• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pola kunjungan ke museum dan analisis perbedaan motivasi untuk berkunjung ke museum dilihat dari gender, usia dan status kunjungan wisatawan.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pola kunjungan ke museum dan analisis perbedaan motivasi untuk berkunjung ke museum dilihat dari gender, usia dan status kunjungan wisatawan."

Copied!
145
0
0

Teks penuh

(1)

xvii ABSTRAK

POLA KUNJUNGAN KE MUSEUM DAN ANALISIS PERBEDAAN MOTIVASI UNTUK BERKUNJUNG KE MUSEUM DILIHAT DARI GENDER, USIA DAN STATUS

KUNJUNGAN WISATAWAN

Melinda Kusumaningrum Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2015

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pola kunjungan ke museum dan apakah terdapat perbedaan motivasi berkunjung ke museum dilihat dari gender, usia, dan status kunjungan wisatawan. Penelitian ini dilakukan dengan dua tahap penelitian yaitu tahap pertama dilakukan dengan metode wawancara dengan responden yaitu wisatawan yang sedang berkunjung ke museum, dibedakan dalam wisatawan muda dan tua serta narasumber yang memiliki kompetensi dalam bidang pariwisata dan museum. Hasil dari penelitian tahap pertama digunakan sebagai dasar untuk membuat kuesioner yang akan digunakan pada penelitian tahap kedua. Penelitian tahap kedua dilakukan dengan metode kuesioner dengan pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling dan disebar sebanyak 100 responden yang dibagi menjadi 50 responden untuk masing-masing kategori usia muda dan tua yang berkunjung ke museum.

Pada penelitian tahap pertama, digunakan metode common theme approach dan content analysis untuk menganalisa hasil dari wawancara. Kemudian pada penelitian tahap kedua, digunakan analisis data yaitu uji beda dengan menggunakan program SPSS Statistics 16. Hasil dari penelitian ini bahwa tidak terdapat perbedaan motivasi wisatawan berkunjung ke museum dilihat dari segi usia, dan motivasi wisatawan yang mengunjungi museum atas kemauan sendiri atau tuntutan/perintah orang lain (lembaga atau institusi).

▸ Baca selengkapnya: contoh laporan kunjungan ke museum untuk smp

(2)

xviii ABSTRACT

VISITING MODEL TO THE MUSEUM AND ANALYSIS THE DIFFERENTIATION OF MOTIVATION FOR VISITING THE MUSEUM

LOOKED FROM THE GENDER, THE AGE, AND THE TOURIST STATUS

Melinda Kusumaningrum Sanata Dharma University

Yogyakarta 2015

This research aims to know the pattern of museum visit and to know if there is a difference in motivation for visiting to the museum based on the gender, age, and the visitor status. This research consists of two steps. The first step is done by interviewing the museum visitors. The researcher interviewed three groups closely related to museum; those are young visitors, the old visitors, and museum owner or manager. The result of the first research is employed in the second research. The second research is done by questionnaire method. The samples are taken by using purposive sampling technique. It is distributed to 100 respondents divided to the 50 young respondents to and 50 old ones. The first research uses common theme approach method and content analysis to analyze the result of interview. The second research uses difference test using SPSS Statistic 16 program. The result of this research is there is no difference in motivation between museum visitors based on the age and motivation.

(3)

i

POLA KUNJUNGAN KE MUSEUM DAN ANALISIS

PERBEDAAN MOTIVASI UNTUK BERKUNJUNG KE

MUSEUM DILIHAT DARI GENDER, USIA DAN STATUS

KUNJUNGAN WISATAWAN

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh :

Melinda Kusumaningrum

NIM : 112214066

PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(4)
(5)
(6)

iv

Motto dan Persembahan

“MELUHURKAN MUSEUM, MEMULIAKAN KEBUDAYAAN”

Putu Supadma Rudana

“Mustahil adalah bagi mereka yang tidak pernah mencoba”

Jim Goodwin

“Apa yang kita tanam itulah yang akan kita tunai. Karena curahan hujan tidak memilh – milih apakah pohon apel atau hanya semak

belukar”

Wira Sagala

“My mother is my key to success”

Chairul Tanjung

“Awali dengan satu mimpi. Bermimpi itu tidak salah, maka bermimpilah setinggi – tingginya. Tapi, ingatlah bahwa untuk mencapai mimpi yang besar membutuhkan perjuangan yang besar pula. Jangan mudah untuk menyerah, ketika rintangan datang silih berganti, selalu bangkit dan bangkitlah. Keluarga adalah motivasi paling besar. Saya datang, saya bimbingan, saya revisi, saya ujian, dan saya menang. Itu semua karena kerja keras dan doa yang kuat. Ingatlah, bahwa hari ini akan lebih baik

daripada kemarin.”

Penulis

Skripsi ini dipersembahkan kepada:

9 Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW yang menjadi

kekuatan serta semangat untuk hidupku,

9 Papa , Mama, Nenek, Om, Bulek dan adikku tercinta yang menjadi

motivasiku serta selalu mendukung dan mendoakanku

9 Sahabat dan teman-temanku Manajemen 2011 dan semua

(7)

v

UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN MANAGEMEN – PROGRAM STUDI MANAJEMEN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini, dengan ini menyatakan bahwa Skripsi dengan judul :

POLA KUNJUNGAN KE MUSEUM DAN ANALISIS PERBEDAAN MOTIVASI UNTUK BERKUNJUNG KE MUSEUM DILIHAT

DARI GENDER, USIA DAN STATUS KUNJUNGAN WISATAWAN

Dan diajukan untuk diuji pada tanggal 21 Agustus 2015 adalah hasil karya saya. Saya juga menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin, atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau symbol yang menunjukkan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain saya seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri, dan atau tidak terdapat sebagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, saya tiru, atau saya ambil dari tulisan orang lain tanpa member pengakuan (disebutkan dalam referensi) pada penulis aslinya.

Bila di kemudian hari terbukti bahwa saya ternayata melakukan tindakan tersebut, maka saya bersedia menerima sanksi, yaitu skripsi digugurkan dan gelar akademik yang saya peroleh (S.E) dibatalkan serta proses sesuai dengan aturan perundang-undangan yang berlaku (UU No.20 Tahun 2003, pasal 25 dan pasal 70).

Yogyakarta, 31 Agustus 2015 Yang membuat pernyataan,

Melinda Kusumaningrum

(8)
(9)

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan atas segala kebaikan, kasih dan anugrahNya dari awal penulisan hingga terselesaikannya penyusunan skripsi ini yang berjudul “POLA KUNJUNGAN KE MUSEUM DAN ANALISIS PERBEDAAN

MOTIVASI UNTUK BERKUNJUNG KE MUSEUM DILIHAT DARI

GENDER, USIA DAN STATUS KUNJUNGAN WISATAWAN” Skripsi ini ditulis dengan tujuan memenuhi salah satu persyaratan wajib untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari banyak bantuan dan campur tangan berbagai pihak atas terselesaikannya skripsi ini, untuk itu penulis ingin mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. H. Herry Maridjo M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma.

2. Bapak Dr. Lukas Purwoto S.E., M.Si., selaku Ketua Program Studi Manajemen Universitas Sanata Dharma.

3. Ibu Ike Janita Dewi, SE., MBA., Ph.D., selaku dosen pembimbing I, yang dengan sabar telah mengarahkan, membimbing dan mendukung penulis dengan kesungguhan hati. Selalu memberikan pengetahuan dan motivasi bagi penulis.

(10)

viii

penulis dengan selalu mengingatkan akan skripsi. Selalu perhatian dan saying terhadap penulis. Terimakasih untuk semuanya ibu Lucia.

5. Ibu Dra. Diah Utari BR. yang selalu memberikan motivasi kehidupan untuk saya selama ini. Ibu kedua bagi saya yang selalu memperhatikan saya. Terimakasih Ibu Diah untuk semuanya.

6. Bapak Rm Donny Surya Megananda, selaku Ketua Bidang Informasi & Komunikasi at Asosiasi Museum Indonesia dan Pengurus at Dewan Kebudayaan Kota Yogyakarta yang telah memberikan dukungan berupa informasi dan pengalamannya di bidang pariwisata khususnya mengenai museum dalam pelaksanaan penelitian ini.

7. Segenap pengunjung museum yang sudah berkenan untuk di wawancarai dan berbagi informasi dalam mendukung penelitian ini.

8. Segenap dosen dan karyawan Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yang banyak mendukung penelitian ini.

9. Untuk mamaku tersayang ibu Sri Mulyaningsih yang telah menjadi inspirasi bagi hidup saya dan tak hentinya memberikan kasih sayang, doa, dukungan, nasihat dan kesabaran. Terimakasih atas semua yang telah mama berikan, hal itu membuat saya menjadi dewasa dan kuat menghadapi segala masalah.

10. Untuk adikku tersayang Aditya Wirama Kusuma yang selalu memberi dukungan, motivasi dan semangat dalam penyusunan skripsi ini.

(11)

ix

Nunuk Budiyati yang selalu mendukung secara materi ataupun motivasi lewat kasih sayangnya. Om dan bulek paling hebat. Untuk Mbak Elsa, Dek Dimas, Axelle dan Mikha yang selalu menghibur di saat saya pusing dengan skripsi.

