• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis peramalan produksi teh hijau Pt. Rumpun Sari Kemuning I Ngargoyoso, Karanganyar tahun 2011 OKI OKE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis peramalan produksi teh hijau Pt. Rumpun Sari Kemuning I Ngargoyoso, Karanganyar tahun 2011 OKI OKE"

Copied!
94
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PERAMALAN PRODUKSI TEH HIJAU

PT. RUMPUN SARI KEMUNING I

NGARGOYOSO, KARANGANYAR TAHUN 2011

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Sebutan

Ahli Madya Di Bidang Manajemen Industri

Oleh :

OKI JAYUSMAN DAMARJATI

F3508002

PROGRAM DIPLOMA III FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

(2)
(3)

HALAMAN PERSETUJUAN

Tugas Akhir dengan Judul :

ANALISIS PERAMALAN PRODUKSI TEH HIJAU PT. RUMPUN SARI KEMUNING I NGARGOYOSO, KARANGANYAR TAHUN 2011

Surakarta,

Disetujui dan diterima oleh

(4)

commit to user

HALAMAN PENGESAHAN

Tugas Akhir dengan judul :

ANALISIS PERAMALAN PRODUKSI TEH HIJAU PT. RUMPUN SARI KEMUNING I NGARGOYOSO, KARANGANYAR TAHUN 2011

Telah disahkan oleh Tim Penguji Tugas akhir

Program Studi Diploma 3 Manajemen Industri

Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret Surakarta

Suraklarta, 18 April 2011

Tim Penguji Tugas Akhir

________________________ ________________________

NIP. Penguji

Drs. Heru Purnomo, MM. ________________________

(5)

MOTTO

“ Allah meninggikan orang-orang yang beriman diantara kamu dan orang-orang yang diberi

ilmu pengetahuan beberapa derajat”.

(Al – Mujaadalah : 11)

“ Barang siapa keluar rumah untuk belajar satu bab dari ilmu pengetahuan, maka ia telah

belajar ilmu fisabilillah sampai ia kembali kerumahnya”.

(HR. Tarmidzi dan Anas . R.A)

“ Peliharalah jiwa baikmu dalam penderitaan dan teguhkanlah sebuah ketetapan hati pada

saat berada dalam kesusahan orang yang tidak berterimakasih atas sebuah kebaikan, maka ia

tidak akan menemukan sesuatu kecuali kerugian dan kekecewaan”.

(6)

commit to user PERSEMBAHAN

Tugas Akhir ini saya persembahkan kepada :

- Bapak dan Ibu yang selalu mendoakan

- Adik-adiku tersayang

- Candra Dewi S. yang selalu mendukung

- Semua sahabat yang bersedia membantu

(7)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil ‘aalamiin, Puji syukur penulis panjatkan

kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karuni-Nya sehingga

Tugas Akhir ini dapat terselesaikan.

Sholawat dan salam semoga tercurah kepada junjungan kita, Nabi besar Muhammad SAW, sebagai khatimul anbiya’ yang telah

menyampaikan risalah untuk membimbing manusia kejalan yang diridhoi

Allah SWT.

Terselesaikan Tugas Akhir ini tidak lepas dari bantuan berbagai

pihak baik materiil maupun spiritual, untuk itu menghaturkan banyak

terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Bambang Sutopo, M. Com, Ak. Selaku Dekan Fakultas

Ekonomi Universitas Sebelas Maret.

2. Ibu Intan Novela QS, SE, MM. Selaku Ketua Program Studi DIII

Manajemen Industri.

3. Bapak Drs. Heru Purnomo, MM. Selaku Pembimbing Tugas Akhir.

4. Seluruh Karyawan di Fakultas Ekonomi khususnya bagian Diploma III.

5. Orang Tua dan adik yang selalu mendukung.

6. Seluruh Teman-teman, sahabat serta semua orang yang tidak bisa

penulis sebutkan satu persatu.

(8)

commit to user

Apabila dalam penyusunan Tugas Akhir ada kesalahan dan

kekurangan penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya dan semoga skripsi ini bermanfaat. Amiin ya Robbal’alamin.

6 Juni 2011

(9)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

ABSTRAK ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

HALAMAN PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 4

C. Tujuan Penelitian ... 4

D. Manfaat Penelitian ... 5

E. Metode Penelitian ... 6

F. Kerangka Pemikiran... 10

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Pengertian Peramalan ... 12

(10)

commit to user

D. Jenis-jenis Peramalan ... 15

E. Peramalan menurut Horizon Waktunya ... 16

F. Tahap-tahap Peramalan ... 17

G. Metode Peramalan... 18

BAB III PERSEMBAHAN A. Gambaran Objek Penelitian ... 27

B. Laporan Magang Kerja ... 63

C. Pembahasan Masalah ... 67

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan ... 79

B. Saran ... 81

DAFTAR PUSTAKA

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Hasil Produksi PSB Bulanan pada Tahun 2010 ... 68

Tabel 3.2. Peramalan Permintaan Produksi dengan Menggunakan

Metode Single Moving Average 3 bulanan ... 69

Tabel 3.3. Peramalan Permintaan Produksi dengan Menggunakan

Metode Single Moving Average 5 bulanan ... 71

Tabel 3.4. Peramalan Permintaan Produksi dengan Menggunakan

Metode Exponential Smoothing =0,1 ... 73

Tabel 3.5. Peramalan Permintaan Produksi dengan Menggunakan

Metode Exponential Smoothing =0,5 ... 74

Tabel 3.6. Peramalan Permintaan Produksi dengan Menggunakan

(12)

commit to user DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1. Kerangka Pemikiran ... 10

Gambar 3.1. Struktur Organisasi PT. Rumpun Sari Kemuning I ... 35

Gambar 3.2. Diagram Alir Pengolahan Daun Teh pada PT. Rumpun Sari

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan perekonomian yang terjadi di era globalisasi

sekarang ini membawa dampak tersendiri dalam dunia bisnis

khususnya dunia industri. Perkembangan yang terjadi di dalam dunia

industri di Indonesia memliki tingkat persaingan antar industri yang

semakin ketat. Oleh karena itu setiap industri dituntut untuk harus

mempersiapkan kekuatan dalam menghadapi persaingan serta

tantangan yang datang dari luar, baik itu yang datang dari pesaing,

pemasok bahan baku atau konsumen.

Industri manufaktur Indonesia memiliki tingkat persaingan yang

ketat dibandingkan dengan jenis industri lainnya. Persaingan tersebut

menuntut perhatian yang khusus dari perusahaan guna

mempertahankan perusahaan di tengah-tengah banyaknya pesaing

dalam dunia industri manufaktur. Hal tersebut dapat diatasi tentu

dengan cara menguasai pangsa pasar agar mendapatkan profit yang

diinginkan. Untuk menguasai pangsa pasar perlu dilakukan

peningkatan kemampuan dalam membaca situasi dan kondisi pasar

guna mendapatkan informasi tentang kebutuhan pasar sekarang.

(14)

commit to user

pada periode yang akan datang. Peramalan harus bersiffat efektif

dalam mengakomodasi faktor produksi yaitu manusia, modal, metode,

dan teknologi.

Perencanaan produksi yang dibuat perlu dilakukan dengan tepat

dan diusahakan meminimalkan kemungkinan terjadinya kesalahan.

Kesalahan yang terjadi dalam perencanaan produksi akan

menyebabkan ketidaksesuaian kuantitas serta kualitas produk dengan

permintaan pasar. Tujuan dari perencanaan produksi yaitu untuk

dapat memproduksi barang-barang (output) dalam waktu tertantu di

masa yang akan datang dengan kuantitas dan kualitas yang

dikehendaki konsumen serta mendapatkan keuntungan yang

maksimal. Agar semua hal tersebut dapat tercapai maka perlu

dilakukan perencanaan produksi sebelum memproduksi suatu produk.

Salah satu kendala yang dihadapi perusahaan adalah fluktuasi

produksi yang tidak pasti setiap periodenya sehingga sering kali terjadi

produksi yang berlebihan sehingga membengkaknya biaya atau justru

kekurangan jumlah kuota produksi yang akan mengurangi tingkat

kepuasan konsumen. Salah satu tindakan yang tepat untuk

menyelesaikan masalah tersebut adalah dengan peramalan produksi.

Manajemen perusahaan akan mengeluarkan keputusan yang

dapat dipergunakan sebagai standar produksi di dalam perusahaan.

Sehubungan dengan pengambilan keputusan yang dilakukan

(15)

keputusan tersebut manajemen perusahaan akan lebih baik apabila

mempertimbangkan data teknis yang ada dan dipergunakan dalam

perusahaan yang bersangkutan (Ahyani, 1986 : 284). Sehingga

diharapkan data hasil perhitungan peramalan dapat dipergunakan oleh

manajemen dalam mengambil keputusan. Sehingga produksi pada

periode berikutnya tidak terjadi pembengkakan atau kekurangan dalam

hal volume produksi.

