• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SEGI EMPAT DI KELAS VII SMP NEGERI 35 MEDAN T.A. 2012/2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI SEGI EMPAT DI KELAS VII SMP NEGERI 35 MEDAN T.A. 2012/2013."

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR

SISWA PADA MATERI SEGI EMPAT DI KELAS VII SMP NEGERI 35 MEDAN

T.A 2012/2013

Oleh: Rahmah Sahfitri NIM 061244110107

Program Studi PendidikanMatematika

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memproleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

(2)
(3)

iii

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN QUANTUM TEACHING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR

SISWA PADA MATERI SEGI EMPAT DI KELAS VII SMP NEGERI 35 MEDAN

T.A 2012/2013

Rahmah Sahfitri (NIM 061244110107) ABSTRAK

Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa dengan menerapkan model pembelajaran Quantum Teaching pada materi segi empat di kelas VII SMP Negeri 35 Medan T.A. 2012/2013.

Penelitian ini dilakukan terhadap masing-masing 40 orang siswa dari kelas VII-6 dan kelas VII-7 SMP Negeri 35 Medan T.A 2012/2013. Instrumen penelitian dalam mengumpulkan data adalah tes awal, tes hasil belajar, wawancara dan observasi. Sedangkan analisis data yang dilakukan dalam beberapa tahap, yaitu: reduksi data, memaparkan data, menarik kesimpulan.

Penelitian ini dilakukan atas 2 siklus, masing-masing siklus terdiri dari 2 kali pertemuan. Sebelum diberikan tindakan rata-rata hasil tes awal siswa di kelas VII-7 adalah 65,15 dengan ketuntasan secara klasikalnya 45% sedangkan di kelas VII-6 rata-rata 65,45 dengan nilai ketuntassan secara klasikalnya 57,5%.

Pada siklus I yang dilakukan di kelas VII-7, setelah diberi tindakan pembelajaran melalui model pembelajaran Quantum Teaching aktivitas belajar siswa pada siklus I pada lembar aktivitas I diperoleh sebesar 52,96% dan aktivitas belajar siswa pada lembar aktivitas II sebesar 60,3% . Sedangkan untuk rata-rata tes hasil belajar I adalah 73,48 dengan ketuntasan secara klasikalnya 67,50%. Karena target yang ditetapkan sebelumnya belum tercapai maka siklus I dilanjutkan ke siklus II.

Pada siklus II yang dilakukan di kelas VII-6, aktivitas belajar siswa yang diperoleh dari lembar aktivitas I sebesar 68,125% dan dari lembar aktivitas II sebesar 70,05%. Sedangkan untuk rata-rata tes hasil belajar II adalah 82,96 dengan ketuntasan secara klasikalnya adalah 87,50% . Hal ini menunjukkan bahwa aktivitas dan hasil belajar siswa di kelas VII-6 melalui pembelajaran Quantum Teaching lebih baik dari pada kelas VII-7.

Berdasarkan penelitian diperoleh bahwa melalui model pembelajaran Quantum Teaching dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi segi empat di kelas VII SMP Negeri 35 Medan T.A. 2012/2013.

(4)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala berkah

dan hidayahnya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini berjudul “Penerapan Model Pembelajaran Quantum Teaching Untuk Meningkatkan Aktivitas Dan hasil Belajar Siswa Pada Materi Segi Empat Di Kelas VII SMP Negeri 35 Medan T.A. 2012/2013”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan matematika

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNIMED.

Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai

pihak, oleh sebab itu sudah sewajarnya apabila penulis mengucapkan terima kasih

kepada Bapak Prof. Dr. Mukhtar, M.Pd selaku pembimbing skripsi yang telah

banyak memberikan bimbingan, arahan dan saran guna kesempurnaan skripsi ini.

Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. Yasifati Hia, M.Si,

Bapak Drs. Syafari, M.Pd dan Bapak Drs. J. Ambarita, M.Pd selaku dosen penguji

yang telah memberikan saran dan masukan mulai dari perencanaan penelitian

sampai selesainya skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada

seluruh Bapak dan Ibu dosen serta staf pegawai jurusan Matematika FMIPA

UNIMED yang telah banyak membantu penulis. Penulis juga mengucapkan

terima kasih kepada Ibu Kepala Sekolah, Bapak dan Ibu Guru SMP Negeri 35

Medan yang banyak membantu selama penelitian ini.