12. Sahabat-sahabat yang saya temui ketika kuliah yang menjadi semangat dan motivasi bagi saya, Melania Ela W, Dela Fransiska A, Agata Marita, Elisabeth Sirimavo, Lindha, saya hanya bisa mengucapkan terimakasih untuk dukungan kalian dan sebagai sahabat tebaik yang pernah saya miliki, saya bangga bisa berjuang bersama kalian. Terimakasih untuk waktu, cerita, bahagia, sedih, pengalaman, canda tawa yang selalu diberikan. Sahabat selamanya. Melinda sayang kalian.

(12)

x

sahabat yang selalu ada di saat saya dalam keadaan terpuruk sebelum dia berpulang kepada-Nya.

14. Adik – adikku tersayang selama saya kuliah Diyan Prakoso, Falmita, Gangsar(jojo), Marten, Sadana, Novita Dewi Yuda, yang mau menjadi adik hebat untuk saya, menjadi penghibur di saat saya sedih, selalu ada kapan, dimana, dan dalam keadaan apa pun.

15. Adik hebat saya lainnya yaitu Margareta Desi dan Eukharistia (tia), dua adik yang kadang menyebalkan, gemesin, buat ketawa, pokoknya sayang banget dengan kalian berdua. Adik bungsu satu ini (desi) dia selalu menemani kapan pun dan dimana pun ketika saya di Yogyakarta. Adik – adik terhebat dan tersayang selamanya.

16. Untuk kakak – kakakku tersayang, Kak Ia, Mas Ricky, Mas Bowo, Mas Yosua, Mas Gusti, Mbak Putri, Mbak Nia yang selalu ada untuk saya walaupun mereka sibuk dengan kegiatan masing – masing. Selalu menghibur di saat saya sedih ataupun galau. Selalu memberi semangat, motivasi, nasihat, dukungan yang luar biasa. Walaupun jauh tetapi mereka selalu ada untuk saya, mereka tetap meluangkan waktu walau hanya lewat handphone. Mereka akan selalu menjadi mas dan mbak tersayang.

(13)
(14)

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN………..……….iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iiiv HALAMAN PENGESAHAN KEASLIAN KARYA TULIS ……… . v

PERNYATAAN PERSETUJUAN KARYA ILMIAH……….……....vi KATAPENGANTAR………..…………viii

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xvii ABSTRAK ... xvii

TINJAUAN LITERATUR DAN PERUMUSAN HIPOTESIS ... 12

A. Pariwisata ... 12

B. Museum Sebagai Daya Tarik Wisata ... 14

C. Pola Kunjungan ... 15

METODE PENELITIAN ... 27

(15)

xiii

BAB IV.. ... 40

GAMBARAN UMUM MUSEUM ... 40

A. Gambaran Umum ... 40

B. Pengelolaan Museum Di Daerah Istimewa Yogyakarta ... 40

C. Program dan Promosi Museum di Daerah Istimewa Yogyakarta ... 41

BAB V… ... 50

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN ... 50

A. Penelitian Tahap Pertama ... 50

B. Penelitian Tahap Kedua ... 67

C. Analisis Deskriptif Variabel Penelitian. ... 71

D. Pengujian Validitas ... 85

E. Pengujian Uji Beda Rata – rata Dua Kelompok ... 86

F. Pembahasan... 92

BAB VI. ... 96

KESIMPULAN DAN IMPLIKASI ... 96

A. Kesimpulan ... 96

B. Implikasi ... 98

C. IMPLIKASI UNTUK PENELITIAN SELANJUTNYA... 99

DAFTAR PUSTAKA ... 101

(16)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 8 Besar Museum DIY(terbanyak dikunjungi wisatawan tahun 2013) .... 4

Tabel 2.2 Segmentasi Demografis (Dewi 2012) ... 23

Tabel 4.1 Museum dan Jenis Koleksi Museum Kategori Budaya dan Kesenianyang Tergabung Badan Musyawarah Museum Daerah Istimewa Yogyakarta ... 44

Tabel 4.2 Museum dan Jenis Koleksi Museum Kategori Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan yang Tergabung Badan Musyawarah Museum Daerah Istimewa Yogyakarta ... 45

Tabel 4.3 Museum dan Jenis Koleksi Museum Kategori Sejarah dan Perjuangan yang Tergabung Badan Musyawarah Museum Daerah Istimewa Yogyakarta ... 47

Tabel 5.1 Nilai Modified Likert Scale ... 68

Tabel 5.2 Analisis Deskriptif Responden Menurut Jenis Kelamin ... 69

Tabel 5.3 Analisis Deskriptif Responden Menurut Umur/Usia ... 69

Tabel 5.4 Analisis Deskriptif Responden Menurut Pekerjaan ... 70

Tabel 5.5 Deskriptif Variabel Penelitian Motivasi Berkunjung ke Museum. ... 71

Tabel 5.6 Karakteristik Responden Laki-laki ... 72

Tabel 5.7 Karakteristik Responden Perempuan ... 73

Tabel 5.8 KarakteristikResponden Berdasarkan Kategori Usia 16-19 Tahun ... 75

Tabel 5.9 Karakteristik Responden Berdasarkan Kategori Usia 20-23 Tahun ... 76

Tabel 5.10 Karakteristik Responden Berdasarkan Kategori Usia 24-29 Tahun ... 76

Tabel 5.11 Karakteristik Responden Berdasarkan Kategori Usia 30-35 Tahun ... 77

Tabel 5.12 Karakteristik Responden Berdasarkan Kategori Usia 35-40 Tahun ... 78

Tabel 5.13 Karakteristik Responden Berdasarkan Kategori Pekerjaan sebagai Pelajar ... 79

Tabel 5.14 Karakteristik Responden Berdasarkan Kategori Pekerjaan Sebagai Mahasiswa... 80

Tabel 5.15 Karakteristik Responden Berdasarkan Kategori Pekerjaan Sebagai Karyawan/PNS ... 81

Tabel 5.16 Karakteristik Responden Berdasarkan Kategori Pekerjaan Sebagai Wiraswasta ... 82

Tabel 5.17 Karakteristik Responden Berdasarkan Kategori Pekerjaan Sebagai Profesi ... 83

(17)

xv

Tabel 5.19 Karakteristik Responden Berdasarkan Kategori Pekerjaan Sebagai Lain-lain (Fotografer, Wartawan, Ibu Rumah Tangga) ... 84 Tabel 5.20 Hasil Uji Validitas ... 86 Tabel 5.21 Hasil Uji Beda Independent Sample Test Group Statistics

Berdasarkan Kategori Usia. ... 86 Tabel 5.22 Hasil Uji Beda Independent Sample Test Group Statistics

(18)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Maslow’s Hierarchy of Needs ... 17 Gambar 2.2 Model Proses Motivasi (Sumber Schiffman dan Kanuk, 2007)... 19 Gambar 5.1 Pola Kunjungan Wisata Serba Serbi Museum Ullen Sentalu –

Kaliurang – Sindu Kusuma Edu Park – Jogja City Mall ... 53 Gambar 5.2 Pola Kunjungan Wisata Hiburan, Belanja dan Sejarah Monumen

Jogja Kembali – Museum Gunung Merapi – Malioboro – Alun – alun Kidul ... 56 Gambar 5.3 Pola Kunjungan Wisata Sejarah dan Belanja Malioboro Malioboro –

Museum Benteng Vrederburg – Keraton Yogyakarta – Taman Sari ... 58 Gambar 5.4 Pola Kunjungan Wisata Keraton dan sekitarnya Museum

BentengVrederburg – Keraton Yogyakarta – Museum Kereta – Taman Sari ... 61 Gambar 5.5 Pola Kunjungan Wisata Kaliurang dan sekitarnya Museum Ullen

Sentalu – Museum Gunung Merapi – Desa Wisata Kaliurang – Mirota Batik Jakal ... 63 Gambar 5.6 Pola Kunjungan Wisata Belanja + Edukasi Malioboro Malioboro –

(19)

xvii ABSTRAK

POLA KUNJUNGAN KE MUSEUM DAN ANALISIS PERBEDAAN MOTIVASI UNTUK BERKUNJUNG KE MUSEUM DILIHAT DARI GENDER, USIA DAN STATUS

KUNJUNGAN WISATAWAN

Melinda Kusumaningrum Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2015

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana pola kunjungan ke museum dan apakah terdapat perbedaan motivasi berkunjung ke museum dilihat dari gender, usia, dan status kunjungan wisatawan. Penelitian ini dilakukan dengan dua tahap penelitian yaitu tahap pertama dilakukan dengan metode wawancara dengan responden yaitu wisatawan yang sedang berkunjung ke museum, dibedakan dalam wisatawan muda dan tua serta narasumber yang memiliki kompetensi dalam bidang pariwisata dan museum. Hasil dari penelitian tahap pertama digunakan sebagai dasar untuk membuat kuesioner yang akan digunakan pada penelitian tahap kedua. Penelitian tahap kedua dilakukan dengan metode kuesioner dengan pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling dan disebar sebanyak 100 responden yang dibagi menjadi 50 responden untuk masing-masing kategori usia muda dan tua yang berkunjung ke museum.

Pada penelitian tahap pertama, digunakan metode common theme approach

dan content analysis untuk menganalisa hasil dari wawancara. Kemudian pada penelitian tahap kedua, digunakan analisis data yaitu uji beda dengan menggunakan program SPSS Statistics 16. Hasil dari penelitian ini bahwa tidak terdapat perbedaan motivasi wisatawan berkunjung ke museum dilihat dari segi usia, dan motivasi wisatawan yang mengunjungi museum atas kemauan sendiri atau tuntutan/perintah orang lain (lembaga atau institusi).