PT. Rumpun Sari Kemuning I merupakan perusahaan

perkebunan yang bergerak di bidang industri manufaktur yaitu

pengolahan pucuk daun teh (input) menjadi teh hijau kering (output)

yang akan memenuhi pasar lokal dan eksport. Karena produksi teh

hijau PT. Rumpun Sari Kemuning I bersifat fluktuaktif maka diperlukan

peramalan produksi untuk membuat perencanaan produksi.

Selama ini PT. Rumpun Sari Kemuning I belum melaksanakan

peramalan produksi secara efektif dan efisien untuk menentukan

permintaan produksi pada suatu periode. Atas dasar latar belakang

masalah di atas maka penulis mengambil judul. “ANALISIS

PERAMALAN PRODUKSI TEH HIJAU PT. RUMPUN SARI

(16)

commit to user B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis

merumuskan masalah sebagai berikut :

1. Berapakah ramalan produksi teh hijau pada tahun 2011 dengan

menggunakan metode Moving Average 3 bulanan, 5 bulanan dan

exponential smoothing dengan α = 0,1 ; α = 0,5 ; α = 0,9?

2. Berapakah mean square error dan mean absolut deviation dari

hasil ramalan dengan menggunakan metode moving average 3

bulanan, 5 bulanan dan exponential smoothing dengan α = 0,1 ; α =

0,5 ; α = 0,9?

3. Metode manakah yang paling tepat digunakan untuk melakukan

peramalan?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka penulis

merumuskan tujuan penelitian yaitu sebagai berikut :

1. Mengetahui hasil ramalan produksi teh hijau pada tahun 2011

bulan Januari dengan menggunakan metode Moving Average 3

bulanan, 5 bulanan dan exponential smoothing dengan α = 0,1 ; α =

0,5 ; α = 0,9.

2. Mengetahui mean square error dan mean absolut deviation dari

(17)

bulanan dan exponential smoothing dengan α = 0,1 ; α = 0,5 ; α

= 0,9.

3. Memilih Metode manakah yang paling tepat digunakan untuk

melakukan peramalan.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat bagi berbagai

pihak yang berkepentingan antara lain :

1. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian dapat dijadikan masukan dan koreksi bagi

perusahaan demi terciptanya perusahaan yang semakin maju.

2. Bagi Penulis

a. Meningkatkan kemampuan yang telah didapat di bangku kuliah

khususnya materi tentang peramalan dan kemudian

mengaplikasikan dalam dunia kerja nyata.

b. Membantu melatih dan mengasah mental sebelum memasuki

dunia kerja yang sebenarnya.

3. Bagi Pihak Lain

Hasil penelitian dapat dijadikan referensi atau tambahan masukan

(18)

commit to user E. Metode Penelitian

1. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode studi kasus yaitu dengan

melakukan penelitian langsung di lapangan dalam hal ini di PT.

Rumpun Sari Kemuning I. Alasan penulis memilih metode studi

kasus adalah

a. Biaya yang dibutuhkan rendah

b. Metode ini dapat digunakan semua jenis penelitian

2. Objek Penelitian

PT. Rumpun Sari Kermuning I yang berlokasi di Desa Kemuning,

Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, Surakarta.

3. Jenis Data

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari pihak

pertama dalam hal ini adalah PT. Rumpun Sari Kemuning I.

Data primer yang kami gunakan adalah data tentang

aktivitas-aktivitas yang dilakukan dalam proses produksi.

b. Data Sekunder

Data yang diperoleh dengan melakukan studi pustaka yaitu

dengan membaca literature-literature yang berhubungan

dengan teori-teori yang berkaitan dengan peramalan produksi

(19)

sejarah perusahaan, struktur organisasi perusahaan, dan

lain-lain.

4. Teknik Pengumpulan Data

a. Teknik Observasi

Teknik observasi yaitu pengumpulan data secara langsung pada

objek yang diteliti dan mencatat data yang diperlukan sehingga

akan melengkapi keterangan yang belum diperoleh dari

wawancara.

b. Teknik Wawancara

Melakukan pembicaraan atau tanya jawab secara langsung atau

tatap muka dengan nara sumber dalam hal ini adal;ah karyawan

dan pembimbing lapangan guna memperoleh data yang

dibutuhkan.

c. Studi Kepustakaan

Mengumpulkan data melalui literature-literature yang

berhubungan dengan penelitian.

5. Metode Pembahasan

Metode pembahasan yang kami gunakan adalah dua metode yaitu

metode Moving Average 3 dan 5 bulanan dan Exponential

Smoothing α=0,1 ; α=0,5 dan α=0,9.

a) Moving Average menggunakan sejumlah data aktual masa lalu

(20)

commit to user

sepanjang masa yang kita ramalkan. (Render dan Heizer, 2009

: 170). Sedangkan pengertian Rata-rata Bergerak (Moving

Average) menurut Buffa (1983 : 175) adalah rata-rata dari

jumlah nilai n yang terpusat pada jangka waktu tertentu. Secara

rumus rata-rata bergerak dapat dituliskan sebagai berikut

Rata-rata bergerak =

n = jumlah periode dalam rata-rata bergerak.

Saat ada tren atau pola yang terdeteksi, bobot dapat digunakan

untuk menempatkan penekanan yang lebih pada nilai terkini.

Parktik ini membuiat teknik peramalan lebih tanggap terhadap

perubahan karena periode yang lebih dekat mendapatkan bobot

yang lebih berat (Render dan Heizer, 2009 : 172). Sercara

rumus rata-rata bergerak dengan pembobotan sebagai berikut :

Rata-rata bergerak dengan pembobotan =



b) Exponential smoothing menurut Render dan Heizer (2009 : 174)

merupakan metode peramalan rata-rata bergerak dengan

pembobotan yang canggih, namun masih mudah digunakan.

Metode ini menggunakan sangat sedikit pencatatan data masa

lalu. Secara rumus exponential smoothing dapat ditulis sebagai

(21)

F1 = Ft-1 + (At-1 – Ft-1)

Dimana F1 : peramalan baru

Ft-1 : peramalan sebelumnya

α : konstanta penghalus (pembobot)

At-1 : permintaan aktual periode

Sedangkan untuk melakukan pengukuran kesalahan peramalan

adalah dengan menggunakan Mean Absolute Deviation (MAD) dan

Mean Square Error (MSE).

a) Rata-rata Deviasi Mutlak (Mean Absolute Deviation : MAD)

Menurut Nasution (2003 : 30) MAD merupakan rata-rata

kesalahan mutlak selama periode tertentu tanpa memperhatikan

apakah hasil peramalan lebih besar atau lebih kecil

dibandingkan kenyataannya. Secara matematis, MAD

dirumuskan sebagai berikut :

b) Rata-rata Kuadrat Kesalahan (Mean Square Error : MSE)

(22)

commit to user

setiap periode dan membaginya dengan jumlah periode

peramalan. Secara matematis, MSE dirumuskan sebagai berikut

MSE =

n F At t

2

F. Kerangka Pemikiran

Analisis Peramalan Produksi Teh Hijau

Menentukan Metode Peramalan Produksi

Moving Average Expoential Smoothing

Peramalan

Rencana Produksi Periode yang akan datang

(23)

Keterangan

Peramalan produksi adalah perkiraan terhadap besarnya jumlah

produk yang akan diproduksi di masa yang akan datang yang

didasarkan oleh data-data masa lalu. Rata-rata produksi pada periode

yang lalu akan dianalisis dengan suatu metode tertentu untuk

menghasilkan perkiraan yang diharapkan dan memiliki tingkat

kepercayaan yang tinggi. Tahap awal dalam melakukan peramalan

produksi adalah mengumpulkan data-data jumlah produksi pada masa

lalu. Dari data tersebut akan dijadikan sebagai dasar dalam

pembuatan ramalan periode yang akan datang. Metode yang

digunakan adalah Moving Average 3 bulanan, 5 bulanan dan

Exponential smoothing dengan dengan α = 0,1 ; α = 0,5 ; α = 0,9.

Metode tersebut akan digunakan dan selanjutnya akan dipilih metode

mana yang menghasilkan kesalahan terkecil. Dari peramalan tersebut

akan diketahui jumlah produksi untuk periode masa akan datang. Hasil

peramalan tersebut dapat dijadikan dasar dalam menentukan

perencanaan produksi perusahaan dan juga membantu manajemen

(24)

commit to user BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Peramalan

Ada beberapa definisi mengenai peramalan dari beberapa ahli,

yang pertama menurut Buffa (1983 : 53) peramalan adalah

pengintegrasian sebagian besar informasi subjektif dan objektif untuk

membentuk perkiraan terbaik kita tentang masa mendatang. Kemudian

menurut Render dan Heizer (2009 : 162) peramalan adalah seni dan

ilmu untuk memperkirakan kejadian di masa depan. Sedangkan

menurut Nasution (2003 : 25) peramalan adalah proses untuk

memperkirakan beberapa kebutuhan dimasa datang yang meliputi

kebutuhan dalam ukuran kuantitas, kualitas, waktu dan lokasi yang

dibutuhkan dalam rangka memenuhi permintaan barang ataupun jasa.

