1.
Rasio
merupakan nilai relatif yang dihasilkan dari
perbandingan dua nilai kuantitatif yang
pembilangnya tidak merupakan bagian dari
penyebut
Contoh:
Keracunan makanan terdapat 32 orang
2. Proporsi
Perbandingan 2 nilai kuantitatif yang
pembilangnya merupakan bagian dari
penyebut
Contoh:
Proporsi
12/(12+20)= 0,375
Cara mengukur frekuensi masalah
kesehatan sangat beragam, tergantung dari
macam masalah kesehatan yang ingin
diukur atau diteliti.
Secara Umum Ukuran
–
ukuran dalam
Epidemiologi dapat dibedakan untuk :
A. mengukur masalah penyakit (angka
kesakitan/morbiditas)
MORBIDITAS = Kesakitan : Merupakan derajat sakit,
cedera atau gangguan pada suatu populasi.
MORBIDITAS : Juga merupakan suatu penyimpangan
dari status sehat dan sejahtera atau keberadaan
suatu kondisi sakit.
MORBIDITAS : Juga mengacu pada angka kesakitan
yaitu ; jumlah orang yang sakit dibandingkan dengan
populasi
tertentu
yang
sering
kali
merupakan
kelompok yang sehat atau kelompok yang beresiko.
Di dalam
Epidemiologi, Ukuran Utama Morbiditas
Gambaran tentang frekuensi penderita baru
suatu penyakit yang ditemukan pada suatu
waktu tertentu di satu kelompok masyarakat
Hal
yang
harus
diketahui
sebelum
menghitung insidensi :
> Data jumlah penderita baru
1. Incidence Rate
(
incidence density/
kepadatan insiden)
2. Attack Rate
Rumus :
Jumlah penderita baru
x K Jumlah penduduk awal tahun yg beresiko
MANFAAT :
1.Mengetahui
masalah
kesehatan
yang
dihadapi
2.Mengetahui Resiko untuk terkena masalah
kesehatan yang dihadapi
Yaitu Jumlah penderita baru suatu penyakit yang
ditemukan pada suatu saat dibandingkan dengan
jumlah penduduk yang mungkin terkena penyakit
tersebut pada saat yang sama.
Jumlah Penderita Baru dlm Satu Saat
Attack Rate = --- X K
MANFAAT :
1.
Memperkirakan
derajat
serangan
atau
penularan suatu penyakit.
Jumlah penderita baru suatu penyakit yang terjangkit
pada serangan kedua dibandingkan dengan jumlah
penduduk dikurangi orang/penduduk yang pernah
terkena penyakit pada serangan pertama.
Digunakan menghitung suatu panyakit menular dan
dalam suatu populasi yang kecil ( misalnya dalam
Satu Keluarga ).
Rumus :
Jml. Penderita Baru pd. Serangan Kedua
SAR = --- x K
(Jml. Penddk
–
Penddk. Yg. Terkena Serangan
Adalah :
gambaran tentang frekuensi penderita
lama dan baru yang ditemukan pada suatu
jangka
waktu
tertentu
di
sekelompok
masyarakat tertentu.
Pada perhitungan angka Prevalensi, digunakan
Yaitu : Jumlah penderita lama dan baru suatu
penyakit yang ditemukan pada suatu jangka waktu
tertentu dibagi dengan jumlah penduduk pada
pertengahan jangka waktu yang bersangkutan.
Nilai Periode Prevalen Rate hanya digunakan untuk
penyakit
yang
sulit
diketahui
saat
munculnya,
misalnya pada penyakit Kanker dan Kelainan Jiwa.
Jumlah penderita lama & baru
Jumlah
penderita
lama
dan
baru
suatu
penyakit pada suatu saat dibagi dengan jumlah
penduduk pada saat itu.
Dapat dimanfaatkan untuk mengetahui Mutu
pelayanan kesehatan yang diselenggarakan.
Rumus :
Jml. Penderita lama & baru Saat itu
Angka Prevalensi dipengaruhi oleh Tingginya
Insidensi dan Lamanya Sakit/Durasi Penyakit.
Lamanya Sakit/Durasi Penyakit adalah Periode
mulai
didiagnosanya
penyakit
sampai
berakhirnya penyakit tersebut yaitu : sembuh,
mati ataupun kronis.
Hubungan ketiga hal tersebut dapat dinyatakan
dengan rumus
P = I X D
P : Prevalensi
I : Insidensi
Mortalitas merupakan istilah epidemiologi
dan data statistik vital untuk Kematian.
Dikalangan masyarakat kita, ada 3 hal umum
yang menyebabkan kematian, yaitu :
a) Degenerasi Organ Vital & Kondisi terkait,
b) Status penyakit,
c) Kematian akibat Lingkungan atau Masyarakat
(Bunuh diri, Kecelakaan, Pembunuhan,
Jenis angka kematian dalam epidemiologi antara lain
1.
Angka Kematian Kasar (
Crude Death Rate)
2.
Angka
Kematian
Perinatal
(
Perinatal
Mortality
Rate
)
3.
Angka Kematian Bayi Baru Lahir (
Neonatal Mortality
Rate)
4.
Angka Kematian Bayi (
Infant Mortality Rate)
5.
