• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBEDAAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA YANG DIAJAR DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN NHTPADA MATERI PECAHAN DI KELAS VIISMP NEGERI 2 KISARANT.A 2012/2013.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERBEDAAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA YANG DIAJAR DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN NHTPADA MATERI PECAHAN DI KELAS VIISMP NEGERI 2 KISARANT.A 2012/2013."

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

PERBEDAAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA YANG DIAJAR DENGAN MENGGUNAKAN MODEL

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN NHT PADA MATERI PECAHAN DI KELAS VII

SMP NEGERI 2 KISARAN T.A 2012/2013

Oleh

Nama : Ulfah Syuhada Nasution

NIM : 408111103

Program Studi : Pendidikan Matematika

.

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

(2)
(3)

iv

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala berkah dan hidayahnya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini berjudul “Perbedaan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa yang diajar dengan Menggunakan Model Kooperatif Tipe STAD dan NHT pada Materi Pecahan di Kelas VII SMP Negeri 2 Kisaran T.A. 2012/2013”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar sarjana pendidikan matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UNIMED.

Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis mendapat bantuan dari berbagai pihak, oleh sebab itu sudah sewajarnya apabila penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Prof.Dr. Mukhtar, M.Pd selaku pembimbing skripsi yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan dan saran guna kesempurnaan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan pada Bapak Dr. Edi Syahputra, M.Pd, Bapak Drs. Syafari, M.Pd, dan Bapak Drs. Asrin Lubis, M.Pd, selaku dosen penguji yang telah memberikan masukan dan saran mulai dari perencanaan penelitian sampai selesainya penyusunan skripsi ini. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada Bapak Drs. Sahat Siahaan, M.Pd selaku Dosen Pembimbing Akademik dan kepada seluruh Bapak dan Ibu dosen serta staf pegawai jurusan Matematika FMIPA UNIMED yang telah banyak membantu penulis.

Teristimewa penulis mengucapkan terimakasih kepada Ibunda Nurhaidah dan Ayahanda Ir. Syarifuddin Nst, MM, Suami tercinta Muhammad Okto Zainuddin Siregar,SE, Anakku Muhammad Daud Abdurrahman Siregar, Kakak Mawaddah Sari Nst, SKm, Abang Haqqi Annazili Nst, S.Pd, dan adikku Atikah Rahmah Nst yang terus memberikan motivasi dan doa demi keberhasilan penulis menyelesaikan skripsi ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Bapak Bambang Hermoyo, S.Pd selaku Kepala SMP Negeri 2 Kisaran, dan Sofyan Soury Lubis, S.Pd selaku guru bidang studi matematika SMP Negeri 2 Kisaran yang telah banyak membantu penulis selama penelitian.

(4)

v

yang telah banyak membantu penulis selama perkuliahan sampai menyelesaikan skripsi ini, dan juga beserta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang turut memberi semangat dan bantuan kepada penulis.

Penulis telah berupaya semaksimal mungkin dalam penyelesaian skripsi ini, namun penulis menyadari masih banyak kelemahan baik dari segi isi maupun tata bahasa. Untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca demi sempurnanya skripsi ini. Kiranya skripsi ini bermanfaat dalam memperkaya khasanah ilmu pengetahuan.

Medan, Januari 2013 Penulis,

Ulfah Syuhada Nst 408111103

(5)

iii

PERBEDAAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA YANG DIAJAR DENGAN MENGGUNAKAN MODEL

PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DAN NHT PADA MATERI PECAHAN DI KELAS VII

SMP NEGERI 2 KISARAN T.A 2012/2013

Ulfah Syuhada Nasution (408111103)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan yang signifikan antara kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang diajar dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dan STAD pada materi Pecahan di kelas VII SMP Negeri 2 Kisaran. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 2 Kisaran dan yang dijadikan sebagai sampel sebanyak 2 kelas yang diambil secara acak. Pada kelas eksperimen 1 diberi perlakuan pengajaran dengan menggunakan model kooperatif Tipe STAD, sedangkan pada kelas eksperimen 2 diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe NHT.