Kemudian menurut Handoko (2001 : 260) peramalan adalah suatu

usaha untuk meramalkan keadaan dimasa mendatang melalui

pengujian keadaan di masa lalu.

Dari pengertian para ahli di atas, maka dapat ditarik suatu

kesimpulan bahwa peramalan adalah seni dan ilmu memprediksi

peristiwa atau kebutuhan dalam ukuran kuantitas, kualitas, waktu dan

lokasi yang akan datang dengan menggunakan data masa lalu

sebagai dasar guna memenuhi permintaan barang atau jasa.

(25)

dalam kegiatan produksinya guna meningkatkan kinerja serta

mengurangi biaya dalam kegiatan produksi suatu perusahaan.

B. Tujuan Peramalan

Menurut Reksohadiprodjo dan Ronohadiwijdojo (1986 : 63) pada

hakekatnya tujuan production forcasting adalah :

1. Untuk dasar pembuatan budget.

2. Meminimumkan persediaan barang jadi

3. Memanfaatkan fasilitas pabrik sebaik-baiknya untuk memproduksi

jenis produk dalam jumlah yang menguntungkan

4. Meminimumkan investasi modal pada peralatan-peralatan

5. Menstabilkan kesempatan kerja sehingga tidak terdapat

pertentangan antara manajemen dengan karyawan.

Dalam melakukan perhitungan peramalan untuk mengetahui

ramalan periode yang akan datang, agar hasil peramalan tersebut

memiliki tingkat kesalahan yang kecil yang diukur dengan Mean

Absolute Error dan Mean Absolute Deviation. Sehingga dengan

adanya peramalan produksi yang akan datang akan membantu

manajemen perusahaan dalam menentukan kebijakan produksi yang

akan menjadi standar dalam melakukan kegiatan produksi pada

(26)

commit to user

C. Perencanaan dalam Manajemen Produksi dan Operasi

1. Pentingnya peramalan produksi dalam perencanaan

Peramalan memegang peranan penting dalam perencanaan

dan pengambilan keputusan khususnya di bidang produksi.

Aktivitas manajemen operasi menggunakan peramalan dalam

perencanaan yang menyangkut skedul produksi, perencanaan

kebutuhan bahan, perencanaan kebutuhan tenaga kerja,

perencanaan kapasitas produksi, perencanaan layout fasilitas, dan

lain-lain. Peranan ini disebabkan adanya tenggang waktu (lead

time) antar suatu peristiwa dengan kebutuhan mendatang.

Walaupun terdapat banyak bidang lain yang memerlukan,

namun aktifitas manajemen operasi merupakan bentuk utama dari

keperluan peramalan baik jangka panjang maupun jangka pendek.

Perusahaan perlu memiliki pengetahuan dan ketrampilan yang

meliputi :

a) Identifikasi masalah

b) Aplikasi metode peramalan

c) Pemilihan metode peramalan

d) Dukungan manajemen untuk metode peramalan tertentu

Meskipun aktifitas manajemen operasi sangat berkepentingan

terhadap peramalan tidak berarti dalam membuat ramalan

mengabaikan kepentingan bidang lain. Jika peramalan ingin

(27)

diantara ramalan berbagai departemen yang terdapat dalam

perusahaan.

2. Peran peramalan produksi dalam perencanaan kapasitas

Peran peramalan dalam perencanaan kapasitas adalah untuk

menanggapi naik turunnya permintaan pasar. Tanpa adanya

peramalan maka kemungkinan terjadinya perubahan-perubahan

drastis terhadap permintaan produksi tidak diikuti dengan kesiapan

perusahaan dalam berbagai hal, seperti biaya maupun proses

produksinya.

Peramalan juga berfungsi sebagai bahan pertimbangan yang

digunakan oleh manajer guna melakukan pengambilan keputusan

yang berkaitan dengan jumlah persediaan yang akan dilakukan,

jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan serta kebutuhan akan waktu

lembur karyawan.

D. Jenis-Jenis Peramalan

Menurut Render dan Heizer (2009 : 164) jenis-jenis peramalan

adalah sebagai berikut :

1. Peramalan Ekonomi menjelaskan siklus bisnis dengan

memprediksikan tingkat inflasi, ketersediaan uang, dana yang

dibutuhkan untuk membangun perumahan dan indikator

(28)

commit to user

2. Peramalan teknologi memperhatikan tingkat kemajuan teknologi

yang dapat meluncurkan produk baru yang menarik yang

membutuhkan pabrik dan peralatan baru.

3. Peramalan permintaan adalah proyeksi permintaan untuk produk

atau layanan suatu perusahaan.

E. Peramalan menurut Horizon Waktunya

Peramalan menurut horizon waktunya adalah membagi bentuk

peramalan sesuai dengan jangka waktu periode yang akan dilakukan

peramalan. Menurut Render dan Heizer (2009 : 163) peramalan

menurut horizon waktu terbagi menjadi beberapa kategori :

1. Peramalan Jangka Pendek

Peramalan ini meliputi jangka waktu hingga satu tahun, tetapi

umumnya kurang dari tiga bulan. Peramalan ini digunakan untuk

merencanakan pembelian, penjadwalan kerja, jumlah tenaga kerja,

penugasan kerja, dan tingkat produksi.

2. Peramalan Jangka Menengah

Peramalan jangka menengah / intermediate umumnya

mencakup hitungan bulan hingga tiga tahun. Peramalan ini

bermanfaat untuk merencanakan penjualan, perencanaan dan

anggaran produksi, anggaran kas, serta menganalisis

(29)

3. Peramalan Jangka Panjang

Umumnya untuk perencanaan masa tiga tahun atau lebih.

Peramalan jangka panjang digunakan untuk merencanakan produk

baru, pembelanjaan modal, lokasi / pengembangan fasilitas, serta

penelitian dan pengembangan.

F. Tahap-tahap Peramalan

Tahap-tahap peramalan menurut Render dan Heizer (2009 :

165) memiliki 7 tahap yaitu :

1. Menetapkan tujuan peramalan

2. Memilih unsur yang akan diramalkan

3. Menentukan horizon waktu peramalan

4. Memilih jenis model peramalan

5. Mengumpulkan data yang diperlukan untuk melakukan peramalan

6. Membuat peramalan

7. Mengevaluasi dan menerapkan hasil peramalan.

Namun berbeda dengan pendapat Handoko (1994 : 260) yang

menyebutkan ada 5 langkah dalam melakukan peramalan yaitu :

1. Penentuan Tujuan

Langkah pertama terdiri atas penentuan macam estimasi yang

(30)

commit to user 2. Pengembangan Model

Setelah tujuan ditetapkan, langkah berikutnya adalah

mengembangkan suatu model, yang merupakan penyajian secara

lebih sederhana sistem yang dipelajari.

3. Pengujian Model

Sebelum diterapkan, model biasanya diuji untuk menentukan

tingkat akurasi, validitas dan reliabilitas yang diharapkan.

4. Penerapan Model

Setelah pengujian, analis menerapkan model dalam tahap ini,

data historik dimasukkan ke dalam model untuk menghasilkan

suatu ramalan.

5. Revisi dan Evaluasi

Ramalan-ramalan yang telah dibuat harus senantiasa

diperbaiki dan ditinjau kembali.

G. Metode Peramalan

Menurut Render dan Heizer (2009 : 167) terdapat dua pendekatan

umum untuk peramalan sebagaimana ada dua cara mengatasi semua

model keputusan. Pendekatan yang satu adalah analisis kuantitatif dan

pendekatan lain adalah analisis kualitatif

1. Metode Kuantitatif

Menurut Render dan Heizer (2009 : 167) Peramalan kuantitatif

(31)

beragam dengan data masa lalu dan variabel sebab akibat untuk

meramalkan permintaan. Sehingga ketika melakukan peramalan

periode yang akan datang, harus berdasarkan data-data pada

masa lalu.

a. Model Deret Waktu (Time Series) didasarkan pada asumsi

bahwa deret waktu tersebut terdiri dari komponen-komponen

Trend (T), Siklus/Cycle (C), Pola Musiman/Season (S), dan

Variasi Acak/Random (R) yang akan menunjukkan suatu pola

tertentu (Nasution, 2003 : 34). Menurut Nasution (2005 : 35)

Penjelasan tentang komponen-komponen tersebut adalah

sebagai berikut :

1) Trend/Cenderung (T). Trend merupakan sifat dari

permintaan dimasa lalu terhadap waktu terjadinya, apakah

permintaan tersebut cenderung naik, turun atau konstan.

2) Siklus/Cycle (C). Permintaan suatu produk dapat memiliki

siklus yang berulang secara periodik, biasanya lebih dari

satu tahun, sehingga pola ini tidak perlu dimasukkan dalam

peramalan jangka pendek. Pola ini amat berguna untuk

peramalan jangka panjang.

