• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH IKLAN TERHADAP CITRA MEREK MIE INSTAN MEREK SUPERMI DI SURABAYA SELATAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH IKLAN TERHADAP CITRA MEREK MIE INSTAN MEREK SUPERMI DI SURABAYA SELATAN."

Copied!
72
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH IKLAN TERHADAP CITRA MEREK

MIE INSTAN MEREK SUPERMI

DI SURABAYA SELATAN

SKRIPSI

Diajukan Oleh :

BURHAN MAWARIDI AKHMAD 0812010164/FE/EM

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

J AWA TIMUR

(2)

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Per syaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

J ur usan Manajemen

Diajukan Oleh :

BURHAN MAWARIDI AKHMAD 0812010164/FE/EM

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN”

J AWA TIMUR

(3)

SKRIPSI

PENGARUH IKLAN TERHADAP CITRA MEREK

MIE INSTAN MEREK SUPERMI

DI SURABAYA SELATAN

Oleh:

Bur han Mawaridi Akhmad 0812010164/FE/EM

Telah disetujui oleh Tim Penguji Skripsi Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Pada Tanggal 20 Desember 2013 :

Pembimbing : Tim Penguji :

Pembimbing Utama Ketua

Dra. Ec. Siti Aminah, MM Dr. Dhani Ichsanuddin N, MM

NIP. 196107121988032001 NIP. 196309241989031001

Sekretaris

Dra. Ec. Siti Aminah, MM NIP. 196107121988032001

Anggota

Dr s. Ec. Pandji Sugiono, MM NIP. 196410231990031002 Mengetahui

Dekan Fakultas Ekonomi

(4)

Oleh:

BURHAN MAWARIDI AKHMAD 0812010164/FE/EM

Disetujui untuk ujian lisan oleh:

Pembimbing Utama:

Dra. Ec. Siti Aminah, MM Tanggal: …………

Mengetahui

Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran”

J awa Timur

(5)

USULAN PENELITIAN

PENGARUH IKLAN TERHADAP CITRA MEREK MIE INSTAN MEREK SUPERMI

DI SURABAYA SELATAN Oleh:

BURHAN MAWARIDI AKHMAD 0812010164/FE/EM

Telah diseminarkan dan disetujui untuk menyusun skripsi oleh:

Pembimbing Utama:

Dra. Ec. Siti Aminah, MM Tanggal: …………

Mengetahui

Ketua Program Studi Manajemen Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran”

J awa Timur

(6)

DI SURABAYA SELATAN Oleh:

BURHAN MAWARIDI AKHMAD 0812010164/FE/EM

Telah disetujui untuk diseminarkan oleh:

Pembimbing Utama:

Dra. Ec. Siti Aminah, MM Tanggal: …………

Mengetahui

Ketua Program Studi Manajemen Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran”

J awa Timur

(7)

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr.Wb.

Dengan memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT, yang telah memberikan limpahan berkah dan rahmat-Nya sehingga skripsi yang berjudul “PENGARUH IKLAN

TERHADAP CITRA MEREK MIE INSTAN MEREK SUPERMI DI SURABAYA

SELATAN”

Penyusunan skripsi ini ditujukan untuk memenuhi syarat penyelesaian Studi Pendidikan Strata Satu, Fakultas Ekonomi jurusan Manajemen, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Pada kesempatan ini saya ingin menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah memberi bimbingan, petunjuk serta bantuan yang sangat luar biasa, khususnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Sudarto, MP selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Dr. Dhani Ichsanudin Nur. SE, MM, selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

3. Bapak Dr. Muhadjir Anwar, MM, MS. Selaku Ketua Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

(8)

6. Kepada keluarga tercinta, Bapak Mat Yatim dan Ibu Mun’ayati serta Fariz Maraghi Akhmad dan Hilman Irshadi Akhmad, terima kasih atas semua doa, kesabaran dan dukungannya dalam penyusunan skripsi ini.

7. Kepada Ike Yulvi Sintya Sari, terima kasih atas doa, motivasi dan kesabarannya, terima kasih atas semuanya.

8. Teman-teman Laviola FC; Abdul Aziz, Afian Maulana, Farizal, Fuat Widjaya, Suhud Sasongko, Sukma Pandji, Yustian Aryanto yang selalu menemani saya di kampus tercinta ini.

9. Teman-teman Manajemen FC; Adi Hardiyanto, Adwityardi L.H., Bagus Kurniawan, Deo Arda, Enes Ira, Rizal Alfahmi, Saiful Anhar, terima kasih atas semua bantuannya.

Saya menyadari sepenuhnya bahwa apa yang telah disusun dalam skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu saya sangat berharap saran dan kritik yang membangun dari pembaca dan pihak lain.

Akhir kata, saya berharap agar skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Salam hormat,

Surabaya, November 2013

(9)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

ABSTRAKSI ... viii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 6

1.3. Tujuan Penelitian ... 6

1.4. Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJ AUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu ... 8

2.2. Landasan Teori ... 9

2.2.1. Pengertian Pemasaran ... 9

2.2.2. Konsep Pemasaran ... 10

2.2.3. Bauran Pemasaran ... 10

2.3. Pengertian Periklanan ... 13

2.4 Iklan ……….. ... 14

2.5 Citra Merek ... 16

2.6 Hubungan antara Iklan terhadap Citra Merek ... 18

2.7 Kerangka Konseptual ……… ... 19

2.8 Hipotesis ... 19

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional Dan Pengukuran Variabel ... 20

(10)

3.3.2. Pengumpulan Data ... 24

3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ... 25

3.4.1. Teknik Analisis ... . 25

3.4.1.1. Cara Kerja PLS ... 27

3.4.1.2. Model Spesifikasi PLS ... 27

3.4.1.3. Langkah-Langkah PLS ... 28

3.4.1.4. Asumsi PLS ... 42

3.4.1.5. Sample Size ... 42

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1.Deskripsi Obyek Penelitian ... 43

4.2.Deskripsi Hasil Penelitian……… .... 43

4.2.1. Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 43

4.2.2. Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Umur ... 44

4.2.3. Deskripsi Iklan ... 44

4.2.4. Deskripsi Citra Merek ... 47

4.3.Analisis Data ... 49

4.3.1. Evaluasi Outlier ... 49

4.4.Partial Least Square ... ... 53

4.4.1. Model PLS ... 53

4.5. Pembahasan Hasil Penelitian ... 58

4.5.1. Iklan Berpengaruh Terhadap Citra Merek ... 58

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 60

5.2 Saran ... 60 DAFTAR PUSTAKA

(11)

PENGARUH IKLAN TERHADAP CITRA MEREK

MIE INSTAN MEREK SUPERMI

DI SURABAYA SELATAN

Bur han Mawar idi Akhma d 0812010164/FE /EM

Abstr aksi

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis sejauh mana pengaruh iklan terhadap citra merek mie instan merek Supermie di Surabaya Selatan khususnya untuk yang membeli produk di Toko Sumber Pangan.

Populasi dalam penelitian ini yaitu seluruh konsumen yang telah menyaksikan iklan dan mengetahui merek mie instan merek Supermi Di Surabaya Selatan khususnya yang membeli produk di toko sumber pangan. Metode pengambilan sampelnya adalah dengan menggunakan non probability sampling yaitu dengan teknik purposive sampling. Sampel yang diambil adalah sebesar 90 responden. Data yang dipergunakan adalah data primer yaitu data yang berdasarkan kuesioner hasil jawaban responden dan data sekunder yaitu data pendukung yang diperoleh dari Top Beand Index 2012. Sedangkan analisis yang dipergunakan adalah Partial Least Square.

Berdasarkan dari hasil penelitian dan pembahasan hasil penelitian yang telah dikemukakan dapat disimpulkan bahwa iklan memberikan kontribusi terhadap peningkatan citra merek.

(12)

1 1.1. Lata r Belakang

Perkembangan dunia bisnis di Indonesia semakin ketat. Di era

globalisasi, dunia usaha secara otomatis akan dihadapkan pada persaingan

yang ketat. Dengan lingkungan yang padat persaingan ini, konsumen

memiliki peluang yang luas untuk produk dengan sederet pilihan sesuai

dengan keinginan dan kebutuhannya. Hal ini menuntut perusahaan untuk

memanfaatkan kemampuan yang ada dengan semaksimal mungkin serta

berusaha mempunyai keunggulan dalam bersaing agar dapat memenuhi

tuntutan pasar dan memenangkan persaingan. Selain itu perusahaan juga

dituntut untuk menciptakan, mempertahankan dan meningkatkan kepuasan

konsumen pada suatu produk yang ditaarkan. Hanya perusahaan yang mampu

mengimbangi pasarlah yang mampu bertahan dan terus eksis di dunia bisnis

sekarang ini.

Periklanan mendapat sorotan tajam semenjak aspek informasi menjadi

bagian penting dalam bisnis, kegiatan periklanan yang efektif dipandang

mampu mempengaruhi kecendrungan mengkonsumsi dalam masyarakat.

Periklanan yang efektif akan mengubah pengetahuan publik mengenai

ketersediaan dan karakteristik beberapa produk, elastisitas permintaan produk

(13)

2

menunjukkan bahwa anggaran iklan berpengaruh positif terhadap penjualan

dan market share, sebaliknya peningkatan anggaran iklan pesaing

berpengaruh negatif terhadap tingkat penjualan dan market share pesaingnya .

