• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

A. Kajian Pustaka

1. Evaluasi

tertentu.

2. Validitas isi adalah pengujian suatu alat ukur yang dilakukan dengan cara mencocokkan soal-soal dan indikator-indikator untuk melihat kesesuaian dengan materi yang diberikan kepada siswa.

3. Reliabilitas adalah ketetapan suatu soal apabila diukur pada kelompok yang sama, serta tempat dan waktu yang berbeda namun menunjukkan hasil yang konsisten.

4. Analisis butir soal adalah suatu kegiatan dimana di dalam kegiatan tersebut dapat menghasilkan kesimpulan suatu soal dikatakan berkualitas atau tidak, baik ataupun jelek.

5. Tingkat kesukaran soal adalah derajat pengukuran kesukaran suatu soal. 6. Daya beda adalah kemampuan suatu soal dalam membedakan sejauh mana

pengetahuan masing-masing peserta didik.

7. Keberfungsian pengecoh adalah sebaran pilihan jawaban peserta didik yang akan digunakan untuk menjawab pertanyaan.

8. Bahasa Indonesia adalah salah satu mata pelajaran kelas III SD yang di dalamnya memuat aspek mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis.

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Kajian Teori 1. Evaluasi

a. Pengertian Evaluasi

Mengukur, menilai dan mengevaluasi mempunyai perbedaan. “Mengukur adalah membandingkan sesuatu dengan satu ukuran, pengukuran itu bersifat kuantitatif. Menilai adalah mengambil suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk. Menilai bersifat kualitatif. Sedangkan mengevaluasi adalah kegiatan yang meliputi dua langkah tersebut, yaitu mengukur dan menilai” (Arikunto, 2013: 3).

Evaluasi merupakan proses menggambarkan, memperoleh, dan menyajikan informasi yang berguna untuk merumuskan suatu alternatif keputusan (Putra, 2013: 71). Secara harafiah, evaluasi berasal dari Bahasa Inggris yakni “evaluation”. Kata kerja

evaluation” adalah “evaluate”, yang berarti menaksir atau menilai. Sedangkan, orang yang menilai atau menaksir adalah evaluator. Evaluasi adalah pengumpulan kenyataan secara sistematis untuk menetapkan apakah dalam kenyataannya terjadi perubahan dalam diri siswa dan menetapkan sejauh mana tingkat perubahan dalam pribadi siswa atau tidak (Bloom dalam Putra, 2013: 73).

Evaluasi adalah proses pemberian makna atau ketetapan kualitas hasil pengukuran dengan cara membandingkan angka hasil pengukuran tersebut dengan kriteria tertentu (Uno & Koni, 2012: 3). Adapun pendapat lain yang mengemukakan bahwa evaluasi merupakan penilaian terhadap data yang dikumpulkan melalui kegiatan assessment (Kumano dalam Putra, 2013:73).

Menurut Carl H. Witherington dalam Arifin (2009: 5) mengungkapkan “an evaluation is a declaration that something has or does not have value”. Wand and Brown di dalam Arifin (2009:5) juga

berpendapat “….refer to the act or process to determining the value of

something”. Kedua pendapat ini menegaskan pentingnya evaluasi di dalam pendidikan. Evaluasi adalah suatu proses yang sistematis dan berkelanjutan untuk menentukan kualitas (nilai dan arti) dari sesuatu (Arifin, 2009: 5). Pendapat ini juga menegaskan, bahwa evaluasi berhubungan dengan nilai dan arti. Selain itu, proses dan hasil evaluasi sangat dipengaruhi oleh beragam pengamatan, latar belakang dan pengalaman praktis evaluator itu sendiri (Sax dalam Arifin, 2009: 5).

Evaluasi merupakan pengukuran, penilaian dan evaluasi merupakan kegiatan yang bersifat hierarki (Tatang, 2012: 227). Di dalam evaluasi, ketiga kegiatan tersebut tidak dapat dipisahkan. Semua kegiatan tersebut saling berkaitan satu sama lain.