3) Pola Musiman / Season (S). Fluktuasi permintaan suatu

produk dapat naik turun di sekitar garis trend dan biasanya

(32)

commit to user

faktor cuaca, musim libur panjang, dan hari raya keagamaan

yang berulang secara periodik setiap tahunnya.

4) Variasi Acak / Random (R). Permintaan suatu produk dapoat

mengikuti pola bervariasi secara acak karena faktor-faktor

adanya bencana alam, bangkrutnya perusahaan pesaing,

promosi khusus, dan kejadian-kejadian lainnya yang tidak

mempunyai pola tertentu. Variasi acak ini diperlukan dalam

rangka menentukan persediaan pengaman untuk

mengantisipasi kekurangan persediaan bila terjadi lonjakan

permintaan.

b. Moving Average menggunakan sejumlah data aktual masa lalu

untuk menghasilkan peramalan. Rata-rata bergerak berguna jika

kita dapat mengasumsikan bahwa permintaan pasar akan stabil

sepanjang masa yang kita ramalkan. (Render dan Heizer, 2009

: 170). Sedangkan pengertian Rata-rata Bergerak (Moving

Average) menurut Buffa (1983 : 175) adalah rata-rata dari

jumlah nilai n yang terpusat pada jangka waktu tertentu. Secara

rumus rata-rata bergerak dapat dituliskan sebagai berikut

Rata-rata bergerak =

n = jumlah periode dalam rata-rata bergera.

Saat ada tren atau pola yang terdeteksi, bobot dapat digunakan

(33)

Parktik ini membuat teknik peramalan lebih tanggap terhadap

perubahan karena periode yang lebih dekat mendapatkan

bobot yang lebih berat (Render dan Heizer, 2009 : 172).

Sercara rumus rata-rata bergerak dengan pembobotan sebagai

berikut :

Rata-rata bergerak dengan pembobotan =



c. Exponential smoothing menurut Render dan Heizer (2009 : 174)

merupakan metode peramalan rata-rata bergerak dengan

pembobotan yang canggih, namun masih mudah digunakan.

Metode ini menggunakan sangat sedikit pencatatan data masa

lalu. Secara rumus exponential smoothing dapat ditulis sebagai

berikut :

F1 = Ft-1 + (At-1 – Ft-1)

Dimana F1 : peramalan baru

Ft-1 : peramalan sebelumnya

α : konstanta penghalus (pembobot)

At-1 : permintaan aktual periode

2. Peramalan Kualitatif

Ada dua pakar yang menguraikan tentang peramalan kualitatif yang

(34)

commit to user a. Juri dari Opini Eksekutif

Dalam metode ini pendapat sekumpulan kecil manajer atau pakar

tingkat umumnya digunakan dengan model statistik dikumpulkan

untuk mendapatkan prediksi permintaan kelompok. (Render dan

Heizer, 2009 : 166)

b. Komposit Tenaga Penjualan

Dalam pendekatan ini, setiap tenaga penjualan memperkirakan

berapa penjualan yang bisa ia dapat capai dalam wilayahnya.

(Render dan Heizer, 2009 : 167)

c. Metode Delphi

Teknik peramalan yang menggunakan suatu proses kelompok

sehingga memungkinkan para ahli membuat peramalan. (Render

dan Heizer, 2009 : 167). Sedangkan Menurut Nasution (2003 :

32) Metode Delphi adalah metode ini merupakan cara sistematis

untuk mendapatkan keputusan bersama dari suatu grup yang

terdiri dari para ahli dan berasal dari disiplin ilmu yang berbeda.

d. Survei Pasar Konsumen

Metode peramalan yang meminta input dari konsumen mengenai

rencana pembelian mereka dimasa depan. (Render dan Heizer,

2009 : 168). Sedangkan menurut Nasution (2003 : 32) Survei

Pasar Konsumen adalah metode ini mengumpulkan dan

menganalisa fakta secara sistematis pada bidang yang

(35)

Pengukuran Kesalahan Peramalan

Pengukuran kesalahan digunakan untuk mengetahui metode

mana yang sesuai untuk diterapkan dalam suatu perusahaan guna

melakukan peramalan. Karena semakin kecil nilai kesalahan maka

metode tersebut semakin cocok untuk diterapkan dalam suatu

perusahaan guna melakukan peramalan. Menurut Nasution (2003 : 30)

Ada empat ukuran yang biasa digunakan yaitu :

1. Rata-rata Deviasi Mutlak (Mean Absolute Deviation : MAD)

MAD merupakan rata-rata kesalahan mutlak selama periode

tertentu tanpa memperhatikan apakah hasil peramalan lebih besar

atau lebih kecil dibandingkan kenyataannya. Secara matematis,

MAD dirumuskan sebagai berikut :

MAD =

2. Rata-rata Kuadrat Kesalahan (Mean Square Error : MSE)

MSE dihutung dengan menjumlahkan kuadrat semua kesalahan

peramalan pada setiap periode dan membaginya dengan jumlah

(36)

commit to user

3. Rata-rata Kesalahan Peramalan (Mean Forecast Error = MFE)

MFE sangat efektif untuk mengetahui apakah suatu hasil

peramalan selama periode tertentu terlalu tinggi atau terlalu rendah.

Secara matematis, MFE dinyatakan sebagai berikut:

MFE =

n F At  t

4. Rata-rata Presentase Kesalahan Absolut (Mean Absolute

Percentage Error = MAPE)

MAPE merupakan ukuran kesalahan relatif. MAPE biasanya lebih

berarti dibandingkan MAD karena MAPE menyatakan presentase

kesalahan hasil peramalan terhadap permintaanaktual selama

periode tertentu yang akan memberikan informasi presentase

kesalahan terlalu tinggi atau terlalu rendah.

(37)

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

A. Gambaran Objek Penelitian

1. Sejarah Singkat Perusahaan

Perkebunan Rumpun Sari Kemuning I (PT. RSK I) pada

awalnya merupakan milik bangsa Belanda dengan nama NV. Cultur

Mascave Kemuning dengan alamat pusat di Nederland. Selama

masa penjajahan Belanda hak pemilikan tanah diatur dalam

Undang-undang Agraria Belanda pasal 62 tahun 1870. Kemudian

peraturan Undang-undang tersebut menyatakan bahwa tanggal 11

April 1925, pemerintah Belanda memberikan Hak Guna Usaha

(HGU) dalam jangka waktu lima puluh tahun kepada kakak beradik

yang bernama Johan dan Van Mender Vort yang merupakan warga

Belanda yang berkedudukan di Den Haag, Belanda.

Mereka mencoba menanam teh di Lereng Gunung Lawu

yaitu di Desa Kemuning Kecamatan Ngargoyoso dan Kecamatan

Jenawi. Lahan Hak Guna Usaha (HGU) tersebut seluas 812,172 Ha

di Kecamatan Ngargoyoso dan 238,828 Ha di Kecamatan Jenawi

sehingga pada saat itu luas kebun keseluruhan 1051 Ha, yang

pada saat itu ditanami Teh dan Kopi. Johan memberi nama

(38)

commit to user

pengolahannya diserahkan kepada Firma Watering and Labour

yang berkedudukan di Bandung.

Pada tahun 1942 Jepang datang ke Indonesia, perkebunan

diambil alih oleh pemerintahan Jepang, kegiatan finansial

mengalami kemacetan karena kebun diserahkan kepada penduduk

setempat sehingga mengakibatkan tanaman teh dan kopi banyak

yang mati karena tidak terawat dengan baik sehingga penduduk

tidak mengalami keuntungan.

Kegiatan finansial berjalan kembali setelah Jepang pergi dari

Indonesia akibat kekalahan Jepang pada Perang Dunia II tahun

1945. Dan pada tahun 1945 sampai awal tahun 1948 perkebunan

Kemuning dipimpin oleh Ir. Sarsito, sedang pertengahan tahun

1948-1950, perkebunan Kemuning dikuasai oleh pemerintah militer

Republik Indonesia yang hasil produksinya digunakan untuk

membiayai perjuangan pemerintah Republik Indonesia.

Berdasarkan Konferensi Meja Bundar pada tanggal 19 Mei

1950 sampai dengan 30 Desember 1952, perkebunan Kemuning

diserahkan kembali pada NV. Cultur Maatschappij Kemuning. Pada

tanggal 1 Januari 1953 berdasarkan Undang-undang No 3 / 1952 /

RI, Hak Guna Usaha Kemuning dicabut dari NV. Cultur

Maatschappij Kemuning. Koperasi ini pun bertahan sampai pada

bulan September 1965 karena pengurusnya banyak yang terlibat

(39)

Tahun 1965, Koperasi tersebut dibubarkan oleh pemerintah

dan dipegang sementara KODAM IV Diponegoro selama dikelola

KPKK area lahan yang mulanya 1051 Ha hanya tersisa 546,864 Ha

dan hanya tanaman teh saja. Berdasarkan keputusan Menteri

Dalam Negeri No. 17/HGU/DA/71 pada tanggal 3 November 1971

dibentuk PT. Rumpun yang berada di bawah yayasan Rumpun

Diponegoro. Pada tahun 1980 PT. Rumpun dipecah menjadi dua

yaitu :

a. PT. Rumpun Antan dengan komoditi Karet, Kopi, Kelapa, Randu

dan Cengkeh yang meliputi perkebunan :

1) Perkebunan Carui / kebun Darmo Kradenan di Banyu Mas.