Instrumen dalam penelitian ini adalah lembar observasi dan tes kemampuan pemecahan masalah sebanyak lima soal yang sebelumnya telah diujicobakan ke kelas lain di luar sampel penelitian untuk melihat validitas dan reliabilitas. Sebelum pengujian hipotesis terlebih dahulu diuji normalitas dan homogenitas tes. Normalitas diuji dengan menggunakan uji Liliefors dan homogenitas dengan menggunakan uji F. Dari pengujian yang dilakukan diperoleh bawa sampel berdistribusi normal dan homogen.

Hasil penelitian hasil belajar siswa kelas eksperimen 1 yang diajar dengan menggunakan model kooperatif Tipe NHT, diperoleh rata – rata pretes sebesar 39,789 dan rata – rata postes sebesar 78,737 sedangkan hasil belajar siswa kelas eksperimen 2 yang diajar dengan mengunakan model kooperatif tipe STAD diperoleh rata – rata pretes sebesar 37,474 dan rata – rata postes sebesar 70,474.

(6)

vi

DAFTAR ISI

Halaman

Lembar Pengesahan i

Riwayat Hidup ii

Abstrak iii

Kata Pengantar iv

Daftar Isi vii

Daftar Tabel viii

Daftar Gambar ix

Daftar Lampiran x

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah 1 1.2 Identifikasi Masalah 5 1.3 Batasan Masalah 6 1.4 Rumusan Masalah 6 1.5 Tujuan Penelitian 6 1.6 Manfaat Penelitian 7 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Proses Belajar 8 2.2 Pembelajaran Matematika 9 2.2.1 Pengertian Model Pembelajaran 10 2.2.2 Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif 12 2.2.3 Model Pembelajaran Kooperatif tipe STAD 14 2.2.4 Model Pembelajaran Kooperatif tipe NHT 15 2.2.5 Masalah 18 2.2.6 Masalah Matematika 19 2.2.7 Strategi Pemecahan Masalah 19

2.3 Uraian Materi 26

2.4 Kerangka Konseptual 34

2.5 Pengujian Hipotesis 35

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Lokasi Penelitian 36 3.2 Populasi dan Sampel 36 3.3 Variabel Penelitian 36

3.4 Rancangan Penelitian 37 3.5 Instrumen Penelitian 37 3.6 Teknik Pengumpulan data atau Prosedur 40 3.6.1. Tahap Persiapan 40 3.6.2. Tahap Pelaksanaan 40 3.6.3. Tahap Akhir 40

3.7 Teknik Analisis Data 42

3.7.1. Validitas Tes 42

(7)

vii

3.7.3. Menghitung rata-rata skor 45

3.7.4. Menghitung standard deviasi 45

3.7.5. Uji Normalitas 45

3.7.6. Uji Homogenitas 47

3.7.7. Uji Hipotesis 47

3.7.8. Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa 49 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Data Hasil Penelitian 51

4.1.1. Nilai Pretest Kelas Eksperimen A dan Kelas Eksperimen B 51

4.1.2. Nilai Postest Kelas Eksperimen A dan Kelas Eksperimen B 53

4.2. Analisis Data Hasil Penelitian 55

4.2.1. Uji Normalitas Data 55

4.2.2. Uji Homogenitas Data 56

4.2.3. Pengujian Hipotesis 57

4.3. Pembahasan Hasil Penelitian 58

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan 62

5.2. Saran 62

(8)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Model pembelajaran 12

Gambar 2.2 Langkah pemecahan masalah wankat dan oreovocz 26

Gambar 2.3 Peragaan 1 Pecahan 27

Gambar 2.4 Peragaan 2 Pecahan 28

Gambar 2.5 Peragaan 3 Pecahan 28

Gambar 2.6 Peragaan 4 Pecahan 29

Gambar 2.7 Peragaan 5 Pecahan 29

Gambar 2.8 Peragaan 6 Pecahan 30

Gambar 2.9 Peragaan 7 Pecahan 30

Gambar 2.10 Peragaan 8 Pecahan 31

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran STAD ( RPP I) 71 Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran NHT ( RPP II) 77

