viii
Universitas Kristen Maranatha
ABSTRACT
The purpose of this research is to examine the impact of tax audit and taxpayer compliance on income tax act 25 at Bandung Karees Tax Service Office. This research was using quantitative data and primer data, that was obtained from Bandung Karees Tax Service Office for the period of 2009 until 2011. Data are analyzed using multiple linear regressions. The result of this research show that tax audit and taxpayer compliance does not affect income tax act 25 both partially and simultaneously at Bandung Karees Tax Service Office for the period of 2009 until 2011.
Key Words:
ix
Universitas Kristen Maranatha
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh pemeriksaan pajak dan kepatuhan wajib pajak terhadap penerimaan pajak penghasilan pasal 25 di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees. Penelitian ini menggunakan data kuantitatif dan data primer yang didapat dari Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees per bulan mulai dari tahun 2009 sampai dengan 2011. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis regresi linier berganda. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa pemeriksaan pajak dan kepatuhan wajib pajak tidak berpengaruh terhadap penerimaan pajak penghasilan pasal 25 baik secara parsial maupun simultan pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Bandung Karees periode 2009-2011.
Kata Kunci:
x
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ... iii
xi
2.4.1 Surat Ketetapan Pajak Kurang Bayar (SKPKB)... 29
xii
2.8 Keterkaitan Antar Variabel Penelitian ... 49
2.8.1 Hubungan Pemeriksaan Pajak dengan Penerimaan Pajak Penghasilan Pasal 25 ... 49
2.8.2 Hubungan Kepatuhan Wajib Pajak dengan Penerimaan Pajak Penghasilan Pasal 25 ... 49
2.8.3 Hubungan Pemeriksaan Pajak dan Kepatuhan Wajib Pajak terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Pasal 25 ... 50
2.9 Kerangka Pemikiran ... 50
2.10 Hipotesis ... 57
BAB III METODE PENELITIAN ... 58
xiv
4.1.1.1 Sejarah Singkat KPP Pratama Bandung
Karees ... 69
4.1.1.2 Struktur Organisasi KPP Pratama Bandung Karees ... 72
4.1.9 Koefisien Determinasi Simultan ... 97
xv
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1 Skema Kerangka Pemikiran ... 56
Gambar 2 Model Analisis ... 60
Gambar 3 Bagan Struktur Organisasi KPP Pratama Bandung Karees 73
Gambar 4 Output Pengujian Heteroskedastisitas ... 86
xvi
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel I Penerimaan Perpajakan 2002-2007 ... 2
Tabel II Deskripsi Data Penelitian ... 81
Tabel III Statistik Deskriptif ... 82
Tabel IV Output Pengujian Besaran VIF dan Tolerance ... 84
Tabel V Output Pengujian Autokorelasi ... 88
Tabel VI Koefisien Regresi Berganda ... 90
Tabel VII Hasil Uji Simultan (Uji F) ... 92
Tabel VIII Hasil Uji Parsial (Uji T) ... 93
Tabel IX Koefisien Korelasi Parsial ... 96
xvii
Universitas Kristen Maranatha
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran A Regresi Linier Berganda ... 106
Lampiran B Uji Asumsi Multikolinieritas ... 107
Lampiran C Uji Asumsi Heteroskedastisitas ... 108
Lampiran D Uji Asumsi Normalitas ... 109
Lampiran E Uji Asumsi Autokorelasi ... 110
Lampiran F Pengujian Hipotesis ... 111
Lampiran G Koefisien Determinasi ... 112
Lampiran H Pemeriksaan Pajak ... 113
Lampiran I Kepatuhan Wajib Pajak ... 114
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Semua pemerintahan suatu negara dalam melaksanakan fungsinya membangun
negara, memerlukan dana yang jumlahnya tidak sedikit, termasuk Indonesia.
Perkembangan perekonomian global, ikut memacu pemerintah dalam membenahi semua
sektor, terutama perekonomian. Dalam membenahi semua sektor tersebut diperlukan
dana yang tidak sedikit jumlahnya. Oleh karena itu, pemerintah dalam memenuhi
kebutuhan dananya hanya mengandalkan dua sumber pokok, yaitu sumber dana luar
negeri dan sumber dana dalam negeri, sebagaimana tercantum dalam APBN. Sumber
dana luar negeri, misalnya pinjaman luar negeri dan hibah (grant), sedangkan sumber
dana dalam negeri di dapat melalui penjualan migas dan non-migas serta pajak. Sumber
penerimaan negara dalam negeri yang paling potensial adalah penerimaan pajak.