2) Perkebunan Samudra di Banyu Mas

3) Perkebunan Carui / Rejodadi di Cilacap

4) Perkebunan Jati Pablengan di Semarang

5) Perkebunan Sluwak di Pati

b. PT. Rumpun teh dengan komoditi Kopi dan Teh yang meliputi

perkebunan :

1) Perkebunan Kemuning di Karanganyar, Surakarta.

2) Perkebunan Mandini di Kendal, Semarang

3) Perkebunan Kaligitung di Semarang

Pada bulan Maret 1990 PT. Rumpun Teh bekerjasama

(40)

commit to user

kemajuan diantaranya adalah dilakukan perluasan lahan dan itu

dilakukan selama dua tahun yaitu tahun 1990-1991 sebesar 149,33

Ha dan tahun 1991-1992 sebesar 248,58 Ha dari luas seluruh

kebun Kemuning yang terdiri dari artea produktif 414,4 Ha, area

pembibitan 3 Ha, area yang belum menghasilkan 315,44 Ha.

Sedangkan area produktif yang ada di perkebunan Kemuning 16,32

Ha. Kemudian pada tanggal 01 Mei 2004 PT. Rumpun ini menjadi

hak perorangan. Hal itu bisa terjadi karena PT. Astra Agro Niaga

ingin lebih berkonsentrasi menangani perkebunan kelapa sawit.

Oleh karena itu, sahan dari perkebunan non kelapa sawit

ditawarkan untuk dijual kepada pihak lain dan salah satunya adalah

saham PT. Rumpun Sari Kemuning I ini dibeli oleh Bapak Ketut

Gede Yudantara yang berasal dari Bali. kemudian Bapak Ketut

Gede Yudantara ini bekerja sama dengan PT. Sumber Abadi Tirta

Sentosa (PT. SATS).

PT. Sumber Abadi Tirta Sentosa (PT. SATS) merupakan

salah satu perusahaan Divisi Argo dan perkebunan dibawah Yudiko

Group yang merupakan perusahaan multinasional. PT. Rumpun

Sari Kemuning I ini hanya menangani masalah pengolahan produk

dan pengiriman produk pada konsumen. Sedangkan PT. Sumber

Abadi Tirta Sentosa yang menangani masalah manajemen

pemasaran, dan hal-hal yang berkaitan dengan keuangan. Karena

(41)

melakukan pengiriman barang berdasar perintah dari PT. Sumber

Abadi Tirta Santosa (SATS).

2. Lokasi Pabrik

Perkebunan PT. Rumpun Sari Kemuning I terletak di bagian

barat lereng gunung Lawu, sekitar 8 Km dari Tawangmangu 38 Km

dari Surakarta. Pabrik pengolahan berada di desa Kemuning,

Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar.

Batas-batas kebun PT. Rumpun Sari Kemuning I di sebelah

barat berbatasan dengan PTP XVIII, sebelah utara berbatasan

dengan Kecamatan Jenawi, sebelah timur berbatasan dengan

Perhutani gunung Lawu (Hutan Pinus Wonomarto), sebelah selatan

Kelurahan Ngandungan, Ngargoyoso.

Lokasi pabrik berdekatan langsung dengan areal

perkebunan yang juga sebagai sumber bahan baku, sehingga

efisien dalam pengangkutan bahan dasar sampai lokasi pabrik. Di

sekitar lokasi pabrik terdapat fasilitas umum seperti masjid, pasar

dan puskesmas. Jalur transportasi juga mudah dijangkau oleh

karyawan. Hal ini sangat mendukung sekali dalam menjaga

kelancaran pabrik.

Luas area perkebunan teh PT. Rumpun Sari Kemuning I

secara keseluruhan 435,82 Ha dengan area tanam 391,97 Ha,

(42)

commit to user

215,56 Ha dengan area tertanam 177,71 Ha. Dari pembagian areal

ini, terdiri dari areal yang menghasilkan dan areal yang tidak

menghasilkan. Selain itu juga dilakukan pembagian areal tanaman

produktif, areal tanah pembibitan, areal tanah cadangan, areal

tanah untuk jalan, sarana transportasi dan tanah untuk

emplasemen pabrik, jurang dan sungai

3. Visi dan Misi

Seperti halnya perusahaan dan organisasi-organisasi yang

lain PT. Rumpun Sari Kemuning I juga memiliki Visi dan Misi guna

menunjang kegiatan perusahaan serta untuk menetapkan target

perusahaan ke depan.

Visi

Mewujudkan Perkebunan Teh di PT. Rumpun Sari Kemuning

I sebagai salah satu perusahaan perkebunan di jawa tengah yang

profesional dengan mengedepankan sumber daya manusia dan

kelestarian lingkungan hidup

Misi

1. Menyelenggarakan usaha di bidang perkebunan berupa barang

dan jasa guna memupuk keuntungan demi kemajuan dan

keberlanjutan perusahaan serta kesejahteraan karyawan.

2. Mengelola usaha perkebunan untuk mencapai hasil yang

optimal bagi perusahaan, karyawan dan masyarakat disekitar

(43)

3. Meningkatkan produktifitas dan disiplin seluruh tenaga kerja

yang ada demi tercapainya kuantitas dan kualitas produksi yang

mempunyai daya saing tinggi di dunia perdagangan baik

Nasional maupun Internasional.

4. Mengelola usaha perkebunan yang taat kepada aturan yang

berlaku di Negara Kesatuan Republik Indonesia demi

terciptanya suasana kerja yang aman, nyaman dan ramah

lingkungan.

4. Struktur Organisasi

Pengertian Organisasi menurut Haryani (2001 : 36) adalah

suatu unit sosial yang dikoordinasikan dengan sengaja, terdiri dari

dua orang atau lebih, yang didirikan. Dari pengertian di atas dapat

pula diartikan bahwa organisasi adalah suatu lembaga atau

sekelompok orang atau masyarakat yang saling bekerja sama

untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kegiatan

organisasional yang ada dalam suatu organisasi mencakup

penentuan tujuan, pengambilan keputusan, pengukuran hasil kerja,

pengembangan staf. Dalam perusahaan ini misalnya keterkaitan

dengan konsumen, negosiasi dengan pemasok, menghasilkan

(44)

commit to user

a. Organisasi PT. Rumpun Sari Kemuning I

Struktur organisasi mengatur wewenang dan kegiatan

pengaturan kerja agar segala sesuatu menjadi tujuan organisasi

akan lebih mudah dicapai, karena pada dasarnya pendirian

suatu perusahaan adalah untuk mencapai tujuan utama yaitu

untuk mendapatkan keuntungan sehingga perusahaan perlu

adanya bentuk pengorganisasian yang baik dan teratur. Apabila

kegiatan pengorganisasian semakin baik maka seseorang dapat

mendelegasikan tugas, tanggung jawab serta wewenangnya

kepada bawahan yang dipercaya. Dengan adanya struktur

organisasi diharapkan akan tercipta suatu manajemen produksi

yang bisa menjalankan tugas dan fungsinya dalam mencapai

tujuan produksi, selain itu perusahaan juga bisa bertanggung

jawab dan mempunyai kekuasaan atas kegiatan-kegiatan

produksi dibawahnya.

Pengaturan dan kebijakan sepenuhnya PT. Rumpun Sari

Kemuning I berada pada direksi yang berkedudukan di kantor

Jakarta : Jl. Boulevard Raya, wisma Gading Permai Blok AR-1

No. 9-10A Kelapa Gading Permai, Jakarta Utara 14240.

Sedangkan untuk menjalankan tugas dari sistem direksi

diserahkan pada bagian organisasi perkebunan PT. Rumpun

Sari Kemuning. Bentuk organisasi yang diterapkan adalah

(45)

PT. Rumpun Sari Kemuning I menerapkan sistem

Organisasi Lini karena jumlah karyawan sedikit dan devisinya

hanya satu yaitu pengolahan teh hijau. Organisasi ini

menerapkan organisasi yang sederhana dengan struktur

organisasi yang jelas sehingga tidak terjadi pelemparan

kewajiban dan menyalahkan orang lain. Keuntungan dan

kelemahan organisasi Lini yaitu :

1) Keuntungan

a) Kesatuan Komando terjalin dengan baik karena pimpinan

berada diatas suatu tangan kepala.

b) Proses pengambilan keputusan berjalan dengan tepat.

c) Rasa solidaritas antar karyawan umumnya tinggi karena

saling mengenal.

2) Kelemahan

a) Seluruh organisasi tergantung pada satu orang, sehingga

kalau orang itu tidak mampu maka seluruh organisasi

akan terancam kehancuran.

b) Adanya kecenderungan pimpinan akan bertindak secara

otokrasi.

c) Kesempatan karyawan untuk berkembang akan terbatas.

