• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Perbandingan Penetapan Harga Jual Melalui Perhitungan Harga Pokok Produksi dengan Menggunakan Metode Konvensional dan Activity Based Costing.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Perbandingan Penetapan Harga Jual Melalui Perhitungan Harga Pokok Produksi dengan Menggunakan Metode Konvensional dan Activity Based Costing."

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

vii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRACT

Calculation of the cost in the company's products are the foundation in the sale price. There are two methods in calculating the cost of the product, the method of standard costing and activity based costing methods. Each method has an influence

on the determination of the selling price. Therefore, for the determination of the selling price should be considered a product cost calculation method to be used.

The author conducted research directly in the PT. X and PT. Y is engaged in the sale of finished products from the raw material of rubber. The research method used is descriptive analytical method. From the research conducted, it is concluded that the calculation of the cost of the activity based costing method has a higher degree of accuracy than standard costing method. This is because activiy based costing method refers to the activity of manufacture of the product.

(2)

viii Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK

Perhitungan harga pokok produk dalam perusahaan merupakan dasar dalam menetapkan harga jual. Terdapat dua metode dalam perhitungan harga pokok produk, yaitu metode konvensionaldan metode activity based costing. Setiap metode memiliki pengaruh pada penetapan harga jual. Oleh karena itu, untuk penetapan harga jual perlu dipertimbangkan metode perhitungan harga pokok produk yang akan digunakan.

Penulis melakukan penelitian langsung di PT. X dan PT. Y yang bergerak dalam penjualan produk jadi yang berbahan baku dari karet. Metode penelitian yang dipakai adalah metode deskriptif analitis. Dari penelitian yang dilakukan, diperoleh kesimpulan bahwa perhitungan harga pokok dengan metode activity based costing

memiliki tingkat keakuratan yang lebih tinggi dari metode konvensional. Hal ini dikarenakan metode activiy based costing lebih mengacu pada aktivitas pembuatan produk.

Kata-kata Kunci: Harga Pokok Produk, Harga Jual, Metode Konvensional , dan

(3)

ix Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI ... iii

PERNYATAAN PUBLIKASI LAPORAN PENELITIAN………iv

KATA PENGANTAR ... v

ABSTRACT ... vii

ABSTRAK ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xiii

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Penelitian ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 5

1.4 Kegunaan Penelitian ... 6

BAB IILANDASAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN ... 7

2.1 Landasan Teori... 7

(4)

x Universitas Kristen Maranatha 2.2 Kerangka Pemikiran... 28

BAB III METODE PENELITIAN... 31

3.1 Subjek Penelitian ... 31

(5)

xi Universitas Kristen Maranatha

3.2.1 Jenis Penelitian... 31

3.2.2 Teknik Pengumpulan Data ... 32

3.2.3 Variabel Penelitian ... 33

3.2.4. Analisis Data ... 34

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 36

4.1 Profil dan Gambaran Umum Perusahaan ... 36

4.1.1 PT. X ... 36

4.2.1 Perhitungan Harga Pokok Produk menggunakan Metode konvensional pada PT. X ... 43

4.2.2Perhitungan Harga Pokok Produk menggunakan Metode Activiy Based Costing pada PT. X ... 45

4.2.3Perhitungan Harga Pokok Produk menggunakan Metode Konvensionalpada PT. Y ... 47

(6)

xii Universitas Kristen Maranatha

4.2.5 Analisis Hasil Penelitian ... 52

4.2.5.1 PT. X ... 52

4.2.5.2 PT. Y ... 54

BAB V SIMPULAN DAN SARAN ... 57

5.1 Simpulan ... 57

5.2 Saran ... 58

DAFTAR PUSTAKA ... 60

LAMPIRAN ... 61

(7)

xiii Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR GAMBAR

(8)

xiv Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel I Harga Jual………...…………44

Tabel II Persentase Profit………..……..……….44

Tabel III Harga Jual Berdasarkan Metode Konvensional pada PT. X…..…...45

Tabel IV Aktivitas dan Kuantitas Dasar Alokasi Biaya PT. X………..46

Tabel V Aktivitas dan Total Biaya……….………..46

Tabel VI Biaya Per Unit Untuk Setiap Produk………..46

Tabel VII Harga Jual Metode Activity Based Costing PT. X….………47

Tabel VIII Pengalokasian Biaya………...……….……....………...49

Tabel IX Harga Jual Metode Konvensionalpada PT. Y.………..………49

Tabel X Aktivitas dan Kuantitas Dasar Alokasi Biaya.…..………..………...50

Tabel XI Aktivitas dan Total Biaya………...………..….…….51

Tabel XII Biaya per Unit untuk setiap Aktivitas……….………...51

Tabel XIII Harga Jual Metode Activity Based Costing padaPT. Y………...52

Tabel XIV Selisih Harga Pokok Produk Antara Metode Konvensional dengan Metode Activity Based Costing pada PT.X………...…………...…...52