Lampiran 3 Lembar Kegiatan Siswa I 84

Lampiran 4 Lembar Kegiatan Siswa II 87

Lampiran 5 Kisi –Kisi Pretest 91

Lampiran 6 Kisi-kisi Postest 93

Lampiran 7 Pretest 95

Lampiran 8 Postest 98

Lampiran 9 Alternatif Penyelesaian Soal Pretest 101

Lampiran 10 Alternatif Penyelesaian Soal Postest 106 Lampiran 11 Penyekoran Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika 110 Lampiran 12 Tabulasi Data Pretest dan Postest Kelas Eksperimen A dan

Eksperimen B 112 Lampiran 13 Data Nilai Pretest dan Postest Kelas Eksperimen A

dan Eksperimen B 128 Lampiran 14 Validitas dan Reabilitas Tes 135 Lampiran 15 Prosedur Perhitungan Rata –rata, varians, dan Simpangan baku 136 Lampiran 16 Perhitungan Uji Normaitas 143 Lampiran 17 Perhitungan Uji Homogenitas 155 Lampiran 18 Perhitungan Uji Hipotesis 160 Lampiran 19 Perhitungan Tingkat Kemampuan Pemecahan Masalah

Matematika Siswa 166 Lampiran 20 Lembar Observasi (pembelajaran Kooperatif Tipe NHT)

Pertemuan I 172 Lampiran 21 Lembar Observasi (pembelajaran Kooperatif Tipe NHT)

Pertemuan II 174 Lampiran 22 Lembar Observasi (pembelajaran Kooperatif Tipe NHT)

Pertemuan III 176 Lampiran 23 Lembar Observasi (pembelajaran Kooperatif Tipe STAD)

Pertemuan I 178 Lampiran 24 Lembar Observasi (pembelajaran Kooperatif Tipe STAD)

Pertemuan II 180 Lampiran 25 Lembar Observasi (pembelajaran Kooperatif Tipe STAD)

Pertemuan III 182

(10)

DAFTAR PUSTAKA

Aanchoto (2009) (http://aanchoto.sman1ampekangkek.com/2009/09/26/defenisi-karakteristik matematika/) (accessed februari 2012)

Afarendi (2012) http://mjafareffendi.wordpress.com/2012/03/13/teori-belajar-matematika-menurut-23-ahli/ (accessed februari 2012)

Arikunto, S.2010. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta. Dimyati. 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Erankkyas (2011) http://erankyas.blogspot.com/2011/05/pemecahan-masalah-dalam-matematika.html (accessed februari 2012)

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Medan, 2010. Buku Pedoman Penulisan Skripsi Mahasiswa dan Standar Operasional (SOP) Kepembimbingan Skripsi Program Studi Pendidikan. Medan:FMIPA Unimed.

Herdy (2012) http//herdy07.wordpress.com/2012/03/17/apa-perbedaannya-model- metode-strategi-pendekatan-dan-teknik-pembelajaran/ (accessed juni 2012)

Isjoni, H. 2009. Pembelajaran Kooperatif.Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Mudjiono, 2009. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta.

Munandir, M. 2009. Kapita Selekta Pendidikan. Jakarta : Pustaka publisher. Muslich, Masnur. 2008. KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan

Kontekstual. Jakarta: Bumi Aksara

Muttaqin (2009) http://muttaqinhasyim.wordpress.com/2009/06/14/tujuan-pembelajaran-matematika/ (accessed februari 2012)

Shadiq,f. ( 2004). Jurnal matematika: Pemecahan masalah, Penalaran, dan komunikasi, Widyaswara PPPG Matematika Yogyakarta

Slavin, E. 2005. Cooperative Learning. Bandung: Nusa Media. Sudjana. 2005. Metoda Statistik. Bandung : Tarsito.

(11)

Sumarmo, Utari dkk. 1994. Suatu Alternatif Pengajaran Untuk Meningkatkan Kemempuan Pemecahan Masalah Matematika Pada Guru dan Siswa SMP. Bandung: Pendidikan Matematika FPMIPA Bandung.

Sriudin (2011) http://www.sriudin.com/2011/03/langkah-langkah-pembelajaran-kooperatif.html (accessed februari 2012)

Winataputra. 2001. Model-Model Pembelajaran Inovatif. Jakarta:PAU-PPAI. Wena, M. 2010. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer. Jakarta: Bumi

Aksara.

