• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis butir soal pilihan ganda ulangan akhir semester genap tahun pelajaran 2014/2015 mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas III SD di Kecamatan Depok-Sleman.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis butir soal pilihan ganda ulangan akhir semester genap tahun pelajaran 2014/2015 mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas III SD di Kecamatan Depok-Sleman."

Copied!
150
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRAK

ANALISIS BUTIR SOAL PILIHAN GANDA ULANGAN AKHIR SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2014/2015 MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS

III SD DI KECAMATAN DEPOK-SLEMAN

Oleh:

Natalia Desy Cahyaningtyas 121134166

Penelitian mengenai analisis butir soal pilihan ganda masing jarang dilakukan di Kecamatan Depok. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis butir soal yang berkaitan dengan validitas isi, reliabilitas, tingkat kesukaran, daya beda, dan keberfungsian pengecoh pada butir soal pilihan ganda Ujian Akhir Sekolah (UAS) genap tahun pelajaran 2014/2015 mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas III SD di Kecamatan Depok.

Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif. Olah data pada penelitian dilakukan dengan menggunakan software microChat Iteman versi 3.00 for windows dan indikator. Populasi dari penelitian ini terdiri dari 49 sekolah dan sampel 28 sekolah dengan jumlah 829 siswa. Instrumen penelitian yang digunakan check list dan dokumen wawancara.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan beberapa temuan sebagai berikut: 1) tingkat validitas soal tergolong tinggi, sebesar 90%, 2) tingkat reliabilitas sangat rendah, dengan Alpha = 0,017, 3) tingkat kesukaran soal kategori sangat sukar 50%, 5% kategori sukar, kategori sedang 10%, kategori mudah 20%, kategori sedang 10%, dan 15% sangat mudah, 4) daya beda kategori jelek 45%, kategori belum memuaskan 25%, kategori lumayan bagus 20%, dan kategori bagus sekali 10%, 5) pengecoh yang berfungsi dengan baik 70%, sedangkan untuk pengecoh yang tidak berfungsi dengan baik 30%.

(2)

ABSTRACT

ANALYSIS OF THE GRAINS ON MULTIPLE CHOICE TEST OF BAHASA INDONESIA SUBJECT IN THE FINAL EXAM FOR THIRD GRADE ON THE LAST SEMESTER OF 2014/2015 SCHOOL YEARS AT PRIMARY SCHOOL LEVEL AROUND

By:

Natalia Desy Cahyaningtyas 121134166

The research about analysis of the grains of multiple choice is rarely been implemented in Depok subdistrict. This study is aim to analyzed the gains of multiple choice related to content validity, reliability, level of perverseness, the differences test, and the function of disturber in the multiple choice of Bahasa Indonesia test for third grade in The Last Semester of 2014/2015 School Years at Primary School Level around Depok Sleman District.

The type of this research is quantitative descriptive study. Software micro Chat Iteman 3.00 version for windows and indicator used to analysis the data. The population for this research was 49 Elementary School and the sample was 24 Elementary School with 829 students in Depok subdistrict. The instrument which was used in this research is check list and interview document.

The result of this study is showing many findings. The findings are: 1) The level of validity of test is categorized high with amounted up to 90%, 2) The level of reliability of the test is low, with Alpha=0.017, 3) The perseveres level of the test are 50% categorized as very difficult, 5% difficult, 20% easy, 10% medium, 15% very easy, (4) The difference of the test is ugly 45%, very good 25% is unsatisfied, 20% is good enough, and 20% is excellent, 5) The function of disturber show that 70% of the test in good function and 30% in bad function.

(3)

i

ANALISIS BUTIR SOAL PILIHAN GANDA ULANGAN AKHIR SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2014/2015 MATA PELAJARAN BAHASA

INDONESIA KELAS III SD DI KECAMATAN DEPOK-SLEMAN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh:

Natalia Desy Cahyaningtyas 121134166

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN ILMU PENDIDIKAN

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

(4)
(5)
(6)

iv

PERSEMBAHAN

Karya yang sangat sederhana ini kupersembahkan kepada:  Tuhan Yesus Kristus, Juru slamat dan sahabat sejatiku.  Kedua orang tuaku, Bapak Tugiyo dan Ibu Sutini.

 Mbah kakung dan mbah putri Pak Yit Sukar dan Ibu Sujiyem.

 Kakek dan nenek yang sudah bahagia di surga, Mbah Merto Dimejo

dan Mbah Tuginem.

 Adikku, Lucia Febriana Dwi Ardani.

 Keluarga besarku (Om Totok, Om Nono, Bulek Lies, Bulek Tik, Dika,

Radit, Raisya, Tiara, Ariqa, dan masih banyak lagi),

 Seseorang yang sangat istimewa yang tidak dapat saya sebutkan

namanya.

 Sahabat-sahabat terkasih (Feriza Anggraeni, Tina Yuniasari, Arum

Tyas Asih, Intan Utami, Agnes Patriciarini).  Teman-teman tercinta kelas D angkatan 2012.  Serta teman-teman seperjuangan di almamaterku.

(7)

v

MOTTO

“Pencobaan-pencobaan yang kamu alami adalah pencobaan-pencobaanbiasa, yang tidak melebihi

kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai

melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan keluar,

sehingga kamu dapat menanggungnya” – 1 Korintus 10: 13

“Akulah jalan dan kebenaran dan hidup.Tidak ada seorang pun yang

datang kepada Bapa, kalau tidak melalui Aku”- Yohanes 14: 6

Orang yang berbahagia di atas penderitaan orang lain, selama

hidupnya tidak akan pernah bahagia- Novi Purwantari

Lakukan yang terbaik untuk hari ini, nilai yang baik bukan sebuah tujuan,

melainkan sebuah hasil dari kerja keras yang telah kita lakukan. – Anonim.

Cinta tau kepada siapa dia harus berkata, kepada siapa dia harus

diberikan. Karena tulang rusuk sampai kapan pun tidak akan pernah

(8)
(9)
(10)

viii ABSTRAK

ANALISIS BUTIR SOAL PILIHAN GANDA ULANGAN AKHIR SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2014/2015 MATA PELAJARAN BAHASA

INDONESIA KELAS III SD DI KECAMATAN DEPOK-SLEMAN

Oleh:

Natalia Desy Cahyaningtyas 121134166

Penelitian mengenai analisis butir soal pilihan ganda masing jarang dilakukan di Kecamatan Depok. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis butir soal yang berkaitan dengan validitas isi, reliabilitas, tingkat kesukaran, daya beda, dan keberfungsian pengecoh pada butir soal pilihan ganda Ujian Akhir Sekolah (UAS) genap tahun pelajaran 2014/2015 mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas III SD di Kecamatan Depok.

Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif deskriptif. Olah data pada penelitian dilakukan dengan menggunakan software microChat Iteman versi 3.00 for windows dan indikator. Populasi dari penelitian ini terdiri dari 49 sekolah dan sampel 28 sekolah dengan jumlah 829 siswa. Instrumen penelitian yang digunakan check list dan dokumen wawancara.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan beberapa temuan sebagai berikut: 1) tingkat validitas soal tergolong tinggi, sebesar 90%, 2) tingkat reliabilitas sangat rendah, dengan Alpha = 0,017, 3) tingkat kesukaran soal kategori sangat sukar 50%, 5% kategori sukar, kategori sedang 10%, kategori mudah 20%, kategori sedang 10%, dan 15% sangat mudah, 4) daya beda kategori jelek 45%, kategori belum memuaskan 25%, kategori lumayan bagus 20%, dan kategori bagus sekali 10%, 5) pengecoh yang berfungsi dengan baik 70%, sedangkan untuk pengecoh yang tidak berfungsi dengan baik 30%.

(11)

ix ABSTRACT

ANALYSIS OF THE GRAINS ON MULTIPLE CHOICE TEST OF BAHASA INDONESIA SUBJECT IN THE FINAL EXAM FOR THIRD GRADE

ON THE LAST SEMESTER OF 2014/2015 SCHOOL YEARS AT PRIMARY SCHOOL LEVEL AROUND

By:

Natalia Desy Cahyaningtyas 121134166

The research about analysis of the grains of multiple choice is rarely been implemented in Depok subdistrict. This study is aim to analyzed the gains of multiple choice related to content validity, reliability, level of perverseness, the differences test, and the function of disturber in the multiple choice of Bahasa Indonesia test for third grade in The Last Semester of 2014/2015 School Years at Primary School Level around Depok Sleman District.

The type of this research is quantitative descriptive study. Software micro Chat Iteman 3.00 version for windows and indicator used to analysis the data. The population for this research was 49 Elementary School and the sample was 24 Elementary School with 829 students in Depok subdistrict. The instrument which was used in this research is check list and interview document.

