bawah (LCL).
Berdasarkan perhitungan dengan metode C-chart diperoleh rata-rata kerusakan
18,04 dengan batas kendali atas sebesar 30,7821 dan batas kendali bawah sebesar 5,2979. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa pelaksanakan pengendalian kualitas belum dilaksanakan dengan baik oleh perusahaan. Dari perhitungan yang
telah dilaksanakan dapat dilihat bahwa masih banyak produk yang out of control,
yang hal tersebut mencerminkan bahwa faktor-faktor khusus telah masuk dalam sistem produksi sehingga menyebabkan kerusakan yang melebihi batas toleransi ataupun batas pengendali. Perusahaan yang masih menggunakan mesin-mesin tua dan sederhana dalam produksinya, oleh karena itu hasil dan kualitas produksi yang dicapai perusahaan masih jauh dari target perusahaan. (1) Banyaknya kerusakan yang out of control perlu adanya kebijakan khusus, agar periode yang akan datang dapat dikurangi seminimal mungkin. (2) Perlu adanya perlu adanya pemeliharaan secara berkala terhadap alat-alat yang berkaitan dengan proses produksi misal, mesin dibersihkan secara teratur sesuai dengan petunjuk penggunaan mesin, penggantian spare part mesin yang telah aus dan memasuki masa untuk diganti, sehingga kerusakan produk akibat mesin dapat diminimalir atau bahkan dihilangkan. Dan untuk karyawan yang berprestasi diberikan penghargaan agar menjadi motivasi dalam bekerja dan memberikan hukuman bagi karyawan yang melanggar peraturan. (3)
Bagian quality control perusahaan diberi pelatihan penerapan pengendalian kualitas
karena akan membantu dalam pengawasan terhadap kerusakan produk dan penyebab
kerusakan serta pencarian solusinya. Perusahaan dapat memakai (software) perangkat
lunak yang mendukung kegiatan pengendalian kualitas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Perkembangan industri dalam era globalisasi sekarang ini semakin pesat,
ditandai dengan tingkat persaingan antar perusahaan semakin meningkat dan
ketat. Keadaan ini menyebabkan perusahaan harus mampu mempertahankan
usaha yang dikelolanya untuk menghasilkan produk yang mampu bersaing di
pasar, perlu adanya perhitungan dan perencanaan yang cukup sebelum perusahaan
memulai produksi atau memasarkan produknya.
Kualitas atau mutu produk adalah alat persaingan yang penting disamping
faktor-faktor lain seperti harga, promosi atau pelayanan. Kualitas dalam suatu
produk mengandung berbagai tujuan, diantaranya tujuan bagi produsen dan bagi
konsumen. Bagi produsen, kualitas itu baik apabila tujuan perusahaan dapat
terpenuhi, produk digemari konsumen dan laku di pasaran sehingga dapat
mendatangkan keuntungan yang optimal bagi perusahaan. Bagi konsumen,
kualitas itu baik apabila kebutuhan dan keinginannya terhadap suatu produk dapat
terpenuhi dan memuaskan.
Dalam program jaminan kualitas produk, perusahaan akan senantiasa
berusaha melakukan kegiatan pengendalian kualitas atau Quality Control (QC)
yang intensif terhadap komponen bahan dasar produk, proses produksinya
maupun produk akhir.
Pelaksanaan pengendalian kualitas berkaitan dengan standar kualitas yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
produk rusak, menjaga agar produk akhir yang dihasilkan sesuai dengan standar
kualitas perusahaan dan menghindari lolosnya produk cacat ke tangan konsumen.
Maka untuk menjaga kualitas produk yang sesuai dengan standar kualitas yang
telah ditentukan, perusahaan perlu melaksanakan pengendalian dan pengawasan
secara intensif dan terus menerus baik pada kualitas bahan baku, proses produksi
maupun produk akhir.
Dengan adanya analisis pengendalian kualitas tingkat kerusakan
produk/jasa, yaitu untuk menghitung batas kerusakan maksimum, mengetahui
penyebab kerusakan dan usaha apa yang harus dikerjakan terlebih dahulu untuk
mengatasi kerusakan kembali atau dapat meminimalkan kerusakan yang terjadi.
PT. HASIL ALBIZIA NUSANTARA adalah perusahaan yang bergerak di
bidang industri pengolahan kayu. Perusahaan ini pada saat ini hanya
memproduksi produk bare core yang berlokasi di Desa Wonorejo, Kecamatan
Gondangrejo, Karanganyar. Saat ini semakin banyaknya pesaing-pesaing baru,
PT. HASIL ALBIZIA NUSANTARA harus mempertahankan kualitas produknya
jika tidak ingin kalah dengan kualitas produk perusahaan lain.
Berdasarkan gambaran permasalahan yang telah diuraikan di atas, maka
penulis mengambil judul “ANALISIS PENGENDALIAN KUALITAS
PROSES PRODUKSI BARE CORE DI BAGIAN LAMINATING PADA
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
B.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dirumuskan permasalahannya
yaitu:
1. Berapakah batas pengendalian atas atau Upper Control Limit (UCL) dan batas
pengendalian bawah atau Lower Control Limit (LCL) pada diagram
pengendali C-chart?
2. Berapakah rata-rata kerusakan produk pada bulan Januari 2012?
3. Berapakah produk yang out of control pada bulan Januari2012?
4. Berapakah jumlah persentase masing-masing produk?
5. Apa saja penyebab kerusakan produk?
C.Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian dalam kaitannya dalam tugas akhir adalah :
1. Untuk mengetahui tingkat batas pengendali atas atau Upper Control Limit
(UCL) dan batas pengendali bawah Lower Control Limit (LCL) pada diagram
peta pengendali C-chart.
2. Untuk mengetahui rata-rata kerusakan produk pada bulan Januari 2012.
3. Untuk mengetahui ada tidaknya kerusakan produk yang out of control pada
bulan Januari 2012.
4. Untuk mengetahui jumlah persentase produk.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
D.Manfaat Penelitian
1. Bagi penulis
a. Menambah pengetahuan dan wawasan tentang pengendalian kualitas suatu
produk terutama yang terjadi dalam perusahaan.
b. Sebagai sarana penerapan ilmu-ilmu yang telah diperoleh dibangku kuliah
dibidang manajemen operasi tentang pengendalian kualitas dan
memperoleh gambaran langsung tentang pengawasan terhadap kualitas
produk akhir.
2. Bagi Perusahaan
a. Sebagai bahan pertimbangan bagi perusahaan dalam menentukan
kebijakan-kebijakan perusahaan dalam pengendalian kualitas (quality
control ) di setiap proses produksi.
b. Dapat menegetahui bagaimana strategi perusahan dalam penetapan standar
kualitas produk.
3. Bagi Pembaca
a. Memberikan informasi atau gambaran tentang perusahaan PT. HASIL
ALBIZIA NUSANTARA KARANGANYAR
b. Sebagai sarana penambahan pengetahuan dan wawasan dalam bidang
produksi khususnya pengendalian kualitas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id E.Metode Penelitian
1. Desain Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian
deskriptif dalam menganalisa pengendalian kualitas pada produk bare core.
Penelitian deskriptif merupakan penelitian yang bertujuan menggambarkan
suatu peristiwa, siapa yang terlibat, apa yang dilakukan, kapan dilakukan,
dimana, dan bagaimana melakukannya (Sumarmi dan Wahyuni, 2006:52).
2. Objek Penelitian
Penulis melakukan penelitian ini pada PT. HASIL ALBIZIA
NUSANTARA KARANGANYAR.