(12)

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan wadah kegiatan yang dapat dipandang sebagai pencetak sumber daya manusia yang bermutu tinggi. Pendidikan bukanlah suatu hal yang statis atau tetap, melainkan suatu hal yang dinamis sehingga menuntut adanya suatu perubahan atau perbaikan secara terus menerus. Perubahan dapat dilakukan dalam hal metode mengajar.

Tujuan pendidikan nasional berdasarkan PP No 19 Tahun 2005 adalah “Menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat. Salah satu perwujudannya melalui pendidikan bermutu pada setiap satuan pendidikan di Indonesia.”

Guru memegang peranan penting dan strategis dalam dunia pendidikan. Pengajar, pendidik, dan pelatih para siswa, guru merupakan agen perubahan sosial (agent of social change) yang mengubah pola pikir, sikap, dan perilaku umat manusia menuju kehidupan yang lebih baik, lebih bermartabat, dan lebih mandiri. Arah pembinaan dan peningkatan kualitas pengajar dan pendidik hendaknya diorientasikan pada pembentukan guru efektif yaitu guru yang mau dan mampu mendayagunakan segenap potensi internal maupun eksternal secara optimal untuk mencapai tujuan pendidikan.

(13)

Pendidikan (KTSP) untuk mata pelajaran matematika untuk seluruh jenjang pendidikan sekolah bertujuan untuk memberikan kemampuan kepada peserta didik agar dapat memecahkan masalah dengan merancang model matematika sampai menafsirkan solusi yang diperoleh terhadap permasalahan yang timbul (Erankyas, 2011).

Masalah pendidikan matematika yang bertambah jumlahnya di Indonesia merupakan salah satu alasan untuk mereformasi pendidikan matematika di sekolah. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah-sekolah dengan presentase jam pelajaran yang paling banyak dibanding dengan mata pelajaran yang lainnya. Siswa dalam mempelajari pelajaran matematika cenderung dipandang sebagai mata pelajaran yang kurang diminati dan kalau bisa dihindari. Ketakutan - ketakutan dari siswa tidak hanya disebabkan oleh siswa itu sendiri, melainkan kurangnya kemampuan guru untuk menciptakan situasi yang dapat memberikan ketertarikan pada siswa terhadap matematika.

Pecahan merupakan salah satu materi pelajaran matematika yang wajib diajarkan kepada seluruh siswa sekolah tingkat dasar dan menengah. Konsep pecahan dan operasinya merupakan konsep yang sangat penting untuk dikuasai sebagai bekal untuk mempelajari bahan matematika berikutnya dan bahan bukan matematika yang terkait. Materi pecahan sering digunakan dalam menyelesaikan satu permasalahan yang kompleks terutama dalam banyak model matematika. Berdasarkan hasil pengumpulan informasi awal penulis terhadap siswa kelas VII-1 dan VII-2 (50 siswa) tahun 20VII-1VII-1/20VII-12 SMP Negeri 2 Kisaran menunjukkan siswa 63,2 % menganggap matematika itu sulit, di mana sebanyak 65,8 % menyatakan kesulitan pada materi bilangan pecahan. Alasannya sebanyak 47,4 % siswa menganggap guru tidak jelas menerangkan, 34,2 % menganggap memang materi pecahan sulit, dan siswa 28,9 % mengaku kurang teliti, sisanya mengaku kurang latihan (tidak belajar).

(14)

yang kurang menarik dapat menjadi menarik bagi para siswa. Model pembelajaran matematika pada saat ini lebih dipengaruhi pandangan konvensional bahwa matematika alat yang siap pakai. Pandangan ini mendorong guru bersikap cenderung memberitahu konsep/ teorema dan cara menggunakannya. Guru cenderung mentransfer pengetahuan yang dimiliki ke pikiran siswa dan siswa menerimanya secara pasif dan tidak kritis. Sikap ini sering memberikan kebuntuan berfikir siswa dimana siswa dapat menggunakan rumus tetapi tidak tahu dari mana asalnya rumus itu dan mengapa rumus itu digunakan, dengan kata lain siswa hanya dapat menggunakan rumus tersebut sebagai alat menjawab pertanyaan dan bukan mencari solusi dan pemecahan masalah dari masalah yang muncul.