Penerimaan dalam negeri dari sektor pajak telah menjadi faktor yang sangat
penting dan sekarang ini menjadi andalan penerimaan negara. Menurut data yang
didapat, penerimaan sektor pajak periode 2002-2007, dari tahun ke tahun jumlahnya
mengalami peningkatan. Penerimaan dari sektor pajak mencapai angka sekitar
70.37%-71,30% dari total penerimaan dalam negeri, hal ini dapat dilihat dari tabel I sebagai
BAB I Pendahuluan 2
Usaha pemerintah untuk meningkatkan penerimaan pajak salah satunya adalah
melakukan reformasi kebijakan perpajakan. Hal ini dilakukan sejak tahun 1983 dengan
melakukan perubahan sistem perpajakan yaitu dari sistem official assessment menjadi
self assessment. Hal ini dilakukan dengan maksud untuk mengefektifkan administrasi
perpajakan. Perbedaan antara dua sistem ini, yakni dalam sistem official assessment
tanggung jawab pemungutan terletak sepenuhnya pada pemerintah, sedangkan dalam
sistem self assessment Wajib Pajak diberikan kepercayaan dan tanggung jawab yang
lebih besar untuk menghitung, menyetor dan melaporkan sendiri kewajiban pajaknya
sesuai dengan jangka waktu yang telah ditentukan dalam peraturan perundang-undangan
BAB I Pendahuluan 3
Konsekuensi dari perubahan ini adalah Direktorat Jenderal Pajak (DJP)
berkewajiban untuk melakukan pelayanan, pengawasan, pembinaan dan penerapan
sanksi pajak. Usaha yang dilakukan fiskus untuk efektivitas jalannya sistem self
assessment dan meningkatkan penerimaan pajak, antara lain dengan melakukan
ekstensifikasi dan intensifikasi penerimaan pajak. Ekstensifikasi ditempuh dengan
meningkatkan jumlah Wajib Pajak yang aktif, sedangkan intensifikasi dapat ditempuh
dengan meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak, peningkatan kualitas aparatur perpajakan,
pelayanan prima terhadap Wajib Pajak dan pembinaan kepada Wajib Pajak, pengawasan
administratif, pemeriksaan, penyidikan dan penagihan pasif dan aktif. Oleh karena itu,
dengan menggunakan sistem ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran Wajib Pajak
dan diharapkan administrasi perpajakan dapat dilaksanakan dengan rapi, terkendali,
sederhana dan mudah dipahami oleh setiap anggota masyarakat dalam hal ini Wajib
Pajak.
Namun dalam pelaksanaannya, sistem self assessment ini memiliki kelemahan
dimana adanya kesempatan bagi Wajib Pajak untuk melakukan penyelundupan pajak
yang disebabkan oleh adanya perbedaan kepentingan antara Wajib Pajak dengan
pemerintah. Wajib Pajak selalu berusaha untuk membayar pajak sekecil mungkin karena
dengan membayar pajak dianggap dapat mengurangi kemampuan ekonomis Wajib
Pajak. Di lain pihak pemerintah memerlukan dana yang besar untuk membiayai
pembangunan, yang mana sebagian besar berasal dari sektor penerimaan pajak. Adanya
perbedaan kepentingan ini menyebabkan Wajib Pajak cenderung untuk mengurangi
BAB I Pendahuluan 4
Agar sistem self assessment berjalan secara efektif, keterbukaan dan pelaksanaan
penegakan hukum merupakan hal yang paling penting. Penegakan hukum ini dapat
dilakukan dengan adanya pemeriksaan atau penyidikan pajak dan penagihan pajak.
Pemeriksaan merupakan instrumen yang baik untuk meningkatkan tingkat kepatuhan
Wajib Pajak, baik formal maupun material dari peraturan perpajakan, yang tujuannya
untuk menguji dan meningkatkan kepatuhan perpajakan seorang Wajib Pajak
(Priantara, 2000:24).
