• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH CITRA MEREK DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN ISUZU ELF (Studi Pada PT. Buana Perkasa Permai di Kecamatan Tandes Surabaya).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH CITRA MEREK DAN KUALITAS PRODUK TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN ISUZU ELF (Studi Pada PT. Buana Perkasa Permai di Kecamatan Tandes Surabaya)."

Copied!
79
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Per syaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Fakultas Ekonomi

Diajukan oleh:

SATRIYA HADI SAPUTRA 0912010195/FE/EM

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL”VETERAN” J AWA TIMUR

(2)
(3)

Dengan memanjatkan puji syukur kepada Allah SWT, atas rahmat dan berkat-Nya yang diberikan kepada penyusun sehingga skripsi yang berjudul “Pengaruh Citra Merek dan Kualitas Produk Ter hadap Keputusan Pembelian Isuzu ELF (Studi pada PT. Buana Per kasa Per mai di Kecamatan Tandes Surabaya)””.

Penyusunan skripsi ini ditujukan untuk memenuhi syarat penyelesaian Studi Pendidikan Strata Satu, Fakultas Ekonomi jurusan Manajemen, Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

Pada kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberi bimbingan, petunjuk serta bantuan baik spirituil maupun materiil, khususnya kepada :

1. Bapak Prof.Dr.Ir. Teguh Sudarto, MP selaku Rektor Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

2. Bapak Dr. Dhani Ichsanudin Nur. SE, MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.

(4)

5. Para Dosen yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan kepada penulis selama menjadi mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional “Veteran“ Jawa Timur. 6. Kepada kedua orangtuaku dan adikku tercinta yang telah memberikan dukungan

baik moril ataupun material.

7. Kepada Rien Septyrani Pertiwi yang telah memberi semangat dan dukungannya. 8. Kepada teman – teman mahasiswa angkatan 2009 Universitas Pembangunan

Nasional “Veteran” Jawa Timur.

9. Berbagai pihak yang turut membantu dan menyediakan waktunya demi terselesainya skripsi ini yang tidak dapat penyusun sebutkan satu persatu.

Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa apa yang telah disusun dalam skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis sangat berharap saran dan kritik membangun dari pembaca dan pihak lain.

Akhir kata, Peneliti berharap agar skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan.

Salam hormat,

Surabaya, Januari 2014

(5)

DAFTAR ISI... iii

BAB II TINJ AUAN PUSTAKA 2.1 Hasil Penelitian Terdahulu...7

2.3. Hubungan Kausalitas Antar Variabel Penelitian... 18

2.4. Kerangka Konseptual...20

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel...21

3.1.1. Definisi Operasional Variabel...21

3.1.2. Pengukuran Variabel...25

3.2. Teknik Penentuan Populasi dan Sampel... 26

3.2.1. Populasi...26

3.2.2. Sampel... 26

3.3. Teknik Pengumpulan Data...28

(6)

3.4.2 Pengujian Hipotesis...38

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Obyek Penelitian ... 40

4.1.1. Sejarah Perusahaan ... 40

4.1.2. Filosofi Perusahaan (Catur Dharma) ... 47

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian dan Pembahasan ... 47

4.2.1. Analisis Statistik Deskriptif ... 47

4.2.2. Deskripsi Karakteristik Responden ... 48

4.2.3. Citra Merek (X1) ... 50

4.2.4. Kualitas Produk (X2) ... 52

4.2.5. Keputusan pembelian (Y) ... 54

4.2.6. Analisis Data Uji Outlier... 55

4.2.7. Analisis Data Uji Validitas... 56

4.2.8. Analisis Data Uji Reliabilitas ... 61

4.3. Model Struktural ... 62

4.3.1. Analisis Data Uji Kausalitas ... 63

4.3.2. Analisis Data Uji Hipotesis ... 64

4.4. Pembahasan ... 64

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan...66

5.2 . Saran...66 DAFTAR PUSTAKA

(7)

Tabel 4.2. Karakteristik Berdasarkan Usia... 49

Tabel 4.3. Karakteristik Berdasarkan Pekerjaan ... 49

Tabel 4.4 : Distribusi Frekuensi Pada Variabel Citra Merek (X1) ... 51

Tabel 4.5 : Distribusi Frekuensi Pada Variabel Kualitas produk (X2) ... 52

Tabel 4.6 : Distribusi Frekuensi Pada Variabel Keputusan pembelian (Y) ... 54

Tabel 4.7 Residuals Statisticsa ... 56

Tabel 4.8.Outer Weights (Mean, STDEV, T-Values) ... 57

Tabel 4.9 Outer Loadings Outer(Mean, STDEV, T-Values) ... 59

Tabel 4.10. AVE (Average Variance Extracted) ... 60

Tabel 4.11 Composite Reliability ... 61

Tabel 4.12. R Square ... 63

(8)
(9)

SATRIYA HADI SAPUTRA 0912010195 /FE /EM

Abstraksi

Semakin banyaknya produk kendaraan berat atau truck beredar di pasaran, memacu para pengusaha untuk memaksimalkan dalam meningkatkan jumlah penjualan. Truk sangat dibutuhkan oleh banyak konsumen untuk alat transportasi darat guna pengangkutan barang-barang dari satu tempat ke tempat yang lain. Strategi pemasaran yang tepat merupakan salah satu cara untuk mencapai tujuan perusahaan yaitu dengan mengetahui kebutuhan dan keinginan konsumen sehingga tercipta pruduk yang tepat, sehingga dapat meningkatkan Keputusan Pmbelian.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis Citra Merek dan Kualitas Produk Terhadap Keputusan pembelian Isuzu Elf pada PT. Buana Perkasa Permai di Kecamatan Tandes Surabaya Metode penelitian ini yang digunakan adalah Partial Least Square (PLS). Dalam penelitian ini yang dijadikan populasi adalah masyarakat di Kecamatan Tandes Surabaya yang membeli Isuzu Elf kurang dari satu tahun. Metode pengambilan sampel yang dilakukan adalah non probability sampling dengan teknik pengambilan sampel yang dilakukan yaitu purposive sampling. Dengan demikian setiap unit sampling sebagai unsur populasi memperoleh peluang yang sama untuk menjadi sampel atau untuk mewakili populasi. Jumlah responden yang dijadikan sampel sebanyak 50.

Kesimpulan yang diperoleh dari penelitian ini bahwa semakin Citra Merek dan Kualitas Produk belum tentu akan mempengaruhi Keputusan Pembelian Isuzu Elf.

(10)

1.1.Latar Belakang

Semakin banyaknya produk kendaraan berat atau truck beredar di pasaran, memacu para pengusaha untuk memaksimalkan dalam meningkatkan jumlah penjualan. Seiring dengan perkembangan jaman dan meningkatnya kebutuhan akan truk sebagai alat transportasi untuk di darat membawa angin segar bagi perusahaan otomotif di bidang kendaraan berat atau truk. Truk sangat dibutuhkan oleh banyak konsumen untuk alat transportasi darat guna pengangkutan barang-barang dari satu tempat ke tempat yang lain.

(11)

Meski membangun image dengan produk mobil penumpang Panther, namun saat ini nama Isuzu justru lebih berkibar dikancah pasar mobil komersial Tanah Air. Hal ini tercermin dari angka penjualan mereka di semester pertama 2013 yang di dominasi mobil barang tersebut.

Angka penjualan per-Juni 2013 mencapai 16.227 unit. Untuk truk saja penjualan mencapai 12 ribuan dan yang menjadi produk terlaris adalah ELF dengan 9.674 unit disusul Giga dengan 1.756 unit, buka General Marketing PT. Isuzu Astra Motor Indonesia atau biasa yang di sebut IAMI oleh Edi Jusuf Oekasah (mobil.otomotifnet.com)

Bahkan keunggulan tekhnologi mesin Isuzu juga telah di akui di seluruh dunia dan telah dibuktikan dengan banyaknya uji coba yang dilakukan di jalan perkotaan maupun di jalanan pegunungan membuat produk Isuzu masih sangat mampu bersaing dengan produk – produk baru yang banyak bermunculan dan tetap menjadi pelopor kendaraan yang ekonomis dan juga irit bahan bakar.

(12)

Berdasarkan hal tersebut, sebagian kelompok masyarakat indonesia menganggap merek merupakan salah satu faktor penting guna menaikkan kepercayaan diri para konsumen, karena menurut masyarakat merek yang terkenal yaitu merek produk yang produknya telah lama beredar dan konsistensi produknya yang mampu memberi jawaban terhadap setiap kebutuhan yang diperlukan oleh konsumen, tidak hanya itu kualitas produk penting guna mendukung kegunaan setiap produk dan bukan berarti produk Isuzu ketinggalan teknologi, selain mesin yang tangguh, irit bahan bakar dan perawatan yang mudah masih banyak perkembangan tekhnologi yang ada pada truk isuzu seperti adanya Power Steering yang membuat pengemudi lebih nyaman untuk menggerakkan ban truk dan berpengaruh juga pada pemakaian bahan bakar, lalu ada sistem pengereman dengan gas buang atau bisa disebut Exhaust Brake, lalu adanya kabin jungkit atau disebut Tilt Cabin yang berfungsi sebagai cara perawatan mesin yang berada pada bawah kabin lebih mudah dipantau dan juga adanya Reverse Parking camera atau bisa disebut juga kamera mundur yang berfungsi sebagai penunjuk gambar bagi pengemudi pada bagian ekor truk.

