• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hubungan Perceived Quality dan Brand Loyalty Merek Imitasi (Studi Kasus : Merek Crocodile dan Merek Lacoste).

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Hubungan Perceived Quality dan Brand Loyalty Merek Imitasi (Studi Kasus : Merek Crocodile dan Merek Lacoste)."

Copied!
30
0
0

Teks penuh

(1)

v

1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian... 7

1.4. Kegunaan Penelitian ... 8

1.5. Ruang Lingkup Penelitian...9

1.6. Kerangka Pemikiran...10

1.7. Sistematika Penulisan ... 10

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS 2.1. Pemahaman Pemasaran...13

2.2. Produk Sebagai Bauran Pemasaran... .... 16

2.3. Merek ... 23

2.4. Merancang Strategi Bersaing Pengikut Pasar (Imitasi) ... 24

2.4.1. Merek Imitasi...27

2.5 Persepsi Dalam Perilaku Konsumen...29

2.6 Kualitas yang Dipersepsikan (Perceived Quality)…………34

2.7 Brand Loyalty...36

(2)

vi

2.9 Model Penelitian...45

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian... 46

3.2. Populasi dan Sampel Penelitian... 47

3.3. Metode Pengambilan Sampel...48

3.4 Metode Pengumpulan Data...49

3.5 Uji Normalitas...51

3.6 Uji Validitas...52

3.6.1 Hasil Uji Validitas...53

3.7 Uji Reliabilitas...55

3.7.1 Hasil Uji Reliabilitas...56

3.8 Definisi Operasional Variabel...56

3.9 Pengolahan dan Analisis Data...58

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Sejarah Perusahaan...61

4.2. Karakteristik Responden...63

4.2.1. Karakteristik Responden Berdasarkan jenis kelamin ... 63

4.2.2. Karakteristik Responden Berdasarkan usia ... 64

4.2.3. Karakteristik Responden Berdasarkan pendidikan terakhir... 67

4.2.4. Karakteristik Responden Berdasarkan profesi... 68

4.2.5. Karakteristik Responden Berdasarkan pendapatan per bulan ... 69

(3)

vii

Merek Crocodile Adalah Merek Imitasi

dari Lacoste... 72

4.3 Hasil Penelitian...73

4.3.1. Persepsi Konsumen Terhadap Kualitas Merek Crocodile (Perceived Quality)...73

4.3.2 Loyalitas KonsumenTerhadap Merek Crocodile (Brand Loyalty)...78

4.4 Hubungan Antara Perceived Quality Merek Imitasi dan Loyalitas Merek...81

4.5 Pembahasan Hasil Penelitian………...…84

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Simpulan ... 97

5.2 Implikasi Manajerial ... 99

5.3 Keterbatasan Penelitian... 100

5.4 Penelitian Mendatang... 101

5.5 Saran... 101

(4)

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. : KMO and Bartlett’s Test... 53

Tabel 3.2. : Rotated Component Matrix... 54

Tabel 3.3. : Reliability Statistics...56

Tabel 3.4. : Definisi Operasional...57

Tabel 3.5. : Tingkat Keeratan Hubungan Korelasi...60

Tabel 4.1. : Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 64

Tabel 4.2. : Karakteristik Responden Bedasarkan Usia ... 65

Tabel 4.3. : Karakteristik Responden Bedasarkan Pendidikan Terakhir ... 67

Tabel 4.4. : Karakteristik Responden Bedasarkan Profesi ... 68

Tabel 4.5. : Karakteristik Responden Bedasarkan Pendapatan Per Bulan ... 71

Tabel 4.6. : Karakteristik Responden Berdasarkan Pengetahuan Konsumen Berdasarkan Merek Crocodile Adalah Merek Imitasi dari Lacoste...72

Tabel 4.7. : Tanggapan Responden Terhadap Keandalan Merek Crocodile...73

Tabel 4.8. : Tanggapan Responden Terhadap Kepercayaan Merek Crocodile...74

Tabel 4.9. : Tanggapan Responden Terhadap Daya Tahan Merek Crocodile...75

(5)

ix

Tabel 4.11. : Tanggapan Responden Terhadap Kualitas Merek Crocodile Secara keseluruhan...77

Tabel 4.12. : Tanggapan Responden Mengenai Loyal

Terhadap Merek Crocodile Secara Umum...78 Tabel 4.13. : Tanggapan Responden Mengenai Akan