Angka Kematian Balita
(Under Five Mortality Rate)
6.Angka
Kematian
Janin
/
Angka
Lahir
Mati
(Postneonatal Mortality Rate)
7.
Angka Kematian Ibu
(Maternal Mortality Rate)
8.
Angka
Kematian
Spesifik
Menurut
Umur
(Age
Spesific Death Rate)
Adalah : jumlah semua kematian yang ditemukan
pada satu jangka waktu ( umumnya 1 tahun )
dibandingkan dengan jumlah penduduk pada
pertengahan waktu yang bersangkutan.
Rumus :
Jumlah Seluruh Kematian
PMR Adalah : Jumlah kematian janin yang
dilahirkan pada usia kehamilan 28 minggu atau
lebih ditambah dengan jumlah kematian bayi
yang berumur kurang dari 7 hariyang dicatat
selama 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada
tahun yang sama.
Rumus :
Jumlah kematian janin yang dilahirkan pada usia kehamilan 28 minggu atau lebih + dengan jumlah kematian bayi
yang berumur kurang dari 7 hari yang dicatat selama 1 tahun
Adalah : jumlah kematian bayi berumur kurang
dari 28 hari yang dicatat selama 1 tahun per
1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama.
Jumlah kematian bayi umur kurang dari 28 hari
NMR=---X K
Adalah : jumlah seluruh kematian bayi berumur
kurang dari 1 tahun yang dicatat selama 1 tahun
per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama.
Rumus :
Jml. Kematian bayi umur 0 – 1 tahun dalam 1 tahun
IMR : ---X K
Adalah : Jumlah kematian balita yang dicatat
selama 1 tahun per 1000 penduduk balita pada
tahun yang sama.
Rumus :
Jml. Kematian Balita yg dicatat dlm 1 tahun
UFMR=---X K
Istilah
kematian
janin
penggunaannya
sama
dengan istilah lahir mati.
Kematian janin adalah kematian yang terjadi
akibat keluar atau dikeluarkannya janin dari
rahim, terlepas dari durasi kehamilannya. Jika
bayi tidak bernafas atau tidak menunjukkan
tanda
–
tanda
kehidupan
saat
lahir,
bayi
dinyatakan meninggal.
Tanda
–
tanda kehidupan biasanya ditentukan
Angka Kematian Janin adalah Proporsi jumlah
kematian janin yang dikaitkan dengan jumlah
kelahiran pada periode waktu tertentu, biasanya
1 tahun.
Jml. Kematian Janin dalam periode tertentu ( 1
tahun )
AKJ : --- X K
Adalah : jumlah kematian ibu sebagai akibat dari
komplikasi kehamilan, persalinan dan masa nifas
dalam 1 tahun per 1000 kelahiran hidup pada
tahun yang sama.
Jml. Kematian Ibu Hamil, Persalinan & Nifas dlm 1 tahun
MMR=--- X K
Manfaat ASMR/ASDR adalah :
a)
Untuk
mengetahui
dan
menggambarkan
derajat kesehatan masyarakat dengan melihat
kematian tertinggi pada golongan umur.
b)
Untuk
membandingkan
taraf
kesehatan
masyarakat di berbagai wilayah.
ASMR/ASDR :
dx
X 1000
‰
px
Keterangan :
dx : Jml. Kematian yang dicatat dalam 1 tahun pd
penduduk golongan umur tertentu (x)
Yaitu : Jumlah seluruh kematian karena satu
sebab
penyakit
dalam
satu
jangka
waktu
tertentu ( 1 tahun ) dibagi dengan jumlah
penduduk
yang
mungkin
terkena
penyakit
tersebut.
Rumus :
Jml. Seluruh kematian krn. Sebab penyakit tertentu
CSMR= --- x K
Ialah : perbandingan antara jumlah seluruh
kematian
karena
satu
penyebab
penyakit
tertentu dalam 1 tahun dengan jumlah penderita
penyakit tersebut pada tahun yang sama.
Digunakan untuk mengetahui penyakit
–
penyakit
dengan tingkat kematian yang tinggi.
Jml. Kematian krn. Penyakit tertentu (x)
CFR=--- X K
MUTASI KROMOSOMAL
(PENYIMPANGAN KROMOSOMAL)
1. PERUBAHAN JUMLAH KROMOSOM
A. Poliploidi
Sel mempunyai satu atau lebih set kromosom
melebihi jumlah set normalnya.
Contoh : Triploid (3n)
B. Aneuploidi
Perubahan jumlah individual pada
kromosom-kromosom homolog dalam satu set kromosom-kromosom
Akibat adanya nondisjunction (kegagalan
berpisah) selama meiosis.
Contoh : Trisomi (2n+1)
Langdon-Down (1866)
Idiot mongoloid Sindroma Down
Khas : Sidik dermatoglifik , garis-garis pada
PENYIMPANGAN KROMOSOM SEKS
Fenotipe Seks Kromosom Seks
Pria normal Pria XY
Wanita normal Wanita XX
Sindroma Turner Wanita XO
Sindroma Klinefelter Pria XXY
Sindroma XYY Pria XYY
2. PERUBAHAN STRUKTUR KROMOSOM
A. Delesi
Hilangnya satu atau lebih segmen gen atau
kromosom.