Masing-masing bagian di dalam organisasi harus

(46)

commit to user

Di bawah ini dijelaskan tentang job discription dari

masing-masing bagian dalam struktur organisasi pada PT. Rumpun Sari

Kemuning I.

1) Administratur / Manajer

Tugas dan tanggungjawab administratur / manajer adalah :

a) Memimpin, mengkoordinir, dan mengawasi semua

kegiatan dalam bidang tanaman, proses produksi,

administrasi, penguasaan materi atau personal serta

penanganan wilayah perkebunan termasuk harta dan

kekayaan perusahaan.

b) Melaksanakan perencanaan Direksi.

c) Mengumpulkan dan mengajukan usulan-suslan maupun

pendapatan untuk bahan perbaikan.

d) Memperhatikan kesejahteraan karyawan.

Wewenang yang dimiliki administratur / manager adalah :

a) Memelihara hubungan kerjasama yang baik dengan

bawahan, instansi pemerintah dan organisasi masyarakat

mengenai hal-hal yang berhubungan dengan tugasnya

b) Menentukan keputusan prinsipil dan kebijaksanaan dalam

hal yang berhubungan dengan pelaksanaan tugas sesuai

dengan garis-garis yang telah ditetapkan Direksi.

(47)

Kepalan Tata Usaha mempunyai tugas dan wewenang dan

tanggungjawab sebagai berikut :

a) Mewakili pimpinan apabila ditunjuk atau apabila pimpinan

berhalangan.

b) Menyiapkan kebutuhan dana kepada masing-masing

departemen dari Direksi atau kantor Head Office.

c) Mengadakan hubungan kerja dengan karyawan sesuai

dengan fungsinya serta memelihara hubungan baik demi

kelancaran tugas operasional.

d) Mengontrol tugas-tugas administrasi bagian umum.

e) Atas persetujuan administratur melaksanakan pembelian

bahan dan barang berkala besar untuk keperluan

perusahaan.

f) Mengatur pembayaran upah sesuai dengan daftar upah

yang telah disetujui oleh administratur.

3) Kepala Tanaman

Tugas kepala tanaman adalah

a) Mengawasi segala kegiatan yang ada pada kebun dan

pengelolaannya.

b) Membantu administratur dalam mengevaluasi kesalahan

(48)

commit to user

c) Melaksanakan konsolidasi pada kebun bilamana ada

serangan HPT (Hama Penyakit Tanaman) dan kematian

tanaman.

d) Memberitahukan pada administratur apabila kebun ada

serangan HPT.

e) Menangani dan mengevaluasi pengelolaan tanaman dan

pemetikan di kebun pada afdeling yang dikuasainya.

4) Kepala Pabrik dan Teknik

Tugas dan wewenang Kepala Pabrik sebagai berikut :

a) Berkewajiban menyiapkan sarana transportasi kebun,

antara lain untuk angkutan bahan/pucuk, pupuk, karyawan

dll.

b) Berkewajiban memelihara infrastruktur dan bangunan.

c) Berkewajiban melaksanakan dan menyelesaikan

pekerjaan pengelolaan bahan dasar dari kebun sampai

menjadi produk siap kirim.

d) Menjalankan administrasi produksi pengolahan sesuai

kebijaksanaan.

5) Kerani Gudang Material

Tugas dan tanggung jawab dari Kerani Gudang Material

adalah

a) Mengatur masuk dan keluarnya material baik dari HO

(49)

b) Mengadministrasikan dan memelihara barang-barang

dalam gudang.

c) Bertanggung jawab kepada Kepala Tata Usaha.

6) Kerani Personalia dan Umum

Tugas dan tanggung jawab dari Kerani Personalia dan Umum

adalah :

a) Melaksanakan tugas dalam hal pengaturan cuti karyawan.

b) Mengurus rumah tangga kantor, mengatur tata tertib

kantor dan tugas untuk sekretaris kebun.

c) Menyelenggarakan urusan umum, surat menyurat dan

tugas untuk sekretaris kebun.

d) Menertibkan dan mengawasi hal-hal yang berhubungan

dengan urusan kesahatan, agama serta olah raga.

e) Membuat rencana, mengkoordinir, mengawasi

pelaksanaan tugas security, pembinaan wilayah (tutorial),

personal administrasi umum.

f) Menyusun bahan laporan sesuai dengan tugasnya atau

dari masing-masing departemen untuk dikirimkan ke

kantor pusat ataupun Direksi.

7) Kerani Keuangan dan Kasir

Tugas dan tanggung jawab dari Keuangan dan Kasir adalah :

(50)

commit to user

b) Membuat laporan keuangan mingguan tiap departemen.

8) Kerani Tanaman

Tugas dan tanggung jawab dari Kerani Tanaman adalah :

a) Mencatat dan memberikan laporan mengenai data

pengelolaan tanaman di kebun secara keseluruhan baik

pekerjaan petik, rawat, HPT, dll.

b) Membuat daftar upah karyawan tanaman.

9) Kerani Gudang Produksi

Tugas dan tanggung jawab dari Kerani Gudang Produksi

adalah

a) Mencatat dan memberikan laporan mengenai stock

produksi kering.

b) Melayani pembeli yang sesuai dengan DO yang

diterbitkan dari HO.

c) Mencatat keluar masuknya produksi kering.

10) Kerani Pabrik / Olah

Tugas dan tanggung jawab dari Kerani Pabrik / Olah adalah :

a) Mencatat produksi dari kebun sampai siap untuk diolah.

b) Membantu proses produksi teh dari penyimpanan

pengolahan sampai siap di salurkan.

11) Kerani Timbang Pabrik

Tugas dan tanggung jawab dari Kerani Timbang Pabrik

(51)

a) Mencatat dan menimbang produksi dari pemetik.

b) Mengawasi produksi dari kebun sampai pabrik dan

mencatat hasil penimbangan dari masing-masing mandor

panen.

12) Mandor Panen

Tugas dan tanggung jawab dari Mandor Panen adalah :

a) Mengawasi dan mengkoordinir jalannya pemetikan pucuk

teh basah yang ada di kebun.

b) Bertanggung jawab kepada atasan terhadap hasil yang

dipanen.

c) Mengawasi tenaga kerja pemetik dan mengontrol

pemetikan yang dilakukan oleh pemetik.

13) Mandor Rawat dan HPT

Tugas dan tanggung jawab dari Mandor Rawat dan HPT

adalah

a) Mengawasi bagian perawatan kebun baik gulma maupun

Hama Penyakit Tanaman.

b) Menjaga tanaman agar terkendali terhadap hama dan

penyakit tanaman.

14) Mandor Olah

Tugas dan tanggung jawab dari Mandor Olah adalah :

(52)

commit to user

b) Bertanggung jawab terhadap kualitas maupun kuantitas

produksi yang diolah.

15) Kepala Keamanan

Tugas dan tanggung jawab dari Kepala Keamanan adalah :

a) Menjaga keamanan perusahaan.

b) Membuat laporan tentang keamanan perusahaan.

c) Membuat laporan sebagai bila ada peninjauan dari HO

maupun instansi lain.

d) Mencatat keluar masuknya kendaraan angkut produksi

perusahaan maupun dari pihak lain.

16) Mekanik

Tugas dan tanggung jawab dari Mekanik adalah :

a) Mengontrol dan menjaga kelangsungan kerja mesin dan

peralatan di dalam pabrik.

b) Mengontrol dan mengganti bahan bakar

c) Mereparasi mesin dan peralatan apabila mengalami

kerusakan.

d) Mengontrol kebersihan mesin atau alat yang digunakan.

17) Mandor Sortasi

Tugas dan tanggung jawab dari Mandor Sortasi adalah :

a) Mengawasi pekerja yang sedang melakukan sortasi.

b) Mengontrol dan menangani proses agar hasil produksi

(53)

18) Driver

Tugas dan tanggung jawab dari Driver adalah :

a) Mengangkut hasil produksi dari kebun

b) Menjaga kendaraan agar tetap bersih dan baik

c) Mengantarkan administrasi / manager perjalanan dinas

luar apabila diperlukan.

b. Ketenagakerjaan

Karyawan PT. Rumpun Sari Kemuning I sebagian besar

berasal dari lingkungan di sekitar pabrik yang berasal dari

Kecamatan Ngargoyoso dan Kecamatan Jenawi.

Jumlah tenaga kerja yang bekerja di PT. Rumpun Sari

Kemuning I secara keseluruhan sebanyak 724 karyawan baik

karyawan kebun maupun pabrik dengan pembagian sebagai

berikut :

1) Karyawan staf sebanyak 4 orang

2) Karyawan bukan staf sebanyak 3 orang

3) Karyawan bulanan sebanyak 57 orang

4) Pegawai harian tetap (PHT) sebanyak 63 orang

5) Pegawai harian lepas (PHL) sebanyak 597 orang

6) Karyawan I mandor memegang 35 orang dalam setiap

afdeling.

(54)

commit to user

1) Karyawan Staff dan non staf, penggajiannya merupakan

wewenang dari direksi pusat dan digaji setiap bulan sekali.