Tabel XV Selisih Harga Jual Antara Metode Konvensional dengan Metode Activity Based Costing pada PT. X………..………...…...53

Tabel XVI Selisih Harga Pokok Produk Antara Metode Konvensional dengan Metode Activity Based Costing pada PT.Y …....…...54

(9)

xv Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman Lampiran A Metode Perhitungan Harga Pokok Secara Konvensional (PT. X)…62 Lampiran B Metode Activity Based Costing (PT. X)...………63

Lampiran C Biaya Langsung (PT. Y)……….64

(10)

1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Pada setiap perusahaan penentuan harga jual merupakan hal penting untuk mendapatkan seberapa besar laba yang diinginkan oleh perusahaan. Dalam penentuan harga jual ini ditentukan dan dilihat berdasarkan biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk dijadikan sebagai dasar perhitungan. Dengan adanya data biaya-biaya, maka laba yang diinginkan dapat dihitung untuk penentuan harga jual atas barang jadi.

Mulyadi (2005:39) menyatakan bahwa informasi harga pokok pesanan bermanfaat bagi manajemen untuk: “(1) Menentukan harga jual produk yang akan dibebankan kepada pemesan; (2) Mempertimbangkan penerimaan atau penolakan pesanan; (3) Memantau realisasi biaya produksi; (4) Menghitung laba atau rugi pesanan; (5) Menentukan harga pokok persediaan produk jadi dan produk dalam proses yang disajikan pada neraca.”

(11)

BAB I Pendahuluan 2

(12)

BAB I Pendahuluan 3

Universitas Kristen Maranatha Sebelum harga jual produk ditetapkan, perusahaan harus menentukan suatu

pricing strategy (strategi harga), dimana melalui penentuan strategi harga tersebut, perusahaan dapat mengatur dan menentukan dengan baik seberapa besar laba yang diinginkan sehingga dapat menentukan harga jual yang tidak terlalu tinggi dan dapat bersaing dengan perusahaan-perusahaan lain. Dengan adanya strategi yang baik perusahaan tidak hanya dapat memaksimalkan laba saja. tetapi juga mampu bersaing harga dengan perusahaan-perusahaan lain.

Biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan dijadikan sebagai dasar untuk strategi harga tersebut. Biaya dapat digolongkan kedalam dua kelompok biaya, yaitu biaya langsung (direct cost) dan biaya tidak langsung (indirect cost). Kedua biaya ini dibebankan kepada produk berdasarkan suatu dasar alokasi seperti jumlah bahan baku yang terpakai maupun jumlah jam tenaga kerja yang digunakan. Terdapat beberapa metode pembebanan biaya atas produk, diantaranya adalah standard costing dan activity based costing.

Sistem penentuan harga pokok produksi dengan metode konvensional (standard costing) dirasakan kurang relevan lagi. Sistem akuntansi tradisional gagal untuk menyediakan informasi yang tepat dan relevan dalam pengambilan keputusan strategis perusahaan. Sistem ini juga dianggap gagal dalam mengendalikan jumlah kenaikan biaya overhead di dalam perusahaan dengan pengalokasian biaya overhead

(13)

BAB I Pendahuluan 4

Universitas Kristen Maranatha metode konvensional mempunyai beberapa kelemahan yang sangat berdampak bagi perusahaan. Menurut mereka, metode konvensional hanya baik untuk pelaporan jangka pendek saja dan kurang mementingkan pada strategi jangka panjang perusahaan dan penentuan harga produk sering kali tidak mencerminkan kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan. Dengan demikian metode baru diusulkan untuk mengatasi semua kelemahan pada metode konvensional, yaitu metode activity based costing.