(13)

dapat tercapai. Begitu pula yang dilakukan para produsen otomotif khususnya truk seiring permintaan pasar yang semakin meningkat.

Data lain yang di dapatkan peneliti menunjukkan, bahwa pada dealer PT. Buana Perkasa Permai yang berdomisili di Jl. Jemursari 43 Surabaya tingkat penjualannya menurun.

Tabel 1.1 Data Penjualan Isuzu ELF oleh PT.BUANA PERKASA PERMAI

(14)

1.2.Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian diatas, maka penelitian ini mengambil dua rumusan masalah sebagai berikut :

1. Apakah citra merek (brand) berpengaruh terhadap keputusan pembelian Isuzu ELF?

2. Apakah kualitas produk berpengaruh terhadap keputusan pembelian Isuzu ELF?

1.3.Tujuan Penelitian

Mengacu pada tiga rumusan masalah tersebut, maka tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh citra merek terhadap keputusan pembelian Isuzu ELF ?

2. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh kualitas produk terhadap keputusan pembelian Isuzu ELF ?

1.4.Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti

(15)

2. Bagi UPN Veteran Jatim

Hasil penelitian ini menambah bahan perbendaharaan referensi yang ada di perpustakaan, sehingga dapat dimanfaatkan bagi pihak yang berkepentingan untuk mengembangkan wawasan serta sebagai informasi tambahan bagi peneliti selanjutnya berkaitan dengan pengaruh citra merek dan kualitas produk terhadap keputusan pembelian.

3. Bagi Perusahaan

Penelitian ini dapat memberikan masukan untuk perusahaan dalam membuat keputusan di strategi pemasaran yang semakin ketat dilihat dalam aspek citra merek dan kualitas produk.

(16)

2.1. Hasil Penelitian Ter dahulu

Penelitian terdahulu merupakan telaah pustaka yang berasal dari penelitian-penelitian yang sudah pernah dilakukan. Beberapa penelitian yang terdahulu yang menjadi rujukan penelitian ini antara lain:

Prisca Andini, SE. Judul Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Mobil Hyundai i20 (Studi Kasus pada Konsumen Mobil Hyundai i20 di Semarang). Data di dapat melalui kuesioner yang disebar ke 100 pengguna mobil Hyundai i20, penelitian ini mengambil data dengan teknik purposive sampling, lalu untuk pengolahan memakai program SPSS (Statistical Package for Social Science). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas produk dan citra merek berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian.

(17)

2.2. Landasan Teori

Pada sub bab ini akan dijelaskan teori-teori yang menjadikan landasan dari penelitian serta variabel-variabel yang digunakan, diantaranya sebagai berikut :

2.2.1. Pemasaran

Pemasaran adalah proses sosial yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain (Kotler, 2002:8). Stanton menyatakan bahwa pemasaran adalah suatu sistem keseluruhan dari kegiatan-kegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menetukan harga, mempromosikan dan mendistribusikan barang dan jasa yang memuaskan kebutuhan baik kepada pembeli yang ada maupun pembeli potensial.

Pengertian pemasaran dari kedua pendapat di atas menerangkan bahwa kegiatan pemasaran mencakup ruang lingkup kegiatan yang sangat luas yang dimulai dari menetukan kebutuhan konsumen dan diakhiri dengan kepuasan konsumen. Dengan kata lain kegiatan pemasaran bermula dan berakhir pada konsumen.

(18)

syarat mutlak bagi kelangsungan hidup perusahaan seperti yang tercermin dalam konsep pemasaran, bahwa konsep pemasaran adalah suatu falsafah bisnis yang menyatakan bahwa kepuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan. Dari konsep pemasaran diatas jelaslah bahwa perusahaan harus mampu memberikan kepuasan kepada konsumennya dengan mengetahui apa yang menjadi kebutuhannya agar perusahaan dapat bertahan dan berkembang.

Dari definisi di atas dapat diterangkan bahwa arti pemasaran adalah jauh lebih luas dari penjualan. Pemasaran mencakup usaha perusahaan yang dimulai dengan mengindentifikasikan kebutuhan konsumen yang perlu dipuaskan, menentukan produk yang hendak diproduksi, menentukan harga produk yang sesuai, menentukan cara-cara promosi dan penyaluran/penjualan produk tersebut, jadi kegitan pemasaran adalah kegiatan yang saling berhubungan sebagai suatu sistem.

2.2.2. Kualitas Produk

Kualitas produk merupakan salah satu andalan pemasaran suatu perusahaan. Kualitas produk mempunyai pengaruh langsung terhadap nilai kepuasan konsumen yang akan menjadi loyalitas konsumen.

(19)

luar negeri, dan satu-satunya jalan untuk mempertahankan pertumbuhan dan penghasilan”. Menurut Kotler (2002:67) bahwa “kualitas produk adalah keseluruhan cirri serta sifat dari suatu produk yang berpengaruh pada kemampuan untuk memuaskan kebutuhan yang dinyatakan atau tersirat”.

Sedangkan menurut Kotler dan Amstrong (2008:272) menyatakan bahwa kualitas adalah “karakteristik produk atau jasa yang bergantung pada kemampuan memuaskan kebutuhan pelanggan yang dinyatakan atau diimplikasikan.

Dimensi kualitas menurut Garvin dalam Nasution M.N (2005:4) bahwa: mengidentifikasi delapan dimensi kualitas yang dapat digunakan untuk menganalisis karakteristik kualitas barang yaitu sebagai berikut: 1. Performa (performance) berkaitan dengan aspek fungsional dari produk

dan merupakan karakteristik utama yang dipertimbangkan pertama jika ingin membeli produk.

2. Keistimewaan (features) merupakan aspek kedua dari performasi yang menambah fungsi dasar, berkaitan dengan pilihan dan pengembangannya.

(20)

4. Konformansi (conformance) berkaitan dengan kesesuaian produk terhadap spesifikasi yang sudah di tetapkan sebelumnya berdasarkan keinginan pelanggan.

5. Daya tahan (durability) merupakan ukuran masa pemakaian suatu produk. Karakteristik ini berkaitan dengan daya tahan produk tersebut. 6. Kemampuan pelayanan (service ability) merupakan karakteristik yang

berkaitan dengan kecepatan, kesopanan, kompetensi, kemudahan, serta akurasi dalam perbaikan.

7. Estetika (aesthetics) merupakan karakteristik mengenai keindahan yang bersifat subjektif sehingga berkaitan dengan pertimbangan probadi dan refleksi/ pilihan individual.

8. Kualitas yang diperspsikan (persefed quality) bersifat subjektif, berkaitan dengan perasaan pelanggan dalam mengkonsumsi produk, seperti meningkatkan harga diri.

2.2.3. Merek

(21)

kesanggupan seorang calon pembeli untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan bagian dari kategori produk tertentu (Aaker, 1997). Ada empat level daya ingat konsumen mengenai merek dari tingkat terendah sampai tingkat tertinggi (Durianto dkk, 2004): 1. Unware of brand (tidak menyadari merek)

Level ini adalah tingkat terendah dalam piramida merek, dimana konsumen tidak menyadari adanya suatu merek.

2. Brand recognition (pengenalan merek)

Merupakan tingkat minimal kesadaran merek, dimana pengenalan suatu merek muncul lagi setelah dilakukan pengingatan kembali lewat bantuan (aided recall).

3. Brand recall (pengingatan kembali merek)

Adalah pengingatan kembali terhadap merek tanpa adanya bantuan (unaided recall).

4. Top of mind (puncak pikiran)

Adalah merek yang pertama kali muncul dalam benak konsumen ketika konsumen ditanya tentang kategori suatu produk yang dapat diingat kembali secara spontan, tanpa adanya bantuan. Dengan kata lain merek tersebut merupakan merek utama dari berbagai merek yang ada dalam benak konsumen.

(22)

1. Jangkar yang menjadi cantolan bagi asosiasi lain.

Suatu merek yang kesadarannya tinggi akan membantu asosiasi-asosiasi yang melekat pada merek tersebut karena daya jelajah merek tersebut menjadi sangat tinggi di benak konsumen. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa jika kesadaran suatu merek rendah, maka asosiasi yang diciptakan oleh pemasar akan sulit melekat pada merek tersebut.

2. Familiar atau rasa suka.

Jika kesadaran terhadap merek tinggi, maka konsumen akan merasa akrab

dengan merek tersebut, sehingga lama kelamaan dapat menimbulkan rasa suka.

3. Substansi atau komitmen.

Kesadaran merek dapat menandakan keberadaan, komitmen, dan inti yang sangat penting bagi suatu perusahaan. Apabila kesadaran akan merek tinggi,

maka kehadiran merek tersebut akan selalu dirasakan.

4. Mempertimbangkan merek.

Dalam melakukan keputusan pembelian konsumen akan menyeleksi

merek-merek yang dikenal dalam suatu kelompok untuk dipertimbangkan. Merek

dengan top of mind yang tinggi mempunyai nilai pertimbangan yang tinggi.

Jika suatu merek tidak tersimpan dalam ingatan, merek tersebut tidak akan

dipertimbangkan dalam benak konsumen.