Dampak iklan ternyata bervariasi tergantung efektivitasnya, dengan demikian

anggaran iklan yang lebih besar tidak selalu mampu mengubah penjualan dan

market share dalam tataran yang lebih besar pula.

Periklanan juga merupakan salah satu faktor penentu keberhasilan

perusahaan dalam pencapaian tujuan. Meskipun produk yang ditawarkan

adalah produk yang bagus namun apabila masyarakat belum pernah

mendengarnya dan tidak yakin bahwa produk itu akan berguna bagi mereka ,

maka mereka tidak akan pernah membelinya.

Menurut kotler (2002:658) dalam jurnal Nila (2012:14) tujuan waktu

periklanan adalah salah satu tugas komunikasi spesifik dan level

keberhassilan yang harus dicapai atas audiens spesifik pada periode yang

spesifik.

Iklan yang efektif adalah iklan yang memikirkan dan memahami

kebutuhan pelanggan, iklan yang mengkomunikasikan keuntungan –

keuntungan yang spesifik, iklan yang menekankan pada tindakan spesifik

yang yang harus diambil oleh konsumen. Iklan yang baik memahami bahwa

orang tidak membeli produk tetapi membeli keuntungan dari produk tersebut

(14)

Citra merek merepresentasikan keseluruhan persepsi dari tahap merek

dan dibentuk dari informasi dan pengalaman masa lalu. Menurut Kotler (

2001 : 225) dalam jurnal ( Nila Kusuma dewi 2012 ) mendefinisikan citra

merek adalah serangkaian keyakinan atau kepercayaan yang dipegang

konsumen terhadap produk tertentu. Dengan citra merek yang positif,

perusahaan bisa mengembangkan lini produk dengan memanfaatkan citra

positif. Menurut Shimp (2003 : 12) dalam jurnal ( Nila Kusuma dewi 2012 )

citra dari suatu merek merupakan dimensi kedua dari pengetahuan tentang

merek yang berdasarkan konsumen. Merek yang kuat dengan dengan citra

yang positif lebih tahan menghadapi isu yang tidak baik. Dilain pihak, merek

dengan citra yang negatif lebih sensitive terhadap kesalahan pemasaran. Jelasa

terlihat bahwa citra merek terbentuk lewat asosiasi merek yang berasal dari

atribut toko, manfaat dan sikap konsumen, disamping itu suksesnya progam

marketing tercermin dalam penciptaan asosiasi merek yang menggantungkan.

Konsumen percaya bahwa merek memiliki atribut dan manfaat yang

memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka hingga membuat asosiasi merek

menjadi positif dan terbentuk.

Berbagai kelebihan dan daya tarik produk yang ditawarkan oleh setiap

pemasar untuk memberikan kepuasan pada konsumen. Salah satu produk

yang di tawarkan adalah produk-produk Mie Instan. Salah satu Mie Instan

(15)

4

SUPERMI adalah salah satu merek mie instan yang pertama kali

keluar di Indonesia dan bisa dikatakan sebagai pelopor mie instan. Namun

pada saat ini Citra Merek SUPERMI seakan tenggelam dibawah nama besar

produk pesaing. Dikarenakan banyak faktor iklan SUPERMI kurang atau

kalah dengan iklan mie instan yang lain. Isi pesan dari Iklan SUPERMI

kurang begitu jelas, Bintang iklan juga tidak begitu bisa mempengaruhi

konsumen, Music dan Slogan juga sangat perlu karena faktor tersebut paling

mudah diingat. Tetapi Iklan dari SUPERMI kurang begitu menarik sehingga

Citra Merek dimata masyarakat menjadi negatif.

Dengan adanya pesaing yang melekat dibenak masyarakat tentang

produk MIE INSTAN. SUPERMI berusaha untuk menyaingi pesaing yang

lebih kuat dengan meberikan variasi rasa untuk menguasai pasar .namun

peringkat yang didapatkan tidak ada perubahan dari tahun 2010 – 2012.

Tabel 1.1 Data Top Brand Index SUPERMI

MEREK TAHUN

2010

TAHUN

2011

TAHUN

2012

INDOMIE 75,5% 75,5% 75,5%

MIE SEDAP 14,2% 16,4% 15,7%

SUPERMI 4,2% 4,4% 2,5%

Sumber: Top Brand Index

Adanya data Top Brand Index yang menurun pada produk mie instan

(16)

baik sehingga mempengaruh citra merek pada masyarakat menjadi negatif

atau menurun.

Berdasarkan data dari Top Brand Index, SUPERMI berada diurutan

ketiga di tahun 2010. Sedangkan di tahun berikutnya angka penjualan

SUPERMI mengalami kenaikan sebesar 0,2%, dari 4,2% menjadi 4,4%. Hal

ini diperkuat oleh sumber yg berasal dari Top Brand Index, tetapi hal ini tidak

meningkatkan citra merek SUPERMI di mata masyarakat, sehingga

SUPERMI tetap berada di urutan ketiga dalam Top Brand di tahun 2011.

Tidak hanya sampai disitu saja, SUPERMI terus mengalami penurunan

mereknya, dalam data Top Brand Index, SUPERMI tetap bertahan diperingkat

ketiga dengan angka penurunan sebesar 1,9%. Dari yang semula 4.4%

menurun drastis menjadi 2,5%. Ada indikasi bahwa iklan SUPERMI kurang

gencar dalam promosinya. Apalagi semenjak adanya produk baru yg

promonya dalam media elektronik ditampilkan secara unik dan dianggap

cukup baik, sehingga dapat mempengaruhi semua yang menonton iklan

tersebut. Bintang iklan yg ditampilkan juga kurang begitu dikenal oleh

masyarakat. Sehingga yang menonton merasa iklan kurang menarik (

(17)

6

Tabel 1.2. Data Toko Sumber Pangan

TAHUN TOTAL

PENJUALAN MIE INSTAN

TOTAL PENJUALAN

SUPERMI

PRESENTASE

2010 10.560 240 2,27%

2011 11.376 336 2,95%

2012 12.240 144 1,17%

Menurut kutipan Sutherland ( 2000 ) dalam jurnal Munir mengatakan

bahwa iklan dapat mempengaruhi merek mana yang kita pilih. Periklanan

Mendorong sikap positif terhadap merek ( Hair Et Al,2001) dalam jurnal

Munir. Citra suatu merek terbentuk melalui proses yang cukup panjang dan

dan keberhasilanya tercapai setelah citra positif melekat padanya. Sebuah

iklan mampu mengubah sebuah citra atau meningkatkan keunggulan sebuah

merek ( Sutherland 2001) dalam jurnal Munir. Publikasi dan periklanan sering

digunakan untuk memperbaiki citra negatif suatu merek.

1.2. Rumusa n Masa lah

Berdasarkan uraian pada latar belakang maka rumusan masalah yaitu:

Apakah Iklan berpengaruh terhadap Citra Merek pada Mie Instan

(18)

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:

Untuk menganalisis pengaruh Iklan terhadap Citra Merek pada Mie Instan

merek Supermi di Surabaya ?

1.4. Ma nfa at Penelitian

Manfaat yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Bagi Peneliti

Dengan penelitian ini penulis berkesempatan untuk mengetahui

dan menerapkan teori-teori yang didapat selama menempuh studi

khususnya tentang manajemen pemasaran.

2. Bagi Perusahaan

Dengan penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi

perusahaan untuk memperbaiki citra merek yang selama ini kurang

begitu diterima di masyarakat.

3. Bagi Lembaga

Dengan penelitian ini lembaga dapat mengetahui masalah yang

(19)

BAB II

TINJ AUAN PUSTAKA

2.1. Penelitian Ter dahulu

Hasil penelitian terdahulu yang dapat memberikan kontribusi dan menjadi

acuan dalam penyusunan ini adalah penelitian yang dilakukan :

1. Munir “Pengaruh efektitas iklan terhadap citra merek obat flu

decolgen wilayah surabaya selatan” Sampel pada penelitian ini adalah

konsumen yang menonton iklan. Kesimpulan: Seorang konsumen

yang tergerak mungkin akan mencari informasi yang lebih banyak

terhadap produk yang diinginkannya, yang dapat diperolehnya

memalui pesan iklan dari berbagai sumber, seperti: media televisi,

radio, majalah, surat kabar, internet dan masih banyak lagi media

informasi lainnya.

Tujuannya informasi ini adlah untuk merangsang konsumen

atau pembeli untuk mempunyai Citra positif atas produk yang

ditawarkan. Dengan informasi yang diberikan melalui iklan tersebut,

yang berupaya untuk mengenalkan merek dari produk yang

ditawarkan, sehingga menimbulkan citra yang positif, maka

(20)

merek yang baik terhadap produk yang ditawarkan melalui iklan

tersebut.