Pendekatan berdasarkan aktivitas (activity based costing), yaitu pendekatan yang mengakomodasikan aspek teknis pelaksanaan pekerjaan atau aktivitas dengan pengumpulan, pencatatan data-data, peringkasan, analisa dan perhitungan pelaporan biaya usaha yang terjadi. Keunggulan metode ini diantaranya adalah dapat membebankan dengan tepat biaya overhead kedalam penentuan harga pokok produk untuk penentuan strategi jangka panjang perusahaan karena tidak hanya mementingkan laporan jangka pendek saja. Tata Tarwan (2002) mengemukakan bahwa tujuan keseluruhan dari sistem activity based costing adalah untuk meningkatkan mutu, isi, relevansi, dan ketepatan waktu informasi data.

(14)

BAB I Pendahuluan 5

Universitas Kristen Maranatha Sehingga dapat dibuktikan seberapa besar perbedaan yang terjadi antara perthitungan harga pokok produk dengan metode konvensional dan perhitungan dengan metode activity based costing yang nantinya akan berdampak pada pricing strategy dan dalam menetapkan harga jual sesuai dengan laba yang diinginkan.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka penulis mengidentifikasikan pokok-pokok permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimana Penetapan Harga Jual Melalui Perhitungan Harga Pokok Produk dengan menggunakan metode konvensional?

2. Bagaimana Penetapan Harga Jual Melalui Perhitungan Harga Pokok Produk dengan menggunakan metode activity based costing?

3. Bagaimana Analisis Perbandingan Penetapan Harga Jual Melalui Perhitungan Harga Pokok Produk dengan menggunakan metode konvensional dan activity based costing?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah yang telah disebutkan diatas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui:

1. Untuk mengetahui Bagaimana Penetapan Harga Jual Melalui Perhitungan Harga Pokok Produk dengan menggunakan metode konvensional.

(15)

BAB I Pendahuluan 6

Universitas Kristen Maranatha 3. Untuk mengetahui Bagaimana Analisis Perbandingan Penetapan Harga Jual

Melalui Perhitungan Harga Pokok Produk dengan menggunakan metode

standard costing dan activity based costing.

1.4 Kegunaan Penelitian

Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pihak – pihak yang berkepentingan, yaitu:

1. Bagi Perusahaan

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan gambaran kinerja perusahaan dan hasil penelitian ini dapat dijadikan pertimbangan dalam penerapan metode

activity based costing sebagai alternatif bagi perusahaan dalam perhitungan harga pokok produk dan penetapan harga jual untuk mencapai kinerja yang lebih baik lagi di masa yang akan datang.

2. Bagi masyarakat umum

Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan masyarakat umum mengenai praktik-praktik perhitungan harga pokok produk dan penetapan harga jual yang dilakukan dalam perusahaan manufaktur.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

(16)

57

Universitas Kristen Maranatha

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, berikut ini adalah kesimpulan yang dibuat oleh penulis untuk menjawab rumusan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya: 1. Harga pokok produk merupakan faktor penting dalam penetapan harga jual. Hal ini

dijelaskan melalui fungsi dari harga pokok sebagai: harga pokok sebagai penetapan harga jual, harga pokok sebagai dasar penetapan laba, harga pokok sebagai dasar penilaian efisiensi, harga pokok sebagai dasar pengambilan berbagai keputusan manajemen. Melalui penelitian yang telah dilakukan metode perhitungan harga pokok produk ini perlu dipertimbangkan. Karena harga pokok produk merupakan faktor utama untuk menentukan seberapa besar harga jual yang akan ditetapkan oleh perusahaan. Faktor dalam pricing strategy untuk menentukan harga jual sesuai dengan profitabilitas yang diinginkan perusahaan, serta dapat tetap bersaing dengan perusahaan lain, tetapi juga tidak merugikan perusahaan.

(17)

BAB V Simpulan dan Saran 58

Universitas Kristen Maranatha produk Toyota Akro terjadi undercosting, sedangkan pada produk Kicker TC merk/oo dan Bathmath Putih / Showermat terjadi overcosting. Hal tersebut terdapat pengaruh pada harga jual. Pada perhitungan metode activity based costing diketahui bahwa harga jual lebih tinggi pada produk Toyota Akro, sedangkan harga jual pada produk Kicker TC merk/oo dan Bathmath Putih / Showermat diketahui lebih rendah. Maka dapat disimpulkan bahwa harga jual paada produk Toyota Akro underpricing. Sedangkan pada harga jual produk Kicker TC merk/oo dan Bathmath Putih /

Showermat undercosting.