(23)

pertimbangan yang tinggi pula, dengan begitu merek tersebut akan tersimpan dalam ingatan dan mendapatkan kesempatan lebih baik untukdipilih oleh konsumen. Kesadaran nama atau familiaritas juga merupakan penggerak dari ekuitas merek. Kesadaran tanpa diferensiasi menghasilkan nama merek komoditi yang terkenal yang dapat menjadi menguntungkan secara marjinal. Kesadaran akan nama dapat menandakan keberadaan, komitmen, dan inti yang sangat penting bagi suatu perusahaan. Secara logika, suatu nama dikenal karena beberapa alasan, mungkin karena program iklan perusahaan yang ekstensif, jaringan distribusi yang luas atau eksistensi yang sudah lama dalam industri.

2.2.4. Brand Image (Citr a Merek)

Citra merek memegang peranan penting, karena citra merek yang positif akan membuat konsumen tertarik untuk melakukan pembelian ulang dikemudian hari. Konsumen akan mudah mengingat suatu merek yang memiliki citra merek yang positif sehingga mempermudah pengambilan keputusan ketika melakukan pembelian. Tanpa citra merek yang kuat dan positif, sangatlah sulit bagi perusahaan untuk menarik pelanggan baru dan mempertahankan pelanggan yang sudah ada. Bahkan mungkin perusahaan tidak akan sanggup untuk bersaing dalam pasar dan akhirnya perusahaan mengalami kebangkrutan.

(24)

Sedangkan menurut Philip Kotler (2002:460) mengatakan bahwa “Citra merek adalah sejumlah gambaran, kesan dan keyakinan-keyakinan yang dimiliki oleh seseorang terhadap suatu objek”.

Roslina (2009) citra merek merupakan “petunjuk ekstrinsik yang akan digunakan oleh konsumen untuk mengevaluasi produk sebelum melakukan pembelian”.

Menurut Keller dalam Shimp (2000:10) “Faktor-faktor pembentuk citra merek adalah jenis-jenis asosiasi merek, dukungan asosiasi merek, kekuatan asosiasi merek, dan keunikan asosiasi merek”.

2.2.5. Keputusan Pembelian

(25)

Pada umumnya manusia bertindak rasional dan mempertimbangkan segala jenis informasi yang tersedia dan mempertimbangkan segala sesuatu yang mungkin bisa muncul dari tindakannya sebelum melakukan sebuah perilaku tertentu.

Gambar 2.1 Proses keputusan pembelian Sumber : Kotler (1996)

Dalam proses keputusan pembelian, ada 5 tahap yang dilalui : 1. Pengenalan Masalah

Merupakan suatu perbedaan antara keadaan sebenarnya dan keadaan yang diinginkan. Kebutuhan itu dapat digerakkan oleh rangsangan dari dalam diri pembeli atau dari luar. Proses pembelian diawali dengan masalah atau kebutuhan. Jika kebutuhan tersebut diketahui, maka konsumen akan segera memahami kebutuhan yang belum perlu segera dipenuhi atau masih bisa ditunda pemenuhannya serta kebutuhan yang sama-sama harus segera dipenuhi.

2. Pencarian Informasi

(26)

relative dari setiap informasi terhadap rangkaiankeputusan membeli. Sumber-sumber informasi konsumen terbagi menjadi empat kelompok:

1. Sumber pribadi (keluarga, teman, tetangga, kenalan)

2. Sumber niaga (periklanan, petugas penjualan, penjual, dan pameran)

3. Sumber umum (media massa, organisasikonsumen)

4. Sumber pengalaman (pernah menangani, menguji, mempergunakan produk)

Sumber-sumber informasi ini memberikan pengaruh yang relative berbeda-beda sesuai jenis produk dan cirri-ciri pembeli. Mengenai sumber informasi yang dipergunakan olehkonsumen, pemasar perlu mengidentifikasi sumber-sumber itu dengan cermat dan menilai pentingnya masing-masing sumber informasi itu.

3. Evaluasi Alternatif

Setelah melakukan pencarian informasi sebanyak mungkin tentang banyak hal maka selanjutnya konsumen harus melakukan penelitian tentang beberapa alternative yang menentukan langkah selanjutnya. Perubahan ini tidak dapat terpisah dari pengaruhsumber-sumber yang dimiliki konsumen (waktu, uang, dan informasi).

4. Keputusan Membeli

(27)

membentuk minat untuk membeli produk yang paling disukai, tetapi dua factor bisa muncul diantara minat pembelian dan keputusan pembelian.

5. Perilaku Pasca Pembelian

Tahap ini sangat ditentukan oleh pengalaman konsumen dalam mengkonsumsi produk yang ia beli. Setelah pembelian akan mengalami kepuasan atau ketidakpuasan kemudian melakukan tindakan untuk mendapatkan perhatian dari pasar.

2.3. Hubungan Kausalitas Antar Var iabel Penelitian

1. Pengaruh kualitas produk terhadap keputusan pembelian

Semakin baik kualitas produk akan mempengaruhi keputusan pembelian. Menurut Aaker (1997:127) Terkait dengan keputusan-keputusan pembelian, maka kualitas mampu mengefektifkan semua elemen program pemasaran. Diperkuat oleh pendapat Ries (2000:51) yang mengatakan bahwa kualitas produk akan menjadi pertimbangan penting bagi pembelian. Lebih lanjut menurut Wendy Van Rijswijk (2006) menyatakan bahwa persepsi konsumen yang positif terhadap suatu kualitas produk akan berdampak pada pilihan konsumen dalam memutuskan membeli..

(28)

2. Pengaruh citra merek terhadap keputusan pembelian

Semakin baik citra merek di mata konsumen akan menghasilkan keputusan pembelian oleh konsumen. Menurut Peter dan Olson1994 (dalam Rangkuti 2009: 20-21)bahwa dalam pengambilan keputusan pembelian, jika konsumen dihadapkan pada pilihan seperti nama merek, harga, serta berbagai atribut produk lainnya, ia akan cenderung memilih nama merek terlebih dahulu setelah itu memikirkan harga, ini karena citra merek yang terbentuk di benak konsumen yang terbiasa menggunakan merek tertentu cenderung memiliki konsistensi dalam pembelian produk yang diinginkan. Lebih lanjut menurut Xuemei Bian dan Luiz Moutinho(2011) menyebutkan bahwa dimensi brand image yang dihasilkan oleh konsumen memiliki pengaruh terhadap keinginan konsumen untuk membeli dan pada akhirnya menghasilkan keputusan pembelian.

(29)

pesaing dan sebaliknya menyukai aktifitas yang dilakukan oleh merek yang disukainya serta selalu mencari informasi yang berkaitan dengan merek tersebut”.

Dari penjelasan diatas dapat diketahui bahwa citra merek memegang peranan penting, karena citra merek yang positif akan membuat konsumen tertarik untuk melakukan keputusan pembelian. Konsumen akan lebih mudah mengingat suatu merek yang memiliki citra merek yang positif sehingga mempermudah pengambilan keputusan ketika melakukan pembelian. Konsumen tidak akan ragu merekomendasikan suatu merek yang memiliki citra merek yang baik kepada temannya. Tanpa citra merek yang kuat dan positif, sangatlah sulit bagi perusahaan untuk menarik pelanggan baru dan mempertahankan pelanggan yang sudah ada.

2.4. Kerangka Konseptual

H1

H2

Gambar 2.2 Kerangka Konseptual Hipotesis:

• Di duga Citra Merek berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian.

• Di duga Kualitas Produk berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian

(30)

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 3.1.1. Definisi Operasional Variabel

Variable beserta definisi operasional yang digunakan dalam pembahasan penelitian ini adalah:

Sugiyono (2006:2) mendefinisikan variabel sebagai atribut dari sekelompok orang atau obyek yang mempunyai variasi antara satu dengan yang lainnya dalam kelompok itu. Variabel merupakan gejala yang menjadi fokus peneliti untuk diamati. Variabel dalam penelitian ini, yaitu : 1. Variabel bebas atau var iabel independen (X)

Variabel bebas (X) adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel terikat atau variabel dependen (Sugiyono, 2006:3). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Citra Merek (X1), Kualitas Produk (X2).

1) Citr a Merek

(31)

namun juga dapat merefleksikan mutu dan visi misi perusahaan tersebut. Kesanggupan konsumen merek kendaraan bermotor (mobil) sebagai kategori produk tertentu, baik melalui tingkat kepopuleran maupun media promosi yang membedakan dengan pesaing (jurnal Gus Indra, SE., MM .(Aaker 1997).

X1.1. Kemampuan pengguna mengenali logo kendaraan (truk) merek Isuzu ELF.

X1.2. Kemampuan pengguna mengingat iklan kendaraan (truk) Isuzu ELF.

X1.3. Kegiatan promosi yang dilakukan kendaraan (truk) Isuzu ELF semakin gencar.

2) Kualitas Produk

Kualitas produk merupakan kemampuan dari sebuah produk untuk menjalankan fungsinya sebagaimana mestinya,yang termasuk didalamnya. Dimensi kualitas menurut Garvin dalam Nasution M.N (2005:4) bahwa,mengidentifikasi 5 dimensi kualitas dari 8 dimensi kualitas produk yang dapat digunakan untuk menganalisis karakteristik kualitas produk yaitu sebagai berikut: X2.1. Performa (performance) berkaitan dengan aspek fungsional

(32)

X2.2. Keistimewaan (features) merupakan aspek kedua dari performasi yang menambah fungsi dasar, berkaitan dengan pilihan dan pengembangannya.