The result of this study is showing many findings. The findings are: 1) The level of validity of test is categorized high with amounted up to 90%, 2) The level of reliability of the test is low, with Alpha=0.017, 3) The perseveres level of the test are 50% categorized as very difficult, 5% difficult, 20% easy, 10% medium, 15% very easy, (4) The difference of the test is ugly 45%, very good 25% is unsatisfied, 20% is good enough, and 20% is excellent, 5) The function of disturber show that 70% of the test in good function and 30% in bad function.

(12)

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yesus Kristus, karena atas kasih karunia serta perpanjangan tangannya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan semaksimal mungkin. Skripsi ini berjudul “Analisis Butir Soal Pilihan Ganda Ulangan Akhir Semester Genap Tahun Pelajaran 2014/2015 Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Kelas III Se-Kecamatan Depok” ini disusun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Sekolah Dasar pada Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa proses penyusunan skripsi ini tidak akan berhasil tanpa bimbingan, petunjuk, bantuan dan dukungan yang sangat berharga dari berbagai pihak yang terlibat. Maka dari itu perkenankanlah penulis menyampaikan ucapan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada:

1. Rohandi, Ph. D, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma.

2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si.,M.Pd., Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.

3. Maria Melani Ika Susanti, S.Pd.,M.Pd., dosen pembimbing I yang selalu memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis.

4. Irine Kurniastuti, M.Psi, dosen pembimbing II yang selalu memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis.

5. Segenap dosen dan karyawan Universitas Sanata Dharma.

6. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Sleman yang memberikan izin penelitian kepada penulis.

(13)

xi

8. Kepala Sekolah Dasar baik negeri ataupun swasta di Kecamatan Depok yang memberikan izin penelitian kepada penulis.

9. Guru-guru Sekolah Dasar se-Kecamatan Depok yang memberikan izin penelitian kepada penulis.

10.Bapak Tugiyo dan Ibu Sutini selaku orang tua penulis yang memberikan dukungan materiildan non materiil.

11.Bapak Yit Sukar dan Ibu Sujiyem, selaku kakek dan nenek penulis yang selalu memberikan do’a agar segala sesuatu yang terbaik terjadi pada penulis. 12.Lucia Febriana Dwi Ardani, selaku adik kandung, sahabat, dan juga teman

berbagi suka dan duka.

13.Segenap keluarga yang lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu (Om Totok, Om Nono, Bulek Tik, Bulek Lies, Dika, Radit, Raisya, Tiara, Ariqa, dll).

14.Seseorang teman yang spesial di hati penulis, yang selalu mendengarkan keluh kesah penulis, memberikan kepada penulis motivasi dan juga semangat di dalam menyelesaikan skripsi ini, namun tidak bisa penulis sebutkan namanya.

15.Teman-teman kelas D PGSD Sanata Dharma angkatan 2012.

(14)
(15)

xiii DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ... vii

(16)
(17)

xv

C. Pembahasan ... 100

BAB V PENUTUP ... 108

A. Kesimpulan ... 108

B. Keterbatasan Penelitian ... 109

C. Saran ... 109

DAFTAR REFERENSI ... 111

LAMPIRAN ... 113

(18)

xvi

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 2.1 SK, KD, Indikator Bahasa Indonesia Semester Genap ... 23

Tabel 2.2 Kategori Koefisien Reliabilitas ... 34

Tabel 2.3 Kategori Tingkat Kesukaran Soal (1) ... 36

Tabel 2.4 Kriteria Tingkat Kesukaran Soal (2) ... 37

Tabel 3.1 Nama-nama Sekolah di Kecamatan Depok ... 50

Tabel 3.2 Nama-nama Sekolah Sampel ... 53

Tabel 3.3 Instrumen Penelitian Check List ... 57

Tabel 3.4 Kategori Koefisien Reliabilitas ... 65

Tabel 3.5 Kategori Daya Beda ... 67

Tabel 4.1 Validitas Isi ... 72

Tabel 4.2 Persentase Validitas ... 77

Tabel 4.3 Kategori Koefisien Validitas ... 78

Tabel 4.4 Hasil Tingkat Kesukaran Tiga Kelompok ... 81

Tabel 4.5 Kategori Tingkat Kesukaran Lima Kategori ... 82

Tabel 4.6 Hasil Tingkat Kesukaran Lima Kelompok ... 83

Tabel 4.7 Hasil Persentase Tingkat Kesukaran Soal ... 83

Tabel 4.8 Kategori Daya Beda ... 87

Tabel 4.9 Hasil Daya Beda ... 88

Tabel 4.10 Persentase Daya Beda ... 90

Tabel 4.11 Hasil Analisis Keberfungsian Pengecoh ... 92

Tabel 4.12 Persentase Keberfungsian Pengecoh ... 98

Tabel 4.13 Soal Baik ... 106

(19)

xvii DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Literature Map Penelitian ... 44

Gambar 3.1 Input Data dengan NOTEPAD ... 60

Gambar 3.2 Pengolahan Data dengan ITEMAN ... 61

Gambar 3.3 Output dengan ITEMAN ... 62

Gambar 3.4 Output ITEMAN Reliabilitas ... 63

Gambar 4.1 Pie Chat Validitas ... 77

Gambar 4.2 Reliabilitas dengan Alpha ... 79

Gambar 4.3 Gambar 4.3 Tingkat Kesukaran dengan software microChat Iteman versi 3.00 for windows ... 80

Gambar 4.4 Pie Chat Tingkat Kesukaran ... 86

Gambar 4.5 Pie Chat Daya Beda ... 90

(20)

xviii DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Surat Izin Penelitian ... 113

Lampiran 2 Soal UAS Genap Bahasa Indonesia Kelas III ... 114

Lampiran 3 Lembar Jawab Siswa ... 119

Lampiran 4 Surat Keterangan Pelaksanaan Penelitian ... 120

Lampiran 5 Daftar Nama Mahasiswa ... 121

Lampiran 6 Kunci Jawaban Pilihan Ganda ... 122

(21)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kemajuan suatu bangsa tidak dapat dipisahkan oleh pendidikan yang ada di negara itu. Djamarah (2005: 220) mengungkapkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan bertujuan untuk mengembangkan kehidupan manusia. Suatu hal yang tidak dapat dipisahkan dari proses pendidikan adalah evaluasi. Menurut Mardapi (dalam Tatang, 2012: 228) evaluasi adalah proses mengumpulkan informasi untuk mengetahui pencapaian belajar kelas atau kelompok. Kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh peserta didik dan guru akan kurang bermakna apabila tidak dilaksanakannya kegiatan evaluasi. Hal ini dikarenakan, peserta didik maupun guru tidak dapat mengetahui kemajuan belajar atau prestasi belajar yang telah dicapai oleh peserta didik.

(22)

sedangkan tes formatif adalah tes yang diberikan pada akhir setiap program/materi. Untuk dapat mengetahui suatu kualitas tes yang telah berikan kepada siswa, maka perlu dilaksanakan analisis pada setiap butir soalnya.

Analisis butir soal berhubungan dengan pertanyaan apakah suatu soal alat ukur benar-benar mengukur apa yang akan diukur. Pertanyaan tersebut merujuk pada ciri-ciri tes yang baik. Azwar (2013: 173) mengemukakan bahwa soal yang baik mempunyai 5 persyaratan tes, yaitu: 1) validitas, 2) reliabilitas, 3) tingkat kesukaran, 4) daya beda, 5) keberfungsian pengecoh. Validitas mempunyai arti sampai sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu instrumen pengukur (tes) dalam melakukan fungsi ukurnya. Oemar (2003: 72) juga mengemukakan bahwa suatu alat ukur dikatakan valid, apabila mampu mengukur apa yang diingikan dan bisa mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat.

Reliabilitas berasal dari kata reliable, yang mempunyai arti dapat dipercaya. Oemar (2004: 23) mengemukakan bahwa reliabilitas adalah suatu alat ukur dikatakan reliabel, bila memberikan hasil yang konsisten/tepat/benar walaupun dilakukan oleh siapa saja dan kapan saja sehingga alat ukur tersebut dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Reliabilitas menunjukkan sejauh mana alat ukur dapat menunjukkan hasil yang konsisten apabila digunakan berulangkali.

(23)

tidak akan memberikan tantangan yang lebih tinggi kepada siswa dalam memecahkan masalah. Namun sebaliknya, apabila soal yang dibuat terlalu sulit, siswa akan menjadi putus asa, karena tidak mampu menyelesaikan masalah tersebut.

Arifin (2009: 273) mengemukakan daya beda adalah pengukuran sejauh mana suatu butir soal mampu membedakan peserta didik yang sudah menguasai kompetensi berdasarkan kriteria tertentu. Jadi suatu alat ukur/tes yang baik dapat membedakan siswa yang mempunyai kemampuan atas (kelas atas) dan siswa yang mempunyai kemampuan di bawah (kelas bawah) pada sekelompok peserta didik yang akan diukur kemampuannya.