(20)

xviii ABSTRACT

VISITING MODEL TO THE MUSEUM AND ANALYSIS THE DIFFERENTIATION OF MOTIVATION FOR VISITING THE MUSEUM

LOOKED FROM THE GENDER, THE AGE, AND THE TOURIST STATUS

Melinda Kusumaningrum Sanata Dharma University

Yogyakarta 2015

This research aims to know the pattern of museum visit and to know if there is a difference in motivation for visiting to the museum based on the gender, age, and the visitor status. This research consists of two steps. The first step is done by interviewing the museum visitors. The researcher interviewed three groups closely related to museum; those are young visitors, the old visitors, and museum owner or manager. The result of the first research is employed in the second research. The second research is done by questionnaire method. The samples are taken by using purposive sampling technique. It is distributed to 100 respondents divided to the 50 young respondents to and 50 old ones. The first research uses common theme approach method and content analysis to analyze the result of interview. The second research uses difference test using SPSS Statistic 16 program. The result of this research is there is no difference in motivation between museum visitors based on the age and motivation.

(21)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Daerah Istimewa Yogyakarta disamping dikenal sebagai kota perjuangan, pusat kebudayaan dan pusat pendidikan juga dikenal dengan kekayaan potensi pesona alam dan budayanya yang sampai sekarang masih tetap merupakan daerah tujuan wisata yang terkenal di Indonesia dan mancanegara (Dinas Pariwisata DIY, 2011). Tujuan wisata di Daerah Istimewa Yogyakarta mempunyai beberapa pilihan seperti wisata budaya dan wisata alam yang sudah menjadi daya tarik untuk dikunjungi, selain itu wisata pendidikan seperti museum.

(22)

Museum digolongkan menjadi tiga, yaitu museum perjuangan, museum pendidikan, dan museum budaya. Museum perjuangan identik dengan peninggalan bersejarah, kita dapat melihat benda-benda kuno dan sejarah terdahulu. Museum pendidikan, berisi sejarah ilmu pengetahuan. Museum budaya, mengkoleksi benda bersejarah berasitektur Jawa, menyimpan koleksi wayang, dan benda-benda kuno lainnya.

Buku Pengelolaan Museum yang diterbitkan oleh Direktorat Museum Direktorat Jendral Sejarah dan Purbakala Departemen Kebudayaan dan Pariwisata tahun 2007 tentang hasil musyawarah umum ke – 11 ( 11th General Asembly ) International Council of Museum

(ICOM) pada tanggal 14 Juni 1974 di Denmark, dikemukakan sembilan fungsi Museum :

(1) Pengumpulan dan pengamanan warisan alam dan budaya. (2) Dokumentasi dan penelitian ilmiah.

(3) Konservasi dan preservasi.

(4) Penyebaran dan pemerataan ilmu untuk umum. (5) Pengenalan dan penghayatan kesenian.

(6) Pengenalan kebudayaan antardaerah dan antarbangsa. (7) Visualisasi warisan alam dan budaya.

(8) Cermin pertumbuhan peradaban umat manusia,

(9) Pembangkit rasa takwa dan bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.

(23)

Ciri khas yang unik dan berbeda mampu menarik minat wisatawan untuk berkunjung ke museum. Menurut data dari Biro Statistik Daerah Istimewa Yogyakarta 2013, jumlah kunjungan wisatawan ke DIY pada tahun 2012 mencapai 3,536 juta, terdiri dari 3,398 juta wisatawan nusantara dan 148,5 ribu wisatawan mancanegara.

(24)

Tabel 1.1 8 Besar Museum DIY(terbanyak dikunjungi wisatawan tahun 2013)

3 TNIAU Dirgantara

Mandhala wisatawan-2013 24 September 2014

Berdasarkan data di atas, terlihat jelas bahwa pada tahun 2013 Museum Monumen Yogya Kembali (Monjali) memiliki total pengunjung tertinggi sebanyak 329.904 jiwa dan Museum Sandi memiliki total pengunjung terendah sebanyak 20.485 jiwa.

Penelitian sebelumnya menjelaskan “Motivasi kunjungan

(25)

dorongan mengerjakan tugas dan menjalankan program yang dibuat oleh sekolah atau universitas” (Bonaventura Dewata, 2009). Hal ini membuat peneliti ingin mengetahui bagaimana pola kunjungan wisatawan dalam mengunjungi daya tarik wisata di DIY yang di dalamnya meliputi museum..

Perjalanan wisata dapat dilakukan secara rombongan atau individu. Kelompok usia wisatawan sendiri dapat digolongkan menjadi wisata muda dan wisata tua. Kelompok usia membedakan persepsi pernah disinggung oleh Aris Sitaba Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif

(Kemenparekraf) dalam situs http://www.suarapembaruan.com/ 25

September 2014 dikatakan bahwa pola perjalanan wisata atau travel

pattern ini merupakan tempat-tempat yang dikunjungi wisatawan dalam

satu kali kunjungan tertentu. Diharapkan dengan pembuatan travel pattern

ini dapat meningkatkan kunjungan wisatawan nusantara dan wisatawan

mancanegara. Selain itu dapat meningkatkan lama tinggal wisatawan dan

pemerataan pembangunan pariwisata daerah.

Promosi sangatlah penting untuk mengenalkan objek wisata

museum kepada wisatawan nusantara karena promosi merupakan salah

satu upaya dalam menarik minat wisatawan. Dengan demikian, media

promosi perlu memperhatikan segmentasi pasar yang akan dituju agar

dalam pembuatan media promosi tepat sasaran.

Menurut Mappiare (1982) masa remaja berlangsung antara umur

(26)

pria. Responden yang akan diambil yaitu usia 16 tahun sampai 30 tahun

kelompok usia muda dan 31 tahun sampai 40 tahun usia tua, dengan alasan

apakah pengelompokan usia tersebut dapat membedakan motivasi

berkunjung wisatawan ke museum Daerah Istimewa Yogyakarta.

Pengelompokan usia tersebut juga bertujuan untuk mengetahui perbedaan

pola kunjungan.

Melihat perkembangan pariwisata yang cukup tinggi saat ini,

berdampak pada salah satu aspek yang perlu diberikan perhatian khusus.

Aspek tersebut adalah pola kunjungan, pola kunjungan menjadi penting

untuk saat ini karena dasar penentuan pola kunjungan sangat tergantung

pada wisatawan yang berada di tempat wisata. Dasar tersebut dapat berupa

motivasi, tujuan wisata, dan alasan (motif). Dasar yang diperoleh dapat

membuat sebuah pola kunjungan yang akhirnya dapat kita tawarkan

kepada masyarakat luas khususnya di Provinsi DIY untuk mengunjungi

tempat-tempat wisata yang dianggap menarik. Salah satu tempat wisata

yang akan dibuat menjadi sebuah pola kunjungan adalah wisata musem.

Pola kunjungan wisatawan yang berkunjung ke museum dapat

digolongkan dalam beberapa pola, misalnya wisatawan yang berkunjung

ke berbagai museum dengan waktu yang singkat, wisatawan yang

berkunjung ke satu atau dua museum diteruskan berkunjung ke mall atau

wisatawan yang hanya berkunjung ke museum itu saja. Pola kunjungan

wisatawan memiliki motivasi yang berbeda satu dengan yang lainnya.

Melihat banyak variasi dari pola kunjungan tersebut, maka peneliti harus

(27)

ingin mengetahui lebih lanjut mengenai pola kunjungan wisatawan

Yogyakarta yang berkunjung ke museum.

B. Rumusan Masalah

Museum sebagai salah satu tempat tujuan wisata unggulan yang terlihat masih sepi pengunjung. Wisatawan yang berkunjung ke museum memiliki motivasi yang berbeda satu dengan yang lainnya. Motivasi yang berbeda-beda memperlihatkan seberapa antusias wisatawan dalam berkunjung ke museum. Motivasi itu sangatlah penting, karena adanya suatu motivasi dapat mendorong semangat seseorang untuk melakukan sesuatu hal. Pola kunjungan wisatawan dalam mengunjungi daya tarik wisata Daerah Istimewa Yogyakarta yang di dalamnya meliputi museum berbeda. Pola kunjungan atau perjalanan wisata adalah data tentang segala sesuatu berkait dengan dimana, mengapa, kapan dan bagaimana orang

melakukan perjalanan wisata. (www.slideshare.net) Maka dari itu, pola kunjungan itu sangat penting bertujuan agar para wisatawan dapat merancang perjalanan yang efektif dan efisien sesuai kebutuhannya.

Oleh karena itu, pertanyaan yang peneliti ajukan :

(28)

2. Apakah ada perbedaan motivasi wisatawan berkunjung ke museum dilihat dari segi usia ?

3. Apakah ada perbedaan motivasi wisatawan yang mengunjungi museum atas kemauan sendiri atau tuntutan/perintah orang lain ?

C. Batasan Masalah

Wisatawan yang berkunjung ke museum itu memiliki berbagai macam motivasi. Berdasarkan pola kunjungan, perbedaan kunjungan ke museum ditentukan oleh berbagai macam hal, misalnya wisatawan yang berkunjung dilihat dari motivasinya, ada tugas, melihat dari image

(29)

D. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui motivasi wisatawan dalam berkunjung ke museum di Daerah Istimewa Yogyakarta.

2. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan motivasi wisatawan yang mengunjungi museum dilihat dari segi usia.

3. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan motivasi wisatawan yang mengunjungi museum atas kemauan sendiri atau tuntutan/perintah orang lain.

4. Untuk mengetahui pola kunjungan wisatawan dalam mengunjungi daya tarik wisata di DIY yang di dalamnya meliputi museum.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini sangat bermanfaat bagi pelaku bisnis pariwisata, akademisi, masyarakat Yogyakarta, dan peneliti sendiri. Manfaat tersebut, antara lain :

(30)

2. Mengusulkan untuk strategi promosi dengan membuat paket pola kunjungan wisata ke museum.

3. Menarik minat para wisatawan untuk berkunjung ke museum yang terdapat di Daerah Istimewa Yogyakarta.

4. Penelitian ini bermanfaat bagi Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta dalam pembuatan peraturan pengelolaan ataupun pembangunan sarana pendukung museum.

F. Sistematika Penulisan

BAB I Pendahuluan

Dalam bab ini berisikan pendahuluan sebelum memasuki langkah substansi pembahasan dan penelitian. Bab ini berisi tentang latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II Tinjauan Literatur dan Perumusan Hipotesis

(31)

BAB III Metode Penelitian

Dalam bab ini menjelaskan tentang jenis penelitian, subjek dan objek penelitian, waktu dan lokasi penelitian, variabel penelitian, pengukuran variabel, populasi dam sampel, teknik pengujian instrumen dan teknik analisis data.

BAB IV Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Dalam bab ini berisi tentang gambaran umum lokasi penelitian.

BAB V Analisis Data dan Pembahasan

Dalam bab ini terdapat uraian mengenai hasil penelitian, pengelolaan data, analisis data, pembahasan dan jawaban dari masalah yang diajukan.

BAB VI Kesimpulan dan Implikasi Hasil Penelitian

(32)

12

BAB II

TINJAUAN LITERATUR DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

A. Pariwisata

Pariwisata adalah sejumlah gejala dan hubungan yang timbul, mulai dari interaksi antara wisatawan di satu pihak, perusahaan yang memberikan pelayanan kepada wisatawan dan pemerintah serta masyarakat yang bertindak sebagai tuan rumah dalam proses menarik dan melayani wisatawan yang dimaksud (Machinotosh, 1995, yang dikutip oleh Muray, 2007).

Pariwisata terdiri dari ide-ide dan pendapat orang terus yang membentuk keputusan mereka tentang pergi pada perjalanan, tentang ke mana harus pergi (dan tidak pergi ke mana) dan apa yang harus dilakukan atau tidak dilakukan, tentang bagaimana berhubungan dengan wisata lain, penduduk setempat dan tenaga pelayanan, dan itu semua manifestasi perilaku ide-ide dan pendapat (Leiper, 1995, dalam Richardson & Flicker, 2004:6).

Pariwisata terdiri dari kegiatan orang, perjalanan ke dan tinggal ditempat di luar lingkungan mereka selama tidak lebih dari satu tahun berturut-turut untuk bersantai, bisnis dan tujuan lainnya (UNWTO, 1995, dikutip dari Richardson dan Fluker, 2004:7).

(33)

rekreasi, pariwisata untuk kebudayaan, pariwisata untuk olah raga, pariwisata untuk urusan usaha dagang, pariwisata berkonvensi. Pengelola pariwisata perlu menampilkan pertunjukan pariwisata sebagai daya tarik wisatawan untuk meningkatkan daya beli dan kunjungan konsumen. Pertunjukan merupakan sektor yang sangat kompleks dalam industri pariwisata (Swarbrooke, 1995 yang dikutip dalam www.bupdar.com).

Pengelola pariwisata perlu menampilkan pertunjukan pariwisata sebagai daya tarik untuk meningkatkan daya beli konsumen dan kunjungan konsumen dalam hal ini wisatawan. Pertunjukan wisata harus terbuka untuk umum tanpa harus ada pemesanan, harus di publikasikan setiap tahun dan harus dapat menarik wisatawan dan masyarakat lokal (Scottish Tourist Board, 1991, seperti yang dikutip dalam www.bupdar.com).

(34)

struktur dan tempatnya dengan desain untuk menarik wisatawan dan kebutuhan tujuan mereka seperti Taman Sari, atau special event”.

Pariwisata yang dikelola dan memberikan sesuatu yang menarik dapat membuat wisatawan ingin berkunjung. Wisatawan yang memilki rasa ingin tahu tentang tempat wisata di Daerah Istimewa Yogyakarta akan mencari dan mengunjungi ke berbagai tempat. Maka dari itu, pengelola pariwisata perlu memperhatikan hal tersebut untuk mengembangkan tempat wisata di Daerah Istimewa Yogyakarta khususnya museum.

B. Museum Sebagai Daya Tarik Wisata

Dalam hal ini, museum tidak hanya semata-mata menjadi tempat wisata. Museum juga dilihat dari sisi pendidikan, sejarah dan kebudayaannya. Wisatawan ingin mengunjungi Keraton Yogyakarta dengan alasan karena di tempat atau kota lain tidak ada, sehingga dapat dikatakan bahwa seseorang tertarik untuk berkunjung ke museum karena adanya rasa ingin tahu atau penasaran terlepas dari apa yang akan mereka ketahui ketika berkunjung ke museum ( Rm Donny Surya Megananda 7 Mei 2015).

(35)

unsur pendidikan. Museum bekerja sama dengan sekolah untuk mengadakan program museum berdasarkan kurikulum sekolah untuk menarik perhatian anak-anak sekolah agar berkunjung ke museum (A report prepared for the International Art Museums Division Smithsonian Institution , June 2001).

C. Pola Kunjungan

Lue, Crompton dan Fessenmaier (1993), mengatakan bahwa ada empat jenis perjalanan. Pertama, wisatawan melakukan perjalanan singkat ke atau dari tujuan utama dalam model ”en-rute”. Kedua, model “base

-camp” merupakan penjabaran lebih dari model tujuan tunggal. Dalam hal

ini wisatawan berani keluar dari tujuan tunggal untuk mengunjungi tempat wisata terdekat lainnya. Ketiga, “tur regional” merupakan perjalanan

wisatawan ke daerah tujuan tetapi bukan hanya dalam satu lokal, melainkan wisatawan berhenti bermalam di sejumlah tempat dalam pola berurutan sebelum pulang. Keempat, pola “perjalanan berubah”

melibatkan multi-fokus yakni perjalanan mengunjungi sejumlah tempat tujuan tanpa bersamaan setiap kaki dari perjalanan.

(36)

kompleks. Dalam hal ini, wisatawan akan mengunjungi banyak negara dan melakukan perjalanan secara ekstensif dengan tujuan yang berbeda.

D. Perilaku Konsumen

Definisi perilaku konsumen adalah :“Consumer behavior is the

study of how individuals, groups and organizations select, buy, use, and dispose of goods, service, ideas, or experiences to satisfy their needs and

wants” (Kotler and Keller 2012 : 151).

Dari definisi di atas menjelaskan bahwa perilaku konsumen sangat erat hubungannya antara faktor utama dalam mempengaruhi pembelian didorong dengan psikologi konsumen dan karakteristik konsumen sampai membuat keputusan konsumen untuk membeli.

Menurut The American Marketing Association yang dikutip oleh Setiadi (2003), Perilaku konsumen merupakan interaksi dinamis antara afeksi dan kognisi, perilaku, dan lingkungannya dimana manusia melakukan kegiatan pertukaran dalam hidup mereka. Dari definisi tersebut terdapat tiga ide penting, yaitu : (1) Perilaku konsumen adalah dinamis; (2) Hal tersebut melibatkan interaksi antara afeksi dan kognisi, perilaku dan kejadian di sekitar, serta (3) Hal tersebut melibatkan pertukaran.

Perilaku konsumen adalah tentang unit pembelian dan proses pertukaran yang melibatkan perolehan, konsumsi, dan pembangunan barang, jasa, pengalaman serta ide-ide (Mowen dan Minor 2002).

(37)

“Kebutuhan manusia diatur dalam hierarki dari yang paling mendesak

untuk kebutuhan fisiologis, kebutuhan keamanan, kebutuhan sosial, kebutuhan harga diri, dan kebutuhan aktualisasi diri. Orang akan mencoba untuk memenuhi kebutuhan yang paling penting bagi diri mereka dan kemudian mencoba untuk memuaskan yang paling penting berikutnya. Misalnya, orang kelaparan (kebutuhan 1) tidak akan tertarik pada kejadian terbaru dalam dunia seni (kebutuhan 5), maupun dalam bagaimana dia dipandang oleh orang lain (kebutuhan 3 atau 4), atau bahkan dalam apakah ia bernapas udara bersih (kebutuhan 2), tetapi ketika ia memiliki cukup makanan dan air, kebutuhan berikutnya yang paling penting akan menjadi penting”, (Kotler dan Keller, 2012:161-162).

Gambar 2.1 Maslow’s Hierarchy of Needs

Sumber : Kotler dan Keller, 2012 : 161 5.Selfactualization Needs

4. Esteem Needs

3. Social Needs

2. Safety Needs

(38)

E. Motivasi

Motivasi merupakan keadaan tertekan karena dorongan kebutuhan yang “membuat” individu melakukan perilaku yang menurut anggapannya

akan memuaskan kebutuhan dan mengurangi ketegangan. Motivasi dapat digambarkan sebagai tenaga pendorong dalam diri individu yang memaksa mereka untuk bertindak. Tenaga pendorong tersebut dihasilkan oleh keadaan tertekan, yang timbul sebagai akibat kebutuhan yang tidak terpenuhi (Schiffman dan Kanuk, 2007).