Membeli Merek Lain Jika merek Crocodile

yang di Cari Tidak Ada di Sebuah Toko...79 Tabel 4.14. : Tanggapan Responden Mengenai Akan

Membeli Merek Lain Ketika Merek Tersebut

Sedang Diskon...80 Tabel 4.15. : Korelasi... ....82

(6)

x

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. : Lima Level Produk...19

Gambar 2.2. : Bagan Nilai dari Kesan Kualitas...35

Gambar 2.3. : Siklus pembelian...37

Gambar 2.4. : Piramida Loyalitas ... 40

Gambar 2.5 : Model Proses Informasi...43

(7)

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner Penelitian Lampiran 2 Karakteristik Responden Lampiran 3 Validitas dan Reliabilitas Lampiran 4 Hasil Uji Korelasi Pearson Lampiran 5 Tabulasi Data

(8)

xii

ABSTRAK

Pemasaran adalah suatu proses sosial yang didalamnya konsumen mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain. Dalam pemasaran kita mengenal adanya bauran pemasaran yang lebih dikenal dengan 4P. Apabila kita berbicara lebih dalam mengenai produk, maka kita mengenal istilah merek. Penelitian ini lebih menekankan pada brand imitation yaitu merek yang mirip dengan merek asli dan membuat orang untuk ingat akan merek aslinya. Penelitian ini mencari hubungan akan perceived quality akan merek imitasi tersebut dan hubunganya dengan brand loyalty konsumennya.

Penelitian ini dilakukan di kota Bandung dengan menggunakan 100 responden. Penelitian ini menggunakan merek imitasi Crocodeile sebagai studi kasusnya. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan metode survey (kuesioner) yang berisi pertanyaan mengenai jenis kelamin, usia, tingkat pendidikan, pendapatan, profesi, dan pengetahuan akan merek imitasi Crocodile sebagai karekteristik responden; dan 2 (dua) variabel perceived quality (Sugiarto:2004) dan brand loyalty (Rangkuti 2002:6). Alat Analisis yang digunakan adalah metode korelasi Pearson. Hasil penelitian menunjukan adanya hubungan negatif sebesar -0.442 antara perceived quality dengan brand loyalty. Dimana semakin baik kualitas merek imitasi dipersepsikan maka belum tentu konsumen akan loyal pada merek tersebut.

(9)

xiii

ABSTRACT

Marketting is a social proces where consumen get what they want and get what they need with create, offer, and switch value product with another side. In Marketting we know marketting mix who more familiar with 4P. If we talk about product, than we will know brand to. This reserch is more consider about brand imitations that means brand who similar with the original brand, and make te consumer to remember the original brand. This reserch is find out corelations between perceived quality and brand loyalty for brand imitation.

This research conducted in Bandung cityby using 100 responden. This research using Corcodile imitation brand as a study case. This research is descriptive by using survey method (questionaire) which question about: gender, age, education level, income, profesion, and the knowledge about Crocodile as brand imitation for characteristic respondent; and 2 (two) dimension of perceived quality (Sugiarto:2004) and brand loyalty (Rangkuti 2002:6). This analysis method is used Pearson correlation method.

This research indicate that perceived quality and brand loyalty for brand imitation is corelat negatively -0.442. That means is more better perceived quality is perceived, are not make the consumer to loyal for brand imitation.

(10)

Bab I Pendahuluan 1

Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Manusia memiliki kebutuhan yang tidak terbatas dengan sumber daya terbatas untuk memenuhi kebutuhan tersebut. Hal ini didukung oleh Sukirno (1998) yang berpendapat bahwa setiap manusia selalu memiliki keinginan yang relatif tidak terbatas untuk memenuhi kebutuhan mengenai barang dan jasa. Maka dari itu, setiap individu harus memikirkan cara yang terbaik dalam menggunakan sumber daya yang dimilikinya.

Case & Fair (2002) berpendapat bahwa setiap individu memiliki cara yang bertujuan untuk memaksimumkan pendapatan yang dinikmatinya dengan menggunakan sumber daya yang dimilikinya. Selanjutnya, dengan pendapatan ini setiap individu menentukan jenis dan jumlah barang yang dibeli. Akan tetapi, setiap individu tidak dapat memiliki semua barang dan jasa yang diinginkan. Hal ini disebabkan karena semakin lama kebutuhan manusia semakin banyak dan harga kebutuhan manusia tersebut semakin mahal.