B. Duplikasi
Terdapat satu atau lebih salinan segmen
kromosom pada kromosom itu sendiri atau
kromosom lain.
Terjadi pada 2 untai DNA homolog saling
C. Inversi
Terjadi perpatahan dalam sebuah kromosom
dan segmen tersebut berputar 180 sebelum
akhirnya bergabung kembali.
D. Translokasi
Terjadi ketika kromosom-kromosom
Lingkup Penyakit Genetik
Penyakit dalam lingkup genetik diklasifikasikan
menjadi 4 yaitu :
•
kromosomal,
•
single-gene,
•
multifaktorial,
Sindrom Down adalah contoh kelainan
Kelainan single-gene atau monogenetic
disorders adalah terjadinya mutasi pada satu
gen
saja namun sudah menimbulkan penyakit.
Contohnya adalah cystic fibrosis dan
Kelainan multifaktorial (kompleks)
paling sering dijumpai di populasi.
Multifaktorial karena tidak hanya melibatkan
beberapa
gen
tetapi juga lingkungan, dan
bagaimana interaksi antara
gen
dan
lingkungan tersebut.
Kelainan mitokondria terjadi karena ada mutasi
pada kromosom sitoplasma mitokondria.
Uniknya, kelainan mitokondria hanya diturunkan
secara maternal karena saat pembuahan
mitokondria sperma tidak ikut melebur ke
dalam ovum.
IMUNOLOGI TUMOR
- Populasi sel dg sifat pertumbuhan yg
tdk terkendali
ciri dari sel kanker
disebabkan oleh:
1. Amplifikasi onkogen
2. Inaktivasi gen supresor
DISREGULASI GENETIK
Menyebabkan:
1. Perubahan ekspresi berbagai molekul
permukaan
FUNGSI SISTEM IMUN
Adalah protektif:
1. Mengenal dan menghancurkan sel
abnormal sebelum berkembang
me-njadi tumor
2. Membunuh kalau tumor itu sudah
tumbuh
Peran sistem imun ini disebut:
IMMUNE SURVEILLANCE
Konsep :
- Mencegah dan membatasi
pertumbuhan tumor
Sel efektor hrs mampu mengenal dan
mem-perantarai/menyebabkan kematian sel tumor
Teori yg mendukung:
1.Indifidu dg imunodefisiensi lebih peka thd
pertumbuhan tumor
2. Ada infiltrasi limfosit
TELAH TERBUKTI BAHWA
1.Tumor dpt membangkitkan respon
seluler spesifik
2. Antigen tumor dpt dikenal sel Tc
melalui MHC kelas I ygdiekspresikan
secara abnormal / protein mutant
Mendukung bhw fungsi sel Tc:
1. Surveillance
HIPOTESIS
1. Sel tumor memp strukturpermukaan
dpt dikenal oleh satu/lebih efektor
sistem imun
2. Sel tumor peka thd lisis atau
hamba-tan pertumbuhan oleh satu/lebih
me-kanisme efektor
4.Peningkatan kemampuan mekanisme
efektor akan menurunkn insidens atau
metastasis
5.Penekanan mekanisme efektor oleh
karsinogen atau tindakan imunosupresi
meningkatkan insidens / metastasis
6.Perbaikan aktivitas efektor yg tertekan
mengurangi insidens / metastasis
Imunogenisitas tumor
Komponen Sistem imun
Mekanisme efektor Sistem imun
Pertumbuhan/ Proteksi/
Penolakan tumor?
ANTIGEN
DAN
IMUNOGENISITAS TUMOR
Antigen tumor disebabkan:
1. Mutasi dan disregulasi gen
protein baru
(neoantigen)
2. Virus onkogenik
diekspresikan protein
virus
produk gen tsb dikenal oleh sel Tdan B
sbg asing
IMUNOGENISITAS TUMOR SANGAT
TERGAN-TUNG PD:
- Bagaimana tumor tsb terbentuk
- Akibat karsinogen
umumnya imunogenik
SPESIFISITAS DAN SIFAT IMUNOGENISITAS
BERGANTUNG PD:
-
Potensi karsinogen penyebab transformasi
- Interaksi karsinogen dg sel sasarannya
-
Karsinogen yg sama
2 jenis tumor primer
yg berbeda pd hewan percobaan yg sama
antigen permukaan tumor spesifitas tdk
sama dan tidak bereaksi silang
-
Virus
- Antigen permukaan sama
bereak-si bereak-silang , apapun asal selnya
-
DNA maupun RNA virus
terlibat
perkembangan tumor
-
Tumor yg diinduksi virus onkogenik
biasanya mengandung genom provirus
terintegrasi dlm genom sel tumor
Contoh virus onkogenik
1.Human papilloma virus(HPV)
HPV E6 dan E7
kanker serviks
ANTIGEN TUMOR YG DIKENAL
OLEH Ab
-
Beberapa jenis molekul pd permukaan sel tumor
membangkitkan respon Ab
-
Ab dpt mengikat antigen tumor
tdk mempunyai
potensi protektif
-
Antigen onkofetal:
1. Carcino embryonic antigen (CEA)
- Diekspresikan pd sal cerna, pankreas, hepar, kolon
dan payu dara
2. Alphfetoprotein (AFP)
•
Ca 125 dan Ca19.9:
- Diekspresikan kanker ovarium
•
MUC-1:
Makna klinik tissue specific
differentiation antigen
1. Menentukan diagnosis
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Rahmatina B. Herman
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
PENELITIAN KUANTITATIF
Experimental
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Rancangan Penelitian Eksperimental
Nama lain:
- Rancangan percobaan
- Rancangan sebab-akibat
Tujuan:
- Untuk mempelajari fenomena dalam kerangka
korelasi
sebab-akibat
dengan cara memberikan
perlakuan /