3. Dari penjelasan-penjelasan sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa metode

activity based costing memberikan hasil perhitungan harga pokok yang lebih akurat dibandingkan dengan metode standard costing, sehingga dapat digunakan sebagai dasar untuk menghitung harga jual produk agar lebih kompetitif dibandingkan dengan pesaing lainnya.

4. Metode activiy based costing dapat diterapkan dalam penentuan harga pokok produk dengan perhitungan activiy based costing, dimana tarif biaya tidak langsung dialokasikan pada setiap aktivitas yang mendukung produk tersebut, sehinggga tingkat akurasi untuk pembebanan pada setiap produk lebih baik.

5.2. Saran

(18)

BAB V Simpulan dan Saran 59

Universitas Kristen Maranatha a. Saran bagi Perusahaan

Disarankan bagi perusahaan untuk menggunakan metode activity based costing

karena metode activity based costing lebih akurat dan lebih relevan dengan keadaan yang sekarang. Hal ini dimaksudkan agar pembebanan pada setiap produk sesuai dengan aktivitas. Dengan demikian informasi yang ada lebih akurat sehingga mempermudah manajemen dalam pengambilan keputusan untuk menetapkan harga jual yang sesuai dengan laba yang diinginkan, namun tetap dapat bersaing dengan kompetitor-kompetitor lain.

b. Saran bagi peneliti selanjutnya

(19)

60 Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR PUSTAKA

Blocher, Edward J., Kung H. Chen, dan Thomas W. Lin. 2000. Cost Management A Strategic Emphasis. Terjemahan Susty Ambarriani. Jakarta: PT Salemba Empat.

Carter, William K. 2009. Akuntansi Biaya. Buku 1 Edisi 14. Terjemahan: Krista. Jakarta: PT. Salemba Empat.

Garrison, K. H., E. W. Norren. 2003. Managerial Accounting. 10th edition. New York: McGraw Hill Companies, Inc.

Hansen, Don R., dan Maryanne M. Mowen. 2006. Management Accounting.

7th Edition. Terjemahan: Dewi Fitriasari dan Deny Arnos Kwary. Jakarta: PT Salemba Empat.

Horngren, Charles T., Srikant M. Datar, George Foster. 2006. Cost Accounting: A Managerial Emphasis. 12th edition. New Jersey: Pearson Education, Inc.

Kholmi, Masiyah, dan Yuningsih. 2004. Akuntansi Biaya. Malang: UMM Press. Mulyadi. 2003. Activity Based Cost System – Sistem Informasi Biaya untuk

Pengurangan Biaya. Edisi ke 6. Yogyakarta: UPP AMP YKPN.

http://amirhamzah010293.blogspot.com/2013/02/pengertian-biaya-penggolongan-biaya.html

http://tugasakhiramik.blogspot.com/2013/05/pengertian-harga-pokok-produksi.html http://repository.maranatha.edu/1714/1/Perbandingan Metode Konvensional dengan

Activity Based Costing.pdf

http://ilmuakuntansi.web.id/definisi-activity-based-costing/

Referensi

Dokumen terkait

Langkah selanjutnya menganalisis faktor penyesuaian dan kelonggaran, waktu baku, peta pekerja dan mesin, kapasitas produksi, aliran material, sistem manajemen

Dari hasil uji Proctor diperoleh nilai kadar air optimum rata-rata sebesar 23.42 % dan densitas maksimum rata-rata sebesar 1.59 g/cc, sehingga di lapangan perlu

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran shopping lifestyle dan gambaran impulse buying pada konsumen produk fashion dan sejauh mana pengaruh

dan konstitusi UUD 1945”. Masing- masing siswa mengajukan berbagai pertanyaan tentang aspek persoalan yang ingin mereka selidiki. Langkah ketiga, siswa merencanakan

Penggelapan pajak dianggap etis meskipun Direktorat Jendral Pajak telah melakukan berbagai sosialisasi mengenai perpajakan dalam rangka meningkatkan pengetahuan wajib pajak

Penelitian dilakukan dengan menganalisis peran dari APIP dan Aparatur Desa terkait dalam pengelolaan keuangan desa.Selanjutnya,tujuannya untuk menuju tata kelola

In order to allow users to delete repositories that they have created (it need not be said that a user cannot delete anything else!), the administrator needs to enable the D

Importance Performance Analysis (IPA) digunakan untuk untuk mengetahui atribut yang paling sesuai dengan harapan konsumen teh celup merek Sariwangi dan Customer