(39)

Gambar 2.2 Model Proses Motivasi (Sumber Schiffman dan Kanuk, 2007)

Menurut teori Hierarki kebutuhan Maslow, (Maslow 2000) mengemukakan mengenai teori hierarki kebutuhan manusia yang banyak menjadi titik acuan oleh sebagian besar para sarjana untuk memahami motivasi.

1. Teori ini didasarkan atas tiga asumsi pokok, yakni :

a. Manusia adalah makhluk yang selalu berkeinginan dan keinginan mereka tidak pernah terpenuhi secara sempurna. Setelah satu keinginan terpenuhi muncul keinginan lain. Proses ini tidak pernah berakhir. Proses ini berlangsung dari lahir hingga mati.

Kebutuhan, Keinginan, dan Hasrat yang Belum Terpenuhi

Ketegangan Dorongan Perilaku

Pemenuhan Tujuan atau Kebutuhan Belajar

Proses Kesadaran

(40)

b. Kebutuhan atau keinginan yang sudah terpenuhi tidak lagi menjadi pendorong bagi perilaku manusia.

2. Kebutuhan manusia tersusun menurut hierarki tingkat kepentingan kebutuhan.

a. Teori memberikan informasi bahwa kebutuhan manusia itu jamak (yang terdiri kebutuhan materiil dan non materiil) dan bobotnya bertingkat-tingkat.

b. Mengetahui bahwa seseorang berperilaku dan bekerja adalah untuk dapat memenuhi kebutuhannya (materiil dan non materiil) yang akan memberikan kepuasan baginya. c. Kebutuhan itu berjenjang sesuai dengan kedudukan atau

sosial ekonominya.

d. Mudah memberikan alat motivasi untuk merangsang semangat.

3. Adapun kelemahan teori Maslow adalah :

Menurut teori kebutuhan manusia itu bertingkat-tingkat, tetapi pada kenyataannya manusia menginginkan tercapai sekaligus dan kebutuhan manusia itu seperti siklus (berulang-ulang).

(41)

F. Segmentasi

Segmentasi adalah pembagian kelompok kedalam satu kotak yang mempunyaikarakteristik yang sama. Segmentasi menurut beberapa tokoh pemasaran adalah :“Market segmentation divides a market into well -defined slices. A market segment consists of a group of customers who

share a similar set of needs and wants.The marketer’s task is to identify

the appropriate number and nature of market segments and decide which

one(s) to target”(Kotler dan Keller, 2012).

Segmentasi pasar adalah proses membagi pasar keseluruhan suatu produk atau jasa yang bersifat heterogen ke dalam beberapa segmen, di mana masing-masing segmennya cenderung bersifat homogen dalam segala aspek. Pemasar memandang suatu pasar tertentu terdiri dari banyak bagian yang lebih kecil yang masing-masing bagian memiliki karateristik tertentu yang sama (Tjiptono, 2008).

Segmentasi adalah kunci untuk mengembangkan sebuah keunggulan kompetitif yang berkelanjutan, dalam konteks strategis segmentasi berarti pengidentifikasian kelompok pelanggan yang memberikan respon secara berbeda dari kelompok lainnya terhadappenawaran kompetitif (Aaker, 2013).

Berdasarkan definisi di atas dapat disimpulkan bahwa segmentasi merupakan proses pengelompokan pasar yang berdasarkan dari kebutuhan dan keinginan yang sama dari konsumen dalam membelanjakan uangnya.

(42)

kelompok–kelompok berdasarkan kebutuhan yang berbeda, karakteristik atau perilaku, di mana setiap kelompok dapat dipilih sebagai pasar sasaran yang akan diraih dengan strategi bauran pemasaran tertentu. Strategi untuk memilih satu atau berapa kelompok wisatawan disebut “differentiated marketing”(Kotler dan Keller 2009, yang dikutip oleh Dewi, 2012).

Berdasarkan pengertian segmentasi di atas dapat disimpulkan bahwa segmentasi pasar adalah pengelompokan konsumen berdasarkan kebutuhan dan karakter yang sama. Tugas pemasar adalah mengidentifikasi dan memutuskan segmen pasar mana yang akan dipilih :

1. Segmentasi Demografis

(43)

Tabel 2.2 Segmentasi Demografis (Dewi 2012) Segmentasi Demografis

x Umur

x Jenis Kelamin x Tingkat Pendidikan x Kelompok Etnis x Siklus Hidup x Pendapatan x Agama

2. Segmentasi Psikografis

(44)

3. Segmentasi Perilaku

Dalam segmentasi perilaku, pemasar membagi pembeli menjadi beberapa kelompok berdasarkan pengetahuan, sikap, penggunaan, atau respon terhadap suatu produk (Kotler dan Keller, 2009). Maka dari itu, pemasar harus cerdas dalam membagi pembeli atau pengunjung berdasarkan beberapa hal tersebut.

G. Persepsi

Persepsi didefinisikan sebagai proses yang dilakukan individu untuk memilih, mengatur, dan menafsirkan stimuli ke dalam gambar yang berarti dan masuk akal mengenai dunia (Schiffman dan Kanuk, 2007). Persepsi merupakan proses yang kompleks. Seringkali pemahaman individu mengenai persepsi dalam bertindak dan bereaksi hanya didasarkan oleh persepsi mereka, tidak berdasarkan realitas yang objektif. Dimana pesan yang satu tidak berhubungan dengan pesan yang masuk ke otak konsumen. Pemasar perlu memahami gagasan mengenai persepsi secara keseluruhan dan berbagai konsep yang berhubungan agar lebih mudah menciptakan komunikasi yang efektif dengan konsumen.

(45)

H. Hipotesis

a. Bagaimana motivasi wisatawan berkunjung ke museum dilihat dari golongan usia 16-30 tahun dan 31-40 tahun.

Motivasi merupakan gabungan dari berbagai faktor yang menyebabkan, menyalurkan, dan mempertahankan tingkah laku. Motivasi merupakan dorongan untuk melakukan sesuatu. Motivasi mampu membuat manusia semangat atau tidak semangat melakukan sesuatu. Motivasi dapat naik dan turun. Ketika motivasi meningkat maka dorongan untuk bertingkah laku tertentu juga meningkat. Sebaliknya, ketika motivasi menurun maka dorongan untuk melakukan tingkah laku tertentu juga menurun. Museum merupakan tempat untuk menyimpan peninggalan benda-benda kuno dalam sudut pandang usia 16 tahun sampai 30 tahun, karena melihat pada usia tersebut anak muda memang lebih menyukai pergi ke mall, bioskop, dan tempat nongkrong lainnya. Sedangkan wisatawan usia 31 tahun sampai 40 tahun memandang museum sebagai tempat wisata untuk mengetahui peninggalan bersejarah yang menarik dan unik. Dalam golongan usia tua, mereka cenderung menganggap museum sebagai tempat wisata.

(46)

b. Apakah ada perbedaan motivasi wisatawan yang mengunjungi

museum atas kemauan sendiri atau tuntutan/perintah orang lain. Motivasi wisatawan dalam mengunjungi tempat-tempat wisata di DIY memang berbeda-beda. Tempat wisata seperti museum ini memang unik dan memiliki ciri khas yang berbeda antara museum satu dengan lainnya. Wisatawan yang mengunjungi museum atas kemauan sendiri akan terlihat lebih antusias dibanding dengan wisatawan yang berkunjung karena tuntutan/perintah orang lain. Hal tersebut dapat dilihat dari sikap wisatawan ketika berkunjung. Rasa ingin tahu akan museum terlihat dari motivasi pengunjung, apakah mengunjungi atas kemauan sendiri atau tuntutan/perintah orang lain. Dapat dilihat, rasa ingin tahu tentang museum akan lebih besar atas kemauan sendiri dibanding mengunjunginya karena tuntutan/perintah orang lain.

H2 : Ada perbedaan motivasi kunjungan wisatawan ke museum atas kemauan sendiri dengan wisatawan yang berkunjung karena

(47)

27

BAB III

METODE PENELITIAN

el

A. Pendahuluan

Metode penelitian adalah cara untuk mendapatkan data-data secara ilmiah untuk membantu proses penelitian. Sebagai suatu keingintahuan saintifik yang terorganiasi, sistematik, berbasis data, kritikan terhadap suatu masalah dengan tujuan menemukan jawaban atau solusinya. Metode Ilmiah adalah metode yang menggunakan logika atau rasio dalam menjelaskan fenomena dan kemudian melakukan pengujian terhadap penjelasan itu dengan fakta (Sanusi,2011). Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret – Juni 2015.

(48)

A.1Penelitian Tahap I

A.1.1 Tujuan Penelitian

Penelitian tahap I ini bertujuan untuk memperoleh data dari pihak-pihak yang berkaitan dengan penelitian ini, untuk mengetahui pola kunjungan wisatawan berkunjung ke museum dan motivasi para wisatawan yang berkunjung ke museum di Yogyakarta dalam persepsi usia 16-30 tahun dan 31-40 tahun.

A.1.2 Jenis Penelitian

Penelitian tahap I ini menggunakan metode kualitatif yang menjelaskan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan rumusan masalah :

x Bagaimanakah pola kunjungan wisatawan dalam mengunjungi daya tarik wisata di DIY yang di dalamnya meliputi museum ?