manipulasi
pada subjek penelitian
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Rancangan Penelitian Eksperimental
Cara pengujian korelasi:
- Membandingkan kelompok eksperimen / perlakuan
dengan kelompok kontrol
Ciri esensial:
- manipulasi suatu variabel
- memonitor perubahan / efek pada variabel lainnya
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Rancangan Penelitian Eksperimental
Manipulasi
variabel eksperimental
Memonitor efek pada
variabel tercoba
Pengendalian
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Rancangan Penelitian Eksperimental
Pembagian variabel:
1. Variabel tercoba
= v.dependen, v. terpengaruh, criterion v., post test
2. Variabel eksperimental
= v.perlakuan
3. Variabel non-eksperimental
= v. luar, v. pengacau
- variabel terkendali
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Rancangan Penelitian Eksperimental
Pengendalian variabel non-eksperimental:
1. Dengan rancangan penelitian
- Pembatasan subjek dengan persyaratan
- Randomisasi subjek variabelitas berimbang - Matching bila randomisasi murni tidak mungkin - Rancangan sama subjek
2. Dengan analisis / pengujian statistik
- Diperlakukan sebagai v. para-eksperimental
diperhitungkan pengaruhnya
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Rancangan Penelitian Eksperimental
Model manipulasi subjek:
- Manipulasi subjek dilakukan terhadap v. eksperimental
- Tidak semua v. bebas dapat dimanipulasi (dijadikan sebagai
v. eksperimental)
- Dua macam v. bebas
1. V. tetap (atribut)
:
yang tidak dapat dimanipulasiusia, jenis kelamin, status ekonomi, status pendidikan, ras, dll
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Rancangan Penelitian Eksperimental
Model manipulasi subjek (lanj.):
V. tetap (atribut)
:
- tetap dapat dipelajari pengaruhnya
- memperlakukan sebagai v. para-eksperimental
- pengaruhnya tidak dapat dibuktikan secara
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Rancangan Penelitian Eksperimental
Model manipulasi subjek (lanj.):
1. Perlakuan eksperimental >< tanpa perlakuan
Klp. Perlakuan : (X) Efek Klp. Kontrol : (-) Efek
2. Perlakuan eksp. lebih banyak >< lebih sedikit
Klp. Perlakuan : (XXX) Efek Klp. Kontrol : (X) Efek
3. Perlakuan eksperimental >< perlakuan lain
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Rancangan Penelitian Eksperimental
Validitas
- validitas dalam
sejauh mana perubahan yang terjadi benar-benar
hanya akibat variabel perlakuan
- validitas luar
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Rancangan Penelitian Eksperimental
Validitas (lanj.)
Sumber invaliditas dalam
1. Faktor sejarah : kejadian yang muncul selama penelitian
2. Faktor maturasi : perubahan pada subjek selama penelitian (fisik, kejiwaan)
3. Faktor pengujian:pada rancangan ulang (pre dan post-test)
4. Faktor instrumentasi: sering pada kuesioner, wawancara
5. Faktor regresi statistik: hasil sering mengarah ke sentral (mean)
6. Faktor seleksi diferensial: bila sejak awal nilai v.tercoba berbeda
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Rancangan Penelitian Eksperimental
Validitas (lanj.)
Sumber invaliditas luar
1. Interaksi uji awal dengan perlakuan: pada rancangan ulang: Kenaikan kepekaan atau kesiapan subjek pada uji ulang
2. Interaksi seleksi dengan perlakuan:
Bila terjadi bias dalam pemilihan subjek penelitian
3. Keadaan atau pengaturan yang terlalu spesifik:
Bila menggunakan alat pengukuran atau perlakuan khusus
4. Faktor perlakuan ganda:
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Rancangan Penelitian Eksperimental
Validitas (lanj.)
Macam-macam variabel pengacau
1.Variabel subjek:
- yaitu variabel non-eksperimental yang berasal atau berada di dalam diri subjek (faktor genetik, pendidikan, pengalaman, dll)
- Upaya pengendalian: - randomisasi
- teknik matching (tidak dapat dilakukan pada variabel yang tak dapat diukur (faktor genetik, dll)
- menggunakan rancangan ulang
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Rancangan Penelitian Eksperimental
Validitas (lanj.)
Macam-macam variabel pengacau
2.Variabel lingkungan:
- yaitu keadaan lingkungan yang mempengaruhi subjek: fisik, biologik, psikososial (cuaca, kesibukan, suasana sosial, dll)
- Upaya pengendalian:
- Membuat lingkungan tetap konstan selama penelitian - randomisasi subjek
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Rancangan Penelitian Eksperimental
Validitas (lanj.)