Selain validitas, reliabilitas, tingkat kesukan, dan daya beda juga masing-masing pengecohnya juga dapat berfungsi dengan baik. Keberfungsian pengecoh adalah suatu alternatif jawaban yang terdapat di soal pilihan ganda yang apabila dipilih oleh siswa dapat menyebabkan siswa salah atau benar di dalam menjawabnya. Keberfungsian pengecoh yang baik akan dipilih secara merata oleh peserta didik yang menjawab salah. Namun, keberfungsian pengecoh yang kurang baik akan dipilih tidak merata oleh peserta didik yang menjawab salah (Arifin, 2009: 279).

(24)

menguji reliabilitas, tingkat kesukaran, daya beda, dan keberfungsian pengecoh.

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh peneliti terhadap beberapa guru dan juga kepala sekolah di Sekolah Dasar (SD) yang ada di Kecamatan Depok, mengungkapkan bahwa analisis butir soal sangat jarang dilakukan. Hal ini juga di sampaikan oleh kepala Sekolah Dasar (SD) Negeri Samirono yang mengungkapkan bahwa analisis butir soal terakhir dilakukan oleh mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta sekitar 15 tahun lalu. Selain melaksanakan wawancara dengan kepala sekolah, peneliti juga melaksanakan wawancara dengan pegawai di UPTD Depok yang mengatakan bahwa analisis butir soal tentang validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, daya beda, dan keberfungsian pengecoh sangat jarang dilakukan. Beliau menyatakan bahwa biasanya peneliti lain hanya meneliti tingkat validitas dan reliabilitas soal Ulangan Akhir Semester (UAS) saja. Hal tersebut menunjukkan bahwa analisis butir soal yang berkaitan dengan validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, daya beda, dan keberfungsian pengecoh di Kecamatan Depok sangat jarang dilaksanakan.

(25)

tersebut mempunyai validitas yang sesuai, terkhusus validitas isi. Mulyasa (2009: 51) mengemukakan validitas isi dipandang valid apabila alat ukurnya mengukur kompetensi-kompetensi yang hendak diukur. Sudjana (2012: 17) juga mengemukakan soal yang baik juga harus memiliki koefisien reliabilitas yang tinggi yang artinya soal memiliki keajegan atau ketetapan, sedangkan Purwanto (2009: 99) berpendapat bahwa soal diusahakan harus memiliki tingkat kesukaran yang sedang, memiliki daya beda positif dan setinggi mungkin, serta memiliki efektivitas pengecoh yang berfungsi dengan baik. Pada semester genap kelas III mata pelajaran Bahasa Indonesia, terdiri dari Standar Kompetensi 5 (mendengarkan), Standar Kompetensi 6 (berbicara), Standar Kompetensi 7 (membaca), dan Standar Kompetensi 8 (menulis). Masing-masing Standar Kompetensi mempunyai 2 Kompetensi Dasar.

Peneliti mengangkat masalah ini untuk untuk mengetahui kualitas soal pilihan ganda Ulangan Akhir Semester (UAS) genap mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas III di Kecamatan Depok. Analisis memilih pilihan ganda karena pilihan ganda dinilai lebih obyektif di dalam proses penilaiannya. Penelitian ini dilakukan dengan cara menganalisis soal baik dengan cara analisis kualitatif untuk mengetahui validitas isi dan analisis kuantitatif untuk mengetahui seberapa tinggi reliabilitas, tingkat kesukaran soal, daya beda, dan keberfungsian pengecoh di dalam butir soal tersebut.

(26)

anak baru bisa menerima materi secara konkret (nyata) dan belum dapat menerima materi secara abstrak. Namun, pada periode operasional konkret anak sudah mulai berpikir secara rasional. Hal tersebut membuat peneliti ingin meneliti lebih jauh tentang pemahaman mereka terhadap materi yang ada di dalam Bahasa Indonesia yang umumnya pada mata pelajaran ini dijelaskan melalui penjelasan yang abstrak. Maka dari itu, peneliti ingin mengetahui sejauh mana siswa kelas III memahami materi Bahasa Indonesia melalui jawaban dari Ulangan Akhir Semester (UAS) pada semua didik yang berada di Kecamatan Depok.

(27)

B. Pembatasan Masalah

Penelitian ini dibatasi pada analisi soal pilihan ganda mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas III yang meliputi validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, daya beda, dan keberfungsian pengecoh. Penelitian ini meneliti pada Sekolah Dasar (SD) yang menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), yang dilakukan pada 28 SD, 24 SD Negeri dan 4 SD Swasta. Penelitian dilakukan pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), karena penilaian dalam kurikulum tersebut masih terpisah dan berbasis per mata pelajaran, sehingga peneliti dapat melakukan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas III semester genap tahun pelajaran 2014/2015. Sedangkan, validitas yang digunakan di dalam penelitian ini adalah validitas isi.

C. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah validitas pada butir soal pilihan ganda Ulangan Akhir Semester (UAS) genap Tahun Pelajaran 2014/2015 mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas III SD di Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman?

(28)

3. Bagaimanakah indeks kesukaran pada butir soal pilihan ganda Ulangan Akhir Semester (UAS) genap Tahun Pelajaran 2014/2015 mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas III SD di Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman? 4. Bagaimanakah daya beda pada butir soal pilihan ganda Ulangan Akhir

Semester (UAS) genap Tahun Pelajaran 2014/2015 mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas III SD di Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman?

5. Bagaimanakah keberfungsian pengecoh pada butir soal pilihan ganda Ulangan Akhir Semester (UAS) genap Tahun Pelajaran 2014/2015 mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas III SD di Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memaparkan hal-hal sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui validitas butir soal pilihan ganda Ulangan Akhir Semester (UAS) genap Tahun Pelajaran 2014/2015 mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas III SD di Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman.

2. Untuk mengetahui reliabilitas pada butir soal pilihan ganda Ulangan Akhir Semester (UAS) genap Tahun Pelajaran 2014/2015 mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas III SD di Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman.

(29)

pelajaran Bahasa Indonesia kelas III SD di Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman.

4. Untuk mengetahui daya beda pada butir soal pilihan ganda Ulangan Akhir Semester (UAS) genap Tahun Pelajaran 2014/2015 mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas III SD di Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman.

5. Untuk mengetahui keberfungsian pengecoh pada butir soal pilihan ganda Ulangan Akhir Semester (UAS) genap Tahun Pelajaran 2014/2015 mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas III SD di Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman.

E. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis

a. Dapat menjadi acuan dalam pengembangan penelitian yang relevan. b. Dapat menambah wawasan, terkhusus di dalam evaluasi pembelajaran

serta analisis butir soal. 2. Manfaat Praktis

a. Bagi Guru

1) Hasil penelelitian dapat digunakan oleh guru sebagai pertimbangan dalam penyusunan soal tes agar sesuai dengan rencana pembelajaran dan silabus.

(30)

b. Bagi UPT

Bagi UPT Kecamatan Depok, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam pembuatan soal di lain waktu, agar soal yang dibuat mempunyai kualitas yang lebih baik lagi.

c. Bagi Peneliti

Peneliti dapat mengetahui tingkat validitas, reliabilitas, tingkat kesukaran, daya beda, dan keberfungsian pengecoh pada soal pilihan ganda Ulangan Akhir Semester (UAS) genap tahun pelajaran 2014/2015 mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas III SD di Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman.

F. Definisi Operasional

Adapun definisi operasional dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Evaluasi adalah suatu rangkaian yang disusun secara sistematis dan berkelanjutan untuk mengetahui kualitas suatu soal berdasarkan kriteria tertentu.

2. Validitas isi adalah pengujian suatu alat ukur yang dilakukan dengan cara mencocokkan soal-soal dan indikator-indikator untuk melihat kesesuaian dengan materi yang diberikan kepada siswa.

(31)

4. Analisis butir soal adalah suatu kegiatan dimana di dalam kegiatan tersebut dapat menghasilkan kesimpulan suatu soal dikatakan berkualitas atau tidak, baik ataupun jelek.

5. Tingkat kesukaran soal adalah derajat pengukuran kesukaran suatu soal. 6. Daya beda adalah kemampuan suatu soal dalam membedakan sejauh mana

pengetahuan masing-masing peserta didik.

7. Keberfungsian pengecoh adalah sebaran pilihan jawaban peserta didik yang akan digunakan untuk menjawab pertanyaan.

(32)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori 1. Evaluasi

a. Pengertian Evaluasi

Mengukur, menilai dan mengevaluasi mempunyai perbedaan. “Mengukur adalah membandingkan sesuatu dengan satu ukuran,

pengukuran itu bersifat kuantitatif. Menilai adalah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk. Menilai bersifat kualitatif. Sedangkan mengevaluasi adalah kegiatan yang meliputi dua langkah tersebut, yaitu mengukur dan menilai”

(Arikunto, 2013: 3).

Evaluasi merupakan proses menggambarkan, memperoleh, dan menyajikan informasi yang berguna untuk merumuskan suatu alternatif keputusan (Putra, 2013: 71). Secara harafiah, evaluasi berasal dari Bahasa Inggris yakni “evaluation”. Kata kerja

evaluation” adalah “evaluate”, yang berarti menaksir atau menilai.

(33)

Evaluasi adalah proses pemberian makna atau ketetapan kualitas hasil pengukuran dengan cara membandingkan angka hasil pengukuran tersebut dengan kriteria tertentu (Uno & Koni, 2012: 3). Adapun pendapat lain yang mengemukakan bahwa evaluasi merupakan penilaian terhadap data yang dikumpulkan melalui kegiatan assessment (Kumano dalam Putra, 2013:73).

Menurut Carl H. Witherington dalam Arifin (2009: 5) mengungkapkan “an evaluation is a declaration that something has or

does not have value”. Wand and Brown di dalam Arifin (2009:5) juga

berpendapat “….refer to the act or process to determining the value of

something”. Kedua pendapat ini menegaskan pentingnya evaluasi di dalam pendidikan. Evaluasi adalah suatu proses yang sistematis dan berkelanjutan untuk menentukan kualitas (nilai dan arti) dari sesuatu (Arifin, 2009: 5). Pendapat ini juga menegaskan, bahwa evaluasi berhubungan dengan nilai dan arti. Selain itu, proses dan hasil evaluasi sangat dipengaruhi oleh beragam pengamatan, latar belakang dan pengalaman praktis evaluator itu sendiri (Sax dalam Arifin, 2009: 5).

Evaluasi merupakan pengukuran, penilaian dan evaluasi merupakan kegiatan yang bersifat hierarki (Tatang, 2012: 227). Di dalam evaluasi, ketiga kegiatan tersebut tidak dapat dipisahkan. Semua kegiatan tersebut saling berkaitan satu sama lain.

(34)

dan berkelanjutan untuk mengetahui kualitas suatu soal berdasarkan kriteria tertentu. Dari semua pendapat tersebut, evaluasi mempunyai ciri khas, antara lain: 1) sebagai kegiatan yang sistematis, evaluasi dilakukan secara berkesinambungan. Sebuah program pembelajaran seharusnya dievaluasi setiap akhir program tersebut, 2) dalam pelaksanaan evaluasi dibutuhkan data dan informasi yang akurat untuk menunjang keputusan yang akan diambil. Karena, asumsi-asumsi ataupun prasangka bukan merupakan landasan untuk mengambil keputusan di dalam evaluasi, 3) kegiatan evaluasi dalam pendidikan tidak pernah terlepas dari tujuan-tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Dari ciri khas tersebut menjadi penegas bahwa evaluasi tidak dapat dipisahkan di dalam kegiatan pembelajaran. Selain itu, evaluasi juga mempunyai peranan yang sangat penting di dalam kegiatan pembelajaran.

b. Tujuan Evaluasi

Secara umum tujuan evaluasi ada 2, yaitu: 1) menghimpun berbagai keterangan yang akan dijadikan sebagai bukti perkembangan yang dialami oleh para peserta didik setelah mereka mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu, 2) untuk mengetahui tingkat efektifitas dari berbagai metode pembelajarann yang telah digunakan dalam proses pembelajaran (Putra, 2013: 82).

(35)

menempuh program pendidikan, 2) mencari dan menemukan faktor penyebab keberhasilan maupun ketidakberhasilan peserta didik dalam mengikuti program pemdidikan, sehingga dapat menemukan jalan keluar (Putra, 2013: 83). Evaluasi dapat merangsang peserta didik dalam menempuh program pendidikan.

Menurut Basrowi (dalam Putra, 2013:83), tujuan evaluasi pada dasarnya digolongkan ke dalam empat kategori berikut.

1. Memberikan umpan balik terhadap proses belajar mengajar dan mengadakan program perbaikan (remedial) bagi siswa.

2. Menentukan angka kemajuan masing-masing siswa yang antara lain dipakai sebagai pemberian laporan kepada orang tua.

3. Penentuan kenaikan tingkat atau status dan lulus tidaknya.

4. Menempatkan siswa dalam situasi belajar mengajar yang tepat, misalnya dalam penentuan program studi atau jurusan dengan tingkat kemampuan dan karakteristik lain.

(36)

yang dimaksud dengan output adalah sesuatu yang telah dihasilkan dari proses pembelajaran.

c. Fungsi Evaluasi

Secara umum, evaluasi sebagai suatu tindakan atau proses setidaknya memiliki tiga macam fungsi pokok, yaitu mengukur kemajuan, menunjang penyusunan rencana, dan memperbaiki atau melakukan penyempurnaan kembali (Putra, 2013: 84). Kegiatan evaluasi juga dapat mengukur sejauhmana tujuan pembelajaran dapat tercapai. Apabila tujuan pembelajaran belum dapat tercapai, maka dengan pelaksanaan evaluasi yang berkesinambungan ini tujuan pembelajaran tersebut akan dapat tercapai.

Menurut Scriven (dalam Arifin, 2009: 16) fungsi evaluasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu fungsi formatif dan fungsi sumatif. Fungsi formatif dilaksanakan apabila hasil yang diperoleh dari kegiatan evaluasi diarahkan untuk memperbaiki bagian tertentu atau sebagian besar bagian kurikulum yang dikembangkan. Sedangkan dari sistem keseluruhan, dan fungsi ini baru dapat dilaksanakan apabila pengembangan suatu kurikulum sudah dianggap selesai.

2. Instrumen Penelitian

a. Pengertian Instrumen Penelitian

(37)

dan menginterpretasikan informasi yang diperoleh dari para responden yang dilakukan dengan menggunakan pola ukur yang sama. Selain itu, Sugiyono (2014: 148) juga mengemukakan bahwa instrumen penelitian merupakan suatu alat yang digunakan untuk mengukur fenomena alam maupun sosial yang diamati. Instrumen penelitian dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu teknik tes dan teknik non tes (Widoyoko, 2012. 52).

Berdasarkan definisi para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa instrumen penelitian adalah suatu alat ukur yang digunakan untuk membantu mengukur sesuatu yang akan diteliti di dalam penelitian.

b. Teknik Tes 1) Pengertian Tes

(38)

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa tes adalah sejumlah pertanyaan yang membutuhkan jawaban yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan atau aspek tertentu dari orang yang dikenai tes

2) Jenis Tes

Dalam evaluasi pendidikan terdapat tiga macam tes, yaitu tes diagnostik, tes penempatan, tes formatif, dan tes sumatif (Azwar, 2013: 11).

a) Tes Diagnostik

Tes diagnostik adalah tes yang digunakan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan siswa sehingga berdasarkan hal tersebut dapat dilakukan penanganan yang tepat. Tes diagnostik ini tidak hanya dilakukan satu kali saja. Tetapi dapat dilaksanakan berkali-kali di dalam satu semester, hingga penelitian dirasa cukup.

b) Tes Penempatan

Tes penempatan adalah tes yang digunakan untuk mengklasifikasikan individu ke dalam bidang atau jurusan yang sesuai dengan kemampuan yang telah diperlihatkannya pada hasil belajar yang telah lalu.

c) Tes Formatif

(39)

d) Tes Sumatif

Tes sumatif adalah tes yang diberikan pada akhir semester. Contoh yang termasuk tes sumatif adalah Ulangan Akhir Semester (UAS). UAS dilakukan pada akhir semester, baik semester ganjil maupun semester genap. Mulyasa (2006: 245) mengemukakan materi yang diiujikan meliputi materi standar, standar kompetensi, dan kompetesi dasar semester pertama (UAS pertama), serta materi standar, standar kompetensi, dan kompetesi dasar semester pertama dan kedua (UAS kedua).

3) Tipe Tes

Brown (dalam Azwar, 2013: 73) mengemukakan bahwa tipe tipe tes dibedakan menjadi empat kelompok, yaitu tipe memilih alternatif, tipe jawaban pendek, tipe karangan, dan tipe problem. a) Tipe memilih alternatif

Dengan tipe ini peserta didik diminta memilih satu jawaban diantara beberapa pilihan jawaban yang dianggapnya terbaik. Contoh tes yang termasuk di tipe ini adalah Pilihan Ganda (multiple-choice), tipe Benar-Salah (true-false), dan tipe Memasangkan (matching).

b) Tipe Jawaban Pendek

(40)

dibandingkan tes tipe karangan. Contohnya adalah tes tipe Melengkapi (completion).

c) Tipe Karangan

Tipe karangan berupa pertanyaan atau perintah yang menghendaki jawaban terurai dari peserta didik berupa karangan yang bahan dan jawaban terurai dari berbagai sumber.

d) Tipe Problem

Tes tipe problem menghendaki agar peserta didik merumuskan terlebih dahulu suatu prosedur yang akan digunakan dan kemudian menerapkannya guna penyelesaian problem yang dihadapi.