3. Sumber Data
Data yang digunakan meliputi data primer dan sekunder :
a. Data Primer
Menurut Kuncoro (2009:148) data primer adalah data yang biasanya
diperoleh dengan survey lapangan yang menggunakan semua metode
pengumpulan data orisinal. Data primer yang diperoleh penulis misalnya
dengan menanyakan bagaimana proses produksi ini bisa berlangsung,
dalam hal ini pada PT. HASIL ALBIZIA NUSANTARA.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang biasanya telah dikumpulkan oleh
lembaga pengumpul data dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna
data, Kuncoro (2009:148). Misalnya, struktur organisasi, laporan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
4. Teknik Pengumpulan Data
a. Metode Wawancara
Wawancara merupakan merupakan cara pengumpulan data dengan
cara bertanya langsung dengan pihak manajemen yang berwenang
mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pokok bahasan.
b. Observasi
Metode yang dilakukan oleh peneliti dengan melakukan
pengamatan pada objek penelitian sesuai data yang diperlukan
c. Studi pustaka
Data diperoleh dengan membaca buku-buku yang relevan dan
sesuai dengan penelitian yang dilakukan yang berupa referensi buku yang
sesuai dengan penelitian.
5. Teknik Analisis Data
Metode analisis yang digunakan dalam menganalisis pengendalian
kualitas terhadap produk bare core pada perusahaan PT. HASIL ALBIZIA
NUSANTARA yaitu dengan menggunakan metode C-chart, memilih analisis
ini karena kerusakan produk yang dianalisis mempunyai karakteristik
kualitas yang tidak memenuhi spesifikasi.
Menurut Heizer dan Render (2009:11) bagan C-chart digunakan
apabila pengamatan dilakukan pada atribut dimana jumlah cacat per unit
output dapat dihitung, berhubungan dengan perhitungan jumlah yang
merupakan sebagian kecil kejadian yang mungkin kecacatan berupa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Selain itu analisis ini digunakan untuk menghitung jumlah rusak
persatuan unit hasil suatu proses sehingga kerusakan-kerusakan dari produk
tersebut dihitung secara keseluruhan. Analisis C-chart digunakan untuk
mengetahui dan menentukan tingkat dan jenis kerusakan produk akhir, yang
mungkin kerusakan tersebut masih dapat ditolerir atau tidak. Peta kendali
C-chart berguna untuk memonitor proses dimana bias sejumlah besar
kemungkinan kesalahan tetapi jumlah yang benar-benar terjadi lebih kecil.
Menurut Heizer dan Render (2009:301) langkah perhitungan dengan
menggunakan C-Chart adalah sebagai berikut :
a. Menghitung produk yang rusak pada data yang ada.
b. Menentukan rata-rata dari kerusakan.
Dimana :
= Rata-rata jumlah kerusakan
= Jumlah produk yang rusak
Jumlah produk yang diobservasi
c. Menentukan batas kendali
1)UCL (upper control limit)
UCL merupakan batas pengawasan atas dari tingkat kerusakan yang
terjadi pada pemeriksaan sampel.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2) LCL (lower control limit)
LCL merupakan batas pengawasan bawah dari tingkat kerusakan
yang terjadi pada pemeriksaan sampel.
d. Membuat grafik Control Chart
Control chart merupakan grafik garis dengan pencantuman batas
maksimum dan minimum yang merupakan batas daerah pengendalian
(Purnomo, 2004:303). Control chart digunakan untuk mendeteksi adanya
penyimpangan tetapi tidak menunujukan adanya penyimpangan tersebut.
Gambar 1. 1. Contoh Grafik Control Chart
e. Untuk menjawab permasalahan mengenai jenis-jenis kerusakan yang
terjadi dan penyebabnya dilakukan analisa dengan metode :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Diagram pareto adalah diagram yang mengklasifikasikan
masalah menurut sebab akibat dan gejalanya. Permasalahan yang
ada dibuat diagram menurut prioritas, dengan menggunakan format
grafik batang (Purnomo, 2004:302). Langkah-langkah pembuatan
diagram pareto sebagai berikut :
1. Menentukan persentase untuk setiap jenis kerusakan. Data
yang diolah untuk mengetahui % kerusakan dihitung
menggunakan rumus jumlah kerusakan pada jenis.
% kerusakan = x 100 %
2. Membuat diagram pareto dengan mengurutkan jenis
kerusakan yang jumlahnya paling besar ke kecil.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2)Diagram Sebab Akibat
Diagram sebab akibat sering disebut juga dengan diagram
tulang ikan. Diagram ini dipakai untuk menganalisis ciri khas sebuah
proses atau situasi dan faktor yang menyebabkannya. Untuk
menganalisis faktor-faktor penyebab, pada umumnya dikelompokan
dalam empat faktor utama, yaitu manusia, material, metode, dan
mesin (Purnomo, 2004:301).
Gambar 1. 3.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
F.Alur Pemikiran
DIAGRAM C-CHART
DIAGRAM PARETO
DIAGRAM SEBAB AKIBAT
PACKING
IN CONTROL
OUT OF CONTOL
PROSES PRODUKSI
PRODUK BAIK PRODUK RUSAK
PRODUK
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Gambar 1.4. Kerangka Pemikiran
Pengendalian kualitas terhadap produk dilakukan untuk menjaga dan
mengarahkan agar kualitas produk dapat dipertahankan sesuai dengan standar yang
telah ditetapkan.
Berdasarkan pengendalian kualitas yang dilakukan produk diklasifikasikan
menjadi dua, yaitu produk baik dan produk rusak, untuk produk rusak dianalisis
menggunakan analisis menggunakan analisis C-chart, diagram fishbone dan
diagram pareto.
1. Analisis C-Chart : untuk mengetahui apakah produk masih dalam batas
kendali atau out of contol
2. Diagram fishbone : untuk mengetahui penyebab kerusakan
3. Diagram pareto : untuk menentukan masalah mana yang harus dikerjakan
lebih dahulu
Setelah didefinisikan menggunakan ketiga alat di atas, maka dapat
diketahui apakah produk tersebut masih dalam pengawasan/sesuai batas toleransi
(in contol) atau di luar batas toleransi (out of control).
Hasil analisa dapat dijadikan rekomendasi pihak perusahaan untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.Pengertian Kualitas
Secara ekstern, barang dan jasa yang berkualitas adalah barang/jasa yang
sesuai dengan yang diinginkan oleh pihak konsumen atau yang memenuhi selera
konsumen. Sedangkan secara intern, barang/jasa yang berkualitas adalah
barang/jasa yang sesuai ditetapkan oleh perusahaan. Seorang produsen akan selalu
berusaha untuk menjaga reputasi perusahaannya melalui kualitas dari barang yang
dihasilkan. Kualitas merupakan suatu kemampuan produk atau jasa dalam
memenuhi kebutuhan pelanggan. Heizer dan Render (2009:253).
Menurut Davis (dalam Yamit, 2005:8) kualitas merupakan suatu kondisi
yang dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses, dan
lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan. Secara umum dapat dikatakan
bahwa kualitas produk atau jasa itu akan dapat diwujudkan bila orientasi pada
kepuasan pelanggan (customer satisfaction)
B.Pengertian Pengendalian Kualitas
Ada beberapa pengertian tentang pengendalian kualitas dari para ahli.
Menurut Yamit (2005:202) pengendalian kualitas statistik adalah alat yang sangat
berguna dalam membuat produk sesuai dengan spesifikasi sejak dari awal proses
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Menurut Crosby (dalam Tjiptono dan Diana, 2003:56) kualitas adalah
memenuhi atau sama dengan persyaratannya.Meleset sedikit saja dari
persyaratannya, maka suatu produk atau jasa dikatakan tidak berkualitas.