Macam-macam variabel pengacau
3.Variabel pengukuran:
- pada keadaan invaliditas instrumen
- Upaya pengendalian:
- Meningkatkan validitas dan reliabelitas pengukuran
(uji coba alat, terutama alat ukur fenomena psiko-sosial) - Melakukan counter-balance
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Rancangan Penelitian Eksperimental
Validitas (lanj.)
Macam-macam variabel pengacau
4.Variabel peneliti:
- yaitu keadaan atau kondisi peneliti yang bisa mempengaruhi pengukuran (faktor subjektivitas, dll)
- Upaya pengendalian:
- Blind experiment
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Rancangan Penelitian Eksperimental
Bentuk Rancangan Penelitian Eksperimental
R.P. Eksperimental Palsu (Praeksperimental)
•
Rancangan “perlakuan” tunggal:
- One shot case study: (X) 0bs - tidak ada variabel noneksperimental yang dikendalikan
•
Rancangan “perlakuan” ulang:
- one group pre and post-test design: 0bs (x) 0bs - sedikit saja sumber invaliditas dapat dikendalikan
•
Rancangan “perlakuan” statik:
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Rancangan Penelitian Eksperimental
Bentuk Rancangan Penelitian Eksperimental (lanj.)
I. Rancangan dengan variabel eksperimental tunggal
(
single variable design
)
1. Rancangan eksperimental murni (true experimental design): Peneliti mengendalikan semua variabel luar
2. Rancangan eksperimental kuasi (quasi experimental design): peneliti tidak mungkin mengontrol semua variabel luar
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Rancangan Penelitian Eksperimental
I. Single variable design
1. Rancangan eksperimental murni
•
Paling ideal untuk mempelajari korelasi sebab-akibat,
karena hampir semua sumber invaliditas dapat
terkontrol
•
Ciri khas: pengelompokkan subjek secara
random
,
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Rancangan Penelitian Eksperimental
1. Rancangan eksperimental murni (lanj.)
a. Rancangan eksperimental sederhana (post-test
only control group design)
(X) 0bs-1
(-) / (x) / (Y) 0bs-2
Model aplikasi statistik:
- t-test atau analisis varians
- bila peneliti memunculkan variabel para-eksperimental:
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Rancangan Penelitian Eksperimental
1. Rancangan eksperimental murni (lanj.)
b. Rancangan eksperimental ulang (pretest
post-test only control group design)
0bs-1 (X) 0bs-2 0bs-3 (-) 0bs-4
Dianjurkan untuk penelitian
- yang butuh tingkat validitas tinggi
- variabel subjek yang amat besar pengaruhnya pada v. tercoba
Model aplikasi statistik
- analisis kovarians: antara Obs-2 dengan Obs-4,
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Rancangan Penelitian Eksperimental
1. Rancangan eksperimental murni (lanj.)
c. Rancangan eksperimental Solomon (Solomon
fourgroup design)
0bs-1 (X) 0bs-2 0bs-3 (-) 0bs-4
(X) 0bs-5 (-) 0bs-6
Aplikasi statistik: belum ada yang dapat menguji sekaligus 1. Mengabaikan efek uji awal dan interaksi uji awal dg perlakuan
- analisis kovarians: antara Obs-2 dengan Obs-4,
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Rancangan Penelitian Eksperimental
1. Rancangan eksperimental murni (lanj.)
c. Rancangan eksperimental Solomon (Solomon
fourgroup design)
Aplikasi statistik: belum ada yang dapat menguji sekaligus 2. Mengabaikan hasil uji awal (Obs-1 & Obs-3), hanya hasil uji
akhir yang diperhitungkan
Uji awal Perlakuan (+) (-) (+) Obs-2 Obs-4
(-) Obs-5 Obs-6
0bs-1 (X) 0bs-2 0bs-3 (-) 0bs-4
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Rancangan Penelitian Eksperimental
I. Single variable design
2. Rancangan eksperimental kuasi
•
Sering pada penelitian dok-kes
•
Sulit untuk randomisasi subjek
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Rancangan Penelitian Eksperimental
2. Rancangan eksperimental kuasi (lanj.)
a. Rancangan eksperimental ulang non-random
(non-randomized pretest post-test control group
design)
0bs (X) 0bs 0bs (-) 0bs
Model aplikasi statistik = rancangan eksperimental ulang - analisis kovarians: antara hasil uji akhir, dengan
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Rancangan Penelitian Eksperimental
2. Rancangan eksperimental kuasi (lanj.)
b. Rancangan eksperimental seri (time series design)
0bs Obs Obs Obs (X) Obs Obs 0bs Obs
Subjek perlakukan berlaku sekaligus sebagai subjek kontrol
Sering untuk menguji efek obat atau prosedur pengobatan
Interpretasi efek perlakuan diketahui dengan melihat fluktuasi
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Rancangan Penelitian Eksperimental
2. Rancangan eksperimental kuasi (lanj.)
c. Rancangan eksperimental seri-ganda (multiple time
series design)
0bs Obs Obs Obs (X) Obs Obs 0bs Obs 0bs Obs Obs Obs (-) Obs Obs 0bs Obs
Lebih adekuat mengendalikan sumber invaliditas
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Rancangan Penelitian Eksperimental
2. Rancangan eksperimental kuasi (lanj.)
d. Rancangan eksperimental sampel-seri (equivalent
time samples design)
(Xp 0bs) (Xo 0bs) (Xp 0bs) (Xo 0bs)
Cukup adekuat mengendalikan sumber invaliditas
Dapat digunakan pada trial klinik membandingkan efek obat baru dengan obat lama
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Rancangan Penelitian Eksperimental
II. Factorial design
•
Variabel eksperimental lebih dari satu
•
Tergantung banyak variabel, dapat tingkat 2 atau lebih
•
Pengelompokan subjek:
subjek
(A-1)
(A-2, dst)
(A-1, B-1)
(A-1, B-2, dst) (A-2, dst, B-1)
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Rancangan Penelitian Eksperimental
II. Factorial design (lanj.)
•
Rancangan perlakuan:
subjek (A-1), B-1) (Xa-1, X-b2) (Xa-1, Xb-1) (A-1, B-2) (A-2, B-1) (A-2, B-2) Randomisasi
subjek Perlakuan Observasi
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Rancangan Penelitian Eksperimental
II. Factorial design (lanj.)
•
Rancangan perlakuan
:
Misal
:
pada atrofi otot- A: pemberian obat ( A-1: roboransia; A-2: tonika) - B: fisioterapi (B-1: elektroterapi; B-2: hidroterapi)
•
Perlakuan
:
- Kelompok 1: diberi roboransia dan elektroterapi
- Kelompok 2: diberi roboransia dan hidroterapi
- Kelompok 3: diberi tonika dan elektroterapi
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Rancangan Penelitian Eksperimental
II. Factorial design (lanj.)
•
Dapat dipelajari
:
a. Apakah ada perbedaan khasiat roboransia dan tonika
b. Apakah ada perbedaan kecepatan penyembuhan dengan cara elektroterapi dan hidroterapi
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Rancangan Penelitian Eksperimental
II. Factorial design (lanj.)
•
Model aplikasi statistik:
:
- analisis varians ganda (2-way atau lebih)
Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Rancangan Penelitian Eksperimental
Pola umum tahapan kegiatan RPE
1. Identifikasi variabel penelitian
2. Penetapan subjek dan populasi penelitian
3. Pemilihan sampel
4. Pemilihan rancangan eksperimental
5. Pemberian perlakuan
PENGANTAR
EPIDEMIOLOGI KLINIK
Oleh :
Dr. Edison, MPH
Bagian Ilmu Kesehatan Masysarakat dan Ilmu Kedokteran Komunitas
•
EPIDEMIOLOGI :
Ilmu yang mempelajari
frekuensi
dan
distribusi
masalah
kesehatan
pada
sekelompok penduduk
serta
faktor-faktor
yang mempengaruhinya.
•
Epidemiologi :
* Epidemiologi klinik
* Epidemiologi gizi
* Epidemiologi yankes
* Epidemiologi kecelakaan lalin
* Epidemiologi penyakit menular
* Epidemiologi penyakit tdk menular
* Epidemiologi bencana
•
Epidemiologi Klinik
*
Penerapan prinsip-prinsip dan metoda-metoda
epidemiologi untuk masalah-masalah dalam ilmu
kedokteran klinik.
* Studi mengenai variasi dalam hal luaran dan
perjalanan penyakit pada perorangan atau
kelompok dan sebab variasinya.
* Bagaimana menduga kejadian-kejadian klinik
pada manusia secara utuh.
•
Tujuan
*
Menggunakan metode epidemiologi dalam observasi
klinik dan interpretasi yang mengacu kepada suatu
kesimpulan yang tepat berdasarkan prinsip-prinsip dasar
ilmiah, sehingga dapat menghasilkan kesimpulan yang
sahih dalam pengelolaan pasien.
* Menjembatani kedokteran klinik dengan ilmu dasar
Mekanisme
Penyakit
Luaran
penyakit
•
Ciri Pendekatan Epid. Klinik
1. Normalitas dan abnormalitas
Ditentukan dengan distribusi kekerapan ( mean, median dengan sebarannya ).
* Batasan :
- Biasanya sudah ditentukan - Kalau belum, dibuat sendiri
* Abnormalitas dapat ditinjau dari : - Abnormalitas statistik
- Abnormalitas berhubungan dengan penyakit
•
Kriteria Abnormalitas
* Biasanya tidak mudah, karena penyakit terjadi secara
bertahap.
Kelainan biokimia tubuh
kelainan sel
kelainan jaringan
Gejala
kelainan organ
klinik
* Untuk fenomena kedokteran / perawatan dasar dan
klinik, alat ukur biasanya sudah tersedia.
•
Bila garis pemisah normal dan abnormal tidak
jelas, dipakai kriteria :
1. Sesuatu yang tidak biasa
abnormal
2. Tanda kilinis yang berasosiasi dengan penyakit ( abn )
3. Bila dirawat / diobati
lebih baik ( asimptomatik )
2. Perjalanan penyakit
–
Yaitu waktu berlangsungnya suatu penyakit, mulai dari
onset biologis ( masuk agen ) sampai penyakit berakhir
( sembuh, cacat atau mati )
•
Kegunaan pengetahuan tentang perjalanan
penyakit :
1. Pemilihan intervensi ( promotif, preventif, kuratif,
atau rehabilitatif ).