(11)

Bab I Pendahuluan 2

Universitas Kristen Maranatha individu mulai mencari alternatif produk atau merek yang berkualitas dan memiliki harga lebih murah untuk dapat memuaskan kebutuhanya.

Berdasarkan fenomena tersebut maka muncul suatu pemikiran mengenai brand imitation sebagai sarana untuk memenuhi kebutuhan tersebut (d’Astous, 2001) . Oleh karena itu, penelitian yang dilakukan ini lebih mengarah pada bentuk pengimitasian dalam hal merek sehingga pemasar perlu mengetahui mengenai konsep brand imitation.

Brand imitation berasal dari perusahaan yang menempati posisi

sebagai pengikut pasar. Hal ini didukung oleh Kotler (2000:280) yang menjelaskan bahwa terdapat empat strategi perusahaan sebagai pengikut pasar yaitu pemalsu (counterfeiter), pengklon (cloner), peniru (imitator), pengadaptasi (adapter). Brand imitation merupakan salah satu strategi pemasaran yang menguntungkan karena memanfaatkan dari kesamaan atau kemiripan (kemasan, desain, nama merek, periklanan, dll) terhadap merek yang sebelumnya sudah diterima oleh konsumen (d’Astous, 2001).

Imitasi harus dibedakan dengan pembajakan (piracy). Piracy merupakan peniruan bulat-bulat (100%) akan produk atau mereknya (Himelstein, 1995). Sedangkan merek imitasi adalah merek yang di desain mirip dengan merek aslinya dan membuat konsumen berpikir atau ingat akan merek aslinya (d’Astous, 2001).

(12)

Bab I Pendahuluan 3

Universitas Kristen Maranatha penyamaranya itu akan membuat pengaruh pada pemikiran konsumen atas suatu sikap konsumen terhadap merek dan pembelian (d’Astous, 2001).

Semakin hari semakin banyak produsen yang memproduksi dan menjual produk-produk imitasi karena kebutuhan masyarakat akan sesuatu selalu meningkat dimana produk-produk pelengkap dengan konsep originalitas semakin tidak dapat dibeli maka konsumen akan selalu melirik produk imitasi (www.Hki.com).

Sejak diperkenalkan strategi brand imitation, konsumen lebih senang untuk membeli barang dari merek imitasi karena memiliki nilai yang melebihi merek asli (Zaichkwosky,1999). Hampir semua brand imitation memiliki harga yang lebih rendah dibandingkan original brand (d’Astous, 2001). Maka dari itu, konsumen lebih tertarik untuk mengkonsumsi merek imitasi dengan harga yang lebih rendah, karena menawarkan nilai yang lebih jika produk tersebut memiliki kualitas yang tidak jauh dibanding produk aslinya.

Rangsangan yang terjadi pada brand imitation megalami penyamaran rangsangan (stimulus) yang tidak dapat dibedakan oleh konsumen antara yang asli dan yang imitasi, atau lebih parah lagi konsumen menganggap bahwa produk imitasi tersebut berasal dari manufaktur yang sama dengan merek yang asli (Kapferer, 1995a).

Berdasarkan hal ini, hasilnya menunjukkan bahwa tidak hanya original brand mengalami penjualan yang terus menurun, tetapi

(13)

Bab I Pendahuluan 4

Universitas Kristen Maranatha kerusakan yang tidak bisa diperbaiki (Zaichkowsky & Simpson, 1996). Selain itu, untuk mengatasi masalah tersebut maka pemasar perlu mengubah sikap konsumen mengenai keunikan dan kelebihan dari original brand.

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan contoh merek Crocodile yang berasal dari Hong Kong sebagai merek imitasi dari merek Lacoste yang berasal dari Perancis sesuai contoh yang diberikan oleh Zaichkowsky & Simpson (1996). Seperti diketahui bahwa merek Crocodile dan Lacoste sama sama menggunakan logo buaya dengan bentuk dan penepatan yang sama, perbedaan hanya terletak pada arah buaya tersebut menghadap . Arah buaya merek Lacoste menghadap ke kiri sedangkan arah buaya Crocodile ke kanan.(www.cnn.com). Perbedaan ini berupa rangsangan merek imitasi yang sulit dibedakan oleh konsumen.

Berdasarkan fenomena mengenai semakin banyak perusahaan yang bergerak pada merek imitasi maka penelitian ini lebih menekankan pada persepsi konsumen mengenai merek imitasi dan bagaimana hubunganya dengan perilaku konsumen khususnya brand loyalty. Oleh karena itu, sebelum membahas mengenai hubungan tersebut maka konsep yang perlu diperhatikan terlebih dahulu oleh pemasar adalah persepsi konsumen.

(14)

Bab I Pendahuluan 5

Universitas Kristen Maranatha Menurut Schiffman & Kanuk (2004:157), persepsi konsumen terbagi menjadi persepsi produk dan persepsi layanan. Penelitian ini lebih memfokuskan pada persepsi konsumen mengenai produk. Hal ini disebabkan karena objek penelitian yaitu merek Crocodile yang bergerak dalam produksi pakaian (www.crocodile.com).

Menurut Schiffman & Kanuk (2004:157), salah satu atribut produk yaitu kualitas. Oleh karena itu, penekanan penelitian ini adalah lebih pada kualitas yang dipersepsikan (perceived quality) oleh konsumen mengenai merek imitasi. Hal ini disebabkan karena kualitas merupakan pendorong bagi konsumen untuk melakukan keputusan pembelian (Darmadi, 2004). Maka dari itu, pemasar perlu memahami konsep mengenai perceived quality.

Perceived quality merupakan bagian dari evaluasi konsumen

(Salomon, 2004). Evaluasi menurut Assael (1998) adalah pembelajaran mengenai kecenderungan untuk merespon suatu objek atau kelas dari objek tersebut apakah menguntungkan atau tidak menguntungkan. Jadi perceived quality adalah apa yang konsumen rasakan ketika bersentuhan dengan

produk tersebut (Anonim, 2006:1).

Evaluasi yang baik mendorong suatu individu untuk menentukan perilaku (Peter & Olson, 1996). Dengan kata lain, persepsi juga mendorong suatu individu untuk menentukan perilaku. Jadi, jika konsumen memiliki perceived quality mengenai suatu merek imitasi maka mendorong perilaku

(15)

Bab I Pendahuluan 6

Universitas Kristen Maranatha Perilaku adalah tindakan nyata dari suatu konsumen akan suatu rangsangan yang diterima (Peter & Olson, 1996). Salah satu jenis perilaku konsumen adalah perilaku pembelian. Perilaku pembelian merupakan pertukaran secara fisik biasanya dalam bentuk simbolik seperti uang untuk produk atau jasa untuk memuaskan kebutuhan manusia (Csikszentmihalyi, 2000 dalam Magdalena, 2005).

Jenis perilaku pembelian yang dibahas dalam penelitian ini adalah

brand loyalty (d’Astous, 2001). Hal ini disebabkan karena memiliki

pelanggan loyal adalah tujuan akhir dari semua perusahaan yang dapat memberikan keuntungan. Hal ini didukung oleh Hurriyati (2005:128) yang mengatakan bahwa kebanyakan dari perusahaan tidak mengetahui bahwa loyalitas konsumen dapat dibentuk melalui beberapa tahapan, mulai dari mencari calon pelanggan potensial sampai dengan advocate customers yang akan membawa keuntungan bagi perusahaan. Oleh karena itu, pemasar perlu memahami konsep brand loyalty.

Peter & Olson (1996) menjelaskan bahwa brand loyalty adalah sejauh mana seorang konsumen secara konsisten membeli merek yang sama dalam suatu kelas produk. Menurut d’Astous (2001), terdapat hubungan yang negatif antara perceived quality merek imitasi dengan brand loyalty merek imitasi.

(16)

Bab I Pendahuluan 7

Universitas Kristen Maranatha itu, sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah konsumen yang dapat membedakan antara merek orisinil (Lacoste) dan merek imitasi (Crocodile). Penelitian ini juga menggunakan konsumen yang telah membeli merek Crocodile untuk mengukur loyalitas merek.

Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan sebelumnya mengenai fenomena merek imitasi (Crocodile) dan pentingnya kualitas yang dipersepsikan konsumen (perceived quality) pada merek tersebut yang mana berhubungan dengan brand loyalty, maka peneliti bermaksud untuk mengambil topik penelitian mengenai: “Hubungan Perceived Quality dan Brand Loyalty Merek Imitasi” (Studi Kasus: Crocodile Brand dan

Lacoste Brand)

1.2 Identifikasi Masalah

Mengingat pentingnya hubungan perceived quality dan brand loyalty yang dilakukan konsumen untuk brand imitation, maka diidentifikasikan masalah dalam penelitian ini adalah apakah terdapat hubungan perceived quality dan brand loyalty merek imitasi?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

(17)

Bab I Pendahuluan 8

Universitas Kristen Maranatha lengkap pada Fakultas Ekonomi, Jurusan Manajemen, Universitas Kristen Maranatha Bandung.