- Adanya penambahan Reverse Parking camera,sehingga penglihatan pengemudi tidak terhalangi.

- Exhaust Brake membuat pengereman lebih maksimal X2.3. Daya tahan (durability) merupakan ukuran masa pemakaian

suatu produk. Karakteristik ini berkaitan dengan daya tahan produk tersebut.

Instrumen dalam indikator sebagai berikut:

- Bahan Bakar : Isuzu ELF lebih efisien dalam penggunaan bahan bakar(solar) sehingga penggunaan mesinnya dapat tahan lama.

- Kemungkinan mengalami kerusakan : Isuzu ELF tidak mudah mengalami kerusakan karena beberapa bagian mesin telah mengalami revolusi.

X2.4. Kemampuan pelayanan (service ability) merupakan karakteristik yang berkaitan dengan kecepatan, kesopanan, kompetensi, kemudahan, serta akurasi dalam perbaikan. Instrument indikator sebagai berikut:

(33)

X2.5. Estetika yaitu daya tarik produk terhadap panca indra. Instrumen indikator tersebut sebagai berikut:

- Cabin Isuzu ELF : Dapat menarik konsumen dengan kegagahan model body depan.

2. Variabel terikat atau Variabel dependen (Y)

Variabel terikat (Y) adalah variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas atau variabel independen (Sugiyono, 2006:3). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Keputusan pembelian (Y).

Keputusan pembelian (Y)

Keputusan pembelian adalah proses merumuskan sebagai alternative tindakan guna menjatuhkan pilihan pada salah satu alternative tertentu untuk melakukan pembelian. (dalam jurnal Dwi Cempaka, Nunik Kustilawati) Engel et. All (2003:31). Adapun indicator yang digunakan dalam penelitian ini:

Y1. Produk

Menjatuhkan pilihan atau alternative pada produk yang terbaik.

Y2. Pengambilan keputusan.

(34)

3.1.2. Pengukuran variabel

Skala pengukuran variable yang digunakan penelitian ini menggunakan skala interval. Menurut Riduwan (2004:84), skala interval merupakan skala yang menunjukan jarak antara satu data dengan data yang lain dan mempunyai bobot yang sama, sedangkan teknik pengukuran sikap menggunakan Skala Likert. Riduwan (2004:90) menyatakan bahwa skala ini digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok tentang kejadian atau gejala social. Analisis yang dilakukan dengan meminta responden untuk menjawab atau memberikan penilaian terhadap suatu konsep atau objek tertentu. Skala data yang digunakan adalah 1 sampai 5.

Contoh praktis pertanyaan, Isi angka yang sesuai menurut anda dalam kotak, yang tersusun dalam garis kontinum “positifnya” terletak di bagian kanan dan “negatifnya” terletak di bagian kiri seperti pada contoh berikut ini :

seperti pada contoh berikut ini : Contoh:

1 5

Pandangan konsumen terhadap Isuzu ELF baik.

(35)

Sangat tidak setuju Sangat setuju

Keterangan :

Sangat Tidak Setuju (STS) = 1 Tidak Setuju (TS) = 2

Netral (N) = 3

Setuju (S) = 4

Sangat Setuju (SS) = 5

3.2. Teknik Penentuan Populasi dan Sampel 3.2.1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2006:55). Populasi dalam penelitian ini adalah semua orang yang menggunakan Isuzu ELF di Kecamatan Tandes Surabaya.

3.2.2. Sampel

(36)

mempunyai sangkut paut yang erat dengan ciri-ciri populasi yang sudah diketahui sebelumnya. Beberapa kriteria yang ditentukan oleh peneliti adalah :

•Berdomisili di Kecamatan Tandes .

•Orang-orang yang sudah membeli Isuzu ELF kurang dari 1 tahun.

Penentuan jumlah sampel yang representatif menurut Ferdinand (2006) adalah tergantung pada jumlah indikator dikalikan 5-10.

n = jumlah indikator x 5

Teknik penentuan sampel yang dipergunakan adalah berdasarkan pedoman pengukuran sampel menurut Ferdinand (2002:48), antara lain :

•Tergantung pada jumlah parameter yang diestimasi. Pedomannya adalah 5 – 10 kali jumlah parameter yang diestimasi.

•Tergantung pada jumlah indikator yang digunakan dalam seluruh variabel laten. Jumlah sampel adalah jumlah indikator dikali 5-10.

(37)

3.3. Teknik Pengumpulan Data 3.3.1. J enis Data

Data Primer

Data primer dalam penelitian ini adalah informasi yang diambil langsung dari lapangan lewat Kuesioner ataupun pengamatan langsung yang berhubungan dengan penelitian.

3.3.2. Metode Pengumpulan Data 1. Kuesioner

Merupakan daftar pertanyaan guna memperoleh data melalui jawaban dan responden.

2. Wawancara

Merupakan metode yang dilakukan melalui pengamatan langsung terhadap konsumen yang berhubungan dengan permasalahan yang di teliti dan mencatat kegiatan yang ada.

3.4. Teknik Analisis Data dan Pengujian Hipotesis 3.4.1. Teknik Analisis Data

Partial Least Squar e

(38)

metode umum untuk mengestimasi path model yang menggunakan variabel laten dengan mutiple indikator. PLS juga merupakan faktor indeterminacy metode analisis yang powerful karena tidak mengasumsikan data harus dengan pengukuran skala tertentu, jumlah sampel kecil.Awalanya Partial Least Square berasal dari ilmu sosial (khususnya Ekonomi, Her manWold, 1996).Model ini dikembangkan sebagai altrnatif untuk situasi dimana dasar teori pada perancangan model lemah atau indikator yang tidak tersedia tidak memenuhi model pengukuran refleksif. PLS selain dapat digunakan sebagai konfirmasi teori juga dapat digunakan untuk membangun hubungan yang belum ada landasan teorinya atau pengujian proposisi.

Untuk tujuan prediksi, pendekatan PLS lebih cocok. Karena pendekatan untuk mengestimasi variabel laten dianggap sebagai kombinasi linier dari indikator maka menghindarkan masalah indeterminacy dan memberikan definisi yang pasti dari komponen skor. Bilamana model struktural yang akan dianalisis memenuhi model rekursif dan variabel laten memiliki indikator yang besifat formatif, refleksif atau campuran, maka yang tepat diterapkan adalah PLS.

(39)

terhadap variabel laten yang dipengaruhinya juga dapat dengan mudah dilakukan (Ghozali2008).

Didalam PLS variabel laten bisa berupa hasil pemcerminan indikatornya, di istilahkan dengan indikator refleksif (reflesive indicator). Di samping itu, variabel yang dipengaruhi oleh indikatornya, diistilahkan dengan indikator formatif (formative indicator).

1. Model refleksif dipandang secara matematis indikator seolah-olah sebagai variabel yang dipengaruhi oleh variabel laten. Hal ini mengakibatkan bila terjadi perubahan dari suatu indikator akan berakibat pada perubahan pada indikator lainnya dengan arah yang sama.

Ciri-ciri model indikator reflektif adalah :

a. Arah hubungan kausalitas seolah-olah dari variabel laten (Y) ke indikator (X1, X2, X3, X4).

b. Antara indikator diharapkan saling berkorelasi (memiliki internal consitency reliability).

c. Menghilangkan satu indikator dari model pengukuran tidak akan merubah makna dan arti variabel laten.

d. Menghitung adanya kesalahan pengukuran (error) pada tingkat indikator.

(40)

lainnya dalam satu kontruk, tapi jelas akan meningkatkan variabel latennya.

PLS adalah salah satu metode yang dapat menjawab masalah pengukuran indeks keputusan pembelian karena PLS tidak memerlukan asumsi yang ketat, baik mengenai sebaran dari sebuah pengamatan maupun dari ukuran contoh yang tidak besar.

Keunggulan PLS antara lain : 1. Fleksibilitas dari algoritma

Dimensi ukuran bukan masalah, misalnya variabelnya banyak.

2. Dapat mencocokkan data dengan komponen yang lebih sedikit (sampel data tidak harus besar).

Metode lain yang dapat digunakan adalah LISREL (Linier Sructural Relations, software/program computer yang sering digunakan pada SEM) yaitu metode yang dalam perhitungannya memerlukan sebaran data berdistribusi normal dan ukuran sampel harus besar (n > 100) (Bacon, 1997). Oleh J or eskog dan Wold (1982), PLS dikembangkan sebagai metode umum untuk pendugaan model laten yang diukur secara tidak langsung oleh perubah penjelas.

Cara Kerja PLS

(41)

estimasi jalur (path estimate) yang menghubungkan variabel laten dan antar variabel laten dan indikatornya (loading), ketiga berkaitan dengan means dan lokasi parameter (nilai konstanta regresi) untuk indikator dan variabel laten. Untuk memperoleh ketiga estimasi ini, PLS menggunakan proses interasi tiga tahap dan setiap tahap iterasi menghasilkan estimasi. Tahap pertama menghasilkan weigh estimate, tahap kedua menghasilkan estimasi untuk inner model dan outer model, tahap ketiga menghasilkan estimasi means san lokasi (konstanta).

Selama iterasi berlangsung inner model estimate digunakan untuk mendapatkan outside approximation weigth, sementara itu outer model estimate digunakan untuk mendapatkan inside approximation weigth. Prosedur iterasi ini akan berhenti ketika presentase perubahan setiap outside approxomation weigth relatif terhadap proses iterasi sebelumnya kurang dari 0,01.

Model Spesifikasi PLS

(42)

yang mengespesifikasi hubungan antar variabel laten (structural model), (2) outer model yang menspesifikasi hubungan antar variabel laten dengan indikator atau variabel manifestasinya (measurement model), (3) weigth relation dalam mana nilai kasus dari variabel laten dapat diestimasi.

Penduga PLS

Prosedur penduga PLS melalui dua tahapan yang mendasar. Tahap pertama menggunakan pendugaan iterative dan didapat peubah-peubah laten sebagai kombinasi linier dari sekelompok peubah-peubah penjelasnya. Tahap kedua menggunakan pendugaan noniteratif untuk koefisien model structural dari model pengukuran (Gefen, 2000).

(43)

Evaluasi PLS

Oleh karena PLS tidak mengasumsikan adanya distribusi tertentu untuk estimasi parameter, maka teknik parametrik untuk menguji signifikasi parameter tidak diperlukan (Chin, 1998). Model evaluasi PLS berdasarkan pada pengukuran prediksi yang mempunyai sifat non parametrik. Model pengukuran atau outer model dengan indicator refleksif dievaluasi dengan corvengent dan discrimanant validity dari indikatornya dan composite reliability untuk block indicator. Sedangkan outer model dengan formatif indicator dievaluasi berdasarkan pada substantive contentnya yaitu dengan membandingkan besarnya relative weight dan melihat signifikasi dari ukuran weight tersebut (Chin, 1998). Model structural atau inner model dievaluasi dengan melihat persentase variance yang dijelaskan yaitu dengan melihat nilai R2 untuk konstruk laten dependen dengan menggunakan ukuran stone-Geiser Q Squares test (Stone, 1974; Geisser, 1975) dan juga melihat besarnya koefisien jalur strukturnya. Stabilitas dari estimasi ini dievaluasi dengan menggunakan uji t-statistik yang didapat lewat prosedur boostraping.

Langkah-langkah Partial Least Squar e (PLS)

(44)

Gambar 3.1. Langkah-langkah Analisis PLS a) Merancang inner model

Merancang model struktur (inner model) yaitu merancang hubungan antar variabel laten pada PLS dengan didasarkan pada rumusan masalah atau hipotesis penelitian.

b) Merancang outer model

Merancang model pengukuran (outer model) yaitu merancang hubungan variabel laten dengan indikatornya.

Pada PLS perancangan outer model sangat penting, refleksif atau formatif.

Dasar teori penelitian empiris sebelumnya atau rasional. Estimasi: koefisien jalur, loading dan weight

Pendugaan parameter di dalam PLS meliputi 3 hal, yaitu : (inner model)

Merancang Model Pengukuran (outer model)

Mengkonstruksi Diagram Jalur

Konversi Diagram Jalur ke Sistem Persamaan

Estimasi: Weight,Koef. Jalur, danLoading

Evaluasi Goodness of Fit

(45)

1. Weight estimate yang digunakan untuk menghitung data variabel laten.

2. Estimasi jalur (path estimate) yang menghubungkan antar variabel laten (koefisien jalur) dan antara variabel laten dengan indikatornya (loading).

3. Berkaitan dengan means dan lokasi parameter (nilai konstanta regresi) untuk indikator dan variabel laten.

Goodness of Fit

Model pengukuran atau outer model dengan indikator refleksif dievaluasi dengan composite reliability. Model struktural atau inner model dievaluasi dengan melihat presentase varian yang dijelaskan yaitu dengan melihat R2 untuk variabel laten dependen dengan menggunakan ukuran Stone-Geisser Q Square test dan juga melihat besarnya koefisien jalur strukturalnya. Stabilitas dari estimasi ini dievaluasi dengan menggunakan uji t-statistik yang didapat lewat prosedur bootstrapping.

Goodness of fit outer model reflesif meliputi convergent validity, discriminant validity, dan composite validity. Sedangkan untuk outer model formatif dievaluasi dengan signifikansi dari pembobotan (weight). a. Inner model

- Diukur menggunakan Q-Square predictive relevance - Rumus Q-Square:

(46)

- dimana R12 , R22 ... Rp2 adalah R-square variabel endogen dalam model.

- Interpretasi Q2 sama dg koefisien determinasi total pada analisis jalur (mirip dengan R2 pada regresi)

b. Outer model

Convergent validity

Uji validitas yang dimaksud adalah pengujian terhadap indikator dalam variabel laten untuk memastikan bahwa indikator yang digunakan dalam penelitian ini benar-benar mampu dipahami dengan baik oleh responden sehingga responden tidak mengalami kesalahpahaman terhadap indikator yang digunakan.

Nilai loading 0.5 sampai 0.6 dianggap cukup, untuk jumlah indikator dari variabel laten berkisar antara 3 sampai 7.

Discriminant validity

(47)

model.Jika AVE konstruk lebih besar dari korelasi dengan seluruh konstruk lainnya maka dikatakan memiliki discriminant yang baik. Direkomendasikan nilai AVE lebih besar dari 0.50.

Composite reliability

Composite reliability adalah indeks yang menunujukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya untuk diandalkan. Bila suatu alat dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif konsisten maka alat tersebut reliabel. Dengan kata lain, reliabilitas menunujukkan suatu konsistensi alat pengukur dalam gejala yang sama. Nilai reliablitas komposit (pc) dari peubah laten adalah nilai yang mengukur kestabilan dan kekonsistenan dari pengukuran reliablitas gabungan.

Nilai batas yang diterima untuk tingkat reliabilitas komposit (ρc) adalah ≥ 0.7, walaupun bukan merupakan standar absolut.

3.4.2. Pengujian Hipotesis

(48)

H1 : λi ≠ 0

- Hipotesis statistik untuk inner model: variabel laten eksogen terhadap endogen:

H0 : γi = 0 lawan H1 : γi ≠ 0

- Hipotesis statistik untuk inner model: variabel laten endogen terhadap endogen:

H0 : βi = 0 lawan H1 : βi ≠ 0

(49)

4.1. Deskr ipsi Obyek Penelitian 4.1.1. Sejar ah Perusahaan

Astra pertama kali didirikan sebagai perusahaan perdagangan di sebuah ruang kecil di Jakarta pada tahun 1957. Di usia yang ke-56 tahun saat ini, Astra telah berkembang menjadi salah satu perusahaan terbesar nasional yang diperkuat dengan 189.459 orang karyawan di 178 perusahaan termasuk anak perusahaan, perusahaan asosiasi dan jointly controlled entities

Ketekunan dalam menjalin kerja sama dan kemitraan dengan berbagai perusahaan ternama di mancanegara telah mengantarkan banyak peluang bagi Astra untuk melayani berbagai aspek kehidupan masyarakat Indonesia melalui 6 bidang usahanya, yang terdiri dari: Otomotif, Jasa Keuangan, Alat Berat dan Pertambangan, Agribisnis, Infrastruktur dan Logistik dan Teknologi Informasi.

Berikut data lain perusahaan : PT Buana Perkasa Permai Surabaya

Alamat : Jl Raya Jemursari 43 Jemur Wonosari, Wonocolo Kabupaten/Kota : Surabaya

Kode pos : 60237

Other Phones : (031) 8491672, 8421592, 8419854

Fax : (031) 8473007

(50)

1957

Astra memulai usaha sebagai perusahaan dagang. 1969

Astra menjadi distributor kendaraan Toyota di Indonesia. 1970

Astra ditunjuk sebagai distributor tunggal sepeda motor Honda di Indonesia. Astra ditunjuk sebagai distributor tunggal mesin perkantoran Xerox di Indonesia.

1971

Mendirikan PT Federal Motor, agen tunggal sepeda motor Honda Mendirikan PT Toyota Astra Motor (TAM), agen tunggal Toyota Peluncuran produk sepeda motor Honda 90 Z (90cc)

1972

Mendirikan PT United Tractors (UT) yang mengelola bidang usaha alat berat.

1973

Astra ditunjuk sebagai distributor tunggal Daihatsu Mendirikan PT Multi Agro Corporation yang mengelola divisi agribisnis Astra.

1974

Mendirikan Yayasan Toyota & Astra yang bergerak di bidang pendidikan. TAM meluncurkan Toyota Corolla.

1977

(51)

1978

Mendirikan PT Daihatsu Indonesia. 1980

Astra mendirikan Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA) untuk membantu perusahaan kecil dan menengah.

1981

TAM meluncurkan mobil Kijang sebagai mobil keluarga. 1982

Astra mendirikan PT Raharja Sedaya, sebuah perusahaan kredit konsumen.

1983

Mendirikan PT Astra Agro Niaga, cikal bakal PT Astra Agro Lestari. 1988

Menerbitkan obligasi berjangka waktu 5 tahun senilai Rp 60 miliar dan tercatat di Bursa Efek Surabaya.

1989

Mendirikan Astra Executive Training Centre (AETC) yang kemudian menjadi Astra Management Development Institute (AMDI) di tahun 1993. 1990

(52)

1991

Mendirikan PT Astra Dian Lestari yang mengelola bidang usaha komponen. PT Pantja Motor meluncurkan Isuzu Panther. Mendirikan Astra Mitra Ventura yang menyediakan fasilitas pinjaman modal bagi UKM.

1995

Mendirikan Politeknik Manufaktur Astra yang menyediakan pendidikan formal tingkat diploma di bidang manufaktur.

1999

Astra menandatangani kesepakatan restrukturisasi hutang tahap pertama. Astra Daihatsu Motor meluncurkan Daihatsu Taruna.

2000

Merestrukturisasi bisnis sepeda motor. Merestrukturisasi bisnis BMW. 2001

Menerbitkan Panduan dalam Etika Bisnis dan Etika Kerja. 2002

(53)

2003

Menyelenggarakan Penawaran Saham Terbatas II. Merestrukturisasi bisnis Toyota Toyota dan Daihatsu meluncurkan Toyota Avanza dan Daihatsu Xenia. Yang merupakan produk bersama.

2004

Melakukan percepatan pembayaran restrukturisasi hutang Astra. Mengambilalih 31,5% kepemilikan di PT Bank Permata Tbk.

2006

Mendirikan Toyota Astra Financial Services yang menawarkan fasilitas pembiayaan mobil Toyota. Astra Honda Motor meluncurkan Vario, produk skuter otomatis. Toyota dan Daihatsu meluncurkan Toyota Rush dan Daihatsu Terios.

2008

PT Astra Daihatsu Motor (ADM) memulai ekspor kendaraan komersil jenis Gran Max ke Jepang dalam bentuk CBU. PT Astra International Tbk, PT Perusahaan Perdagangan Indonesia dan Isuzu Motors Limited melakukan reorganisasi atas PT Pantja Motor menjadi PT Isuzu Astra Motor Indonesia. Astra canangkan program 'Go Green With Astra: Satu Karyawan Satu Pohon’ untuk menanam 116.867 pohon sepanjang tahun. Museum dan Perpustakaan Astra dibuka secara resmi

2009

(54)

perusahaan (CSR) yang berkelanjutan. Tujuannya adalah untuk membangun semangat kebangsaan dan persatuan demi pembangunan bangsa. PT Astra Honda Motor memproduksi sepeda motor yang ke-25 juta. PT Toyofuji Serasi Indonesia—anak perusahaan PT Serasi Autoraya—luncurkan kapal yang ketiga, MV SERASI III. PT United Tractors Pandu Engineering, anak usaha PT United Tractors Tbk, operasikan PT Patria Maritime Lines.

2010

(55)

MV Serasi V milik TFSI. PermataBank selesaikan akuisisinya yang pertama di Indonesia. Astra tingkatkan kepemilikan saham di PALYJA menjadi 49%

2011

AHM Catat Produksi Motor ke – 30 Juta. Astra Daihatsu Motor membangun pabrik baru di Kerawang. PT Pamapersada Nusantara Akuisisi Tambang Asmin Bara. Astra Otoparts membentuk usaha patungan baru dengan Visteon. PT United Tractors Tbk menyelesaikan Right Issue IV. PT United Tractors Tbk melalui anak perusahaannya, PT Tuah Turangga Agung Akuisisi Tambang Duta Sejahtera. Peresmian PT Universal Tekno Reksajaya (UTR). PT Astra Graphia Tbk mendirikan usaha patungan dengan Monitise Asia Pacific. PT Astratel Nusantara Akuisisi 95% Saham Perusahaan Jalan Tol Kertosono – Mojokerto. Peluncuran Toyota All New Avanza dan Daihatsu All New Xenia. Peresmian Astra Biz-Center di Bandung.

2012

(56)

Kebanggaan untuk Indonesia, Kolaborasi Astra International – Toyota – Daihatsu. Peluncuran Buku Inspirasi Astra Untuk Bangsa. Astra Serahkan SDN Percontohan Meulaboh .Permatabank menyelesaikan proses Rights Issue V

4.1.2. Filosofi Perusahaan (Catur Dhar ma)

Menjadi Milik yang Bermanfaat bagi Bangsa dan Negara Memberikan Pelayanan Terbaik kepada Pelanggan Menghargai Individu dan Membina Kerja Sama Senantiasa Berusaha Mencapai yang Terbaik. Visi

Menjadi salah satu perusahaan dengan pengelolaan terbaik di Asia Pasifik dengan penekanan pada pertumbuhan yang berkelanjutan dengan pembangunan kompetensi melalui pengembangan sumber daya manusia, struktur keuangan yang solid, kepuasan pelanggan dan efisiensi. Menjadi perusahaan yang mempunyai tanggung jawab sosial serta ramah lingkungan.

Misi

Sejahtera bersama bangsa dengan memberikan nilai terbaik kepada stakeholder kami.

4.2. Deskr ipsi Hasil Penelitian dan Pembahasan 4.2.1. Analisis Statistik Deskr iptif

(57)

4 .2.2 . Deskr ipsi Karakteristik Responden

Data mengenai responden dapat diketahui melalui jawaban responden dari pernyataan-pernyataan yang diajukan di dalam kuesioner yang telah diberikan atau disebar oleh peneliti. Dari jawaban-jawaban tersebut dari responden diketahui hal-hal seperti dibawah ini :

a. J enis KelaminResponden

Dari 50 responden yang menjawab kuesioner yang telah diberikan dapat diketahui jenis kelamin dari responden yakni pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.1. Karakteristik Berdasar kan J enis Kelamin

No Jenis kelamin Jumlah Prosentase(%)

1 Laki-laki 40 80%

2 Perempuan 10 20%

Total 50 100%

Sumber : Data diolah

Berdasarkan data tabel diatas mayoritas pembeli Isuzu Elf yan kurang dari satu tahun adalah laki dikarenakan kebanyakan laki-laki adalah sebagai pengadaan unit.

b. UsiaResponden

(58)

Tabel 4.2. Karakteristik Berdasar kan Usia

No Usia Jumlah Prosentase (%)

1 17-26 tahun 0 0

2 27-36 tahun 11 22

3 37-46 tahun 31 62

4 47-56 tahun 8 16

Total 50 100,00

Sumber: Data diolah

Berdasarkan data tabel di atas menunjukan usia yang paling banyak pembeli Isuzu Elf adalah antara usia 37-46 tahun di karenakan di usia tersebut adalah usia yang dimana rata-rata seorang manager dan bagian pengadaan unit.

c. PekerjaanResponden

Dari 50 responden yang menjawab kuesioner yang telah diberikan oleh peneliti dapat diketahui pekerjaan masing-masing para responden yakni pada tabel dibawah ini.

Tabel 4.3. Karakteristik Berdasar kan Pekerjaan

No Pekerjaan Jumlah Prosentase (%)

1 Manager 14 26

2 Pengadaan Unit 36 72

Total 50 100,00

Sumber : Data Olahan.

(59)

pengadaan unit sebagai negosiator antara kantor tempat bekerja dan dealer Isuzu.

4.2.3. Citr a Merek (X1)

Citra merek adalah sebuah pandangan konsumen yang lahir dari berbagai informasi dari seseorang atau dari sekelompok orang untuk membedakan produk satu dengan produk yang lain. Sebuah informasi citra dapat dilihat dari logo atau symbol yang digunakan oleh perusahaan untuk mewakili produknya. Dimana symbol dan logo ini bukan hanya sebagai pembeda dari para pesaing sejenis namun juga dapat merefleksikan mutu dan visi misi perusahaan tersebut. Kesanggupan konsumen merek kendaraan bermotor (mobil) sebagai kategori produk tertentu, baik melalui tingkat kepopuleran maupun media promosi yang membedakan dengan pesaing (jurnal Gus Indra, SE., MM .(Aaker 1997).

X1.1. Kemampuan pengguna mengenali logo kendaraan (truk) merek Isuzu ELF.

X1.2. Kemampuan pengguna mengingat iklan kendaraan (truk) Isuzu ELF.

(60)

Berikut ini rekapitulasi jawaban responden pada variabel. Citra Merek (X1) :

Tabel 4.4 : Distribusi Frekuensi Pada Variabel Citr a Merek (X1)

Item Skor Total

1 2 3 4 5

X1.1 F 0 4 14 16 16 50

% 0 8,0 28,0 32,0 32,0 100

X1.2 F 0 6 16 13 5 50

% 0 12,0 32,0 25,0 10,0 100

X1.3 F 1 8 22 13 6 50

% 2,0 16,0 44,0 26,0 12,0 100

Sumber : Lampiran 2

Penjelasan dari tabel 4.4 di atas adalah : 1. Indikator X1.1

Pilihan jawaban terbanyak adalah skor 4 dan 5 yaitu sebanyak 64%. Hal ini berarti 64% responden menyetujui bahwa Kemampuan pengguna mengenali logo kendaraan (truk) merek Isuzu ELF.

2. Indikator X1.2

Pilihan jawaban terbanyak adalah skor 3 dan 4 yaitu sebanyak 57%. Hal ini berarti 57% responden menyetujui bahwa Kemampuan pengguna mengingat iklan kendaraan (truk) Isuzu ELF.

3. Indikator X1.3

(61)

4.2.4. Kualitas Produk (X2)

Kualitas produk merupakan kemampuan dari sebuah produk untuk menjalankan fungsinya sebagaimana mestinya,yang termasuk didalamnya. Dimensi kualitas menurut Garvin dalam Nasution M.N (2005:4) bahwa,mengidentifikasi delapan dimensi kualitas yang dapat digunakan untuk menganalisis karakteristik kualitas produk yaitu sebagai berikut: X2.1. Performa (performance)

X2.2. Keistimewaan (features) X2.3. Daya tahan (durability)

X2.4. Kemampuan pelayanan (service ability) X2.5. Estetika

Berikut ini rekapitulasi jawaban responden pada variabel. Kualitas produk(X2) :

Tabel 4.5 : Distribusi Frekuensi Pada Variabel Kualitas pr oduk (X2)

(62)

Sumber : Lampiran 2

Penjelasan dari tabel 4.5 di atas adalah : 1. Indikator X2.1

Pilihan jawaban terbanyak adalah skor 3 dan 4 yaitu sebanyak 72%. Hal ini berarti 72% responden menyetujui bahwa Mesin Isuzu ELF tangguh dan irit dikelasnya.

2. Indikator X2.2

Pilihan jawaban terbanyak adalah skor 3 dan 4 yaitu sebanyak 76%. Hal ini berarti 76% responden menyetujui bahwa Isuzu ELF memberi Reserve Parking Camera agar pengelihatan pengemudi tidak terhalangi.

3. Indikator X2.3

Pilihan jawaban terbanyak adalah skor 3 dan 4 yaitu sebanyak 70%. Hal ini berarti 70% responden menyetujui bahwa Mesin yang dipakai Isuzu ELF tidak mudah rusak karena beberapa bagian mengalami revolusi.

4. Indikator X2.4

(63)

5. Indikator X2.5

Pilihan jawaban terbanyak adalah skor 4 dan 5 yaitu sebanyak 80%. Hal ini berarti 80% responden menyetujui bahwa Tampilan depan Isuzu ELF mencerminkan kegagahan

4.2.5. Keputusan pembelian (Y)

Keputusan pembelian adalah proses merumuskan sebagai alternative tindakan guna menjatuhkan pilihan pada salah satu alternative tertentu untuk melakukan pembelian. (dalam jurnal Dwi Cempaka, Nunik Kustilawati) Engel et. All (2003:31). Adapun indicator yang digunakan dalam penelitian ini:

Y1. Produk

Y2. Pengambilan keputusan.

Berikut ini rekapitulasi jawaban responden pada variabel. Keputusan pembelian(Y) :

Tabel 4.6 : Distr ibusi Fr ekuensi Pada Var iabel Keputusan pembelian (Y)

Item Skor Total

1 2 3 4 5

X1.1 F 0 2 13 20 15 100

% 0 4,0 26,0 40,0 30,0 100

X1.2 F 0 0 5 23 22 100

% 0 0 10,0 46,0 44,0 100

(64)

Penjelasan dari tabel 4.6 di atas adalah : 1. Indikator X3.1

Pilihan jawaban terbanyak adalah skor 4 dan 5 yaitu sebanyak 70%. Hal ini berarti 70% responden menyetujui bahwa Menjatuhkan pilihan terhadap produk yang terbaik.

2. Indikator X3.2

Pilihan jawaban terbanyak adalah skor 4 dan 5 yaitu sebanyak 90%. Hal ini berarti 90% responden menyetujui bahwa Keputusan dihasilkan melalui perencanaan yang dilakukan dengan sadar.

4.2.6. Analisis Data Uji Outlier

(65)

variabel yang digunakan dalam penelitian ini. Hasil uji outlier tampak

Adjusted Predicted Value ,7198 45,6978 25,2902 9,30662 50 Residual -28,03138 22,66788 ,00000 11,77493 50

Std. Residual -2,124 1,717 ,000 ,892 50

Stud. Residual -2,277 1,921 ,007 ,998 50

Deleted Residual -32,57105 28,35855 ,20983 14,79793 50

Stud. Deleted Residual -2,413 1,993 ,005 1,019 50 data ini mempunyai kualitas yang baik dan dapat dilanjutkan untuk diolah lebih lanjut

4.2.7. Analisis Data Uji Validitas

(66)

First Or der (Model Pengukuran Indikator dengan Variabel)

Variabel dengan indikator reflektif yaitu perluasan merk pada dasarnya merupakan hubungan korelasi indikator ke variabel , maka cara menilainya adalah dengan melihat nilai koefisien regresi dan signifikansi dari koefisien regresi tersebut. Jadi dilihat nilai outer weights masing-masing indikator dan nilai signifikansinya

Outer Weights (Mean, STDEV, T- Values)

Tabel 4.8.Outer Weights (Mean, STDEV, T-Values)

MEREK (X1) 0,196047 0,133137 0,434072 0,434072 0,451646 X12 <- CITRA

MEREK (X1) 0,319690 0,265423 0,347789 0,347789 0,919208 X13 <- CITRA

MEREK (X1) 0,802694 0,568763 0,416432 0,416432 1,927551 X21 -> KUALITAS

PRODUK (X2) -0,133792 0,076020 0,491382 0,491382 0,272277 X22 -> KUALITAS

PRODUK (X2) 0,171560 0,181169 0,418168 0,418168 0,410266 X23 -> KUALITAS

PRODUK (X2) 0,873364 0,172242 0,595040 0,595040 1,467740 X24 -> KUALITAS

PRODUK (X2) -0,381450 0,007855 0,452208 0,452208 0,843529 X25 -> KUALITAS

PRODUK (X2) -0,185418 0,095598 0,407266 0,407266 0,455274 Y11 ->

KEP.PEMBELIAN (Y)

0,975868 0,684751 0,438710 0,438710 2,224405 Y12 ->

KEP.PEMBELIAN (Y)

(67)

Hasil pengujian pada tabel outer weight, Pada Variabel Kualitas Pr oduk menunjukkann bahwa semua indikator (X21,X22,X23,X24 dan X25) adalah Non signifikan karena nilain T-Statistiknya lebih kecil dari 1,645 (pada Z α = 0,10). Jadi dapat disimpulkan bahwa kelima indikator tersebut adalah kurang berperan menjadi indikator variabel Kualitas Produk.

Pada Variabel Keputusan Pembelian menunjukkann bahwa hanya indikator Y11) adalah signifikan karena nilain T-Statistiknya lebih kecil dari 1,645 (pada Z α = 0,10). Jadi dapat disimpulkan bahwa a indikator Y11tersebut adalah lebih dominan berperan menjadi indikator variabel Keputusan Pembelian. Inner Model (Pengujian Model Str uktural)

(68)

Outer Loadings Outer(Mean, STDEV, T-Values) Tabel 4.9 Outer Loadings Outer(Mean, STDEV, T-Values)

MEREK (X1) 0,364883 0,262926 0,433511 0,433511 0,841692 X12 <- CITRA

MEREK (X1) 0,570493 0,426609 0,386600 0,386600 1,475666 X13 <- CITRA

MEREK (X1) 0,929476 0,684807 0,406562 0,406562 2,286184 X21 -> KUALITAS

PRODUK (X2) 0,087525 0,199957 0,376590 0,376590 0,232415 X22 -> KUALITAS

PRODUK (X2) 0,480913 0,284364 0,428111 0,428111 1,123337 X23 -> KUALITAS

PRODUK (X2) 0,878552 0,279026 0,546180 0,546180 1,608539 X24 -> KUALITAS

PRODUK (X2) -0,393928 0,025762 0,407022 0,407022 0,967829 X25 -> KUALITAS

PRODUK (X2) -0,062807 0,158932 0,317307 0,317307 0,197936 Y11 ->

KEP.PEMBELIAN (Y)

0,980685 0,684228 0,433699 0,433699 2,261213 Y12 ->

KEP.PEMBELIAN (Y)

0,219687 0,345504 0,482392 0,482392 0,455412 Sumber : Data Diolah

(69)

Berdasarkan pada tabel outer loading di atas, pada variabel Citra Merek menunjukkan bahwa hanya indikator X12 dan X13 memiliki factor loading lebih besar dari 0,50 dan atau signifikan (Nilai T-Statistic lebih dari nilai Z α = 0,10 (10%) = 1,645 ), sehingga indikator-indikator X12 dan X13 tersebut adalah lebih dominan menjadi pengukur/indikator variabel Citra Merek. Secara keseluruahn hasil estimasi telah memenuhi Convergen vailidity dan validitas baik.

Average Var iance Extracted (AVE)

Discriminant Validity pada indikator refleksif dapat dilihat pada cross-loading cara lain untuk menilai discriminant validity dilakukan dengan cara membamndingkan square root of average variance extracted (AVE) untuk setiap variabel dengan nilai korelasi antara variabel. Model mempunyai discriminant validity yang tinggi jika akar AVE untuk setiap variabel lebih besar dari korelasi antara konstruk (Ghozali, 2008). Jika nilai akar AVE lebih tinggi daripada korelasi antar variabel yang lain, maka dapat di katakan hasil ini menunjukkan bahwa discriminant validity yang tinggi.

Tabel 4.10. AVE (Average Var iance Extracted) AVE

CITRA MEREK (X1) 0,440842

KEP.PEMBELIAN (Y)

KUALITAS PRODUK (X2)

Sumber : Data Diolah

(70)

juga menunjukkan kecukupan validitas yang baik bagi variabel laten. Pada variabelindikator reflektif dapat dilihat dari nilain Avarage variance extracted (AVE) untuk setiap konstruk(variabel). Dipersyaratkan model yang baik apabila nilai AVE masing-masing konstruk lebih besar dari 0,5. Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai AVE untuk konstruk (variabel) Citr a Mer ek memiliki nilai lebih kecil dari 0,5, sehingga validitasnya rendah. Untuk variabel dengan indikator For matif yaitu Kualitas Pr oduk dan Keputusan Pembelian tidak memer lukan ukuran validitas (maka tidak terdapat nilai AVE).

4.2.8. Analisis Data Uji Reliabilitas

Seperti telah dijelaskan pada bab sebelumnya bahwa Cronbach’s Alpha ini digunakan untuk mengestimasi reliabiltas setiap skala (variabel atau observasi indikator). Sementara itu item to total correlation digunakan untuk memperbaiki ukuran – ukuran dan mengeliminasi butir – butir yang kehadirannya akan memperkecil koefisien Cronbach’s Alpha yang dihasilkan (Purwanto, 2002). Hasil selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.11 Composite Reliability

Composite

Reliability CITRA MEREK (X1) 0,674602

KEP.PEMBELIAN (Y)

KUALITAS PRODUK (X2)

(71)

Reliabilitas konstruk yang diukur dengan nilai composite reliability, konstruk reliabel jika nilai composite reliability di atas 0,70 maka indikator disebut konsisten dalam mengukur variabel latennya. Hasil pengujian menunjukkan bahwa konstruk (variabel) Citra Mer ek memiliki nilai composite reliability lebih kecil dari 0,7. Sehingga reliabelitasnya rendah. Untuk variabel dengan indikator Formatif yaitu Kualitas Pr oduk dan Keputusan Pembelian tidak memer lukan ukuran reliabilitas (maka tidak terdapat composite reliability).

Variabel dengan indikator formatif tidak dapat dianalisis dengan melihat convergen validity dan composite reliability. Oleh karena variabel dengan indikator for matif yaitu Kualitas Pr oduk dan Keputusan Pembelian pada dasarnya merupakan hubungan regresi indikator ke variabel , maka cara menilainya adalah dengan melihat nilai koefisien regresi dan signifikansi dari koefisien regresi tersebut. Jadi dilihat nilai outer weight masing-masing indikator dan nilai signifikansinya.

4.3. Model Str uktural

(72)

Tabel 4.12. R Squar e

R Squar e

CITRA MEREK (X1)

KEP.PEMBELIAN (Y) 0,167397

KUALITAS PRODUK (X2)

Sumber : Data Diolah

Nilai R2 = 0,1674. Hal ini dapat diinterpretasikan bahwa model mampu menjelaskan fenomena/masalah Keputusan Pembelian sebesar 16,74 %. Sedangkan sisanya (83,26 %) dijelaskan oleh variabel lain (selain Citra Merek dan Kualitas Produk) yang belum masuk ke dalam model dan error. Artinya Keputusan Pembelian dipengaruhi oleh Citra Merek dan Kualitas Produk sebesar 16,74% sedang sebesar 83,26% dipengaruhi oleh variabel selain Citra Merek dan Kualitas Produk

4.3.1. Analisis Data Uji Kausalitas

Berikut ini gambar keseluruhan dari hasil perhitungan software Smart PLS sebagai berikut :

(73)

4.3.2. Analisis Data Uji Hipotesis

Tabel 4.13. Result For Inner weights

Original

-0,248970 -0,251087 0,192271 0,192271 1,294889 KUALITAS PRODUK

(X2) -> KEP.PEMBELIAN

(Y)

0,314243 0,068212 0,443756 0,443756 0,708143

Sumber : Data Diolah

1. CITRA MEREK (X1) berpengaruh terhadap KEP.PEMBELIAN (Y) dengan koefisien path sebesar -0,2489, TIDAK dapat diterima dimana nilai T-Statistic = 1,2948 lebih kecil dari nilai Z α = 0,10 (10%) = 1,645 , maka Non Signifikan (Negatif)

2. KUALITAS PRODUK (X2) berpengaruh terhadap KEP.PEMBELIAN (Y) dengan koefisien path sebesar 0,3142, TIDAK dapat diterima dimana nilai T-Statistic = 0,7081 lebih kecil dari nilai Z α = 0,10 (10%) = 1,645 , maka Non Signifikan (Positif) 4.4. Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian ini, maka pembahasan masing-masing hipotesis adalah sebagai berikut :

1. Pengaruh kualitas produk terhadap keputusan pembelian

(74)

bahwa kualitas produk berpengaruh signifikan terhadap kepuasan konsumen. selain itu juga pada penelitian yang dilakukan oleh S. S Andaleeb dan Carolyn Conway (2006) yang menyimpulkan bahwa kepuasan konsumen banyak dipengaruhi oleh kualitas produk. Hal senada juga disimpulkan pada penelitian yang dilakukan oleh Bagyo Mujiharjo (2006) bahwa Keunggulan produk mempunyai pengaruh positif terhadap kepuasan pelanggan. Ini berarti bahwa kuallitas produk mempengaruhi keputusan pembelian. Pada penelitian ini, semakin baikkualitas produk maka belum tentu akan mempengaruhi keputusan pembelian. Kondisi dari hasil objek penelitian menunjukkan bahwa Kemampuan pengguna mengenali logo kendaraan (truk) merek Isuzu ELF, kemampuan pengguna mengingat iklan kendaraan (truk) Isuzu ELF dan kegiatan promosi yang dilakukan kendaraan (truk) Isuzu ELF semakin gencar belum mampu meningkatkan keputusan pembelian Isuzu Elf.

2. Pengaruh citr a merek terhadap keputusan pembelian

(75)
(76)

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dengan menggunakan PLS dan pembahasan hasil penelitian yang telah dikemukakan, dapat disimpulkan hal-hal untuk menjawab permasalahan sebagai berikut :

1. Semakin baik Citra Merek sebuah produk maka belum tentu mampu meningkatkan Keputusan Pembelian.

2. Semakin baik Kualitas Produk maka belum tentu meningkatkan keputusan Pembelian.

5.2. Sar an

Sehubungan dengan permasalahan dari analisa data yang telah disajikan dari hasil penelitian,maka dapat dikemukakan beberapa saran yang bermanfaat antara lain :

(77)
(78)

Ahmad Syahputra, Vendy. 2012. Pengaruh Kualitas Produk, Citra Merek dan Harga

Terhadap Keputusan Pembelian Notebook Acer di “MIO” Hi-Tech Mall

Surabaya. Surabaya.

Andini, Prisca. 2012. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan

Pembelian Mobil Hyundai i20(StudiKasus Pada Konsumen Mobil Hyundai

i20 di Semarang) . Universitas DiponegoroSemarang.

Durianto. 2001. Strategi Memenangkan Pasar yang Profitability. PT. index.

Jakarta.

Dwi Cempakasari, Nunik Kusnilawati, “ Analysis Of The Product Quality,Pricing,

And Promotion Of Their Purchasing Decision (Case Study On Gaudi

Paragon Mall Semarang) “. FE-Universitas Semarang.

Fatlahah, Aniek. 2013. Pengaruh Kualitas Produk dan Citra Merek Terhadap

Keputusan Pembelian Es Krim Wall's Magnum. Universitas Negeri Surabaya.

Keller, KL. 2003. Strategi Brand Management, Building Measurement and

managing Brand Equity, Upper Sadler River, NJ Perason Education

Internasional.

Kotler, Philip. 1997. Manajemen Pemasaran: Analisis, Perencanaan,

Gambar

Gambar 2.1  Proses keputusan pembelian
Gambar 2.2 Kerangka Konseptual
Gambar 3.1.  Langkah-langkah Analisis PLS
Tabel  4.1. Karakteristik Berdasarkan Jenis Kelamin
+7

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil perhitungan dan data pengolahan SPSS (lihat lampiran) diketahui nilai t hitung adalah sebesar -6,826 Melihat nilai t hitung sebesar -6,826 bila

Berhubung kekuatan (mirrah) dalam hadith ini yang didatangkan secara mutlak, ia di’kait’kan (muqayyad) dengan hadith ke 3 yang mengaitkan kekuatan itu dengan kekuatan

Pada saat baterai sudah terisi penuh , penuh itu dalam maksud sesuai dengan energi listrik yang dibutuhkan tegangan arus DC ( Direct Current ) akan ada 2 pilhan

Pemanfaatan facebook untuk berkomunikasi dengan keluarga selalu digunakan oleh mahasiswa asal Papua yang kuliah di Fispol Unsrat, karena memang saat ini fasilitas

Adapun tujuan pembuatan program ini dilakukan adalah untuk mengetahui seperti apa sistem yang digunakan untuk laporan rutin dan monitoring menggunakan SMS Server

Dengan metode ini dihasilkan algoritma untuk mekanisme safe autonomous landing dengan mengikuti sinyal eksponensial di mana quadcopter mencapai titik 0 (nol) meter dalam

Sama halnya dengan waktu ekstraksi, semakin lama waktu ekstraksi dari abu kulit coklat maka nilai pH yang dihasilkan akan cenderung meningkat begitu juga dengan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : Untuk mengetahui apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe