PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR
SISWA PADA MATERI SEGI EMPAT DI KELAS VII SMP NEGERI 35 MEDAN
T.A 2012/2013
Oleh: Rahmah Sahfitri NIM 061244110107
Program Studi PendidikanMatematika
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memproleh Gelar Sarjana Pendidikan
JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
iii
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR
SISWA PADA MATERI SEGI EMPAT DI KELAS VII SMP NEGERI 35 MEDAN
T.A 2012/2013
Rahmah Sahfitri (NIM 061244110107) ABSTRAK
Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran Quantum Teaching pada materi segi empat di kelas VII SMP Negeri 35 Medan T.A. 2012/2013.
Penelitian ini dilakukan terhadap masing-masing 40 orang siswa dari kelas VII-6 dan kelas VII-7 SMP Negeri 35 Medan T.A 2012/2013. Instrumen penelitian dalam mengumpulkan data adalah tes awal, tes hasil belajar, wawancara dan observasi. Sedangkan analisis data yang dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu: reduksi data, memaparkan data, menarik kesimpulan.
Penelitian ini dilakukan atas 2 siklus, masing-masing siklus terdiri dari 2 kali pertemuan. Sebelum diberikan tindakan rata-rata hasil tes awal siswa di kelas VII-7 adalah 65,15 dengan ketuntasan secara klasikalnya 45% sedangkan di kelas VII-6 rata-rata 65,45 dengan nilai ketuntassan secara klasikalnya 57,5%.
Pada siklus I yang dilakukan di kelas VII-7, setelah diberi tindakan pembelajaran melalui model pembelajaran Quantum Teaching aktivitas belajar siswa pada siklus I pada lembar aktivitas I diperoleh sebesar 52,96% dan aktivitas belajar siswa pada lembar aktivitas II sebesar 60,3% . Sedangkan untuk rata-rata tes hasil belajar I adalah 73,48 dengan ketuntasan secara klasikalnya 67,50%. Karena target yang ditetapkan sebelumnya belum tercapai maka siklus I dilanjutkan ke siklus II.
Pada siklus II yang dilakukan di kelas VII-6, aktivitas belajar siswa yang diperoleh dari lembar aktivitas I sebesar 68,125% dan dari lembar aktivitas II sebesar 70,05%. Sedangkan untuk rata-rata tes hasil belajar II adalah 82,96 dengan ketuntasan secara klasikalnya adalah 87,50% . Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas dan hasil belajar siswa di kelas VII-6 melalui pembelajaran Quantum Teaching lebih baik dari pada kelas VII-7.
Berdasarkan penelitian diperoleh bahwa melalui model pembelajaran Quantum Teaching dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi segi empat di kelas VII SMP Negeri 35 Medan T.A. 2012/2013.
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala berkah
dan hidayahnya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan hasil Belajar Siswa Pada Materi Segi Empat Di Kelas VII SMP Negeri 35 Medan T.A. 2012/2013”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan matematika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNIMED.
Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai
pihak, oleh sebab itu sudah sewajarnya apabila penulis mengucapkan terima kasih
kepada Bapak Prof. Dr. Mukhtar, M.Pd selaku pembimbing skripsi yang telah
banyak memberikan bimbingan, arahan dan saran guna kesempurnaan skripsi ini.
Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si,
Bapak Drs. Syafari, M.Pd dan Bapak Drs. J. Ambarita, M.Pd selaku dosen penguji
yang telah memberikan saran dan masukan mulai dari perencanaan penelitian
sampai selesainya skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada
seluruh Bapak dan Ibu dosen serta staf pegawai jurusan Matematika FMIPA
UNIMED yang telah banyak membantu penulis. Penulis juga mengucapkan
terima kasih kepada Ibu Kepala Sekolah, Bapak dan Ibu Guru SMP Negeri 35
Medan yang banyak membantu selama penelitian ini.
Yang teramat istimewa penulis mengucapkan ribuan terima kasih kepada
Ayahanda tercinta Ponidi dan Ibunda tercinta Juriah Purba yang terus memberikan
doa, kesabaran dan motivasi demi keberhasilan penulis menyelesaikan skripsi ini,
juga kepada Adinda Fitri Kartika Ningsih, Rizki Fadillah, M. Ridho Kurniawan dan Fahmi Fahreza yang juga selalu memberikan dukungan dan motivasi. Dan
yang teristimewa penulis mengucapkan terima kasih kepada Eko Purnomo Giri
atas doa dan dukungan demi keberhasilan penulis dalam menyelesaikan studi di
v
Tak lupa juga ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada
sahabat-sahabat Nur Fadhillah,S.Pd, Khairani Syahfitri,S.Pd, Nur Shadrina,S.Pd, Fitria
Mayasari,S.Pd, Zaka Syahrial,S.Pd, Sahrul Mubarak,S.Pd, Stepanus Sitepu,S.Pd,
Suaibah, Siti Amislan, Ririn Anindya Putri dan teman-teman seperjuangan di
jurusan Matematika khususnya kelas A Reguler 2006 dan Regular serta Bilingual
2009 yang telah membantu penulis selama perkuliahan sampai menyelesaikan
skripsi ini, beserta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang turut memberi semangat dan bantuan kepada penulis.
Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi
ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun
tata bahasa, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari
pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya isi skripsi ini bermanfaat dalam
memperkaya khasanah ilmu pengetahuan.
Medan, September 2013
Penulis
vi
DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan i
Riwayat Hidup ii
Abstrak iii
Kata Pengantar iv
Daftar Isi vi
Daftar Gambar ix
Daftar Tabel x
Daftar Lampiran xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah 1
1.2. Identifikasi Masalah 7
1.3. Batasan Masalah 7
1.4. Rumusan Masalah 8
1.5. Tujuan Penelitian 8
1.6. Manfaat Penelitian 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kerangka Teoritis 10
2.1.1. Pengertian Belajar 10
2.1.2. Hasil Belajar 11
2.1.3. Aktivitas Belajar 13
2.1.4. Model Pembelajaran 16
2.1.5. Model pembelajaran Quantum Teaching 17
2.1.5.1. Sejarah Quantum Teaching 17
2.1.5.2. Pengertian Quantum 18
2.1.5.3. Asas Utama Quantum Teaching 22
vii
2.1.5.5. Kerangka Pembelajaran Quantum Teaching 27
2.1.5.6. Kelebihan dan Kekurangan Quantum Teaching 28
2.1.6. Pembahasan Materi 29
2.2. Kerangka Konseptual 36
2.3. Hipotesis Tindakan 37
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 38
3.2. Subjek dan Objek Penelitian 38
3.2.1. Subjek Penelitian 38
3.2.2. Objek Penelitian 38
3.3. Defenisi Operasional 38
3.4. Jenis Penelitian 39
3.5. Prosedur Penelitian 39
3.6. Instrumen Pengumpul Data 45
3.6.1. Tes 45
3.6.2. Lembar Observasi 46
3.6.3. Wawancara 46
3.7. Teknik Analisis Data 46
3.7.1. Reduksi Data 46
3.7.2. Memaparkan Data 47
3.7.2.1. Hasil Belajar Siswa 47
3.7.2.2. Analisis Hasil Observasi 48
3.7.3. Penarikan Kesimpulan 49
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian 51
4.1.1. Pelaksanaan dan Hasil Penelitian 51
4.1.1.1. Permasalahan I 51
4.1.1.2. Alternatif Pemecahan Masalah I 52
viii
4.1.1.4. Observasi I 54
4.1.1.4.1. Hasil Observasi Guru Siklus I 54
4.1.1.4.2. Hasil Observasi Siswa Siklus I 55
4.1.1.5. Analisis Data I 55
4.1.1.5.1. Analisis Data Hasil Obsevasi Aktivitas Siswa 55
4.1.1.5.2. Analisis Data Tes Hasil Belajar I 56
4.1.1.6. Wawancara 57
4.1.1.7. Refleksi I 57
4.1.2. Pelaksanaan dan Hasil Penelitian Siklus II 59
4.1.2.1. Permasalahan II 59
4.1.2.2. Alternatif Pemecahan Masalah II 59
4.1.2.3. Pelaksanaan Tindakan II 60
4.1.2.4. Observasi II 61
4.1.2.4.1. Hasil Observasi Guru Siklus II 61
4.1.2.4.2. Hasil Observasi Siswa Siklus II 62
4.1.2.5. Analisis Data II 62
4.1.2.5.1. Analisis Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa 62
4.1.2.5.2. Analisis Data Tes Hasil Belajar II Siswa 63
4.1.2.6. Refleksi 64
4.2. Temuan Penelitian 64
4.3. Pembahasan Hasil Penelitian 66
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan 68
5.2. Saran 69
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Perbedaan Belajar Aktif dan Belajar pasif 19
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1. Persegi Panjang 29
Gambar 2.1.1 Persegi Panjang 29
Gambar 2.2. Persegi 30
Gambar 2.3. Jajar Genjang 31
Gambar 2.4. Jajar Genjang 31
Gambar 2.5. Belah Ketupat 32
Gambar 2.6. Layang-layang 32
Gambar 2.7. Layang-layang 34
Gambar 2.8. Trapesium Siku-Siku 35
Gambar 2.9. Trapesium Sama Kaki 35
Gambar 2.10. Trapesium Sembarang 35
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I 72
Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II 76
Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran III 81
Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran IV 86
Lampiran 5. Lembar Aktivitas Siswa I 91
Lampiran 6. Lembar Aktivitas Siswa II 98
Lampiran 7. Kisi-kisi Tes Awal 102
Lampiran 8. Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar I 103
Lampiran 9. Kisi-kisi Tes Hasil Belajar II 104
Lampiran 10. Lembar Validasi Soal Tes Awal 105
Lampiran 11. Lembar Validasi Soal Tes Awal 106
Lampiran 12. Lembar Validasi Soal Tes Hasil Belajar I 107
Lampiran 13. Lembar Validasi Soal Tes Hasil Belajar I 108
Lampiran 14. Lembar Validasi Soal Tes Hasil Belajar II 109
Lampiran 15. Lembar Validasi Soal Tes Hasil Belajar II 110
Lampiran 16. Tes Awal 111
Lampiran 17. Tes Hasil Belajar I 112
Lampiran 18. Tes Hasil Belajar II 113
Lampiran 19. Alternatif Jawaban Tes Awal 114
Lampiran 20. Alternatif Jawaban Tes Hasil Belajar I 116
Lampiran 21. Alternatif Jawaban Tes Hasil Belajar II 118
Lampiran 22. Pedoman Penskoran Tes Awal 120
Lampiran 23. Pedoman Penskoran Tes Hasil Belajar 121
Lampiran 24. Letak Kesalahan Siswa Dalam Mengerjakan Tes Awal
Di Kelas VII-7 122
Lampiran 25. Letak Kesalahan Siswa Dalam Mengerjakan Tes Awal
Di Kelas VII-6 124
Lampiran 26. Letak Kesalahan Siswa Dalam Mengerjakan Tes Hasil
Lampiran 27. Data Tes Awal Siswa Kelas VII-7 128
Lampiran 28. Data Tes Awal Siswa Kelas VII-6 130
Lampiran 29. Data Nilai Tes Hasil Belajar I Siswa Kelas VII-7 132
Lampiran 30. Data Nilai Tes Hasil Belajar II Siswa Kelas VII-6 134
Lampiran 31. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa 136
Lampiran 32. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa 138
Lampiran 33. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa 140
Lampiran 34. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa 142
Lampiran 35. Tabulasi Nilai Observasi Aktivitas Siswa Kelas VII-7
Pertemuan I (Siklus I) 144
Lampiran 36. Tabulasi Nilai Observasi Aktivitas Siswa Kelas VII-7
Pertemuan II (Siklus I) 146
Lampiran 37. Tabulasi Nilai Observasi Aktivitas Siswa Kelas VII-6
Pertemuan I (Siklus I) 148
Lampiran 38. Tabulasi Nilai Observasi Aktivitas Siswa Kelas VII-6
Pertemuan II (Siklus I) 150
Lampiran 39. Pedoman Penskoran Aktivitas Belajar Siswa 152
Lampiran 40. Kisi-Kisi Wawancara 153
Lampiran 41. Hasil Wawancara 154
Lampiran 42. Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus I 157
Lampiran 43. Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus II 160
Lampiran 44. Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I 163
Lampiran 45. Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II 165
1 BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Oleh karena itu, pendidikan
merupakan faktor yang sangat penting bagi suatu negara. Maju mundurnya proses
pembangunan suatu bangsa di segala bidang sangat ditentukan Sumber Daya
Manusia (SDM) yang dimiliki oleh warga negaranya. Untuk itu, pemerintah telah
mengatur Sistem Pendidikan Nasional dalam suatu undang-undang.
Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 disebutkan bahwa Pendidikan nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Mengingat fungsi dan tujuan pendidikan nasional, perubahan atau
perkembangan pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi. Perubahan
ini diperlukan untuk mensukseskan pendidikan. Sehingga perubahan dalam arti
perbaikan pendidikan pada semua tingkat perlu terus-menerus dilakukan sebagai
antisipasi dalam menghadapi masa depan. Banyak cara dilakukan pemerintah
untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Salah satu upaya yang
dilakukan ialah dengan perbaikan proses belajar mengajar. Berbagai konsep dan
wawasan baru tentang proses belajar mengajar di sekolah telah muncul dan
berkembang seiring dengan pesatnya perkembangan IPTEK. Mengingat ujian
nasional masih menjadi indikator ketuntasan belajar siswa agar dapat melanjutkan
2
dalam dunia pendidikan diharapkan dapat meningkatkan persentase hasil belajar
siswa, salah satunya yaitu meningkatkan aspek kognitif siswa.
Di dalam dunia pendidikan, matematika memegang peranan yang cukup
penting. Banyak yang telah disumbangkan matematika untuk kemajuan peradaban
manusia. Fajar Adi (2011)(http://fadikusumo.staff.ugm.ac.id/math/index.php/2011
/05/peran-matematika-dalam-pembangunan-bangsa/)menyatakan :
”Matematika sebagai ilmu dasar merupakan jembatan penghubung antar berbagai bidang ilmu. Dengan menggunakan pemodelan Matematika, berbagai persoalan dalam kehidupan sehari-hari dapat dipelajari dan diselesaikan”.
Namun tingginya tuntutan untuk menguasai matematika tidak berbanding
lurus dengan hasil belajar matematika siswa. Pada kenyataannya hasil
pembelajaran matematika masih memprihatinkan. Kenyataan yang ada
menunjukkan hasil belajar siswa pada bidang studi matematika kurang
menggembirakan. Seperti yang diungkapkan Soekisno (2009) (http://kimfmipa.un
nes.ac.id/home/61-membangun-keterampilan-komunikasi-matematika .html) : “Hasil tes diagnostik yang dilakukan oleh Suryanto dan Somerset di 16 sekolah menengah beberapa provinsi di Indonesia menginformasikan bahwa hasil tes pada mata pelajaran matematika sangat rendah. Hasil dari TIMSS-Third International Mathematics and Science Study menunjukkan Indonesia pada mata pelajaran matematika berada di peringkat 34 dari 38 negara.”
Selain itu, nilai matematika siswa yang masih rendah merupakan salah
satu faktor yang menjadi penyebab banyaknya siswa yang tidak lulus UN. Seperti
yang diungkapkan Nuh (2012) (http://edukasi.kompas.com/read/2012/06/02/10035432
/Banyak.Siswa.Tak.Lulus.Ujian.Matematika) :
3
Kenyataan-kenyataan seperti yang dipaparkan di atas secara jelas
menyatakan bahwa pendidikan matematika di Indonesia masih mengecewakan.
Untuk itu, diperlukan peningkatan prestasi belajar matematika siswa di sekolah.
Tentu saja untuk meningkatkan prestasi tersebut harus didukung oleh proses
belajar mengajar matematika siswa di sekolah. Sedangkan dalam proses belajar
mengajar di sekolah, kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan yang penting,
hal itu berarti berhasil atau tidaknya tujuan pencapaian pengajaran di sekolah tergantung pada situasi kegiatan belajar mengajar di dalam kelas.
Akan tetapi permasalahan yang sering muncul adalah ketidakaktifan
siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar matematika di sekolah. Siswa
hanya sekedar mengikuti pelajaran matematika yang diajarkan guru di dalam
kelas, yaitu dengan hanya mendengarkan penjelasan materi dan mengerjakan soal
yang diberikan oleh guru. Siswa lebih bersifat pasif, enggan, takut, atau malu
mengungkapkan ide-ide atas penyelesaian soal yang diberikan guru.
Hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 27 Mei 2011 di SMP Negeri
35 Medan terlihat bahwa guru lebih banyak menjelaskan, dan memberikan
informasi tentang konsep-konsep yang akan dibahas. Hal ini mengakibatkan
hanya beberapa orang siswa saja yang aktif dalam mengikuti pembelajaran,
seperti mengerjakan soal-soal ke depan ataupun memberikan pendapat. Bahkan
tidak sedikit siswa yang hanya menyalin jawaban soal-soal dari temannya tanpa ia
mengerti apa yang ia salin. Dari hasil observasi tersebut dapat terlihat bahwa
aktivitas siswa masih rendah dalam kegiatan belajar mengajar.