2) Karyawan harian tetap dan harian lepas penggajiannya

merupakan wewenang bagian administratur dan digaji dua

kali dalam satu bulannya yaitu pada tanggal 15 dan 28.

Sistem penggajian atau pengupahan yang dilakukan PT.

Rumpun Sari Kemuning I didasarkan atas hasil kerja yang

disesuaikan dengan sifat pekerjaannya. Apabila ada kelebihan

jam kerja bagi karyawan harian maka akan dihitung sebagai

lembur yang besarnya disesuaikan dengan keputusan Menteri

Tenaga Kerja RI No. Kep. 06/MEN/1997. Sedangkan untuk

karyawan pemetik borongan atau upah yang diberikan adalah

apabila pucuk yang dihasilkan mempunyai analisa pucuk muda

sebesar 55%, maka setiap 1 Kg pucuk tersebut dihargai Rp.

340,00 dan apabila analisa pucuk kurang dari 55% maka setiap

1 Kg pucuk tersebut dihargai sebesar Rp. 270,00

Jam kerja karyawan terbagi atas :

1) Pekerja Kantor

Jam kerja kantor yang diberlakukan di PT. Rumpun Sari

Kemuning I adalah sebagai berikut :

a) Senin s.d. Kamis : Jam 07.00-14.00 WIB

b) Jumat : Jam 07.00-11.00 WIB

(55)

2) Pekerja Pabrik

Jam kerja yang diberlakukan bagi karyawab pabrik (proses) di

PT. Rumpun Sari Kemuning I terbagi atas :

a) Bagian proses produksi :

(1) Shift I jam 09.00-16.30 WIB

(2) Shift II jam 16.30-23.30 WIB

(3) Shift III jam 00.00-07.30 WIB

b) Bagian sortasi

(1) Shift I 15.00-23.00 WIB

(2) Shift II 23.00-07.00 WIB

c) Bagian Pengemasan

Jam kerja 07.00-15.00 WIB

3) Pekerja Kebun

Jam kerja pemetik kebun mulai pukul 05.30-13.00 WIB

c. Fasilitas dan Kesejahteraan Karyawan

Dalam meningkatkan gairah kerja dan produktifitas serta

dalam rangka menjalankan fungsi sosial, maka berbagai

kebutuhan yang berhubungan dengan kesejahteraan karyawan

harus diperhatikan oleh suatu perusahaan.

Adapun sarana dan prasarana, fasilitas dan jaminan sosial

(56)

commit to user 1) Perumahan

Pemberian rumah yang disediakan oleh PT. Rumpun

Sari Kemuning khusus diberikan kepada staff-staff tertentu,

khususnya manajer kepala administratur, kepala pabrik dan

kepala kebun.

2) Pendidikan

PT. Rumpun Sari Kemuning I menyediakan peralatan

dan fasilitas untuk kegiatan pendidikan bagi anak karyawan,

antar lain adalah sekolah taman kanak-kanak.

3) Pemberian Cuti kepada Karyawan’

Pemberian cuti bagi karyawan maksimal 12 hari dalam 1

tahun dan 1 bulan dalam 3 tahun.

4) Sarana Olahraga

Pelayanan kesehatan yang diberikan oleh PT. Rumpun

Sari Kemuning I :

a) Pemeriksaan kesehatan

b) Program KB

(57)

d) Tunjangan kecelakaan kerja

6) Jaminan Sosial Tenaga Kerja (JAMSOSTEK)

Semua karyawan yang tercatat sebagian karyawan PT.

Rumpun Sari Kemuning I diikutkan dalam asuransi sosial

tenaga kerja sesuai dengan PP No. 33/1997

7) Promosi Jabatan

Setiap karyawan mendapat kesempatan dan bimbingan

yang sama untuk maju dan berprestasi. Bagi karyawan yang

dipromosikan akan diberikan surat pengangkatan dan gaji

disesuaikan dengan jabatan baru.

8) Penghargaan

Perusahaan memberikan penghargaan apabila

a) Mengabdikan diri pada perusahaan, sehingga

memberikan reputasi dan nama baik bagi perusahaan.

b) Berusaha atau mencegah perusahaan dari kehancuran

atau bencana.

c) Karyawan yang bekerja dalam waktu tertentu secara

terus menerus, sungguh-sungguh, dan selalu

mendapatkan nilai baik.

9) Bantuan Sosial

Bantuan sosial yang diberikan perusahaan seperti :

(58)

commit to user

Bantuan sosial lainnya seperti tunjangan hari raya bagi

karyawan tetap, pernikahan.

10) Lain-lain

Pembagian pakaian seragam untuk karyawan staff dan

karyawan non staff dan karyawan tetap setiap bulan sekali.

Sarana dan prasarana yang dapat digunakan oleh pegawai,

karyawan staff, dan karyawan tetap selama jam kerja seperti

mobil dan sepeda motor.

5. Produk

Pelaksanaan produksi harus sesuai dengan prosedur yang

telah ditetapkan oleh perusahaan. Ketrampilan dan konsistensi

kerja diperlukan dalam pelaksanaan prosuksi karena dapat

mempengaruhi hasil produksi dan biaya yang dikeluarkan dalam

melakukan proses produksi. Peramalan produksi perlu

dilaksanakan terlebih dahulu dalam membuat perencanaan

produksi sehingga apa yang menjadi tujuan peruisahaan dapat

tercapai. Perencanaan yang dilakukan meliputi perencanaan bahan

baku, hasil produksi, dan kadar air pucuk daun teh yang telah

diolah. Peramalan produksi sangat penting bagi perusahaan karena

dapat mempengaruhi anggaran biaya produksi, besarnya produk

yang akan diproduksi agar sesuai dengan permintaan pasar dan

(59)

a. Proses Produksi teh hijau PT. Rumpun Sari Kemuning I

Berdasarkan SOP yang dibuat perusahaan proses produksi teh

hijau dapat dilihat sebagai berikut :

Gambar 3.2. Diagram Alir Pengolahan Daun Teh pada

PT. Rumpun Sari Kemuning I

Pucuk daun teh

Penghamparan (maksimal 40cm)

Pelayuan

(T=900-1000C, t=15-30 menit, Ka 56-67%)

Penggulungan (t=15-20 menit)

Pengeringan Awal

(T=1100-1350C, t=20-30 menit, Ka 30-35%)

Pengeringan Akhir I

(T=1000C, t=20-30 menit, Ka 15-20%)

(60)

commit to user

b. Tahap-tahap pengolahan teh hijau pada PT. Rumpun Sari

Kemuning I

1) Bahan baku

a) Sumber Bahan Baku

Penyediaan bahan baku merupakan faktor penting

dalam pengolahan teh hijau. Pengolahan teh hijau di PT.

Rumpun Sari Kemuning I menggunakan bahan dasar

berupa pucuk daun teh yang diperoleh dari hasil

pemetikan di kebun milik PT. Rumpun Sari Kemuning I.

adapun luas total perkebunan teh milik PT. Rumpun Sari

Kemuning I adalah 435,82 Ha dengan area tanam 391,97

Ha, yang dibagi menjadi 2 afdeling A dan afdeling B.

Afdeling A seluas 222,26 Ha dengan area tertanam

214,26 Ha. Afdeling B seluas 215,56 Ha dengan area

tertanam 177,71 Ha. Dari dua afdeling tersebut dibagi

menjadi 27 blok dengan perincian afdeling A terdiri dari

13 blok dan afdeling B terdiri dari 14 blok.

Bahan baku yang digunakan oleh pabrik PT.

Rumpun Sari Kemuning Iterdiri dari beberapa jenis

tanaman teh, yang semuanya terdiri dari empat jenis

tanaman teh yaitu TRI 2025, TRI 2024, Gambung (GB)

(61)

paling banyak ditanam oleh pabrik teh PT. Rumpun Sari

Kemuning I adalah TRI 2025.

Penanaman pohon teh yang dilakukan oleh pabrik

PT. Rumpun Sari Kemuning I merupakan penanaman

dengan sistem pagar yaitu penanaman pohon teh secara

berjajar. Dengan penanaman sistem pagar untuk setiap

satu hektar tanah, kira-kira terdapat 9.000 sampai

dengan 16.000 batang pohon teh.

b) Spesifikasi bahan baku dan jumlah penyediannya

Pucuk teh merupakan bahan baku yang terdiri dari

peko (kuncup yang belum terbuka) dan ditambah dua

daun muda di bawahnya.

Kualitas bahan baku merupakan faktor terpenting

yang menentukan kualitas dari hasil akhir pengolahan

teh. Perawatan dan pengangkatan pucuk mulai dari

pemetikan sampai ke pabrik perlu diperhatikan karena

bertujuan untuk menjaga kualitas dari pucuk daun teh

tersebut. Adapun penyediaan bahan dasar dapat

dipengaruhi oleh :

(1) Musim

Apabila datang musim kemarau hasil pucuk daun

(62)

commit to user

penghujan tiba, maka pucuk daun muda yang

diperoleh semakin meningkat yaitu sekitar 12-16 ton

per harinya. Hal ini disebabkan karena tanaman teh

tidak tahan terhadap cuaca panas dan kering. Tetapi

pada musim yang terjadi akhir-akhir ini yaitu musim

hujan disertai panas yang cukup panjang, tanaman

teh yang dihasilkan relatif banyak dan stabil.