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis hubungan perceived quality dan brand loyalty merek imitasi.

.

1.4 Kegunaan Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:

1. Bagi peneliti sebagai kesempatan untuk belajar dan memahami seberapa kuat hubungan antara perceived quality merek imitasi (crocodile) dan brand loyalty, serta belajar mengenai cara penerapan teori-teori yang diperoleh selama mengikuti masa perkuliahan.

2. Bagi pembaca sebagai bahan tambahan pengetahuan mengenai pemasaran pada umumnya dan bagaimana persepsi kualitas atau tanggapan dan loyalitas merek pada khususnya.

3. Bagi perusahaan sebagai tambahan informasi mengenai kesan pada perceived quality dan brand loyalty pada produk dari merek crocodile.

1.5 Ruang lingkup penelitian

Penelitian ini mengenai hubungan perceived quality merek imitasi dan brand loyalty (Studi Kasus: Crocodile Brand dan Lacoste Brand).

(18)

Bab I Pendahuluan 9

Universitas Kristen Maranatha Pengukuran penelitian ini menggunakan instrumen penelitian yang diadopsi dari d’Astous & Gargouri (2001) mengenai variabel brand loyalty dengan 3 item pertanyaan. Sedangkan variabel perceived quality menggunakan instrumen yang dilakukan oleh Sweeney, Soutar & Johnson (1999) dengan 5 item pertanyaan.

Sampel yang dipakai dalam penelitian ini adalah responden yang dapat membedakan yang mana merek asli dan yang mana pula merek imitasi dari merek Lacoste dan merek Crocodile. Selain itu juga dipilih responden yang pernah menggunakan produk dari merek imitasi yaitu Crocodile.

(19)

Bab I Pendahuluan 10

Universitas Kristen Maranatha 1.6 Kerangka Pemikiran

Gambar 1.1

Skema Kerangka Pemikitan

1.7 Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan skripsi peneliti lakukan terdiri dari lima bab dengan perincian sebagai berikut:

BAB I: Pendahuluan

Bab ini berisi mengenai latar belakang dilakukannya penelitian, identifikasi masalah, manfaat dan tujuan penelitian, kegunaan penelitian,batasan

Perusahaan

Posisi Persaingan Perusahaan

Brand Imitation (Market Follower Strategies)

Brand Loyalty (Perilaku Konsumen)

(20)

Bab I Pendahuluan 11

Universitas Kristen Maranatha masalah, ruang lingkup penelitian, kerangka pemikiran, serta sistematika penulisan.

BAB II : Tinjauan Pustaka

Bab ini berisi mengenai landasan teori hipotesis yang terdiri dari pembahasan mengenai perusahaan, pembahasan mengenai bauran pemasaran, pembahasan mengenai produk, pembahasan mengenai merek, pembahasan mengenai merek imitasi, pemahasan perilaku konsumen, persepsi, evaluasi, dan loyalitas terhadap merek.

BAB III: Metodologi Penelitian

Bab ini berisi mengenai desain penelitian, populasi dan sampel penelitian, metode pengambilan sampel, metode pengumpulan data, uji validitas, hasil uji validitas, uji reliabilitas, hasil uji reliabilitas, definisi operasional dan pengukuran variabel, serta metode analisis data.

BAB IV: Hasil Penelitian dan Pembahasan

(21)

Bab I Pendahuluan 12

Universitas Kristen Maranatha BAB V: Simpulan dan Saran

(22)

Bab V Kesimpulan dan Saran

Universitas Kristen Maranatha 97

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1. Simpulan

Penelitian ini menganalisis mengenai hubungan antara perceived quality

dan brand loyalty merek imitasi. Penelitian ini menggunakan merek

Crocodile yang berasal dari Hongkong sebagai studi kasusnya.

Perceived quality adalah persepsi pelanggan terhadap kualitas dan

superioritas produk relatif terhadap pesaing (Kartajaya,2005:205). Seringkali persepsi kualitas ini sulit ditentukan karena merupakan hasil persepsi dan penilaian pelanggan. Bagi pemilik merek, persepsi kualitas mendatangkan manfaat karena menjadi alasan untuk membeli bagi pelanggan, menjadi basis diferensiasi dan positioning produk, menghasilkan harga premium, menjadi daya tarik bagi retailer dan distributor, dan terakhir kalau merek memiliki persepsi kualitas yang bagus maka menjadi dasar bagi ekstitensi atau perluasan merek.