4) Tes yang Baik

Arikunto (2013: 72) mengemukakan bahwa sebuah tes dapat dikatakan baik sebagai alat pengukur, harus memenuhi persyaratan tes, yaitu memiliki validitas, reliabilitas, objektivitas, praktikabilitas, dan ekonomis.

a) Validitas

Validitas adalah ketepatan alat ukur untuk mengukur sesuatu yang seharusnya akan diukur.

b) Reliabilitas

(41)

artinya walaupun tes tersebut diteskan berkali-kali namun tes tersebut akan memuat hasil yang sama.

c) Objektivitas

Objektivitas mempunyai makna tidak adanya unsur pribadi yang mempengaruhi. Jika suatu tes sudah dilaksanakan secara objektif, maka tes tersebut memberikan efek yang adil bagi siswa. Namun, sebaliknya jika suatu tes tidak objektif di dalam hal ini yang akan dirugikan juga siswa.

d) Praktikabilitas

Praktikabilitas adalah suatu tes harus bersifat praktis serta mudah di dalam pengadministrasiannya. Tes yang praktis adalah tes yang: 1) mudah dilaksanakan, misalnya tidak menuntut peralatan yang banyak dan memberi kebebasan kepada siswa untuk mengerjakan terlebih dahulu bagian yang dianggap mudah oleh siswa, 2) mudah pemeriksaannya, artinya bahwa tes itu dilengkapi dengan kunci jawaban maupun pedoman skoringnya. Untuk soal bentuk objektif, pemeriksaan akan lebih mudah dilakukan jika dikerjakan oleh siswa dalam lembar jawaban, 3) dilengkapi dengan petunjuk-petunjuk yang jelas sehingga dapat diberikan/diawali oleh orang lain.

e) Ekonomis

(42)

ongkos/biaya yang mahal, tenaga yang banyak, dan waktu yang lama.

3. Bahasa Indonesia

Bahasa memegang peranan penting dan suatu hal yang yang lazim dalam hidup dan kehidupan manusia. Kelaziman tersebut membuat manusia jarang memperhatikan bahasa dan menganggapnya sebagai suatu hal yang biasa, seperti bernafas dan berjalan. Padahal bahasa mempunyai pengaruh-pengaruh yang luar biasa dan termasuk yang membedakan manusia dari ciptaan lainnya. Hal ini sesuai dengan apa yang diutarakan oleh Ernest Cassier (dalam Bakhtiar,2004: 175) bahwa keunikan manusia bukanlah terletak pada kemampuan berpikirnya melainkan terletak pada kemampuan berbahasa, maka Ernest Cassier menyebut manusia sebagai Animal Symbolicum. Animal Symbolicum yang berarti makhluk yang

menggunakan simbol.

(43)

Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa Bahasa Indonesia adalah salah satu mata pelajaran kelas III SD.

Penelitian ini meneliti tentang analisis butir soal pilihan ganda mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas III semester genap. Penelitian ini dilakukan pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006. Adapun Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas III semester genap adalah sebagai berikut:

Tabel 2.1 SK, KD, dan Indikator Bahasa Indonesia Semester Genap Kelas III

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator

(44)
(45)

Menulis

Sumber: Rosyid, Sudarmawarti & Marjuki (2015: 1)

Tabel 2.1 memaparkan tentang Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator pada mata pelajaran Bahasa Indonesia tahun pelajaran semester genap tahun pelajaran 2014/2015. Standar Kompetensi dibagi menjadi 4, yaitu Standar Kompetensi 5 (mendengarkan), Standar Kompetensi 6 (berbicara), Standar Kompetensi 7 (membaca), dan Standar Kompetensi 8 (menulis). Masing-masing Standar Kompetensi mempunyai Kompetensi Dasar masing-masing.

4. Pilihan Ganda (Multiple Choice) a. Pengertian Pilihan Ganda

(46)

melengkapinya harus memilih satu dari beberapa kemungkinan jawaban yang telah disediakan (Sulistyorini, 2009:105). Pilihan ganda juga terdiri atas bagian keterangan (stem) dan bagian kemungkinan jawaban atau alternatiif (options). Kemungkinan jawaban (option) terdiri atas satu jawaban yang benar yaitu kunci jawaban dan beberapa pengecoh.

b. Penggunaan Pilihan Ganda.

Tes bentuk Pilihan Ganda (PG) ini merupakan bentuk tes obyektif yang paling banyak digunakan karena banyak sekali materi yang dapat dicakup (Sulistyorini, 2009: 105).

c. Petunjuk Penyusunan

Sulistyorini (2009: 105) juga mengemukakan bahwa soal bentuk pilihan ganda ini adalah soal bentuk benar-salah, tetapi dalam bentuk jamak. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penyusunan soal pilihan ganda:

1) Dibuat petunjuk yang jelas.

2) Option harus merupakan pengertian yang homogen, seimbang dan sejenis, sehingga seolah-olah semua benar.

(47)

5. Analisis Butir Soal

a. Pengertian Analisis Butir Soal

Sebagai suatu alat ukur, tes dapat dikatakan berhasil apabila dapat berfung sesuai dengan fungsi dan tujuan dari tes tersebut. Untuk dapat melihat keberhasilan suatu tes dapat dilakukan dengan cara melakukan analisis pada butir soal bersangkutan (Sudjana, 2012: 135) mengemukakan bahwa analisis butir soal adalah pengkajian pertanyaan-pertanyaan tes agar diperoleh perangkat pertanyaan yang memiliki kualitas yang memadai.

Analisis butir soal adalah penelaahan butir soal melalui informasi melalui informasi dari jawaban peserta tes guna meningkatkan kualitas butir soal yang bersangkutan (Kusaeri & Suprapnanto, 2012:173). Arukunto (2012, 222) juga mengemukakan pendapatkan bahwa analisis soal adalah suatu proses pengidentifikasian, sehingga suatu soal dikatakan baik atau jelek, dan juga terdapat petunjuk untuk mengadakan perbaikan.

Dari pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa Analisis butir soal adalah suatu kegiatan dimana di dalam kegiatan tersebut dapat menghasilkan kesimpulan suatu soal dikatakan berkualitas atau tidak, baik ataupun jelek.

b. Cara Menganalisis Butir Soal

(48)

1) Analisis Kualitatif

Menurut Mulyasa (2009: 1) analisis kuantitatif sering disebut sebagai validitas logis (logical validity). Validitas logis adalah penelaahan yang dimaksudkan untuk menganalisis soal yang ditinjau dari segi teknis, isi dan editorial. Pada penelitian ini, analisis kualitatif digunakan untuk menguji validitas isi dari soal yang menunjukkan bahwa soal tersebut sesuai dengan materi yang diberikan kepada siswa atau tidak.

2) Analisis Kuantitatif

Analisis soal kuantitatif menekankan pada karakteristik internal tes melalui data yang diperoleh secara empiris (Surapranata, 2004: 10). Analisis kuantitatif dilakukan untuk menentukan reliabilitas, tingkat kesukaran, daya beda, dan juga keberfungsian pengecoh.

6. Validitas Isi

a. Pengertian Validitas

(49)

diperlukan untuk melihat kualitas suatu alat tes. validitas menurut Sudjana (2012: 12) mempunyai pengertian yaitu ketetapan alat penilaian terhadap konsep yang dinilai sehingga betul-betul menilai apa yang seharusnya dinilai.

Dari pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa validitas adalah suatu ketetapan alat ukur yang digunakan untuk mengukur sesuatu yang seharusnya akan diukur.

b. Tipe Validitas

Azwar (2013: 175) berpendapat bahwa validitas dibagi menjadi 3 tipe, yaitu: Validitas Isi (content), Validitas Konstruk (construct), dan Validitas Berdasar Kriteria (criterion-related).