(2) Tenaga Kerja

Tenaga kerja yang memetik teh berasal dari

perkampungan sekitar kebun. Jadi apabila ada salah

satu atau banyak pemetik teh yang sakit atau ada

suatu acara yang tidak bisa ditinggalkan, maka secara

otomatis pemasukan pucuk daun teh yang diperoleh

akan berkurang karena berkurangnya pegawai yang

bertugas memetik teh.

2) Proses Pengolahan

Sebelum proses pengolahan daun teh, dilakukan

penimbangan dan penghamparan. Penimbangan dilakukan

dua kali, dimana penimbangan pertama dilakukan di kebun

yang bertujuan untuk mengetahui banyaknya pucuk yang

didapat pemetik oleh masing-masing pemetik guna

(63)

Penimbangan kedua dilakukan di pabrik, yang

bertujuan mengontrol kebenaran penimbangan di kebun,

serta merencanakan proses pengolahan juga menentukan

hasil teh kering yang akan diperoleh.

a) Penghamparan

Tujuan dari penghamparan adalah meminimalisir

kadar air atau menguapkan kadar air daun teh menjadi

kurang lebih 65%-70%. Penghamparan ini membantu

proses respirasi. Penghamparan merupakan proses

pelayuan pendahuluan, tinggi penghamparan kurang

lebih 40 cm selama 2 jam di suhu ruangan 250C.

b) Pelayuan

Pelayuan merupakan langkah pertama dalam proses

pengolahan teh hijau. Tujuan pelayuan ini mengurangi

kadar air dari sisa penghamparan 65%-70% menjadi

56%-67%. Disamping itu, juga bertujuan supaya

pengolahan berikutnya berjalan baik sebab daun yang

segar biasanya mudah sobek hancur bila digulung.

Pada dasarnya proses pelayuan adalah daun teh

dimasukkan ke dalam rotary panner melalui conveyor,

pucuk teh akan mengalami pemanasan dan akan

(64)

commit to user

daun menjadi layu dan lentur, warna menjadi hijau tua

zaitun. Pelayuan ini berjalan selama 5 menit. Peralatan

yang dipergunakan selama proses pelayuan dipanasi

dengan menggunakan suhu 900-1000C melalui burner

atau kompor minyak dengan nozzle.

Pelayuan yang baik pada umumnya menghasilkan

pucuk lemas merata, dengan kadar air antara 65%-70%.

Jadi, selama proses pelayuan terjadi penguapan air

sebesar 30%-35% dari seluruh berat pucuk teh. Ciri-ciri

pelayuan dikatakan baik apabila pucuk layu berwarna

hijau muda, tekstur lentur dan lemas, daun layu merata,

bila diremas daun tidak mengeluarkan cairan yang

menempel pada telapak tangan.

c) Penggulungan

Selama proses penggulungan ini terjadi

perubahan-perubahan baik kimia maupun fisik yang antara lain dapat

disebabkan oleh penggulungan partikel dan kontak udara

dengan enzim oksidae yang berada di pucuk daun teh

sehingga akan terjadi reaksi oksidae.

Mesin yang dipakai untuk penggulungan biasanya

menggunakan mesin press roller. Mesin roller ada 2 jenis

yaitu single action (26 inchi) dan double action (36 inchi).

(65)

yang berputar adalah jacketnya (silinder tegak tempat

pucuk digulung), sedangkan pada action double roller,

baik meja maupun jacketnya berputar berlawanan arah

yang dilengkapi dengan alat press untuk membentuk

gulungan supaya kenampakan semakin baik. Mengingat

bahwa proses terjadinya fermentasi pada pengolahan teh

hijau harus dihindarkan maka sebaiknya proses

penggulungan teh hijau harus dihindarkan maka

sebaiknya proses penggulungan menggunakan roller

yang berkukuran kecil yaitu 26 inchi karena kapasitasnya

kecil hanya 40 kg pucuk layu pergiling sehingga mesin

roller tersebut dapat cepat terisi dan cepat bisa tergulung.

Tujuan dari proses penggulungan ini adalah untuk

membentuk mutu teh secara fisik, karena selama proses

ini pucuk akan dibentuk menjadi gulungan kecil-kecil.

Semakin halus bahan dasarnya maka akan semakin

cepat dan semakin banyak hasilnya.

Kriteria daun teh yang telah mengalami

penggulungan, diantaranya :

(1) Daun teh tergulung dengan baik

(2) Bila dijatuhkan atau dilemparkan gulungan tetap utuh

(66)

commit to user (4) Timbul aroma yang khas.

d) Pengeringan Awal

Pengeringan ini menggunakan mesin yang disebut

ECP Belong kepanjangan dari Endless Chain Pressure

Drier. Bertujuan untuk mengurangi kadar air yang

terdapat pada daun teh sampai batas tertentu, yaitu

antara 30%-35%. Selain itu berfungsi mencegah

fermentasi dan menghasilkan warna serta aroma yang

khas.

Pengeringan awal dimulai dari hasil pucuk yang telah

digulung dengan kadar air 65%-70%, dimasukan

pengering (ECP), melalui rak bertingkat. Pada saat

bahan dimasukkan, bahan diratakan oleh sisir perata

dengan ketebalan 3 cm. Pemasukan pucuk dilakukan

secara kontinyu dan merata. Guna terjaminnya

pengeringan yang baik. Produk kering yang dihasilkan

dari mesin ECP ini berkadar air 30%-35%, lama

pengeringan mesin ECP berkisar 25 menit. Hasil

pengeringan awal pucuk daun jika diremas tidak keluar

air dan tidak hancur serta warna tetap hijau.

Dalam pengeringan, pucuk agar tidak mengalami

fermentasi, digunakan udara panas yang tinggi antara

(67)

Pembagian angin haruslah rata pada semua tingkatan

(stage) agar dapat diperoleh derajat kekeringan yang

sama. Udara dapat dimasukkan dari atas ataupun bawah

namun yang jelas angin haruslah merata. Untuk

mendapatkan udara panas sampai sushu 1350C

digunakan dapur api atau Heat Exchanger (HE), dimana

dengan bahan bakar solar atau minyak tanah sebagai

sumber energinya.

Angin panas yang masuk keruangan ECP adalah

panas hasil induksi, artinya angin panas tersebut

dihasilkan dari angin luar yang dihisap oleh blower

melalui tungku api besi panas sehingga dihasilkan angin

panas dengan suhu sampai 1350C. Api dari burner tidak

boleh masuk ke ruang pengering sebab asapnya dapat

menyerap kelembapan dan dapat menyimpan bau yang

tidak diinginkan.

Untuk memperoleh mutu teh yang baik diperlukan

pengaturan suhu, dengan menggunakan thermostat yang

dihubungkan dengan termokontrol, sehingga panas untuk

pengeringan dapat diatur. Jika pengeringan tidak

terkontrol akan berakibat panas terlalu tinggi dan akan

Gambar

Tabel 3.3. Peramalan Permintaan Produksi dengan Menggunakan
Gambar 3.2. Diagram Alir Pengolahan Daun Teh pada PT. Rumpun Sari
Gambar 3.2. Diagram Alir Pengolahan Daun Teh pada
Tabel 3.1. Tabel Hasil Produksi PSB Bulanan
+3

Referensi

Dokumen terkait

KI 4 : Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas, sistematis, dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan dalam tindakan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan religiusitas, konsep diri, keintiman keluarga dengan prilaku seksual pranikah pada mahasiswa kebidanan Poltekkes Bhakti

on Recripocal Teaching Strategy for VIII Grade Students of SMP Tarsisius Vireta Tangerang. Yogyakarta: English Language Education Study Program, Sanata Dharma University.

Perbedaan penelitian yang dilakukan peneliti pertama yaitu terletak pada lokasi, waktu, dan materi yang dibahas, peneliti pertama di pada RS Bersalin Ananda tahun

Dengan tujuan untuk memahami fungsi, tugas dan wewenang penyidik Polri dan penuntut umum dalam tindak pidana korupsi yang terjadi di Indonesia khususnya di wilayah hukum

Pusat pelatihan futsal sendiri merupakan tempat dimana para pemain dari sebuah tim menjalani berbagai macam sesi latihan dari aspek fisik maupun teknik, baik didalam

Data primer kuantitaif didapatkan dengan melakukan pertanyaan kepada narasumber, data kuantitafif yang akan dicari terdiri dari data mengenai jumlah pasien Rumah Sakit Hewan

Hasil yang didapat adalah pengaruh terpaan pemberitaan aksi premanisme di Yogyakarta pada SKH Kedaulatan Rakyat memiliki hubungan yang signifikan dan berpengaruh