Kenyataan dilapangan juga menunjukkan hal yang tidak diinginkan. Berdasarkan hasil penelitian OECD PISA oleh dukungan Bank Dunia terhadap 7.355 siswa usia 15 tahun dari 290 siswa SLTP/SMA/SMK se-Indonesia pada tahun 2003 diketahui bahwa 96% dari siswa tersebut hanya mampu menguasai matematika sebatas memecahkan satu permasalahan sederhana, mereka belum mampu menyelesaikan masalah yang kompleks dan masalah yang rumit (Erankyas, 2011).

Hasil wawancara dengan Ibu maria ginting salah satu guru matematika di SMP Negeri 2 Kisaran mengatakankan bahwa:

“Kebanyakan siswa beranggapan matematika itu sulit, siswa kurang tertarik belajar matematika, kemampuan siswa dalam memecahkan masalah matematika tergolong cukup rendah, untuk soal – soal cerita, mereka sangat kesulitan dalam mengubahnya kedalam bentuk matematika sehingga mereka sangat kerepotan dalam menyelesaikannya, hal ini mengakibatkan hasil belajar siswa cukup rendah”.

(15)

menafsirkan solusi yang diperoleh (Depdiknas, 2006). Oleh karena itu setiap guru, khususnya guru SMP yang mengelola pembelajaran matematika perlu memahami maksud dari memecahkan masalah matematika. Selain itu setiap guru juga harus melatih keterampilannya dalam membantu siswa belajar memecahkan masalah matematika.

Sukirman (2008) mengatakan bahwa:

”Mengajarkan pemecahan masalah memungkinkan siswa menjadi lebih analitis dalam mengambil keputusan dikehidupan. Pengertian lainnya, apabila kepada siswa diajarkan pemecahan masalah maka siswa akan mampu mengambil keputusan, siswa memiliki keterampilan tentang bagaimana mengumpulkan informasi yang relevan, menganalisisnya menyadari betapa perlunya meneliti kembali hasil yang telah diperolehnya.”

Oleh karena itu perlunya pemilihan model pembelajaran yang menarik dan tepat yang dapat membantu guru dan siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Model pembelajaran kooperatif merupakan pilihan yang banyak digunakan oleh para pengajar pada saat ini. Model pembelajaran kooperatif lebih dari sekedar belajar kelompok atau kelompok kerja, karena dalam model kooperatif harus ada struktur dorongan dan tugas yang bersifat kooperatif sehingga memungkinkan terjadinya interaksi secara terbuka dan hubungan-hubungan yang bersifat interpendensi yang efektif antara anggota kelompok.

Slavin (2005) mengatakan bahwa:

“Pembelajaran kooperatif melatih siswa untuk dapat bekerjasama dan mengakui perbedaan pendapat dengan orang lain. Setiap tipe pada model pembelajaran kooperatif mempunyai kelebihan dan kekurangan yang berbeda beserta keefektifan yang disesuaikan dengan situasi dan kondisi dalam pelaksanaanya. “

(16)

pembelajaran dengan baik maka tujuan pembelajaran yang dicapai tidak maksimal.

Model pembelajaran Numbered Head Together (NHT) dan Student Teams Achievement Division (STAD) merupakan dua model pembelajaran kooperatif

yang dianggap dapat membangkitkan ketertarikan siswa terhadap materi matematika dan membuat siswa lebih aktif, mendorong kerjasama antar siswa dalam mempelajari suatu materi, sehingga dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah siswa. Berdasarkan uraian permasalahan yang ada, penulis tertarik untuk mengadakan penelitian tentang “Perbedaan Kemampuan Pemecahan masalah Matematika Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD dan NHT pada Materi Pecahan di Kelas VII SMP Negeri 2 Kisaran”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut :

1. Rendahnya kemampuan pemecahan masalah matematika siswa bukan hanya bersumber pada kurangnya kemampuan siswa, tetapi juga dipengaruhi oleh adanya kelemahan dari model pembelajaran yang digunakan guru.

2. Aktifitas belajar yang rendah dimungkinkan kurangnya motivasi dan keterlibatan dalam penghayatan, pengertian suatu konsep. Untuk meningkatkan aktivitas belajar perlu diupayakan pendekatan atau model pembelajaran yang dapat mengoptimalkan kegiatan belajar mengajar agar siswa menguasai tujuan-tujuan intruksional yang harus dicapai.

(17)

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas maka penelitian ini dibatasi hanya pada pokok bahasan Pecahan, kemampuan pemecahan masalah siswa dan aktivitas siswa yang diajar dengan menggunakan model kooperatif tipe STAD dan NHT di SMP Negeri 2 Kisaran.

D. Perumusan Masalah

Bertolak dari latar belakang masalah yang telah dijelaskan, dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah “Apakah terdapat perbedaan yang signifikan pada kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang ajar dengan menggunakan model pembelajaran koopertif tipe STAD dan model pembelajaran kooperatif tipe NHT pada materi Pecahan ?

E. Tujuan Penelitian

(18)

F. Manfaat Penelitian 1. Manfaat teoritis

Secara umum penelitian memberikan sumbangan kepada dunia pendidikan untuk dapat memperbaiki kemampuan pemecahan masalah matematika peserta didik. Kemampuan ini dapat dijadikan pendorong bagi peserta didik dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan tekhnologi serta berperan sebagai umpan balik dalam dunia pendidikan.

2. Manfaat praktis

a) Sebagai masukan bagi pengajar (guru) dan sekolah untuk menerapakan model pembelajaran yang dapat memperbaiki kemampuan pemecahan masalah siswa dan juga aktifitas belajarnya.

(19)

ii

RIWAYAT HIDUP

(20)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh dari analisis data diperoleh beberapa kesimpulan, yaitu:

1. Dari hasil penelitian diperoleh nilai rata-rata postest kelas eksperimen A adalah 78,737 atau terdapat peningkatan dengan rata-rata 38,948 dan nilai rata-rata postest kelas eksperimen B adalah 70,474 atau terdapat peningkatan dengan rata-rata 33.

2. Terdapat perbedaan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa yang diajar dengan menggunakan model kooperatif tipe NHT dan dengan menggunakan model kooperatif tipe STAD pada materi Pecahan di kelas VII SMP Negeri Kisaran T.A. 2012/2013.

5.2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini maka saran yang dapat peneliti berikan adalah:

1. Kepada guru matematika dapat menjadikan model pembelajaran kooperatif tipe NHT ataupun STAD sebagai salah satu alternatif dalam memilih model pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika siswa.

2. Kepada guru matematika yang ingin menerapkan model pembelajaran kooperatif sebaiknya dapat memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan baik.

3. Kepada siswa, khususnya siswa SMP Negeri 2 Kisaran disarankan untuk saling bekerjasama dalam diskusi kelompok terutama dalam memecahkan masalah yang berhubungan dengan materi pelajaran matematika.

Gambar

Gambar 2.1 Model pembelajaran Gambar 2.2 Langkah pemecahan masalah wankat dan oreovocz                         26

Referensi

Dokumen terkait

Peubah yang diamati yaitu bentuk fisik (warna, bau, tekstur), pH, suhu dan unsur hara (nitrogen, karbon, phospor, kalium dan C/N Rasio). Kesimpulan penelitian adalah penambahan

Metode evaluasi yang digunakan berdasarkan Kualitas dan Biaya, dimana untuk Evaluasi Kualitas dilakukan terhadap Penawaran File I meliputi administrasi dengan

Untuk bangunan rumah tinggal dapat dibuat sistem modular dasar bangunan merupakan modul pembentuk yang diusahakan dengan bilangan bulat agar dapat membentuk ruang

LAMPIRAN 1 Data Biaya Aktual Distribusi Unit Sepeda Motor Jabodetabek LAMPIRAN 2 Data Permintaan Selama 1 Bulan di Zona Jakarta Pusat LAMPIRAN 3 Data Permintaan Selama 1 Bulan

Dari hasil pengukuran geolistrik untuk air tanah dalam , akifer berada pada kedalaman 38,10 – > 138,40 - 200 meter dengan tahanan jenis vertikal batuan sebenarnya

Analisis hasil uji praktikalitas oleh guru dan peserta didik, modul bermuatan kecerdasan komprehensif yang dikembangkan dikategorikan sangat valid dengan nilai 92,36

bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 17 ayat (1) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir

Untuk siklus ini, kegiatan belajar mengajar dengan metode Jigsaw sudah dilaksanakan sesuai dengan rencana, meski peran guru masih cukup dominan untuk memberikan