Persyaratan itu sendiri dapat berubah sesuai dengan keinginan pelanggan,
kebutuhan organisasi, pemasok dan sumber, pemerintah, teknologi, serta pasar
atau persaingan.
Dengan demikian dapat disimpulkan pengertian pengendalian kualitas
secara umum yaitu menentukan standar kualitas untuk masing-masing produk
atau jasa dan usaha perusahaan untuk dapat memnuhi standar kualitas yang telah
ditetapkan dari awal proses hingga akhir proses produksi. Oleh sebab itu
menjalankan pengendalian kualitas, rencana dan kebijakan tentang pengendalian
kualitas harus dikomunikasikan dengan jelas agar dapat dilaksanakan dengan
sempurna.
C.Pengaruh kualitas
Menurut Heizer dan Render (2005:254) ada tiga alasan pentingnya kualitas :
1. Reputasi perusahaan. Suatu organisasi menyadari bahwa reputasi akan
mengikuti kualitas. Kualitas akan muncul sebagai persepsi tentang produk
baru perusahaan,kebiasaan karyawan dan hubungan pemasok. Promosi
diri tidak dapat menggantikan produk yang berkualitas.
2. Keandalan Produk. Peraturan seperti Consumer Product Safety Act
membuat standar produk dan cara melarang produk yang tidak dapat
memenuhi standar tersebut. Apabila tidak terpenuhi maka akan
menyebabkan pengeluaran yang besar pada aspek legal, penyelesaian atau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
3. Keterlibatan Global. Di masa teknologi seperti sekarang, kualitas
menjadi suatu perhatian internasional. Bagi perusahaan dan Negara yang
ingin bersaing secara efektif pada ekonomi global, maka produk mereka
harus memenuhi harapan kualitas, desain dan harga global.
D.Biaya Kualitas
Biaya kualitas adalah biaya yang mungkin akan terjadi karena produk cacat
atau kualitas tidak baik. Biaya yang terjadi atau yang mungkin akan terjadi
berhubungan dengan desain, pengidentifikasian, perbaikan, dan pencegahan
kerusakan. Biaya dan kualitas merupakan satu kesatuan dan bukanlah sesuatu
yang perlu dipertentangkan atau sesuatu yang berlawanan (Yamit, 2004:12).
Pada saat ini ada tiga pandangan yang berkembang diantara para praktisi
mengenai biaya kualitas (Yamit, 2004 : 13), yaitu :
1. Kualitas semakin tinggi bearti biaya semakin tinggi. Dengan kata lain
manfaat tambahan dari peningkatan kualitas tidak dapat menutupi biaya
tambahan. Pandangan seperti ini beranggapan bahwa peningkatan kualitas
selalu diikuti peningkatan biaya.
2. Biaya peningkatan kualitas lebih rendah dari penghematan yang
dihasilkan. Penghematan dihasilkan oleh berkurangnya pengerjaan ulang,
produk cacat dan biaya lainnya yang berkaitan dengan kerusakan.
Pandangan ini menjadi landasan perbaikan berkelanjutan pada kebanyakan
perusahaan Jepang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
kualitas tidak hanya menyangkut biaya secara langsung, tetapi juga biaya
akibat kehilangan pelanggan, kehilangan pangsa pasar, kehilangan
peluang dan banyak lagi biaya yang tersebunyi lainya.
Empat kategori utama biaya dikaitkan dengan kualitas yang disebut biaya
kualitas menurut Heizer dan Render (2009:255) yaitu :
1. Biaya pencegahan : biaya yang terkait dengan pengurangan komponen
atau jasa yang rusak (contoh : pelatihan, program peningkatan kualitas)
2. Biaya penaksiran : biaya yang dikaitkan dengan proses evaluasi produk,
proses, komponen dan jasa (contoh : biaya percobaan, lab dan penguji)
3. Kegagalan internal : biaya yang dikaitkan oleh proses produksi
komponen atau jasa yang rusak sebelum diantarkan ke pelanggan (contoh
: rework, scrap dan downtime)
4. Biaya eksternal : biaya yang terjadi setelah pengiriman barang atau jasa
yang cacat (contoh : barang dikembalikan, kewajiban, kehilangan
goodwil)
E.Inspeksi
Inspeksi merupakan jalan untuk memastikan bahwa sebuah operasi
menghasilkan tingkat kualitas yang diharapkan.Inspeksi (inspection) meliputi
pengukuran, perasaan, penimbangan atau pengecekan produk (kadang-kadang
bahkan dengan menghancurkan produk)
Kapan dan dimana inspeksi dilakukan : Heizer dan Render (2009:269)
1. Pada pabrik pemasok anda saat pemasok sedang memproduksi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
3. Sebelum dilakukanya proses yang mahal dan tidak dapat diubah
(inversible).
4. Selama tahap demi tahap proses produksi.
5. Saat produksi atau jasa selesai.
6. Sebelum pengantaran dari tempat anda.
7. Pada titik kontak pelanggan.
F.Diagram C-Chart
Metode analisis yang digunakan dalam menganalisis pengendalian kualitas
terhadap produk barecore pada PT. HASIL ALBIZIA NUSANTARA yaitu
dengan menggunakan metode C-chart, memilih analisis ini karena kerusakan
produk yang dianalisis mempunyai karakteristik kualitas yang tidak memenuhi
spesifikasi.
Menurut Render dan Heizer (2009:11) bagan C-chart digunakan apabila
pengamatan dilakukan pada atribut dimana jumlah cacat per unit output dapat
dihitung, berhubungan dengan perhitungan jumlah yang merupakan sebagian
kecil kejadian yang mungkin kecacatan berupa pemasangan.
Selain itu analisis ini digunakan untuk menghitung jumlah rusak persatuan
unit hasil suatu proses sehingga kerusakan-kerusakan dari produk tersebut
dihitung secara keseluruhan. Analisis C-Chart digunakan untuk mengetahui dan
menentukan tingkat dan jenis kerusakan produk akhir, yang mungkin kerusakan
tersebut masih dapat ditolerir atau tidak. Peta kendali C-Chart berguna untuk
memonitor proses dimana sejumlah besar kemungkinan kesalahan tetapi jumlah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Adapun langkah perhitungan dengan menggunakan C-Chart adalah
sebagai berikut :
1. Menghitung produk yang rusak pada data yang ada.
2. Menentukan rata-rata dari kerusakan.
Dimana :
= Rata-rata jumlah kerusakan
= Jumlah produk yang rusak
Jumlah produk yang diobservasi
3. Menentukan batas kendali
1) UCL (upper control limit)
UCL merupakan batas pengawasan atas dari tingkat kerusakan
yang terjadi pada pemeriksaan sampel.
2) LCL (lower control limit)
LCL merupakan batas pengawasan bawah dari tingkat kerusakan
yang terjadi pada pemeriksaan sampel.
(Heizer dan Render, 2009:301)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Control chart merupakan grafik garis dengan pencantuman batas
maksimum dan minimum yang merupakan batas daerah pengendalian
(Purnomo, 2004:303). Control chart digunakan untuk mendeteksi
adanya penyimpangan tetapi tidak menunujukan adanya penyimpangan
[image:33.842.216.652.235.710.2]tersebut.
Gambar 2. 1. Contoh Grafik Control Chart
G. Diagram Pareto
Diagram pareto adalah diagram yang mengklasifikasikan masalah menurut
sebab akibat dan gejalanya. Permasalahan yang ada dibuat diagram menurut
prioritas, dengan menggunakan format grafik batang (Purnomo,
2004:302).langkah-langkah pembuatan diagram pareto sebagai berikut :
1. Mentukan persentase untuk setiap jenis kerusakan. Data yang diolah untuk
mengetahui % kerusakan dihitung menggunakan rumus jumlah kerusakan
pada jenis.
