• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENANAMAN MODAL DALAM PERTUMBUHAN EKONOMI DI SURABAYA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENANAMAN MODAL DALAM PERTUMBUHAN EKONOMI DI SURABAYA."

Copied!
104
0
0

Teks penuh

(1)

USULAN PENELITIAN

Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur

Untuk Menyusun Skripsi S-1

Jurusan Ekonomi Pembangunan

Diajukan Oleh :

MEILISA MANJASARI SANTOSO

0911010020/FEB/EP

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

(2)

Yang diajukan

MEILISA MANJ ASARI SANTOSO 0911010020 /FEB/EP

Telah disetujui untuk ujian lisan

Pembimbing Utama

Dr. Ignatia Mar tha SE.ME Tanggal :... NIP.196703011991032001

Mengetahui

Wakil Dekan I Fakultas Ekonomi dan Bisnis Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran”

J awa Timur

(3)

Yang diajukan

MEILISA MANJ ASARI SANTOSO 0911010020 /FEB /EP

Telah diseminarkan dan disetujui untuk menyusun skripsi oleh

Pembimbing Utama

Dr. Ignatia Mar tha SE.ME Tanggal :... NIP.196703011991032001

Mengetahui

Ketua Progdi Ekonomi Pembangunan

(4)

Yang diajukan

MEILISA MANJ ASARI SANTOSO 0911010020 /FEB /EP

Disetujui untuk diseminar kan oleh

Pembimbing Utama

Dr. Ignatia Mar tha SE.ME Tanggal :... NIP.196703011991032001

Mengetahui

Ketua Progdi Ekonomi Pembangunan

(5)

Oleh :

MEILISA MANJ ASARI SANTOSO 0911010020 /FEB /EP

Telah dipertahankan dihadapan dan diterima oleh tim penguji Skripsi Program Studi Ekonomin Pmbangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur Pada tanggal 24 J uli 2014

Pembimbing Utama Tim Penguji :

1. Ketua

Dr. Ignatia Mar tha SE.ME Dr. Ignatia Martha SE.ME

2. Sekretaris

Dra.Ec.Niniek Imaningsih, MP 3. Anggota

Dr s.Ec. Wiwin Priana, MT

Mengetahui

Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Univer sitas Pembangunan Nasional “Veteran” J awa Timur

(6)

i

memberikan berkat, kekuatan dan rahmat-Nya kepada saya, sehingga saya dapat menyelesaikan skripsi ini.Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu kewajiban mahasiswa untuk memenuhi tugas dan syarat akhir akademis di Perguruan Tinggi Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur Fakultas Ekonomi dan Bisnis khususnya jurusan Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan.Dalam penyusunan skripsi ini saya mengambil judul “Pengaruh Penanaman Modal Dalam Pertumbuhan Ekonomi di Surabaya”.

Saya menyadari sepenuhnya bahwa didalam penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangannya.Hal ini disebabkan karena masih terbatasnya kemampuan dan pengetahuan yang ada.Walaupun demikian berkat bantuan dan bimbingan yang diterima dari Ibu Dr. Ignatia Mar tha SE,ME selaku Dosen Pembimbing Utama yang penuh kesabaran telah mengarahkan dari awal untuk memberikan bimbingan kepada saya,sehingga skripsi ini dapat tersusun dan terselesaikan dengan baik.

(7)

1. Ibu Dr. Ignatia Martha SE,ME, selaku Dosen Pembimbing telah membimbing dan memberikan arahan kepada saya dalam menyusun laporan ini

2. Bapak Prof. Dr. Ir. Teguh Soedarto, MP selaku Rektor UPN “ Veteran” Jawa Timur

3. Bapak Prof. Dr. Syamsul Huda, SE, MT selaku Dekan Fakultas Ekonomi

4. Ibu Dra. Niniek Imaningsih, Mp selaku Ketua Program studi Ilmu Ekonomi

5. Bapak-bapak dan ibu-ibu dosen serta staf karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur yang telah ikhlas memberikan banyak ilmu pengetahuannya selama masa perkuliahan dan pelayanan akademik bagi peniliti.

6. Terucap hormat kepada kedua orang tua dan saudara-saudara saya

yang senantiasa memberikan do’a restu dan dorongan baik moril maupun materiil yang tidak terhingga.

(8)

iii

banyak kesalahan dan kekurangan. Untuk itu, maka saya dalam hal ini dengan senang hati menerima berbagai masukan, saran, dan kritik dari berbagai pihak dan semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi yang membutuhkan serta bagi pembaca untuk penelitian selanjutnya.

Surabaya, 24 JULI 2014

(9)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ... i

Daftar Isi ... iv

Daftar Tabel ... vii

Daftar Gambar ... viii

Daftar Lampiran ... ix

Abstraksi ... x

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 4

1.3. Tujuan Penelitian ... 5

1.4. Manfaat Penelitian ... 5

BAB II TINJ AUAN PUSTAKA 2.1. Penelitian Terdahulu ... 7

2.2. Landasan Teori ... 14

2.2.1. Pengertian Pertumbuhan Ekonomi ... 14

2.2.2. Faktor Penghambat Pertumbuhan Ekonomi ... 19

2.2.3 Pengertian Investasi ... 25

2.3.1 Pengertian Penanaman Modal Asing ... 27

2.3.2 Pengertian Penanaman Modal Dalam Negeri ... 30

2.3.3 Pengertian Ekspor ... 31

2.3.4 Pengertian Impor ... 35

(10)

v

2.3.6 Kerangka Pemikiran ... 44

2.4.7 Hipotesis ... 44

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Definisi operasional dan Pengukuran variabel ... 46

3.1.1. Definisi Operasional ... 46

3.1.2. Pengukuran Variabel... 47

3.2. Teknik Penentuan Sampel ... 48

3.3. Teknik Pengumpulan Data... 48

3.4. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis ... 49

3.4.1. Teknik Analisis ... 49

3.4.2. Uji Hipotesis ... 50

3.4.3. Pendekatan Regresi Linier Berganda dengan Asumsi BLUE... 54

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Obyek Penelitian... 58

4.1.1 Kondisi Geografis Surabaya ... 58

4.2 Deskripsi Hasil Penelitian ... 59

4.3 Analisis dan Pengujian Hipotesis Pertumbuhan Ekonomi . . 65

4.4 Pembahasan ... 82

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 87

(11)

Oleh :

MEILISA MANJ ASARI SANTOSO

Abstraksi

Pertumbuhan ekonomi yaitu perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat. Perkembangan ekonomi yang berlaku dari waktu ke waktu dan menyebabkan pendapatan nasional riil semakin berkembang. Tingkat pertumbuhan ekonomi menunjukkan prestasi kenaikan pendapatan nasional riil pada suatu tahun tertentu dibandingkan dengan pendapatan nasional riil pada tahun sebelumnya.Besarnya pendapatan nasional diukur dari komponen-komponen

expenditure para pelaku ekonominya lewat anggaran-anggarannya yaitu; sektor rumah tangga (C), perilaku usaha dan dunia usaha tercermin lewat komponen investasi (I) yang ditanam, pemerintah melalui anggaran belanjanya (G) dan sektor perdagangan internasional yang tercermin lewat nilai Ekspor / Impor netto-nya.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis variabel bebas mana yang berpengaruh paling dominan dalam pertumbuhan ekonomi diSurabaya.Dalam penelitian ini menggunakan data sekunder yaitu data time series pada tahun 1994-2013. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda dan variabel yang digunakan adalah Penanaman Modal Asing (X1), Penanaman Modal Dalam Negeri (X2), Ekspor (X3), Impor (X4),Inflasi (X5) dan Produk Domestik Regional Bruto (Y) sebagai variabel terikatnya.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa secara parsial, variabel Penanaman Modal Asing (X1) tidak berpengaruh signifikan dalam Pertumbuhan Ekonomi di Surabaya, variabel Penanaman Modal Dalam Negeri (X2) tidak berpengaruh signifikan dalam Pertumbuhan Ekonomi di Surabaya, variabel Ekspor (X3) berpengaruh signifikan pada taraf kepercayaan 95% dalam Pertumbuhan Ekonomi di Surabaya, variabel Impor (X4) tidak berpengaruh signifikan dalam Pertumbuhan Ekonomi di Surabaya sedangkan variabel Inflasi (X5) berpengaruh signifikan pada taraf kepercayaan 85% dalam Pertumbuhan Ekonomi di Surabaya.

(12)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan dan pertumbuhan ekonomi Negara berkembang tidak akan lepas dari peranan sumber dana dari luar negeri. Hal ini terjadi karena hampir semua Negara berkembang tidak dapat mencukupi kebutuhan dana dari dalam negeri. Masalah tipikal yang dihadapi Negara berkembang adalah kelangkaan dana domestik ( saving gaps ) yang lazimnya di tutup dana dari luar negeri. Dana dari luar negeri dapat diperoleh dari hutang luar negeri atau penanaman modal asing (PMA). Secara konseptual,penanaman modal asing atau investasi asing dianggap lebih menguntungkan karena tidak memerlukan kewajiban pengembalian kepada pihak asing seperti halnya hutang luar negeri. Investasi diharapkan sebagai penggerak pertumbuhan perekonomian Indonesia. Karena terbatasnya dana yang dimiliki pemerintah,untuk menggerakkan pertumbuhan ekonomi maka peran investasi baik secara investasi dari luar negeri (PMA) maupun dari dalam negeri (PMDN) sangat diharapkan ( Sri Sumarni,2007)

(13)

iklim berinvestasi di Indonesia .Faktor-faktor tersebut tidak hanya menyangkut stabilitas politik dan sosial tetapi juga stabilitas ekonomi,kondisi infrastruktur dasar (listrik,telekomunikasi, dan prasarana jalan dan pelabuhan) berfungsinya sektor pembiayaan dan pasar tenaga kerja ( termasuk isu-isu perburuhan), regulasi dan perpajakan birokasi (dalam waktu dan biaya yang diciptakan),masalah good governance termasuk korupsi,konsistensi serta adanya kepastian dari kebijakan pemerintah (Tambunan,2006)

Selain hutang luar negeri pemerintah dapat mengupayakan sumber dana dari luar negeri di antara lain dengan investasi asing langsung atau foreign direct investment (FDI) dan investasi asing portofolio yaitu penanaman modal oleh pihak asing yang masuk kedalam pasar modal Indonesia. Sarwedi (2002) menyatakan bahwa sumber pembiayaan yang berasal dari penanaman modal asing langsung atau foreign direct investment (FDI) merupakan pembiayaan luar negeri yang paling potensial dibandingkan dengan sumber pembiayaan luar negeri lainnya.

FDI lebih penting dalam menjamin keberlangsungan pembangunan jangka panjang dibandingkan dengan aliran bantuan atau modal portofolio, sebab terjadinya FDI disuatu negara akan diikuti dengan transfer of

technology, know- how, Management skill, resiko usaha relatif kecil, dan lebih

(14)

Undang-Undang yang terbaru diharapkan dapat memberikan kepercayaan akan perlindungan hukum dan penyerderhanaan dalam perizinan dalam investasi untuk para investor asing dan lokal. Dengan meningkatnya investasi yang dapat meningkatkan kapasitas produksi juga diharapkan dapat meningkatkan produktivitas untuk menghasilkan output dan nilai tambah, sehingga akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.

Laju pertumbuhan ekonomi Indonesia yang relatif cepat dan berlanjutnya perlemahan permintaan produk ekspornya telah membebani neraca eksternal.Namun demikian,neraca pembayaran kuartalan secara keseluruhan kembali mencatat surplus dikuartal ketiga untuk pertama kali sejak pertengahan tahun 2011 walau hanya dalam jumlah yang relatif kecil yaitu sebesar 800 juta dolar AS.Surplus ini terjadi karena adanya penurunan tajam impor dan mengecilnya deficit neraca berjalan sementara aliran masuk modal tetap menguat.

Perlemahan ekonomi global dan peningkatan ketidakpastian di tahun 2012 tidak merintangi pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tetap kuat.Hal ini terlihat pada kuartal ketiga dimana PDRB riil meningkat sebesar 6.2 persen tahun ke tahun,hanya sedikit dibawah 6,4 persen tahun ke tahun pada kuartal kedua,walaupun laju pertumbuhan mengalami perlambatan secara penyesuaian musiman kuartal ke kuartal (seasonally adjusted quarter on

quarter).Pertumbuhan tetap didorong oleh permintaan swasta yang kuat

(15)

dari 5,2 persen pada kuartal kedua.Yang cukup menarik dari pertumbuhan tahun 2012 adalah kuatnya investasi tetap (fixed investment),yang selama beberapa waktu telah tumbuh lebih cepat di banding kelompok pengeluaran yang lain.Sebagai akibatnya,nilai investasi kini mencapai sekitar sepertiga dari PDRB nominal,naik dari 25 persen pada tahun 2007.Sejauh ini investasi tidak terpengaruh oleh penurunan harga komoditas maupun ekspor.

Menurut Irawan dan M. Suparmoko faktor yang bisa menentukan berhasil atau tidaknya proses pembangunan yang dilakukan oleh suatu negara tersebut dapat digolongkan menjadi dua, yaitu faktor ekonomi dan faktor non-ekonomi yang meliputi sistem hukum, pendidikan, kesehatan, agama, pemerintah, dll. Suatu negara dikatakan aktif dalam perdagangan internasional jika nilai total ekspor lebih besar dari pada nilai total impor

Berdasarkan uraian yang dikemukakan diatas, maka hal ini mendorong penelitiuntuk mengkaji pengaruh penanaman modal asing (PMA), penanaman modal dalam negeri (PMDN),Ekspor,Impor dan Inflasi pada pertumbuhan ekonomi di Surabaya.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apakah Penanaman Modal Asing (PMA) berpengaruh dalam pertumbuhan ekonomi di Surabaya?

2. Apakah Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) berpengaruh dalam pertumbuhan ekonomi di Surabaya?

(16)

4. Apakah Impor berpengaruh dalam pertumbuhan ekonomi di Surabaya?

5. Apakah Inflasi berpengaruh dalam pertumbuhan ekonomi di Surabaya?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah serta rumusan masalah diatas, maka tujuan yang akan dicapai dari penelitian ini adalah:

1. Mengetahui dan menganalisis pengaruh Penanaman Modal Asing (PMA) dalam pertumbuhan perekonomian di Surabaya.

2. Mengetahui dan menganalisis pengaruh Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dalam pertumbuhan perekonomian di Surabaya. 3. Mengetahui dan menganalisis pengaruh Ekspor dalam

pertumbuhan perekonomian di Surabaya.

4. Mengetahui dan menganalisis pengaruh Impor dalam pertumbuhan perekonomian di Surabaya.

5. Mengetahui dan menganalisis pengaruh Inflasi dalam pertumbuhan perekonomian di Surabaya.

1.4 Manfaat Penelitian

Selanjutnya penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat sebagai berikut : 1. Sebagai bahan pengetahuan tentang pengaruh Penanaman Modal

Asing,Penanaman Modal Dalam Negeri,Ekspor,Impor dan Inflasi dalam Pertumbuhan Ekonomi di Surabaya.

(17)

pengambil kebijakan yang berkaitan dengan penanaman modal asing langsung dan penanaman modal dalam negeri sebagi alternatif sumber dana dalam pembangunan perekonomian di Surabaya.

3. Sebagai bahan pengetahuan tentang peranan pentingnya Kerja sama antar Negara melalui Ekspor dan Impor dalam kemajuan dan stabilitas perekonomian di Surabaya

(18)

BAB II

TINJ AUAN PUSTAKA

2.1 Hasil Penelitian Terdahulu

Penanaman Modal Asing dan Penanaman Modal Dalam Negeri yang terealisasi memberikan pengaruh yang sangat signifikan terhadap produk domestik regional bruto (PDRB), dan perkembangan PDRB yang dipengaruhi oleh perkembangan investasi PMA dan PMDN tersebut memberikan dampak positif dan signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja serta upaya-upaya penanggulangan kemiskinan.(Junaidi,2013: 530)

Dengan berbagai keunggulan strategis yang dimiliki,Batam kini menjadi daerah tujuan investasi yang menarik bagi penanaman modal asing langsung (Foregin Direct Investment) sehingga investasi PMA di Batam mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi.Dalam perkembangannya investasi PMA di tahun 2005-2007 banyak faktor yang berpengaruh secara signifikan.Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel maintenance fee,

tenaga kerja dan ekspor secara statistik signifikan mempengaruhi aliran PMA di Batam.Variabel rental rate dan daya listrik tidak signifikan mempengaruhi aliran PMA.(Muhammad,2006 : 165)

(19)

penambahan hasil produksi.Tenaga kerja tidak berpengaruh terhadap produksi industri kecil di Surabaya karena penambahan tenaga kerja belum tentu akan meningkatkan produksi.Investasi dan tenaga kerja secara simultan berpengaruh terhadap produksi industri kecil di Surabaya.(Talitha,2013:14)

Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) memiliki pengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Jawa Tengah,sehingga dengan menciptakan iklim untuk berinvestasi yang kondusif dan mempermudah proses investasi bagi para investor asing adalah penting yang harus dilakukan pemerintah daerah diharapkan dapat emnarik investasi asing lebih besar dari tahun-tahun sebelumnya.(Yoga,2012:7)

Dalam kurun waktu 2006-2010 keberadaan FDI belum memberikan kontibusi yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi di Indonesia.Kondisi ini memperlihatkan bahwa investasi di Indonesia masih belum menjadi prioritas bagi investor asing.Kajian yang sudah dilakukan oleh UNCTAD pada tahun 2006 menempatkan Indonesia sebagai daerah yang kurang diminati serta kinerja dan potensi arus masuk investor asing juga masuk dalam kategori rendah.(Kholis,2012:119)

(20)

penanaman modal dalam negeri juga berfluktuasi,tetapi penanaman modal dalam negeri juga dapat diandalkan untuk peningkatan Produk Domestik Regional Bruto jawa Tengah.(Nur,2013:8)

Perkembangan jumlah utang luar negeri Indonesia dari tahun ke tahun cenderung mengalami peningkatan.Hal ini tentu saja menimbulkan berbagai konsekuensi bagi bangsa Indonesia,baik dalam periode jangka pendek maupun jangka panjang.Penanaman Modal Asing lebih banyak mempunyai kelebihan di antaranya sifatnya jangka panjang,banyak memberikan andil dalam alih teknologi,alih keterampilan manajemen membuka lapangan kerja baru.Lapangan kerja ini,sangat penting bagi Negara sedang berkembang mengingat terbatasnya kemampuan pemerintah untuk penyediaan lapangan kerja.(Khairin,2013:12)

Investasi pemerintah dan investasi swasta tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan ekonomi di Jawa Timur.Hal ini disebabkan masih besarnya alokasi belanja pemerintah untuk konsumsi dibanding untuk pembentukan modal sehingga peranan investasi pemerintah terhadap pertumbuhan ekonomi menjadi kecil.(Rafli,2013:9)

(21)

negeri yang berpengaruh positif tetapi tidak signifikan dalam pertumbuhan ekonomi.(Eddy,2013:2)

Dalam teori ekonomi modal harus mengalir dari negara-negara maju karena negara maju memiliki konsisten menarik dalam penanamna modal secara global. (Srikant,2011:12)

Liberalisasi perdagangan membantu untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi bangsa dan mengurangi tingkat kemiskinan.(Rabin,2007:8)

(22)
(23)

DAN

Analisis data Panel Konsumsi

(24)
(25)

2.2 Landasan Teori

2.2.1 Pengertian Pertumbuhan Ekonomi

Menurut Prof. Simon Kuznets, mendefinisikan pertumbuhan ekonomi sebagai ”kenaikan jangka panjang dalam kemampuan suatu negara untuk menyediakan semakin banyak jenis barang-barang ekonomi kepada penduduknya. Kemampuan ini tumbuh sesuai dengan kemajuan teknologi, dan penyesuaian kelembagaan dan idiologis yang diperlukannya. Definisi ini mempunyai 3 (tiga) komponen: pertama, pertumbuhan ekonomi suatu bangsa terlihat dari meningkatnya secara terus-menerus persediaan barang;

kedua, teknologi maju merupakan faktor dalam pertumbuhan ekonomi yang

menentukan derajat pertumbuhan kemampuan dalam penyediaan aneka macam barang kepada penduduk; ketiga, penggunaan teknologi secara luas dan efisien memerlukan adanya penyesuaian di bidang kelembagaan dan idiologi sehingga inovasi yang dihasilkan oleh ilmu pengetahuan umat manusia dapat dimanfaatkan secara tepat (Jhingan, 2000:57).

(26)

pembangunan manusia (IPM) mutlak diperlukan intervensi Negara dan program khusus yang menyentuh langsung masyarakat,para pakar ekonomi pembangunan semakin yakin bahwa perbaikan kualitas hidup manusia adalah tolak ukur utama keberhasilan pembangunan (Boediono,2011)

Pertumbuhan ekonomi berarti perkembangan kegiatan dalam perekonomian yang menyebabkan barang dan jasa yang diproduksi dalam masyarakat bertambah dan kemakmuran masyarakat meningkat. Perkembangan ekonomi yang berlaku dari waktu ke waktu dan menyebabkan pendapatan nasional riil semakin berkembang. Tingkat pertumbuhan ekonomi menunjukkan prestasi kenaikan pendapatan nasional riil pada suatu tahun tertentu dibandingkan dengan pendapatan nasional riil pada tahun sebelumnya (Sadono, 2006).

Pertumbuhan ekonomi diartikan sebagai kenaikan GDP (Gross

Domestic Product) tanpa memandang bahwa kenaikan itu lebih besar atau lebih kecil dari pertumbuhan penduduk dan tanpa memandang apakah terjadi perubahan dalam struktur ekonominya atau tidak. (Suryana,2005).

Pertumbuhan ekonomi merupakan suatu perubahan tingkat kegiatan ekonomi yang berlangsung dari tahun ke tahun sehingga untuk mengetahui tingkat pertumbuhan ekonomi harus dibandingkan pendapatan nasional dari berbagai tahun yang dihitung berdasarkan harga konstan dan harga berlaku. Perubahan dalam nilai

(27)

Pertumbuhan ekonomi adalah proses kenaikan output per kapita dalam jangka panjang. Pertumbuhan ekonomi berkaitan dengan kenaikan output per kapita. Di sini ada dua sisi penting yaitu output total dan jumlah penduduk. Output per kapita adalah output total dibagi jumlah penduduk. Aspek ketiga dari definisi pertumbuhan ekonomi adalah perspektif waktu jangka panjang. Kenaikan output per kapita selama satu atau dua tahun, yang kemudian diikuti dengan penurunan output per kapita bukan pertumbuhan ekonomi. Suatu perekonomian dikatakan tumbuh apabila dalam jangka waktu 5 tahun mengalami kenaikan output per kapita.

(28)

2.2.1.1 Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi terhadap Invetasi

Terdapat keterkaitan yang erat antara pertumbuhan ekonomi dalam pendapatan nasional dan investasi. Hubungan keduanya menjadi suatu sorotan para ekonom, baik dari kalangan Klasik maupun Neo Klasik. Teori pendapatan nasional Keynesian yang menggunakan pendekatan pengeluaran agregatif, dimana besarnya pendapatan nasional suatu negara diukur dari komponen-komponen expenditure para pelaku ekonominya lewat anggaran-anggarannya yaitu; sektor rumah tangga (C), perilaku usaha dan dunia usaha tercermin lewat komponen investasi (I) yang ditanam, pemerintah melalui anggaran belanjanya (G) dan sektor perdagangan internasional yang tercermin lewat nilai ekspor / impor netto-nya. Teori diatas selanjutnya menurunkan pertimbangan parsial pada faktor-faktor yang menjadi pertimbangan dalam melakukan investasi. Seperti halnya dalam konsumsi yang dilakukan oleh sektor rumah tangga, investasi oleh para pengusaha ditentukan oleh beberapa faktor. Salah satu diantara faktor-faktor penting yang dipertimbangkan adalah besarnya nilai pendapatan nasional yang dicapai (Sukirno, 2006).

(29)

dikatakan bahwa pendapatan nasional yang tinggi akan memperbesar pendapatan masyarakat dan selanjutnya pendapatan masyarakat yang tinggi itu akan memperbesar permintaan atas barang-barang dan jasa. Maka keuntungan yang dicapai oleh sektor usaha dapat mencapai targetnya, dengan demikian pada akhirnya akan mendorong dilakukan investasi-investasi baru pada sektor usaha. Dengan demikian, apabila nilai pendapatan nasional semakin bertambah tinggi, maka investasi akan bertambah tinggi pula. Dan sebaliknya semakin rendah nilai pendapatan nasional, maka nilai permintaan investasinya akan semakin rendah pula. Pengembangan yang dilakukan para ekonom Neo Klasik pada teori Keynes ini terlihat pada formulasi yang dikembangkannya pada model akselerator investasi. Dijelaskan bahwa laju investasi adalah sebanding dengan perubahan output dalam perekonomian.

v Faktor Penghambat Pertumbuhan Ekonomi 1. Ketertiban

2. Pertumbuhan Indonesia yang mulai terhambat

3. Infrastruktur ( infrastruktur memiliki dampak mudah atau tidak berkembangnya enterpreneur di dukung oleh infrastruktur).

4. Aturan dan Regulasi ( jika sebuah bisnis ingin berkembang dengan baik ,maka harus melihat regulasi yang menghambat,baik di daerah maupun dipusat).

(30)

6. Ketersediaan finansial bagi keperluan pembisnis baik bisnis mikro maupun bisnis besar ( Boediono,2012)

Pertumbuhan ekonomi tahun 2013 masih positif di banding tahun sebelumnya,pasalnya perekonomian masih di topang oleh konsumsi domestik.Masalah yang paling serius adalah fluktuasi nilai tukar rupiah yang disebabkan oleh defisit dalam transaksi berjalan.Defisit disebabkan menurunnya ekspor dan tingginya impor .Permasalahan ekonomi Indonesia masih seputar masalah-masalah klasik seperti ekonomi biaya tinggi berupa korupsi masalah birokrasi perizinan yang masih panjang dan masalah infrastruktur (Nugroho2013).

Negara-negara harus menyiapkan diri dan menyesuaikan pertumbuhan ekonomi baik level pertumbuhannya maupun pendorong pertumbuhan (Sri Mulyani,2013)

Suatu wilayah dikatakan mengalami pertumbuhan ekonomi apabila terjadi peningkatan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) riil di wilayah tersebut.Apabila tingkat pertumbuhan ekonomi bernilai negatif berarti kegiatan perekonomian menunjukkan penurunan,sebaliknya jika tingkat pertumbuhan ekonomi tersebut bernilai positif berartikegiatan perekonomian mengalami peningkatan (Lincolin,2010)

(31)

ekonomi Negara yaitu Rumah Tangga (Consumption),pemerintah (Goverenment),pengeluaran investasi (Investment) dan selisih antara nilai ekspor di kurangi impor (X – M). Rumus menghitung pertumbuhan ekonomi adalah sebagai berikut :

- g = (( PDBs – PDBk) / PDBk ) x 100%

- g = tingkat pertumbuhan ekonomi PDBs = PDB riil tahun sekarang PDBk = PDB riil tahun kemarin

Salah satu indikator ekonomi yang dapat digunakan untuk mengetahui perkembangan ekonomi suatu daerah adalah data Produk Domestik Regional Bruto ( PDRB).Menurut Tarigan (2004) ,PDRB dapat dibedakan atas dasar harga berlaku dan atas dasar harga konstan.PDRB atas dasar harga berlaku menunjukkan nilai tambah barang dan jasa yang dihasilkan berdasarkan harga-harga tahun berjalan.

Produk domestik bruto dapat menggambarkan pendapatan nasional suatu negara. Sadono Sukirno (2004) dalam bukunya menyatakan bahwa dengan tingkat pendapatan nasional yang tinggi akan mempengaruhi pendapatan masyarakat, dan selanjutnya pendapatan masyarakat yang tinggi tersebut akan memperbesar permintaan terhadap barang-barang dan jasa-jasa. Maka keuntungan perusahaan akan bertambah tinggi dan ini akan mendorong dilakukannya lebih banyak investasi. Dalam teori ekonomi klasik pun digambarkan bahwa tingginya pendapatan masyarakat akan meningkatkan konsumsi sehingga akan meningkatkan investasi.

(32)

sama saja dengan Produk Domestik Bruto. Namun PDRB merupakan pendapatan secara regional. Menurut Biro Pusat Statistik (BPS) dalam terbitannya mengenai distribusi regional provinsi-provinsi di Indonesia, PDRB dapat diartikan dalam tiga pengertian, yaitu:

1. Menurut pengertian produksi, PDRB adalah jumlah nilai produk barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh berbagai unit produksi dalam satu wilayah/regional pada suatu jangka waktu tertentu, biasanya setahun.

2. Menurut pengertian pendapatan, PDRB adalah balas jasa yang diterima oleh faktor-faktor produksi yang ikut didalam proses produksi di suatu wilayah/regional pada jangka waktu tertentu (setahun). Balas jasa faktor produksi tersebut adalah upah dan gaji, sewa tanah, bunga modal dan keuntungan, semuanya sebelum dipotong pajak penghasilan dan pajak tak langsung lainnya. Dalam pengertian PDRB, kecuali faktor pendapatan di atas, termasuk pula komponen penyusutan barang modal tetap dan pajak tak langsung neto. Jumlah seluruh komponen tersebut disebut nilai tambah bruto dan produk domestik regional bruto diperoleh dari penjumlahan nilai tambah seluruh sektor lapangan usaha.

(33)

pembentukan modal tetap domestik bruto, perubahan stok dan ekspor neto di suatu wilayah/region. Ekspor neto disini adalah ekspor dikurangi impor.

Penghitungan PDRB menggunakan dua macam harga yaitu harga berlaku dan harga konstan. PDRB harga atas harga berlaku merupakan nilai tambah barang dan jasa yang dihitung menggunakan harga yang berlaku pada tahun yang bersangkutan sementara atas harga konstan dihitung dengan menggunakan harga pada tahun tertentu sebagai tahun dasar.

Penghitungan PDRB dapat dilakukan dengan empat cara pendekatan yaitu:

1. Pendekatan Produksi

Adalah merupakan jumlah nilai produksi barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh unit-unit produksi di dalam suatu daerah dalam jangka tertentu (biasanya dalam 1 tahun). Pendekatan Produksi dapat disebut juga pendekatan nilai tambah dimana nilai tambah bruto (NTB) dengan cara mengurangkan nilai out put yang dihasilkan oleh seluruh kegiatan ekonomi dengan biaya antara dari masing nilai produksi bruto tiap sektor ekonomi.

2. Pendekatan Pendapatan

(34)

faktor praoduksi yaitu upah dan gajih, surplus usaha, penyusutan danpajak tak langsung neto. Untuk sektor Pemerintahan dan usaha yang sifatnya tidak mencari keuntunga, surplus usaha ( bunga neto, sewa tanah dan keuntungan ) tidak diperhitungkan.

3. Pendekatan Pengeluaran

Pendekatan ini digunakan untuk menghitung nilai barang dan jasa yang digunakan oleh berbagai golongan dalam masyarakat untuk keperluan konsumsi rumah tangga, pemerintah dan yayasan sosial ; Pembentukan modal; dan ekspor. Mengingant nilai barang dan jasa hanya berasasl dari produksi domestik, total pengeluaran dari komponen - komponen di atas harus dikurangi nilai impor sehingga nilai ekspor yang dimaksud adalah ekspor neto. Penjumlahan seluruh komponen pengeluaran akhir ini disebut PDRB atas dasar harga pasar.

4. Metode Alokasi

(35)

kerja,penduduk, dan alokator lainnya yang dianggap cocok untuk menghitung nilai suatu unit produksi.

2.2.2 Perdagangan Internasional

- Teori Keunggulan Komparatif ( theory of comparative advantage ) Merupakan teori yang di kemukakan oleh David Ricardo.Menurutnya perdagangan Internasional terjadi bila ada perbedaan keunggulan komparatif antar Negara bahwa sesungguhnya keunggulan komparatif akan tercapai jika suatu Negara mampu memproduksi barang dan jasa lebih banyak dengan biaya yang lebih murah dari pada Negara lainnya.DalamTeori keunggulan komparatif,suatu bangsa dapat meningkatkan standar kehidupan dan pendapatannya jika Negara tersebut melakukan spesialisasi produksi barang dan jasa yang mempunyai produktivitas dan efisiensi tinggi.

2.2.2.1 Prinsip Dasar Perdagangan Internasional

(36)

dari perdagangan Internasional (Kerja sama Perdagangan Internasional, 2007:17)

2.2.3 Pengertian Investasi

Investasi dapat diartikan sebagai pengeluaran atau penanaman modal atau perusahaan untuk membeli barang-barang modal dan perlengkapan-perlengkapan produksi untuk menambah kemampuan memproduksi barang-barang dan jasa-jasa yang tersedia dalam perekonomian (Sukirno, 2006:121).

Dalam praktiknya, dalam usaha untuk mencatat nilai penanaman modal yang dilakukan dalam suatu tahun tertentu, yang digolongkan sebagai investasi (atau pembentukan modal atau penanaman modal) meliputi pengeluaran-pengeluaran sebagai berikut :

1. Pembelian berbagai jenis barang modal, yaitu mesin-mesin dan peralatan produksi lainnya untuk mendirikan berbagai jenis industri dan perusahaan.

2. Pengeluaran untuk mendirikan rumah tempat tinggal, bangunan kantor, bangunan pabrik dan bangunan-bangunan lainnya.

3. Pertambahan nilai stok barang-barang yang belum terjual, bahan mentah dan barang yang masih dalam proses produksi pada akhir tahun perhitungan pendapatan nasional.

Adapun ciri-ciri dari investasi antara lain:

a. Memiliki manfaat yang umumnya lebih dari satu tahun.

(37)

Istilah investasi dapat diartikan sebagai pengeluaran atau pengeluaran penanaman modal perusahaan untuk membeli barang-barang modal dan perlengkapan-perlengkapan produksi untuk menambah kemampuan produksi barang-barang dan jasa yang tersedia dalam perekonomian. (Anonim,2010:1)

Faktor-faktor utama yang menentukan tingkat investasi adalah: 1. Tingkat keuntungan yang diramalkan akan diperoleh. 2. Suku bunga.

3. Ramalan mengenai keadaan ekonomi di masa yang akan datang. 4. Kemajuan teknologi.

5. Tingkat pendapatan nasional dan perubahan-perubahannya. 2.2.3.1J enis-J enis Investasi

1. Autonomous Investment.

Investasi ini dilakukan oleh pemerintah (public investment), karena di samping biayanya sangat besar juga investasi ini tidak memberikan keuntungan, maka swasta tidak akan sanggup melakukan investasi jenis ini karena tidak memberikan keuntungan secara langsung.

2. Induced Investment.

Investasi ini timbul akibat adanya pertambahan permintaan efektif yang terjadi di pasar, di mana kenaikan permintaan efektif ini disebabkan adanya peningkatan pendapatan masyarakat.

(38)

Domestic investment adalah penanaman modal dalam negeri, sedangkan foreign investment adalah penanaman modal asing.

4. Gross Investment dan Net Investment.

Gross investment adalah total seluruh investasi yang diadakan atau dilaksanakan pada suatu waktu. Net investment adalah selisih antara investasi bruto dengan penyusutan.

2.3 Kerangka Ber fikir

2.3.1 Pengertian Penanaman Modal Asing (PMA) A. Pengertian Penanaman Modal Asing.

Dalam Undang-undang No. 1 Tahun 1967 ditegaskan bahwa Pengertian penanaman modal asing di dalam Undang-undang ini hanyalah meliputi penanaman modal asing secara langsung yang dilakukan menurut atau berdasarkan ketentuan-ketentuan Undang-undang ini dan yang digunakan untuk menjalankan perusahaan di Indonesia, dalam arti bahwa pemilik modal secara langsung menanggung risiko dari penanaman modal tersebut.Pengertian modal asing dalam Undang-undang ini menurut pasal 2 ialah :

A. Alat pembayaran luar negeri yang tidak merupakan bagian dari kekayaan devisa Indonesia, yang dengan persetujuan Pemerintah digunakan untuk pembiayaan perusahaan di Indonesia.

(39)

wilayah Indonesia, selama alat-alat tersebut tidak dibiayai dari kekayaan devisa Indonesia.

C. Bagian dari hasil perusahaan yang berdasarkan Undang-undang ini diperkenankan ditransfer, tetapi dipergunakan untuk membiayai perusahaan di Indonesia.

Adapun modal asing dalam Undang-undang ini tidak hanya berbentuk valuta asing, tetapi meliputi pula alat-alat perlengkapan tetap yang diperlukan untuk menjalankan perusahaan di Indonesia, penemuan-penemuan milik orang/badan asing yang dipergunakan dalam perusahaan di Indonesia dan keuntungan yang boleh ditransfer ke luar negeri tetapi dipergunakan kembali di Indonesia.

B. Dampak Investasi Melalui PMA

Pertimbangan pemerintah Indonesia menerima masukan Penanaman Modal Asing adalah :

1. Tujuan memperoleh pendapatan Negara (dalam bentuk pemasukan pajak, baik pajak langsung maupun pajak tidak langsung)

2. Memberikan development effect terhadap kegiatan industri dalam negeri disektor modal asing

3. Memperluas dan menambah kesempetan kerja bagi penduduk local. (Prasetio,2009:20)

(40)

investasi langsung ( direct investment).Investasi langsung merupakan investasi yang melibatkan pihak investor secara langsung dalam operasional usaha yang dilaksanakan,sehingga dinamakan usaha yang menyangkut kebijakan perusahaan yang ditetapkan, tujuan yang hendak dicapai , tidak lepas dari pihak yang berkepentingan (investor asing).Sedangkan investasi tidak langsung (portofolio) merupakan investasi keuangan yang dilakukan di luar negeri.Investor membeli utang atau ekuitas,dengan harapan mendapat manfaat finanasial dari investasi tersebut.Bentuk investasi portofolio yang sering ditemui adalah pembelian obligasi/saham dalam negeri oleh orang/perusahaan asing.Terdapat tiga sumber utama modal asing dalam suatu Negara yang menganut system perekonomian terbuka, yaitu pinjaman luar negeri dimana pinjaman luar negeri dilakukan oleh pemerintah secara bilateral maupun multilateral.Kedua adalah penanaman modal asing langsung diamana FDI merupakan investasi yang dilakukan oleh swasta asing ke suatu Negara,berupa cabang perusahaan multinasional,lisensi,joint ventura.Ketiga adalah investasi portofolio merupakan investasi yang dilakukan melalui pasar modal. ( Didit & Indah,2005:26-47)

Rostow (Kuncoro,2010) menekankan perlunya mobilisasi investasi dalam negeri dan luar negeri untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi.

(41)

Penanaman Modal Dalam Negeri adalah kegiatan menanamkan modal untuk melakukan usaha di wilayah Negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanaman modal dalam negeri dengan menggunakan modal dalam negeri.Ketentuan mengenai Penanaman Modal diatur didalam Undang-undang No. 25 Tahun 2005 tentang penanaman modal.

Penanaman Modal Dalam Negeri dapat dilakukan oleh perseorangan WNI,badan usaha Negeri, dan /atau pemerintah Negeri yang melakukan penanaman modal wilayah Negara Republik Indonesia.Kegiatan usaha atau jenis usaha terbuka bagi kegiatan penanaman modal,kecuali bidang usaha atau jenis usaha yang dinyatakan tertutup dan terbuka dengan persyaratan dan batas kepemilikan modal negeri atas bidang usaha perusahaan diatur dalam Peraturan Presiden No. 36 Tahun 2010 Tentang Perubahan Daftar Bidang Usaha yang Terutup dan Bidang Usaha yang Terbuka dengan persyaratan di Bidang Penanaman Modal.(Hanry,2013:1) 2.3.2.1 Latar Belakang PMDN

(42)

Kegiatan usaha atau jenis usaha terbuka bagi kegiatan penanaman modal,kecuali jenis usaha yang dinyatakan tutup dan terbuka dengan persyaratan dan batasan kepemilikan modalnegerti atas bidang usaha perusahaan diatur didalam peraturan Presiden No. 36 Tahun 2010 tentang perubahan bidang Usaha yang tertutup dan Bidang Usaha yang terbuka dengan persyaratan di bidang penanaman modal (BKPM,2013)

Faktor-Faktor yang mempengaruhi PMDN 1. Potensi dan karakteristik suatu daerah 2. Budaya masyarakat

3. Pemanfaatan era otonomi daerah secara proposional

4. Kecermatan pemerintah daerah dalam menentukan kebijakan local dan peraturan daerah yang menciptakan iklim yang kondusif bagi dunia bisnis dan investasi

2.3.3 EKSPOR

(43)

Pengertian dari ekspor adalah barang dan jasa yang diproduksi di dalam negeri dan dibeli oleh orang-orang asing dari berbagai negara. (Samuelson dan Nordhaus, 2004 : 325)

Yang dimaksud dengan ekspor adalah mengeluarkan barang-barang dari peredaran dalam masyarakat dan mengirimkan keluar negeri sesuai dengan ketentuan pemerintah dan mengharapkan pembayaran dalam valuta asing. (Amir, 1995 : 209)

Menurut Amir (1995 : 11), ekspor mempunyai beberapa komoditi (barang yang akan diperdagangkan), ciri-ciri umum suatu komoditi ekspor adalah :

1. Mempunyai surplus atau kelebihan produksi dalam arti total produksi belum dapat dikonsumsi seluruhnya di dalam negeri.

2. Mempunyai keunggulan tertentu seperti karena langka, murah, mutu dibandingkan dengan komoditi serupa yang serupa yang di produksi di negara lain.

3. Komoditi itu sengaja diproduksi untuk tujuan ekspor. 4. Komoditi itu memperoleh ijin pemerintah untuk di ekspor.

Menurut Amir (1995 : 361), manfaat dan tujuan ekspor adalah :

a. Meningkatkan pendapatan devisa negara yang akan memperlancar arus barang impor dan roda pemerintahan.

(44)

c. Memperluas pasar dari pasar domestik menjadi seluas pasar global sehingga memungkinkan produksi optimal dan optimalisasi laba. d. Dapat memanfaatkan “idle capacity” dari kapasitas terpasang suatu

industri pada saat pasaran dalam negeri melemah, sehingga dapat mencegah penganggaran modal dan tenaga kerja atau untuk mengisi kebutuhan musiman.

e. Terbiasa dalam persaingan yang ketat di pasar internasional, sehingga akan sangat mendorong tingkat efisiensi, inovasi, produktifitas, pengembangan dan restrukturisi teknologi.

f. Mencicil utang di luar negeri.

Menurut Amir (1995 : 30), kendala ekspor adalah semua hal yang menghalangi kelancaran ekspor, baik yang bersumber dari dalam negeri maupun yang sengaja diadakan oleh para pengimpor. Contoh dari berbagai kendala tersebut adalah :

Kendala ekspor yang berasal dari dalam negeri, diantaranya :

1. Birokrasi yang bertele-tele, yang menghambat kelancaran perizinan. 2. Pungutan liar (pungli) yang mengakibatkan ekonomi biaya tinggi,

yang melemahkan daya saing.

3. Rendahnya disiplin nasional, yang menghancurkan produktivitas, integritas, dan bonafiditas eksportir nasional.

(45)

1. Common External Tariff, tarif bea masuk tinggi yanng dipasang oleh negara-negara anggota pasar bersama Eropa yang diberlakukan terhadap negara luar termasuk Indonesia.

2. British Commonwealth Preference, yaitu tarif bea masuk impor yang

khusus diberikan Inggris kepada negara-negara bekas dominion Inggris seperti Australia, singapore, kanada dan lain-lain. Sehingga tidak dapat dinikmati oleh negara-negara luar seperti Indonesia.

3. Quota sistem yang ditetapkan untuk impor hasil pertanian dan

industri, yang merupakan pembatasan bagi perkembangan ekspor Indonesia.

4. Keharusan sertifikasi dan prosedur impor yang berlebihan untuk mempersulit impor yang diberlakukan oleh negara-negara maju seperti Amerika Serikat.

Penawaran ekspor dipengaruhi oleh penanaman modal asing (PMA), peningkatan PMA secara tidak langsung akan meningkatkan industrialisasi. Sebagai akibatnya, jumlah barang yang diproduksi akan meningkat. Hubungan yang positif ini memang masih menjadi perdebatan oleh sebagian pengamat. Hal ini disebabkan oleh peluang terjadinya penanaman modal asing sangat tergantung dan dipengaruhi oleh kebijakan negara penerima (host country).

(46)

motivasi atau aktivitas MNCs dalam suatu negara. Hal ini berkaitan dengan

multiplier effect dari penggunaan tenaga kerja didalam negeri. Efek operasi MNCs terhadap tenaga kerja dan upah ini masih menjadi perdebatan beberapa ahli. Selama ini yang pernah dilakukan adalah melihat apakah hubungan antara FDI dan Ekspor tersebut sebagai hubungan komplemener atau subtitusi (Graham, 1996, Brenton dan Di Mauro, 1999).

Graham (1996) dalam studinya untuk kasus negara USA dan Jepang dengan menggunakan pendekatan model gravitasi (gravity model approach)

menyimpulkan bahwa terdapat hubungan komplementer antara ekspor dan FDI di kedua negara tersebut. Sedangkan Brenton dan Di Mauro (1999) dalam studinya di negara Eropa (Prancis, Inggris dan Jerman) menyatakan bahwa secara statistik terdapat hubungan yang positif antara FDI dan ekspor sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan komplementer yang kuat diantara kedua variabel tersebut.

2.3.4 IMPOR

Pengertian impor menurut ahsjar,Djauhari dan Amirullah (2002:327) import adalah suatu kegiatan dalam prdagangan dan cara membeli dan mendatangkan barang dari luar negri untuk dimasukkan ke dalam negeri.Sedangkan import menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2000:327) impor adalah pemasukan barang dari Luar Negeri.

Berdasarkan UU No 17 tahun 2006 tentang kepabeanan Impor adalah

(47)

wilayah Republik Indonesia yang meliputi wilayah darat, perairan, dan

ruang udara di atasnya, serta tempat-tempat tertentu di Zona Ekonomi

Eksklusif dan landas kontinen yang di dalamnya berlaku Undang-Undang

Kepabeanan.Tentang kepabeanan kawasan pabean adalah kawasan dengan

batas-batas tertentu di pelabuhan laut,Bandar udara, atau tempat lain yang

ditetapkan untuk lalu lintas barang yang sepenuhnya berada di bawah

pengawasan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.Importir adalah setiap orang

perseorangan atau badan usaha baik berbentuk badan hukum / bukan badan

hukum yang melakukan kegiatan impor dalam wilayah hukum RI.

Kegiatan impor membawa banyak manfaat bagi masyarakat. Berikut

ini beberapa manfaat kegiatan impor:

a. Memperoleh Barang dan Jasa yang Tidak Bisa Dihasilkan

Setiap negara memiliki sumber daya alam dan kemampuan sumber

daya manusia yang berbeda-beda. Misalnya, keadaan alam Indonesia tidak

bisa menghasilkan gandum dan Amerika tidak bisa menghasilkan kelapa

sawit. Perdagangan antarnegara mampu mengatasi persoalan tersebut.

Perdagangan antarnegara memungkinkan Indonesia untuk memperoleh

gandum dan Amerika memperoleh minyak kelapa sawit. Perdagangan

antarnegara akan bisa mendatangkan barang-barang yang belum dapat

dihasilkan di dalam negeri. Misalnya Indonesia belum mampu memproduksi

mesin-mesin berat. Oleh karena itu, Indonesia melakukan perdagangan

dengan Amerika, Jepang, Cina dan Korea Selatan dalam pengadaan alat-alat

(48)

b. Memperoleh Teknologi Modern

Proses produksi dapat dipermudah dengan adanya teknologi modern.

Misalnya, penggunaan mesin las pada pabrik perakitan sepeda motor. Mesin

ini mempermudah proses penyambungan kerangka motor. Contoh lainnya

adalah mesin fotokopi laser. Mesin ini bisa menggandakan dokumen dengan

lebih cepat dan jelas.Tingkat teknologi di negara kita umumnya masih

sederhana. Pengembangan teknologi masih lambat karena rendahnya

kualitas sumber daya manusia. Untuk mendukung kegiatan produksi, kita

dapat mengimpor teknologi dari luar negeri.Perdagangan antarnegara juga

memberikan kesempatan bagi Indonesia untuk mempelajari teknologi dari

negara lain. Dalam perdagangan biasanya terjadi pertukaran informasi. Dari

saling bertukar informasi ini, Indonesia dapat belajar teknik produksi baru

dan pemanfaatan teknologi modern.

c. Memperoleh Bahan Baku

Setiap kegiatan usaha pasti membutuhkan bahan baku. Untuk

memproduksi mobil dibutuhkan besi dan baja. Untuk memproduksi ember,

mangkuk, dan kursi plastik dibutuhkan plastik. Tidak semua bahan baku

produksi tersebut dihasilkan di dalam negeri. Mungkin ada yang diproduksi

di dalam negeri, tetapi harganya lebih mahal. Pengusaha tentu lebih

menyukai bahan baku yang harganya lebih murah. Demi kelangsungan

produksi, pengusaha harus menjaga pasokan bahan bakunya. Salah satu

caranya dengan mengimpor bahan baku dari luar negeri.

(49)

1. Importir Umum (IT)

Yang mendapatkan ijin dalam Perdagangan Umum,mengimpor barang dengan maksud di Perdagangkan.

2. Importir Terbatas (IT)

Yang mendapatkan ijin perdagangan umum tugas khusus mrngimpor barang tertentu yang diarahkan oleh pemerintah.

3. Importir Produsen (IP)

Produsen yang mendapatkan ijin mengimpor sendiri barang yang diperlukan dalam proses produksi.

4. Produsen Importir (PI)

Produsen yang mendapatkan ijin untuk mengimpor barang yang sejenis dengan yang dihasilkannya ( Produksinya)

Angka Pengenal Impor Sementara:

Untuk API sementara ini dapat diperoleh dengan memenuhi persyaratan :mempunyai surat ijin usaha perdagangan SIUP,memiliki keahlian yang lazim dalam perdagangan, adanya referensi dari Bank Devisa dan mempunyai nomor pajak NPWP.

(50)

Sistem Pembayaran

1. Pembayaran Di Muka (Advance Payment)

Pembayaran yang dilakukan lebih dahulu sebelum barang dikirimkan oleh eksportir dan ini mengandung resiko yang sangat tinggi bagi pihak importir,karena uang sudah dikirim terlebih dahulu sebelum barang diterima.

2. Banker’s Letter of Credit (Kredit Berdokumen Bank)

Cara pembayaran ini cukup aman untuk kedua belah pihak.Karena adanya pihak ketiga yang menjamin dan mengamankan pembayaran (Opening/Issuing Bank).Dan pembayaran ini dapat dilaksanakan kepada Eksportir /Perngiriman Barang apabila syarat-syarat dokumen yang diminta Letter Of Credit dipenuhi oleh pihak Eksportir dan menyerahkan semua dokumen kepada Paying Bank (Bank yang menegoisasi)

3. Open Account (Perhitungan Kemudian/Rekening Terbuka)

Pihak eksportir mengirim barangnya terlebih dahulu kepada pihak importir,sebelum ada pembayaran. Dan dibayar apabila barang sudah di terima oleh pihak Importir, dan ini mempunyai resiko tinggi bagi eksportir jika pihak importir tidak memenuhi kewajibayn untuk membayar.

4. Consigment (konsinyasi)

(51)

2.3.3 INFLASI

Inflasi didefinisikan sebagai kenaikan harga umum secara terus menerus dan persisten dari suatu perekonomian (Susanti, 2000). Kenaikan dalam harga rata-rata seluruh barang dan jasa dalam perekonomian harus dibedakan dari kenaikan harga relatif dari barang-barang secara individual. Secara umum, kenaikan harga diikuti pula dengan perubahan dalam struktur harga relatif, tetapi hanya kenaikan secara keseluruhan yang dianggap sebagai inflasi.

Menurut Nasution (1999:20) inflasi juga dapat dikatakan sebagai suatu keadaan yang mengindikasikan semakin lemahnya daya beli yang diikuti dengan semakin merosotnya nilai mata uang suatu negara (Isa Salim, 2006). Jadi inflasi merupakan suatu keadaan dimana terjadi kenaikan harga secara tajam yang berlangsung secara terus menerus dalam jangka waktu yang cukup lama. Seiring dengan kenaikan harga tersebut, nilai uang turun secara tajam pula sebanding dengan kenaikan harga-harga tersebut. Namun tidak semua kenaikan harga menyebabkan inflasi. Harga masing-masing barang dan jasa ditentukan dengan banyak cara. Dalam pasar persaingan sempurna, interaksi banyak pembeli dan penjual, yakni bekerjanya penawaran dan permintaan menentukan harga.

(52)

dan jasa dan menghitung kenaikan harga rata-rata selama beberapa periode waktu.

2.3.5.1 J enis Inflasi

Inflasi menurut parah tidaknya dalam pengelompokan ini yang diperhatikan adalah berapa tingkat inflasi dalam suatu periode.

1. Inflasi ringan, yaitu apabila tingkat inflasi bersarnya kurang dari 10% per tahun

2. Inflasi sedang, yaitu apabila tingkat inflasi besarnya antara 10% sampai 30% pertahun

3. Inflasi berat, yaitu apabila tingkat inflasi besarnya 30% sampai 100% per tahun

4. Hiper inflasi, yaitu apabila tingkat inflasi bersarnya diatas 100% per tahun

(53)

Menurut Nopirin (1998), inflasi dibedakan sebagai berikut: Menurut Sebabnya:

1 Inflasi Permintaan (Demand-Full Inflation), inflasi timbul karena bertambahnya permintaan mesyarakat akan barang-barang atau adanya kenaikan permintaan modal total (Aggregat Demand).

2. Inflasi Ongkos (Cost-Push Inflation), inflasi ini ditandai dengan kenaikan harga serta turunnya produksi dan diikuti dengan resesi, keadaan ini dimulai dengan adanya penurunan total (Aggregat Demand).

Menurut Asalnya:

1. Inflasi dari dalam negeri (Domestic Inflation), timbul karena defisit anggaran belanja dengan pencetakan uang baru, panenan gagal, dan sebagainya.

2. Inflasi yang berasal dari luar negeri (Imported Inflation), inflasi ini timbul karena adanya kenaikan barang dan jasa di luar negeri atau dinegara-negara langganan berdagang yang akibatnya menaikkan harga di dalam negeri.

2.3.5.2 Pengaruh Inflasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi

(54)

keuntungan investasi, sehingga menurunkan minat investor untuk berinvestasi.

Seorang investor akan cenderung untuk melakukan investasi apabila tingkat inflasi di suatu negara adalah stabil. Hal ini dikarenakan dengan adanya kestabilan dalam tingkat inflasi, maka tingkat harga barang-barang secara umum tidak akan mengalami kenaikan dalam jumlah yang signifikan. Oleh karena itu, investor akan merasa lebih terjamin untuk berinvestasi pada saat tingkat inflasi di suatu negara cenderung stabil atau rendah Dengan kata lain kenaikan inflasi akan menurunkan minat investor untuk melaksanakan investasi, sebaliknya jika inflasi turun maka investasi akan meningkat.

Jhingan (2004:97) mengemukakan bahwa menurut Malthus pertumbuhan penduduk saja tidak cukup untuk berlangsungnya pembangunan ekonomi. Malahan, pertumbuhan penduduk adalah akibat dari proses pembangunan.

(55)

subcontracting antara PMA dan perusahaan-perusahaan lokal, termasuk usaha kecil dan menengah.(Kadin,2007;3)

2.3.6 Kerangka Pemikiran

Pengaruh Penanaman Modal dalam Pertumbuhan Ekonomi di Surabaya

Sumber : Peneliti 2.3.7 Hipotesis

Berdasar latar belakang masalah tujuan penelitian, dan kerangka pemikiran tersebut di atas maka dapat dirumuskan hipotesisnya sebagai berikut : 1. Penanaman Modal Asing (PMA) berpengaruh signifikan dan positif

dalam pertumbuhan Ekonomi.

2. Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) berpengaruh signifikan dan positif dalam Pertumbuhan Ekonomi.

PMA (X1)

PMDN (X2)

PERTUMBUHAN EKONOMI (Y) EKSPOR (X3)

(56)

3. Ekspor berpengaruh signifikan dan positif dalam Pertumbuhan Ekonomi

4. Impor berpengaruh signifikan dan negatif dalam Pertumbuhan Ekonomi.

(57)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel 3.1.1. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah mendefinisikan konsep yang akan dioperasionalkan pada suatu penelitian dalam suatu penelitian dalam bentuk variabel, baik berdasarkan teori maupun data secara empiris dengan tujuan untuk menjelaskan dan menerangkan beberapa variabel, baik variabel terikat (dependent variable) dan variabel bebas (Independent

variable).

Beberapa definisi pengukuran variabel - variabel penelitian operasional berdasarkan teori dan data secara empiris, dimana variabel-variabel yang ada menunjukan bahwa terdapat hubungan-hubungan fungsional yang mendefinisikan ketergantungan variabel terikat pada variabel bebas secara spesifik. Dalam penelitian ini variabel-variabel yang digunakan dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu :

1. Variabel tidak bebas (dependent variable) (Y)

(58)

2. Variabel Bebas (independent variable) (X)

Variabel bebas adalah variabel yang menjelaskan (explanatory variable).

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah :

(X1) Penanaman Modal Asing (PMA) adalah menjalankan perusahaan di Indonesia dalam artian bahwa pemilik modal secara langsung menanggung resiko dari penanaman modal tersebut.

(X2) Penanaman Modal Dalam Neger i (PMDN) adalah kegiatan menanamkan modal untuk melakukan usaha di wilayah Negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal dalam negeri

(X3) Ekspor adalah merupakan barang dan jasa yang diproduksi di dalam negeri yang dijual secara luas ke luar negeri

(X4) Impor adalah suatu kegiatan dalam prdagangan dan cara membeli dan mendatangkan barang dari luar negri untuk dimasukkan ke dalam negeri.

(X5) Inflasi sebagai kenaikan harga umum secara terus menerus dari suatu perekonomian

Pengukuran Variabel

(59)

maka kemungkinan besar akan mempengaruhi variabel dependen yaitu Pertumbuhan Ekonomi yang dinyatakan dalam satuan USD $.

3.2 Teknik Penentuan Sampel

Data-data yang dibutuhkan diperoleh dari Bank Indonesia cabang Surabaya, Badan Pusat Statistik (BPS) Surabaya, dan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Surabaya. Data yang digunakan adalah data berkala (time series) periode tahunan dari tahun 1994 – 2013 (20 tahun). 3.3 Teknik Pengumpulan Data

Data yang digunakan merupakan data sekunder yang diperoleh melalui buku-buku yang dipublikasikan oleh lembaga atau instansi yang terkait. Lembaga atau instansi tersebut antara lain Bank Indonesia (BI) cabang Surabaya, Badan Pusat Statistik (BPS) Surabaya,dan Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Surabaya.

Sedangkan metode pengumpulan data adalah sebagai berikut : 1. Studi Kepustakaan

Mengadakan penelitian secara teoritis ke perpustakaan untuk mendapatkan teori-teori yang berhubungan dengan permasalahan yang ada.

2. Dokumentasi

(60)

3.3.1 Teknik Analisis dan Uji Hipotesis

Data yang diperoleh dianalisis dengan metode kuantitatif perhitungan) berdasarkan teori - teori yang ada. Analisis regresi linier berganda merupakan suatu metode yang digunakan dalam menganalisis hubungan yang mempunyai pengaruh antara variabel bebas dengan variabel tidak bebas. Analisis regresi linier berganda ini menggunakan metode OLS (Ordinary Least Square) dengan bantuan SPSS versi 13 yang dapat ditulis sebagai berikut : (Nachrowi,dkk,2005:315)

Y = β0 + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + β4 X4 + β5 X5 + ei Dimana :

Y = PDRB

X1 = PMA X2 = PMDN

(61)

3.3.2 Uji Hipotesis

Uji hipotesis digunakan untuk menguji koefisien regresi yang menunjukkan pengaruh dari variabel bebas (X1, X2,X3,X4,X5) pada variabel terikat (Y) maka sebelumnya perlu dilakukan uji R2 yaitu untuk mengetahui apakah model analisis tersebut layak digunakan dalam pembuktian selanjutnya.

Tujuan dari uji R2 yaitu mengetahui model analisis tersebut cukup layak digunakan dalam penelitian sehingga perlu mengetahui nilai adjusted

R2 atau koefisien nilai determinasi menggunakan rumus : (Nachrowi dan Usman,2005:20)

= (Nachrowi dan Usman,2005:20)

Dimana :

R2 = Koefisien Determinan JKregresi = Jumlah Kuadrat regresi

( b1 ∑ Y 1 X1 + b2 ∑ Y 2 X2 +....+bn ∑ YnXn)

JK total = Jumlah Kuadran Total ( ∑ Yi [ ∑Y ]2 ] n Karateristik utama dari R2 adalah :

a. Tidak mempunyai nilai negatif, merupakan rasio dari jumlah kuadrat b. Nilai berkisar anatara 0 (nol) dan 1( satu ) atau 0 ≤ R2 ≤ 1, yang

artinya:

(62)

X dengan Y. Selanjutnya untuk menguji apakah variabel bebas berpengaruh

terhadap variabel terikat, maka melakukan pengujian :

1. Uji F

Uji F digunakan untuk menentukan signifikan atau tidak signifikan

suatu variabel bebas secara bersama-sama variabel tidak bebas.

(Nachrowi,dkk,2005:17) dengan ketentuan sebagi berikut :

• Ho : β1 = β2 = β3 = β4 = β5 =0, Artinya Variabel bebas (X) tidak

berpengaruh terhadap variabel terikat ( Y)

• H1 : β1 ≠ β 2 ≠ β 3 ≠β4 ≠ β 5 ≠0, artinya adanya pengaruh variabel bebas

(X) terhadap variabel terikat (Y)

• Menentukan level of signifikan sebesar 5%

• Menghitung nilai F untuk mengetahui hubungan secara keseluruhan

variabel dengan rumus sebagai berikut :

F hitung = (Soelistyo,2001:325)

Keterangan :

KT Regresi = Kuadrat Tegah Regresi (Means of Square = MS)

KT Galat = Kuadrat tegah residual (Standart Eror)

Dengan derajat kebebasan = (k, n-k-l) dengan ketentuan :

n = Jumlah Sampel / Pengamat

k = Jumlah variabel bebas / Parameter regresi

(63)

a. Jika hasil perhitungan Fhitung ≥ F tabel , maka hipotesis nol (H0) dan

Ha diterima artiny ada pengaruh variabel bebas terhadap variabel

tidak bebas.

b. Jika hasil perhitungan Fhitung < Ftabel , maka hipotesis nol (H0)

diterima dan Ha ditolak, artinya variabel bebas secara

bersama-sama tidak berpengaruh terhadap variabel tidak bebas.

Dapat dijelaskan melalui gambar 2

Gambar 1 : Kurva Distribusi F

Daerah penolakan

Ho

Daerah penerimaan Ho

F (α)

Sumber : Soelistyo, 2001, Dasar-Dasar Ekonometrika, BPFE UGM,

Yogyakarta, Halaman 326.

2. Uji t

Uji t berfungsi untuk menentukan signifikan atau tidak signifikan

suatu variabel bebas secara individual mempengaruhi variabel tidak bebas.

Hal ini dapat dirumuskan sebagai berikut : (Nachrowi dan Usman,2005:19)

• H0 : βi = 0 (variabel bebas tidak berpengaruh variabel berikut)

(64)

Uji t dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

t hitung =

( ) (Nahrowi dan Usman2005:19)

Dimana : β1 = Koefisien Regresi

Se = Standart Error

n = Jumlah sampel

k = Jumlah parameter

Gambar 2 : Kur va Distr ibusi t

Ho ditolak Daerah penerimaan Ho ditolak

( -t

Sumber :

(65)
(66)

2 4

M enolak Ho Bukti Aut okorelasi

M enolak H* o Bukti M enerima Ho at au H* o

Gambar 3 : Kurva Durbin-Watson

Sumber : , Ekonometrika Dasar,

d

Daerah

keragua-

Daerah

keragua-

dL dU 4 – dU 4 – dL

(67)

Tabel 1 : Autokorelasi Durbin-Watson

Durbin-Watson Kesimpulan

(68)

( )

(69)

BAB IV

Hasil Penelitian Dan Pembahasan

4.1 Deskr ipsi Obyek Penelitian

4.1.1 Kondisi Geografis di Sur abaya

(70)

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian

4.2.1. Per kembangan Produk Domestik Regional Bruto di Sur abaya

Tabel 1

(71)

4.2.2 Per kembangan Penanaman Modal Asing di Surabaya

Tabel 2

(72)

4.2.3 Per kembangan Penanaman Modal Dalam Neger i (PMDN) di Sur abaya

Tabel 3

(73)

4.2.4 Per kembangan Ekspor di Sur abaya

Tabel 4

(74)

4.2.5 Per kembangan Impor di Sur abaya

Tabel 5

Per kembangan Impor di Sur abaya Tahun 1994-2013

3.355.513.391 4.858.999.403

(75)

4.2.6 Per kembangan Inflasi

Tabel 6

(76)

4.3. Analisis dan Pengujian Hipotesis Pertumbuhan Ekonomi

4.3.1. Analisis Asumsi Regresi Klasik (BLUE / Best Liniear Unbiased

Estimator)

Best Liniear Unbiased

Estimator

(77)

Gambar 7 : Kur va Durbin-Watson

dL dU 4 - dU 4 - dL 4

0

(78)

Multikolinieritas

Variance Inflation Factor

(79)
(80)

Tabel 8

Tes Heteroskedastisitas dengan Korelasi Rank Spear man

Probabilitas

Probabilitas

(81)

Tabel 9

Hasil Perhitungan Regresi Linier Berganda dengan Menggunakan Pr ogram SPSS

(82)
(83)
(84)
(85)

4.3.3 Uji F ( Anova )

Tabel 10

Analisis Varian (ANOVA)

β β β β β

β ≠ β ≠ β ≠ β ≠ β ≠

α

(86)

Gambar 8

Distribusi Kriteria Penerimaan/Penolakan Hipotesis Secara Keseluruhan

4.3.4. Uji Hipotesis (Uji t) Daerah Penerimaan H0

Daerah Penolakan H0

17,887

(87)

Tabel 12

Hasil Analisis Variabel

Penanaman Modal Asing (X1), Penanaman Modal Dalam Neger i (X2),

Ekspor (X3),Impor (X4) dan Inflasi (X5)

Dalam Pertumbuhan Ekonomi (Y)

a) Pengaruh secara parsial antara Penanaman Modal Asing (PMA) (X1)

dalam Pertumbuhan Ekonomi (Y)

β

β ≠

α

(88)

Gambar 9

Kur va Distr ibusi Hasil Analisis secar a Parsial Faktor

PMA(X1) dalam Pertumbuhan Ekonomi (Y)

b) Pengaruh par sial antara Penanaman Modal Dalam Neger i (PMDN) (X2)

dalam Pertumbuhan Ekonomi (Y)

β

β ≠

α

level of significani

Daerah Penerimaan

0,681 2,571

(89)

Gambar 10

Kur va Distribusi Hasil Analisis secar a Parsial faktor PMDN (X2)

Dalam Pertumbuhan Ekonomi (Y)

c) Pengaruh parsial antara Ekspor (X3) dalam Pertumbuhan Ekonomi (Y)

β

β ≠

α

Daerah Penerimaan Ho

0.033 2,571

(90)

Gambar 11

Kur va Distribusi Hasil Analisis secara Par sial Ekspor (X3)

Dalam Pertumbuhan Ekonomi (Y)

d) Pengaruh secara parsial antara Impor (X4) dalam Pertumbuhan

Ekonomi (Y)

β

β ≠

α

Daerah Penerimaan

Ho

3,619

(91)

level of significani

Gambar 12

Kur va Distr ibusi Hasil Analisis secara Par sial Impor (X4)

Dalam Pertumbuhan Ekonomi (Y)

e) Pengaruh secara par sial antara Inflasi (X5) dalam Pertumbuhan

Ekonomi (Y)

β

Daerah Penerimaan

Ho

(92)

β ≠

α

level of significani

Gambar 13

Kur va Distr ibusi Hasil Analisis secara Par sial Inflasi (X5)

Dalam Pertumbuhan Ekonomi (Y)

Daerah Penerimaan

Ho

1,585 2,571

(93)
(94)
(95)
(96)
(97)
(98)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

(99)

host

(100)
(101)

Gambar

Gambar 1 : Kurva Distribusi F
Gambar 2 :  Kurva Distribusi t
Gambar 3 : Kurva Durbin-Watson�
Tabel  2
+7

Referensi

Dokumen terkait

 Pengangkatan staf ahli untuk mendukung kinerja dewan; dll. Dari kondisi yang demikian, memang sepertinya sangat sulit untuk berharap banyak adanya kesetaraan

VHGDQJNDQJXOPDDODPLDGDODKJP 6HPHQWDUD LWX ERERW NHULQJ /&amp;&amp; SDGD SHUODNXDQWDQSDRODKWDQDKDGDODKJ VHGDQJNDQJXOPDDODPLDGDODKJ+DO LQL WHUOLKDW EDKZD 0XFXQD EUDFWHDWD

a. Setiap perawi dalam sanad suatu hadis haruslah seorang yang dikenal sebagai penghafal yang cerdas dan teliti dan benar-benar memahami apa yang didengarnya. Kemudian

80.000/jepit Dari kedua saluran pemasaran yang ada di Kelurahan Girian Atas yang terbaik pemasarannya yaitu saluran 1, karena produsen memasarkannya langsung ke konsumen

Puji syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT atas izinNya dan segala kemudahan serta limpahan karuniaNya, sehingga penulis dapat menyeleseaikan Penulisan Hukum

diantaranya adalah reaktor jenis kubah tetap ( Fixed-dome ), reactor terapung ( Floating drum ), reaktor jenis balon dan reaktor fiberglass, dari beberapa

(Fatkhiyah.. sebatas rancangan proses training, hasil dari proses training berupa bobot akhir yang dipergunakan dalam proses penentuan kualitas air minum kemasan. Proses training

Hasil belajar siswa dalam model pembelajaran student teams achievement division (STAD) dan media monopoly games smart (MGS) pada materi Sistem Pernapasan Manusia