Sedangkan Brand loyalty merupakan ukuran kesetiaan konsumen terhadap suatu merek Aaker (1997). Selain itu, brand loyalty juga merupakan loyalitas yang diberikan oleh pelanggan kepada merek. Loyalitas merek ini menjadi ukuran seberapa besar kemungkinan pelanggan akan pindah ke merek lain (Kartajaya, 2005:211).

(23)

Bab V Kesimpulan dan Saran

Universitas Kristen Maranatha 98

pembelian konsumen dan loyalitas konsumen terhadap suatu merek. Perceived quality yang positif akan mendorong keputusan pembelian dan

menciptakan loyalitas pada suatu merek tersebut. Jadi dapat diramalkan jika perceived quality pelanggan negatif, produk tidak akan bertahan lama di pasar karena tidak ada loyalitas konsumen. Sedangkan menurut d’Astous (2001) pada kasus merek imitasi akan terdapat hubungan yang negatif antara perceived quality dengan brand loyalty.

Penelitian ini menggunakan responden yang pernah menggunakan merek imitasi Crocodile, dan responden yang tahu bahwa merek Crocodile asal Hong Kong ini adalah merek imitasi dari merek Lacoste asal Perancis. Total sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 100 orang.

Penelitian ini menggunakan metode korelasi pearson karena mencari hubungan antara perceived quality dengan brand loyalty. Alasan menggunakan korelasi pearson karena kedua data dari variabel ini menggunakan skala interval.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat hubungan secara negatif antara perceived quality dan brand loyalty. Nilai hubungan ini sebesar -0,442. Yang menandakan bahwa pada merek imitasi, semakin perceived quality dipersepsikan belum tentu konsumen itu akan loyal pada

(24)

Bab V Kesimpulan dan Saran

Universitas Kristen Maranatha 99

5.2 Implikasi manajerial

Membangun Perceived quality harus diikuti peningkatan kualitas nyata dari produknya akan sia-sia meyakinkan pelanggan bahwa kualitas merek produknya adalah tinggi sesuai dengan kenyataanya. Dalam hasil penelitian mayoritas konsumen sudah menilai sebagai good imitation yang menandakan kualitas produk ini sudah baik dan harus tetap dipertahankan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membangun perceived quality meliputi komitmen terhadap kualitas, budaya akan kualitas, informasi dari pelanggan, sasaran/standar yang jelas, dan mengembangkan karyawan yang berinisiatif.

Brand loyalty merupakan faktor yang sangat penting bagi

perusahaan, oleh karena itu sebaiknya perusahaan Crocodile jangan hanya melakukan pemasaran yang bersifat hanya untuk mendapatkan pelanggan baru tetapi juga harus mempertahankan dan memperhatikan pelanggan yang sudah ada. Karena untuk dapat bertahan dalam persaingan, perusahaan membutuhkan konsumen dengan brand loyalty yang tinggi. Untuk menambah loyalitas sebaiknya Merek Crocodile juga merubah citra mereka dari citra yang imitasi menjadi citra sebagai merek baru yang tidak meniru sesuatu dari merek lain.

(25)

Bab V Kesimpulan dan Saran

Universitas Kristen Maranatha 100

melakukan pemasaran hubungan (relationship marketing), pemasaran frekuensi (frequency marketing), dan memasarkan keanggotaan (membership marketing)

5.3 Keterbatasan Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti merasa masih terdapat banyak kekurangan-kekurangan yang perlu diperbaiki. Adapun keterbatasan penelitian yang peneliti dapatkan antara lain :

1. Peneliti sulit menemukan dimensi dari Perceived quality dan brand

loyalty pada brand imitation sehingga dalam penelitian ini untuk

mengukur perceived quality dan brand loyalty pada brand imitation peneliti menggunakan indikator-indikator pertanyaan mengacu kepada hanya kepada (Alain d’Astous:2001).

2. Peneliti hanya meneliti pelanggan pengguna Merek imitasi Crocodile yang terdapat di Kota Bandung saja karena dengan keterbatasan satu dan lain hal.

3. Keterbatasan waktu dengan padatnya waktu peneliti yaitu kuliah, aktif dalam kegiatan organisasi mahasiswa dan memiliki pekerjaan sampingan, peneliti merasa hasil penelitian ini belum optimal.