% kerusakan = x 100 %
2. Membuat diagram pareto dengan mengurutkan jenis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Gambar 2. 2. Diagram Pareto
H. Diagram Sebab Akibat
Diagram sebab akibat sering disebut juga dengan diagram tulang ikan .
Diagram ini dipakai untuk menganalisis ciri khas sebuah proses atau situasi dan
factor yang menyebabkannya. Untuk menganalisis faktor-faktor penyebab, pada
umumnya dikelompokan dalam lima faktor utama, yaitu manusia, material,
metode,dan mesin (Purnomo, 2004:301)
[image:34.842.251.626.425.675.2]perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB III
PEMBAHASAN
A. Gambaran Objek Penelitian
1. Sejarah Berdirinya PT.Hasil Albizia Nusantara
PT. Hasil Albizia Nusantara merupakan salah satu perusahaan
manufaktur yang berada di kota Karanganyar, perusahaan tersebut
berlokasi di Jl. Raya Solo Purwodadi Km 7, 2 Desa Wonorejo Kecamatan
Gondangrejo Karanganyar Jawa Tengah dan bergerak dalam bidang
pengolahan kayu, yang mengolah bahan baku kayu albasia atau lebih
dikenal dengan nama kayu sengon kapur menjadi produk bare core untuk
kemudian diekspor. Pada mulanya PT. Hasil Albizia Nusantara bernama
PT. HAN karena sesuai dengan nama para pendirinya yaitu Harry
Rudianto, Ali Muh Habsyi dan Abdullah Al jufri (Najib) kemudian PT.
HAN resmi menjadi PT yaitu tanggal 21 April 2011 dengan akte pendirian
PT. No 503/97/11.34/IUI/VII/2011. Dengan nama PT. Hasil Albizia
Nusantara. Daerah pemasaran produk bare core PT. Hasil Albizia
Nusantara yaitu di kawasan Timur Tengah dan Cina. PT. Hasil Albizia
Nusantara melakukan ekspor karena adanya permintaan akan produk bare
core di luar negeri. Sehingga diharapkan dengan pendirian perusahaan ini
mampu memenuhi kebutuhan produk bare core di luar negeri, di samping
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
B. Tujuan Berdirinya PT. Hasil Albazia Nusantara
1. Memenuhi kebutuhan, memberi kepuasan dan pelayanan yang baik
kepada konsumen.
2. Membantu pemerintah untuk menciptakan lapangan pekerjaan terutama
bagi masyarakat yang ada di sekitarnya.
3. Meningkatkan taraf hidup masyarakat.
4. Memperoleh keuntungan yang digunakan untuk sumber penghasilan guna
kelangsungan hidup perusahaan.
5. Menghemat dan menambah devisa Negara.
C. Lokasi Perusahaan
PT. Hasil Albazia Nusantara berada di Jl. Raya Solo-Purwodadi Km 7, 2 Desa
Wonorejo Kecamatan Gondangrejo Karanganyar Jawa Tengah. Letak PT. Hasil
Albizia Nusantara cukup strategis dan masih mempunyai banyak lahan yang
kosong sehingga dapat memperluas perusahaan jika diperlukan diantaranya
adalah :
1. Utara : Persawahan
2. Timur : Pemukiman Warga
3. Selatan : PT. Hilon
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
D. Struktur Organisasi Perusahaan
Pada setiap perusahaan sistem organisasi itu sangatlah penting dalam
mendukung jalannya kegiatan perusahaan, baik perusahaan kecil maupun
perusahaan besar. Hal ini akan mempermudah dan mempercepat pengawasan
kepemimpinan dalam menjalankan kegiatannya. Disamping itu akan membatasi
wewenang, tugas dan tanggung jawab dari masing-masing bagian yang ada.
Organisasi disusun tidak hanya mengatur orang-orang, tetapi juga membentuk
dan memodifikasi struktur dimana di dalamnya tersusun tugas orang-orang
tersebut.
Jadi hakekat suatu organisasi (perusahaan) adalah adanya orang-orang yang
usahanya harus dikoordinasikan, tersusun dari sejumlah subsistem yang saling
berhubungan dan saling tergantung, bekerja bersama atas dasar pembagian kerja,
peran dan wewenang, serta mempunyai tujuan tertentu yang hendak dicapai.
Struktur organisasi merupakan perwujudan yang menunjukan hubungan diantara
fungsi-fungsi di dalam suatu organisasi serta wewenang dan tanggung jawab
setiap anggota organisasi yang menjalankan masing-masing tugasnya. Struktur
yang paling cocok bagi organisasi sangat tergantung pada keadaan-keadaan
tertentu. Manajer harus memperhatikan variabel-variabel pokok yang
mempengaruhi perancangan struktur organisasi. Struktur organisasi di PT. Hasil
Albizia Nusantara digolongkan dalam tipe organisasi garis, dimana tugas dan
perintah selalu datang dari atasan pada bawahan yang bersangkutan membentuk
garis hierarki. Secara umum struktur organisasi PT. Hasil Albizia Nusantara dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Keterangan:
a. Komisaris
Mempunyai tugas-tugas sebagai berikut:
1) Memegang jabatan tertinggi dalam suatu perusahaan.
2) Menggariskan kebijakan perusahaan.
3) Mengawasi dan menertibkan pelaksanaan pencapaian tujuan perusahaan.
b. Direktur Utama
Mempunyai tugas-tugas sebagai berikut:
1) Merupakan unsur eksekutif tertinggi dalam organisasi perusahaan.
2) Memimpin serta mengadakan pengawasan terhadap seluruh aktifitas
perusahaan.
3) Memberikan keputusan akhir yang akan dijalankan perusahaan.
c. Direktur
Mempunyai tugas-tugas sebagai berikut:
1) Bertanggung jawab atas perusahaan serta keseluruhan.
2) Meminta laporan pertanggungjawaban kepada para bawahan.
3) Memberi saran, nasehat, serta petunjuk kepada bawahan.
d. Kepala Produksi bare core
Mempunyai tugas sebagai berikut:
1) Bertugas sebagai koordinator semua kepala regu di devisi produksi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
e. Ekspor-impor
Mempunyai tugas sebagai berikut:
1) Bertugas mengurusi dokumen ekspor.
2) Memesan container.
f. Logistik.
Mempunyai tugas sebagai berikut:
1) Mengurus dan bertanggung jawab atas keluar masuknya barang digudang.
2) Mengadministrasikan dan pemeliharaan barang-barang dari gudang.
3) Mengefisiensi dalam penerimaan dan pengeluaran material.
g. Teknik
Mempunyai tugas sebagai berikut:
1) Menangani, merawat, dan mengontrol mesin atau peralatan yang digunakan
untu produksi.
2) Memperbaiki keusakan mesin.
h. Keuangan
Mempunyai tugas sebagai berikut:
1) Mencatat pemasukan dan pengeluaran perusahaan untuk keperluan
pembiayaan produksi dan gaji.
2) Mengawasi semua penerimaan dan pengeluaran kas sesuai dengan
kepentingan perusahaan.
i. Pembelian
Mempunyai tugas sebagai berikut:
1) Bertanggung jawab atas kelancaran pembelian bahan-bahan yang diperlukan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
j. Administrasi
Mempunyai tugas sebagai berikut:
1) Menyelenggarakan urusan umum, surat menyurat, dan tugas sekretaris umum.
k. Pembahanan
Mempunyai tugas sebagai berikut:
1) Bertanggung jawab atas kualitas dan kuantitas bahan baku.
2) Menyeleksi bahan baku yang layak masuk perusahaan.
l. Grader
Mempunyai tugas sebagai berikut:
1) Mencari bahan baku dan mengukur ukuran kayu yang sudah ditentukan oleh
peusahaan.