Yang teramat istimewa penulis mengucapkan ribuan terima kasih kepada

Ayahanda tercinta Ponidi dan Ibunda tercinta Juriah Purba yang terus memberikan

doa, kesabaran dan motivasi demi keberhasilan penulis menyelesaikan skripsi ini,

juga kepada Adinda Fitri Kartika Ningsih, Rizki Fadillah, M. Ridho Kurniawan dan Fahmi Fahreza yang juga selalu memberikan dukungan dan motivasi. Dan

yang teristimewa penulis mengucapkan terima kasih kepada Eko Purnomo Giri

atas doa dan dukungan demi keberhasilan penulis dalam menyelesaikan studi di

(5)

v

Tak lupa juga ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada

sahabat-sahabat Nur Fadhillah,S.Pd, Khairani Syahfitri,S.Pd, Nur Shadrina,S.Pd, Fitria

Mayasari,S.Pd, Zaka Syahrial,S.Pd, Sahrul Mubarak,S.Pd, Stepanus Sitepu,S.Pd,

Suaibah, Siti Amislan, Ririn Anindya Putri dan teman-teman seperjuangan di

jurusan Matematika khususnya kelas A Reguler 2006 dan Regular serta Bilingual

2009 yang telah membantu penulis selama perkuliahan sampai menyelesaikan

skripsi ini, beserta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang turut memberi semangat dan bantuan kepada penulis.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi

ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun

tata bahasa, penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari

pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya isi skripsi ini bermanfaat dalam

memperkaya khasanah ilmu pengetahuan.

Medan, September 2013

Penulis

(6)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vi

Daftar Gambar ix

Daftar Tabel x

Daftar Lampiran xi

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah 1

1.2. Identifikasi Masalah 7

1.3. Batasan Masalah 7

1.4. Rumusan Masalah 8

1.5. Tujuan Penelitian 8

1.6. Manfaat Penelitian 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kerangka Teoritis 10

2.1.1. Pengertian Belajar 10

2.1.2. Hasil Belajar 11

2.1.3. Aktivitas Belajar 13

2.1.4. Model Pembelajaran 16

2.1.5. Model pembelajaran Quantum Teaching 17

2.1.5.1. Sejarah Quantum Teaching 17

2.1.5.2. Pengertian Quantum 18

2.1.5.3. Asas Utama Quantum Teaching 22

(7)

vii

2.1.5.5. Kerangka Pembelajaran Quantum Teaching 27

2.1.5.6. Kelebihan dan Kekurangan Quantum Teaching 28

2.1.6. Pembahasan Materi 29

2.2. Kerangka Konseptual 36

2.3. Hipotesis Tindakan 37

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 38

3.2. Subjek dan Objek Penelitian 38

3.2.1. Subjek Penelitian 38

3.2.2. Objek Penelitian 38

3.3. Defenisi Operasional 38

3.4. Jenis Penelitian 39

3.5. Prosedur Penelitian 39

3.6. Instrumen Pengumpul Data 45

3.6.1. Tes 45

3.6.2. Lembar Observasi 46

3.6.3. Wawancara 46

3.7. Teknik Analisis Data 46

3.7.1. Reduksi Data 46

3.7.2. Memaparkan Data 47

3.7.2.1. Hasil Belajar Siswa 47

3.7.2.2. Analisis Hasil Observasi 48

3.7.3. Penarikan Kesimpulan 49

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Penelitian 51

4.1.1. Pelaksanaan dan Hasil Penelitian 51

4.1.1.1. Permasalahan I 51

4.1.1.2. Alternatif Pemecahan Masalah I 52

(8)