4. Peneliti merasa cukup sulit untuk mencari responden yang menggunakan Brand Crocodile

(26)

Bab V Kesimpulan dan Saran

Universitas Kristen Maranatha 101

5.4 Penelitian Mendatang

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti berharap apa yang dihasilkan dalam penelitian ini dapat memberi manfaat bagi perusahaan yang diteliti maupun para pembaca. Peneliti berharap penelitian ini tidak berakhir sampai disini saja melainkan dapat mendorong mahasiswa-mahasiswa lain yang ingin melakukan penelitian yang memiliki tema yang sama untuk dapat lebih baik lagi.

5.5. Saran

1. Dengan melihat hasil pengujian statistik, dimana terdapat hubungan yang negatif antara Perceived Quality dengan Brand Loyalty konsumen pada merek imitasi yaitu pada merek Crocodile maka sebaiknya merek Crocodile tersebut lebih meningkatkan lagi kualitas produknya, menurunkan harganya agar merek tersebut dapat terus dikonsumsi oleh masyarakat.

(27)

DAFTAR PUSTAKA

Aaker A., David, 1991, “Managing Brand Equity: Capitalizing on the Value of a Brand Name”. Free Press, New York. PP.15-16.

Alma, Buchari. (2006). “ Pengantar Bisnis ”. Bandung CV . Alfabeta. Assael, H. (2001), “Consumer Behavior,” 6th ed., Cincinatti, OH: South Western

College Publishing.

Basri, Marwan. (1991). “Pemasaran”. Yogyakarta : Percetakan AMP YPKN.

Blackwell, Miniard, and Engel, 2001, “Consumer Behavior”, 9th edi, South West, Ohio

Case, Karl.E., Fair, Ray C. (2002). “Prinsip-Prinsip Ekonomi Mikro”, edisi kelima, Jakarta : PT Prenhallindo.

Collins-Dodd,Collen., Zaichkowsky, Judith Lynne (1999). “National Brand Responses To Brand Imitation: Retailers Versus Other Manufacturers” The Journal of Product and Brand Management. Santa Barbara: 1999. Vol. 8, Iss. 2; pg. 96

d’Astous, Alain,. Gargoruri, Ezzedine (2001). “Consumer Evaluation of Brand Imitation”. European Journal of Marketing, Volume 35, Issue 1/2 ;153. Bradford

Darmadi Durianto, Sugiarto, Tony Sitinjak (2004). ”Strategi Menaklukan Pasar Melalui Riset Ekuitas dan Perilaku Merek”. Cetakan ketiga. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Dharmalingga, Nyoman., (2006) ” Pengaruh Brand Equity Terhadap Loyalitas Pelanggan Pengguna Laptop Apple Di Kota Bandung ” Tesis, Fakultas Ekonomi, Universitas Kristen Maranatha

Freddy Rangkuti, 2001, ”Riset Pemasaran”, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

(28)

Giduanni, Graine. (2007). “Analisis Pengaruh Price, Store Image, Intensity of Marketing Activities dan Price Deals Pada Citra Merek Produk Coca-Cola,”Skripsi, Fakultas Ekonomi, Universitas Kristen Maranatha (tidak dipublikasikan).

Griffin, Jill, 2003, “Customer Loyalty : Menumbuhkan & Mempertahankan Kesetiaan Pelanggan”, Edisi revisi dan terbaru Bahasa Indonesia, Penerbit Erlangga, Jakarta

Hair, J.F., Anderson, R.E., Tatham, R.L., and Black, W.C. (1998), “Multivariate

Data Analysis”, 5th ed, Upper Saddle River, New Jersey: Prentice Hall,

Inc.

Hasan, Ir. M. Iqbal. (2002), “Pokok-Pokok Materi Statistik 1 (Statistik Deskriptif),” Edisi Kedua, PT. Bumi Aksara, Jakarta.

Hawkins, Best, Coney, 2001,”Consumer Behavior Building Marketing Strategy” 8th edi, McGraw-Hill, Boston.

Ka-Yuk Lai, Kay., Zaichkowsky, Judith Lynne (1999) “Brand Imitation: Do The Chinese Have Different Views?” Asia Pacific Journal of Management. Singapore: Aug 1999. Vol. 16, Iss. 2; pg. 17

Kotler, Philip. (2003). Edisi 11. “Marketing Management”. New Jersey : Prentice Hall, Inc.

