PENGARUH IKLAN TERHADAP CITRA MEREK
MIE INSTAN MEREK SUPERMI
DI SURABAYA SELATAN
SKRIPSI
Diajukan Oleh :
BURHAN MAWARIDI AKHMAD 0812010164/FE/EM
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Per syaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
J ur usan Manajemen
Diajukan Oleh :
BURHAN MAWARIDI AKHMAD 0812010164/FE/EM
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”
J AWA TIMUR
SKRIPSI
PENGARUH IKLAN TERHADAP CITRA MEREK
MIE INSTAN MEREK SUPERMI
DI SURABAYA SELATAN
Oleh:
Bur han Mawaridi Akhmad 0812010164/FE/EM
Telah disetujui oleh Tim Penguji Skripsi Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi
Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Pada Tanggal 20 Desember 2013 :
Pembimbing : Tim Penguji :
Pembimbing Utama Ketua
Dra. Ec. Siti Aminah, MM Dr. Dhani Ichsanuddin N, MM
NIP. 196107121988032001 NIP. 196309241989031001
Sekretaris
Dra. Ec. Siti Aminah, MM NIP. 196107121988032001
Anggota
Dr s. Ec. Pandji Sugiono, MM NIP. 196410231990031002 Mengetahui
Dekan Fakultas Ekonomi
Oleh:
BURHAN MAWARIDI AKHMAD 0812010164/FE/EM
Disetujui untuk ujian lisan oleh:
Pembimbing Utama:
Dra. Ec. Siti Aminah, MM Tanggal: …………
Mengetahui
Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran”
J awa Timur
USULAN PENELITIAN
PENGARUH IKLAN TERHADAP CITRA MEREK MIE INSTAN MEREK SUPERMI
DI SURABAYA SELATAN Oleh:
BURHAN MAWARIDI AKHMAD 0812010164/FE/EM
Telah diseminarkan dan disetujui untuk menyusun skripsi oleh:
Pembimbing Utama:
Dra. Ec. Siti Aminah, MM Tanggal: …………
Mengetahui
Ketua Program Studi Manajemen Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran”
J awa Timur
DI SURABAYA SELATAN Oleh:
BURHAN MAWARIDI AKHMAD 0812010164/FE/EM
Telah disetujui untuk diseminarkan oleh:
Pembimbing Utama:
Dra. Ec. Siti Aminah, MM Tanggal: …………
Mengetahui
Ketua Program Studi Manajemen Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran”
J awa Timur
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb.
Dengan memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT, yang telah memberikan limpahan berkah dan rahmat-Nya sehingga skripsi yang berjudul “PENGARUH IKLAN
TERHADAP CITRA MEREK MIE INSTAN MEREK SUPERMI DI SURABAYA
SELATAN”
Penyusunan skripsi ini ditujukan untuk memenuhi syarat penyelesaian Studi Pendidikan Strata Satu, Fakultas Ekonomi jurusan Manajemen, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
Pada kesempatan ini saya ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberi bimbingan, petunjuk serta bantuan yang sangat luar biasa, khususnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Sudarto, MP selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
2. Bapak Dr. Dhani Ichsanudin Nur. SE, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
3. Bapak Dr. Muhadjir Anwar, MM, MS. Selaku Ketua Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.
6. Kepada keluarga tercinta, Bapak Mat Yatim dan Ibu Mun’ayati serta Fariz Maraghi Akhmad dan Hilman Irshadi Akhmad, terima kasih atas semua doa, kesabaran dan dukungannya dalam penyusunan skripsi ini.
7. Kepada Ike Yulvi Sintya Sari, terima kasih atas doa, motivasi dan kesabarannya, terima kasih atas semuanya.
8. Teman-teman Laviola FC; Abdul Aziz, Afian Maulana, Farizal, Fuat Widjaya, Suhud Sasongko, Sukma Pandji, Yustian Aryanto yang selalu menemani saya di kampus tercinta ini.
9. Teman-teman Manajemen FC; Adi Hardiyanto, Adwityardi L.H., Bagus Kurniawan, Deo Arda, Enes Ira, Rizal Alfahmi, Saiful Anhar, terima kasih atas semua bantuannya.
Saya menyadari sepenuhnya bahwa apa yang telah disusun dalam skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu saya sangat berharap saran dan kritik yang membangun dari pembaca dan pihak lain.
Akhir kata, saya berharap agar skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.
Salam hormat,
Surabaya, November 2013
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ... i
DAFTAR ISI ... iii
DAFTAR TABEL ... v
DAFTAR GAMBAR ... vi
DAFTAR LAMPIRAN ... vii
ABSTRAKSI ... viii
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Perumusan Masalah ... 6
1.3. Tujuan Penelitian ... 6
1.4. Manfaat Penelitian ... 7
BAB II TINJ AUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu ... 8
2.2. Landasan Teori ... 9
2.2.1. Pengertian Pemasaran ... 9
2.2.2. Konsep Pemasaran ... 10
2.2.3. Bauran Pemasaran ... 10
2.3. Pengertian Periklanan ... 13
2.4 Iklan ……….. ... 14
2.5 Citra Merek ... 16
2.6 Hubungan antara Iklan terhadap Citra Merek ... 18
2.7 Kerangka Konseptual ……… ... 19
2.8 Hipotesis ... 19
BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional Dan Pengukuran Variabel ... 20
3.3.2. Pengumpulan Data ... 24
3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ... 25
3.4.1. Teknik Analisis ... . 25
3.4.1.1. Cara Kerja PLS ... 27
3.4.1.2. Model Spesifikasi PLS ... 27
3.4.1.3. Langkah-Langkah PLS ... 28
3.4.1.4. Asumsi PLS ... 42
3.4.1.5. Sample Size ... 42
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.Deskripsi Obyek Penelitian ... 43
4.2.Deskripsi Hasil Penelitian……… .... 43
4.2.1. Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 43
4.2.2. Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Umur ... 44
4.2.3. Deskripsi Iklan ... 44
4.2.4. Deskripsi Citra Merek ... 47
4.3.Analisis Data ... 49
4.3.1. Evaluasi Outlier ... 49
4.4.Partial Least Square ... ... 53
4.4.1. Model PLS ... 53
4.5. Pembahasan Hasil Penelitian ... 58
4.5.1. Iklan Berpengaruh Terhadap Citra Merek ... 58
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 60
5.2 Saran ... 60 DAFTAR PUSTAKA
PENGARUH IKLAN TERHADAP CITRA MEREK
MIE INSTAN MEREK SUPERMI
DI SURABAYA SELATAN
Bur han Mawar idi Akhma d 0812010164/FE /EM
Abstr aksi
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sejauh mana pengaruh iklan terhadap citra merek mie instan merek Supermie di Surabaya Selatan khususnya untuk yang membeli produk di Toko Sumber Pangan.
Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh konsumen yang telah menyaksikan iklan dan mengetahui merek mie instan merek Supermi Di Surabaya Selatan khususnya yang membeli produk di toko sumber pangan. Metode pengambilan sampelnya adalah dengan menggunakan non probability sampling yaitu dengan teknik purposive sampling. Sampel yang diambil adalah sebesar 90 responden. Data yang dipergunakan adalah data primer yaitu data yang berdasarkan kuesioner hasil jawaban responden dan data sekunder yaitu data pendukung yang diperoleh dari Top Beand Index 2012. Sedangkan analisis yang dipergunakan adalah Partial Least Square.
Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian yang telah dikemukakan dapat disimpulkan bahwa iklan memberikan kontribusi terhadap peningkatan citra merek.
1 1.1. Lata r Belakang
Perkembangan dunia bisnis di Indonesia semakin ketat. Di era
globalisasi, dunia usaha secara otomatis akan dihadapkan pada persaingan
yang ketat. Dengan lingkungan yang padat persaingan ini, konsumen
memiliki peluang yang luas untuk produk dengan sederet pilihan sesuai
dengan keinginan dan kebutuhannya. Hal ini menuntut perusahaan untuk
memanfaatkan kemampuan yang ada dengan semaksimal mungkin serta
berusaha mempunyai keunggulan dalam bersaing agar dapat memenuhi
tuntutan pasar dan memenangkan persaingan. Selain itu perusahaan juga
dituntut untuk menciptakan, mempertahankan dan meningkatkan kepuasan
konsumen pada suatu produk yang ditaarkan. Hanya perusahaan yang mampu
mengimbangi pasarlah yang mampu bertahan dan terus eksis di dunia bisnis
sekarang ini.
Periklanan mendapat sorotan tajam semenjak aspek informasi menjadi
bagian penting dalam bisnis, kegiatan periklanan yang efektif dipandang
mampu mempengaruhi kecendrungan mengkonsumsi dalam masyarakat.