viii

4.1.1.4. Observasi I 54

4.1.1.4.1. Hasil Observasi Guru Siklus I 54

4.1.1.4.2. Hasil Observasi Siswa Siklus I 55

4.1.1.5. Analisis Data I 55

4.1.1.5.1. Analisis Data Hasil Obsevasi Aktivitas Siswa 55

4.1.1.5.2. Analisis Data Tes Hasil Belajar I 56

4.1.1.6. Wawancara 57

4.1.1.7. Refleksi I 57

4.1.2. Pelaksanaan dan Hasil Penelitian Siklus II 59

4.1.2.1. Permasalahan II 59

4.1.2.2. Alternatif Pemecahan Masalah II 59

4.1.2.3. Pelaksanaan Tindakan II 60

4.1.2.4. Observasi II 61

4.1.2.4.1. Hasil Observasi Guru Siklus II 61

4.1.2.4.2. Hasil Observasi Siswa Siklus II 62

4.1.2.5. Analisis Data II 62

4.1.2.5.1. Analisis Data Hasil Observasi Aktivitas Siswa 62

4.1.2.5.2. Analisis Data Tes Hasil Belajar II Siswa 63

4.1.2.6. Refleksi 64

4.2. Temuan Penelitian 64

4.3. Pembahasan Hasil Penelitian 66

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan 68

5.2. Saran 69

(9)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1. Perbedaan Belajar Aktif dan Belajar pasif 19

(10)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Persegi Panjang 29

Gambar 2.1.1 Persegi Panjang 29

Gambar 2.2. Persegi 30

Gambar 2.3. Jajar Genjang 31

Gambar 2.4. Jajar Genjang 31

Gambar 2.5. Belah Ketupat 32

Gambar 2.6. Layang-layang 32

Gambar 2.7. Layang-layang 34

Gambar 2.8. Trapesium Siku-Siku 35

Gambar 2.9. Trapesium Sama Kaki 35

Gambar 2.10. Trapesium Sembarang 35

(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I 72

Lampiran 2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II 76

Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran III 81

Lampiran 4. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran IV 86

Lampiran 5. Lembar Aktivitas Siswa I 91

Lampiran 6. Lembar Aktivitas Siswa II 98

Lampiran 7. Kisi-kisi Tes Awal 102

Lampiran 8. Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar I 103

Lampiran 9. Kisi-kisi Tes Hasil Belajar II 104

Lampiran 10. Lembar Validasi Soal Tes Awal 105

Lampiran 11. Lembar Validasi Soal Tes Awal 106

Lampiran 12. Lembar Validasi Soal Tes Hasil Belajar I 107

Lampiran 13. Lembar Validasi Soal Tes Hasil Belajar I 108

Lampiran 14. Lembar Validasi Soal Tes Hasil Belajar II 109

Lampiran 15. Lembar Validasi Soal Tes Hasil Belajar II 110

Lampiran 16. Tes Awal 111

Lampiran 17. Tes Hasil Belajar I 112

Lampiran 18. Tes Hasil Belajar II 113

Lampiran 19. Alternatif Jawaban Tes Awal 114

Lampiran 20. Alternatif Jawaban Tes Hasil Belajar I 116

Lampiran 21. Alternatif Jawaban Tes Hasil Belajar II 118

Lampiran 22. Pedoman Penskoran Tes Awal 120

Lampiran 23. Pedoman Penskoran Tes Hasil Belajar 121

Lampiran 24. Letak Kesalahan Siswa Dalam Mengerjakan Tes Awal

Di Kelas VII-7 122

Lampiran 25. Letak Kesalahan Siswa Dalam Mengerjakan Tes Awal

Di Kelas VII-6 124

Lampiran 26. Letak Kesalahan Siswa Dalam Mengerjakan Tes Hasil

(12)