Lamb, Charles W.Jr, Joseph F. Hair, Carl Mc.Daniel, 2001, “Pemasaran”, diterjemahkan oleh David Octarevia, Edisi I, Jilid 2, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

M.Nazir, 2003. ”Metode Penelitian”. Cetakan kelima, Jakarta : Ghalia Indonesia, h. 43

Magdalena, Nonie., (2005). “Analisi s Pengaruh Situasi, Produk, Individu Pada Perilaku Membeli dan Mengkonsumsi Makanan Ringan, ” Tesis, Fakultas Ekonomi, Universitas Gadjah Mada (tidak dipublikasikan).

Peter, J. Paul and Olson, Jerry C. (2000), “Consumer Behavior Perilaku Konsumen dan Strategi Pemasaran,” dialihbahasakan oleh Sihombing, Damos, edisi keempat, Jilid kedua, Erlangga, Jakarta.

(29)

Saladin, Djaslim, 1999, ” Intisri Pemasaran dan Unsur-unsur Pemasaran”, Penerbit Linda Karya.

Santoso, S dan Tjiptono R. (2001), “Riset Pemasaran, Konsep dan Aplikasi dengan SPSS,” Elex Media Komputindo, Jakarta.

Santoso, S (2002), “Buku Latihan SPSS, Statistik Multivariat,” Elex Media Komputindo, Jakarta.

Sekaran, Uma. (2000), Research Methods For Business: A Skill Building

Approach, 4th ed., New York : John Wiley and Sons, Inc

Singarimbun, Masri, dan Effendi, Sofyan, 1995, ”metode penelitian survei”, edisi revisi, Jakarta : LP3ES

Sitepu, Nirwana SK., 1995, ”Analysis Regresi”, Bandung : Unit Pelayanan Statistika FMIPA Unpad

Solomon, Michael R, 2004, “Consumer Behavior: Buying, Having, and Being”, 6th edi, Prentice Hall, New Jersey

Solomon, Michael R, 1999,”Consumer Behavior”, 4th Edi, Prentice Hall International.

Stanton, J., William and Charles Futrell, (1994). Edisi 8.” Fundamental of Marketing”. New York : McGraw-Hill Co., Inc.

Sugiyono, 2003. “ Metode Penelitian Bisnis”, Bandung: CV. Alfabeta, h 183

Sukirno, Sadono (1998).”Pengantar Teori Mikroekonomi”, edisi kedua, Jakarta :PT RajaGrafindo Persada.

Tjiptono, Chandra, Diana. (2004), “Marketing Scales”, Penerbit Andi, Yogyakarta

Tjiptono, Fandy. (2005), “Brand Management & Strategy”, Penerbit Andi, Yogyakarta

Umar, Husein, Drs., SE., MM ., MBA., 1999, ”Metodologi Penelitian : Aplikasi Dalam Pemasaran”, Jakarta : PT Gramedia Pustaka Utama

(30)

Wipperfurth, Alex, 2006, “Brand Hijack, Pemasaran Tanpa Pemasaran”, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

www.crocodile .com

Gambar

Gambar 1.1 Skema Kerangka Pemikitan

Referensi

Dokumen terkait

Terdapat perbedaan signifikan nilai pretest dan posttest sebelum dan sesudah dilakukan pendidikan kesehatan, berdasarkan hasil t hitung lebih besar dari pada harga t tabel

(reciprocal teaching) di SMP N 7 Pati adalah: (a) belum pernah diadakan penelitian terhadap pembelajaran menggambar bentuk di SMP N 7 Pati; (b) berdasarkan hasil

Wawancara terstruktur digunakan sebagai teknik pengumpulan data bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan pasti tentang informasi apa yang

Mahasiswa diharapkan dapat menguasai penggunaan pendekatan konseling (beserta teknik-tekniknya secara tepat) dalam proses konseling. Untuk memandu penguasaan pendekatan

Tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan motivasi melaksanakan diet pada pasien diabetes mellitus rawat jalan di RSUD Dr.. Bagi RSUD

Pada analisa kali ini juga akan dilakukan beberapa variasi yang sudah dijelaskan pada pembahasan sebelumnya seperti melakukannya terhadap beberapa variasi sudut skew,

Given the specific postcolonial conditions, the female characters in both novels come across as autonomous and having their individual voices that cannot be reduced into one

Untuk mengetahui ada atau tidaknya peningkatan prestasi belajar dengan menggunakan metode inquiry berbasis media simulasi PhET, hasil skor yang diperoleh kelompok Kelas