Periklanan yang efektif akan mengubah pengetahuan publik mengenai
ketersediaan dan karakteristik beberapa produk, elastisitas permintaan produk
2
menunjukkan bahwa anggaran iklan berpengaruh positif terhadap penjualan
dan market share, sebaliknya peningkatan anggaran iklan pesaing
berpengaruh negatif terhadap tingkat penjualan dan market share pesaingnya .
Dampak iklan ternyata bervariasi tergantung efektivitasnya, dengan demikian
anggaran iklan yang lebih besar tidak selalu mampu mengubah penjualan dan
market share dalam tataran yang lebih besar pula.
Periklanan juga merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan
perusahaan dalam pencapaian tujuan. Meskipun produk yang ditawarkan
adalah produk yang bagus namun apabila masyarakat belum pernah
mendengarnya dan tidak yakin bahwa produk itu akan berguna bagi mereka ,
maka mereka tidak akan pernah membelinya.
Menurut kotler (2002:658) dalam jurnal Nila (2012:14) tujuan waktu
periklanan adalah salah satu tugas komunikasi spesifik dan level
keberhassilan yang harus dicapai atas audiens spesifik pada periode yang
spesifik.
Iklan yang efektif adalah iklan yang memikirkan dan memahami
kebutuhan pelanggan, iklan yang mengkomunikasikan keuntungan –
keuntungan yang spesifik, iklan yang menekankan pada tindakan spesifik
yang yang harus diambil oleh konsumen. Iklan yang baik memahami bahwa
orang tidak membeli produk tetapi membeli keuntungan dari produk tersebut
Citra merek merepresentasikan keseluruhan persepsi dari tahap merek
dan dibentuk dari informasi dan pengalaman masa lalu. Menurut Kotler (
2001 : 225) dalam jurnal ( Nila Kusuma dewi 2012 ) mendefinisikan citra
merek adalah serangkaian keyakinan atau kepercayaan yang dipegang
konsumen terhadap produk tertentu. Dengan citra merek yang positif,
perusahaan bisa mengembangkan lini produk dengan memanfaatkan citra
positif. Menurut Shimp (2003 : 12) dalam jurnal ( Nila Kusuma dewi 2012 )
citra dari suatu merek merupakan dimensi kedua dari pengetahuan tentang
merek yang berdasarkan konsumen. Merek yang kuat dengan dengan citra
yang positif lebih tahan menghadapi isu yang tidak baik. Dilain pihak, merek
dengan citra yang negatif lebih sensitive terhadap kesalahan pemasaran. Jelasa
terlihat bahwa citra merek terbentuk lewat asosiasi merek yang berasal dari
atribut toko, manfaat dan sikap konsumen, disamping itu suksesnya progam
marketing tercermin dalam penciptaan asosiasi merek yang menggantungkan.
Konsumen percaya bahwa merek memiliki atribut dan manfaat yang
memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka hingga membuat asosiasi merek
menjadi positif dan terbentuk.
Berbagai kelebihan dan daya tarik produk yang ditawarkan oleh setiap
pemasar untuk memberikan kepuasan pada konsumen. Salah satu produk
yang di tawarkan adalah produk-produk Mie Instan. Salah satu Mie Instan
4
SUPERMI adalah salah satu merek mie instan yang pertama kali
keluar di Indonesia dan bisa dikatakan sebagai pelopor mie instan. Namun
pada saat ini Citra Merek SUPERMI seakan tenggelam dibawah nama besar
produk pesaing. Dikarenakan banyak faktor iklan SUPERMI kurang atau
kalah dengan iklan mie instan yang lain. Isi pesan dari Iklan SUPERMI
kurang begitu jelas, Bintang iklan juga tidak begitu bisa mempengaruhi
konsumen, Music dan Slogan juga sangat perlu karena faktor tersebut paling
mudah diingat. Tetapi Iklan dari SUPERMI kurang begitu menarik sehingga
Citra Merek dimata masyarakat menjadi negatif.
Dengan adanya pesaing yang melekat dibenak masyarakat tentang
produk MIE INSTAN. SUPERMI berusaha untuk menyaingi pesaing yang
lebih kuat dengan meberikan variasi rasa untuk menguasai pasar .namun
peringkat yang didapatkan tidak ada perubahan dari tahun 2010 – 2012.
Tabel 1.1 Data Top Brand Index SUPERMI
MEREK TAHUN
2010
TAHUN
2011
TAHUN
2012
INDOMIE 75,5% 75,5% 75,5%
MIE SEDAP 14,2% 16,4% 15,7%
SUPERMI 4,2% 4,4% 2,5%
Sumber: Top Brand Index
Adanya data Top Brand Index yang menurun pada produk mie instan
baik sehingga mempengaruh citra merek pada masyarakat menjadi negatif
atau menurun.
Berdasarkan data dari Top Brand Index, SUPERMI berada diurutan
ketiga di tahun 2010. Sedangkan di tahun berikutnya angka penjualan
SUPERMI mengalami kenaikan sebesar 0,2%, dari 4,2% menjadi 4,4%. Hal
ini diperkuat oleh sumber yg berasal dari Top Brand Index, tetapi hal ini tidak
meningkatkan citra merek SUPERMI di mata masyarakat, sehingga
SUPERMI tetap berada di urutan ketiga dalam Top Brand di tahun 2011.
Tidak hanya sampai disitu saja, SUPERMI terus mengalami penurunan
mereknya, dalam data Top Brand Index, SUPERMI tetap bertahan diperingkat
ketiga dengan angka penurunan sebesar 1,9%. Dari yang semula 4.4%
menurun drastis menjadi 2,5%. Ada indikasi bahwa iklan SUPERMI kurang
gencar dalam promosinya. Apalagi semenjak adanya produk baru yg
promonya dalam media elektronik ditampilkan secara unik dan dianggap
cukup baik, sehingga dapat mempengaruhi semua yang menonton iklan
tersebut. Bintang iklan yg ditampilkan juga kurang begitu dikenal oleh
masyarakat. Sehingga yang menonton merasa iklan kurang menarik (
6
Tabel 1.2. Data Toko Sumber Pangan
TAHUN TOTAL
PENJUALAN MIE INSTAN
TOTAL PENJUALAN
SUPERMI
PRESENTASE
2010 10.560 240 2,27%
2011 11.376 336 2,95%
2012 12.240 144 1,17%
Menurut kutipan Sutherland ( 2000 ) dalam jurnal Munir mengatakan
bahwa iklan dapat mempengaruhi merek mana yang kita pilih. Periklanan
Mendorong sikap positif terhadap merek ( Hair Et Al,2001) dalam jurnal
Munir. Citra suatu merek terbentuk melalui proses yang cukup panjang dan
dan keberhasilanya tercapai setelah citra positif melekat padanya. Sebuah
iklan mampu mengubah sebuah citra atau meningkatkan keunggulan sebuah
merek ( Sutherland 2001) dalam jurnal Munir. Publikasi dan periklanan sering
digunakan untuk memperbaiki citra negatif suatu merek.
1.2. Rumusa n Masa lah
Berdasarkan uraian pada latar belakang maka rumusan masalah yaitu:
Apakah Iklan berpengaruh terhadap Citra Merek pada Mie Instan
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:
Untuk menganalisis pengaruh Iklan terhadap Citra Merek pada Mie Instan
merek Supermi di Surabaya ?
1.4. Ma nfa at Penelitian
Manfaat yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah :
1. Bagi Peneliti
Dengan penelitian ini penulis berkesempatan untuk mengetahui
dan menerapkan teori-teori yang didapat selama menempuh studi
khususnya tentang manajemen pemasaran.
2. Bagi Perusahaan
Dengan penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi
perusahaan untuk memperbaiki citra merek yang selama ini kurang
begitu diterima di masyarakat.
3. Bagi Lembaga
Dengan penelitian ini lembaga dapat mengetahui masalah yang
BAB II
TINJ AUAN PUSTAKA
2.1. Penelitian Ter dahulu
Hasil penelitian terdahulu yang dapat memberikan kontribusi dan menjadi
acuan dalam penyusunan ini adalah penelitian yang dilakukan :
1. Munir “Pengaruh efektitas iklan terhadap citra merek obat flu
decolgen wilayah surabaya selatan” Sampel pada penelitian ini adalah
konsumen yang menonton iklan. Kesimpulan: Seorang konsumen
yang tergerak mungkin akan mencari informasi yang lebih banyak
terhadap produk yang diinginkannya, yang dapat diperolehnya
memalui pesan iklan dari berbagai sumber, seperti: media televisi,
radio, majalah, surat kabar, internet dan masih banyak lagi media
informasi lainnya.
Tujuannya informasi ini adlah untuk merangsang konsumen
atau pembeli untuk mempunyai Citra positif atas produk yang
ditawarkan. Dengan informasi yang diberikan melalui iklan tersebut,
yang berupaya untuk mengenalkan merek dari produk yang
ditawarkan, sehingga menimbulkan citra yang positif, maka
merek yang baik terhadap produk yang ditawarkan melalui iklan
tersebut.
2.2. Landasa n Teor i
2.2.1 Pemasar an
Pemasaran adalah proses sosial yang didalamnya individu dan
kelompok pendapatkan apa yang mka butuhkan dan inginkan dengan
menciptakan, menawarkan dan secara bebas mempertukarkan produk yang
bernilai dengan pihak lain (Kotler 997, 8) dalam jurnal ( Rr. Siti
Munawaroh 2011 ) . Stanton menyatakan bahwa pemasaran adalah suatu
sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk
merencanakan, menetukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan
barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada
maupun pembeli potensial (Dharmmesta dan Irawan, 2001, 5) dalam jurnal (
Rr. Siti Munawaroh 2011 ).
Pengertian pemasaran dari kedua pendapat diatas menerangkan
bahwa kegiatan pemasaran mencakup ruang lingkup kegiatan yang
sangat luas yang dimulai dari menetukan kebutuhan konsumen dan diakhiri
dengan kepuasan konsumen. Dengan kata lain kegiatan pemasaran bermula
10
2.2.2 Konsep P emasar an
Bagi perusahaan yang berorientasi pada konsumen (pasar), maka
kegiatan pemasaran akan bermula dan berakhir pada konsumen.Artinya
dimulai dari menetukan apa yang diinginkan konsumen dan diakhiri
dengan kepuasan konsumen. Pemuasan kebutuhan konsumen merupakan
syarat mutlak bagi kelang-sungan hidup perusahaan seperti yang tercermin
dalam konsep pemasaran yang dikemukakan oleh Dharmmesta dan
Irawan (2000, 10) dalam jurnal ( Rr. Siti Munawaroh, 2011 ) bahwa konsep
pemasaran adalah suatu fal-safah bisnis yang menyatakan bahwa kepuasan
kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi
kelangsungan hidup perusahaan. Dari konsep pemasaran diatas jelaslah
bahwa perusahaan harus mampu memberikan kepuasan kepada
konsumennya dengan mengetahui apa yang menjadi kebutuhannya agar
perusahaan dapat bertahan dan berkembang.
2.2.3 Baur an Pema sar an ( Marketing Mix )
Pemasaran mempunyai fungsi yang amat penting dalam mencapai
keberhasilan perusahaan. Dalam mencapai keberhasilan pemasaran, setiap
perusahaan perlu menyusun stra tegi pemasaran yang efektif dengan
mengkombinasikan elemen-elemen dalam bauran pemasaran. Dalam
mendukung satu dengan yang lainnya yang kemudian oleh perusahaan
digabungkan untuk memperoleh tanggapan-tanggapan yang diinginkan
didalam pasar sasaran. Dengan perangkat tersebut perusahaan dapat
mempengaruhi permintaan akan produknya.
Strategi pemasaran memerlukan keputusan-keputusan dari
manajemen tentang elemen-elemen marketing mix perusahaan yaitu
keputusan-keputusan dibidang perencanaan produk, penetapan harga,
saluran distribusi serta promosi (harmmesta dan Irawan, 2001, 67) dalam
jurnal ( Rr. Siti Munawaroh 2011 ). Marketing mix atau bauran pemasaran
adalah kombinasi dari empat variabel yaitu produk, struktur harga,
kegiatan promosi, dan sistem distribusi (Dharmmesta dan Handoko,2000,
124) dalam jurnal ( Rr. Siti Munawaroh 2011 ). Keempat unsur bauran
pemasaran tersebut saling berhubungan dan berpengaruh satu sama lain,
sehingga harus diupayakan untuk menghasilkan suatu kebijakan pemasaran
yang mengarah kepada layanan efektif dan kepuasan konsumen. Jadi didalam
bauran pemasaran terdapat variabel-variabel yang saling mendukung satu
dengan yang lainnya, yang kemudian oleh perusahaan digabungkan untuk
memperoleh tanggapan-tanggapan yang diinginkan didalam pasar sasaran.
Dengan perangkat tersebut perusahaan dapat mempengaruhi
12
1. Produk
Kotler (1997 13) menyebutkan produk adalah segala sesuatu yang
dapat ditawar kan untuk memuaskan suatu kebutuhan dan keinginan.
Menurut Dharmmesta dan Irawan (2001, 165) produk adalah suatu sifat
yang komplek baik dapat diraba maupun tidak dapat diraba, termasuk
bungkus, warna, prestise perusahaan dan pengecer yang diterima oleh
pembeli untuk memuaskan keinginan atau kebutuhannya.
2. Harga
Harga adalah jumlah uang (ditambah beberapa produk kalau mungkin)
yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk dan
pelayanan (Dharmmestadan Irawan, 2001, 241).
3. Promosi
Menurut Dharmmesta dan Irawan (2001 :349) promosi adalah arus
informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan
seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran
dalam pemasaran. Tujuan utama promosi adalah menginformasikan,
mempengaruhi,dan membujuk serta mengingatkan pelanggan sasaran
tentang pemasaran dan bauran pemasaran. Dengan memperhatikan hal
yang diinginkan perusahaan dapat memenuhi sasaran dan efisien.
4. Distribusi
Saluran distribusi sering disebut saluran perdagangan atau saluran
pemasaran. Menurut Dharmmesta dan Irawan (2001, 285) saluran
merupakan suatu struktur unit organisasi dalam perusahaan dan luar
perusahaan yang terdiri atas agen, dealer, pedagang besar, dan pengecer
melalui nama sebuah komoditi produk atau jasa dipasarkan.Perantara
pemasaran merupakan lembagan atau individu-individu yang
menjalankan kegiatan khusus dibidang distribusi, yaitu perantara
pedagang dan perantara agen. Alasan utama perusahaan
menggunakan perantara adalah untuk membantu meningkatkan efisiensi
distribusi.
2.3 Penger tian Per ikla nan
Kotler dan Armstrong ( 1997 ) dalam jurnal Nila Kasuma Dewi ( 2012
) mendifinisikan periklanan adalah segala bentuk penyajian non personal dan
promosi ide, barang dan jasa dari suatu sponsor tertentu yang memerlukan
pembayaran. Sedangkan pengertian Iklan menurut Rhenald Kasali ( 2000 )
dalam jurnal Nila Kasuma Dewi ( 2012 ) ialah pesan dari produk, jasa atau ide
14
untuk menarik konsumen. Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan
bahwa adalah pesan yang disampaikan kepada masyarakat melalui bantuan
media promosi, menyinggung media promosi, promosi dapat dilakukan
melalui bantuan media-media publik, seperti radio, televisi, dan media cetak.
Luaskan berita kepada masyarkat. Berita inilah yang disebut iklan atau
advertensi. Jadi periklanan berbeda dengan iklan. Periklanan adalah
prosesnya, sedangkan iklan adalah beritanya.
Periklanan merupakan satu adri empat alat penting yang digunakan
oleh perusahaan untuk memperlancar komunikasi persuasif terhadap
pembelian dan masyarakat yang ditargetkan. Kemudian juga definisi iklan dan
periklanan yang dipopulerkan oleh AMA ( American Marketing Association )
adalah iklan sebagai semua bentuk bayaran untuk mengimplementasikan dan
mempromosikan ide, barang atau jasa secaranon personal oleh sponsor yang
jelas, sedangkan periklanan adalah seluruh proses yang meliputi penyiapan,
perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan iklan ( Fandy Tjiptono, 1997:229 )
dalam jurnal Yudi Farola Bram.
2.4 Iklan
Pengertian iklan secara komprehensif adalah “ semua bentuk aktivitas
untuk menghadirkan dan mempromosikan ide, barang, atau jasa secara non
Iklan merupakan bagian dari komunikasi yang terdiri dari berbagai
kegiatan untuk memberikan informasi dari komunikasi kepada pasar sasaran
akan adanya suatu produk baik berupa barang, jasa, atau ide. Berhasil
tidaknya Iklan yang dilakukan tergantung dari media mana yang digunakan
untuk mencapai sasaran, oleh karenanya masalah pemilihan media iklantidak
hanya didasarkan pada pemikiran saja, melainkan harus diperhatikan
sifat-sifat iklan dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi kegiatan iklan yang
dilakukan.
Menurut Kotler ( 2002:658 ) dalam jurnal Nila Kasuma Dewi iklan
pada dasarnya bertujuan untuk memperkenalkan, mengingatkan dan menjaga
hubungan dengan konsumen akan tertarik pada produk yang ditawarkan, serta
salah satu tugas komunikasi spesifik dan level keberhasilan yang harus dicapai
atau audiens spesifik pada periode waktu yang spesifik. Pesan yang
disampaikan dalam iklan harus mampu menarik perhatian, mempertahankan
ketertarikan, membangkitkan keinginan, dan menggerakkan tindakan,
sehingga citra merek dapat terbentuk dibenak konsumen disaat konsumen
mengenal, memakai produk. Konsumen yang puas akan membeli kembali
produk, memuji produk yang dibelinya dihadapan orang lain dan sedikit
menaruh perhatian pada merek pesaing. Maka hal ini akan sangat
menguntungkan sekali bagi perusahaan karena konsumen tersebut akan
cenderung loyal karena kepuasan yang telah mereka peroleh dari produk yang
16
produk, merenew produk yang dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan
konsumen.
2.5 Citr a Mer ek
Citra merek lebih dahulu dipahami sebagai konsep penting dalam
marketing. Dalam literature pemasaran, focus terhadap merek dipelajari dari
persepektif perusahaan dan persepektif konsumen.
Merek menjadi tanda pengenal bagi penjual atau pembuat suatu
produk atau jasa. Menurut Kotler (2005) dalam ( Praba Sulistya ), merek
adalah suatu simbol rumit yang dapat menyampaikan hingga enam tingkat
pengertian sebagai berikut:
1. Atribut: suatu merek dapat mengingatkan pada atribut-atribut tertentu.
2. Manfaat: atribut-atribut harus diterjemahkan menjadi manfaat
fungsional dan emosional.
3. Nilai: suatu merek juga mengatakan sesuatu tentang nilai
produsennya.
4. Budaya: suatu merek mungkin juga melambangkan budaya tertentu.
5. Kepribadian: suatu merek dapat mencerminkan kepribadian tertentu.
6. Pemakai: suatu merek menyiratkan jenis konsumen yang membeli atau
Jelas terlihat bahwa citra merek terbentuk lewat asosiasi merek yang
berasal dari atribut produk, manfaat dan sikap konsumen, disamping itu
suksesnya program marketing tercermin dalam penciptaan asosiasi merek
yang menguntungkan. Konsumen percaya bahwa merek memiliki atribut dan
manfaat yang memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka hingga membuat
keseluruhan asosiasi merek menjadi positif dan terbentuk.
American Marketing Association yang dikutip dari Kotler (2005)
dalam ( Praba Sulistya ) mendefinisikan merek sebagai nama, istilah, tanda,
simbol, desain, atau kombinasi semuanya. Yang dimaksudkan untuk
mengidentifikasi barang atau jasa seseorang atau sekelompok penjualan dan
untuk membedakannya dari barang atau jasa pesaing.
Menurut Kotler ( 2001 : 225 ) dalam jurnal Nila Kasuma Dewi ( 2012
) citra merek adalah serangkaian keyakinan atau kepercayaan yang dipegang
konsumen terhadap produk tertentu. Menurut Shimp ( 2003 : 12 ) citra dari
suatu merek merupakan dimensi kedua dari pengetahuan tentang merek yang
18
2.6 Hubungan antar a Ikla n ter hadap Citr a Merek
Para konsumen akan lebih reseptif terhadap periklanan setelah
mengidentifikasi adanya kebutuhan. Periklanan bagi konsumen merupakan
sumber utama informasi tentang merek beserta atribut produk lainnya.
Menurut Sutherland ( 2000 : 14 ) dalam jurnal Munir “Iklan juga dapat
mengubah image kita terhadap sebuah merek”. Menurut Shimp ( 2000 : 442 )
dalam jurnal Munir “Periklanan berupaya untuk mengembangkan citra atau
identitas bagi suatu merek dengan mengasosiasikan produk tersebut dengan
simbol-simbol tertentu. Menurut Sutisna ( 2001 : 107 ) dalam jurnal Munir
“Iklan yang ditampilkan mampu menciptakan kepercayaan positif terhadap
merek”. Berdasarkan pernyataan tersebut diatas dapat dikatakan bahwa ada
hubungan antara iklan dan citra merek. Untuk menciptakan citra merek pada
suatu produk yang baik, maka diperlukan suatu periklanan yang baik dengan
iklan yang baik dan menarik dapat menimbulkan kesan yang positif bagi
konsumen yang mendengarkan dan melihatnya sehingga citra merek akan
produk yang diiklankan akan mendapatkan kepercayaan positif dari
2.7 Kera ngka Konseptual
2.8 Hipotesis
Berdasarkan latar belakang permasalahan dan landasan teori yang ada, maka
hipotesis penelitian dapat penulis uraikan sebagai berikut:
Diduga terdapat pengaruh positif antara Iklan terhadap Citra Merek pada
mie instan merek SUPERMI.
Iklan
X₁
Cit ra M erek
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 3.1.1 Definisi Operasional
Variabel-variabel dalam penelitian didefinisikan sebagai berikut:
A. Iklan (X1)
Iklan adalah segala bentuk penyajian non personal dan promosi ide, barang, atau jasa dari suatu sponsor tertentu yang memerlukan pembayaran. ( Kotler dan Armstrong 1997 ).
Indikator Iklan Menurut Nila Kesuma dewi ( 2012 ) antara lain :
• Daya tarik pesan
• Media pesan yang digunakan • Bintang iklan
B. Citr a Merek ( Y1 )
Citra merek adalah serangkaian keyakinan atau kepercayaan yang dipegang konsumen terhadap produk tertentu ( Kotler ( 2001 : 225 ) ).
Indikator Citra Merek antara lain: • Kualitas Merek
• Merek yang sangat familier sesuai
dengan manfaatmya
• Kemudahan dalam memperoleh • Merek dapat di ingat
3.1.2 Pengukur an Variable
22
1 5
Sangat tidak setuju sangat setuju Keterangan :
1 = Sangat tidak setuju 4 = Setuju 2 = Tidak setuju 5 = Sangat setuju 3 = Netral
3.2 Teknik Penentuan Sampel 3.2.1. Populasi
Populasi adalah jumlah keseluruhan obyek yang akan diteliti. Dalam penelitian ini populasi yaitu seluruh konsumen yang telah menyaksikan iklan dan mengetahui merek mie instan merek Supermi di Surabaya Selatan dan yang membeli produk di toko Sumber Pangan.
3.2.2. Sampel
probability sampling dengan cara purposive sampling. Teknik non
probability yaitu dimana semua elemen populasi belum tentu
memiliki peluang yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik purposive sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan perseorangan atau pertimbangan penelitian. Pada teknik ini penelitian memilih sampel purposif bertujuan secara subjektif. Pertimbangan dalam pengambilan sampel yang diperlukan dimana yang diambil memiliki ciri-ciri atau karakteristik yaitu berumur lebih dari 17 tahun, pernah menyaksikan iklan Mie Instan merek supermi di Surabaya Selatan khususnya yang membeli produk di toko Sumber Pangan.
Pedoman pengukuran sample menurut Ferdinand (2002 : 48) : 1. 100 – 200 sampel untuk teknik Maximum Likehood Estimation. 2. Tergantung pada jumlah parameter yang diestimasi. Pedomannya
adalah 5 – 10 jumlah parameter yang diestimasi.
3. Tergantung pada jumlah indikator yang digunakan dalam seluruh variabel laten. Jumlah sampel adalah jumlah indikator dikali 5 sampai 10. Bila terdapat indikator, besarnya sampel adalah antara 100 – 200.
24
3.3. Teknik Pengumpulan Data 3.3.1. J enis Data
a. Data Primer
Data yang digunakan adalah data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari jawaban responden melalui survey, dengan menggunakan wawancara secara langsung melalui media kuesioner untuk memperoleh informasi yang sesuai dengan tujuan penelitian dengan menggunakan skala likert.
b. Data Sekunder
Data yang diperoleh atau dikumpulkan dari kondisi tingkat nilai merek pada masyarakat dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2012 yang diperoleh dari data TOP Brand Index 2012. melalui media cetak maupun data lain yang diperlukan dan yang berhubungan dengan obyek penelitian agar relevan dengan penelitian.
3.3.2. Pengumpulan Data
a. Metode Kuesioner
Metode kuesioner yaitu teknik pengumpulan data dengan memberikan daftar pertanyaan (Angket) kepada responden untuk memperoleh informasi langsung.
3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis 3.4.1. Teknik Analisis
26
SEM (Structur Equation Modelling) tetapi dengan jumlah sample yang besar.
SEM berbasis covariance based, adapun perbedaan antara
covariance based SEM dengan component based PLS adalah dalam
penggunaan model persamaan struktural untuk menguji teori atau pengembangan teori untuk tujuan prediksi oleh Ghozali (2008: 5) . Pada situasi dimana penelitian mempunyai dasar teori yang kuat dan pengujian teori atau pengembangan teori sebagai tujuan utama riset, maka metode dengan covariance based (Generalized Least Squares) lebih sesuai. Namun demikian adanya indeterminacy dari estimasi
factor score maka akan kehilangan ketepatan prediksi dari pengujian
teori tersebut. Untuk tujuan prediksi, pendekatan PLS lebih cocok. Karena pendekatan untuk mengestimasi variabel laten dianggap sebagai kombinasi linier dari indikator maka menghindarkan masalah indeterminacy dan memberikan definisi yang pasti dari komponen skor.
laten, sehingga pelaksanaan prediksi sulit dilakukan. Oleh karena itu dalam penelitian ini digunakan metode PLS.
3.4.1.1. Cara Kerja PLS
Estimasi parameter yang didapat dengan PLS dapat dikategorikan menjadi tiga. Kategori pertama yaitu weight estimate yang digunakan untuk menciptakan skor atau nilai variabel laten. Kedua mencerminkan estimasi jalur (path estimate) yang menghubungkan variabel laten dan antar variabel laten dan indikatornya (loading), ketiga berkaitan dengan means dan lokasi parameter (nilai konstanta regresi) untuk indikator dan variabel laten. Untuk memperoleh ketiga estimasi ini, PLS menggunakan proses iterasi tiga tahap dan setiap tahap iterasi menghasilkan estimasi. Tahap pertama menghasilkan weight estimate, tahap kedua menghasilkan estimasi untuk inner model dan outer model, tahap ketiga menghasilkan estimasi means dan lokasi(konstanta).
Selama iterasi berlangsung inner model estimate digunakan untuk mendapatkan outside approximation weigth, sementara itu
outer model estimate digunakan untuk mendapatkan inside
approximation weight. Prosedur iterasi ini akan berhenti ketika
28
3.4.1.2. Model Spesifikasi PLS
PLS terdiri atas hubungan eksternal ( outer model atau model pengukuran) dan hubungan internal (inner model atau model struktural). Hubungan tersebut didefinisikan sebagai dua persamaan linier, yaitu model pengukuran yang menyatakan hubungan antara peubah laten dengan sekelompok peubah penjelas dan model struktural yaitu hubungan antar peubah-peubah laten (Gefen,2000).
Model analisis jalur semua variabel laten dalam PLS terdiri dari tiga set hubungan; (1) inner model yang menspesifikasi hubungan antar variabel laten (structural model), (2) outer model yang menspesifikasi hubungan antara variabel laten dengan indikator atau variabel manifestasinya (measurement model), dan (3) weight
relation dalam mana nilai kasus dari variabel laten dapat diestimasi.
3.4.1.3. Langkah-Langkah PLS
Gambar 2 Langkah-langkah Analisis PLS
(1). Langkah Pertama: Merancang Model Str uktural (inner model) Perancangan model struktural hubungan antar variabel laten pada PLS didasarkan pada rumusan masalah atau hipotesis penelitian. Pada SEM perancangan model adalah berbasis teori, akan tetapi pada PLS bisa berupa:
(a) Teori, kalau sudah ada (b) Hasil penelitian empiris
(c) Analogi, hubungan antar variabel pada bidang ilmu yang lain
(d) Normatif, misal peraturan pemerintah, undang-undang, dan lain sebagainya
(inner model)
Merancang Model Pengukuran (outer model)
Mengkonstruksi Diagram Jalur
Konversi Diagram Jalur ke Sistem Persamaan
Estimasi: Weight , Koef. Jalur, dan Loading
Evaluasi Goodness of Fit
Pengujian Hipotesis (Resampling Bootstraping)
2
3
4
5
6
30
(e) Rasional.
Oleh karena itu, pada PLS dimungkinkan melakukan eksplorasi hubungan antar variabel laten, sehingga sebagai dasar perancangan model struktural bisa berupa proposisi. Hal ini tidak direkomendasikan di dalam SEM, yaitu perancangan model berbasis teori, shingga pemodelan didasarkan pada hubungan antar variabel laten yang ada di dalam hipotesis.
(2). Langkah Kedua: Merancang Model Pengukuran (outer model) Pada SEM perancangan model pengukuran hanya merujuk
pada definisi operasional variabel, sesuai dengan proses perancangan instrumen penelitian. Model indikator di dalam SEM semua bersifat refleksif, sehingga perancangan model pengukuran jarang dibicarakan secara detail.
Di sisi lain, pada PLS perancangan model pengukuran (outer
model) menjadi sangat penting, yaitu terkait dengan apakah indikator
bersifat refleksif atau formatif. Merancang model pengukuran yang dimaksud di dalam PLS adalah menentukan sifat indikator dari masing-masing variabel laten, apakah refleksif atau formatif. Kesalahan dalam menentukan model pengukuran ini akan bersifat fatal, yaitu memberikan hasil analisis yang salah.
bahkan belum ada. Oleh karena itu, dengan merujuk pada definisi konseptual dan definisi operasional variabel, diharapkan sekaligus dapat dilakukan identifikasi sifat indikatornya, bersifat refleksif atau formatif.
(3). Langkah Ketiga: Mengkonstruksi diagr am J alur
Bilamana langkah satu dan dua sudah dilakukan, maka agar hasilnya lebih mudah dipahami, hasil perancangan inner model dan
outer model tersebut, selanjutnya dinyatakan dalam bentuk diagram
jalur. Contoh bentuk diagram jalur untuk PLS dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 3 Contoh Diagram Jalur untuk PLS
(4). Langkah Keempat: Konversi diagram J alur ke dalam Sistem Persamaan
a) Outer model, yaitu spesifikasi hubungan antara variabel laten dengan
32
model, mendefinisikan karakteristik variabel laten dengan indikatornya. Model indikator refleksif dapat ditulis persamaannya sebagai berikut:
x = Λx ξ + εx y = Λy η + εy
Di mana X dan Y adalah indikator untuk variabel laten eksogen (ξ)
dan endogen (η). Sedangkan Λx dan Λy merupakan matriks loading yang menggambarkan seperti koefisien regresi sederhana yang menghubungkan variabel laten dengan indikatornya. Residual yang diukur dengan εx dan εy dapat diinterpretasikan sebagai kesalahan pengukuran atau noise.
Model indikator formatif persamaannya dapat ditulis sebagai berikut:
ξ = ΠξXi + δx η = ΠηYi + δy
Dimana ξ, η, X, dan Y sama dengan persamaan sebelumnya. Πx dan Πy adalah seperti koefisen regresi berganda dari variabel laten
terhadap indikator, sedangkan δx dan δy adalah residual dari regresi.
Pada model PLS Gambar 3 terdapat outer model sebagai berikut: Untuk variabel latent eksogen 1 (reflektif)
ξ2 = λx4 X4 + λx5 X5 + λx6 X6 + δ4
Untuk variabel latent endogen 1 (reflektif) y1 = λy1 η1 + ε1
y2 = λy2 η1 + ε2
Untuk variabel latent endogen 2 (reflektif) y3 = λy3η2 + ε3
y4 = λy4η2 + ε4
b) Inner model, yaitu spesifikasi hubungan antar variabel laten
(structural model), disebut juga dengan inner relation,
menggambarkan hubungan antar variabel laten berdasarkan teori substansif penelitian. Tanpa kehilangan sifat umumnya, diasumsikan bahwa variabel laten dan indikator atau variabel manifest diskala
zero means dan unit varian sama dengan satu, sehingga parameter
lokasi (parameter konstanta) dapat dihilangkan dari model. Model persamaannya dapat ditulis seperti di bawah ini:
η = βη + Γξ + ζ
Dimana η menggambarkan vektor vaariabel endogen (dependen), ξ adalah vektor variabel laten eksogen dan ζ adalah vektor residual (unexplained variance). Oleh karena PLS didesain untuk model rekursif, maka hubungan antar variabel laten, berlaku bahwa setiap variabel laten dependen η, atau sering disebut causal chain system dari variabel laten dapat dispesifikasikan sebagai berikut:
34
Dimana γjb (dalam bentuk matriks dilambangkan dengan Γ) adalah koefisien jalur yang menghubungkan variabel laten endogen (η) dengan eksogen (ξ). Sedangkan βji (dalam bentuk matriks
dilambangkan dengan β) adalah koefisien jalur yang menghubungkan variabel laten endogen (η) dengan endogen (η);
untuk range indeks i dan b. Parameter ζj adalah variabel inner
residual.
Pada model PLS Gambar 3 inner model dinyatakan dalam sistem persamaan sebagai berikut:
η1 = γ1ξ1 + γ2ξ2 + ζ1
η2 = β1η1 + γ3ξ1 + γ4ξ2 + ζ2
c) Weight relation, estimasi nilai variabel latent. Inner dan outer model
memberikan spesifikasi yang diikuti dengan estimasi weight relation dalam algoritma PLS:
ξb = Σkb wkb xkb ηi = Σki wki xki
Dimana wkb dan wki adalah k weight yang digunakan untuk membentuk estimasi variabel laten ξb dan ηi. Estimasi data variabel laten adalah linear agregat dari indikator yang nilai weight-nya didapat dengan prosedur estimasi PLS.
(5). Langkah Kelima: Estimasi
tercapai kondisi konvergen.
Pendugaan parameter di dalam PLS meliputi 3 hal, yaitu :. 1. Weight estimate yang digunakan untuk menghitung data
variabel laten.
2. Estimasi jalur (path estimate) yang menghubungkan antar variabel laten dan estimasi loading antara variabel laten dengan indikatornya.
3. Means dan parameter lokasi (nilai konstanta regresi, intersep) untuk indikator dan variabel laten.
Sebagai langkah awal iterasi, algoritmanya adalah menghitung aproksimasi outside dari variabel latent dengan cara menjumlahkan indikator dalam setiap kelompok indikator dengan bobot yang sama (equal weight). Bobot untuk setiap iterasi diskalakan untuk mendapatkan unit varian dari skor variabel laten untuk N kasus dalam sampel. Dengan menggunakan skor untuk setiap variabel latent yang telah diestimasi, kemudian digunakan untuk pendugaan aproksimasi inside variabel laten.
Ada tiga skema bobot aproksimasi inside yang telah dikembangkan untuk mengkombinasikan variabel laten tetangga (neighboring LV) untuk mendapatkan estimasi variabel laten tertentu yaitu: centroid, factor dan path weighting. Skema weighting dengan
centroid merupakan prosedur asli yang digunakan oleh Wold.
36
laten dan variabel laten tetangganya (neigboring LV). Nilai kekuatan korelasi dan arah model struktural tidak diperhitungkan. Skema
weighting dengan faktor menggunakan koefisien korelasi antara
variabel laten dengan variabel laten tetangga sebagai pembobot (weight). Variabel laten menjadi principal component (komponen utama) dari variabel laten tetangganya. Skema weighting dengan faktor memaksimumkan varian dari komponen utama variabel laten ketika jumlah variabel laten menjadi tak terhingga jumlahnya. Skema dengan path weighting membobot variabel laten tetangga dengan cara berbeda tergantung apakah variabel laten tetangga merupakan anteseden atau konsekuen dari variabel laten yang ingin kita estimasi.
Dengan hasil estimasi variabel laten dari aproksimasi inside, maka didapatkan satu set pembobot baru dari aproksimasi outside. Jika skor aproksimasi inside dibuat tetap (fixed), maka dapat dilakukan regresi sederhana atau regresi berganda bergantung apakah indikator dari variabel laten bersifat refleksif ataukah model berbentuk formatif. Oleh karena
Ordinary Least Square
systematic part accounted
(6). Langkah Keenam: Goodness of Fit
outer model
composite realibility
outer model
substantive content
relative weight
weight
inner model
Stone-Geisser
Q Square test
bootstrapping
a). Outer Model
Outer model
try out
cross loading
square root of average variance
extracted
square root of average variance
extracted
discriminant
validity
i
i i i
λ
λ
ε
=
+
∑
∑ ∑
Composite reliability
composite reliability ≥
i i
i
c
i
λ
ρ
λ
ε
=
+
∑
b). Inner model
Goodness of Fit Model
Q-Square predictive relevance
predictive relevance ≤
predictive relevance
m
R
path analysis
(7). Langkah Ketujuh: Pengujian Hipotesis
outer
inner model
distribution free
t-test p-value ≤
outter model
inner
number of samples
case per sample
3..4.1.4 Asumsi PLS
inner model
3.4.1.5 Sample Size
resampling Bootestrapping
structural paths
4.1 Deskr ipsi Objek penelitian
Responden yang dijadikan sampel penelitian ini adalah konsumen atau orang yang pernah menyaksikan iklan mie instan merek Supermi yg berusia lebih dari 17 tahun di Surabaya Selatan. Penelitian ini dilakukan 9 bulan terhitung sejak bulan Januari.
Lokasi yang digunakan sebagai ruang sampel adalah wilayah Surabaya Selatan, Jumlah responden sebanyak 90 orang.
4.2 Deskr ipsi Hasil Penelitian
4.2.1 Deskr ipsi Responden Berdasar kan J enis Kelamin
Berdasarkan hasil penyebaran kuisioner kepada 90 orang responden diperoleh gambaran responden berdasarkan jenis kelamin adalah sebagai berikut :
Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasar kan J enis Kelamin
No Jenis Kelamin Jumlah Prosentase (%)
1 Laki-laki 64 71.1
2 Perempuan 26 28.9
Total 90 100,00
Sumber : Hasil penyebaran kuioner
44
sebanyak 64 orang atau sebesar 71,1%, Sedangkan sisanya berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 26 orang atau sebesar 28,9%.
4.2.2 Deskr ipsi Responden Berdasar kan Umur
Berdasarkan hasil penyebaran kuisioner kepada 90 orang responden diperoleh gambaran responden berdasarkan umur adalah sebagai berikut :
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan umur
No Umur Jumlah Prosentase (%)
1 17-30 68 75,5
2 >30 22 24,5
Total 90 100,00
Sumber : Hasil penyebaran kuisioner
Berdasarkan table diatas dapat diketahui bahwa sebagaian besar responden dalam penelitian ini adalah berumur 17-30 tahun yaitu sebanyak 68 orang atau sebesar 75,5%, sedangkan responden yang berusia.30 tahun sebanyak 22 orang atau sebesar 24,5%.
4.2.3 Deskr ipsi Iklan
Sumber : Data dioalah
Berdasarkan table diatas diketahui sebagai berikut :
1. Indikator pertama dari iklan yaitu daya tarik pesan, mendapat respon terbanyak pada skor 5 dengan jumlah 33 responden atau 36,7%, kemudian terbanyak kedua terdapat pada skor 4 dengan jumlah responden 24 atau 26,7%. Artinya sebagaian besar responden menjawab sangat setuju yaitu sebanyak 33 responden atau 36,7%, kemudian yang menjawab setuju sebanyak 24 responden atau sebanyak 26,7% dan yang menjawab netral hanya satu responden atau 1,1%.
Tabel 4.3 Fr ekuensi hasil jawaban responden mengenai variabel Iklan ( X )
NO Pertanyaan skor jawaban Total
1 2 3 4 5
1 Anda tertarik dengan iklan Mie Instan Supermi 13 19 1 24 33 90 Pr osentase % 14,4% 21,1% 1,1% 26,7% 36,7% 100%
2 Anda setuju dengan pesan yang digunakan dalam Iklan Mie Instan Supermi
17 12 10 23 28 90
Pr osentase% 18,9% 13,3% 11,1% 25.6% 31,1% 100%
3
Bintang Iklan Mie Instan Supermie sudah cukup
dikenal Masyarakat 20 6 21 23 20 90
Pr osentase % 22,2% 6,7% 23,3% 25,6% 22,2% 100%
4
Kualitas Musik dalam Iklan Mie Instan Supermie yang ditayangkan di media elektronik sudah cukup menarik
12 18 3 30 27 90
Pr osentase% 13,3% 20,0% 3,3% 33,3% 30,0% 100%
5
Slogan yang dimuat dalam Iklan Mie Instan Supermi cukup menarik dan mudah diingat
19 8 8 33 22 90
Pr osentase% 21,1% 8,9% 8.9% 36,7% 24,4% 100%
46
2. Indikator kedua dari iklan, yaitu media pesan yang digunakan, mendapat respon terbanyak pada skor 5 dengan jumlah responden 28 responden atau 31,2%, kemudian terbanyak kedua pada skor 23 dengan jumlah responden 23 atau 25,6%. Artinya sebagaian besar responden menjawab sangat setuju sebanyak 28 responden atau 31,2%, kemudian menjawab setuju sebanyak 23 responden atau sebanyak 25,6% dan menjawab netral sebanyak 10 responden atau 11,1%.
3. Indikator ketiga dari iklan , yaitu bintang iklan mendapat respon terbanyak pada skor 4 dengan jumlah responden sebanyak 23 responden atau 25,6%, kemudian terbanyak kedua terdapat pada skor 3 dengan jumlah 21 responden atau 23,3%. Artinya sebagian besar responden menjawab setuju yaitu sebanyak 23 responden atau 23,6%, kemudian menjawab setuju sebanyak 28 responden atau sebanyak 26,7% dan yang menjawab netral sebanyak 23 responden atau 21,9%.
5. Indikator kelima dari iklan yaitu slogan mendapat skor terbanyak 4 dengan jumlah responden 33 responden atau 36,7%, kemudian terbanyak kedua terdapat pada skor 5 dengan jumlah responden 22 atau 24,4%. Artinya sabagaian besar responden menjawab setuju yaitu sebanyak 33 responden atau 36,7% kemudian menjawab sangat setuju sebanyak 22 atau 24,4% dan menjawab netral sebanyak 8 responden atau 8,9%.
4.2.4 Deskr ipsi Citra Merek
48
Berdasarkan table diatas diketahui sebagai berikut :
1. Indikator pertama dari citra merek yaitu kualitas merek mendapat responden terbanyak pada skor 4 dengan jumlah responden sebanyak 35 atau 38,9% kemudian terbanyak kedua pada skor 5 sebanyak 19 responden atau 21,1% dan yang menjawab netral sebanyak 7 reponden atau sebesar 7,8%.
2. Indikator kedua dari citra merek yaitu merek yang sangat familier sesuai dengan manfaatnya mendapat responden terbanyak pada skor 4 dengan jumlah responden sebanyak 23 atau 25,6% kemudian terbanyak kedua pada skor 5 sebanyak 21 responden atau 23,3% dan yang menjawab netral Tabel 4.4 Fr ekuensi hasil jawaban responden mengenai variabel Citra Merek ( Y )
NO Pertanyaan skor jawaban Total
1 2 3 4 5
1 Kualitas merek mie istan SUPERMI sudah cukup baik 15 14 7 35 19 90
Pr osentase % 16,7% 15,6% 7,8% 38,9% 19% 100%
2 Merek mie istan SUPERMI sudah sangat familier sesuai dengan manfaatnya
15 15 16 23 21 90
Pr osentase% 16,7% 16,7% 17,8% 25,6% 23,3% 100%
3
Merek mie istan SUPERMI
mudah diperoleh 17 12 9 26 26 90
Pr osentase % 18,9% 13,3% 10,0% 28,9% 28,9% 100%
4
Merek mie istan SUPERMI mudah diingat
18 12 2 32 26 90
Pr osentase% 20,0% 13,3% 2,2% 35,6% 28,9% 100%
3. Indikator ketiga dari citra merek yaitu kemudahan dalam memperoleh mendapat responden terbanyak pada skor 4 dan 5 dengan jumlah responden sebanyak 26 atau 28,9% kemudian terbanyak kedua pada skor 1 sebanyak 17 responden atau 18,9% dan yang menjawab netral sebanyak 9 reponden atau sebesar 10,0%.
4. Indikator keempat dari citra merek yaitu merek dapat diingat mendapat responden terbanyak pada skor 4 dengan jumlah responden sebanyak 32 atau 35,6% kemudian terbanyak kedua pada skor 5 sebanyak 26 responden atau 28,9% dan yang menjawab netral sebanyak 2 reponden atau sebesar 2,2%.
4.3 Analisis Data 4.3.1 Evaluasi Outlier
50
Terdapat outlier apabila Mahal. Distance Maximum > Prob. & Jumlah variabel [=CHIINV(0,001;9) : dicari melalui Excel] = 27,877
Ta b e l 4 .5 Res i d u a l s St a t i s t i cs
Res i d u a l s St a t i s t i csa
Minim um Maxim um Mean St d. Deviat ion N Pr edict ed Value 25,6352 67,4030 45,5000 8,57186 90 St d. Pr edict ed Value - 2,317 2,555 ,000 1,000 90 St andard Er ror of Pr edict ed
Value 5,316 11,618 8,585 1,267 90 Adj ust ed Pr edict ed Value 24,1745 67,0057 45,6884 9,25455 90 Residual - 56,82596 49,94497 ,00000 24,67840 90 St d. Residual - 2,183 1,919 ,000 ,948 90 St ud. Residual - 2,292 2,011 - ,003 1,005 90 Deleted Residual - 62,63374 54,85397 - ,18837 27,76510 90 St ud. Delet ed Residual - 2,356 2,051 - ,004 1,012 90 Mahal. Distance 2,723 1 6 ,7 4 2 8,900 2,860 90 Cook's Dist ance ,000 ,069 ,013 ,014 90 Center ed Leverage Value ,031 ,188 ,100 ,032 90 a. Dependent Var iable: DATA
Nilai Mahal. Distance Maximum 16,742 yang lebih KECIL dari 27,877 Berarti tidak terdapat outlier pada data tersebut, oleh karena itu data ini mempunyai kualitas yang baik dan dapat dilanjutkan untuk diolah lebih lanjut
Ta b e l 4 .6 Fr eq u en cy Ta b l e
Ta b e l 4 .6 .1 Fr ek u e n s i ( X )
X 1
Fr equency Percent Valid Per cent Cum ulat ive Percent
Valid
1,00 13 14,4 14,4 14,4 2,00 19 21,1 21,1 35,6 3,00 1 1,1 1,1 36,7 4,00 24 26,7 26,7 63,3 5,00 33 36,7 36,7 100,0 Tot al 90 100,0 100,0
X 2
Fr equency Percent Valid Per cent Cum ulat ive Percent
Valid
X 3
Fr equency Percent Valid Per cent Cum ulat ive Percent
Valid
1,00 20 22,2 22,2 22,2 2,00 6 6,7 6,7 28,9 3,00 21 23,3 23,3 52,2 4,00 23 25,6 25,6 77,8 5,00 20 22,2 22,2 100,0 Tot al 90 100,0 100,0
X 4
Fr equency Percent Valid Per cent Cum ulat ive Percent
Valid
1,00 12 13,3 13,3 13,3 2,00 18 20,0 20,0 33,3 3,00 3 3,3 3,3 36,7 4,00 30 33,3 33,3 70,0 5,00 27 30,0 30,0 100,0 Tot al 90 100,0 100,0
X 5
Fr equency Percent Valid Per cent Cum ulat ive Percent
Valid
52
Ta b e l 4 .6 .2 Fr ek u e n s i ( Y)
Y1
Fr equency Percent Valid Per cent Cum ulat ive Percent
Valid
1,00 15 16,7 16,7 16,7 2,00 14 15,6 15,6 32,2 3,00 7 7,8 7,8 40,0 4,00 35 38,9 38,9 78,9 5,00 19 21,1 21,1 100,0 Tot al 90 100,0 100,0
Y2
Fr equency Percent Valid Per cent Cum ulat ive Percent
Valid
1,00 15 16,7 16,7 16,7 2,00 15 16,7 16,7 33,3 3,00 16 17,8 17,8 51,1 4,00 23 25,6 25,6 76,7 5,00 21 23,3 23,3 100,0 Tot al 90 100,0 100,0
Y3
Fr equency Percent Valid Per cent Cum ulat ive Percent
Valid
1,00 17 18,9 18,9 18,9 2,00 12 13,3 13,3 32,2 3,00 9 10,0 10,0 42,2 4,00 26 28,9 28,9 71,1 5,00 26 28,9 28,9 100,0 Tot al 90 100,0 100,0
Y4
Fr equency Percent Valid Per cent Cum ulat ive Percent
Valid
4.4 PARTIAL LEAST AQUARE 4.4.1 Model PLS
MODEL PLS
Pa t h Co e f f i ci e n t s ( M e a n , STD EV , T- V a l u e s )
K o e f i s i e n
Pa t h ( O )
Sa m p l e M e a n ( M )
St a n d a r d D e v i a t i o n
( STD EV )
St a n d a r d Er r o r ( STERR)
T St a t i s t i cs ( | O/ STERR| )
I K L A N ( X ) - > CI TRA
M EREK ( Y ) 0,9584 38 0,9608 31 0,0064 49 0,0064 49 148,61 2177
Ta b el 4 . 7 Ta b e l Ou t e r W e i g h t s
Ou t e r W e i g h t s ( M e a n , STD EV , T- V a l u e s )
Fa ct o r
Lo a d i n g ( O)
Sa m p l e M e a n ( M )
St a n d a r d D e v i a t i o n ( STD EV )
St a n d a r d Er r o r ( STERR)
T St a t i s t i cs ( | O/ STERR| )
X . 1 - > I K L A N ( X ) 0,3344 88 0,3295 32 0,0713 60 0,0713 60 4,6873 67
X . 2 - > I K L A N ( X ) 0,1734 65 0,1712 55 0,0639 04 0,0639 04 2,7144 74
X . 3 - > I K L A N ( X ) 0,1780 83 0,1789 84 0,0565 08 0,0565 08 3,1514 82
X . 4 - > I K L A N ( X ) 0,1825 19 0,1825 58 0,0656 59 0,0656 59 2,7797 96
X . 5 - > I K L A N ( X ) 0,2135 99 0,2172 44 0,0680 40 0,0680 40 3,1393 29
Y. 1 < - CI TRA
M EREK ( Y ) 0,2671 26 0,2670 98 0,0059 02 0,0059 02 45,2 5736 4
Y. 2 < - CI TRA
M EREK ( Y ) 0,2616 75 0,2617 09 0,0058 12 0,0058 12 45,0 2012 7
Y. 3 < - CI TRA
M EREK ( Y ) 0,2725 22 0,2723 37 0,0051 05 0,0051 05 53,3 8086 0
Y. 4 < - CI TRA
54
Tabel 4.8 Tabel Outer Loadings
Ou t e r Lo a d i n g s ( M e a n , STD EV , T- V a l u e s )
Fa ct o r
Lo a d i n g ( O)
Sa m p l e M e a n ( M )
St a n d a r d D e v i a t i o n
( STD EV )
St a n d a r d Er r o r ( STERR)
T St a t i s t i cs ( | O/ STERR| )
X . 1 - > I K L A N ( X ) 0,9611 93 0,9594 61 0,0093 39 0,0093 39 102,92 0837
X . 2 - > I K L A N ( X ) 0,9121 62 0,9102 63 0,0210 55 0,0210 55 43,3 2372 9
X . 3 - > I K L A N ( X ) 0,8642 47 0,8639 90 0,0300 09 0,0300 09 28,7 9979 3
X . 4 - > I K L A N ( X ) 0,9288 91 0,9267 89 0,0135 43 0,0135 43 68,5 8799 8
X . 5 - > I K L A N ( X ) 0,9214 29 0,9206 66 0,0205 44 0,0205 44 44,8 5126 3
Y. 1 < - CI TRA
M EREK ( Y ) 0,9219 34 0,9221 05 0,0140 54 0,0140 54 65,6 0125 2
Y. 2 < - CI TRA
M EREK ( Y ) 0,8958 51 0,8957 96 0,0175 12 0,0175 12 51,1 5536 5
Y. 3 < - CI TRA
M EREK ( Y ) 0,9338 87 0,9340 91 0,0136 12 0,0136 12 68,6 0749 7
Y. 4 < - CI TRA
M EREK ( Y ) 0,9363 11 0,9369 61 0,0094 06 0,0094 06 99,5 4655 6
Ta b e l 4 .9 Ta b e l La t e n t V a r i a b l e Co r r e l a t i o n s
La t e n t V a r i a b l e Co r r e l a t i o n s
CI TRA M EREK ( Y) I K L A N ( X )
CI TRA M EREK ( Y) 1,0000 00
I K L A N ( X ) 0,9584 38 1,0000 00
Tabel 4.10 Tabel R Squar e
R Sq u a r e
R Sq u a r e
CI TRA M EREK ( Y) 0,9186 03
A V E
A V E
CI TRA M EREK ( Y) 0,8503 34
I K L A N ( X )
Co m p o si t e Re l i a b i l i t y
Co m p o s i t e
Rel i a b i l i t y
CI TRA M EREK ( Y) 0,9578 40
I K L A N ( X )
Outer Model (Model Pengukuran dan Validitas Indikator)
Model pengukuran pada variabel Reflektif yaitu variabel Citra Merek didasarkan pada tabel outer Loading.
Outer Loadings (Mean, STDEV, T-Values)
Fa ct o r
Lo a d i n g ( O)
Sa m p l e M e a n ( M )
St a n d a r d D e v i a t i o n
( STD EV )
St a n d a r d Er r o r ( STERR)
T St a t i s t i cs ( | O/ STERR| )
X . 1 - > I K L A N ( X ) 0,9611 93 0,9594 61 0,0093 39 0,0093 39 102,92 0837
X . 2 - > I K L A N ( X ) 0,9121 62 0,9102 63 0,0210 55 0,0210 55 43,3 2372 9
X . 3 - > I K L A N ( X ) 0,8642 47 0,8639 90 0,0300 09 0,0300 09 28,7 9979 3
X . 4 - > I K L A N ( X ) 0,9288 91 0,9267 89 0,0135 43 0,0135 43 68,5 8799 8
X . 5 - > I K L A N ( X ) 0,9214 29 0,9206 66 0,0205 44 0,0205 44 44,8 5126 3
Y. 1 < - CI TRA
M EREK ( Y ) 0 ,9 2 1 9 3 4 0,9221 05 0,0140 54 0,0140 54 6 5 , 6 0 1 2 5 2
Y. 2 < - CI TRA
M EREK ( Y ) 0 ,8 9 5 8 5 1 0,8957 96 0,0175 12 0,0175 12 5 1 , 1 5 5 3 6 5
Y. 3 < - CI TRA
M EREK ( Y ) 0 ,9 3 3 8 8 7 0,9340 91 0,0136 12 0,0136 12 6 8 , 6 0 7 4 9 7
Y. 4 < - CI TRA
M EREK ( Y ) 0 ,9 3 6 3 1 1 0,9369 61 0,0094 06 0,0094 06 9 9 , 5 4 6 5 5 6
56
korelasi antara indikator dengan variabel, jika lebih besar dari 0,5 maka korelasi disebut valid dan jika nilai T-Statistic lebih besar dari 1,645 maka korelasinya disebut signifikan.
Berdasarkan pada tabel outer loading di atas, maka pada variabel dengan indikator reflektif Yaitu Citr a Merek, dimana semua indikator (Y1,Y2,Y3 dan Y4) memiliki factor loading lebih besar dari 0,50 dan atau signifikan (Nilai T-Statistic lebih dari nilai Z α = 0,10 (10%) = 1,645 ), sehingga indikator-indikator tersebut adalah menjadi pengukur/indikator variabel Citra Merek.Secara keseluruahn hasil estimasi telah memenuhi Convergen vailidity dan validitas baik.
Average var iance extracted (AVE)
A V E
CI TRA M EREK ( Y) 0,8503 34
I K L A N ( X )
Model Pengukuran berikutnya adalah nilai Avarage Variance Extracted (AVE) , yaitu nilai menunjukkan besarnya varian indikator yang dikandung oleh variabel latennya. Konvergen Nilai AVE lebih besar 0,5 juga menunjukkan kecukupan validitas yang baik bagi variabel laten. Pada variabel indikator reflektif dapat dilihat dari nilain Avarage variance extracted (AVE) untuk setiap
konstruk(variabel). Dipersyaratkan model yang baik apabila nilai AVE masing-masing konstruk lebih besar dari 0,5. Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai AVE untuk konstruk (variabel) Citra Merek memiliki nilai lebih besar dari 0,5, sehingga valid. Untuk variabel dengan indikator Formatif yaitu Iklan tidak memer lukan ukuran validitas (maka tidak terdapat nilai AVE).
Composite Reliability
Co m p o s i t e
Rel i a b i l i t y
CI TRA M EREK ( Y) 0,9578 40
I K L A N ( X )
Variabel dengan indikator formatif tidak dapat dianalisis dengan melihat
convergen validity dan composite reliability. Oleh karena variabel dengan
indikator for matif yaitu Iklan pada dasarnya merupakan hubungan regresi indikator ke variabel , maka cara menilainya adalah dengan melihat nilai koefisien regresi dan signifikansi dari koefisien regresi tersebut. Jadi dilihat nilai outer weight masing-masing indikator dan nilai signifikansinya.
Outer Weights (Mean, STDEV, T-Values)
Fa ct o r
Lo a d i n g ( O)
Sa m p l e M e a n ( M )
St a n d a r d D e v i a t i o n ( STD EV )
St a n d a r d Er r o r ( STERR)
T St a t i s t i cs ( | O/ STERR| )
X . 1 - > I K L A N ( X ) 0 ,3 3 4 4 8 8 0,3295 32 0,0713 60 0,0713 60 4 ,6 8 7 3 6 7
X . 2 - > I K L A N ( X ) 0 ,1 7 3 4 6 5 0,1712 55 0,0639 04 0,0639 04 2 ,7 1 4 4 7 4
X . 3 - > I K L A N ( X ) 0 ,1 7 8 0 8 3 0,1789 84 0,0565 08 0,0565 08 3 ,1 5 1 4 8 2
X . 4 - > I K L A N ( X ) 0 ,1 8 2 5 1 9 0,1825 58 0,0656 59 0,0656 59 2 ,7 7 9 7 9 6
X . 5 - > I K L A N ( X ) 0 ,2 1 3 5 9 9 0,2172 44 0,0680 40 0,0680 40 3 ,1 3 9 3 2 9
Y. 1 < - CI TRA
M EREK ( Y ) 0,2671 26 0,2670 98 0,0059 02 0,0059 02 45,2 5736 4
Y. 2 < - CI TRA
M EREK ( Y ) 0,2616 75 0,2617 09 0,0058 12 0,0058 12 45,0 2012 7
Y. 3 < - CI TRA
M EREK ( Y ) 0,2725 22 0,2723 37 0,0051 05 0,0051 05 53,3 8086 0
Y. 4 < - CI TRA
M EREK ( Y ) 0,2828 13 0,2826 03 0,0058 37 0,0058 37 48,4 4851 1
Hasil pengujian pada tabel outer weight menunjukkann bahwa semua indikator X1,X2,X3,X4 dan X5 pada variabel Iklan adalah signifikan karena nilain T-Statistiknya lebih besar dari 1,645 (pada Z α = 0,10). Jadi dapat disimpulkan
bahwa kelima indikator tersebut adalah berperan menjadi indikator variabel Citra Merek.
Inner Model (Pengujian Model Str uktural)
58
R-squar e
R Sq u a r e
CI TRA M EREK ( Y) 0,9186 03
I K L A N ( X )
Nilai R2 = 0,9186. Hal ini dapat diinterpretasikan bahwa model mampu menjelaskan fenomena/masalah Citra Merek sebesar 91,86 %. Sedangkan sisanya (8,14 %) dijelaskan oleh variabel lain (selain Iklan) yang belum masuk ke dalam model dan error. Artinya