A.1.3 Metode Pengumpulan Data

(49)

A.1.4 Identifikasi Narasumber

Pada tahap pertama, peneliti akan menggunakan narasumber untuk membantu menjelaskan mengenai hal-hal yang berkaitan dengan “Bagaimanakah pola kunjungan wisatawan dalam

mengunjungi daya tarik wisata di DIY yang di dalamnya meliputi museum” dengan harapan memperoleh informasi yang mendukung untuk melakukan penelitian tahap selanjutnya. Peneliti mempunyai target sebagai narasumber, antara lain :.

xBapak Rm Donny Surya Megananda sebagai Ketua Bidang Informasi & Komunikasi at Asosiasi Museum Indonesia dan Pengurus Dewan Kebudayaan Kota Yogyakarta

xWisatawan muda dan tua masing-masing sebanyak 30 orang.

A.1.5 Analisis Data

Dalam penelitian tahap pertama ini, teknik analisis data menggunakan content analysis dan common-theme approach yaitu beberapa instrumen yang sering disebut oleh narasumber melalui teknik wawancara secara langsung.

A.2 Penelitian Tahap II

A.2.1 Tujuan Penelitian

(50)

A.2.2 Jenis Penelitian

Penelitian tahap II menggunakan metode deskriptif kuantitatif untuk menganalisis variabel – variabel apa saja yang berpengaruh pada motivasi wisatawan.

A.2.3 Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini mengambil lokasi di Daerah Istimewa Yogyakarta, meliputi :

x Museum Benteng Vrederburg, Museum Ullen Sentalu, Monumen Yogya Kembali (Monjali), Museum Gunung Merapi. Museum yang dipilih ini sudah mewakili dari berbagai jenis museum, dari museum budaya, museum pendidikan serta museum bersejarah.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Mei 2015 – Juni 2015.

A.2.4 Subjek dan Objek Penelitian 1. Subjek Penelitian

(51)

berkunjung ke museum. Wisatawan muda dalam usia 16-30 tahun dan wisatawan tua usia 31-40 tahun.

2. Objek Penelitian

Objek penelitin ini merupakan data yang harus diukur dengan skala tertentu atau sering disebut dengan variabel penelitian. Dalam penelitian ini terdapat objek-objek penelitian yaitu motivasi wisatawan dilihat dari segi usia 16-30 tahun dan 31-40 tahun, perbedaan motivasi kunjungan atas kemauan sendiri atau tuntutan/perintah orang lain, serta pola kunjungan wisatawan ke museum.

A.2.5 Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono 2010). Penelitian ini akan melibatkan wisatawan yang sedang berkunjung ke museum di Daerah Istimewa Yogyakarta.

2. Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi. Sampel terdiri atas sejumlah anggota yang dipilih dari populasi (Uma Sekaran, 2006). Dalam penelitian ini, sampel yang akan diambil yaitu usia 16 tahun

(52)

tahun kelompok usia tua, dengan alasan apakah pengelompokan

usia tersebut dapat membedakan motivasi berkunjung wisatawan

ke museum Daerah Istimewa Yogyakarta. Pengelompokan usia

tersebut juga bertujuan untuk mengetahui perbedaan pola

kunjungan. Dalam penelitian ini menggunakan 100 responden

secara umum yang merupakan wisatawan yang mengunjungi museum di Yogyakarta, yaitu 50 responden untuk setiap kelompok usianya.

A.2.6 Teknik Pengambilan Sampel

Untuk pengambilan sampel, peneliti menggunakan purposive sampling. Peneliti telah menentukan kriteria untuk ketersediaan anggota populasi untuk mendukung penelitian dan diharapkan sampel yang terkumpul memenuhi kriteria, adapun kriterianya meliputi golongan usia 16-30 tahun (muda) dan 31-40 tahun (tua).

A.2.7 Jenis dan Sumber Data

(53)

A.2.8 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah survei dengan membagikan kuesioner. Kuesioner ini dimaksudkan untuk memperoleh data hasil penelitian yang lebih terperinci.

A.2.9 Variabel Penelitian

Variabel adalah segala sesuatu yang dapat membedakan atau mengubah nilai (Mudrajad Kuncoro, 2009). Identifikasi variabel dalam penelitian dibedakan menjadi dua yaitu, variabel terikat (dependent variable) dan variabel bebas (independent variable). Untuk menguji hipotesis satu dan dua ada dengan perincian sebagai berikut :

a. Hipotesis Satu

Variabel motivasi wisatawan dari kelompok usia 16 – 30 tahun dan 31 – 40 tahun.

b. Hipotesis Dua

(54)

A.2.10 Definisi wisatawan berkunjung atas kemauan sendiri atau

tuntutan/perintah orang lain. Dibawah ini ada beberapa pernyataan untuk mendefinisikan wisatawan berkunjung atas kemauan sendiri atau tuntutan/perintah orang lain.

Pernyataan Ya Tidak

1. Mengunjungi museum untuk tugas sekolah atau kuliah.

2. Mengunjungi museum untuk tugas kantor.

3. Mengunjungi museum untuk penelitian.

4. Mengunjungi museum untuk mengetahui sejarah terdahulu.

5. Mengunjungi museum untuk menikmati perjalanan atau rekreasi.

6. Mengunjungi museum untuk mengetahui kebudayaan.

(55)

A.2.11 Operasionalisasi Variabel

Operasionalisasi variabel-variabel berdasar hipotesis yang telah ditentukan, yaitu:

Motivasi merupakan keadaan tertekan karena dorongan kebutuhan yang “membuat” individu melakukan perilaku yang menurut

anggapannya akan memuaskan kebutuhan dan mengurangi ketegangan (Schiffman dan Kanuk 2007).

A.2.12 Teknik Skala Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini skala pengukuran yang digunakan adalah modified likert scale. Skala ini digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau kelompok. Dalam penelitian ini akan meneliti motivasi wisatawan, motivasi wisatawan berkunjung atas kemauan sendiri atau tuntutan/perintah orang lain, serta motivasi wisatawan dilihat dari segi usia. Modified likert scale

paling cocok digunakan untuk mengukur variabel yang ada di penelitian ini. Dalam modified likert scale terdapat 4 kategori jawaban dengan skor sebagai berikut :

Sangat Setuju (SS) : 4

Setuju (S) : 3

(56)

A.2.13 Uji Instrumen Penelitian

Hal pertama sebelum melakukan analisis data yang diperoleh, kuesioner yang telah dibagi akan dilakukan tes validitas dan reliabilitas terlebih dahulu.

1. Uji Validitas

Uji validitas adalah alat pengukuran yang menunjukkan seberapa jauh suatu alat ukur memiliki ketepatan dan kecermatan dalam melakukan fungsi ukurannya dengan menggunakan teknik korelasi product moment. Uji ini menunjukkan pada konsistensi hasil atau pengukuran yang dilakukan pada waktu berbeda, artinya membandingkan beberapa hasil pengukuran dari populasi yang sama pada waktu berbeda atau oleh peneliti yang lain. Perbandingan tersebut dihitung untuk mencari koefisien korelasinya. Validitas tercapai bila koefisien korelasi antara pengukuran pertama dan kedua menunjukkan angka positif yang tinggi . Rumus Product Moment (Wijaya, 2009) :

rxy= n∑xy −(∑x)(∑y)

n∑2− (∑x)2 n∑2− ∑y)2

Keterangan :

rxy : Koefisien korelasi antara X dan Y (product

moment)

X : Nilai total jawaban dari masing-masing nomor dari responden

(57)

∑ X : Jumlah skor butir

∑ XY : Jumlah hasil kali antara X dan Y

N : Banyaknya partisipan uji coba

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel konstruk. Suatu kuesioner dinyatakan reliable atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2011). Reliabilitas menunjukkan bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Apabila datanya memang benar sesuai dengan kenyataannya, maka berapa kali pun diambil tetap akan sama. Dalam menghitung reliabilitas, peneliti menggunakan rumus Cronbach’s Alpha. Rumus Cronbach’s Alpha digunakan untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya kuesioner.

= − 1 1 −

Keterangan :

R = Koefisien reliabilitas instrumen (cronbach alpha)

(58)

= Total varian butir

ó2 = Total varian

A 2.14 Teknis Analisis Data

1. Uji Beda Rata-rata Dua kelompok Independen

Uji beda ini digunakan untuk menjawab rumusan masalah kedua dan ketiga. Tujuannya yaitu untuk mengetahui apakah ada perbedaan motivasi wisatawan. Pada teknik ini, penulis melakukan uji beda sebanyak dua kali. Pertama penulis akan melakukan uji beda motivasi wisatawan dilihat dari segi usia muda (16-30 tahun) dan usia tua (31-40 tahun). Pengujian perbedaan motivasi wisatawan yang kedua dilakukan antara wisatawan yang mengunjungi museum atas kemauan sendiri atau tuntutan/perintah orang lain. Uji beda yang digunakan yaitu uji beda Independent Sample T-Test kelompok independen dengan bantuan SPSS 16, dengan jumlah partisipan sebanyak 50 orang untuk masing-masing kelompok usia.

A.2.15 Uji Hipotesis

(59)

Apabila nilai thitung.>ttabel maka variabel independen secara

individual mempengaruhi variabel dependen, sedangkan thitung.<ttabelvariabel independen secara individual tidak

mempengaruhi variabel dependen.

thitung.>ttabel berarti H0 ditolak dan Hα diterima. thitung.<ttabel berarti H0 diterima dan Hα ditolak.

Uji t juga bisa dilihat pada tingkat signifikansinya:

(60)

40 BAB IV

GAMBARAN UMUM MUSEUM

DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

A. Gambaran Umum

Pada saat ini museum di Daerah Istimewa Yogyakarta yang bergabung dengan Barahmus (Badan Musyawarah Museum) Daerah Istimewa Yogyakarta berjumlah 32 museum. Menurut Ketua II Barahmus DIY, Donny Surya Megananda dikutip dari harian Tribun edisi 15 Maret 2013 menjelaskan bahwa tingkat kunjungan wisatawan baik wisatawan mancanegara ataupun wisatawan nusantara mengalami penurunan di setiap tahunnya, dimulai dari tahun 2010 kunjungan di museum mencapai 2,2 juta orang. Turun menjadi 2 juta orang pada tahun 2011 dan tahun 2012 mengalami penurunan hingga 1,7 juta orang.

B. Pengelolaan Museum Di Daerah Istimewa Yogyakarta

Pengelolaan museum di Daerah Istimewa Yogyakarta dibagi menjadi 2 golongan yaitu :

(61)

b. Museum yang dikelola oleh swasta baik itu dalam kelompok atau individu. Organisasi pengelolaan museum di Daerah Istimewa Yogyakarta masuk ke dalam Badan Musyawarah Museum yang pada saat ini diketuai oleh Prof. Dr Suratman Worosuprojo MSc. Selain itu museum di Daerah Istimewa Yogyakarta masuk ke dalam Asosiasi Museum Indonesia.

C. Program dan Promosi Museum di Daerah Istimewa Yogyakarta Program dan promosi Museum di Daerah Istimewa Yogyakarta terus dijalankan guna meningkatkan kunjungan wisatawan untuk ke museum.

a. Festival Museum Yogyakarta digelar pada 8-13 September 2013 di kampus Universitas Gadjah Mada dengan tema “Museum Goes to

Campus”. Program kunjungan museum ditahun 2011 adalah

festival museum dengan tema “Museum Goes to Mall”. Program

kunjungan museum ditahun 2012 adalah festival museum dengan tema “ Museum Goes to Istana” yang diadakan di Istana Keraton

Kasultanan Yogyakarta. Festival museum biasanya diisi dengan dua kegiatan, yaitu karnaval dan pameran museum (Festival Museum Yogyakarta 2013, Museum Goes to Campus 06-Apr-2013- Bahasa Indonesia.htm 12 Mei 2015).

(62)

c. Program Wajib Kunjung Museum ini sudah mengantar ratusan sekolah ke museum – museum di seluruh wilayah DIY. Pada tahun 2015 ini ditargetkan 21.600 siswa yang akan mengunjungi museum. Program yang sudah berjalan satu tahun ini memberikan hasil evaluasi bahwa meniadakan Taman Kanak – kanak dari program ini. Anak – anak TK belum sepenuhnya memahami maksud mengunjungi museum, sehingga diputuskan program ini mencakup siswa SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi. Program wajib kunjung museum dimaksudkan untuk mengenalkan, mendekatkan, dan meningkatkan kecintaan siswa kepada museum sejak dini (Wajib Kunjung Museum Dimulai Lagi - Kedaulatan Rakyat Online Yogyakarta.html 12 Mei 2015).

d. Selain program promosi di Yogyakarta terdapat sebuah program

(63)

DIY sebagai kota sejarah di dunia (http://asnani.multiply.com/links/item/5/Sahabat-Museum 12 Mei 2015).

(64)

D. Nama Museum dan Jenis Koleksi

Jenis museum dan koleksi museum yang tergabung dalam Badan Musyawarah Museum Daerah Istimewa Yogyakarta dibagi menjadi 3 golongan yaitu budaya dan kesenian, pendidikan dan ilmu pengetahuan, sejarah dan perjuangan.

1. Museum dan Jenis Museum Kategori Budaya dan Kesenian

Museum dan jenis museum dengan kategori budaya dan kesenian yang terdapat di Daerah Istimewa Yogyakarta adalah :

Tabel 4.1 Museum dan Jenis Koleksi Museum Kategori Budaya dan Kesenian yang Tergabung Badan Musyawarah Museum Daerah

Istimewa Yogyakarta

No Nama Museum Jenis Museum dan Koleksi yang Disimpan

1. Museum Kraton Yogyakarta Mengoleksi dari alat fotografi sampai dengan kreta kencana. 2. Museum Negri Sono Budoyo

Unit I

Mengoleksi benda – benda prasejarah pada zaman Mataram. 3. Museum Negri Sono Budoyo

Unit II (Museum Condrokiranan)

Mengoleksi benda bersejarah berasitektur Jawa.

4. Museum Puro Pakualaman Museum yang menyimpan busana dan perlengkapan Puro Pakualaman. 5. Museum Batik Yogyakarta Menyimpan batik Indonesia.

(65)

hampir dilupakan masyarakat. 8. Museum Wayang Kekayon Menyimpan koleksi wayang.

Museum Tani Jawa Indonesia Museum dengan jenis pengunjung dapat melihat museum bukan hanya benda mati tetapi juga benda hidup seperti dapat belajar dan melakukan aktivitas pertanian.

9. Museum Tembi Rumah

Budaya

Mengoleksi etnografi dan media rekam visual kebudayaan Jawa. Sumber : Katalog Museum 2013

2. Museum dan Jenis Museum Kategori Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan yang Tergabung Badan Musyawarah Museum Daerah Istimewa Yogyakarta adalah :

Tabel 4.2 Museum dan Jenis Koleksi Museum Kategori Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan yang Tergabung Badan Musyawarah Museum

Daerah Istimewa Yogyakarta

No Nama Museum Jenis Museum dan Koleksi yang Disimpan

1. Museum Anak Kolong

Tangga

Berisi permainan tradisional anak Indonesia.

2. Museum Bahari Yogyakarta Berisi peralatan dan dokumen TNI AL.

3. Museum Biologi UGM Museum menyimpan koleksi verterbrata, mamalia,

invertebrate, kerangka primitive, aves, herbivore dan herbarium.

4. Museum Dewantara Kirti Griya

Museum yang mengoleksi benda – benda peninggalan Ki Hajar

(66)

5. Museum Gumuk Pasir Museum dengan konsep laboratorium geospasial.

6. Museum Gembira Loka Laboratorium flora dan fauna dengan konsep kebun raya dan kebun binatang.

7. Museum Geoteknologi

Mineral

Koleksi berbagai mineral, batuan dll yang berhubungan dengan bidang geologi.

8. Museum RS Mata “Dr. Yap” Memberikan alternatif wisata

ilmu pengetahuan, khususnya pengetahuan tentang kesehatan

mata.

9. Museum Gunung Merapi Museum yang berisi tentang sejarah gunung Merapi dan teknologi pergunung-apian.

10. Museum Kayu Wanagama Mengoleksi beraneka ragam ukiran kayu.

11. Museum Peta Geografi UGM

Berisi sejarah pembuatan peta, dan beragam peta tua yang terdapat di nusantara.

12. Museum Pendidikan

Indonesia

Sejarah dan ilmu – ilmu pengetahuan tentang

perkembangan pendidikan di Indonesia.

(67)

3. Museum dan Jenis Museum kategori Sejarah dan Perjuangan.

Museum dan jenis museum kategori sejarah dan perjuangan yang terdapat di Daerah Istimewa Yogyakarta adalah :

Tabel 4.3 Museum dan Jenis Koleksi Museum Kategori Sejarah dan Perjuangan yang Tergabung Badan Musyawarah Museum Daerah

Istimewa Yogyakarta

No Nama Museum Jenis Museum dan Koleksi yang Disimpan

1. Museum Monumen Yogya Kembali

Mengoleksi benda benda dan dokumentasi Indonesia. 2. Museum Sasmitaloka Pangsar

Jendral Sudirman

Museum bekas peninggalan rumah Jendral Sudirman. 3. Museum Pusat TNI AD Museum yang mengoleksi

dokumen dan benda-benda milik TNI AD.

4. Museum Monumen P.

Diponegoro Sasana Wiratama

Mengoleksi benda benda seperti gamelan milik Sri Sultan

Hamengkubuwono II buatan tahun 1752.

5. Museum Monumen Pahlawan Pancasila

Museum yang merupakan penghormatan kepada Kolonel Katamso dan Letnan Kolonel Soegiyono atas kekejaman PKI.

(68)

8. Museum Sandi Menyimpan benda dan alat sandi.

9. Museum Benteng Vredeburg Museum yang menyimpan mulai diorama dari Pengeran Diponegoro sampai dengan Pejanjian Renville, dan

mendapat julukan The Excelent Display of Historical Diorama.

10. Museum Pergerakan Wanita Indonesia

Museum yang menyimpan berbagai peralatan dan lukisan tokoh wanita.

Sumber : Katalog Museum 2013

E. Paket Wisata dan Aktivitasnya.

A. Paket Wisata dan Aktivitasnya

(69)

menyusuri museum negeri sendiri juga dapat menambah wawasan sejarah kita.

Selain di Museum Keraton, acara Tamasya juga digelar di Museum Batik, Museum Ullen Sentalu dan juga Museum Gunung Merapi. Yogyakarta Night at The Museum juga memiliki acara menarik bertemakan Family Day. Acara ini diadakan pada bulan Maret 2015 di Museum Affandi. Dalam acara ini dihadiri 40.000 wisatawan yang mendapatkan tiket masuk museum lengkap dengan snack, souvenir, makan siang dan doorprize. Wisatawan akan berkeliling museum yang dikenal memiliki arsitektur unik dan menikmati pemandangan indah di tepi Kali Gajah Wong.

Yogyakarta Night at The Museum memiliki acara lain bertemakan

Amazing Race. Pada bulan Maret, Amazing Race diadakan di Benteng Vredeburg pada hari Jum’at 20 Maret 2015. Acara ini akan mengajak wisatawan berkeliling melihat gedung benteng yang dulunya dipakai sebagai barak tentara, ruang penjara hingga hall tempat dansa noni - noni Belanda di jamannya. Harga tiket masuk acara eksplore Benteng Vredeburg ini hanya dengan harga Rp 35.000, sudah termasuk tiket museum, souvenir, doorprize, snack, makan malam dan juga games

(70)

50

BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dibahas hasil dari pengumpulan data dan pengolahan data serta pembahasannya. Penelitian ini dilakukan dua tahap pengumpulan data. Penelitian tahap pertama dilakukan dengan metode wawancara terhadap wisatawan muda dan tua yang dipilih untuk melihat pola kunjungan wisatawan ke museum. Penelitian tahap kedua dilakukan dengan pengumpulan data berupa survei dengan menggunakan kuesioner.

A. Penelitian Tahap Pertama

(71)

1. Pola Kunjungan Wisata Serba Serbi

Museum Ullen Sentalu Kaliurang Sindu Kusuma Edu Park Jogja City Mall

(72)

di Jogja City Mall. Wisatawan yang suka jalan – jalan, berbelanja tetapi juga tetap ingin tahu tentang budaya dan sejarah dapat menggunakan pola wisata ini. Maka dari itu, pola wisata serba serbi ini dapat memenuhi keinginan wisatawan muda ataupun tua yang sedang melakukan perjalanan wisata. Pola kunjungan wisata ini dibuat juga melihat dari segi lokasinya. Lokasi tempat – tempat wisata ini berada di Yogyakarta bagian utara dan barat. Tempat wisata satu ke tempat wisata lainnya jaraknya mudah untuk dijangkau.

(73)
(74)

2. Pola Kunjungan Wisata Hiburan, Belanja dan Sejarah

Monumen Jogja Kembali Museum Gunung Merapi Malioboro Alun alun Kidul

Pola kunjungan wisata hiburan, belanja dan sejarah ini dapat mengakomodasi wisatawan yang bermalam di Yogyakarta. Di Yogyakarta tempat wisata tidak hanaya seputar Tugu dan Malioboro. Lokasi tempat wisata satu dengan yang lainnya memang tidak dekat. Dengan melihat pola kunjungan wisatawan, maka dibuatlah pola wisata hiburan, belanja dan sejarah. Pola wisata ini dapat mengakomodasi wisatawan yang gemar berbelanja dan gemar jalan – jalan. Tetapi, tidak hanya berbelanja dan jalan – jalan saja,

(75)

Wisatawan dapat berkunjung kedua museum dahulu kemudian menghabiskan waktunya ke Malioboro dan Alun – alun Kidul.

Berdasarkan Gambar 5.2 menunjukkan bahwa jarak tempat wisata satu dengan lainnya tidak berdekatan. Wisatawan dapat mengunjungi tempat-tempat wisata yang berada di Yogyakarta bagian utara terlebih dahulu, sehingga wisatawan dapat menghabiskan waktu jalan – jalannya di Malioboro serta Alun – alun Kidul. Waktu yang

(76)
(77)

3. Pola Kunjungan Wisata Sejarah dan Belanja Malioboro

Malioboro Museum Benteng Vrederburg Keraton Yogyakarta

– Taman Sari

(78)
(79)

Berdasarkan gambar 5.3 menunjukkan bahwa waktu yang dibutuhkan untuk mengunjungi keempat tempat wisata adalah 32 menit dengan jarak 10,8 km. Wisatawan sudah dapat memperkirakan waktu yang dibutuhkan untuk keempat tempat wisata tersebut. Pola kunjungan wisata sejarah dan belanja Malioboro ini juga sangat strategis. Pola kunjungan wisata ini berada di tengah kota Yogyakarta. Wisatawan akan merasakan kemacetan, karena sebagian besar wisatawan yang datang ke Yogyakarta akan menghabiskan waktunya di Malioboro. Wisatawan menganggap bahwa Malioboro adalan icon dari Yogyakarta.

4. Pola Kunjungan Wisata Keraton dan sekitarnya

Museum Benteng Vrederburg Keraton Yogyakarta Museum Kereta Taman Sari

Pola kunjungan wisata Keraton dan sekitarnya ini menarik sebagai alternatif perjalanan wisata. Pola ini juga cocok bagi yang melakukan

(80)

sebagai salah satu pola perjalanannya akan mendapatkan pengetahuan dan pengalaman baru. Pengunjung tidak hanya mendapatkan pengetahuan tentang sejarah saja, melainkan juga tentang budaya dan dapat menikmati suasana Yogyakarta di Taman Sari. Selain dapat menikmati suasana yang nyaman, Taman Sari juga biasa digunakan untuk pengambilan gambar. Wisatawan yang tidak mengetahui lokasi tempat – tempat wisata tersebut. dapat melihat denah lokasinya.

(81)

Gambar 5.4 Pola Kunjungan Wisata Keraton dan sekitarnya

(82)

5. Pola Kunjungan Wisata Kaliurang dan sekitarnya

Museum Ullen Sentalu Museum Gunung Merapi Desa Wisata Kaliurang Mirota Batik Jakal

(83)
(84)

Berdasarkan Gambar 5.5 menunjukkan bahwa jarak satu tempat wisata ke tempat wisata lainnya 33,1 km dengan waktu tempuh 1 jam 2 menit. Wisatawan dapat memperkirakan waktu yang akan dibutuhkan apabila memilih pola wisata Kaliurang dan sekitarnya. Pola ini dapat memenuhi kebutuhan wisatawan yang ingin perjalanan wisatanya tidak hanya jalan – jalan melainkan juga mendapatkan pengetahuan, menikmati suasana alam serta berbelanja.

6. Pola Kunjungan Wisata Belanja + Edukasi Malioboro Malioboro Pasar Beringharjo Museum Benteng Vrederburg

Taman Pintar

Pola kunjungan wisata belanja + edukasi Malioboro ini sangat strategis lokasinya. Pola kunjungan wisata ini dapat digunakan bagi wisatawan yang gemar berbelanja. Tempat – tempat wisata yang ditawarkan dalam pola ini adalah tempat dimana banyaknya wisatawan yang datang.. Apabila memilih pola kunjungan wisata ini wisatawan tidak hanya jalan – jalan ataupun berbelanja saja. Wisatawan dapat menikmati dan mengetahui yang ada di dalam Museum Benteng Vrederburg. Museum Benteng Vrederburg juga tidak hanya menyajikan koleksi museum saja, melainkan terdapat juga permainan serta patung – patung yang diberi efek suara ketika saat berperang. Wisatawan tidak

(85)

memberikan edukasi bagi anak – anak, sehingga tidak hanya bermain saja melainkan mendapat pengetahuan. Lokasi dari satu tempat wisata ke tempat wisata lainnya juga tidak berjauhan.

(86)
(87)

B. Penelitian Tahap Kedua

Gambar

Gambar  2.1 Maslow’s Hierarchy of Needs
Gambar  2.2 Model Proses Motivasi (Sumber Schiffman dan Kanuk, 2007)
Tabel 2.2  Segmentasi Demografis (Dewi 2012)
Tabel 4.1 Museum dan Jenis Koleksi Museum Kategori Budaya dan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini adalah: City Branding “The Soul of Madura” dan motivasi wisatawan berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan berkunjung ke Kabupaten Sumenep; City

Motivasi ekstrinsik wisatawan nusantara yang berkunjung ke daya tarik wisata city tour di Denpasar menunjukan bahwa motivasi ektrinsik tertinggi adalah pada indikator biaya

Maka dari itu dalam penelitian ini, city branding dan city image digunakan untuk melihat sejauh mana pengaruhnya terhadap keputusan berkunjung wisatawan ke

Dari 505 sampel data wisatawan Gabungan yang terdiri dari 331 wisatawan Domestik dan 174 wisatwan Mancanegara yang berkunjung ke 18 objek daya tarik wisata di pulau

Berdasarkan Tabel tersebut maka dapat disimpulkan bahwa dari lima indikator motivasi ekstrinsik yang menjadi indikator yang mendominasi motivasi ekstrinsik

1000 V.KESIMPULAN Dari hasil pengujian hipotesis yang telah dilakukan mengenai Pengaruh Word of Mouth dan Brand Image terhadap Keputusan Berkunjung Wisatawan ke Halal Tourism Kota

Di urutan teratas yang ketiga, motivasi wisatawan yang mengunjungi Pantai Green Bowl adalah untuk melakukan relaksasi dari kesibukan sehari-hari dengan jumlah

Hasil penelitian didasarkan atas data yang diperoleh dari wisatawan yaitu data motivasi wisatawan berkunjung ke Objek Wisata ini diantaranya untuk relaksasi, olahraga,