1) Validitas Isi (content)

Validitas isi menunjukkan sejauhmana soal-soal di dalam tes mencakup keseluruhan kawasan isi yang hendak diukur oleh tes itu. pengertian mencakup keseluruhan kawasan isi tidak saja berarti tes itu tetep harus komprehensif akan tetapi isinya harus pula tetap relevan dan tidak keluar dari batasan tujuan pengukuran. 2) Validitas Konstruk (construct)

(50)

3) Validitas Berdasar Kriteria (criterion-related)

Dalam pengujian validitas berdasar kriteria, bukti validitas suatu tes diperlihatkan oleh adanya hubungan skor pada tes yang bersangkutan dengan skor suatu kriteria. Untuk melihat hubungan termaksud dilakukan analisis korelasi. Validitas berdasar kriteria dibagi menjadi 2 validitas, yaitu validitas prediktif (predictive) dan validitas konkuren (concurrent). Validitas prediktif (predictive) adalah validitas yang disusun untuk memprediksi performansi di masa yang akan datang. Sedangkan validitas konkuren (concurrent) adalah validitas yang bertujuan hendak melihat konkordensi atau kesesuaian hasil ukur tes dengan hasil suatu pengukuran yang relevan.

c. Validitas Isi 1) Pengertian

(51)

yang mempunyai validitas isi, maka instrumen harus disusun berdasarkan silabus materi pelajaran yang telah dipelajari siswa atau kompetensi yang dikembangkan dalam kegiatan pembelajaran. Pengembangan tes menggunakan spesifikasi domain isi tes. Spesifikasi isi menjelaskan isi secara rinci, dengan spesifikasi cakupan isi dan tipe butir soal.

Jadi, dari pendapat para ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa validitas isi adalah pengujian suatu alat ukur yang dilakukan dengan cara mencocokkan soal-soal dan indikator-indikator untuk melihat kesesuaian dengan materi yang diberikan kepada siswa. 2) Kriteria Validitas Isi

Validitas isi berkaitan dengan pertanyaan “sejauh mana butir

tes mencakup keseluruhan indikator kompetensi yang dikembangkan dan materi atau bahan yang ingin diukur”. Untuk

menyusun instrumen yang memenuhi validitas isi, maka dalam penyusunan butir-butir instrumen harus mengacu pada silabus, mulai dari kompetensi dasar, indikator, dan tujuan pembelajaran. Suatu instrumen harus sesuai dengan indikator pencapaian kompetensi dasar. Apabila tidak sesuai, maka instrumen tersebut dapat dikatakan tidak memenuhi validitas isi.

(52)

mencocokkan soal-soal dan indikator-indikator untuk melihat kesesuaian dengan materi yang diberikan kepada siswa.

7. Reliabilitas

a. Pengertian Reliabilitas

Reliabilitas adalah tingkat atau derajat konsistensi dari suatu instrumen (Arifin, 2009: 258). Suatu alat tes dikatakan reliable, apabila alat tes tersebut ketika diteskan menunjukkan hasil yang sama, walaupun tempat serta waktunya berbeda. Kerlinger dalam Arifin (2009: 258), mengemukakan bahwa reliabilitas dapat diukur dari tiga kriteria, yaitu stability, dependability, dan predictability. Stability menunjukkan pada kestabilan suatu tes dalam mengukur gejala yang ada pada waktu yang berbeda. Dependability menunjukkan seberapa jauh suatu tes tersebut dapat diandalkan. Sedangkan predictability, menunjukkan kemampuan tes dapat meramalkan gejala yang akan datang.

(53)

pengertian reliabilitas tes, berhubungan dengan masalah ketetapan hasil tes.

Jika validitas terkait dengan ketetapan obyek yang tidak lain adalah tidak menyimpangnya data dari kenyataan, artinya bahwa data tersebut benar, maka konsep reliabilitas terkait dengan pemotretan berkali-kali. Instrumen yang baik adalah instrumen yang dapat dengan ajeg memberikan data yang sesuai dengan kenyataan. Untuk dapat memperoleh gambaran yang ajeg memang sulit karena unsur kejiwaan manusia itu sendiri tidak konsisten. Misalnya kemampuan kecakapan, sikap, dan sebagainya berubah-ubah dari waktu ke waktu.

Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa reliabilitas adalah ketetapan suatu soal apabila diukur pada kelompok yang sama, serta tempat dan waktu yang berbeda namun menunjukkan hasil yang konsisten.

b. Kriteria Reliabilitas

(54)

119). Adapun pembagian kategori koefisien reliabilitas adalah sebagai berikut:

Tabel 2.2 Kategori Koefisien Reliabilitas

No. Koefisien Reliabilitas Makna

1. 0,00 ≤ r ≤ 0,19 Korelasi amat Rendah

2. 0,20 ≤ r ≤ 0,39 Korelasi Rendah

3. 0,40 ≤ r ≤ 0,69 Korelasi Cukup

4. 0,70 ≤ r ≤ 0,89 Korelasi Tinggi

5. 0,90 ≤ r ≤ 1,00 Korelasi amat Tinggi Sumber: Basuki dan Hariyanto (2014: 119)

(55)

8. Tingkat Kesukaran Soal

a. Pengertian Tingkat Kesukaran Soal

Tingkat kesukaran soal adalah proporsi jumlah peserta tes yang menjawab benar, yaitu perbandingan jumlah peserta tes yang menjawab dengan benar dengan jumlah peserta tes seluruhnya (Kunandar, 2013: 240). Untuk memperoleh soal yang baik selain mempertimbangkan validitas dan reliabilitas adalah adanya keseimbangan dari tingkat kesulitan soal tersebut. Keseimbangan yang dimaksud adalah adanya soal-soal yang termasuk mudah, sedang dan sukar secara proporsional (Sulistyorini, 2009: 173). Tingkat kesukaran soal dipandang dari kesanggupan atau kemampuan siswa di dalam menjawab suatu pertanyaan, bukan dilihat dari sudut pandang guru pembuat soal.

(56)

b. Rumus Tingkat Kesukaran Soal

Untuk menghitung tingkat kesukaran soal bentuk objektif dapat menggunakan rumus sebagai berikut (Arikunto, 2012: 223):

Keterangan :

P = tingkat kesukaran

B = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan benar JS = jumlah seluruh siswa peserta tes

c. Kriteria Tingkat Kesukaran

Kriteria indeks kesukaran soal itu adalah sebagai berikut (Sulistyorini, 2009: 175):

Tabel 2.3 Kategori Tingkat Kesukaran Soal (1)

No Indeks Kesukaran Soal Kategori

1 0 – 0,30 Soal kategori sukar

2 0,31 – 0,70 Soal kategori sedang

3 0,71 – 1,00 Soal kategori mudah

Sumber: Sulistyorini (2009: 175)

(57)

Purwanto (2009: 101) mengemukakan bahwa tingkat kesukaran soal dapat dikategorikan menjadi 5 kelompok, yaitu sangat sukar, sukar, sedang, mudah, dan sangat mudah.

Tabel 2.4 Kategori Tingkat Kesukaran (2)

Indeks Kesukaran Kategori

0,00-0,19 Sangat Sukar

0,20-0,39 Sukar

0,40-0,59 Sedang

0,60-0,79 Mudah

0,80-1,00 Sangat Mudah

Sumber: Purwanto (2009: 101)

(58)

9. Daya Beda

a. Pengertian Daya Beda

Azwar (2013: 137) mengungkapkan daya beda adalah kemampuan item dalam membedakan antara siswa yang mempunyai kemampuan tinggi (diwakili oleh siswa dalam Kelompok Tinggi) dan siswa yang mempunyai kemampuan rendah (diwakili oleh siswa dalam Kelompok Rendah). Suatu item dikatakan mempunyai daya beda yang tinggi apabila item tersebut mampu dijawab dengan benar oleh semua atau sebagian besar siswa yang berada di Kelompok Tinggi, dan tidak dapat dijawab oleh semua atau sebagian siswa yang berada di Kelompok Rendah. Semakin besar perbedaan antara proporsi penjawab benar dari Kelompok Tinggi dan dari Kelompok rendah, semakin besar pula daya diskriminasi dari item.

Arifin (2009: 273) mengemukakan daya beda adalah pengukuran sejauh mana suatu butir soal mampu membedakan peserta didik yang sudah menguasai kompetensi dengan peserta didik yang kurang menguasai kompetensi berdasarkan kriteria tertentu.

(59)

10. Keberfungsian Pengecoh

a. Pengertian Keberfungsian Pengecoh

Keberfungsian pengecoh yang ada pada suatu item dianalisis dari distribusi jawaban terhadap item yang bersangkutan pada setiap alternatif yang disediakan. Keberfungsian pengecoh digunakan untuk melihat apakah semua pengecoh atau semua pilihan jawaban yang bukan kunci telah berfungsi sebagaimana mestinya, yaitu apakah pengecoh-pengecoh telah dipilih oleh siswa (atau semua) dari Kelompok Rendah, sedangkan siswa dari Kelompok Tinggi hanya sedikit (atau tidak ada) yang memilihnya (Azwar, 2013: 141). Keberfungsian pengecoh dianggap baik bila jumlah peserta didik yang memilih pengecoh itu sama atau mendekati jumlah ideal.

Dari kesimpulan beberapa ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa keberfungsian pengecoh adalah sebaran pilihan jawaban peserta didik yang akan digunakan untuk menjawab pertanyaan.

b. Rumus Keberfungsian Pengecoh

Menurut Arifin (2009: 279) keberfungsian pengecoh dihitung dengan rumus:

Keterangan:

IP = Keberfungsian pengecoh

(60)

N = jumlah peserta didik yang ikut tes

B = jumlah peserta didik yang menjawab benar pada setiap soal n = jumlah alternatif jawaban (opsi)

1 = bilangan tetap

c. Kriteria Keberfungsian Pengecoh

Adapun suatu kategori yang dipakai untuk menentukan keberfungsian pengecoh adalah suatu pengecoh mempunyai tingkat keefektifan yang baik apabila diikuti sebesar 5% dari keseluruhan peserta yang mengikuti tes tersebut (Arikunto, 2012: 234). Kunandar (2009: 43) juga memaparkan bahwa pengecoh dapat dikatakan berfungsi dengan baik apabila dipilih paling sedikit oleh 2,5% peserta tes.

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan ini dimaksudkan untuk membandingkan dengan penelitian yang akan dicapai oleh peneliti. Penelitian yang dilakukan oleh Rahmayati, Suwarni & Miswar (2011) dengan judul “Analisis Butir Soal ulangan Semester Ganjil Mata Pelajaran Geografi Siswa Kelas X SMA Bina Mulya Bandar Lampung Tahun Pelajaran 2011/2012”. Penelitian ini

(61)

butir soal dari tingkat kesukaran yaitu 5 soal dikategorikan sangat sukar, 3 sukar, 9 sedang, 12 mudah, dan 11 butir soal sangat mudah. kualitas butir soal dari segi daya beda yaitu 8 soal sangat jelek, 9 jelek sekali, 6 tidak mempunyai daya pembeda sama sekali atau 0,8 cukup, 7 soal sangat baik, dan 1 soal memiliki daya beda yang baik/baik sekali. Namun, pola jawaban menunjukkan bahwa soal tersebut merupakan kumpulan butir soal yang baik. Hal ini dapat dilihat dari penyebaran jumlah peserta tes dalam memilih pilihan jawaban yang sudah tersebar secara baik disetiap butir dan distraktor telah menjalankan fungsinya dengan baik.

Penelitian yang dilakukan oleh Amalia dan Widayanti memiliki judul “Analisis Butir Soal Tes Kendali Mutu Kelas XII SMA Mata Pelajaran

Ekonomi Akuntansi di Kota Yogyakarta tahun 2012”. Penelitian ini termasuk

jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Sedangkan, pengumpulan datanya dilakukan dengan menggunakan metode dokumentasi untuk memperoleh data butir-butir soal, kunci jawaban, dan hasil tes siswa. Dari penelitian tersebut menunjukkan bahwa tingkat kesukaran soal baik, reliabilitas yang tinggi, memiliki daya beda yang baik, namun kualitas distraktor pada soal tersebut kurang baik.

Di dalam jurnal ilmiah yang berjudul “Analisis Soal Ulangan Tengah

(62)

pengumpulan data yang digunakan adalah kartu pencatat telaah dan pedoman wawancara. Di dalam jurnal tersebut, peneliti mengungkapkan bahwa reliabilitas soal yang diujikan tersebut rendah. Tingkat kesukaran soal ulangan tengah semester tersebut, terdapat 5 soal yang dikategorikan sukar, 9 soal dikategorikan sedang, 12 soal dikategorikan mudan, dan 11 soal dikategorikan sangat mudah. Reliabilitas di dalam soal ini mempunyai kategori rendah, yaitu sebesar 0,322. Daya beda ulangan tengah semester bahasa Indonesia kelas XII MAS Raudhatul Ulum terdapat 8 soal dikategorikan jelek, 9 soal dikategorikan jelek sekali, 6 soal dikategorikan tidak mempunyai daya beda sama sekali, 8 soal dikategorikan cukup, 8 soal dikategorikan sangat baik, dan 1 soal dikategorikan baik/sangat baik. Di dalam penelitian tersebut juga membahas tentang sistematika penulisan soal.

Selanjutnya di dalam skripsi yang disusun oleh Suminarsih (2012) yang berjudul “Analisis Kualitas Butir Soal Ulangan Tengah Semester Genap

Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Siswa Kelas 3 MI Negeri Jejeran Bantul Yogyakarta Tahun Pelajaran 2011/2012” juga membahas tentang analisis

(63)

Daya beda juga kurang baik, karena masih ditemukan 8 soal atau 32% dari soal pilihan ganda memiliki daya beda yang buruk. Fungsi distraktor di dalam soal tersebut juga kurang baik, karena masihh ditemukan 20 distraktor atau 40% dari keseluruhan distraktor kurang berfungsi dengan baik. Padahal, suatu distraktor dapat dikatakan baik apabila dipilih oleh 5% dari seluruh peserta tes.

Penelitian selanjutnya berjudul “Analisis Butir Soal Tes Ulangan

(64)

memilih dan 1 butir soal memiliki 2 pengecoh yang tidak berfungsi dengan baik.

C. Literature Map

Literature Map di dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

SMA SD SMP

Gambar 2.1 Literature Map Penelitian Soal Ulangan Tengah

(65)

Di dalam gambar 2.1 di atas menunjukkan keterkaitan antara penelitian yang dilakukan oleh peneliti dengan penelitian milik peneliti lain. Hal ini ditunjukkan dengan judul penelitian yang relevan dengan penelitian yang lain. Penelitian di atas dilakukan untuk menganalisis suatu soal, baik itu soal SD, SMP, atau pun SMA. Namun, perbedaan yang yang terjadi dengan penelitian sebelumnya terletak pada tempat penelitian, waktu penelitian atau pun mata pelajaran yang diteliti.

D. Kerangka Berpikir

Untuk meningkatkan kualitas pendidikan yang ada di Indonesia dapat dilakukan dengan banyak cara. Salah satunya dengan melakukan evaluasi. Evaluasi bertujuan untuk mengetahui apakah kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan, sudah sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Melalui kegiatan evaluasi ini pula, peserta didik akan menjadi termotivasi untuk meningkatkan prestasi belajarnya. Melalui kegiatan evaluasi ini juga akan membantu mengatasi permasalahan yang ada di dalam kegiatan pembelajaran. Evaluasi salah satunya dapat dilakukan dengan memberikan soal tes kepada peserta didik. Untuk mengetahui suatu kualitas soal baik ataupun kurang baik, dapat dilakukan dengan analisis butir soal. Analisis butir soal ini terdiri dari lima unsur yaitu validitas isi, reliabilitas, tingkat kesukaran soal, daya beda, dan juga keberfungsian pengecoh.

(66)

alat ukurnya atau tidak. Validitas isi merupakan validitas yang paling penting diantara validitas yang lainnya. Hal ini dikarenakan, validitas isi ini dapat mengungkapkan apakah suatu alat ukur sesuai dengan isi alat ukurnya atau tidak. Analisis soal juga berkaitan dengan reliabilitas, reliabilitas adalah kemampuan suatu soal apabila diukur pada waktu yang bersamaan, serta tempat yang berbeda namun menunjukkan hasil yang sama. Suatu soal yang mempunyai tingkat reliabilitas yang tinggi apabila diteskan lagi kepada peserta didik di waktu yang berbeda namun di kelas yang sama akan menunjukkan hasil yang tidak jauh berbeda. Analisis soal juga berkaitan dengan tingkat kesukaran soal. Suatu soal dikatakan mempunyai tingkat kesukaran yang baik apabila soal tersebut tidak terlalu mudah atau pun tidak terlalu sulit. Apabila soal yang diberikan kepada siswa terlalu mudah, maka soal tersebut tidak dapat memberikan tantangan kepada siswa di dalam memecahkan masalah. Namun, apabila soal yang diberikan kepada siswa terlalu sulit maka akan membuat siswa putus asa karena tidak mampu menyelesaikan masalah tersebut.

(67)

dikatakan mempunyai keberfungsian pengecoh yang baik apabila dipilih secara merata oleh peserta didik yang menjawab salah. Sedangkan, pengecoh yang kurang baik akan dipilih tidak merata oleh peserta didik yang menjawab salah.

E. Hipotesis Penelitian

Hipotesis di dalam penelitian ini adalah:

1. Validitas butir soal pilihan ganda Ulangan Akhir Semester genap tahun pelajaran 2014/2015 mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas III SD di Kecamatan Depok 100% valid.

2. Reliabilitas butir soal pilihan ganda Ulangan Akhir Semester genap tahun pelajaran 2014/2015 mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas III SD di Kecamatan Depok tinggi.

3. Tingkat kesukaran butir soal pilihan ganda Ulangan Akhir Semester genap tahun pelajaran 2014/2015 mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas III SD di Kecamatan Depok 100% baik.

