• Tidak ada hasil yang ditemukan

Nomor : 92/B/2012/PT.TUN-MDN Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Medan, yang memeriksa, memutus, dan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Nomor : 92/B/2012/PT.TUN-MDN Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Medan, yang memeriksa, memutus, dan"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

PU

TU

SA

N P

EN

GA

DIL

AN

TI

NG

GI

TA

TA

US

AH

A N

EG

AR

A M

ED

AN

PU

TU

SA

N P

EN

GA

GA

DIL

AN

TI

NG

GI

TA

TA

US

AH

A N

EG

AR

A M

ED

AN

PU

TU

SA

N P

EN

GA

PU

TU

SA

N P

EN

GA

GI

TA

TA

P U T U S A N Nomor : 92/B/2012/PT.TUN-MDN

“DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA”

--- Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Medan, yang memeriksa, memutus, dan mengadili sengketa tata usaha negara di tingkat banding, telah menjatuhkan putusan sebagaimana diuraikan berikut ini, dalam perkara antara :

---LAMINDO SITUMEANG, Kewarganegaraan Indonesia, Pekerjaan Tani, Beralamat di Jalan

Balige Km. 7 No.1 Kelurahan Situmeang Habinsaran, Kecamatan Sipoholon, Kabupaten Tapanuli Utara, Propinsi Sumatera Utara. Dalam hal ini memberikan Kuasa kepada : DODI ARIFIN, S.H dan NIFZUL REVLI, S.H, Kesemuanya Warga Negara Indonesia, Pekerjaan Advokat/Pengacara dari Kantor Hukum DODI, REVLI, & REKAN, Beralamat di Jalan Medan Area Selatan Gg. Kecil No.6-A Medan, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal 25 Nopember 2011, selanjutnya disebut sebagai

PENGGUGAT/PEMBANDING ; L A W A N

1.KEPALA KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN TAPANULI UTARA ;

Berkedudukan di Jalan SM. Simanjuntak No. 6 Tarutung Tapanuli

Utara, Sumatera Utara ;

Dalam hal ini diwakili oleh Kuasanya :

1. JONGGARA TAMBUNAN, S.H ; 2. HUSNEN ;

Masing-masing Kewarganegaraan Indonesia, Pekerjaan PNS pada Kantor Pertanahan Kabupaten Tapanuli Utara, Beralamat di Jalan SM. Simanjuntak No. 6 Tarutung Tapanuli Utara, Sumatera Utara,

(2)

PU

TU

SA

N P

EN

GA

DIL

AN

TI

NG

GI

TA

TA

US

AH

A N

EG

AR

A M

ED

AN

PU

TU

SA

N P

EN

GA

GA

DIL

AN

TI

NG

GI

TA

TA

US

AH

A N

EG

AR

A M

ED

AN

PU

TU

SA

N P

EN

GA

PU

TU

SA

N P

EN

GA

GI

TA

TA

berdasarkan Surat Kuasa Khusus Nomor 600/XII/2011,

tertanggal 10 Desember 2011 dan Nomor 600/II/2012, tertanggal 09 Pebruari 2012, selanjutnya disebut sebagai

TERGUGAT/ TERBANDING-1 ;

2.ROBERTO ALFREDO SITUMEANG, Kewarganegaran Indonesia, Pekerjaan Wiraswasta,

Tempat tinggal di Jalan Kemiri II No. 31 Medan.

Dalam hal ini diwakili oleh kuasanya HENDRY GUNAWAN, S.H, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal 9 Juni 2012, selanjutnya disebut sebagai TERGUGAT II INTERVENSI/

TERBANDING-2 ;

PENGADILAN TINGGI TATA USAHA NEGARA MEDAN tersebut telah membaca :

1. Penetapan Ketua Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Medan Nomor

92/B/2012/PT.TUN-MDN, tanggal 10 Juli 2012, Tentang Penunjukan Majelis Hakim yang memeriksa, memutus dan menyelesaikan sengketa tata usaha negara tersebut ditingkat banding;

2. Salinan resmi Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara Medan Nomor 91/G/ 2011/ PTUN-MDN, tanggal 10 April 2012 yang dimohonkan banding;

3. Berkas Perkara, surat-surat bukti dan surat-surat lain yang berhubungan dengan sengketa ini;

4. Penetapan Ketua Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Medan Nomor 92/Pen.HS/2012/PT.TUN-MDN, tanggal 23 Juli 2012, Tentang Penetapan Hari Sidang;

TENTANG DUDUK SENGKETA

Menimbang, bahwa Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Medan mengambil alih keadan-keadaan dan duduk perkara sebagaimana disebutkan dalam

(3)

PU

TU

SA

N P

EN

GA

DIL

AN

TI

NG

GI

TA

TA

US

AH

A N

EG

AR

A M

ED

AN

PU

TU

SA

N P

EN

GA

GA

DIL

AN

TI

NG

GI

TA

TA

US

AH

A N

EG

AR

A M

ED

AN

PU

TU

SA

N P

EN

GA

PU

TU

SA

N P

EN

GA

GI

TA

TA

Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara Medan Nomor 91/G/ 2011/PTUN-MDN, tanggal 10

April 2012, yang amarnya sebagai berikut : DALAM EKSEPSI :

- Mengabulkan Eksepsi Tergugat dan Tergugat II Intervensi ;

- Menyatakan Pengadilan Tata Usaha Negara Medan secara absolut tidak berwenang mengadili Perkara No. 91/G/2011/PTUN-MDN ;

DALAM POKOK PERKARA

- Menyatakan gugatan Penggugat tidak dapat diterima (Niet Ontvankelijk Verklaard) ;

- Membebankan kepada Penggugat untuk membayar biaya perkara sebesar Rp 320.000,00 (tiga ratus dua puluh ribu rupiah) ;

Menimbang, bahwa Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara Medan tersebut diucapkan dalam persidangan yang terbuka untuk umum pada hari Selasa, tanggal 10 April 2012, yang dihadiri oleh Kuasa Tergugat tanpa dihadiri Kuasa Penggugat dan Tergugat II Intervensi ;

Menimbang, bahwa Panitera Pengadilan Tata Usaha Negara Medan telah memberitahukan Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara Medan Nomor 91/G/ 2011/PTUN-MDN kepada Penggugat dan Tergugat II Intervensi, melalui Surat Pemberitahuan Putusan tanggal 10 April 2012;

Menimbang, bahwa terhadap Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara Medan tersebut, Penggugat mengajukan pernyataan banding pada tanggal 20 April 2012, yang selanjutnya disebut sebagai Pembanding;

Menimbang, bahwa oleh karena itu Tergugat disebut sebagai Terbanding-1 dan Tergugat II Intervensi disebut sebagai Terbanding-2;

Menimbang, bahwa pernyataan banding dari Penggugat/Pembanding tersebut telah diberitahukan kepada Tergugat/Terbanding-1 dan Tergugat II Intervensi/Terbanding-2 masing-masing pada tanggal 20 April 2012;

(4)

PU

TU

SA

N P

EN

GA

DIL

AN

TI

NG

GI

TA

TA

US

AH

A N

EG

AR

A M

ED

AN

PU

TU

SA

N P

EN

GA

GA

DIL

AN

TI

NG

GI

TA

TA

US

AH

A N

EG

AR

A M

ED

AN

PU

TU

SA

N P

EN

GA

PU

TU

SA

N P

EN

GA

GI

TA

TA

Menimbang, bahwa Penggugat/Pembanding menyerahkan memori banding yang diterima

oleh Panitera Pengadilan Tata Usaha Negara Medan pada tanggal 21 Mei 2012. Pada hari dan tanggal itu juga telah diberitahukan kepada Tergugat/ Terbanding-1 dan Tergugat II Intervensi/Terbanding-2 ;

Menimbang, bahwa pada pokoknya memori banding dari Penggugat/ Pembanding menyatakan, bahwa Majelis Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara Medan telah salah menilai alat-alat bukti yang diajukan para pihak di persidangan dan salah menerapkan ketentuan hukum yang berlaku, sehingga putusan Pengadilan Tata Usaha Negara Medan tersebut bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan asas-asas umum pemerintahan yang baik, oleh karena itu Penggugat/Pembanding mohon kepada Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Medan untuk memutuskan dengan amar sebagai berikut :

MENGADILI

- Menerima permohonan banding dari Penggugat/Pembanding;

- Membatalkan Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara Medan Nomor 91/G/ 2011/ PTUN-MDN, tanggal 10April 2012 yang dimohonkan banding;

MENGADILI SENDIRI DALAM EKSEPSI

- Menolak eksepsi Tergugat/Terbanding-1 dan Tergugat II Intervensi/ Terbanding-2 untuk seluruhnya;

DALAM POKOK PERKARA

1. Mengabulkan gugatan Penggugat/Pembanding untuk seluruhnya;

1. Menyatakan batal atau tidak sah Keputusan Tergugat/Terbanding-1 berupa Sertifikat Hak Milik No. 207 tanggal 01- 06 - 2011, luas tanah 8.845 m2, terletak di Jl. Tarutung - Siborongborong, Kel. Situmeang Habinsaran, . Roberto Alfredo Situmeang. Surat Ukur No. 01/

(5)

PU

TU

SA

N P

EN

GA

DIL

AN

TI

NG

GI

TA

TA

US

AH

A N

EG

AR

A M

ED

AN

PU

TU

SA

N P

EN

GA

GA

DIL

AN

TI

NG

GI

TA

TA

US

AH

A N

EG

AR

A M

ED

AN

PU

TU

SA

N P

EN

GA

PU

TU

SA

N P

EN

GA

GI

TA

TA

2. Mewajibkan Tergugat/Terbanding-1 untuk mencabut Keputusan Tergugat

tersebut berupa Sertifikat Hak Milik No.207 tanggal 01-06-2011, luas tanah 8.845 m2, terletak di Jl. Tarutung-Siborongborong, Kel. Situmeang Habinsaran, Kec. Sipoholon, Kab. Tapanuli Utara, Propinsi Sumatera Utara an. Roberto Alfredo Situmeang. Surat Ukur No.01/Situmeang Habinsaran/ 2011 tanggal 26-05-2011 ;

3. Membebankan Tergugat/Terbanding-1 dan Tergugat II Intervensi/ Terbanding-2 untuk membayar biaya perkara yang timbul dalam dua tingkat peradilan ini;

Menimbang, bahwa Tergugat/Terbanding-1 tidak mengajukan kontra memori banding, akan tetapi Tergugat II Intervensi/Terbanding-2 telah mengajukan kontra memori banding yang diterima oleh Panitera Pengadilan Tata Usaha Negara Medan pada tanggal 12 Juni 2012, selanjutnya Panitera Pengadilan Tata Usaha Negara Medan telah memberitahukan dan menyerahkan salinan kontra memori banding tersebut kepada Penggugat/Pembanding dan Tergugat/ Terbanding-1, masing-masing pada tanggal 13 Juni 2012;

Menimbang, bahwa pada pokoknya Tergugat II Intervensi/Terbanding-2 dalam kontra memori bandingnya menyatakan bahwa Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara Medan Nomor 91/G/2011/PTUN-MDN dinilai sudah tepat dan benar, oleh karena itu memohon kepada Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Medan untuk memutuskan dengan amar sebagai berikut:

- Menerima kontra memori banding Tergugat II Intervensi/Terbanding-2; - Menolak permohonan banding dari Penggugat/Pembanding;

- Menguatkan Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara Medan Nomor 91/G/2011/PTUN-MDN, tanggal 10 April 2012, yang dimohonkan banding; - Menghukum Penggugat/Pembanding untuk membayar biaya perkara;

(6)

PU

TU

SA

N P

EN

GA

DIL

AN

TI

NG

GI

TA

TA

US

AH

A N

EG

AR

A M

ED

AN

PU

TU

SA

N P

EN

GA

GA

DIL

AN

TI

NG

GI

TA

TA

US

AH

A N

EG

AR

A M

ED

AN

PU

TU

SA

N P

EN

GA

PU

TU

SA

N P

EN

GA

GI

TA

TA

Menimbang, bahwa sebelum berkas perkara aquo dikirim ke Pengadilan Tinggi

Tata Usaha Negara Medan, kedua belah pihak yang bersengketa telah diberikan kesempatan untuk memeriksa dan mempelajari berkas perkara aquo, sesuai dengan Surat Pemberitahuan untuk melihat berkas tertanggal 8 Mei 2012;

TENTANG PERTIMBANGAN HUKUM

Menimbang, bahwa Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara Medan Nomor 91/G/2011/PTUN-MDN, diucapkan dalam persidangan yang terbuka untuk umum pada hari Selasa, tanggal 10 April 2012, yang dihadiri oleh Kuasa Hukum Tergugat/Terbanding-1 tanpa dihadiri oleh Kuasa Hukum Penggugat/Pembanding dan Tergugat II Intervensi/ Terbanding-2 ;

Menimbang, bahwa Penggugat/Pembanding mengajukan pernyataan banding pada tanggal 20 April 2012;

Menimbang, bahwa Pasal 123 ayat (1) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 menyebutkan;

“ Permohonan pemeriksaan banding diajukan secara tertulis oleh pemohon atau kuasanya yang khusus dikuasakan untuk itu kepada Pengadilan Tata Usaha Negara yang menjatuhkan putusan tersebut dalam tenggang waktu empat belas hari setelah putusan pengadilan itu diberitahukan kepadanya secara sah”;

Menimbang, bahwa oleh karena Penggugat/Pembanding atau Kuasa Hukumnya tidak hadir pada saat pembacaan putusan tanggal 10 April 2012, maka tenggang waktu pengajuan pernyataan banding atau permohonan pemeriksaan banding dihitung empat belas hari sejak saat pemberitahuan putusan secara sah kepadanya;

Menimbang, bahwa oleh karena Panitera Pengadilan Tata Usaha Negara Medan telah memberitahukan Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara Medan Nomor 91/G/2011/PTUN-MDN tersebut secara sah kepada Penggugat/ Pembanding dan Tergugat II Intervensi/Terbanding-2, melalui Surat Pemberitahuan Putusan tanggal 10 April 2012,

(7)

PU

TU

SA

N P

EN

GA

DIL

AN

TI

NG

GI

TA

TA

US

AH

A N

EG

AR

A M

ED

AN

PU

TU

SA

N P

EN

GA

GA

DIL

AN

TI

NG

GI

TA

TA

US

AH

A N

EG

AR

A M

ED

AN

PU

TU

SA

N P

EN

GA

PU

TU

SA

N P

EN

GA

GI

TA

TA

maka pernyataan banding atau permohonan pemeriksaan banding dari

Penggugat/Pembanding harus diajukan paling lambat pada tanggal 24 April 2012;

Menimbang, bahwa berdasarkan fakta hukum tersebut diatas, permohonan banding dari Kuasa Hukum Penggugat/Pembanding diajukan masih dalam tenggang waktu sebagaimana ditentukan pasal 123 ayat (1) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986, sehingga secara yuridis formal permohonan bandingnya dinyatakan dapat diterima;

Menimbang, bahwa setelah Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Medan mempelajari dengan cermat, seksama dan teliti berkas perkara yang terdiri dari : Berita Acara Pemeriksaan Persiapan, Berita Acara Persidangan, Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara Medan Nomor 91/G/2011/PTUN-MDN, tanggal 10 April 2012, surat-surat bukti, saksi-saksi serta surat-surat-surat-surat lain yang bersangkutan, memori banding, kontra memori banding, dalam rapat permusyawaratan pada hari Jumat, tanggal 20 Juli 2012, Ketua Majelis Hakim mempunyai pendapat yang berbeda ( dissenting opinion) dengan Hakim-Hakim Anggota Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Medan;

Dalam Eksepsi

Menimbang, bahwa Tergugat/Terbanding-1 dan Tergugat II Intervensi/ Terbanding-2 mengajukan eksepsi, yang pada pokoknya sebagai berikut :

1. Bahwa oleh karena sengketa aquo menyangkut perkara kepemilikan yang bersifat keperdataan, maka secara absolut Peradilan Tata Usaha Negara tidak berwenang mengadili sengketa aquo, tetapi merupakan kewenangan absolut Peradilan Umum; 2. Bahwa pengajuan gugatan telah lewat waktu 90 hari sebagaimana dimaksud Pasal

55 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986, karena pada saat pengajuan permohonan sertipikat obyek sengketa dari Tergugat II Intervensi/ Terbanding-2 pada tanggal 14 Januari 2010, pihak Penggugat/Pembanding tidak mengajukan keberatan;

(8)

PU

TU

SA

N P

EN

GA

DIL

AN

TI

NG

GI

TA

TA

US

AH

A N

EG

AR

A M

ED

AN

PU

TU

SA

N P

EN

GA

GA

DIL

AN

TI

NG

GI

TA

TA

US

AH

A N

EG

AR

A M

ED

AN

PU

TU

SA

N P

EN

GA

PU

TU

SA

N P

EN

GA

GI

TA

TA

3. Bahwa gugatan mengandung cacat obyek (error in objecto), karena

Penggugat/Pembanding tidak dapat mengemukakan secara jelas dan pasti letak tanah yang menjadi obyek sengketa;

4. Bahwa Penggugat/Pembanding tidak mempunyai kepentingan mengajukan gugatan aquo, karena Penggugat/Pembanding tidak memiliki dasar hukum kepemilikan tanah yang pasti dan tidak mengalami kerugian akibat dikeluarkannya sertipikat obyek sengketa;

5. Bahwa Kuasa Hukum Penggugat tidak berwenang dan memiliki Legal Standing untuk mewakili kepentingan hukum Penggugat, karena surat gugatan Penggugat didaftarkan ke Pengadilan Tata Usaha Negara Medan pada tanggal 18 Nopember 2011, sedangkan Surat Kuasa Khusus dari Kuasa Hukum Penggugat yang tertulis di dalam gugatan a quo adalah pada tanggal 25 Nopember 2011; 6. Bahwa gugatan yang diajukan Penggugat adalah prematur, karena berdasarkan

Pasal 32 ayat (2) PP No. 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah, seharusnya sebelum melakukan gugatan sengketa tata usaha negara, maka Penggugat terlebih dahulu harus mengajukan sengketa kepemilikkan hak ke Peradilan Umum;

Menimbang, bahwa Majelis Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara Medan terlebih dahulu mempertimbangkan mengenai eksepsi kewenangan absolut Peradilan Tata Usaha Negara, sebagaimana diuraikan pada putusan halaman 57 s/d 59, yaitu pada pokoknya mempertimbangkan sebagai berikut ;

“… bahwa dari surat bukti yang diajukan Penggugat, dan Tergugat maupun Tergugat II Intervensi, serta keterangan saksi Penggugat dan Tergugat II Intervensi, Majelis Hakim berpendapat dan berkeyakinan bahwasanya dalam kasus ini lebih mempersoalkan atau cenderung menitikberatkan pembuktian aspek penguasaan dan pemilikan bidang tanah hak milik adat, maka untuk menentukan statu hukum kepemilikan atas tanah milik adat seluas + 6.500m2 tersebut termasuk menentukan riwayat

(9)

PU

TU

SA

N P

EN

GA

DIL

AN

TI

NG

GI

TA

TA

US

AH

A N

EG

AR

A M

ED

AN

PU

TU

SA

N P

EN

GA

GA

DIL

AN

TI

NG

GI

TA

TA

US

AH

A N

EG

AR

A M

ED

AN

PU

TU

SA

N P

EN

GA

PU

TU

SA

N P

EN

GA

GI

TA

TA

perolehan tanah dari Penggugat maupun pihak lain yang terkait (dhi.

Roberto Alfredo Situmeang seluas 8.845m2 sebagaimana tertuang dalam

Keputusan Tata Usaha Negara obyek sengketa), pemeriksaan dan penentuan atas hal-hal tersebut harus dilakukan dalam rangka untuk memperoleh kepastian mengenai siapa yang menjadi pemilik/pemegang hak yang sah atas bidang tanah milik adat tersebut, di mana terhadap permasalahan yang berkaitan dengan sengketa kepemilikan atas bidang tanah milik adat merupakan wewenang absolut Peradilan Umum (peradilan perdata) untuk memeriksa dan mengadilinya bukan wewenang Peradilan Tata Usaha Negara. Pendapat Majelis Hakim Pengadilan tata Usaha Negara Medan tersebut berpedoman pada kaidah hukum yurisprudensi Putusan Mahkamah Agung RI No.88.K/TUN/1993, tanggal 7 September 1999, yang menyatakan meskipun sengketa itu terjadi akibat dari adanya surat keputusan pejabat, tetapi jika dalam perkara tersebut menyangkut pembuktian hak kepemilikan tanah hak, maka gugatan atas sengketa tersebut harus diajukan terlebih dahulu ke peradilan umum karena merupakan sengketa perdata ;.

“… bahwa sesuai dengan Penjelasan Pasal 53 ayat (1) Undang-undang Peradilan Tata Usaha Negara Nomor 5 tahun 1986 yang menyatakan bahwa ” berbeda dengan gugatan di muka Pengadilan perdata, maka apa yang dapat dituntut dimuka Pengadilan Tata Usaha Negara ini terbatas pada satu macam tuntutan pokok yang berupa tuntutan agar Keputusan Tata Usaha Negara yang telah merugikan kepentingan Penggugat itu dinyatakan batal atau tidak sah,” maka konsekuensi logisnya, dengan hanya dimungkinkan satu petitum pokok dalam gugatan yang menjadi dasar pemeriksaan persidangan, pemeriksaan perkara dan Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara pun hanya memuat satu macam amar pokok sebagai respon atas petitum gugatan, yakni mengabulkan atau menolak tuntutan

(10)

PU

TU

SA

N P

EN

GA

DIL

AN

TI

NG

GI

TA

TA

US

AH

A N

EG

AR

A M

ED

AN

PU

TU

SA

N P

EN

GA

GA

DIL

AN

TI

NG

GI

TA

TA

US

AH

A N

EG

AR

A M

ED

AN

PU

TU

SA

N P

EN

GA

PU

TU

SA

N P

EN

GA

GI

TA

TA

pernyataan batal atau tidak sah suatu Keputusan Tata Usaha Negara yang

digugat, yang dalam hal mengabulkan disertai perintah kepada Tergugat untuk mencabut Keputusan Tata Usaha Negara dan dalam kasus tertentu disertai pula perintah kepada Tergugat untuk menerbitkan Keputusan Tata Usaha Negara baru disamping amar mengenai penentuan pembebanan biaya perkara yang inheren dengan petitum pokok, dan oleh karena kewenangan Peradilan Tata Usaha Negara terbatas pada pernyataan sah atau tidaknya serta batal atau tidaknya suatu Keputusan Tata Usaha Negara yang digugat, maka Pengadilan Tata Usaha Negara tidak dapat memeriksa, mengadili dan memutuskan hal lain seperti penentuan status hak/kepemilikan seseorang pihak atas suatu benda/harta kekayaan, dimana perihal penentuan status hak/kepemilikan tersebut merupakan sengketa perdata yang menjadi wewenang absolut Peradilan Umum (perdata) untuk memeriksa dan mengadilinya, bukan wewenang Peradilan Tata Usaha Negara”;

Menimbang, bahwa Hakim Ketua Majelis Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Medan tidak sependapat dengan pertimbangan Majelis Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara Medan tersebut diatas, dengan alasan sebagai berikut :

1. Bahwa Majelis Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara Medan dinilai salah dalam mengkonstatir permasalahan pokok dalam perkara aquo, karena berdasarkan uraian posita, petitum, jawaban, replik dan duplik, secara jelas disebutkan bahwa yang menjadi permasalahan pokok dalam perkara aquo adalah pengujian penerbitan Sertifikat Hak Milik No.207 tanggal 01-06-2011, luas tanah 8.845 m2, terletak di Jl. Tarutung-Siborongborong, Kel. Situmeang Habinsaran, Kec. Sipoholon, Kab. Tapanuli Utara, Propinsi Sumatera Utara an. Roberto Alfredo Situmeang. Surat Ukur No.01/Situmeang Habinsaran/2011 tanggal 26-05-2011 dari aspek hukum

(11)

PU

TU

SA

N P

EN

GA

DIL

AN

TI

NG

GI

TA

TA

US

AH

A N

EG

AR

A M

ED

AN

PU

TU

SA

N P

EN

GA

GA

DIL

AN

TI

NG

GI

TA

TA

US

AH

A N

EG

AR

A M

ED

AN

PU

TU

SA

N P

EN

GA

PU

TU

SA

N P

EN

GA

GI

TA

TA

administrasi, bukan penentuan mengenai status hak/kepemilikan

seseorang/pihak atas suatu benda/harta kekayaan. Seandainya pembuktian para pihak lebih mempersoalkan atau cenderung menitikberatkan pada aspek penguasaan dan pemilikan bidang tanah hak milik adat, hal tersebut dinilai sebagai suatu pengingkaran yang dilakukan oleh Majelis Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara Medan terhadap ketentuan Pasal 107 Undang - Undang Nomor 5 Tahun 1986, karena ketentuan tersebut mengharuskan hakim aktif dalam menentukan beban pembuktian kepada para pihak;

2. Bahwa adanya dalil Penggugat/Pembanding yang menyatakan tanah yang tersebut pada sertipikat obyek sengketa adalah sebagai miliknya dan sebaliknya Tergugat II Intervensi/Terbanding-2 juga menyatakan tanah tersebut sebagai miliknya, tidaklah dapat dikatakan bahwa perkara aquo merupakan perkara perdata, karena pernyataan demikian pasti selalu disampaikan dalam setiap kasus pertanahan di Peradilan Tata Usaha Negara. Ditinjau dari segi urgensinya bagi Penggugat/Pembanding, pernyataan tersebut merupakan dasar untuk menyatakan bahwa Penggugat/Pembanding mempunyai kepentingan hukum, yang dijadikan sebagai pintu masuk untuk mengajukan gugatan aquo;

3. Sertipikat Hak Milik No.207 tanggal 01-06-2011, luas tanah 8.845 m2, terletak di Jl. Tarutung-Siborongborong, Kel. Situmeang Habinsaran, Kec. Sipoholon, Kab. Tapanuli Utara, Propinsi Sumatera Utara an. Roberto Alfredo Situmeang. Surat Ukur No.01/Situmeang Habinsaran/2011 tanggal 26-05-2011, yang disebut sebagai obyek sengeta dalam perkara aquo adalah suatu penetapan tertulis yang dikeluarkan secara sepihak oleh Kepala Kantor Pertanahan Kabupaten Tapanuli Utara sebagai badan atau pejabat tata usaha Negara, berdasarkan permohonan dari Tergugat II

(12)

PU

TU

SA

N P

EN

GA

DIL

AN

TI

NG

GI

TA

TA

US

AH

A N

EG

AR

A M

ED

AN

PU

TU

SA

N P

EN

GA

GA

DIL

AN

TI

NG

GI

TA

TA

US

AH

A N

EG

AR

A M

ED

AN

PU

TU

SA

N P

EN

GA

PU

TU

SA

N P

EN

GA

GI

TA

TA

Intervensi/ Terbanding-2, sesuai dengan prosedur yang diatur dalam

ketentuan dibidang pertanahan, sebagai instrument hukum tata usaha negara, yang memuat titel “Hak Milik” atas sebidang tanah, terhadap individu yang bernama Roberto Alfredo Situmeang, dan telah menimbulkan keadaan hukum baru bagi pihak yang bersangkutan. Oleh karena itu dinilai telah memenuhi unsur-unsur keputusan tata usaha negara sebagaimana diatur pada Pasal 1 butir 9 Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009. Selain itu bahwa sertipikat obyek sengketa tidak pula termasuk dalam salah satu pengertian keputusan tata usaha negara sebagaimana dimaksud Pasal 2 Undang – Undang Nomor 9 Tahun 2004 atau Pasal 49 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986, sebagai keputusan tata usaha negara yang tidak dapat diadili oleh Peradilan Tata Usaha Negara;

4. Bahwa Majelis Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara Medan dinilai salah dalam menerapkan kaidah hukum Yurisprudensi Putusan Mahkamah Agung RI No.88.K/ TUN/1993 tanggal 7 September 1999, karena berdasarkan uraian pada point 1 dan 2 diatas, substansi perkara aquo jelas-jelas merupakan sengketa dalam ranah hukum administrasi negara, yang secara normatif berdasarkan Pasal 47 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 jis Pasal 1 butir 10 dan Pasal 1 butir 9 Undang - Undang Nomor 51 Tahun 2009 merupakan kewenangan absolut Peradilan Tata Usaha Negara;

1. Bahwa sertipikat hak milik atas tanah merupakan akta autentik, yang mempunyai nilai pembuktian “terkuat dan terpenuh”, sehingga hakim perdata terikat atas kebenarannya, sepanjang tidak dapat dibuktikan sebaliknya. Oleh karena itu, proses pengujian sertipikat harus lebih didahulukan melalui Peradilan Tata Usaha Negara, karena jika tidak demikian halnya, tentu hakim perdata pada Peradilan Umum akan

(13)

PU

TU

SA

N P

EN

GA

DIL

AN

TI

NG

GI

TA

TA

US

AH

A N

EG

AR

A M

ED

AN

PU

TU

SA

N P

EN

GA

GA

DIL

AN

TI

NG

GI

TA

TA

US

AH

A N

EG

AR

A M

ED

AN

PU

TU

SA

N P

EN

GA

PU

TU

SA

N P

EN

GA

GI

TA

TA

kebenaran sertipikat hak milik obyek sengketa, yang tentu akan

merugikan kepentingan Penggugat/ Pembanding aquo;

5. Bahwa dalam kenyataan yang tak terbantahkan, yang semestinya sudah merupakan pengetahuan hukum bagi hakim Peradilan Tata Usaha Negara ( notoir feiten), bahwa sertipikat hak milik atas tanah dapat dijadikan jaminan hutang pada bank atau digadaikan atau dijual kepada pihak lain. Apabila pengujian terhadap sertipikat hak milik atas tanah aquo tidak segera dilaksanakan oleh Peradilan Tata Usaha Negara, karena harus menunggu terlebih dahulu putusan dari Peradilan Umum yang berkekuatan hukum tetap, maka tentu akan dapat mengakibatkan kerugian yang lebih besar lagi bagi kepentingan Penggugat/Pembanding, sehingga oleh karena itu dalam hal adanya titik singgung kewenangan mengadili antara Peradilan Tata Usaha Negara dan Peradilan Umum, maka proses pengujian dari aspek hukum administrasi negara dapat dilaksanakan secara bersamaan dengan pengujian dari aspek keperdataannya oleh Peradilan Umum;

Menimbang, bahwa selanjutnya Majelis Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara Medan pada putusannya halaman 59 mempertimbangkan sebagai berikut;

“… bahwa lebih lanjut Majelis Hakim juga mempertimbangkan bahwa penyelesaian sepenuhnya masalah sengketa kepemilika tanah milik adat antara Penggugat dan pihak lain yang terkait (dhi. Roberto Alfredo Situmeang) oleh peradilan umum (perdata) bertujuan pula untuk menghindari Putusan Pengadilan yang tumpang tindih dan kontradiktif antara satu lingkungan peradilan dengan lingkungan peradilan lainnya untuk menjamin adanya kepastian hukum”;

Menimbang, bahwa Hakim Ketua Majelis Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Medan juga tidak sependapat dengan pertimbangan Majelis Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara Medan tersebut, karena Hakim pada Peradilan Tata Usaha Negara menguji dari

(14)

PU

TU

SA

N P

EN

GA

DIL

AN

TI

NG

GI

TA

TA

US

AH

A N

EG

AR

A M

ED

AN

PU

TU

SA

N P

EN

GA

GA

DIL

AN

TI

NG

GI

TA

TA

US

AH

A N

EG

AR

A M

ED

AN

PU

TU

SA

N P

EN

GA

PU

TU

SA

N P

EN

GA

GI

TA

TA

aspek hukum administrasi negara dan hakim pada Peradilan Umum menguji dari aspek

hukum perdata, sehingga adanya kekhawatiran akan lahirnya putusan yang saling tumpang tindih dan kontradiktif merupakan hal yang keliru. Dalam hal Putusan Peradilan Tata Usaha Negara menyatakan batal/tidak sah sertipikat obyek sengketa, maka tidaklah secara mutlak tanah yang bersangkutan menjadi milik Penggugat/Pembanding atau sebaliknya, dalam hal Putusan Peradilan Tata Usaha Negara menyatakan sertipikat obyek sengketa tidak mengandung cacat yuridis, juga tidak secara otomatis tanah yang bersangkutan menjadi milik Tergugat II Intervensi/ Terbanding-2. Jika sertipikat obyek sengketa dinyatakan batal/tidak sah oleh Peradilan Tata Usaha Negara, tetapi oleh Peradilan Umum Tergugat II Intervensi/Terbanding-2 dinyatakan sebagai pemilik atas tanah yang bersangkutan, maka hal tersebut tidak dapat dikatakan adanya dua putusan dari dua lembaga pengadilan yang saling kontradiktif, justru merupakan putusan yang saling melengkapi, karena berdasarkan koreksi yuridis yang dilakukan oleh Peradilan Tata Usaha Negara tersebut, Tergugat II Intervensi/Terbanding-2 dapat mengajukan permohonan penerbitan sertipikat yang baru kembali sesuai dengan prosedur yang berlaku;

Menimbang, bahwa selanjutnya Hakim Ketua Majelis Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Medan akan mempertimbangkan eksepsi yang lainnya sebagaimana diuraikan berikut ini;

Menimbang, bahwa berikut ini akan dipertimbangkan eksepsi yang menyatakan pengajuan gugatan telah lewat waktu 90 hari sebagaimana dimaksud Pasal 55 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986, karena pada saat pengajuan permohonan sertipikat obyek sengketa dari Tergugat II Intervensi/Terbanding-2 pada tanggal 14 Januari 2010, pihak Penggugat/Pembanding tidak mengajukan keberatan;

Menimbang, bahwa menurut Hakim Ketua Majelis Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Medan, untuk menentukan apakah pengajuan gugatan telah lewat

(15)

PU

TU

SA

N P

EN

GA

DIL

AN

TI

NG

GI

TA

TA

US

AH

A N

EG

AR

A M

ED

AN

PU

TU

SA

N P

EN

GA

GA

DIL

AN

TI

NG

GI

TA

TA

US

AH

A N

EG

AR

A M

ED

AN

PU

TU

SA

N P

EN

GA

PU

TU

SA

N P

EN

GA

GI

TA

TA

waktu 90 hari sebagaimana dimaksud Pasal 55 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 tidak

diukur berdasarkan ada atau tidaknya keberatan dari Penggugat/ Pembanding pada saat pengajuan permohonan sertipikat obyek sengketa dari Tergugat II Intervensi/Terbanding-2 pada tanggal 14 Januari Intervensi/Terbanding-2010, melainkan oleh karena Penggugat/Pembanding adalah sebagai pihak ketiga atau pihak yang tidak dituju langsung/disebut namanya dalam sertipikat obyek sengketa, penentuan tenggang waktu pengajuan gugatan harus dihitung secara kasuistis, yaitu sejak saat Penggugat/Pembanding mengetahui dan merasa kepentingannya dirugikan oleh sertipikat obyek sengketa.

Menimbang, bahwa berdasarkan uraian posita gugatan (halaman 5 Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara Medan ), Penggugat / Pembanding mengetahui adanya sertipikat obyek sengketa pada tanggal 5 September 2011, yaitu pada saat Penggugat/Pembanding dipanggil oleh pihak Kepolisian Resort Tarutung sebagai tersangka dalam kasus penyerobotan tanah yang tersebut pada sertipikat obyek sengketa. Dalil tersebut tidak dibantah oleh Tergugat/Terbanding-1 dan Tergugat II Intervensi/Terbanding-2 dan tidak terdapat alat-alat bukti dari para pihak yang dapat melumpuhkan dalil tersebut. Pendaftaran gugatan ke Pengadilan Tata Usaha Negara Medan dilakukan oleh Penggugat/Pembanding pada tanggal 18 Nopember 2011, sehingga dengan demikian pengajuan gugatan dinilai masih dalam tenggang waktu sebagaimana dimaksud Pasal 55 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 ;

Menimbang, bahwa berikut ini akan dipertimbangkan eksepsi yang menyatakan gugatan mengandung cacat obyek (error in objecto), karena Penggugat/Pembanding tidak dapat mengemukakan secara jelas dan pasti letak tanah yang menjadi obyek sengketa;

Menimbang, bahwa menurut Hakim Ketua Majelis Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Medan, obyek gugatan dalam perkara aquo adalah Sertipikat Hak Milik No.207 tanggal 01-06-2011, luas tanah 8.845 m2, terletak di Jl. Tarutung-Siborongborong, Kel. Situmeang Habinsaran, Kec. Sipoholon, Kab. Tapanuli Utara Propinsi Sumatera Utara an. Roberto Alfredo Situmeang. Surat Ukur No.01/ Situmeang Habinsaran/2011 tanggal

(16)

PU

TU

SA

N P

EN

GA

DIL

AN

TI

NG

GI

TA

TA

US

AH

A N

EG

AR

A M

ED

AN

PU

TU

SA

N P

EN

GA

GA

DIL

AN

TI

NG

GI

TA

TA

US

AH

A N

EG

AR

A M

ED

AN

PU

TU

SA

N P

EN

GA

PU

TU

SA

N P

EN

GA

GI

TA

TA

26-05-2011, sebagaimana disebutkan dalam Putusan Majelis Hakim Pengadilan Tata Usaha

Negara Medan halaman 3-4. Bahwa uraian pada Surat Ukur telah mencantumkan letak dan luas tanahnya secara jelas, sehingga oleh karena itu gugatan Penggugat/Pembanding dinilai tidak mengandung cacat dari segi obyek (eror in objecto);

Menimbang, bahwa berikut ini akan dipertimbangkan eksepsi yang menyatakan Penggugat/Pembanding tidak mempunyai kepentingan mengajukan gugatan aquo, karena Penggugat/Pembanding tidak memiliki dasar hukum kepemilikkan tanah yang pasti dan tidak mengalami kerugian akibat dikeluarkannya sertipikat obyek sengketa;

Menimbang, bahwa Pasal 53 ayat (1) Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 menyebutkan;

“ Orang atau badan hukum perdata yang merasa kepentingannya dirugikan oleh suatu keputusan tata usaha negara dapat mengajukan gugatan tertulis kepada pengadilan yang berwenang yang berisi tuntutan agar keputusan tata usaha negara yang disengketakan itu dinyatakan batal atau tidak sah, dengan atau tanpa disertai tuntutan ganti rugi dan/atau direhabilitasi”

Menimbang, bahwa berdasarkan surat bukti berupa; Surat Musyawarah Perdamaian (vide bukti P-7 jo P-3 dan P-8) dihubungkan dengan Surat Keterangan (vide bukti P-5, P-6 dan P-4) serta dikuatkan oleh keterangan saksi dari Penggugat/Pembanding yang bernama Robin Situmeang, yang menerangkan tinggal berbatasan dengan tanah pada sertipikat obyek sengketa dan ketika saksi kecil, ia melihat Penggugat/Pembanding tinggal bersama orang tuanya. Diatas tanah tersebut ada rumah dari papan dan kebun kopi Penggugat/Pembanding, kemudian saksi dari Tergugat II Intervensi, yang bernama Manusun Sibagariang, menerangkan, bahwa tanah tersebut berada dalam wilayah kelurahan dimana saksi adalah sebagai Lurahnya sejak tahun 2008 sampai sekarang. Saksi bertempat tinggal dekat dengan tanah tersebut dan diatas tanah tersebut terdapat rumah

(17)

PU

TU

SA

N P

EN

GA

DIL

AN

TI

NG

GI

TA

TA

US

AH

A N

EG

AR

A M

ED

AN

PU

TU

SA

N P

EN

GA

GA

DIL

AN

TI

NG

GI

TA

TA

US

AH

A N

EG

AR

A M

ED

AN

PU

TU

SA

N P

EN

GA

PU

TU

SA

N P

EN

GA

GI

TA

TA

semi permanen milik Penggugat/Pembanding, sedangkan Tergugat II Intervensi tidak

pernah tinggal di Kecamatan Sipoholon;

Menimbang, bahwa berdasarkan data yuridis dan data phisik tersebut diatas, terdapat bukti yang cukup menurut hukum untuk menyatakan Penggugat/ Pembanding mempunyai kepentingan hukum untuk mengajukan gugatan aquo;

Menimbang, bahwa berikut ini akan dipertimbangkan eksepsi yang menyatakan Kuasa Hukum Penggugat tidak berwenang dan memiliki Legal Standing untuk mewakili kepentingan hukum Penggugat, karena surat gugatan Penggugat didaftarkan ke Pengadilan Tata Usaha Negara Medan pada tanggal 18 Nopember 2011, sedangkan Surat Kuasa Khusus dari Kuasa Hukum Penggugat yang tertulis di dalam gugatan a quo adalah pada tanggal 25 Nopember 2011;

Menimbang, bahwa setelah memperhatikan surat gugatan Penggugat/ Pembanding, tertanggal 18 Nopember 2011, ternyata benar ditandatangani oleh kuasanya yang bernama Nifzul Revli,S.H dan Dodi Arifin,S.H dan setelah memperhatikan Surat Kuasanya, ternyata pula benar surat kuasa tersebut ditandatangani pada tanggal 25 Nopember 2011, akan tetapi pada waktu pemeriksaan persiapan yang pertama, yaitu pada tanggal 30 Nopember 2011, Majelis Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara Medan telah memeriksa Surat Kuasa tersebut dan tidak memerintahkan supaya tanggal pembuatan surat kuasa tersebut diperbaiki, dengan demikian keberadaan kuasa Penggugat/ Pembanding tersebut dapat dibenarkan, sepertihalnya ketika kuasa Tergugat/Terbanding yang bernama Jonggara Tambunan,S.H hadir pada acara pemeriksaan kedua pada tanggal 6 Desember 2011, yang juga tanpa surat kuasa, lalu memberikan keterangan atas nama Tergugat/Terbanding. Dalam praktik, keadan-keadaan tersebut dapat dibenarkan untuk mempercepat proses persidangan, sesuai dengan asas pemeriksaan cepat, sederhana dan biaya murah;

Menimbang, bahwa berikut ini akan dipertimbangkan eksepsi yang menyatakan gugatan yang diajukan Penggugat adalah prematur, karena berdasarkan Pasal 32 ayat (2)

(18)

PU

TU

SA

N P

EN

GA

DIL

AN

TI

NG

GI

TA

TA

US

AH

A N

EG

AR

A M

ED

AN

PU

TU

SA

N P

EN

GA

GA

DIL

AN

TI

NG

GI

TA

TA

US

AH

A N

EG

AR

A M

ED

AN

PU

TU

SA

N P

EN

GA

PU

TU

SA

N P

EN

GA

GI

TA

TA

PP No. 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah seharusnya sebelum melakukan gugatan

sengketa tata usaha negara, maka Penggugat/Pembanding terlebih dahulu harus mengajukan sengketa kepemilikkan hak ke Peradilan Umum;

Menimbang, bahwa setelah memperhatikan secara seksama bunyi ketentuan Pasal 32 ayat (2) Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah, ternyata tidak menyebutkan secara tegas, bahwa sebelum mengajukan gugatan sengketa tata usaha negara, maka Penggugat terlebih dahulu harus mengajukan sengketa kepemilikkan hak ke Peradilan Umum, kecuali hanya mengatur adanya pembatasan hak gugat selama 5 (lima) tahun sejak penerbitan suatu sertipikat. Bahwa selain itu menurut Hakim Ketua Majelis Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Medan, ketentuan tersebut dinilai bertentangan dengan ketentuan Pasal 55 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986. Dalam hal ada ketentuan yang lebih rendah bertentangan dengan ketentuan yang lebih tinggi, maka ketentuan yang lebih rendah harus dikesampingkan (lex superiore derogat lex imperiore), sehingga yang harus diterapkan dalam penentuan tenggang waktu pengajuan gugatan aquo adalah Undang-Undang Nomor 5 tahun 1986, sebagai peraturan khusus yang mengatur tentang Hukum Acara Peradilan Tata Usaha Negara (lex specialis derogat lex generalis);

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut diatas, menurut Hakim Ketua Majelis Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Medan, semua eksepsi dari Tergugat /Terbanding-1 dan dari Tergugat II Intervensi/Terbanding-2 harus dinyatakan ditolak, sehingga oleh karena itu pertimbangan dilanjutkan pada bagian pokok perkara sebagaimana dipertimbangkan berikut ini;

Dalam Pokok Perkara

Menimbang, bahwa Pasal 26 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 menyebutkan;

“Daftar isian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (2) peta beserta peta bidang atau bidang-bidang tanah yang bersangkutan sebagai hasil pengukuran

(19)

PU

TU

SA

N P

EN

GA

DIL

AN

TI

NG

GI

TA

TA

US

AH

A N

EG

AR

A M

ED

AN

PU

TU

SA

N P

EN

GA

GA

DIL

AN

TI

NG

GI

TA

TA

US

AH

A N

EG

AR

A M

ED

AN

PU

TU

SA

N P

EN

GA

PU

TU

SA

N P

EN

GA

GI

TA

TA

sebagaimana dimaksud dalam Pasal 20 ayat (1) diumumkan selama 30 (tiga

puluh) hari dalam pendaftaran tanah secara sistematik atau 60 (enam puluh) hari dalam pendaftaran tanah secara sporadik untuk memberi kesempatan kepada pihak yang berkepentingan mengajukan keberatan”;

Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan tersebut Tergugat/ Terbanding-1 diharuskan mengumumkan hasil pengukuran tanah yang bersangkutan di Kantor Panitia Ajudikasi dan Kantor Kepala Desa/Kelurahan letak tanah yang bersangkutan dalam pendaftaran tanah secara sistematik atau di Kantor Pertanahan dan Kantor Kepala Desa/Kelurahan letak tanah yang bersangkutan dalam pendaftaran tanah secara sporadik serta ditempat lain yang dianggap perlu sebagaimana ditegaskan pada Pasal 26 ayat (2);

Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan saksi Lurah Manusun Sibagariang, tidak ada pengumuman dikantor lurahnya ditempat letak tanah yang bersangkutan;

Menimbang, bahwa Pasal 31 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 menyebutkan;

“Sertipikat diterbitkan untuk kepentingan pemegang hak yang bersangkutan sesuai dengan data fisik dan data yuridis yang telah didaftar dalam buku tanah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 30 ayat (1)”;

Menimbang, bahwa menurut hasil Pemeriksaan Panitia A (vide bukti T-10), Surat Keterangan Domisili (vide bukti T.3) dan Surat Permohonan dari Tergugat II Intervensi/Terbanding-2, bahwa Tergugat II Intervensi tinggal di Jalan Pendidikan Kelurahan Situmeang Habinasaran Kecamatan Sipoholon Kabupaten Tapanuli Utara, akan tetapi berdasarkan keterangan saksi Manusun Sibagariang, sebagai Lurah setempat, menerangkan bahwa Tergugat II Intervensi/Terbanding-2 tidak pernah tinggal di Kecamatan Sipoholon. Dengan demikian terbukti bahwa penerbitan sertipikat obyek sengketa didasarkan data-data phisik yang tidak benar. Selain itu pula saksi tersebut juga menerangkan, bahwa ia hanya menandatangani surat-surat dalam bentuk blangko kosong

(20)

PU

TU

SA

N P

EN

GA

DIL

AN

TI

NG

GI

TA

TA

US

AH

A N

EG

AR

A M

ED

AN

PU

TU

SA

N P

EN

GA

GA

DIL

AN

TI

NG

GI

TA

TA

US

AH

A N

EG

AR

A M

ED

AN

PU

TU

SA

N P

EN

GA

PU

TU

SA

N P

EN

GA

GI

TA

TA

dikantor camat, kemudian dibawa oleh pegawai BPN. Menurut Hakim Ketua Majelis

Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Medan, fakta-fakta hukum tersebut menunjukkan adanya rekayasa dalam proses penerbitan sertipikat obyek sengketa aquo;

Menimbang, bahwa Pasal 25 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 menyebutkan,

“ Dalam rangka menilai kebenaran alat bukti sebagaimana dimaksud Pasal 24

dilakukan pengumpulan dan penelitian data yuridis mengenai bidang

tanah yang bersangkutan oleh Panitia Ajudikasi dalam pendaftaran tanah secara sistematik atau oleh Kepala Kantor Pertanahan dalam pendaftaran tanah secara sporadik”;

Menimbang, bahwa berdasarkan ketentuan tersebut, menurut Hakim Ketua Majelis Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Medan, sebelum menerbitkan sertipikat obyek sengketa, terlebih dahulu Tergugat/Terbanding-1 harus memperhatikan surat keberatan yang diajukan oleh Penggugat/Pembanding, sebagaimana tertuang pada Surat Sanggahan I, tanggal 18 Juni 2009 dan Surat Sanggahan II, tanggal 1 September 2010 (vide bukti P-1 dan P-2). Jika Tergugat/Terbanding-1 memperhatikan surat sanggahan - surat sanggahan tersebut, tentu Tergugat/ Terbanding-1 akan memerintahkan kepada pemohon Tergugat II Intervensi/ Terbanding-2 untuk menyelesaikannya terlebih dahulu, sebagaimana dimaksudkan oleh ketentuan Pasal 30 ayat (1) Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997;

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut diatas, menurut Hakim Ketua Majelis Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Medan, terdapat alasan yang kuat menurut hukum untuk menyatakan penerbitan sertipikat obyek sengketa mengandung cacat prosedural, oleh karena itu gugatan Penggugat/Pembanding harus dikabulkan untuk seluruhnya dan sertipikat obyek sengketa harus dibatalkan serta Tergugat/Terbanding-1 harus diperintahkan untuk mencabutnya;

(21)

PU

TU

SA

N P

EN

GA

DIL

AN

TI

NG

GI

TA

TA

US

AH

A N

EG

AR

A M

ED

AN

PU

TU

SA

N P

EN

GA

GA

DIL

AN

TI

NG

GI

TA

TA

US

AH

A N

EG

AR

A M

ED

AN

PU

TU

SA

N P

EN

GA

PU

TU

SA

N P

EN

GA

GI

TA

TA

Menimbang, bahwa oleh karena itu kepada Tergugat/Terbanding-1 dan Tergugat

II Intervensi/Terbanding-2 sebagai pihak yang kalah harus dihukum membayar biaya perkara pada dua tingkat pengadilan;

Menimbang, bahwa akan tetapi Hakim Anggota I dan Hakim Anggota II tidak sependapat dengan pendapat Hakim Ketua Majelis Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Medan tersebut, melainkan sependapat dengan pertimbangan hukum Majelis Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara Medan;

----Menimbang, bahwa oleh karena terdapat perbedaan pendapat (dissenting opinion) antara Hakim Ketua Majelis disatu pihak dengan Hakim-Hakim Anggota dilain pihak, sesuai dengan ketentuan Pasal 97 ayat (3) Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986, putusan ditingkat banding harus diambil berdasarkan suara terbanyak, sehingga oleh karena itu pertimbangan hukum Majelis Hakim Pengadilan Tata Usaha Negara Medan harus dikuatkan dan diambil alih menjadi pertimbangan putusan aquo pada tingkat banding;

Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut diatas Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara Medan Nomor 91/G/2011/PTUN-MDN, tanggal 10 April 2012 harus dikuatkan, sehingga dengan demikian Penggugat/Pembanding adalah tetap sebagai pihak yang kalah dan sesuai dengan ketentuan pasal 110 Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara, harus dihukum membayar biaya perkara pada tingkat banding sebesar Rp. 250.000,00 (dua ratus lima puluh ribu rupiah);

Mengingat :

- Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara; - Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 Tentang Perubahan Undang-Undang Nomor 5

Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara;

- Undang Nomor 51 Tahun 2009 Tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara;

(22)

PU

TU

SA

N P

EN

GA

DIL

AN

TI

NG

GI

TA

TA

US

AH

A N

EG

AR

A M

ED

AN

PU

TU

SA

N P

EN

GA

GA

DIL

AN

TI

NG

GI

TA

TA

US

AH

A N

EG

AR

A M

ED

AN

PU

TU

SA

N P

EN

GA

PU

TU

SA

N P

EN

GA

GI

TA

TA

M E N G A D I L I

- Menerima permohonan banding dari Penggugat/Pembanding;

- Menguatkan Putusan Pengadilan Tata Usaha Negara Medan Nomor 91/G/2011/PTUN-MDN, tanggal 10 April 2012 yang dimohonkan banding;

- Menghukum Penggugat/Pembanding untuk membayar biaya perkara pada tingkat banding sejumlah Rp.250.000,00 ( dua ratus lima puluh ribu rupiah );

Demikian diputus dalam rapat permusyawaratan Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Medan pada hari Jumat, tanggal 20 Juli 2012 oleh kami, YOSRAN, S.H.

M. Hum Hakim Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara Medan sebagai Hakim Ketua Majelis, H. A. SYAIFULLAH, S.H dan MASKURI, S.H. M.Si masing-masing sebagai Hakim Anggota,

putusan tersebut diucapkan dalam persidangan yang terbuka untuk umum pada hari

Senin, tanggal 30 Juli 2012 oleh Majelis Hakim tersebut dengan dibantu oleh ANNI F. PAKPAHAN, S.H. sebagai Panitera Pengganti Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara

Medan, tanpa dihadiri oleh para pihak atau kuasa hukumnya.

HAKIM ANGGOTA HAKIM KETUA MAJELIS

dto, dto,

H. A. SYAIFULLAH,S.H. YOSRAN, S.H. M. Hum. dto, MASKURI,S.H,M.Si PANITERA PENGGANTI dto, ANNI F. PAKPAHAN, S.H

(23)

PU

TU

SA

N P

EN

GA

DIL

AN

TI

NG

GI

TA

TA

US

AH

A N

EG

AR

A M

ED

AN

PU

TU

SA

N P

EN

GA

GA

DIL

AN

TI

NG

GI

TA

TA

US

AH

A N

EG

AR

A M

ED

AN

PU

TU

SA

N P

EN

GA

PU

TU

SA

N P

EN

GA

GI

TA

TA

PERINCIAN BIAYA PERKARA

1. Biaya Materai Putusan …..… Rp. 6.000,00 2. Biaya Redaksi Putusan…….… Rp. 5.000,00 3. Biaya Proses Perkara………… Rp. 239.000,00

J u m l a h……….Rp. 250.000,00 (dua ratus lima puluh ribu rupiah)

Referensi

Dokumen terkait

Interaksi antara perbandingan bubur buah sirsak dan bubur daun katuk dengan konsentrasi gum arab memberikan pengaruh berbeda nyata (P<0,05) terhadap kadar air dan

ERAT dari ASEAN bertujuan untuk membantu organisasi-organisasi penanggulangan bencana nasional dalam tahap paling awal dalam satu keadaan darurat dalam berbagai bidang termasuk (a)

Diperlukan tindak lanjut terkait dengan efektivitas Teknik pijat oksitosin agar dapat dijadikan inovasi program bagi kader untuk memberikan edukasi kepada

Kaneki et al menyatakan dalam penelitiannya tentang resusitasi menggunakan HES pada hemodinamik paru dan aliran getah bening pada paru kambing bahwa Kedua HES

Untuk mengatasi hal tersebut maka dirancanglah sebuah panel ATS satu phasa dengan batas daya pelanggan maksimum sebesar 4400 VA dimana modul AMFnya akan diganti

Selalu berusaha memberikan yang terbaik kepada pengguna jasa, serta didukung dengan potensi dan SDM yang profesional dibidangnya merupakan hal yang selalu kami

Sebuah perjalanan panjang tentang lahirnya istilah andragogi dalam dunia pendidikan, Sebuah perjalanan panjang tentang lahirnya istilah andragogi dalam dunia

Dalam pembuatan alat pencetak kompos dengan variasi bentuk cetakan ini banyak sekali menggunakan mesin-mesin perkakas baik berupa : mesin bubut untuk membuat boss pada plat