2. Menilai prognosis penyakit
3. Merencanakan strategi perawatan / pengobatan
atau tindakan lain.
Metoda penilaian :
1. Observasi klinis
2. Registrasi ( kanker, CHD, strok dll )
3. Studi kohort
•
Perjalanan penyakit dipengaruhi oleh :
1. Pola penyakit ( akut / kronik )
2. Geografis ( terisolir / tidak )
3. Keadaan ekonomi masyarakat
4. Kemajuan diagnosis dan terapi
5. Karakteristik individu
3. Diagnosis
Berdasarkan - anamnesis
- pemeriksaan fisik
•
Membuat diagnosis dengan memakai suatu alat
adalah suatu proses yang tidak pasti ( probability)
Penyakit
Ada
Tidak
Hsl
Pos
a
b
tes
Neg
c
d
•
Menentukan akurasi suatu alat / metoda dalam
menegakkan diagnosis dibandingkan dengan
Gold standard
Gold std
Sakit
Tidak
Hsl
Pos a
b
tes Neg c
d
Sensitivitas = a/a+c
Specivisitas = d/b+d
•
Penggunaan Gold-standard :
- Biaya mahal
- Prosedur sulit
- Resiko tinggi
Penggunaan tes yang sensitif :
1. Ada resiko buruk dari penyakit yang tdk ditemukan
2. Bila banyak kemungkinan
3. Bila probabilitas penyakit relatif rendah
Tes yang spesifik :
•
4. Kekerapan ( frekuensi )
Hasil observasi klinik biasanya dinyatakan dalam
bentuk ukuran-ukuran :
* jumlah kasus
* proporsi / persentase
* insidens
•
5. Resiko penyakit
Faktor resiko penyakit : suatu kondisi / sifat fisik /
perilaku yang dapat meningkatkan probabilitas kejadian
penyakit pada manusia ( Knap, 1992 ).
Jenis-jenis faktor resiko :
1. faktor lingkungan
2. faktor perilaku / kebijakan
3. faktor biologis
4. faktor sosial
•
Kegunaan faktor resiko :
1. Prediksi kejadian penyakit
2. Mempelajari penyebab penyakit
3. Membantu menegakan diagnosa
4. Menentukan hasil dari penyakit ( prognosis )
5. Untuk pencegahan penyakit
Studi faktor resiko :
1. Cohort study
•
Pada penyakit kronis
,
sulit menentukan FR
krn
:
1. Masa laten panjang
2. Frek paparan sulit diketahui
3. Insidens penyakit rendah
4. Resiko biasanya kecil
5. Penyakit bersifat umum
6. Penyebab penyakit multikompleks
•
Ukuran faktor resiko :
1. Relative risk ( RR )
•
6. Prognosis
–
Perkiraan / prediksi perjalanan penyakit setelah
penyakitnya timbul.
–
F. RESIKO
- sembuh?
SEHAT
SAKIT----prognosis ---
- cacat?
- mati?
Gambaran Prognosis :
1. Harapan hidup 5 tahun
•
2. Kasus fatal
Persentase penderita yang mati karena penyakit itu
( Case fatality rate = CFR )
3. Respon
Persentase penderita yang menunjukan adanya
perbaikan setelah adanya intervensi.
4. Remisi
Persentase pasien yang mencapai fase dimana
penyakit tidak dapat dideteksi.
5. Kambuh
•
7. Pengobatan / perawatan
–
Yaitu upaya untuk penyembuhan dan menghindari
cacat dari penyakit.
–
Teknik / cara pengobatan diperoleh melalui Uji Klinik
8. Pencegahan
Bertujuan untuk tidak sakit dan mencegah perjalanan
penyakit.( ringan menjadi tidak berat )
Luaran dari kesehatan adalah mencegah 6 D :
- Death
- Discomfort
•
Tingkat pencegahan :
1. Primordial prevention
2. Primary prevention
3. Secondary prevention
4. Tertiary prevention
9. Kausa
Yaitu kondisi yang menimbulkan penyakit dan
patogenesis.
•
Pengetahuan tentang kausa berguna utk
:
1. Pengobatan penyakit
2. Diagnosis penyakit
3. Pencegahan penyakit
Kriteria kausa :
1. Temporal
5. Konsistensi
2. Kekuatan
6. Biologi plausibility
3. Dose response
7. Spesifik
•
10. Ekonomi pengobatan / perawatan
-
Pelayanan kesehatan harus efektif dan efisien
- Keputusan pengobatan / perawatan pasien
berorientasi :
* Kesembuhan paisen
* Biaya
* Manfaat tindakan
*
Sumber Inefisiensi :
1. Tindakan diagnostik
2. Pemilihan obat
Pendahuluan
PSG antropometri BB dan TB: paling
sering dipakai,
Mudah dan murah
Untuk orang dewasa: penilaian
indeks massa tubuh
Berat dan tinggi Badan
Merefleksikan pola diet dalam jangka
waktu tertentu
Micozzi (1985): hub TB dengan
insiden kanker mammae
Dalam studi epidemiologi susah
menghubungkan TB dengan penyakit
oleh karena: tidak ada data,
Ukuran BB jarang digunakan
sendirian dalam studi epidemiologi
pada orang dewasa
Biasanya selalu dihub dengan ukuran
lain: TB dan ukuran lain
yang dipakai: perubahan berat
Reproducibility dan validity
Penting: metode pengukuran, kalibrasi
timbangan
TB: ukur tanpa sepatu, mata lurus,
dengan microtoise
BB adalah salah satu cara ukur biologik
yang paling tepat: walau tidak sempurna
dibanding cara ukur biokimia atau
fisiologis lain
Reproducibility: dalam jarak 1 tahun, pada
Self reported Weight and Height
Di AS: self reported rata-rata 2-6 lb
lebih rendah dari BB sebenarnya
1,6% laki2 dan 3.1% wanita:
understated BB
1,3% laki2 dan 0.6% wanita:
overstated TB
Hanya sedikit
tidak berpengaruh
Bahkan BB lama yang diingat
responden: masih dapat valid
Walaupun error lebih besar dari self
reported weight
studi 1805 Jepang di Honolulu:
membandingkan BB 25
–
30 tahun
yang lalu dibandingkan dengan BB
yang telah terdaftar
Hasil: TB 2,2% lebih tinggi tapi
Pengukuran komposisi tubuh
FM dan FFM
FM: dibawah kulit, perut, sekitar
organ dan sedikit pada sekitar otot
FFM: termasuk tulang, otot, ekstra
seluler air, jaringan syaraf, organ dan
semua sel diluar sel lemak
Cara ukur: denagn mengukur total
FFM= total body water/0,732
Kelemahan: kadar air tidak selalu
konstan, tergantung keadaan hidrasi
dan keadaan relatif subkomponen
massa
Contoh: kadar air pada tulang wanita
FFM=lean body mass
memp
hubungan linear dengan tinggi badan
lean body mass berhubungan
dengan tinggi, umur dan berat badan
Total body water: 2.447
–
0.09516
Mass sel tubuh: sel yang membentuk
massa lean body mass, yakni sel massa
otot tidak termasuk air dan tulang
Bagian paling aktif dalam utilisasi energi
Tapi sulit diukur, perlu alat dan ruang
khusus
Diukur dengan total body potassium
Massa tulang
Komponen massa FFM
Menambah akurasi pemeriksaan
body composition lain yang diukur
secara tidak langsung
Terutama pada fraktur
Alat ukur:
•
Photon absorptiometry
Sangat reproducible, tapi tetap tidak
dapat menggambarkan secara tepat
total massa tulang
oleh karena massa tulang banyak
terletak pada sudut skeleton (axial
Relative body composition
Metode yang ada: IMT, skinfold
thickness, lingkaran tubuh
Cara lain: electrical resistance dan
impedance, DEXA (densitometry),
magnetic resonance imaging dan
computer-assisted tomography
Cara ukur tidak langsung,
Kombinasi BB dan TB
Yang paling sering dipakai dalam
studi epidemiologi
Relative weight
: perbandingan BB
dengan BB ideal (umur, jenis kelamin
dan tinggi orang sehat)
Kelemahan: standar tidak sama,
Indeks Massa Tubuh
:
Quetelet (1869): BB/TB2 tidak/
berhubungan minimal dg TB
Tapi dengan kegemukan
Ukuran Tubuh (Frame Size)
BB ideal: seringkali disertai ukuran
frame size: small, medium, large
TB: disertai ukuran diameter
Skinfold measurement
Ukuran langsung lemak tubuh
Kelemahan: tidak semua lemak
tubuh dapat diukur dengan calipper
(contoh: lemak intraabdominal,
lemak intramuscular)
Juga: lemak subkutan bervariasi
Sehingga pengukuran harus
Kelemahan lain: ukuran tebal lemak
kurang reproducible dibanding
ukuran BB, TB
•
Inter observer variation
•
Cara mengukur: bgm tebal lemak
diambil, seberapa jauh kedalaman
calliper
Validitas ukuran tebal lemak kulit
dibanding dengan CT scan
Hasil: CT scan tidak lebih baik
dibanding tebal lemak kulit pada
yang langsing
Pada yang gemuk: hasil CT scan
Validitas berbagai ukuran
antropometri
Validasi untuk ukuran relative
weight, IMT dan tebal lemak kulit
dengan memakai
densitometry
sebagai standar
Walaupun tidak sempurna: telah
dipakai selama bbrp dekade
Jika korelasi mencapai 0,95: dapat
Memakai beberapa cara ukur:
metode yang benar
menghubungkan IMT dan relative
weight dengan kolesterol total,
trigliserida, tekanan darah, gula
darah puasa
menggambarkan
Kesimpulan
Ukuran BB dan TB paling sering dipakai
Mudah dan murah
Cukup akurat bahkan yang self reported
Cara ukur paling penting dalam studi
epidemiologi
Tb dan ukuran dimensi tubuh lain dapat
Kesimpulan
BMI banyak dipakai tapi tidak akurat
Oleh karena FFM bervariasi pada
orang dengan TB yang sama
BMI pada lansia: kehilangan FFM
Perlu di kombinasi dengan indikator