Dengan demikian, pemeriksaan pajak menjadi satu hal yang penting sebagai alat
pengontrol, yaitu untuk mengetahui apakah peraturan perpajakan telah dilaksanakan
sebagaimana mestinya oleh Wajib Pajak. Namun, dengan melihat perbandingan antara
jumlah Wajib Pajak yang sangat besar dan minimnya sumber daya yang ada di
Direktorat Jenderal Pajak (Ditjen Pajak), tidak semua Wajib Pajak dapat dilakukan
pemeriksaan secara bersamaan. Oleh karenanya, Ditjen Pajak menetapkan beberapa
kriteria tertentu dalam melakukan pemeriksaan pajak.
Sesuai dengan pasal 29 ayat 1 Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 tentang
Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan sebagaimana telah diubah terakhir dengan
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2000 menyebutkan, Direktorat Jenderal Pajak
berwenang melakukan pemeriksaan untuk menguji kepatuhan pemenuhan kewajiban
perpajakan dan untuk tujuan lain dalam rangka melaksanakan ketentuan peraturan
perundang-undangan perpajakan.
Ryan Hendryanto (2009) melakukan penelitian tentang pengaruh pemeriksaan
BAB I Pendahuluan 5
Jenderal Pajak Kantor Wilayah Jawa Barat I. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pemeriksaan pajak dan tingkat kepatuhan wajib pajak secara simultan memberikan
pengaruh yang signifikan terhadap tingkat penerimaan pajak. Selain itu, Debby
Oktivani (2007) melakukan penelitian tentang pengaruh kepatuhan wajib pajak dan
pemeriksaan pajak terhadap jumlah penerimaan pajak penghasilan pasal 25/29 di KPP
Kota Madiun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah kepatuhan wajib pajak dan
jumlah aktivitas pemeriksaan pajak secara simultan dan parsial berpengaruh signifikan
terhadap penerimaan PPh pasal 25/29 di KPP Madiun.
Perbedaan penelitian yang dilakukan penulis dengan penelitian sebelumnya
adalah penulis akan melakukan penelitian pemeriksaan pajak yang dapat dilihat dari
SKP, yaitu jumlah SKPKB yang diterbitkan oleh KPP Pratama Bandung Karees per
bulan dari tahun 2009 sampai dengan 2011 dan kepatuhan wajib pajak diukur dengan
membandingkan jumlah surat pemberitahuan masa PPh Pasal 25 yang dilaporkan tepat
waktu dengan wajib pajak aktif, sedangkan tingkat penerimaan pajak dapat dilihat dari
jumlah penerimaan pajak penghasilan pasal 25 baik Wajib Pajak Orang Pribadi maupun
Wajib Pajak Badan yang diterima KPP Pratama Bandung Karees per bulan dari tahun
2009 sampai dengan tahun 2011. Sedangkan penelitian terdahulu, pemeriksaan pajak
dan tingkat kepatuhan wajib pajak di ukur dengan menyebarkan kuesioner di lingkungan
Direktorat Jenderal Pajak Kantor Wilayah Jawa Barat I dan penerimaan pajak dilihat
dari keseluruhan penerimaan pajak yang ada di Direktorat Jenderal Pajak Kantor
BAB I Pendahuluan 6
Sejalan dengan hal tersebut di atas, penulis melakukan penelitian di Kantor
Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Karees Bandung berkenaan dengan masalah
pemeriksaan pajak dengan judul “Pengaruh Pemeriksaan Pajak dan Kepatuhan
Wajib Pajak Terhadap Tingkat Penerimaan Pajak Penghasilan Pasal 25 (Studi
Kasus Pada KPP Pratama Bandung Karees)”.
1.2Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, identifikasi dalam masalah ini adalah:
1. Apakah pemeriksaan pajak dan kepatuhan wajib pajak memiliki pengaruh yang
signifikan secara parsial terhadap tingkat penerimaan pajak penghasilan pasal 25?
2. Apakah pemeriksaan pajak dan kepatuhan wajib pajak memiliki pengaruh yang
signifikan secara simultan terhadap tingkat penerimaan pajak penghasilan pasal 25?
3. Seberapa besar pengaruh pemeriksaan pajak dan kepatuhan wajib pajak terhadap
tingkat penerimaan pajak penghasilan pasal 25 secara parsial?
4. Seberapa besar pengaruh pemeriksaan pajak dan kepatuhan wajib pajak terhadap
tingkat penerimaan pajak penghasilan pasal 25 secara simultan?
1.3Maksud dan Tujuan Penelitian
Maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui apakah pemeriksaan pajak dan kepatuhan wajib pajak secara
parsial memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat penerimaan pajak
BAB I Pendahuluan 7
2. Untuk mengetahui apakah pemeriksaan pajak dan kepatuhan wajib pajak secara
simultan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap tingkat penerimaan pajak
penghasilan pasal 25.