2) Memeriksa surat ijin penebangan kayu dari pemasok.
m. Tally
Mempunyai tugas sebagai berikut:
1) Menghitung jumlah kayu dari pemasok.
2) Mencatat jumlah kayu dari pemasok.
n. Personalia
Mempunyai tugas sebagai berikut
1) Menentukan kreteria atau syarat-syarat masuk menjadi karyawan.
2) Membuat daftar hadir dan adminstrasi kepegawaian.
3) Bekerja sama dengan bagian produksi dalam pengadaan tenaga kerja karena
dalam perusahaan, bagian produksi yang paling banyak dalam membutuhkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
E. Ketenagakerjaan
Dalam upaya mendapatkan tenaga kerja yang berkualitas dan untuk
mendapatkan tenaga kerja yang sesuai dengan keinginan perusahaan maka PT.
Hasil Albizia Nusantara dalam hal ini penarikan tenaga kerja menggunakan dua
cara yaitu:
1. Wawancara
2. Test pengalaman kemampuan keterampilan
Sebagian besar karyawan berasal dari daerah sekitar perusahaan. Tenaga kerja
di PT. Hasil Albizia Nusantara digolongkan menurut jenisnya dibagi menjadi
tiga yaitu sebagai berikut :
a. Karyawan tetap (staff)
Yaitu karyawan yang dalam besarnya gaji didasarkan atas jabatan dan
pengalaman kerja. Gaji yang diberikan setiap bulan sekali. Waktu dan hari
kerja karyawan tetap adalah sebagai berikut:
1) Hari Senin-sabtu: jam kerja pukul 08.00-16.00 dengan istirahat satu
jam pukul 12.00-13.00 kecuali hari jum’at istirahat mulai pukul
11.30-13.00
b. Karyawan harian tetap
Yaitu karyawan yang dalam pemberian gaji besarnya didasarkan
pada hasil kerja harian karyawan yang bersangkutan. Dalam melaksanakan
tugasnya karyawan harian tidak bebas bebas begitu saja. Tetapi dituntut
untuk mencapai target yang telah ditentukan oleh perusahaan. Waktu dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
1) Hari Senin-Sabtu: jam kerja pukul 07.00-15.00 untuk shift pertama
dengan istirahat jam 12.00-13.00 kecuali hari jum’at istirahat mulai
pukul 11.30-13.00
2) Hari Senin-Sabtu: jam kerja pukul 15.00-23.00 untuk shift kedua
dengan istirahat jam 18.00-19.00.
c. Karyawan borongan
Yaitu karyawan yang dalam pemberian gajinya didasarkan pada
hasil yang diperolehnya. Semakin banyak yang dihasilkan gaji semakin
besar. Karyawan borongan tidak terikat dengan waktu.
F. Produk
Dalam proses produksi, harus dijalankan sesuai dengan prosedur yang telah
ditetapkan oleh perusahaan. Ketelitian dan konsistensi kerja diperlukan dalam
pelaksanaan produksi. Hal tersebut mempengaruhi mutu hasil produksi yang
dihasilkan dan biaya yang dikeluarkan untuk proses produksi tersebut. Hasil
produksi yang berkualitas sangat menunjang pemasaran dalam perusahaan. Untuk
setiap perusahaan mempunyai standard kualitas yang tidak sama sesuai dengan
ketentuan perusahaan. Standard kualitas adalah standard atau ketentuan yang
ditetapkan oleh perusahaan untuk produk yang dihasilkan. Standard kualitas pada
kualitas produk barecore di PT. Hasil Albizia Nusantara yaitu seperti pada tabel
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Tabel 3.1
Standar Kualitas Produk Bare core
STANDAR GRADING RULE GRADE BARE CORE BC/GR/2.11.1/03
NO DESCRPITON BARE CORE JAPAN BARE CORE TAIWAN
BARE CORE OVL
BARE CORE UTY BARE CORE LOKAL
1 MC Maksimal= 12% Maksimal= 12% Maksimal= 12% Maksimal= 12% Maksimal= 12%
2 Side Rail Rapat mulus/tanpa cacat 3 x 6 max 2 B.joint(3 strip)
4 x 6 max 3 B.joint(4 strip)
“R” lebar max 10 mm Kulit HM satu sisi
Rapat mulus/tanpa cacat
4 x 8 max 3 B.joint(4 strip
Rapat mulus/tanpa cacat
4 x 8
max3.B.joint(4 strip
“R” lebar max 10 mm
Kulit HM satu sisi
Rapat mulus/tanpa cacat 4 x 8 max3.B.joint(4 strip “R” lebar max 10 mm Kulit HM satu sisi
Rapat mulus/tanpa cacat 4 x 8 max3.B.joint(4 strip “R” lebar max 10 mm Kulit HM satu sisi
3 Kerataan max tidak rata 0.3 mm sisa dempul OK,asal transparan
p.max=30mm dari B.joint gores p.max=100 mm dan di dempul
Garis gerjaji,(max 0.2 mm)
Garis gerjaji,(max 0.2 mm)
Garis gerjaji,(max 0.2 mm)
Garis gerjaji,(max 0.2 mm)
4 Butl join Rapat,L max 2mm di dempul
(lebih dari 2mm di dempul)
Rapat,(kurang dari 2mm ok) (lebih dari 2mm di dempul)
Rapat,(kurang dari 2mm ok) (lebih dari 2mm di dempul)
Rapat,(kurang dari 2mm ok)
(lebih dari 2mm di dempul)
Rapat,(kurang dari 2mm ok) (lebih dari 2mm di dempul)
5 Pin hole Ok,max 5 strip menyebar OK OK OK OK
6 Blue stain Ok,asal transparan OK OK OK OK
7 Gabus/hati OK,panjamg ,max 5 cm OK OK OK OK
8 Busuk/jabuk NO! NO! NO! NO! NO!
9 Kulit/HM OK,p.max 30mm,L max 2 mm
Di dempul
OK,panjang max 100mm
Lebar max 5mm
OK,panjang max 100mm
Lebar max 5mm
OK,panjang max 200mm Lebar max 5mm
OK,panjang max 200mm Lebar max 5mm
10 Pecah ujung NO! OK,P.max 50 mm
Tidak lepas
OK,P.max 50 mm Tidak lepas
OK,P.max 50 mm Tidak lepas
OK,P.max 50 mm Tidak lepas
11 Gupil OK,max 30mm,Lmax
2mm Dempul rata
OK.p.max 100 mm L.max 5 mm
OK.p.max 100 mm L.max 5 mm
l.5 mm dempul rata
l.5 mm dempul rata
12 Honeycom OK,P max100 mm,Lmax 2mm
Dempul rata
OK,P max150 mm,Lmax 2mm Dempul rata
OK,P max 150 mm,Lmax 2mm Dempul rata
OK,P max200 mm,Lmax 2mm
Dempul rata
OK,P max 300 mm,Lmax 2mm
Dempul rata 13 Kulit sisi
permukaan (“R”)
OK,p. max 50 mm L max 2 mm Dempul rata
OK,p. max 150 mm
L max 2 mm Dempul rata
OK,p. max 200 mm L max 2 mm Titik menyebar Dempul rata
OK,p. max 250 mm L max 2 mm Titik menyebar Dempul rata
OK,p. max 300 mm L max 2 mm Dempul rata
14 Ujung strip tidak siku
NO! OK.max 2mm OK.max 2mm OK.max 2mm OK.max 2mm
15 Celah hitam memanjang
OK.P.max 50 mm l.max 2mm
OK.P.max 150 mm l.max 3mm dempul rata
OK.P.max 200 mm l.max 3mm dempul rata
OK.P.max 250 mm l.max 3mm dempul rata
OK.P.max 300 mm l.max 3mm dempul rata 16 Dimensi
-panjang -lebar -Diagonal -thicknes
NO! -plus max 2mm -plus max 1mm -plus max 2mm -no minus,plus max 2mm
NO!