Lampiran 27. Data Tes Awal Siswa Kelas VII-7 128

Lampiran 28. Data Tes Awal Siswa Kelas VII-6 130

Lampiran 29. Data Nilai Tes Hasil Belajar I Siswa Kelas VII-7 132

Lampiran 30. Data Nilai Tes Hasil Belajar II Siswa Kelas VII-6 134

Lampiran 31. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa 136

Lampiran 32. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa 138

Lampiran 33. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa 140

Lampiran 34. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa 142

Lampiran 35. Tabulasi Nilai Observasi Aktivitas Siswa Kelas VII-7

Pertemuan I (Siklus I) 144

Lampiran 36. Tabulasi Nilai Observasi Aktivitas Siswa Kelas VII-7

Pertemuan II (Siklus I) 146

Lampiran 37. Tabulasi Nilai Observasi Aktivitas Siswa Kelas VII-6

Pertemuan I (Siklus I) 148

Lampiran 38. Tabulasi Nilai Observasi Aktivitas Siswa Kelas VII-6

Pertemuan II (Siklus I) 150

Lampiran 39. Pedoman Penskoran Aktivitas Belajar Siswa 152

Lampiran 40. Kisi-Kisi Wawancara 153

Lampiran 41. Hasil Wawancara 154

Lampiran 42. Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus I 157

Lampiran 43. Lembar Observasi Aktivitas Guru Siklus II 160

Lampiran 44. Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus I 163

Lampiran 45. Hasil Observasi Aktivitas Guru Siklus II 165

(13)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Oleh karena itu, pendidikan

merupakan faktor yang sangat penting bagi suatu negara. Maju mundurnya proses

pembangunan suatu bangsa di segala bidang sangat ditentukan Sumber Daya

Manusia (SDM) yang dimiliki oleh warga negaranya. Untuk itu, pemerintah telah

mengatur Sistem Pendidikan Nasional dalam suatu undang-undang.

Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang

Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasal 3 disebutkan bahwa Pendidikan nasional

berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban

bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang

beriman dan bertakwa, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga

Negara yang demokratis serta bertanggung jawab.

Mengingat fungsi dan tujuan pendidikan nasional, perubahan atau

perkembangan pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi. Perubahan

ini diperlukan untuk mensukseskan pendidikan. Sehingga perubahan dalam arti

perbaikan pendidikan pada semua tingkat perlu terus-menerus dilakukan sebagai

antisipasi dalam menghadapi masa depan. Banyak cara dilakukan pemerintah

untuk meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia. Salah satu upaya yang

dilakukan ialah dengan perbaikan proses belajar mengajar. Berbagai konsep dan

wawasan baru tentang proses belajar mengajar di sekolah telah muncul dan

berkembang seiring dengan pesatnya perkembangan IPTEK. Mengingat ujian

nasional masih menjadi indikator ketuntasan belajar siswa agar dapat melanjutkan

(14)

2

dalam dunia pendidikan diharapkan dapat meningkatkan persentase hasil belajar

siswa, salah satunya yaitu meningkatkan aspek kognitif siswa.

Di dalam dunia pendidikan, matematika memegang peranan yang cukup

penting. Banyak yang telah disumbangkan matematika untuk kemajuan peradaban

manusia. Fajar Adi (2011)(http://fadikusumo.staff.ugm.ac.id/math/index.php/2011

/05/peran-matematika-dalam-pembangunan-bangsa/)menyatakan :

”Matematika sebagai ilmu dasar merupakan jembatan penghubung antar berbagai bidang ilmu. Dengan menggunakan pemodelan Matematika, berbagai persoalan dalam kehidupan sehari-hari dapat dipelajari dan diselesaikan”.

Namun tingginya tuntutan untuk menguasai matematika tidak berbanding

lurus dengan hasil belajar matematika siswa. Pada kenyataannya hasil

pembelajaran matematika masih memprihatinkan. Kenyataan yang ada

menunjukkan hasil belajar siswa pada bidang studi matematika kurang

menggembirakan. Seperti yang diungkapkan Soekisno (2009) (http://kimfmipa.un

nes.ac.id/home/61-membangun-keterampilan-komunikasi-matematika .html) : “Hasil tes diagnostik yang dilakukan oleh Suryanto dan Somerset di 16 sekolah menengah beberapa provinsi di Indonesia menginformasikan bahwa hasil tes pada mata pelajaran matematika sangat rendah. Hasil dari TIMSS-Third International Mathematics and Science Study menunjukkan Indonesia pada mata pelajaran matematika berada di peringkat 34 dari 38 negara.”

Selain itu, nilai matematika siswa yang masih rendah merupakan salah

satu faktor yang menjadi penyebab banyaknya siswa yang tidak lulus UN. Seperti

yang diungkapkan Nuh (2012) (http://edukasi.kompas.com/read/2012/06/02/10035432

/Banyak.Siswa.Tak.Lulus.Ujian.Matematika) :

(15)

3

Kenyataan-kenyataan seperti yang dipaparkan di atas secara jelas

menyatakan bahwa pendidikan matematika di Indonesia masih mengecewakan.