Permasalahan rendahnya aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar
juga terjadi pada saat berlangsungnya pengajaran materi segi empat. Hal ini sesuai
dengan yang dikatakan salah seorang guru matematika SMP Negeri 35 Medan,
Ibu Rohani. BA, yaitu:
4
Hal ini sejalan dengan hasil tes diagnostik yang dilakukan peneliti pada
tanggal 27 Mei 2011 dengan cara memberikan tes kepada siswa kelas VII-3 SMP
Negeri 35 Medan pada materi segi empat. Dari hasil tes diagnostik tersebut
diperoleh bahwa hanya 10 orang atau 25 % yang mencapai nilai di atas 65 dan 6
orang mendapatkan nilai 65 atau 15 % sedangkan siswa yang mendapat nilai di
bawah 65 berjumlah 24 orang atau 60 %. Hal ini menunjukkan bahwa siswa
masih mengalami kesulitan dalam memahami materi segi empat.
Rendahnya hasil belajar matematika siswa juga dipengaruhi oleh model
pembelajaran yang digunakan oleh guru. Hasil observasi awal yang dilakukan
oleh peneliti tanggal 27 Mei 2011 di SMP Negeri 35 Medan menunjukkan bahwa
pembelajaran matematika di sekolah tersebut masih menggunakan model
pembelajaran ceramah, tanya jawab dan pemberian tugas, artinya model
pembelajaran yang digunakan masih banyak didominasi oleh guru, sementara
siswa duduk secara pasif menerima informasi pengetahuan dan keterampilan.
Kondisi seperti ini menunjukkan bahwa model pembelajaran yang digunakan
masih kurang bervariasi. Oleh karena itu guru harus mencari cara yang dapat
membuat siswa tertarik dalam mempelajari matematika. Hal ini sejalan dengan
pernyataan Nurhalimah (2009) (http://etd.eprints.ums.ac.id/2030/1/
A410040120.pdf) bahwa:
“Matematika adalah mata pelajaran yang diangap sulit dalam tiap pembelajarannya. Anggapan tersebut tidak terlepas dari persepsi yang berkembang dalam masyarakat tentang matematika yang dianggap sebagai ilmu yang kering, abstrak, teoritis, penuh dengan lambang-lambang dan rumus-rumus yang sulit dan membingungkan. Hal ini akan berdampak buruk terhadap prestasi belajar matematika siswa. Maka dari itu seorang guru matematika harus terampil dalam penyelenggaraan pembelajaran agar dapat menepis anggapan negatif tentang belajar matematika”.
Selama ini model pembelajaran yang digunakan guru cenderung
monoton yang mengakibatkan siswa pasif. Hal ini terlihat dari kurang
semangatnya siswa dalam mengikuti pelajaran matematika di sekolah. Siswa
cenderung pasif dan tidak berani mengemukakan pendapatnya di depan kelas,
5
namun lebih dari itu siswa cenderung diam dan hanya mendengarkan penjelasan
dari guru.
Hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 27 Mei 2011 di SMP Negeri
35 Medan terlihat bahwa guru lebih banyak menjelaskan, dan memberikan
informasi tentang konsep-konsep yang akan dibahas. Hal ini mengakibatkan
hanya beberapa orang siswa saja yang aktif dalam mengikuti pembelajaran,
seperti mengerjakan soal-soal ke depan ataupun memberikan pendapat.
Untuk itu dalam rangka meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa
terhadap materi pelajaran terutama materi segi empat diperlukan suatu model
pembelajaran yang mampu mengaktifkan siswa dalam pembelajaran, diantaranya
model pembelajaran quantum teaching.
Menurut De Porter, dkk (2008 : 5) :
“Quantum Teaching adalah pendayagunaan bermacam–macam interaksi yang ada, baik di dalam maupun di sekitar peristiwa belajar, yang mengubah kemampuan dan bakat alamiah siswa menjadi cahaya yang akan bermanfaat bagi mereka sendiri dan orang lain.”
Saryono 2009 (http://lubis grapura.wordpress.com/2009) menyatakan bahwa: “Pembelajaran Quantum Teaching memusatkan perhatian pada interaksi yang bermutu dan bermakna, bukan sekadar transaksi makna”. Dapat dikatakan bahwa interaksi menjadi kata kunci dan konsep sentral pembelajaran Quantum
Teaching.
Pembelajaran quantum teaching merupakan konsep belajar yang
membantu guru untuk mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi
nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang
dimilikinya dengan penerapan di kehidupan mereka sendiri.
Untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik terutama dalam pelajaran
matematika dapat dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran yang cocok.
Salah satu diantaranya adalah penggunaan model pembelajaran Quantum
Teaching. Model ini lebih mengutamakan strategi dalam proses pembelajarannya. Quantum Teaching dapat menciptakan lingkungan belajar yang efektif, menyampaikan isi, dan memudahkan proses belajar sehigga belajar menjadi
6
TANDUR dengan kata lain ”Tumbuhkan, Alami, Namai, Demostrasikan, Ulangi,
dan Rayakan”.
Lazanov (dalam De Potter, dkk (2008:10)) mengatakan bahwa:
“Kerangka ini memastikan siswa pada saat proses belajar mengajar dengan fenomena yang kompleks, segala sesuatunya berarti setiap kata, pikiran, tindakan dan asosiasi dan sejauh mana mengatur lingkungan, persentase dan rancangan pengajaran sejauh itu pula proses belajar berlangsung”.
Konsep Quantum Teaching ini telah sukses diterapkan di Super Camp,
yaitu sebuah lembaga khusus yang dibagun oleh De Potter. Di lembaga tersebut
telah dilakukan penelitian untuk disertai doktoral pada tahun 1991, yang
melibatkan sekitar 6.042 responden. Dari disertasi tersebut diperoleh peningkatan
nilai belajar sebesar 73%. Selain itu, disertasi tersebut juga menunjukkan
peningkatan motivasi sebesar 80% dan memperbesar keyakinan diri responden
sebesar 81%.
Beberapa komentar para penulis dan sekaligus ahli pendidikan di
Amerika Serikat tentang Quantum Teaching (dalam De Porter, dkk (2008))
adalah:
1. Bagi mereka yang terperangkap dalam anggapan bahwa belajar adalah hal yang menjemukan, Quantum Teaching bagaikan alat penawar yang menghidupkan dan memperkuat kembali kegembiraan dan kecintaan belajar.
2. Quantum Teaching adalah pengalaman belajar yang menadjukkan untuk segala usia.
3. Quantum Teaching ini mengagumkan dan mudah dipahami serta dapat membantu orang menyadari potensi belajar mereka masing –masing. 4. Quantum Teaching menggambarkan sebuah gaya memberdayakan
siswa untuk berprestasi lebih dari yang mereka anggap mungkin.
Dalam mempelajari pokok bahasan ini siswa seringkali kesulitan dalam mengerjakan soal-soal mengenai segi empat baik secara teori maupun eksperimen
dengan menerapkan rancangan belajar Quantum Teaching maka diharapkan siswa
dapat mempelajari konsep segi empat. Jadi, Quantum Teaching diharapkan dapat
7
Model pembelajaran Quantum Teaching merupakan model pembelajaran
yang mampu mendayagunakan/ menciptakan interaksi yang bermutu dan
bermakna yang akan mempengaruhi kesuksesan belajar siswa. Dengan
pembelajaran Quantum Teaching maka interaksi guru dengan siswa menjadi lebih
banyak. Dalam proses pembelajaran Quantum Teaching siswa dituntut untuk
belajar aktif. Jadi, dengan pembelajaran Quantum Teaching hasil dan aktivitas
belajar siswa pada pokok bahasan segi empat diharapkan akan meningkat.
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka peneliti tertarik
untuk mengadakan penelitian dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran
Quantum Teaching Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa
Pada Materi Segi Empat di Kelas VII SMP Negeri 35 Medan T.A. 2012/2013”.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka identifikasi masalah dalam
penelitian ini adalah :
1. Pembelajaran matematika masih didominasi oleh guru sehingga siswa hanya
menerima tanpa memiliki pengalaman belajar
2. Aktivitas belajar matematika siswa dalam proses belajar mengajar di dalam
kelas masih rendah
3. Rendahnya hasil belajar matematika
4. Siswa belum dapat mengkaitkan antara materi yang diajarkan dengan
penyelesaian masalah yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.
5. Model pembelajaran yang digunakan guru kurang bervariasi.
6. Materi segi empat merupakan salah satu materi pelajaran yang masih sulit
dipahami oleh siswa kelas VII SMP Negeri 35 Medan
1.3Pembatasan Masalah
Agar permasalahan dalam penelitian ini lebih terarah dan jelas, maka
penulis memberikan suatu batasan tentang masalah yang penulis teliti. Dalam
kesempatan ini penulis hanya membahas tentang “ Penerapan Model
8
Siswa pada Materi Segi Empat di Kelas VII SMP Negeri 35 Medan Tahun Ajaran
2012/2013”.
1.4Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah di atas, maka yang menjadi rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah :
1. Apakah penerapan model pembelajaran Quantum Teaching dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada materi segi empat di kelas VII
SMP Negeri 35 Medan tahun pelajaran 2012/2013?
2. Apakah penerapan model pembelajaran Quantum Teaching dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada materi segi empat di kelas VII
SMP Negeri 35 Medan tahun pelajaran 2012/2013?
1.5Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui aktivitas belajar siswa yang diajar dengan
menggunakan model pembelajaran Quantum Teachin g pada materi segi
empat di kelas VII SMP Negepri 35 Medan Tahun Ajaran 2012/2013.
2. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa yang diajar dengan
menggunakan model pembelajaran Quantum Teaching pada materi segi
empat di kelas VII SMP Negeri 35 Medan Tahun Ajaran 2012/2013
1.6 Manfaat Penelitian
1. Bagi guru matematika, hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan dalam memilih pendekatan atau strategi yang tepat dan
dapat mengembangkan model – model pembelajaran lebih lanjut.
2. Bagi siswa, melalui penerapan model pembelajaran quantum teaching
diharapkan siswa dapat menjadi lebih aktif selama proses belajar
mengajar berlangsung. Dengan bertambahnya keaktifan siswa maka akan
9
3. Sebagai bahan masukan yang dapat dimanfaatkan oleh praktisi
pendidikan dalam menentukan alternatif model pembelajaran
matematika.
4. Bagi sekolah, akan menjadi bahan pertimbangan bagi pimpinan sekolah
dalam mengambil kebijakan menyetujui pembelajaran dengan
menggunakan model pembelajaran quantum teaching di sekolah yang
bersangkutan.
5. Bagi peneliti, dapat menjadi bahan masukan yang berarti bagi calon
68 BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada
BAB IV, maka dapat diambil kesimpulan bahwa :
1. Aktivitas belajar siswa di kelas VII-7 dan VII-6 SMP Negeri 35 Medan
pada materi segi empat dengan menerapkan pembelajaran Quantum
Teaching mengalami peningkatan. Hal ini ditunjukkan oleh rata-rata
aktifitas belajar siswa yang mengalami peningkatan yang diperoleh di
siklus II lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata aktivitas di siklus I.
Pada siklus I (kelas VII-7) persentase rata-rata aktivitas siswa pada
pertemuan pertama mencapai 52,96 % dan pertemuan kedua mencapai
60,3%. Sedangkan pada siklus II (kelas VII-6) persentase rata-rata
aktivitas siswa pada pertemuan pertama mencapai 68,125 % dan
pertemuan kedua mencapai 70,05 %.
2. Hasil belajar siswa di kelas VII-6 dan VII-7 SMP Negeri Medan pada
materi segi empat dengan menerapkan pembelajaran Quantum Teaching
juga mengalami peningkatan. Hal ini ditunjukkan oleh rata-rata hasil
belajar siswa yang diperoleh di siklus II (kelas VII-6) yaitu 82,96 lebih
tinggi dibandingkan rata-rata hasil belajar di siklus I (kelas VII-7) yaitu
73,48.
Dengan demikian bahwa pembelajaran Quantum Teaching dapat
meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi segi empat di kelas VII
69
5.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti mengajukan beberapa saran
antara lain :
1. Guru mata pelajaran matematika diharapkan mempertimbangkan
penerapan pembelajaran Quantum Teaching pada pembelajaran dengan
materi yang sesuai yang diharapkan dapat membuat siswa menjadi lebih
aktif dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
2. Kepada guru matematika, khususnya di SMP Negeri 35 Medan untuk
mencoba menggunakan pembelajaran Quantum Teaching pada materi segi
empat.
3. Bagi peneliti berikutnya agar dapat menggunakan hasil penelitian ini