}sesuai program -no minus,plus max 0,2mm
NO!
}sesuai program -no minus,plus max 0,2mm
NO!
}sesuai program -no minus,plus max 0,2mm
NO!
}sesuai program -no minus,plus max 0,2mm
17 Mata kayu hidup OK OK OK OK OK
18 Mata kayu mati hitam
OK,lubang max 3mm Lebar lubang 2mm Max 5 titik di dempul
OK,lubang max 10mm
di dempul
OK,lubang max 10mm
di dempul
OK,lubang max 25mm di dempul
OK,lubang max 25mm di dempul
19 Mata kayu mati busuk
NO! OK,asal tidak lepas
Di dempul
OK,asal tidak lepas Di dempul
OK,asal tidak lepas Di dempul
OK,asal tidak lepas Di dempul 20 Mata kayu lubang
tembus
NO! OK,max 5mm
Di dempul OK,max 5mm Di dempu OK,max 5mm Di dempu OK,max 5mm Di dempu 21 Mata kayu lubang
tidak tembus OK,max 2mm Di dempul OK,max 5mm Di dempul OK,max 5mm Di dempul
OK,max 10 mm Di dempul
OK,max 2mm Di dempul
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Agar perusahaan dapat mencapai standard kualitas sesuai dengan ketentuan,
perusahaan perlu melaksanakan pengendalian kualitas. Pengendalian kualitas
yang dilakukan oleh PT. Hasil Albizia Nusantara meliputi pengendalian kualitas
pada Produk barecore. Dengan adanya pengendalian kualitas diharapkan
kerusakan produk dapat dihindari atau dikurangi sehingga tidak terjadi kegagalan
produksi atau penambahan biaya karena adanya pengulangan proses produksi.
G. Proses produksi
Proses produksi merupakan tata urutan pelaksanaan dari bahan baku datang
sampai produk selesai diproses. Proses produksi yang berlangsung di PT. Hasil
Albizia Nusantara dilakukan by order, dimulai dari buyer yang datang langsung
ke perusahaan dengan membawa detail produk yang akan dipergunakan sebagai
dasar untuk menentukan tingkat harga produk dan segala sesuatunya yang
dibutuhkan untuk membuat suatu produk serta biaya-biaya tambahan yang
dibutuhkan agar produk tersebut sampai ke tangan buyer. Setelah itu mekanisme
proses produksi dimulai dari pembuatan catatan-catatan yang diberikan pada
[image:45.842.250.643.426.670.2]devisi berupa kebutuhan yang diinginkan buyer. Lebih jelasnya dapat dilihat pada
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
NO
YES
YES
NO
YES
Gambar 3.2
Proses produksi produk Bare Core
Balken datang dari pemasok
Dikeringkan dengan mesin KD mencapai MC max 8%
Jumping cross cut
Doble planer
Multi trep
saw Crus cut tekan
Side rail
Endless cutting & Radial
arranging
laminanting
dempul
sizer packing
[image:46.842.188.694.67.703.2]perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Keterangan :
1. Bahan baku
Bahan baku adalah kayu albasia atau biasa disebut kayu sengon kapur yang
sudah di grade dan disebut balken.
2. Kiln Dry
Adalah mesin pengeringan tujuannya adalah mengurangi kadar air dalam
suatu bahan mencapai MC max 8%.
3. Jumping Cross cut
Adalah proses memotong panjang balken menjadi dua pertiga bagian.
4. Double planer
Adalah proses menghaluskan permukaan atas dan bawah sekaligus
menyamakan ukuran kurang lebih 0,1 mm.
5. Multirip Saw
Yaitu proses membelah balken sesuai tebal yang diinginkan yaitu 10,2
mm,13,2 mm dan 15,2 mm.
6. Cros cut tekan
Yaitu proses memotong atau eksekusi bahan yang baik atau tidak baik.
7. Side rail
Yaitu proses pembuatan sisi tepi bare core.
8. Endless cutting & radial
Yaitu proses Menentukan jumlah strip dalam satu lembar.
9. Pengeleman
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
10.Arranging
Yaitu proses penataan strip.
11.Laminanting
Yaitu proses press dari samping maupun atas.
12.Dempul
Yaitu proses perlakuan menutup lubang atau celah sebuah panel.
13.Sizer
Yaitu proses memotong dua bagian panjang panel
14.Packing
Yaitu proses pembukusan produk bare core yang siap di kemas.
H. Laporan Magang Kerja
1. Pengertian Magang Kerja
Jurusan Diploma Manajemen Bisnis Fakultas Ekonomi Universitas
Sebelas Maret Surakarta merupakan salah satu lembaga pendidikan yang
berusaha memenuhi tuntutan pasar tenaga kerja dengan mempersiapkan
calon-calon pekerja yang ahli dalam bidang ekonomi yang mampu diserap
oleh dunia bisnis. Salah satu cara agar mahasiswa dapat menerapkan materi
dan teori dalam bangku perkuliahan adalah dengan magang kerja. Magang
kerja adalah kegiatan kerja praktek yang dilakukan mahasiswa untuk
menerapkan teori yang didapat di bangku kuliah dan menerapkannya pada
perusahaan. Perusahaan yang menjadi tempat tujuan magang yaitu perusahaan
yang bersifat produksi. Magang kerja dilakukan oleh setiap mahasiswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
2. Tujuan Magang Kerja
a. Untuk mengaplikasikan teori yang didapat dibangku kuliah dengan
kenyataan.
b. Melatih bekerja pada perindustrian sebelum memasuki dunia kerja
sesungguhnya.
3. Manfaat Magang Kerja
a. Bagi Mahasiswa :
Memberi kesempatan kepada mahasiswa untuk menerapkan ilmu
yang telah didapatkan dari perkuliahan dengan praktek kerja serta melatih
sikap dan mental untuk menghadapi suatu permasalahan dan solusinya.
Mahasiswa mendapatkan pengalaman dan pengetahuan mengenai system
kerja dan proses produksi bare core pada PT. Hasil Albizia Nusantara
Karanganyar.
b. Bagi Perusahaan :
Hasil penelitian berguna bagi perusahaan sebagai bahan
pertimbangan dalam menentukan langkah ke depan sesuai dengan masalah
yang diteliti yaitu analisis pengendalian kualitas terhadap produk akhir
bare core, sehingga kualitas bare core semakin baik dan berkualitas.
4. Pelaksanaan Magang Kerja
a. Tempat dan waktu pelaksanaan Magang Kerja
1) Tempat Pelaksanaan Magang Kerja adalah PT. Hasil Albizia
Nusantara, Karanganyar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
3) Pelaksanaan magang kerja dimulai pukul 08.00 WIB sampai dengan
16.00 WIB.
4) Mahasiswa wajib mengenakan pakaian sopan dan rapi selain itu
mahasiswa magang kerja wajib mematuhi peraturan yang ada di PT.
Hasil Albizia Nusantara.
b. Kegiatan Magang Kerja
Kegiatan Magang Kerja dilaksanakan pada tanggal 16 Januari
sampai dengan tangal 16 Februari 2012 adalah sebagai berikut :
Minggu Pertama
1) Pengenalan Lingkungan di sekitar Pabrik PT. Hasil Albizia Nusantara.
2) Perkenalan dengan dengan para staff.
3) Penjelasan tentang peraturan magang keerja.
Minggu Kedua
1) Observasi proses produksi bare core.
2) Mencatat input dan output barecore pada proses laminating.
3) Menganalisa jenis kerusakan produksi bare core.
Minggu ketiga
1) Membantu bagian administrasi pembahanan dalam menginput data
masuk kayu.
2) Membantu karyawan produksi dalam mencatat output dan input
bare core.
Minggu keempat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
c. Fasilitas selama Magang
Pada awal penerimaan hingga pelaksanaan magang selesai,
mahasiswa mendapatkan sambutan yang ramah dari Pegawai di PT.
Hasil Albizia Nusantara. Saat pelaksanaan magang, Perusahaan sangat
membantu dalam penyediaan data yang dibutuhkan oleh mahasiswa.
Perusahaan mengijinkan mahasiswa untuk mengikuti proses pelaksanaan
produksi dan pengambilan gambar saat proses produksi berlangsung.
Fasilitas yang didapat selama pelaksanaan magang kerja adalah
mahasiswa mendapatkan air minum teh setiap hari, dalam penggunaan
kamar mandi tidak dibedakan dengan karyawan yang ada pada PT. Hasil
Albizia Nusantara, dan keamanan akan kendaraan yang dipergunakan
mahasiswa.
I. Pembahasan Masalah
PT. Hasil Albizia Nusantara adalah perusahaan manufaktur yang
mengolah produk bare core yang memenuhi pasar ekspor. Dalam bab ini
penulis akan membahas mengenai Laporan Pengendalian Kualitas selama
bulan Januari 2012 dengan menggunakan data produksi selama bulan Januari
2012. kegiatan penelitian terhadap suatu objek diperlukan tindakan-tindakan
analisis data yang telah dipilih oleh peneliti. Untuk memberikan jawaban atas
penelitian serta argumen di PT. Hasil Albizia Nusantara digunakan alat
analisis yang tepat dan akurat yang dapat memudahkan pengambilan
keputusan dalam menentukan kebijakan-kebijakan analisis pada PT. Hasil
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
adalah teknik yang menggunakan peta control C-chart sebagai langkah awal
untuk mengetahui ada tidaknya kerusakan produk yang out of control.
Perhitungan analisis C-chart pada perusahaan PT. Hasil Albizia Nusantara
[image:52.842.215.648.234.745.2]pada bulan Januari 2012 adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2
Jumlah Kerusakan produk Bare core
pada proses Laminating pada PT. Hasil Albizia Nusantara Bulan Januari 2012
No Hari/ Tanggal Jumlah produk rusak
1 Senin,02 Januari 2012 9
2 Selasa,03 Januari 2012 72
3 Rabu,04 Januari 2012 24
4 Kamis,05 Januari 2012 10
5 Jumat,06 Januari 2012 11
6 Sabtu,07 Januari 2012 5
7 Senin,09 Januari 2012 4
8 Selasa,10 Januari 2012 25
9 Rabu,11 Januari 2012 20
10 Kamis,12 Januari 2012 18
11 Jumat,13 Januari 2012 18
12 Sabtu,14 Januari 2012 39
13 Senin,16 Januari 2012 19
14 Selasa,17 Januari 2012 16
15 Rabu,18 Januari 2012 11
16 Kamis,19 Januari 2012 23
17 Jumat,20 Januari 2012 25
18 Sabtu,21 Januari 2012 2
19 Selas,24 Januari 2012 5
20 Rabu,25 Januari 2012 20
21 Kamis,26 Januari 2012 35
22 Jumat,27 Januari 2012 16
23 Sabtu,28 Januari 2012 9
24 Senin,30 Januari 2012 11
25 Selasa,31 Januari 2012 4
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
a. Analisis C-chart
Perhitungan analisis C-chart menggunakan elemen yang ditunjukan pada tabel
3.1 Berdasarkan perhitungan komputer melalui program POM for windows dapat
diketahui bahwa :
1) Rata-rata kerusakan produk
Rata–rata kerusakan produk, dalam peta pengendali C-chart adalah
pembentuk garis center line. Rata-rata kerusakan produk adalah sebesar 18,04
merupakan kondisi yang ideal bagi perusahaan, karena jumlah kerusakan yang
berkisar diantara garis center line baik diatas maupun dibawah garis center
line adalah kondisi yang wajar.
2) Batasan pengawasan
Batas atas (UCL) =
= 18,04 + 3
= 18,04 + 3( 4,24)
= 30,7821
Batas bawah (LCL) =
= 18,04 - 3
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Batas pengawasan atas (UCL) merupakan batas toleransi maksimum
dan batas bawah merupakan batas toleransi minimum untuk kerusakan produk
sekaligus yang akan membatasi kondisi-kondisi yang ideal untuk kerusakan
produk. Bagi perusahaan, untuk bulan Januari 2012 ini batas pengendali atas
sebesar 30,7821. Dan batas pengendali bawah sebesar 5,2979. Diharapkan
kerusakan produk barecore pada PT. Hasil Albizia Nusantara pada bulan
Januari 2012 tidak lebih besar dari 30,7821 (UCL). Apabila melebihi 30,7821
(UCL), maka akan tercipta kondisi out of control. Apabila kerusakan bare
core pada perusahaan tidak melebihi 30,7821 (UCL) dan tidak kurang dari
5,2979 (LCL) maka dapat dikatakan bahwa kerusakan produk tersebut masih
dianggap wajar dan apabila kerusakan di bawah 5,2979 (LCL) dapat dianggap
[image:54.842.263.639.415.669.2]prestasi bagi perusahaan. Setelah melakukan perhitungan, dapat disusun
grafik pengendalian C-chart yang dapat menampakan kerusakan produk yang
masih didalam garis pengawasan dan yang berada di luar garis batas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Table 3.3
Analisis C-chart menggunakan software pom for windows
Produk bare core pada bulan Januari 2012
[image:55.842.197.646.105.703.2]sumber : pom for windows
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Dari perhitungan tersebut diketahui bahwa batas atas pengawasan
(UCL) sebesar 30,7821 dan batas bawah pengawasan (LCL) sebesar 5,2979.
Rata-rata kerusakan sebesar 18,04. Berdasarkan gambar 3.3 dapat dilihat
bahwa masih ada beberapa kerusakan produk yang berada dalam kondisi out
of control yang terjadi dalam hari Selasa tanggal 3 Januari, hari Sabtu 14
Januari dan hari Kamis tanggal 26 Januari 2012. Kondisi out of control
menurut kerusakan sebagian besar dikarenakan oleh lima jenis kerusakan,
yaitu gambling, pecah celah, butjoint tidak rapat, bergelombang dan MC.
1) Gambling adalah jenis kerusakan yang disebabkan oleh ketebalan strip
tidak sama pada saat proses top pres.
2) Strip Pecah celah adalah jenis kerusakan yang disebabkan pada saat
pengepresan side pres yaitu pengepresan dari samping.
3) Bult joint tidak rapat adalah jenis kerusakan yang disebabkan pada
saat proses seleksi bahan atau grading lalai dalam menyeleksi strip
yang cocok.
4) Strip bergelombang adalah jenis kerusakan yang disebabkan oleh strip
yang melengkung.
5) MC kurang dari 12 % adalah jenis kerusakan yang disebabkan kadar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
[image:57.842.196.653.100.741.2]b. Diagram Pareto
Tabel 3.4
Jenis Kerusakan Produk Bare Core pada proses laminating Bulan Januari 2012
Sampel Jenis Kerusakan Jumlah Gambling Strip Pecah Celah MC kurang dari 12 % Strip Bergelombang Bult joint Tidak Rapat
1 5 3 0 0 1 9
2 43 14 4 4 7 72
3 14 5 1 1 3 24
4 7 2 0 0 1 10
5 7 3 0 0 1 11
6 3 2 0 0 0 5
7 3 1 0 0 0 4
8 15 5 1 1 3 25
9 9 4 2 2 3 20
10 10 4 1 1 2 18
11 9 5 1 1 2 18
12 23 7 2 2 5 39
13 11 4 1 1 2 19
14 7 5 1 1 2 16
15 6 3 0 0 2 11
16 13 4 1 1 4 23
17 15 4 1 1 4 25
18 2 0 0 0 0 2
19 1 1 1 1 1 5
20 10 6 0 0 4 20
21 21 7 2 2 3 35
22 9 3 1 1 2 16
23 4 2 1 1 1 9
24 5 3 0 0 3 11
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Berdasarkan tabel diatas persentase kerusakan yang terjadi adalah sebagai
berikut :
Gambling = x 100 %
= 56,31 %
Strip Pecah celah = x 100%
= 21,19 %
MC kurang 12% = x 100%
= 5 %
Strip Bergelombang = x 100%
= 5 %
Bult joint Tidak rapat = x 100%
= 12,41 %
Dari perhitungan persentase diatas akan terlihat diagram pareto sebagai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Gambar 3.4 Diagram Pareto
Dari hasil perhitungan persentase dan gambar diagram pareto diatas
menunjukan bahwa kerusakan pada proses produksi bare core bulan januari
tahun 2012 berupa lima jenis kerusakan yaitu :
1) Persentase terbesar adalah Gambling. Disebabkan oleh
ketebalan strip tidak sama pada saat proses top pres, selain itu bisa juga
disebabkan oleh kesalah manusia (human error) yang melakukan kelalaian
pada saat pengepresan bare core.
2) Kerusakan terbesar kedua yaitu Strip pecah celah.
Disebakan pada saat pengepresan side pres yaitu proses pengepresan dari
samping.
3) Kerusakan terbesar ketiga yaitu bult joint tidak rapat.
Disebakan oleh pada saat sebelum proses laminating yaitu proses grading lalai
dalam menyeleksi strip yang cocok.
[image:59.842.208.651.81.254.2]perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
5) Kerusakan kelima yaitu MC kurang dari 12 %. Disebapkan
kadar air terlalu besar dari 12%.
d. Diagram Sebab Akibat
Diagram sebab akibat (cause and effect diagram) atau yang disebut fish bone
chart digunakan untuk menganalisa suatu masalah dan mengetahui
faktor-faktor penyebabnya.Dengan diketahui penyebabnya maka dapat mudah dicari
penyelesaianya. Lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar 3.5 berikut:
Kurang pelatihan umur mesin tua
kurang konsentrasi sering rusak
banyak trimming instruksi kurang jelas
[image:60.842.218.680.310.672.2]kayu lapuk metode kurang tepat
Gambar 3.5 Diagram Sebab Akibat
manusia mesin
material metode
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
Gambar diagram diatas dapat diketahui empat faktor yang menjadi cacat
produk bare core yaitu :
1) Manusia
Manusia atau tenaga kerja merupakan faktor dominan yang
menyebabkan kecacatan pada produk akhir. Kurangnya keterampilan
dan konsentrasi dapat mengurangi kualitas bare core yang dihasilkan.
Untuk itu perlu adanya pengawasan kinerja karyawan.
2) Mesin
Kondisi mesin yang sudah tua dan sering rusak dapat menurunkan
kualitas dan memperlambat produksi. Sehingga perawatan mesin harus
dilakukan secara rutin.
3) Material
Material atau bahan baku merupakan faktor utama dalam menentukan
kualitas kain yang dihasilkan. Apabila material yang digunakan kurang
baik menyebabkan kecacatan produk, selain itu juga dapat
mempengaruhi tidak lancarnya suatu proses produksi seperti kayu
lapuk dan banyak trimming.
4) Metode
Metode juga tidak kalah penting apabila sejak awal metode kurang
tepat dan instruksi kurang jelas maka akan menimbulkan kualitas
produk tidak seperti yang diinginkan bahkan menimbulkan produk
cacat. Selain itu juga perlu instruksi yang jelas pada saat produksi
[image:61.842.279.648.307.657.2]perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id BAB IV
PENUTUP
A.Kesimpulan
Berdasarkan hasil yang diperoleh dari penelitian dan pembahasan mengenai
pengendalian kualitas pada proses produksi yang dilakukan di PT.Hasil Albizia
Nusantara, maka diperoleh kesimpulan sebagi berikut:
1. Dari hasil analisis C-chart pada bulan Januari 2012 dapat diketahui batas
kendali atas (UCL) adalah sebesar 30,782 dan batas kendali bawah (LCL)
adalah sebesar 5,2979.
2. Dari hasil analisi C-chart pada bulan Januari 2012 dapat diketahui bahwa
rata-rata kerusakan produk yang terjadi adalah sebesar 18,04.
3. Berdasarkan perhitungan dengan analisis C-chart pada bulan Januari 2012
dapat diketahui bahwa terjadi out of control yang terjadi pada hari Selasa, 3
Januari, Sabtu, 14 Januari dan Kamis, 26 Januari 2012. Pada hari Selasa 3
Januari, Sabtu 14 Januari dan Kamis, 26 Januari 2012 terjadi kerusakan
melebihi batas kendali, sedangkan hari Sabtu 7 Januari, Senin 9 Januari, Sabtu
18 Januari, Selasa 24 Januari dan Selasa 31 Januaru 2012 merupakan prestasi
yang didapatkan perusahaan karena kerusakan berada dibawah batas kendali
yang telah ditetapkan.
4. Berdasarkan analisis diagram pareto dapat diketahui tingkat kerusakan yang
paling besar adalah gambling jenis kerusakan tersebut sebesar 56,31 %,
tingkat kerusakan kedua adalah strip pecah celah yaitu sebesar 21,19 %,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
%, serta jenis kerusakan terahir adalah strip bergelombang dan MC kurang
dari 12 % yang masing-masing sebesar 5 %.
5. Berdasarkan diagram sebab-akibat yang telah dibahas, maka dapat diketahui
faktor-faktor penyebab kerusakan pada PT.Hasil Albizia Nusantara meliputi :
dari faktor manusia terjadi kerusakan disebabkan karena kurang konsentrasi
dan kurang pelatihan. Dari faktor metode terjadinya kerusakan disebabkan
karena metode yang kurang tepat dan instruksi kurang jelas. Dari faktor mesin
terjadinya kerusakan disebabkan karena umur mesin yang sudah tua dan
sering terjadi kerusakan mesin. Sedangkan dari faktor material kerusakan
produk disebabkan karena kualitas bahan baku dari pemasok kurang baik
yaitu kayu lapuk dan banyak triming.
B.Saran
Beberapa saran yang dapat penulis sampaikan untuk perusahaan adalah
sebagai berikut :
1. Saran secara teknis adalah perlu ditambahkan devisi Quality Control dalam
perusahaanagar produk lebih berkualitas.
2. Saran untuk faktor bahan baku (material) yaitu dengan memperhatikan
kualitas bahan baku ketika didatangkan sehingga lebih teliti sebelum nantinya
bahan baku diolah menjadi produk bare core.
3. Saran untuk faktor manusia (tenaga kerja) yaitu diperlukan adanya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
4. Saran untuk faktor metode yaitu perlu adanya metode yang tepat, yaitu sistem
pengepresan harus lebih diperhatikan dan instruksi dari kepala produksi yang
jelas.
5. Saran untuk faktor mesin yaitu perlu adanya perawatan yang berkala sebelum
proses produksi belum berlangsung dan menganti mesin yang baru, jika biaya