Untuk itu, diperlukan peningkatan prestasi belajar matematika siswa di sekolah.

Tentu saja untuk meningkatkan prestasi tersebut harus didukung oleh proses

belajar mengajar matematika siswa di sekolah. Sedangkan dalam proses belajar

mengajar di sekolah, kegiatan belajar mengajar merupakan kegiatan yang penting,

hal itu berarti berhasil atau tidaknya tujuan pencapaian pengajaran di sekolah tergantung pada situasi kegiatan belajar mengajar di dalam kelas.

Akan tetapi permasalahan yang sering muncul adalah ketidakaktifan

siswa dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar matematika di sekolah. Siswa

hanya sekedar mengikuti pelajaran matematika yang diajarkan guru di dalam

kelas, yaitu dengan hanya mendengarkan penjelasan materi dan mengerjakan soal

yang diberikan oleh guru. Siswa lebih bersifat pasif, enggan, takut, atau malu

mengungkapkan ide-ide atas penyelesaian soal yang diberikan guru.

Hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 27 Mei 2011 di SMP Negeri

35 Medan terlihat bahwa guru lebih banyak menjelaskan, dan memberikan

informasi tentang konsep-konsep yang akan dibahas. Hal ini mengakibatkan

hanya beberapa orang siswa saja yang aktif dalam mengikuti pembelajaran,

seperti mengerjakan soal-soal ke depan ataupun memberikan pendapat. Bahkan

tidak sedikit siswa yang hanya menyalin jawaban soal-soal dari temannya tanpa ia

mengerti apa yang ia salin. Dari hasil observasi tersebut dapat terlihat bahwa

aktivitas siswa masih rendah dalam kegiatan belajar mengajar.

Permasalahan rendahnya aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar

juga terjadi pada saat berlangsungnya pengajaran materi segi empat. Hal ini sesuai

dengan yang dikatakan salah seorang guru matematika SMP Negeri 35 Medan,

Ibu Rohani. BA, yaitu:

(16)

4

Hal ini sejalan dengan hasil tes diagnostik yang dilakukan peneliti pada

tanggal 27 Mei 2011 dengan cara memberikan tes kepada siswa kelas VII-3 SMP

Negeri 35 Medan pada materi segi empat. Dari hasil tes diagnostik tersebut

diperoleh bahwa hanya 10 orang atau 25 % yang mencapai nilai di atas 65 dan 6

orang mendapatkan nilai 65 atau 15 % sedangkan siswa yang mendapat nilai di

bawah 65 berjumlah 24 orang atau 60 %. Hal ini menunjukkan bahwa siswa

masih mengalami kesulitan dalam memahami materi segi empat.

Rendahnya hasil belajar matematika siswa juga dipengaruhi oleh model

pembelajaran yang digunakan oleh guru. Hasil observasi awal yang dilakukan

oleh peneliti tanggal 27 Mei 2011 di SMP Negeri 35 Medan menunjukkan bahwa

pembelajaran matematika di sekolah tersebut masih menggunakan model

pembelajaran ceramah, tanya jawab dan pemberian tugas, artinya model

pembelajaran yang digunakan masih banyak didominasi oleh guru, sementara

siswa duduk secara pasif menerima informasi pengetahuan dan keterampilan.

Kondisi seperti ini menunjukkan bahwa model pembelajaran yang digunakan

masih kurang bervariasi. Oleh karena itu guru harus mencari cara yang dapat

membuat siswa tertarik dalam mempelajari matematika. Hal ini sejalan dengan

pernyataan Nurhalimah (2009) (http://etd.eprints.ums.ac.id/2030/1/

A410040120.pdf) bahwa:

“Matematika adalah mata pelajaran yang diangap sulit dalam tiap pembelajarannya. Anggapan tersebut tidak terlepas dari persepsi yang berkembang dalam masyarakat tentang matematika yang dianggap sebagai ilmu yang kering, abstrak, teoritis, penuh dengan lambang-lambang dan rumus-rumus yang sulit dan membingungkan. Hal ini akan berdampak buruk terhadap prestasi belajar matematika siswa. Maka dari itu seorang guru matematika harus terampil dalam penyelenggaraan pembelajaran agar dapat menepis anggapan negatif tentang belajar matematika”.

Selama ini model pembelajaran yang digunakan guru cenderung

monoton yang mengakibatkan siswa pasif. Hal ini terlihat dari kurang

semangatnya siswa dalam mengikuti pelajaran matematika di sekolah. Siswa

cenderung pasif dan tidak berani mengemukakan pendapatnya di depan kelas,

(17)

5

namun lebih dari itu siswa cenderung diam dan hanya mendengarkan penjelasan

dari guru.

Hasil observasi yang dilakukan pada tanggal 27 Mei 2011 di SMP Negeri

35 Medan terlihat bahwa guru lebih banyak menjelaskan, dan memberikan

informasi tentang konsep-konsep yang akan dibahas. Hal ini mengakibatkan

hanya beberapa orang siswa saja yang aktif dalam mengikuti pembelajaran,

seperti mengerjakan soal-soal ke depan ataupun memberikan pendapat.

Untuk itu dalam rangka meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa

terhadap materi pelajaran terutama materi segi empat diperlukan suatu model

pembelajaran yang mampu mengaktifkan siswa dalam pembelajaran, diantaranya

model pembelajaran quantum teaching.

Menurut De Porter, dkk (2008 : 5) :

Quantum Teaching adalah pendayagunaan bermacam–macam interaksi yang ada, baik di dalam maupun di sekitar peristiwa belajar, yang mengubah kemampuan dan bakat alamiah siswa menjadi cahaya yang akan bermanfaat bagi mereka sendiri dan orang lain.”

Saryono 2009 (http://lubis grapura.wordpress.com/2009) menyatakan bahwa: “Pembelajaran Quantum Teaching memusatkan perhatian pada interaksi yang bermutu dan bermakna, bukan sekadar transaksi makna”. Dapat dikatakan bahwa interaksi menjadi kata kunci dan konsep sentral pembelajaran Quantum

Teaching.

Pembelajaran quantum teaching merupakan konsep belajar yang

membantu guru untuk mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi

nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang

dimilikinya dengan penerapan di kehidupan mereka sendiri.

Untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik terutama dalam pelajaran

matematika dapat dilakukan dengan menerapkan model pembelajaran yang cocok.

Salah satu diantaranya adalah penggunaan model pembelajaran Quantum

Teaching. Model ini lebih mengutamakan strategi dalam proses pembelajarannya. Quantum Teaching dapat menciptakan lingkungan belajar yang efektif, menyampaikan isi, dan memudahkan proses belajar sehigga belajar menjadi

(18)

6

TANDUR dengan kata lain ”Tumbuhkan, Alami, Namai, Demostrasikan, Ulangi,

dan Rayakan”.

Lazanov (dalam De Potter, dkk (2008:10)) mengatakan bahwa:

“Kerangka ini memastikan siswa pada saat proses belajar mengajar dengan fenomena yang kompleks, segala sesuatunya berarti setiap kata, pikiran, tindakan dan asosiasi dan sejauh mana mengatur lingkungan, persentase dan rancangan pengajaran sejauh itu pula proses belajar berlangsung”.

Konsep Quantum Teaching ini telah sukses diterapkan di Super Camp,

yaitu sebuah lembaga khusus yang dibagun oleh De Potter. Di lembaga tersebut

telah dilakukan penelitian untuk disertai doktoral pada tahun 1991, yang

melibatkan sekitar 6.042 responden. Dari disertasi tersebut diperoleh peningkatan

nilai belajar sebesar 73%. Selain itu, disertasi tersebut juga menunjukkan

peningkatan motivasi sebesar 80% dan memperbesar keyakinan diri responden

sebesar 81%.

Beberapa komentar para penulis dan sekaligus ahli pendidikan di

Amerika Serikat tentang Quantum Teaching (dalam De Porter, dkk (2008))

adalah:

1. Bagi mereka yang terperangkap dalam anggapan bahwa belajar adalah hal yang menjemukan, Quantum Teaching bagaikan alat penawar yang menghidupkan dan memperkuat kembali kegembiraan dan kecintaan belajar.

2. Quantum Teaching adalah pengalaman belajar yang menadjukkan untuk segala usia.

3. Quantum Teaching ini mengagumkan dan mudah dipahami serta dapat membantu orang menyadari potensi belajar mereka masing –masing. 4. Quantum Teaching menggambarkan sebuah gaya memberdayakan

siswa untuk berprestasi lebih dari yang mereka anggap mungkin.

Dalam mempelajari pokok bahasan ini siswa seringkali kesulitan dalam mengerjakan soal-soal mengenai segi empat baik secara teori maupun eksperimen

dengan menerapkan rancangan belajar Quantum Teaching maka diharapkan siswa

dapat mempelajari konsep segi empat. Jadi, Quantum Teaching diharapkan dapat

(19)

7

Model pembelajaran Quantum Teaching merupakan model pembelajaran

yang mampu mendayagunakan/ menciptakan interaksi yang bermutu dan

bermakna yang akan mempengaruhi kesuksesan belajar siswa. Dengan

pembelajaran Quantum Teaching maka interaksi guru dengan siswa menjadi lebih

banyak. Dalam proses pembelajaran Quantum Teaching siswa dituntut untuk

belajar aktif. Jadi, dengan pembelajaran Quantum Teaching hasil dan aktivitas

belajar siswa pada pokok bahasan segi empat diharapkan akan meningkat.

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan di atas, maka peneliti tertarik

untuk mengadakan penelitian dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran

Quantum Teaching Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa

Pada Materi Segi Empat di Kelas VII SMP Negeri 35 Medan T.A. 2012/2013”.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka identifikasi masalah dalam

penelitian ini adalah :

1. Pembelajaran matematika masih didominasi oleh guru sehingga siswa hanya

menerima tanpa memiliki pengalaman belajar

2. Aktivitas belajar matematika siswa dalam proses belajar mengajar di dalam

kelas masih rendah

3. Rendahnya hasil belajar matematika

4. Siswa belum dapat mengkaitkan antara materi yang diajarkan dengan

penyelesaian masalah yang berkaitan dengan kehidupan sehari-hari.

5. Model pembelajaran yang digunakan guru kurang bervariasi.

6. Materi segi empat merupakan salah satu materi pelajaran yang masih sulit

dipahami oleh siswa kelas VII SMP Negeri 35 Medan

1.3Pembatasan Masalah

Agar permasalahan dalam penelitian ini lebih terarah dan jelas, maka

penulis memberikan suatu batasan tentang masalah yang penulis teliti. Dalam

kesempatan ini penulis hanya membahas tentang “ Penerapan Model

(20)

8

Siswa pada Materi Segi Empat di Kelas VII SMP Negeri 35 Medan Tahun Ajaran

2012/2013”.

1.4Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas, maka yang menjadi rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah penerapan model pembelajaran Quantum Teaching dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada materi segi empat di kelas VII

SMP Negeri 35 Medan tahun pelajaran 2012/2013?

2. Apakah penerapan model pembelajaran Quantum Teaching dapat

meningkatkan hasil belajar siswa pada materi segi empat di kelas VII

SMP Negeri 35 Medan tahun pelajaran 2012/2013?

1.5Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah, maka tujuan yang ingin dicapai dalam

penelitian ini adalah:

1. Untuk mengetahui aktivitas belajar siswa yang diajar dengan

menggunakan model pembelajaran Quantum Teachin g pada materi segi

empat di kelas VII SMP Negepri 35 Medan Tahun Ajaran 2012/2013.

2. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa yang diajar dengan

menggunakan model pembelajaran Quantum Teaching pada materi segi

empat di kelas VII SMP Negeri 35 Medan Tahun Ajaran 2012/2013

1.6 Manfaat Penelitian

1. Bagi guru matematika, hasil penelitian dapat digunakan sebagai bahan

pertimbangan dalam memilih pendekatan atau strategi yang tepat dan

dapat mengembangkan model – model pembelajaran lebih lanjut.

2. Bagi siswa, melalui penerapan model pembelajaran quantum teaching

diharapkan siswa dapat menjadi lebih aktif selama proses belajar

mengajar berlangsung. Dengan bertambahnya keaktifan siswa maka akan

(21)

9

3. Sebagai bahan masukan yang dapat dimanfaatkan oleh praktisi

pendidikan dalam menentukan alternatif model pembelajaran

matematika.

4. Bagi sekolah, akan menjadi bahan pertimbangan bagi pimpinan sekolah

dalam mengambil kebijakan menyetujui pembelajaran dengan

menggunakan model pembelajaran quantum teaching di sekolah yang

bersangkutan.

5. Bagi peneliti, dapat menjadi bahan masukan yang berarti bagi calon

(22)

68 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada

BAB IV, maka dapat diambil kesimpulan bahwa :

1. Aktivitas belajar siswa di kelas VII-7 dan VII-6 SMP Negeri 35 Medan

pada materi segi empat dengan menerapkan pembelajaran Quantum

Teaching mengalami peningkatan. Hal ini ditunjukkan oleh rata-rata

aktifitas belajar siswa yang mengalami peningkatan yang diperoleh di

siklus II lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata aktivitas di siklus I.

Pada siklus I (kelas VII-7) persentase rata-rata aktivitas siswa pada

pertemuan pertama mencapai 52,96 % dan pertemuan kedua mencapai

60,3%. Sedangkan pada siklus II (kelas VII-6) persentase rata-rata

aktivitas siswa pada pertemuan pertama mencapai 68,125 % dan

pertemuan kedua mencapai 70,05 %.

2. Hasil belajar siswa di kelas VII-6 dan VII-7 SMP Negeri Medan pada

materi segi empat dengan menerapkan pembelajaran Quantum Teaching

juga mengalami peningkatan. Hal ini ditunjukkan oleh rata-rata hasil

belajar siswa yang diperoleh di siklus II (kelas VII-6) yaitu 82,96 lebih

tinggi dibandingkan rata-rata hasil belajar di siklus I (kelas VII-7) yaitu

73,48.

Dengan demikian bahwa pembelajaran Quantum Teaching dapat

meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa pada materi segi empat di kelas VII

(23)

69

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti mengajukan beberapa saran

antara lain :

1. Guru mata pelajaran matematika diharapkan mempertimbangkan

penerapan pembelajaran Quantum Teaching pada pembelajaran dengan

materi yang sesuai yang diharapkan dapat membuat siswa menjadi lebih

aktif dan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.

2. Kepada guru matematika, khususnya di SMP Negeri 35 Medan untuk

mencoba menggunakan pembelajaran Quantum Teaching pada materi segi

empat.

3. Bagi peneliti berikutnya agar dapat menggunakan hasil penelitian ini

Gambar

Tabel 2.1. Perbedaan Belajar Aktif dan Belajar pasif

Referensi

Dokumen terkait

Sistem bekerja dengan jangkauan yang luas karena menggunakan fasilitas GSM tidak seperti sistem keamanan yang ada di pasaran yang bekerja pada radius maksimal 3

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT atas limpahan berkah yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan tugas akhir dengan judul

[r]

Sehubungan dengan telah dilakukannya evaluasi administrasi, teknis dan kewajaran harga serta formulir isian Dokumen Kualifikasi untuk penawaran paket pekerjaan tersebut diatas,

Penyelesaian atau himpunan penyelesaian dari pertidaksamaan kuadrat dalam variabel x ditentukan dengan 2 cara, yaitu dengan menggunakan sketsa grafik

Sehubungan dengan telah dilakukannya evaluasi administrasi, teknis dan kewajaran harga serta formulir isian Dokumen Kualifikasi untuk penawaran paket pekerjaan tersebut diatas,

dilakukan diluar dari pada Upacara Adat Wara maka pihak Kepolisian.. tetap melakukan tindakan atas permainan Dadu Gurak

Didalam Penulisan Ilmiah ini penulis membahas bagaimana membuat suatu sistem penyewaan baju pengantin pada sebuah salon dengan memanfaatkan teknologi komputerisasi, karena pada saat