3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pemeriksaan pajak dan kepatuhan wajib
pajak terhadap tingkat penerimaan pajak penghasilan pasal 25 secara parsial.
4. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pemeriksaan pajak dan kepatuhan wajib
pajak terhadap tingkat penerimaan pajak penghasilan pasal 25 secara simultan.
1.4Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah:
1. Bagi peneliti
Dapat memberikan pemahaman mengenai pemeriksaan pajak dan tingkat kepatuhan
wajib pajak terhadap tingkat penerimaan pajak penghasilan pasal 25, dan sebagai
salah satu syarat yang harus ditempuh untuk memperoleh gelar kesarjanaan.
2. Bagi Kantor Pelayanan Pajak (KPP)
Sebagai masukan dalam upaya peningkatan penerimaan pajak khususnya pajak
penghasilan pasal 25 melalui peningkatan profesionalisme kerja sesuai dengan tata
cara pemeriksaan di bidang perpajakan.
3. Bagi wajib pajak
Memberikan pemahaman tentang pemeriksaan pajak dan pemahaman terhadap
BAB I Pendahuluan 8
4. Bagi peneliti selanjutnya
Dapat menjadi bahan referensi untuk melanjutkan penelitian mengenai pemeriksaan
101
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan dari hasil pengujian hipotesis yang dilakukan dengan menggunakan
bantuan dari SPSS 17.0 for windows, yaitu dengan metode regresi berganda serta
pembahasan dari hasil penelitian yang telah dijelaskan di bab sebelumnya, maka dapat
diambil beberapa kesimpulan untuk menjawab identifikasi masalah dari penelitian ini.
1. Pengaruh Pemeriksaan Pajak dan Kepatuhan Wajib Pajak secara parsial terhadap
Penerimaan Pajak Penghasilan Pasal 25.
a. Berdasarkan Uji t dengan tingkat kepercayaan 95% dapat disimpulkan bahwa
variabel Pemeriksaan Pajak secara parsial tidak memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap Penerimaan PPh Pasal 25.
b. Berdasarkan Uji t dengan tingkat kepercayaan 95% dapat disimpulkan bahwa
variabel Kepatuhan Wajib Pajak secara parsial tidak memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap Penerimaan PPh Pasal 25.
2. Pengaruh Pemeriksaan Pajak dan Kepatuhan Wajib Pajak secara simultan terhadap
Penerimaan Pajak Penghasilan Pasal 25.
Berdasarkan Uji F dengan tingkat kepercayaan 95% dapat disimpulkan bahwa
variabel Pemeriksaan Pajak dan Kepatuhan Wajib Pajak tidak mempunyai pengaruh
secara bersama-sama terhadap Penerimaan PPh Pasal 25 di KPP Pratama Bandung
BAB V Simpulan dan Saran 102
3. Besarnya pengaruh Pemeriksaan Pajak dan Kepatuhan Wajib Pajak secara parsial
terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Pasal 25.
a. Pengaruh Pemeriksaan Pajak terhadap Penerimaan PPh Pasal 25 adalah lemah
karena besarnya hanya 7,73%.
b. Pengaruh Kepatuhan Wajib Pajak terhadap Penerimaan PPh Pasal 25 adalah
lemah karena besarnya 0,01%.
4. Besarnya pengaruh Pemeriksaan Pajak dan Kepatuhan Wajib Pajak secara simultan
terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan Pasal 25.
Pengaruh Pemeriksaan Pajak dan Kepatuhan Wajib Pajak secara simultan terhadap
Penerimaan PPh Pasal 25 adalah sebesar 4,3%. Ini menunjukkan bahwa kedua
variabel independen tersebut memiliki pengaruh yang rendah terhadap Penerimaan
PPh Pasal 25, karena sisanya sebesar 95,7% masih banyak dipengaruhi oleh faktor
lainnya.
5.2 Saran
Dari penelitian yang telah dilakukan, peneliti yang sekaligus sebagai penulis
akan mencoba untuk memberikan beberapa saran yaitu sebagai berikut:
1. Bagi Kantor Pelayanan Pajak (KPP)
Kantor Pelayanan Pajak sebaiknya lebih giat lagi melakukan pemeriksaan terhadap
BAB V Simpulan dan Saran 103
2. Bagi Direktorat Jenderal Pajak (DJP)
Direktorat Jenderal Pajak hendaknya melakukan upaya-upaya untuk meningkatkan
kepatuhan wajib pajak seperti melakukan penyuluhan-penyuluhan pajak, pelayanan
Account Representatives (AR) yang lebih ramah terhadap wajib pajak sehingga
wajib pajak mau menyerahkan surat pemberitahuannya tepat waktu yang pada
akhirnya dapat meningkatkan penerimaan pajak.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini memiliki keterbatasan yaitu, skala pengukuran yang digunakan pada
variabel X dan variabel Y yang tidak sama. Untuk peneliti selanjutnya disarankan
untuk melakukan penelitian dengan variabel penelitian yang berbeda (skala
104
DAFTAR PUSTAKA
Bwoga, Hanantha. Dkk. 2005. Pemeriksaan Pajak Di Indonesia, PT. Grafindo, Jakarta.
Dr. Salip, Msc, Akt. dan Tendy Wato, SE. 2006. “Pengaruh Pemeriksaan Pajak terhadap Penerimaan Pajak Studi Kasus: di KPP Jakarta Kebon Jeruk”. Jurnal Keuangan Publik, Vol 4, hal. 61-81.
Ghozali, Imam. 2002. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS, Semarang, Universitas Diponegoro.
Gunadi. 2005. “Fungsi Pemeriksaan Terhadap Peningkatan Kepatuhan Pajak (Tax
Compliance)”. Jurnal Perpajakan Indonesia, Vol 4, hal. 4-9.
Hutagaol, John. 2007. Perpajakan : Isu isu Kontemporer, Graha Ilmu, Yogyakarta.
Ismawan, Indra. 2001. Memahami Reformasi Perpajakan 2000, PT Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia, Jakarta.
Mardiasmo. 2008. Perpajakan, Edisi Revisi, Penerbit Andi, Yogyakarta.
Mardiasmo. 2009. Perpajakan, Edisi Revisi, Penerbit Andi, Yogyakarta.
Narimawati, Umi. 2010. Penulisan Karya Ilmiah, Genesis, Bekasi.
Nurmanto, Safri. 2003. Pengantar Perpajakan, Kelompok Yayasan Obar, Jakarta.
Oktivani, Debby. 2007. Pengaruh Kepatuhan Wajib Pajak dan Jumlah Pemeriksaan terhadap Penerimaan Pajak Penghasilan di Kantor Pelayanan Pajak Madiun. Skripsi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi. Universitas Kristen Petra, Surabaya.
Priantara, Diaz, 2000. Pemeriksaan dan Penyidikan Pajak, Djembatan, Jakarta.
Rahayu, Siti Kurnia. 2010. Perpajakan Indonesia, Graha Ilmu, Yogyakarta.
Santosa dan Ashari, 2005. Analisis Statistik dengan Microsoft Excel & SPSS, Penerbit Andi, Yogyakarta.
Daftar Pustaka 105
Universitas Kristen Maranatha Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Bisnis, CV Alfabeta, Bandung.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Bisnis, CV Alfabeta, Bandung.
Suryadi. 2006. “Model hubungan kausal Kesadaran,Pelayanan,Kepatuhan Wajib Pajak dan Pengaruhnya terhadap Kinerja Penerimaan pajak :Suatu Survey di wilayah
Jawa Timur”. Jurnal Keuangan Publik, Vol 4, hal. 105-121.
Widodo, Widi. 2010. Moralitas, Budaya dan Kepatuhan Pajak, CV Alfabeta, Bandung.
Zain, Mohammad. 2003. Manajemen Perpajakan, Salemba Empat, Jakarta.
Zain, Mohammad. 2004. Manajemen Perpajakan, Salemba Empat, Jakarta.
____________. Peraturan Direktorat Jenderal Pajak Nomor PER – 9/PJ/2010 tentang Standar Pemeriksaan Untuk Menguji Kepatuhan Pemenuhan Kewajiban Perpajakan.
____________. Peraturan Menteri Keuangan Repubik Indonesia Nomor
199/PMK.03/2007 tentang Tata Cara Pemeriksaan Pajak.
_____________. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor
544/KMK.04/2000 tentang Kriteria Wajib Pajak Yang Dapat Diberikan Pengembalian Pendahuluan Kelebihan Pembayaran Pajak.
____________. Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor