• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEMAMPUAN MENGAPRESIASI DONGENG SRIKANTI SI BATU YANG MENANGIS SISWA KELAS VII SMP NEGERI 4 SIBOLGA TAHUN PEMBELAJARAN 2012/2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "KEMAMPUAN MENGAPRESIASI DONGENG SRIKANTI SI BATU YANG MENANGIS SISWA KELAS VII SMP NEGERI 4 SIBOLGA TAHUN PEMBELAJARAN 2012/2013."

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

KEMAMPUAN MENGAPRESIASI DONGENG

“SRIKANTI, SI BATU YANG MENANGIS”

SISWA KELAS VII SMP N 4 SIBOLGA

TAHUN PEMBELAJARAN

2012/2013

SKRIPSI

Dinyatakan telah Memenuhi Persyaratan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh

MEIDARNI EVIYANTI SIMATUPANG

NIM 071222110083

JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

(2)
(3)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan

kasih karunia-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini

berjudul “Kemampuan Mengapresiasi Dongeng “Srikanti, Si Batu yang

Menangis” Siswa Kelas VII SMP Negeri 4 Sibolga Tahun Pembelajaran

2012/2013”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Negeri Medan. Untuk menyelesaikan

skripsi ini berbagai masukan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,

dengan segala kerendahan hati, pada kesempatan ini penulis mengucapkan

terimakasih kepada:

 Prof. Dr.Ibnu Hajar, M.Si. selaku Rektor Universitas Negeri Medan.

 Dr. Isda Pramuniati, M.Hum. selaku Dekan Fakultas Bahasa dan Seni.

 Dr. Rosmawaty, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia

 Drs. Sanggup Barus, M.Pd. selaku Sekretaris Jurusan Bahasa dan Sastra

Indonesia.

 Dr. Wisman Hadi, M.Hum. selaku Ketua Prodi Pendidikan Bahasa dan

Sastra Indonesia

 Drs. Tingkos Sinurat, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing Skrispsi yang telah

banyak membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

 Dra. Rumasi Simaremare, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing Akademik.

 Seluruh dosen dan pegawai di lingkungan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan.

 Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, Kepala Tata Usaha serta guru-guru

dan siswa SMP Negeri 4 Sibolga yang telah memberikan izin untuk

mengadakan penelitian.

 Teristimewa buat ayahanda D.Simatupang dan ibunda tersayang

J.Sihombing yang selalu memberikan dukungan doa dan materi kepada

(4)

Simatupang, Maranata Simatupang, dan adikku Christi Simatupang yang

telah memberikan motivasi kepada penulis.

 Seluruh keluarga, sahabat, dan teman Reguler 2007 A yang selalu

memberikan dukungan kepada penulis.

 Semua pihak yang turut membantu penyelesaian skripsi ini yang tidak

dapat disebutkan satu per satu.

Semoga skripsi ini bermanfaat dan menambah wawasan bagi kita

semua. Akhir kata, penulis mengucapkan terimakasih.

Medan, Agustus 2013

Penulis,

Meidarni E. Simatupang

(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan

kasih karunia-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Skripsi ini

berjudul “Kemampuan Mengapresiasi Dongeng “Srikanti, Si Batu yang

Menangis” Siswa Kelas VII SMP Negeri 4 Sibolga Tahun Pembelajaran

2012/2013”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Negeri Medan. Untuk menyelesaikan

skripsi ini berbagai masukan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,

dengan segala kerendahan hati, pada kesempatan ini penulis mengucapkan

terimakasih kepada:

 Prof. Dr.Ibnu Hajar, M.Si. selaku Rektor Universitas Negeri Medan.

 Dr. Isda Pramuniati, M.Hum. selaku Dekan Fakultas Bahasa dan Seni.

 Dr. Rosmawaty, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia

 Drs. Sanggup Barus, M.Pd. selaku Sekretaris Jurusan Bahasa dan Sastra

Indonesia.

 Dr. Wisman Hadi, M.Hum. selaku Ketua Prodi Pendidikan Bahasa dan

Sastra Indonesia

 Drs. Tingkos Sinurat, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing Skrispsi yang telah

banyak membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

 Dra. Rumasi Simaremare, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing Akademik.

 Seluruh dosen dan pegawai di lingkungan Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Medan.

 Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah, Kepala Tata Usaha serta guru-guru

dan siswa SMP Negeri 4 Sibolga yang telah memberikan izin untuk

mengadakan penelitian.

 Teristimewa buat ayahanda D.Simatupang dan ibunda tersayang

J.Sihombing yang selalu memberikan dukungan doa dan materi kepada

(6)

Simatupang, Maranata Simatupang, dan adikku Christi Simatupang yang

telah memberikan motivasi kepada penulis.

 Seluruh keluarga, sahabat, dan teman Reguler 2007 A yang selalu

memberikan dukungan kepada penulis.

 Semua pihak yang turut membantu penyelesaian skripsi ini yang tidak

dapat disebutkan satu per satu.

Semoga skripsi ini bermanfaat dan menambah wawasan bagi kita

semua. Akhir kata, penulis mengucapkan terimakasih.

Medan, Agustus 2013

Penulis,

Meidarni E. Simatupang

(7)

DAFTAR GAMBAR

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 : Distribusi Jumlah Siswa Kelas VII SMP Negeri 4 Sibolga

Tahun Pembelajaran 2012/2013 ... 27

Tabel 3.2 : Rentang Skor dan Kategori Penilaian Kemampuan

Mengapresiasi Dongeng ... 28

Tabel 4.1 : Daftar Penilaian Mengapresiasi Dongeng ... 31

Tabel 4.2 : Penilaian Pokok-pokok Isi Dongeng ... 33

Tabel 4.3 : Daftar Penilaian Relevansi Isi Dongeng dengan Situasi

Sekarang ... 34

Tabel 4.4 : Penilaian Mengapresiasi Dongeng... 35

Tabel 4.5 : Distribusi Frekuensi Nilai Kemampuan Mengapresiasi

Dongeng ... 39

Tabel 4.6 : Persentase Rata-Rata Nilai Untuk Setiap Aspek Penilaian ... 40

Tabel 4.7 : Persentase Rata-Rata Skor Kemampuan Mengapresiasi

(9)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sastra Indonesia dapat dikelompokkan menjadi sastra lama dan sastra

modern. Sastra Indonesia lama atau klasik adalah karya sastra yang berkembang

sebelum ada pengaruh dari kebudayaan luar, khususnya kebudayaan barat. Sastra

Indonesia lama sering juga disebut sastra Melayu lama. Jenis sastra ini

berkembang sejak abad ke-16 Masehi. Sastra Melayu lama bermula dari cerita

lisan masyarakat secara turun menurun. Dalam sastra ini, biasanya nama

pengarang tidak dikenal karena cerita berkembang dari kehidupan masyarakat

yang belum pandai dalam hal membaca dan menulis. Karya-karya yang beredar

banyak berupa tuturan. Kemudian, setelah pandai melakukan baca tulis barulah

karya-karya tersebut dituangkan dalam tulisan naskah sastra melayu lama. Sastra

lama adalah sastra yang berbentuk lisan atau sastra melayu yang tercipta dari

suatu ujaran atau ucapan. Berdasarkan bentuknya sastra lama dibagi menjadi dua

yaitu puisi dan prosa. Puisi dan prosa pun dibagi menjadi dua kategori yakni puisi

lama dan prosa lama. Sementara prosa lama adalah cerita yang berkembang di

masyarakat di suatu tempat, biasanya berbicara mengenai kehidupan seseorang,

asal usul tempat, kepercayaan, dan petuah. Cerita rakyat yang bersifat anonim

dikenal juga dengan istilah folklore. Salah satu bentuk prosa lama yaitu dongeng.

(10)

2

Menurut Badudu (1997:2), “Pembelajaran sastra seharusnya lebih

ditekankan pada apresiasi sastra daripada pengetahuan teori saja. Teori sastra

memang harus diajarkan tetapi bukan sesuatu yang penting”. Pembelajaran sastra

dianggap penting karena pembelajaran sastra dapat membantu pembentukan

watak. Dalam pembelajaran sastra ada dua tuntutan yang dapat diungkapkan

sehubungan dengan pembentukan watak ini. Pertama, pembelajaran sastra

hendaknya mampu membina perasaan yang lebih tajam. Seseorang yang telah

banyak mendalami berbagai karya sastra biasanya memiliki perasaan yang lebih

peka untuk menunjuk hal mana yang bernilai dan mana yang tak bernilai. Kedua,

pembelajaran sastra hendaknya dapat memberikan bantuan dalam usaha

mengembangkan berbagai kualitas kepribadian siswa, yang antara lain ketekunan,

kepandaian, pengimajian, dan penciptaan.

Dongeng merupakan jenis tradisi lisan yang memiliki peran penting dalam

masa pertumbuhan anak-anak dan perkembangan karakter anak. Menurut Rudi

(2009), ”Peranan dongeng yaitu mengasah daya pikir dan imajinasi, menanamkan

berbagai nilai dan etika, dan menumbuhkan minat baca.”

(http://www.dongengkakrico.com, 30 Januari 2013).Dalam dongeng juga terdapat

unsur hiburan di samping pendidikan. Dongeng berfungsi sebagai sarana

pengembaraan anak sebab dengan mendengarkan dongeng fantasi dan daya cipta

anak akan mengembara sesuai alur cerita dalam dongeng. Saat itulah biasanya

unsur pendidikan dan pembinaan moral dapat disisipkan dalam benak anak-anak.

Beberapa sifat yang selalu dimiliki tokoh-tokoh pembela kebenaran dalam

(11)

3

Pengembangan kurikulum berbasis karakter diperlukan untuk memberikan

pendidikan karakter yang kuat bagi generasi-generasi penerus bangsa karena di

dalam dongeng terkandung nilai-nilai moral dalam sendi kehidupan manusia,

nilai-nilai itu disadari, diidentifikasi, diserap, dan dimiliki untuk kemudian

dikembangkan dan diamalkan. Menurut Kemdiknas (2012:1), “Hanya bangsa

yang memiliki karakter kuat yang mampu menjadikan dirinya sebagai bangsa

yang bermartabat dan disegani oleh bangsa-bangsa lain”.

(http://www.scribd.com/doc/77540502/Desain-Induk-Pendidikan-Karakter-Kemdiknas, 16 September 2012). Pendidikan karakter sangat penting ditanamkan

di sekolah sehingga dapat menghasilkan lulusan yang memiliki karakter kuat dan

menjadi identitas untuk meneruskan masa depan bangsanya.

Pendidikan karakter merupakan satu kesatuan program kurikulum satuan

pendidikan. Proses pengembangan karakter dilakukan dalam setiap mata pelajaran dan juga kegiatan ekstrakurikuler. Pengembangan karakter itu disesuaikan dengan

standar isi yang telah ditetapkan. Di kelas pembelajaran karakter dilaksanakan

dalam proses belajar mengajar. Dalam hal ini pengembangan karakter siswa dapat

dilakukan dalam pembelajaran dongeng. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan (KTSP) tahun 2006 pada kelas VII semester 1, dinyatakan bahwa

siswa diharapkan mampu menemukan isi di dalam dongeng dengan cara

mengapresiasi dongeng. Artinya, siswa dituntut untuk dapat meresepsi kegiatan

pengajaran dongeng.

Pengajaran dongeng sangat diperlukan untuk menanamkan nilai kehidupan

(12)

4

mempunyai nilai didik yang tinggi. Nilai didik tersebut tidak hanya berlaku pada

saat penuturan dan pembacaannya saja, tetapi dapat dihubungkan dengan

kehidupan sekarang. Di dalam dongeng terdapat nilai moral dan juga

nilai-nilai kehidupan yang bisa diteladani oleh para siswa untuk dapat mengembangkan

karakter dalam diri mereka. Siswa dapat merelevansikan nilai-nilai kehidupan

yang ada di dalam dongeng itu ke dalam kehidupan sekarang. Dalam kegiatan

merelevansikan itu, siswa diharapkan mampu mengembangkan karakter mereka

berdasarkan dongeng yang didengarkan atau dibaca. Lewat dongeng-dongeng

yang ini, karakter anak Indonesia terbentuk dan pada akhirnya membentuk pula

karakter bangsa.

Karakter tersebut dapat diperoleh dari kegiatan mendengarkan dongeng

karena mendengarkan dongeng tidak hanya memahami isinya saja, tetapi

bagaimana siswa mendapatkan hikmah dari dongeng tersebut. Memberikan

pelajaran dan nasihat melalui dongeng adalah cara mendidik yang bijak dan

cerdas serta mendidik dan menasihati anak melalui dongeng memberikan efek

pemuasan terhadap kebutuhan akan imajinasi dan fakta.

Kemampuan siswa dalam mengapresiasi dongeng bertujuan agar siswa

mampu menemukan nilai-nilai kehidupan yang terkandung di dalamnya. Namun,

hal ini masih belum sesuai dengan kriteria ketuntasan minimal seperti yang

diharapkan. Hal ini didukung dari hasil penelitian Sartika Sitorus, dengan judul

Efektivitas Metode Kuis Kelompok Terhadap Kemampuan Mengapresiasi

Dongeng siswa Kelas VII SMP Negeri 2 Parapat Tahun Pembelajaran 2011/2012

(13)

5

yang seyogianya hanyalah sebuah unsur yang tertulis. Berbeda halnya dengan

unsur ekstrinsik yang memerlukan pemahaman terhadap nilai-nilai kehidupan.

Siswa diperhadapkan untuk memilah-memilah nilai kehidupan yang satu dengan

yang lainnya yang notabene hampir memiliki kesamaan. Misal, unsur nilai moral

dengan unsur nilai agama yang memiliki kesamaan tetapi pada hakikatnya

berbeda.

Berdasarkan alasan tersebut maka penulis ingin meneliti tentang

“Kemampuan Mengapresiasi Dongeng ”Srikanti, Si Batu yang Menangis” oleh

Siswa Kelas VII SMP Negeri 4 Sibolga Tahun Pembelajaran 2012/2013”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan fenomena yang muncul, berkaitan dengan pembelajaran

mendengarkan dongeng di sekolah sebagaimana dijabarkan pada uraian latar

belakang masalah di atas, ada beberapa masalah yang muncul dapat

diidentifikasi,

1. kemampuan siswa dalam pembelajaran sastra masih kurang.

2. kemampuan siswa dalam pembelajaran sastra dapat membantu pembentukan

watak atau karakter yang semakin baik.

3. siswa masih kurang mampu merelevansi isi dongeng dengan situasi sekarang.

4. pengembangan karakter dalam diri siswa melalui pembelajaran dongeng

masih belum tepat.

(14)

6 C. Pembatasan Masalah

Suatu penelitian tanpa pembatasan masalah yang akan diteliti, akan

mengakibatkan penelitian yang tidak terarah. Berbicara mengenai kemampuan

menunjukkan relevansi isi dongeng dengan situasi sekarang tentu juga harus

melihat bagaimana mengapresiasi unsur-unsurnya agar pembaca memperoleh

pesan moral atau nilai yang terkandung di dalamnya. Untuk mempermudah

penelitian ini penulis membuat batasan pada “kegiatan mengapresiasi dongeng

oleh siswa akan meningkatkan pemahaman siswa terhadap isi/ nilai dongeng”.

D. Rumusan Masalah

Agar penelitian lebih terarah, perlu dirumuskan masalah yang akan diteliti.

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah dalam

penelitian diterangkan,

1. berapakah rata-rata nilai kemampuan menemukan pokok-pokok isi dongeng

oleh siswa SMP Negeri 4 Sibolga Tahun Pembelajaran 2012/2013?

2. berapakah rata-rata nilai kemampuan menunjukkan relevansi isi dongeng

dengan situasi sekarang oleh siswa SMP Negeri 4 Sibolga Tahun

Pembelajaran 2012/2013?

3. berapakah rata-rata nilai kemampuan mengapresiasi dongeng dengan situasi

(15)

7 E. Tujuan

Dengan adanya tujuan penelitian, kegiatan penelitian yang dilakukan

dapat tercapai secara efektif dan efisien. Adapun maksud dan tujuan penelitian

ini,

1. untuk mengetahui kemampuan menemukan pokok-pokok isi dongeng dengan

situasi sekarang oleh siswa SMP Negeri 4 Sibolga Tahun Pembelajaran

2012/2013,

2. untuk mengetahui kemampuan menunjukkan relevansi isi dongeng dengan

situasi sekarang oleh siswa SMP Negeri 4 Sibolga Tahun Pembelajaran

2012/2013,

3. untuk mengetahui kemampuan mengapresiasi dongeng oleh siswa SMP

Negeri 4 Sibolga Tahun Pembelajaran 2012/2013.

F. Manfaat

Hasil penelitian ini, diharapkan bermanfaat bagi siswa, guru, sekolah, dan

peneliti. Keempat hal ini dapat dijabarkan sebagai berikut.

1. Bagi siswa

Dapat membantu siswa dalam kesulitan pembelajaran, khususnya dalam

mengapresiasi dongeng, memotivasi siswa untuk belajar, dan melatih siswa

untuk terampil dalam menemukan pokok-pokok isi dongeng dan

menunjukkan relevansi isi dongeng dengan situasi sekarang.

2. Bagi Guru

Memberikan masukan pada guru untuk menggunakan keterampilan

(16)

8

pokok-pokok isi dongeng dan kemampuan menunjukkan relevansi isi

dongeng dengan situasi sekarang dengan menciptakan kegiatan pembelajaran

yang menarik.

3. Bagi Sekolah

Dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam rangka memajukan dan

meningkatkan prestasi sekolah yang dapat disampaikan dalam pembinaan

guru ataupun kesempatan lain bahwa pembelajaran dongeng.

4. Bagi Peneliti

Dapat memperkaya khasanah ilmu pengetahuan peneliti dan memperkaya

(17)

DAFTAR PUSTAKA

Anindyarini, Atikah, Sri Ningsih. 2008. Bahasa Indonesia untuk SMP/ MTS Kelas VII. Jakarta: Depdiknas.

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Asmah H. J. 1988. Kemampuan Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi. Bandung: Rineka Cipta.

Chaer, A. 2007. Kajian Bahasa; Struktur Internal, Pemakaian dan Pemelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Depdiknas. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Ketiga. 2005. Jakarta: Balai Pustaka.

Kosasih, H. E. 2008. Ketatabahasaan dan Kesusastraan Bahasa Indonesia.

Bandung: Yama Widya.

Mursini. 2011. Pembelajaran Apresiasi Prosa Fiksi dan Puisi Ana-Anak. Medan: Unimed.

Nurgiyantoro, Burhan. 2010. Penilaian Pembelajaran Bahasa Berbasis

Kompetensi. Yokyakarta: BPFE.

Omar. 1998. Metodologi Research. Yogyakarta: Fakultas Psikologi.

Ratna. 2008. Kompetensi Bahasa Indonesia untuk SMP/ MTS Kelas VII. Jakarta: Depdiknas.

Sudjana. 2005. Metoda Statistika. Bandung: PT. Tarsito.

Wangi, Putri Pandan. 2006. Panduan Mendongeng Anak. Tangerang: PT Agro Media Pustaka.

Wiyanto. 2005. Kesusastraan Sekolah: Penunjang Pembelajaran Bahasa

Indonesia SMP & SMA. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana.

Kemdiknas.2012.Desain Induk Pendidikan Karakter Kemdiknas.

(18)

Roni. 2011. Jenis dan Manfaat Dongeng untuk Anak dan Orangtua. http://anaknusantara.com/artikel/82. Diakses pada tanggal Rabu, 30 Januari 2013.

http://dumalana.com/2012/04/08/nilai-nilai-pendidikan-karakter/ (diakses Sabtu, 4 Agustus 2012)

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/17855/4/Chapter%20II.pdf (diakses Sabtu, 20 Januari 2012).

http://www.dongengkakrico.com (diakses Rabu, 30 Januari 2013)

Gambar

Gambar  2.1:  Grand Desigen Pendidikan Karakter ......................................
Tabel 3.1 :  Distribusi Jumlah Siswa Kelas VII SMP Negeri 4 Sibolga

Referensi

Dokumen terkait

Peran Cheng Ho dalam perkembangan agama Islam di Indonesia diantaranya adalah melakukan syiar Islam, memberikan fasilitas kepada komunitas Muslim China bermazhab hanafi,

Gus Dur tidak memcampur adukkan keimanan antar pemeluk agama, karna selain bertentangan dengan dogma ajaran agama Islam hal itu tentunya pasti di tolak oleh semua agama

Komik legenda pohon maja sebagai media penyampaian cerita rakyat daerah Majalengka memiliki tahapan yang lazim dalam proses pembuatannya. Diantaranya adalah, penyusunan

Hasil: Berdasarkan uji hipotesis dengan metode Mc Nemar didapati nilai p sebesar 0,021 (CI 95%) yang menunjukkan bahwa ada hubungan antara kejadian limfadenitis TB pada

Sukabumi. Dibimbing oleh DADAN HINDAYANA. Kelapa sawit merupakan salah satu tanaman perkebunan yang mempunyai peran penting bagi subsektor perkebunan di Indonesia. Salah satu

Pd selaku kepala sekolah dan guru matematika Kelas X SMK Muhammadiyah Kartasura yang telah memberikan ijin dan kesempatan serta membantu dalam pelaksanaan

Telah dilakukan penelitian uji aktivitas sitotoksik ekstrak etanol biji srikaya ( Annona squamosa L.) terhadap sel T47D. Tujuan penelitian ini adalah untuk

Meskipun sector informal dapat menjadi katup penyelamat akibat kelangkaan pekerjaan, keberadaan mereka justru sering mendapat pembatasan-pembatasan baik berupa ruang