2.2. Landasa n Teor i

2.2.1 Pemasar an

Pemasaran adalah proses sosial yang didalamnya individu dan

kelompok pendapatkan apa yang mka butuhkan dan inginkan dengan

menciptakan, menawarkan dan secara bebas mempertukarkan produk yang

bernilai dengan pihak lain (Kotler 997, 8) dalam jurnal ( Rr. Siti

Munawaroh 2011 ) . Stanton menyatakan bahwa pemasaran adalah suatu

sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk

merencanakan, menetukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan

barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada

maupun pembeli potensial (Dharmmesta dan Irawan, 2001, 5) dalam jurnal (

Rr. Siti Munawaroh 2011 ).

Pengertian pemasaran dari kedua pendapat diatas menerangkan

bahwa kegiatan pemasaran mencakup ruang lingkup kegiatan yang

sangat luas yang dimulai dari menetukan kebutuhan konsumen dan diakhiri

dengan kepuasan konsumen. Dengan kata lain kegiatan pemasaran bermula

(21)

10

2.2.2 Konsep P emasar an

Bagi perusahaan yang berorientasi pada konsumen (pasar), maka

kegiatan pemasaran akan bermula dan berakhir pada konsumen.Artinya

dimulai dari menetukan apa yang diinginkan konsumen dan diakhiri

dengan kepuasan konsumen. Pemuasan kebutuhan konsumen merupakan

syarat mutlak bagi kelang-sungan hidup perusahaan seperti yang tercermin

dalam konsep pemasaran yang dikemukakan oleh Dharmmesta dan

Irawan (2000, 10) dalam jurnal ( Rr. Siti Munawaroh, 2011 ) bahwa konsep

pemasaran adalah suatu fal-safah bisnis yang menyatakan bahwa kepuasan

kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi

kelangsungan hidup perusahaan. Dari konsep pemasaran diatas jelaslah

bahwa perusahaan harus mampu memberikan kepuasan kepada

konsumennya dengan mengetahui apa yang menjadi kebutuhannya agar

perusahaan dapat bertahan dan berkembang.

2.2.3 Baur an Pema sar an ( Marketing Mix )

Pemasaran mempunyai fungsi yang amat penting dalam mencapai

keberhasilan perusahaan. Dalam mencapai keberhasilan pemasaran, setiap

perusahaan perlu menyusun stra tegi pemasaran yang efektif dengan

mengkombinasikan elemen-elemen dalam bauran pemasaran. Dalam

(22)

mendukung satu dengan yang lainnya yang kemudian oleh perusahaan

digabungkan untuk memperoleh tanggapan-tanggapan yang diinginkan

didalam pasar sasaran. Dengan perangkat tersebut perusahaan dapat

mempengaruhi permintaan akan produknya.

Strategi pemasaran memerlukan keputusan-keputusan dari

manajemen tentang elemen-elemen marketing mix perusahaan yaitu

keputusan-keputusan dibidang perencanaan produk, penetapan harga,

saluran distribusi serta promosi (harmmesta dan Irawan, 2001, 67) dalam

jurnal ( Rr. Siti Munawaroh 2011 ). Marketing mix atau bauran pemasaran

adalah kombinasi dari empat variabel yaitu produk, struktur harga,

kegiatan promosi, dan sistem distribusi (Dharmmesta dan Handoko,2000,

124) dalam jurnal ( Rr. Siti Munawaroh 2011 ). Keempat unsur bauran

pemasaran tersebut saling berhubungan dan berpengaruh satu sama lain,

sehingga harus diupayakan untuk menghasilkan suatu kebijakan pemasaran

yang mengarah kepada layanan efektif dan kepuasan konsumen. Jadi didalam

bauran pemasaran terdapat variabel-variabel yang saling mendukung satu

dengan yang lainnya, yang kemudian oleh perusahaan digabungkan untuk

memperoleh tanggapan-tanggapan yang diinginkan didalam pasar sasaran.

Dengan perangkat tersebut perusahaan dapat mempengaruhi

(23)

12

1. Produk

Kotler (1997 13) menyebutkan produk adalah segala sesuatu yang

dapat ditawar kan untuk memuaskan suatu kebutuhan dan keinginan.

Menurut Dharmmesta dan Irawan (2001, 165) produk adalah suatu sifat

yang komplek baik dapat diraba maupun tidak dapat diraba, termasuk

bungkus, warna, prestise perusahaan dan pengecer yang diterima oleh

pembeli untuk memuaskan keinginan atau kebutuhannya.

2. Harga

Harga adalah jumlah uang (ditambah beberapa produk kalau mungkin)

yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari produk dan

pelayanan (Dharmmestadan Irawan, 2001, 241).

3. Promosi

Menurut Dharmmesta dan Irawan (2001 :349) promosi adalah arus

informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan

seseorang atau organisasi kepada tindakan yang menciptakan pertukaran

dalam pemasaran. Tujuan utama promosi adalah menginformasikan,

mempengaruhi,dan membujuk serta mengingatkan pelanggan sasaran

tentang pemasaran dan bauran pemasaran. Dengan memperhatikan hal

(24)

yang diinginkan perusahaan dapat memenuhi sasaran dan efisien.

4. Distribusi

Saluran distribusi sering disebut saluran perdagangan atau saluran

pemasaran. Menurut Dharmmesta dan Irawan (2001, 285) saluran

merupakan suatu struktur unit organisasi dalam perusahaan dan luar

perusahaan yang terdiri atas agen, dealer, pedagang besar, dan pengecer

melalui nama sebuah komoditi produk atau jasa dipasarkan.Perantara

pemasaran merupakan lembagan atau individu-individu yang

menjalankan kegiatan khusus dibidang distribusi, yaitu perantara

pedagang dan perantara agen. Alasan utama perusahaan

menggunakan perantara adalah untuk membantu meningkatkan efisiensi

distribusi.

2.3 Penger tian Per ikla nan

Kotler dan Armstrong ( 1997 ) dalam jurnal Nila Kasuma Dewi ( 2012

) mendifinisikan periklanan adalah segala bentuk penyajian non personal dan

promosi ide, barang dan jasa dari suatu sponsor tertentu yang memerlukan

pembayaran. Sedangkan pengertian Iklan menurut Rhenald Kasali ( 2000 )

dalam jurnal Nila Kasuma Dewi ( 2012 ) ialah pesan dari produk, jasa atau ide

(25)

14

untuk menarik konsumen. Berdasarkan pengertian tersebut dapat disimpulkan

bahwa adalah pesan yang disampaikan kepada masyarakat melalui bantuan

media promosi, menyinggung media promosi, promosi dapat dilakukan

melalui bantuan media-media publik, seperti radio, televisi, dan media cetak.

Luaskan berita kepada masyarkat. Berita inilah yang disebut iklan atau

advertensi. Jadi periklanan berbeda dengan iklan. Periklanan adalah

prosesnya, sedangkan iklan adalah beritanya.

Periklanan merupakan satu adri empat alat penting yang digunakan

oleh perusahaan untuk memperlancar komunikasi persuasif terhadap

pembelian dan masyarakat yang ditargetkan. Kemudian juga definisi iklan dan

periklanan yang dipopulerkan oleh AMA ( American Marketing Association )

adalah iklan sebagai semua bentuk bayaran untuk mengimplementasikan dan

mempromosikan ide, barang atau jasa secaranon personal oleh sponsor yang

jelas, sedangkan periklanan adalah seluruh proses yang meliputi penyiapan,

perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan iklan ( Fandy Tjiptono, 1997:229 )

dalam jurnal Yudi Farola Bram.

2.4 Iklan

Pengertian iklan secara komprehensif adalah “ semua bentuk aktivitas

untuk menghadirkan dan mempromosikan ide, barang, atau jasa secara non

(26)

Iklan merupakan bagian dari komunikasi yang terdiri dari berbagai

kegiatan untuk memberikan informasi dari komunikasi kepada pasar sasaran

akan adanya suatu produk baik berupa barang, jasa, atau ide. Berhasil

tidaknya Iklan yang dilakukan tergantung dari media mana yang digunakan

untuk mencapai sasaran, oleh karenanya masalah pemilihan media iklantidak

hanya didasarkan pada pemikiran saja, melainkan harus diperhatikan

sifat-sifat iklan dan faktor-faktor lain yang mempengaruhi kegiatan iklan yang

dilakukan.

Menurut Kotler ( 2002:658 ) dalam jurnal Nila Kasuma Dewi iklan

pada dasarnya bertujuan untuk memperkenalkan, mengingatkan dan menjaga

hubungan dengan konsumen akan tertarik pada produk yang ditawarkan, serta

salah satu tugas komunikasi spesifik dan level keberhasilan yang harus dicapai

atau audiens spesifik pada periode waktu yang spesifik. Pesan yang

disampaikan dalam iklan harus mampu menarik perhatian, mempertahankan

ketertarikan, membangkitkan keinginan, dan menggerakkan tindakan,

sehingga citra merek dapat terbentuk dibenak konsumen disaat konsumen

mengenal, memakai produk. Konsumen yang puas akan membeli kembali

produk, memuji produk yang dibelinya dihadapan orang lain dan sedikit

menaruh perhatian pada merek pesaing. Maka hal ini akan sangat

menguntungkan sekali bagi perusahaan karena konsumen tersebut akan

cenderung loyal karena kepuasan yang telah mereka peroleh dari produk yang

(27)

16

produk, merenew produk yang dapat memuaskan kebutuhan dan keinginan

konsumen.

2.5 Citr a Mer ek

Citra merek lebih dahulu dipahami sebagai konsep penting dalam

marketing. Dalam literature pemasaran, focus terhadap merek dipelajari dari

persepektif perusahaan dan persepektif konsumen.

Merek menjadi tanda pengenal bagi penjual atau pembuat suatu

produk atau jasa. Menurut Kotler (2005) dalam ( Praba Sulistya ), merek

adalah suatu simbol rumit yang dapat menyampaikan hingga enam tingkat

pengertian sebagai berikut:

1. Atribut: suatu merek dapat mengingatkan pada atribut-atribut tertentu.

2. Manfaat: atribut-atribut harus diterjemahkan menjadi manfaat

fungsional dan emosional.

3. Nilai: suatu merek juga mengatakan sesuatu tentang nilai

produsennya.

4. Budaya: suatu merek mungkin juga melambangkan budaya tertentu.

5. Kepribadian: suatu merek dapat mencerminkan kepribadian tertentu.

6. Pemakai: suatu merek menyiratkan jenis konsumen yang membeli atau

(28)

Jelas terlihat bahwa citra merek terbentuk lewat asosiasi merek yang

berasal dari atribut produk, manfaat dan sikap konsumen, disamping itu

suksesnya program marketing tercermin dalam penciptaan asosiasi merek

yang menguntungkan. Konsumen percaya bahwa merek memiliki atribut dan

manfaat yang memuaskan kebutuhan dan keinginan mereka hingga membuat

keseluruhan asosiasi merek menjadi positif dan terbentuk.

American Marketing Association yang dikutip dari Kotler (2005)

dalam ( Praba Sulistya ) mendefinisikan merek sebagai nama, istilah, tanda,

simbol, desain, atau kombinasi semuanya. Yang dimaksudkan untuk

mengidentifikasi barang atau jasa seseorang atau sekelompok penjualan dan

untuk membedakannya dari barang atau jasa pesaing.

Menurut Kotler ( 2001 : 225 ) dalam jurnal Nila Kasuma Dewi ( 2012

) citra merek adalah serangkaian keyakinan atau kepercayaan yang dipegang

konsumen terhadap produk tertentu. Menurut Shimp ( 2003 : 12 ) citra dari

suatu merek merupakan dimensi kedua dari pengetahuan tentang merek yang

(29)

18

2.6 Hubungan antar a Ikla n ter hadap Citr a Merek

Para konsumen akan lebih reseptif terhadap periklanan setelah

mengidentifikasi adanya kebutuhan. Periklanan bagi konsumen merupakan

sumber utama informasi tentang merek beserta atribut produk lainnya.

Menurut Sutherland ( 2000 : 14 ) dalam jurnal Munir “Iklan juga dapat

mengubah image kita terhadap sebuah merek”. Menurut Shimp ( 2000 : 442 )

dalam jurnal Munir “Periklanan berupaya untuk mengembangkan citra atau

identitas bagi suatu merek dengan mengasosiasikan produk tersebut dengan

simbol-simbol tertentu. Menurut Sutisna ( 2001 : 107 ) dalam jurnal Munir

“Iklan yang ditampilkan mampu menciptakan kepercayaan positif terhadap

merek”. Berdasarkan pernyataan tersebut diatas dapat dikatakan bahwa ada

hubungan antara iklan dan citra merek. Untuk menciptakan citra merek pada

suatu produk yang baik, maka diperlukan suatu periklanan yang baik dengan

iklan yang baik dan menarik dapat menimbulkan kesan yang positif bagi

konsumen yang mendengarkan dan melihatnya sehingga citra merek akan

produk yang diiklankan akan mendapatkan kepercayaan positif dari

(30)

2.7 Kera ngka Konseptual

2.8 Hipotesis

Berdasarkan latar belakang permasalahan dan landasan teori yang ada, maka

hipotesis penelitian dapat penulis uraikan sebagai berikut:

Diduga terdapat pengaruh positif antara Iklan terhadap Citra Merek pada

mie instan merek SUPERMI.

Iklan

X₁

Cit ra M erek

(31)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 3.1.1 Definisi Operasional

Variabel-variabel dalam penelitian didefinisikan sebagai berikut:

A. Iklan (X1)

Iklan adalah segala bentuk penyajian non personal dan promosi ide, barang, atau jasa dari suatu sponsor tertentu yang memerlukan pembayaran. ( Kotler dan Armstrong 1997 ).

Indikator Iklan Menurut Nila Kesuma dewi ( 2012 ) antara lain :

• Daya tarik pesan

• Media pesan yang digunakan • Bintang iklan

(32)

B. Citr a Merek ( Y1 )

Citra merek adalah serangkaian keyakinan atau kepercayaan yang dipegang konsumen terhadap produk tertentu ( Kotler ( 2001 : 225 ) ).

Indikator Citra Merek antara lain: • Kualitas Merek

• Merek yang sangat familier sesuai

dengan manfaatmya

• Kemudahan dalam memperoleh • Merek dapat di ingat

3.1.2 Pengukur an Variable

(33)

22

1 5

Sangat tidak setuju sangat setuju Keterangan :

1 = Sangat tidak setuju 4 = Setuju 2 = Tidak setuju 5 = Sangat setuju 3 = Netral

3.2 Teknik Penentuan Sampel 3.2.1. Populasi

Populasi adalah jumlah keseluruhan obyek yang akan diteliti. Dalam penelitian ini populasi yaitu seluruh konsumen yang telah menyaksikan iklan dan mengetahui merek mie instan merek Supermi di Surabaya Selatan dan yang membeli produk di toko Sumber Pangan.

3.2.2. Sampel

(34)

probability sampling dengan cara purposive sampling. Teknik non

probability yaitu dimana semua elemen populasi belum tentu

memiliki peluang yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik purposive sampling yaitu pengambilan sampel berdasarkan pertimbangan perseorangan atau pertimbangan penelitian. Pada teknik ini penelitian memilih sampel purposif bertujuan secara subjektif. Pertimbangan dalam pengambilan sampel yang diperlukan dimana yang diambil memiliki ciri-ciri atau karakteristik yaitu berumur lebih dari 17 tahun, pernah menyaksikan iklan Mie Instan merek supermi di Surabaya Selatan khususnya yang membeli produk di toko Sumber Pangan.

Pedoman pengukuran sample menurut Ferdinand (2002 : 48) : 1. 100 – 200 sampel untuk teknik Maximum Likehood Estimation. 2. Tergantung pada jumlah parameter yang diestimasi. Pedomannya

adalah 5 – 10 jumlah parameter yang diestimasi.

3. Tergantung pada jumlah indikator yang digunakan dalam seluruh variabel laten. Jumlah sampel adalah jumlah indikator dikali 5 sampai 10. Bila terdapat indikator, besarnya sampel adalah antara 100 – 200.

(35)

24

3.3. Teknik Pengumpulan Data 3.3.1. J enis Data

a. Data Primer

Data yang digunakan adalah data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari jawaban responden melalui survey, dengan menggunakan wawancara secara langsung melalui media kuesioner untuk memperoleh informasi yang sesuai dengan tujuan penelitian dengan menggunakan skala likert.

b. Data Sekunder

Data yang diperoleh atau dikumpulkan dari kondisi tingkat nilai merek pada masyarakat dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2012 yang diperoleh dari data TOP Brand Index 2012. melalui media cetak maupun data lain yang diperlukan dan yang berhubungan dengan obyek penelitian agar relevan dengan penelitian.

3.3.2. Pengumpulan Data

(36)

a. Metode Kuesioner

Metode kuesioner yaitu teknik pengumpulan data dengan memberikan daftar pertanyaan (Angket) kepada responden untuk memperoleh informasi langsung.

3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis 3.4.1. Teknik Analisis

(37)

26

SEM (Structur Equation Modelling) tetapi dengan jumlah sample yang besar.

SEM berbasis covariance based, adapun perbedaan antara

covariance based SEM dengan component based PLS adalah dalam

penggunaan model persamaan struktural untuk menguji teori atau pengembangan teori untuk tujuan prediksi oleh Ghozali (2008: 5) . Pada situasi dimana penelitian mempunyai dasar teori yang kuat dan pengujian teori atau pengembangan teori sebagai tujuan utama riset, maka metode dengan covariance based (Generalized Least Squares) lebih sesuai. Namun demikian adanya indeterminacy dari estimasi

factor score maka akan kehilangan ketepatan prediksi dari pengujian

teori tersebut. Untuk tujuan prediksi, pendekatan PLS lebih cocok. Karena pendekatan untuk mengestimasi variabel laten dianggap sebagai kombinasi linier dari indikator maka menghindarkan masalah indeterminacy dan memberikan definisi yang pasti dari komponen skor.

(38)

laten, sehingga pelaksanaan prediksi sulit dilakukan. Oleh karena itu dalam penelitian ini digunakan metode PLS.

3.4.1.1. Cara Kerja PLS

Estimasi parameter yang didapat dengan PLS dapat dikategorikan menjadi tiga. Kategori pertama yaitu weight estimate yang digunakan untuk menciptakan skor atau nilai variabel laten. Kedua mencerminkan estimasi jalur (path estimate) yang menghubungkan variabel laten dan antar variabel laten dan indikatornya (loading), ketiga berkaitan dengan means dan lokasi parameter (nilai konstanta regresi) untuk indikator dan variabel laten. Untuk memperoleh ketiga estimasi ini, PLS menggunakan proses iterasi tiga tahap dan setiap tahap iterasi menghasilkan estimasi. Tahap pertama menghasilkan weight estimate, tahap kedua menghasilkan estimasi untuk inner model dan outer model, tahap ketiga menghasilkan estimasi means dan lokasi(konstanta).

Selama iterasi berlangsung inner model estimate digunakan untuk mendapatkan outside approximation weigth, sementara itu

outer model estimate digunakan untuk mendapatkan inside

approximation weight. Prosedur iterasi ini akan berhenti ketika

(39)

28

3.4.1.2. Model Spesifikasi PLS

PLS terdiri atas hubungan eksternal ( outer model atau model pengukuran) dan hubungan internal (inner model atau model struktural). Hubungan tersebut didefinisikan sebagai dua persamaan linier, yaitu model pengukuran yang menyatakan hubungan antara peubah laten dengan sekelompok peubah penjelas dan model struktural yaitu hubungan antar peubah-peubah laten (Gefen,2000).

Model analisis jalur semua variabel laten dalam PLS terdiri dari tiga set hubungan; (1) inner model yang menspesifikasi hubungan antar variabel laten (structural model), (2) outer model yang menspesifikasi hubungan antara variabel laten dengan indikator atau variabel manifestasinya (measurement model), dan (3) weight

relation dalam mana nilai kasus dari variabel laten dapat diestimasi.

3.4.1.3. Langkah-Langkah PLS

(40)

Gambar 2 Langkah-langkah Analisis PLS

(1). Langkah Pertama: Merancang Model Str uktural (inner model) Perancangan model struktural hubungan antar variabel laten pada PLS didasarkan pada rumusan masalah atau hipotesis penelitian. Pada SEM perancangan model adalah berbasis teori, akan tetapi pada PLS bisa berupa:

(a) Teori, kalau sudah ada (b) Hasil penelitian empiris

(c) Analogi, hubungan antar variabel pada bidang ilmu yang lain

(d) Normatif, misal peraturan pemerintah, undang-undang, dan lain sebagainya

(inner model)

Merancang Model Pengukuran (outer model)

Mengkonstruksi Diagram Jalur

Konversi Diagram Jalur ke Sistem Persamaan

Estimasi: Weight , Koef. Jalur, dan Loading

Evaluasi Goodness of Fit

Pengujian Hipotesis (Resampling Bootstraping)

2

3

4

5

6

(41)

30

(e) Rasional.

Oleh karena itu, pada PLS dimungkinkan melakukan eksplorasi hubungan antar variabel laten, sehingga sebagai dasar perancangan model struktural bisa berupa proposisi. Hal ini tidak direkomendasikan di dalam SEM, yaitu perancangan model berbasis teori, shingga pemodelan didasarkan pada hubungan antar variabel laten yang ada di dalam hipotesis.

(2). Langkah Kedua: Merancang Model Pengukuran (outer model) Pada SEM perancangan model pengukuran hanya merujuk

pada definisi operasional variabel, sesuai dengan proses perancangan instrumen penelitian. Model indikator di dalam SEM semua bersifat refleksif, sehingga perancangan model pengukuran jarang dibicarakan secara detail.

Di sisi lain, pada PLS perancangan model pengukuran (outer

model) menjadi sangat penting, yaitu terkait dengan apakah indikator

bersifat refleksif atau formatif. Merancang model pengukuran yang dimaksud di dalam PLS adalah menentukan sifat indikator dari masing-masing variabel laten, apakah refleksif atau formatif. Kesalahan dalam menentukan model pengukuran ini akan bersifat fatal, yaitu memberikan hasil analisis yang salah.

(42)

bahkan belum ada. Oleh karena itu, dengan merujuk pada definisi konseptual dan definisi operasional variabel, diharapkan sekaligus dapat dilakukan identifikasi sifat indikatornya, bersifat refleksif atau formatif.

(3). Langkah Ketiga: Mengkonstruksi diagr am J alur

Bilamana langkah satu dan dua sudah dilakukan, maka agar hasilnya lebih mudah dipahami, hasil perancangan inner model dan

outer model tersebut, selanjutnya dinyatakan dalam bentuk diagram

jalur. Contoh bentuk diagram jalur untuk PLS dapat dilihat pada gambar berikut.

Gambar 3 Contoh Diagram Jalur untuk PLS

(4). Langkah Keempat: Konversi diagram J alur ke dalam Sistem Persamaan

a) Outer model, yaitu spesifikasi hubungan antara variabel laten dengan

(43)

32

model, mendefinisikan karakteristik variabel laten dengan indikatornya. Model indikator refleksif dapat ditulis persamaannya sebagai berikut:

x = Λx ξ + εx y = Λy η + εy

Di mana X dan Y adalah indikator untuk variabel laten eksogen (ξ)

dan endogen (η). Sedangkan Λx dan Λy merupakan matriks loading yang menggambarkan seperti koefisien regresi sederhana yang menghubungkan variabel laten dengan indikatornya. Residual yang diukur dengan εx dan εy dapat diinterpretasikan sebagai kesalahan pengukuran atau noise.

Model indikator formatif persamaannya dapat ditulis sebagai berikut:

ξ = ΠξXi + δx η = ΠηYi + δy

Dimana ξ, η, X, dan Y sama dengan persamaan sebelumnya. Πx dan Πy adalah seperti koefisen regresi berganda dari variabel laten

terhadap indikator, sedangkan δx dan δy adalah residual dari regresi.

Pada model PLS Gambar 3 terdapat outer model sebagai berikut: Untuk variabel latent eksogen 1 (reflektif)

(44)

ξ2 = λx4 X4 + λx5 X5 + λx6 X6 + δ4

Untuk variabel latent endogen 1 (reflektif) y1 = λy1 η1 + ε1

y2 = λy2 η1 + ε2

Untuk variabel latent endogen 2 (reflektif) y3 = λy3η2 + ε3

y4 = λy4η2 + ε4

b) Inner model, yaitu spesifikasi hubungan antar variabel laten

(structural model), disebut juga dengan inner relation,

menggambarkan hubungan antar variabel laten berdasarkan teori substansif penelitian. Tanpa kehilangan sifat umumnya, diasumsikan bahwa variabel laten dan indikator atau variabel manifest diskala

zero means dan unit varian sama dengan satu, sehingga parameter

lokasi (parameter konstanta) dapat dihilangkan dari model. Model persamaannya dapat ditulis seperti di bawah ini:

η = βη + Γξ + ζ

Dimana η menggambarkan vektor vaariabel endogen (dependen), ξ adalah vektor variabel laten eksogen dan ζ adalah vektor residual (unexplained variance). Oleh karena PLS didesain untuk model rekursif, maka hubungan antar variabel laten, berlaku bahwa setiap variabel laten dependen η, atau sering disebut causal chain system dari variabel laten dapat dispesifikasikan sebagai berikut:

(45)

34

Dimana γjb (dalam bentuk matriks dilambangkan dengan Γ) adalah koefisien jalur yang menghubungkan variabel laten endogen (η) dengan eksogen (ξ). Sedangkan βji (dalam bentuk matriks

dilambangkan dengan β) adalah koefisien jalur yang menghubungkan variabel laten endogen (η) dengan endogen (η);

untuk range indeks i dan b. Parameter ζj adalah variabel inner

residual.

Pada model PLS Gambar 3 inner model dinyatakan dalam sistem persamaan sebagai berikut:

η1 = γ1ξ1 + γ2ξ2 + ζ1

η2 = β1η1 + γ3ξ1 + γ4ξ2 + ζ2

c) Weight relation, estimasi nilai variabel latent. Inner dan outer model

memberikan spesifikasi yang diikuti dengan estimasi weight relation dalam algoritma PLS:

ξb = Σkb wkb xkb ηi = Σki wki xki

Dimana wkb dan wki adalah k weight yang digunakan untuk membentuk estimasi variabel laten ξb dan ηi. Estimasi data variabel laten adalah linear agregat dari indikator yang nilai weight-nya didapat dengan prosedur estimasi PLS.

(5). Langkah Kelima: Estimasi

(46)

tercapai kondisi konvergen.

Pendugaan parameter di dalam PLS meliputi 3 hal, yaitu :. 1. Weight estimate yang digunakan untuk menghitung data

variabel laten.

2. Estimasi jalur (path estimate) yang menghubungkan antar variabel laten dan estimasi loading antara variabel laten dengan indikatornya.

3. Means dan parameter lokasi (nilai konstanta regresi, intersep) untuk indikator dan variabel laten.

Sebagai langkah awal iterasi, algoritmanya adalah menghitung aproksimasi outside dari variabel latent dengan cara menjumlahkan indikator dalam setiap kelompok indikator dengan bobot yang sama (equal weight). Bobot untuk setiap iterasi diskalakan untuk mendapatkan unit varian dari skor variabel laten untuk N kasus dalam sampel. Dengan menggunakan skor untuk setiap variabel latent yang telah diestimasi, kemudian digunakan untuk pendugaan aproksimasi inside variabel laten.

Ada tiga skema bobot aproksimasi inside yang telah dikembangkan untuk mengkombinasikan variabel laten tetangga (neighboring LV) untuk mendapatkan estimasi variabel laten tertentu yaitu: centroid, factor dan path weighting. Skema weighting dengan

centroid merupakan prosedur asli yang digunakan oleh Wold.

(47)

36

laten dan variabel laten tetangganya (neigboring LV). Nilai kekuatan korelasi dan arah model struktural tidak diperhitungkan. Skema

weighting dengan faktor menggunakan koefisien korelasi antara

variabel laten dengan variabel laten tetangga sebagai pembobot (weight). Variabel laten menjadi principal component (komponen utama) dari variabel laten tetangganya. Skema weighting dengan faktor memaksimumkan varian dari komponen utama variabel laten ketika jumlah variabel laten menjadi tak terhingga jumlahnya. Skema dengan path weighting membobot variabel laten tetangga dengan cara berbeda tergantung apakah variabel laten tetangga merupakan anteseden atau konsekuen dari variabel laten yang ingin kita estimasi.

Dengan hasil estimasi variabel laten dari aproksimasi inside, maka didapatkan satu set pembobot baru dari aproksimasi outside. Jika skor aproksimasi inside dibuat tetap (fixed), maka dapat dilakukan regresi sederhana atau regresi berganda bergantung apakah indikator dari variabel laten bersifat refleksif ataukah model berbentuk formatif. Oleh karena

(48)

Ordinary Least Square

systematic part accounted

(6). Langkah Keenam: Goodness of Fit

outer model

(49)

composite realibility

outer model

substantive content

relative weight

weight

inner model

Stone-Geisser

Q Square test

bootstrapping

a). Outer Model

Outer model

try out

(50)

cross loading

square root of average variance

extracted

square root of average variance

extracted

discriminant

validity

i

i i i

λ

λ

ε

=

+

∑ ∑

Composite reliability

composite reliability ≥

i i

i

c

i

λ

ρ

λ

ε

=

+

(51)

b). Inner model

Goodness of Fit Model

Q-Square predictive relevance

predictive relevance

predictive relevance

m

R

path analysis

(7). Langkah Ketujuh: Pengujian Hipotesis

outer

(52)

inner model

distribution free

t-test p-value ≤

outter model

inner

(53)

number of samples

case per sample

3..4.1.4 Asumsi PLS

inner model

3.4.1.5 Sample Size

resampling Bootestrapping

structural paths

(54)

4.1 Deskr ipsi Objek penelitian

Responden yang dijadikan sampel penelitian ini adalah konsumen atau orang yang pernah menyaksikan iklan mie instan merek Supermi yg berusia lebih dari 17 tahun di Surabaya Selatan. Penelitian ini dilakukan 9 bulan terhitung sejak bulan Januari.

Lokasi yang digunakan sebagai ruang sampel adalah wilayah Surabaya Selatan, Jumlah responden sebanyak 90 orang.

4.2 Deskr ipsi Hasil Penelitian

4.2.1 Deskr ipsi Responden Berdasar kan J enis Kelamin

Berdasarkan hasil penyebaran kuisioner kepada 90 orang responden diperoleh gambaran responden berdasarkan jenis kelamin adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasar kan J enis Kelamin

No Jenis Kelamin Jumlah Prosentase (%)

1 Laki-laki 64 71.1

2 Perempuan 26 28.9

Total 90 100,00

Sumber : Hasil penyebaran kuioner

(55)

44

sebanyak 64 orang atau sebesar 71,1%, Sedangkan sisanya berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 26 orang atau sebesar 28,9%.

4.2.2 Deskr ipsi Responden Berdasar kan Umur

Berdasarkan hasil penyebaran kuisioner kepada 90 orang responden diperoleh gambaran responden berdasarkan umur adalah sebagai berikut :

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan umur

No Umur Jumlah Prosentase (%)

1 17-30 68 75,5

2 >30 22 24,5

Total 90 100,00

Sumber : Hasil penyebaran kuisioner

Berdasarkan table diatas dapat diketahui bahwa sebagaian besar responden dalam penelitian ini adalah berumur 17-30 tahun yaitu sebanyak 68 orang atau sebesar 75,5%, sedangkan responden yang berusia.30 tahun sebanyak 22 orang atau sebesar 24,5%.

4.2.3 Deskr ipsi Iklan

(56)

Sumber : Data dioalah

Berdasarkan table diatas diketahui sebagai berikut :

1. Indikator pertama dari iklan yaitu daya tarik pesan, mendapat respon terbanyak pada skor 5 dengan jumlah 33 responden atau 36,7%, kemudian terbanyak kedua terdapat pada skor 4 dengan jumlah responden 24 atau 26,7%. Artinya sebagaian besar responden menjawab sangat setuju yaitu sebanyak 33 responden atau 36,7%, kemudian yang menjawab setuju sebanyak 24 responden atau sebanyak 26,7% dan yang menjawab netral hanya satu responden atau 1,1%.

Tabel 4.3 Fr ekuensi hasil jawaban responden mengenai variabel Iklan ( X )

NO Pertanyaan skor jawaban Total

1 2 3 4 5

1 Anda tertarik dengan iklan Mie Instan Supermi 13 19 1 24 33 90 Pr osentase % 14,4% 21,1% 1,1% 26,7% 36,7% 100%

2 Anda setuju dengan pesan yang digunakan dalam Iklan Mie Instan Supermi

17 12 10 23 28 90

Pr osentase% 18,9% 13,3% 11,1% 25.6% 31,1% 100%

3

Bintang Iklan Mie Instan Supermie sudah cukup

dikenal Masyarakat 20 6 21 23 20 90

Pr osentase % 22,2% 6,7% 23,3% 25,6% 22,2% 100%

4

Kualitas Musik dalam Iklan Mie Instan Supermie yang ditayangkan di media elektronik sudah cukup menarik

12 18 3 30 27 90

Pr osentase% 13,3% 20,0% 3,3% 33,3% 30,0% 100%

5

Slogan yang dimuat dalam Iklan Mie Instan Supermi cukup menarik dan mudah diingat

19 8 8 33 22 90

Pr osentase% 21,1% 8,9% 8.9% 36,7% 24,4% 100%

(57)

46

2. Indikator kedua dari iklan, yaitu media pesan yang digunakan, mendapat respon terbanyak pada skor 5 dengan jumlah responden 28 responden atau 31,2%, kemudian terbanyak kedua pada skor 23 dengan jumlah responden 23 atau 25,6%. Artinya sebagaian besar responden menjawab sangat setuju sebanyak 28 responden atau 31,2%, kemudian menjawab setuju sebanyak 23 responden atau sebanyak 25,6% dan menjawab netral sebanyak 10 responden atau 11,1%.

3. Indikator ketiga dari iklan , yaitu bintang iklan mendapat respon terbanyak pada skor 4 dengan jumlah responden sebanyak 23 responden atau 25,6%, kemudian terbanyak kedua terdapat pada skor 3 dengan jumlah 21 responden atau 23,3%. Artinya sebagian besar responden menjawab setuju yaitu sebanyak 23 responden atau 23,6%, kemudian menjawab setuju sebanyak 28 responden atau sebanyak 26,7% dan yang menjawab netral sebanyak 23 responden atau 21,9%.

(58)

5. Indikator kelima dari iklan yaitu slogan mendapat skor terbanyak 4 dengan jumlah responden 33 responden atau 36,7%, kemudian terbanyak kedua terdapat pada skor 5 dengan jumlah responden 22 atau 24,4%. Artinya sabagaian besar responden menjawab setuju yaitu sebanyak 33 responden atau 36,7% kemudian menjawab sangat setuju sebanyak 22 atau 24,4% dan menjawab netral sebanyak 8 responden atau 8,9%.

4.2.4 Deskr ipsi Citra Merek

(59)

48

Berdasarkan table diatas diketahui sebagai berikut :

1. Indikator pertama dari citra merek yaitu kualitas merek mendapat responden terbanyak pada skor 4 dengan jumlah responden sebanyak 35 atau 38,9% kemudian terbanyak kedua pada skor 5 sebanyak 19 responden atau 21,1% dan yang menjawab netral sebanyak 7 reponden atau sebesar 7,8%.

2. Indikator kedua dari citra merek yaitu merek yang sangat familier sesuai dengan manfaatnya mendapat responden terbanyak pada skor 4 dengan jumlah responden sebanyak 23 atau 25,6% kemudian terbanyak kedua pada skor 5 sebanyak 21 responden atau 23,3% dan yang menjawab netral Tabel 4.4 Fr ekuensi hasil jawaban responden mengenai variabel Citra Merek ( Y )

NO Pertanyaan skor jawaban Total

1 2 3 4 5

1 Kualitas merek mie istan SUPERMI sudah cukup baik 15 14 7 35 19 90

Pr osentase % 16,7% 15,6% 7,8% 38,9% 19% 100%

2 Merek mie istan SUPERMI sudah sangat familier sesuai dengan manfaatnya

15 15 16 23 21 90

Pr osentase% 16,7% 16,7% 17,8% 25,6% 23,3% 100%

3

Merek mie istan SUPERMI

mudah diperoleh 17 12 9 26 26 90

Pr osentase % 18,9% 13,3% 10,0% 28,9% 28,9% 100%

4

Merek mie istan SUPERMI mudah diingat

18 12 2 32 26 90

Pr osentase% 20,0% 13,3% 2,2% 35,6% 28,9% 100%

(60)

3. Indikator ketiga dari citra merek yaitu kemudahan dalam memperoleh mendapat responden terbanyak pada skor 4 dan 5 dengan jumlah responden sebanyak 26 atau 28,9% kemudian terbanyak kedua pada skor 1 sebanyak 17 responden atau 18,9% dan yang menjawab netral sebanyak 9 reponden atau sebesar 10,0%.

4. Indikator keempat dari citra merek yaitu merek dapat diingat mendapat responden terbanyak pada skor 4 dengan jumlah responden sebanyak 32 atau 35,6% kemudian terbanyak kedua pada skor 5 sebanyak 26 responden atau 28,9% dan yang menjawab netral sebanyak 2 reponden atau sebesar 2,2%.

4.3 Analisis Data 4.3.1 Evaluasi Outlier

(61)

50

Terdapat outlier apabila Mahal. Distance Maximum > Prob. & Jumlah variabel [=CHIINV(0,001;9) : dicari melalui Excel] = 27,877

Ta b e l 4 .5 Res i d u a l s St a t i s t i cs

Res i d u a l s St a t i s t i csa

Minim um Maxim um Mean St d. Deviat ion N Pr edict ed Value 25,6352 67,4030 45,5000 8,57186 90 St d. Pr edict ed Value - 2,317 2,555 ,000 1,000 90 St andard Er ror of Pr edict ed

Value 5,316 11,618 8,585 1,267 90 Adj ust ed Pr edict ed Value 24,1745 67,0057 45,6884 9,25455 90 Residual - 56,82596 49,94497 ,00000 24,67840 90 St d. Residual - 2,183 1,919 ,000 ,948 90 St ud. Residual - 2,292 2,011 - ,003 1,005 90 Deleted Residual - 62,63374 54,85397 - ,18837 27,76510 90 St ud. Delet ed Residual - 2,356 2,051 - ,004 1,012 90 Mahal. Distance 2,723 1 6 ,7 4 2 8,900 2,860 90 Cook's Dist ance ,000 ,069 ,013 ,014 90 Center ed Leverage Value ,031 ,188 ,100 ,032 90 a. Dependent Var iable: DATA

Nilai Mahal. Distance Maximum 16,742 yang lebih KECIL dari 27,877 Berarti tidak terdapat outlier pada data tersebut, oleh karena itu data ini mempunyai kualitas yang baik dan dapat dilanjutkan untuk diolah lebih lanjut

Ta b e l 4 .6 Fr eq u en cy Ta b l e

Ta b e l 4 .6 .1 Fr ek u e n s i ( X )

X 1

Fr equency Percent Valid Per cent Cum ulat ive Percent

Valid

1,00 13 14,4 14,4 14,4 2,00 19 21,1 21,1 35,6 3,00 1 1,1 1,1 36,7 4,00 24 26,7 26,7 63,3 5,00 33 36,7 36,7 100,0 Tot al 90 100,0 100,0

X 2

Fr equency Percent Valid Per cent Cum ulat ive Percent

Valid

(62)

X 3

Fr equency Percent Valid Per cent Cum ulat ive Percent

Valid

1,00 20 22,2 22,2 22,2 2,00 6 6,7 6,7 28,9 3,00 21 23,3 23,3 52,2 4,00 23 25,6 25,6 77,8 5,00 20 22,2 22,2 100,0 Tot al 90 100,0 100,0

X 4

Fr equency Percent Valid Per cent Cum ulat ive Percent

Valid

1,00 12 13,3 13,3 13,3 2,00 18 20,0 20,0 33,3 3,00 3 3,3 3,3 36,7 4,00 30 33,3 33,3 70,0 5,00 27 30,0 30,0 100,0 Tot al 90 100,0 100,0

X 5

Fr equency Percent Valid Per cent Cum ulat ive Percent

Valid

(63)

52

Ta b e l 4 .6 .2 Fr ek u e n s i ( Y)

Y1

Fr equency Percent Valid Per cent Cum ulat ive Percent

Valid

1,00 15 16,7 16,7 16,7 2,00 14 15,6 15,6 32,2 3,00 7 7,8 7,8 40,0 4,00 35 38,9 38,9 78,9 5,00 19 21,1 21,1 100,0 Tot al 90 100,0 100,0

Y2

Fr equency Percent Valid Per cent Cum ulat ive Percent

Valid

1,00 15 16,7 16,7 16,7 2,00 15 16,7 16,7 33,3 3,00 16 17,8 17,8 51,1 4,00 23 25,6 25,6 76,7 5,00 21 23,3 23,3 100,0 Tot al 90 100,0 100,0

Y3

Fr equency Percent Valid Per cent Cum ulat ive Percent

Valid

1,00 17 18,9 18,9 18,9 2,00 12 13,3 13,3 32,2 3,00 9 10,0 10,0 42,2 4,00 26 28,9 28,9 71,1 5,00 26 28,9 28,9 100,0 Tot al 90 100,0 100,0

Y4

Fr equency Percent Valid Per cent Cum ulat ive Percent

Valid

(64)

4.4 PARTIAL LEAST AQUARE 4.4.1 Model PLS

MODEL PLS

Pa t h Co e f f i ci e n t s ( M e a n , STD EV , T- V a l u e s )

K o e f i s i e n

Pa t h ( O )

Sa m p l e M e a n ( M )

St a n d a r d D e v i a t i o n

( STD EV )

St a n d a r d Er r o r ( STERR)

T St a t i s t i cs ( | O/ STERR| )

I K L A N ( X ) - > CI TRA

M EREK ( Y ) 0,9584 38 0,9608 31 0,0064 49 0,0064 49 148,61 2177

Ta b el 4 . 7 Ta b e l Ou t e r W e i g h t s

Ou t e r W e i g h t s ( M e a n , STD EV , T- V a l u e s )

Fa ct o r

Lo a d i n g ( O)

Sa m p l e M e a n ( M )

St a n d a r d D e v i a t i o n ( STD EV )

St a n d a r d Er r o r ( STERR)

T St a t i s t i cs ( | O/ STERR| )

X . 1 - > I K L A N ( X ) 0,3344 88 0,3295 32 0,0713 60 0,0713 60 4,6873 67

X . 2 - > I K L A N ( X ) 0,1734 65 0,1712 55 0,0639 04 0,0639 04 2,7144 74

X . 3 - > I K L A N ( X ) 0,1780 83 0,1789 84 0,0565 08 0,0565 08 3,1514 82

X . 4 - > I K L A N ( X ) 0,1825 19 0,1825 58 0,0656 59 0,0656 59 2,7797 96

X . 5 - > I K L A N ( X ) 0,2135 99 0,2172 44 0,0680 40 0,0680 40 3,1393 29

Y. 1 < - CI TRA

M EREK ( Y ) 0,2671 26 0,2670 98 0,0059 02 0,0059 02 45,2 5736 4

Y. 2 < - CI TRA

M EREK ( Y ) 0,2616 75 0,2617 09 0,0058 12 0,0058 12 45,0 2012 7

Y. 3 < - CI TRA

M EREK ( Y ) 0,2725 22 0,2723 37 0,0051 05 0,0051 05 53,3 8086 0

Y. 4 < - CI TRA

(65)

54

Tabel 4.8 Tabel Outer Loadings

Ou t e r Lo a d i n g s ( M e a n , STD EV , T- V a l u e s )

Fa ct o r

Lo a d i n g ( O)

Sa m p l e M e a n ( M )

St a n d a r d D e v i a t i o n

( STD EV )

St a n d a r d Er r o r ( STERR)

T St a t i s t i cs ( | O/ STERR| )

X . 1 - > I K L A N ( X ) 0,9611 93 0,9594 61 0,0093 39 0,0093 39 102,92 0837

X . 2 - > I K L A N ( X ) 0,9121 62 0,9102 63 0,0210 55 0,0210 55 43,3 2372 9

X . 3 - > I K L A N ( X ) 0,8642 47 0,8639 90 0,0300 09 0,0300 09 28,7 9979 3

X . 4 - > I K L A N ( X ) 0,9288 91 0,9267 89 0,0135 43 0,0135 43 68,5 8799 8

X . 5 - > I K L A N ( X ) 0,9214 29 0,9206 66 0,0205 44 0,0205 44 44,8 5126 3

Y. 1 < - CI TRA

M EREK ( Y ) 0,9219 34 0,9221 05 0,0140 54 0,0140 54 65,6 0125 2

Y. 2 < - CI TRA

M EREK ( Y ) 0,8958 51 0,8957 96 0,0175 12 0,0175 12 51,1 5536 5

Y. 3 < - CI TRA

M EREK ( Y ) 0,9338 87 0,9340 91 0,0136 12 0,0136 12 68,6 0749 7

Y. 4 < - CI TRA

M EREK ( Y ) 0,9363 11 0,9369 61 0,0094 06 0,0094 06 99,5 4655 6

Ta b e l 4 .9 Ta b e l La t e n t V a r i a b l e Co r r e l a t i o n s

La t e n t V a r i a b l e Co r r e l a t i o n s

CI TRA M EREK ( Y) I K L A N ( X )

CI TRA M EREK ( Y) 1,0000 00

I K L A N ( X ) 0,9584 38 1,0000 00

Tabel 4.10 Tabel R Squar e

R Sq u a r e

R Sq u a r e

CI TRA M EREK ( Y) 0,9186 03

(66)

A V E

A V E

CI TRA M EREK ( Y) 0,8503 34

I K L A N ( X )

Co m p o si t e Re l i a b i l i t y

Co m p o s i t e

Rel i a b i l i t y

CI TRA M EREK ( Y) 0,9578 40

I K L A N ( X )

Outer Model (Model Pengukuran dan Validitas Indikator)

Model pengukuran pada variabel Reflektif yaitu variabel Citra Merek didasarkan pada tabel outer Loading.

Outer Loadings (Mean, STDEV, T-Values)

Fa ct o r

Lo a d i n g ( O)

Sa m p l e M e a n ( M )

St a n d a r d D e v i a t i o n

( STD EV )

St a n d a r d Er r o r ( STERR)

T St a t i s t i cs ( | O/ STERR| )

X . 1 - > I K L A N ( X ) 0,9611 93 0,9594 61 0,0093 39 0,0093 39 102,92 0837

X . 2 - > I K L A N ( X ) 0,9121 62 0,9102 63 0,0210 55 0,0210 55 43,3 2372 9

X . 3 - > I K L A N ( X ) 0,8642 47 0,8639 90 0,0300 09 0,0300 09 28,7 9979 3

X . 4 - > I K L A N ( X ) 0,9288 91 0,9267 89 0,0135 43 0,0135 43 68,5 8799 8

X . 5 - > I K L A N ( X ) 0,9214 29 0,9206 66 0,0205 44 0,0205 44 44,8 5126 3

Y. 1 < - CI TRA

M EREK ( Y ) 0 ,9 2 1 9 3 4 0,9221 05 0,0140 54 0,0140 54 6 5 , 6 0 1 2 5 2

Y. 2 < - CI TRA

M EREK ( Y ) 0 ,8 9 5 8 5 1 0,8957 96 0,0175 12 0,0175 12 5 1 , 1 5 5 3 6 5

Y. 3 < - CI TRA

M EREK ( Y ) 0 ,9 3 3 8 8 7 0,9340 91 0,0136 12 0,0136 12 6 8 , 6 0 7 4 9 7

Y. 4 < - CI TRA

M EREK ( Y ) 0 ,9 3 6 3 1 1 0,9369 61 0,0094 06 0,0094 06 9 9 , 5 4 6 5 5 6

(67)

56

korelasi antara indikator dengan variabel, jika lebih besar dari 0,5 maka korelasi disebut valid dan jika nilai T-Statistic lebih besar dari 1,645 maka korelasinya disebut signifikan.

Berdasarkan pada tabel outer loading di atas, maka pada variabel dengan indikator reflektif Yaitu Citr a Merek, dimana semua indikator (Y1,Y2,Y3 dan Y4) memiliki factor loading lebih besar dari 0,50 dan atau signifikan (Nilai T-Statistic lebih dari nilai Z α = 0,10 (10%) = 1,645 ), sehingga indikator-indikator tersebut adalah menjadi pengukur/indikator variabel Citra Merek.Secara keseluruahn hasil estimasi telah memenuhi Convergen vailidity dan validitas baik.

Average var iance extracted (AVE)

A V E

CI TRA M EREK ( Y) 0,8503 34

I K L A N ( X )

Model Pengukuran berikutnya adalah nilai Avarage Variance Extracted (AVE) , yaitu nilai menunjukkan besarnya varian indikator yang dikandung oleh variabel latennya. Konvergen Nilai AVE lebih besar 0,5 juga menunjukkan kecukupan validitas yang baik bagi variabel laten. Pada variabel indikator reflektif dapat dilihat dari nilain Avarage variance extracted (AVE) untuk setiap

konstruk(variabel). Dipersyaratkan model yang baik apabila nilai AVE masing-masing konstruk lebih besar dari 0,5. Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai AVE untuk konstruk (variabel) Citra Merek memiliki nilai lebih besar dari 0,5, sehingga valid. Untuk variabel dengan indikator Formatif yaitu Iklan tidak memer lukan ukuran validitas (maka tidak terdapat nilai AVE).

Composite Reliability

Co m p o s i t e

Rel i a b i l i t y

CI TRA M EREK ( Y) 0,9578 40

I K L A N ( X )

(68)

Variabel dengan indikator formatif tidak dapat dianalisis dengan melihat

convergen validity dan composite reliability. Oleh karena variabel dengan

indikator for matif yaitu Iklan pada dasarnya merupakan hubungan regresi indikator ke variabel , maka cara menilainya adalah dengan melihat nilai koefisien regresi dan signifikansi dari koefisien regresi tersebut. Jadi dilihat nilai outer weight masing-masing indikator dan nilai signifikansinya.

Outer Weights (Mean, STDEV, T-Values)

Fa ct o r

Lo a d i n g ( O)

Sa m p l e M e a n ( M )

St a n d a r d D e v i a t i o n ( STD EV )

St a n d a r d Er r o r ( STERR)

T St a t i s t i cs ( | O/ STERR| )

X . 1 - > I K L A N ( X ) 0 ,3 3 4 4 8 8 0,3295 32 0,0713 60 0,0713 60 4 ,6 8 7 3 6 7

X . 2 - > I K L A N ( X ) 0 ,1 7 3 4 6 5 0,1712 55 0,0639 04 0,0639 04 2 ,7 1 4 4 7 4

X . 3 - > I K L A N ( X ) 0 ,1 7 8 0 8 3 0,1789 84 0,0565 08 0,0565 08 3 ,1 5 1 4 8 2

X . 4 - > I K L A N ( X ) 0 ,1 8 2 5 1 9 0,1825 58 0,0656 59 0,0656 59 2 ,7 7 9 7 9 6

X . 5 - > I K L A N ( X ) 0 ,2 1 3 5 9 9 0,2172 44 0,0680 40 0,0680 40 3 ,1 3 9 3 2 9

Y. 1 < - CI TRA

M EREK ( Y ) 0,2671 26 0,2670 98 0,0059 02 0,0059 02 45,2 5736 4

Y. 2 < - CI TRA

M EREK ( Y ) 0,2616 75 0,2617 09 0,0058 12 0,0058 12 45,0 2012 7

Y. 3 < - CI TRA

M EREK ( Y ) 0,2725 22 0,2723 37 0,0051 05 0,0051 05 53,3 8086 0

Y. 4 < - CI TRA

M EREK ( Y ) 0,2828 13 0,2826 03 0,0058 37 0,0058 37 48,4 4851 1

Hasil pengujian pada tabel outer weight menunjukkann bahwa semua indikator X1,X2,X3,X4 dan X5 pada variabel Iklan adalah signifikan karena nilain T-Statistiknya lebih besar dari 1,645 (pada Z α = 0,10). Jadi dapat disimpulkan

bahwa kelima indikator tersebut adalah berperan menjadi indikator variabel Citra Merek.

Inner Model (Pengujian Model Str uktural)

(69)

58

R-squar e

R Sq u a r e

CI TRA M EREK ( Y) 0,9186 03

I K L A N ( X )

Nilai R2 = 0,9186. Hal ini dapat diinterpretasikan bahwa model mampu menjelaskan fenomena/masalah Citra Merek sebesar 91,86 %. Sedangkan sisanya (8,14 %) dijelaskan oleh variabel lain (selain Iklan) yang belum masuk ke dalam model dan error. Artinya

Gambar

Tabel 1.2. Data Toko Sumber Pangan
Gambar 2  Langkah-langkah Analisis PLS (1).  Langkah Pertama: Merancang Model Struktural (
gambar berikut.
Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan umur
+7

Referensi

Dokumen terkait

IKI30320 Kuliah 11 24 Okt 2007 Ruli Manurung Backtracking untuk satisfiability Local search untuk satisfiability Knowledge- based agent Outline. 1 Backtracking

Darmaji (Darmaji, 2011) membahas dimensi partisi dari graf multipartite dan graf hasil korona dua buah graf terhubung, dan masih banyak penelitian lainnya.. Berikut

Untuk itu perlu dikaji mengenai efektifitas iklan yang berkaitan dengan peringatan dan persuasi dapat diketahui melalui riset tentang dampek komunikasi. (Durianto, 2003 :

To fulfill these integration objectives, several methods, techniques, patterns, and technologies have been developed over the years, ranging from point-to-point integration over

Produk makanan / minuman special yang anda ketahui di Restoran

Seiring dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat akan transportasi, terutama teruntuk masyarakat yang tinggal di kawasan ibu kota yaitu Bogor, Depok, Tangerang dan

Berdasarkan hasil perhitungan dan data pengolahan SPSS (lihat lampiran) diketahui nilai t hitung adalah sebesar -6,826 Melihat nilai t hitung sebesar -6,826 bila

Suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis oleh pihak yang independen, terhadap laporan keuangan yang telah disusun oleh manajemen, beserta