4. Daya beda butir soal pilihan ganda Ulangan Akhir Semester genap tahun pelajaran 2014/2015 mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas III di Kecamatan Depok 100% sangat bagus.

(68)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode survei tipe penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Penelitian deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan realitas sosial yang ada di dalam masyarakat (Mantra, 2004: 38). Suryabrata (2008: 75) juga memaparkan bahwa penelitian deskriptif juga bertujuan untuk nembuat laporan penelitian secara sistematis, factual, dan akuran mengenai fakta-fakta dan sifat-sifat populasi atau daerah tertentu. Namun, di dalam penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan kelayakan butir-butir soal pilihan ganda UAS genap pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas III pada tahun pelajaran 2014/2015 se-Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman. Suatu soal dikatakan layak atau tidak didasarkan pada beberapa hal, yaitu validitas soal, reliabilitas soal, daya pembeda, tingkat kesukaran soal, dan keefektifan keberfungsian pengecoh.

(69)

Indonesia kelas III se-Kecamatan Depok Kabupaten Sleman pada tahun pelajaran 2014/2015.

B. Tempat dan Subyek Penelitian 1. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di 49 Sekolah Dasar (SD) di Kecamatan Depok, Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta yang memakai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

2. Subyek Penelitian

Subyek dalam penelitian ini adalah semua SD yang memakai Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP), yaitu sebanyak 28 Sekolah Dasar (SD) di Kecamatan Depok Kabupaten Sleman dengan peserta didik yang berjumlah 829 anak.

.

C. Waktu Penelitian

(70)

D. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kualitas atau karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari serta ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2014: 297). Populasi tidak selalu diidentikkan dengan manusia atau tempat saja, namun populasi juga dapat berupa suatu benda. Populasi di dalam penelitian ini meliputi soal pilihan gandaUAS genap mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas III pada tahun pelajaran 2014/2015 se-Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman, yang berjumlah 49 sekolah dasar, baik sekolah negeri ataupun swasta. Berikut nama-nama sekolah tersebut:

Tabel 3.1 Nama-nama Sekolah di Kecamatan Depok

No Nama Sekolah No Nama Sekolah 17 SD N Kentungan 42 SD Kanisius Condongcatur 18 SD N Ngringin 43 SD Kanisius Sengkan

19 SD N Condongcatur 44 SD Muhammadiyah Gorongan 20 SD N Gambiranom 45 SD Teruna Bangsa

(71)

24 SD N Ringinsari 49 SD Cahaya Bangsa Utama 25 SD N Caturtunggal 1

(72)

2. Sampel

Karena berbagai alasan tidak semua hal yang ingin dijelaskan atau diramalkan dapat diteliti. Penelitian ilmiah boleh dikatakan hampir selalu hanya dilakukan terhadap sebagian atau beberapa dari hal-hal yang ingin diteliti saja (Suryabrata, 2008: 35). Jadi penelitian itu hanya dilakukan terhadap sampel, tidak terhadap populasi. Sampel adalah bagian dari populasi yang dipilih untuk mengikuti prosedur tertentu sehingga dapat mewakili populasinya ( Purwanto dan Sulistyastuti, 2007: 37).

Agar sampel yang didapatkan akurat serta dapat mewakili populasinya, peneliti menggunakan teknik pengambilan sampling, yaitu purposive sampling. Purwanto dan Sulistyastuti mengatakan bahwa purposive

sampling adalah suatu unit/individu yang dipilih dengan

(73)

peserta sebesar 829 peserta didik. Berikut nama-nama SD yang dijadikan sampel pada penelitian ini:

Tabel 3.2 Nama-nama Sekolah Sampel

No Nama Sekolah Dasar No Nama Sekolah Dasar

1 SD N Corongan 15 SD N Timbulharjo

2 SD N Gejayan 16 SD N Ringinsari

3 SD N Mustokorejo 17 SD N Caturtunggal 4 4 SD N Nanggulan 18 SD N Caturtunggal 6 5 SD N Adisucipto 1 19 SD N Puren

6 SD N Adisucipto 2 20 SD N Sarikarya

7 SD N Kledokan 21 SD N Karangasem

8 SD N Ambarukmo 22 SD N Bhaktikarya

9 SD N Deresan 23 SD N Kalongan

10 SD N Karangwuni 1 24 SD N Nolobangsan

11 SD N Samirono 25 SD Bopkri Demangan 3

12 SD N Ngringin 26 SDK Demangan Baru 1

13 SD N Condongcatur 27 SD Teruna Bangsa

14 SD N Tajem 28 SD Islam Al-Islam

Tabel 3.3 tersebut menjelaskan daftar Sekolah Dasar (SD) yang dijadikan sampel penelitian. Dari data tersebut terdapat 28 SD yang dijadikan sampel, yang terdiri dari 24 SD negeri dan 4 SD swasta.

E. Variabel Penelitian

(74)

1. Validitas Isi

Validitas isi adalah kemampuan pengujian validitas terhadap kesesuaian antara soal pilihan ganda UAS genap dengan materi yang telah disampaikan pada mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas III tahun pelajaran 2014/2015.

2. Reliabilitas

Reliabilitas adalah kemampuan suatu soal apabila diukur pada waktu yang bersamaan, serta tempat yang berbeda namun menunjukkan hasil yang sama pada soal pilihan ganda UAS genap mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas III tahun pelajaran 2014/2015.

3. Tingkat Kesukaran

Tingkat kesukaran soal adalah derajat pengukuran kesukaran suatu soal pilihan ganda UAS genap mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas III tahun pelajaran 2014/2015 semester genap, yang menunjukkan suatu soal tersebut tersebut termasuk ke dalam soal yang mempunyai tingkat kesukaran rendah, sedang, atau pun tinggi.

4. Daya Pembeda

(75)

5. Keberfungsian Pengecoh

Keberfungsian pengecoh adalah kemampuan suatu pengecoh soal pilihan ganda UAS genap mata pelajaran Bahasa Indonesia tahun pelajaran 2014/2015 dalam mengecoh jawaban siswa yang bertujuan untuk menguji sejauh mana pengetahuan peserta didik terhadap materi yang telah diberikan.

F. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan teknik yang digunakan untuk mencari data yang akurat, relevan, dan sesuai dengan topik permasalahan yang akan dicari. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilaksanakan dengan dua metode, yaitu metode dokumentasi dan metode wawancara. 1. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah metode yang digunakan untuk mendapatkan berkas atau data yang dibutuhkan berupa benda-benda tertulis, seperti buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan, notulen rapat, nilai raport, dan catatan harian (Arikunto, 2013: 201).

2. Metode Wawancara

(76)

narasumber untuk mendapatkan informasi secara mendalam. Wawancara-wawancara tersebut dilakukan dengan Kepala UPT Kecamatan Depok dan beberapa Kepala SD di Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman. Wawancara yang dilakukan oleh peneliti dilakukan untuk mencari data yang tidak dapat ditemukan ketika melakukan peneliti.

G. Instrumen Penelitian

Adapun instrumen penelitian yang digunakan di dalam penelitian ini ada 2, yaitu:

1. Check List

(77)

Tabel 3.3 Instrumen Penelitian Check Llist

No.

Nama SD

Dokumen yang telah diserahkan oleh pihak SD kepada peneliti

25 SD Bopkri Demangan III

- -  26 SDK Demangan Baru 1  -

27 SD Teruna Bangsa  -

Gambar

Tabel 2.1 SK, KD, dan Indikator Bahasa Indonesia Semester
gambar seri dengan menggunakan pilihan kata dan kalimat yang
Tabel 2.2 Kategori Koefisien Reliabilitas
Tabel 2.3 Kategori Tingkat Kesukaran Soal (1)
+7

Referensi

Dokumen terkait

[r]

4.7 Hasil Analisa Statistik Nilai Keterampilan Berpikir Kritis Siswa (aspek keterampilan mensintesis) Uji Coba Terbatas Siklus Kesatu sampai Siklus Keempat Di SDN

Hasil ini menunjukkan bahwa kadar siklamat pada masing-masing sampel tidak melebihi kadar yang diperbolehkan menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik

Observasi pembelajaran di kelas dilakukan dengan cara mengikuti kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru pembimbing dari mahasiswa yang bersangkutan. Observasi

Kenaikan tingkat efisiensi sebesar 0,04% dari tahun 2009 ke tahun 2010 menunjukkan bahwa gempa bumi pada tanggal 30 September 2009 yang lalu tidak berdampak signifikan terhadap

Penyair tidak menyebutkan adat tasybih dan wajh syibh nya, karena akan memberi kesan bahwa musyabbah lebih lemah dari musyabbah bih , dan memaksakan

[r]

F(hhi{qryJJjFd!Ffuliei hi dq &a Ftuuhd {dt