Dari beberapa pendapat para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa evaluasi adalah suatu rangkaian yang disusun secara sistematis

dan berkelanjutan untuk mengetahui kualitas suatu soal berdasarkan kriteria tertentu. Dari semua pendapat tersebut, evaluasi mempunyai ciri khas, antara lain: 1) sebagai kegiatan yang sistematis, evaluasi dilakukan secara berkesinambungan. Sebuah program pembelajaran seharusnya dievaluasi setiap akhir program tersebut, 2) dalam pelaksanaan evaluasi dibutuhkan data dan informasi yang akurat untuk menunjang keputusan yang akan diambil. Karena, asumsi-asumsi ataupun prasangka bukan merupakan landasan untuk mengambil keputusan di dalam evaluasi, 3) kegiatan evaluasi dalam pendidikan tidak pernah terlepas dari tujuan-tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Dari ciri khas tersebut menjadi penegas bahwa evaluasi tidak dapat dipisahkan di dalam kegiatan pembelajaran. Selain itu, evaluasi juga mempunyai peranan yang sangat penting di dalam kegiatan pembelajaran.

b. Tujuan Evaluasi

Secara umum tujuan evaluasi ada 2, yaitu: 1) menghimpun berbagai keterangan yang akan dijadikan sebagai bukti perkembangan yang dialami oleh para peserta didik setelah mereka mengikuti proses pembelajaran dalam jangka waktu tertentu, 2) untuk mengetahui tingkat efektifitas dari berbagai metode pembelajarann yang telah digunakan dalam proses pembelajaran (Putra, 2013: 82).

Selain tujuan umum tersebut, evaluasi juga memiliki beberapa tujuan khusus, yaitu: 1) merangsang kegiatan peserta didik dalam

menempuh program pendidikan, 2) mencari dan menemukan faktor penyebab keberhasilan maupun ketidakberhasilan peserta didik dalam mengikuti program pemdidikan, sehingga dapat menemukan jalan keluar (Putra, 2013: 83). Evaluasi dapat merangsang peserta didik dalam menempuh program pendidikan.

Menurut Basrowi (dalam Putra, 2013:83), tujuan evaluasi pada dasarnya digolongkan ke dalam empat kategori berikut.

1. Memberikan umpan balik terhadap proses belajar mengajar dan mengadakan program perbaikan (remedial) bagi siswa.

2. Menentukan angka kemajuan masing-masing siswa yang antara lain dipakai sebagai pemberian laporan kepada orang tua.

3. Penentuan kenaikan tingkat atau status dan lulus tidaknya.

4. Menempatkan siswa dalam situasi belajar mengajar yang tepat, misalnya dalam penentuan program studi atau jurusan dengan tingkat kemampuan dan karakteristik lain.

Evaluasi juga bertujuan untuk melihat dan mengetahui proses yang terjadi dalam proses pembelajarandan output (Tatang, 2012: 241). Input adalah peserta didik yang telah dinilai kemampuannya dan siap mengikuti proses pembelajaran. Transformasi adalah segala sesuatu yang terlibat di dalam kegiatan pembelajaran, antara lain: guru, media pembelajaran, bahan pembelajaran, metode pengajaran, sarana dan prasarana penunjang, dan sistem administrasi. Sedangkan,

yang dimaksud dengan output adalah sesuatu yang telah dihasilkan dari proses pembelajaran.

c. Fungsi Evaluasi

Secara umum, evaluasi sebagai suatu tindakan atau proses setidaknya memiliki tiga macam fungsi pokok, yaitu mengukur kemajuan, menunjang penyusunan rencana, dan memperbaiki atau melakukan penyempurnaan kembali (Putra, 2013: 84). Kegiatan evaluasi juga dapat mengukur sejauhmana tujuan pembelajaran dapat tercapai. Apabila tujuan pembelajaran belum dapat tercapai, maka dengan pelaksanaan evaluasi yang berkesinambungan ini tujuan pembelajaran tersebut akan dapat tercapai.

Menurut Scriven (dalam Arifin, 2009: 16) fungsi evaluasi dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu fungsi formatif dan fungsi sumatif. Fungsi formatif dilaksanakan apabila hasil yang diperoleh dari kegiatan evaluasi diarahkan untuk memperbaiki bagian tertentu atau sebagian besar bagian kurikulum yang dikembangkan. Sedangkan dari sistem keseluruhan, dan fungsi ini baru dapat dilaksanakan apabila pengembangan suatu kurikulum sudah dianggap selesai.

Dokumen terkait