iv
PERLINDUNGAN DAN TANGGUNG JAWAB NEGARA PENERIMA TERHADAP PEJABAT DIPLOMATIK YANG MENJADI KORBAN
TERORISME DITINJAU DARI HUKUM INTERNASIONAL
Moh. Irfan Syarifuddin 110110080073
ABSTRAK
Para negara penerima diberikan kewajiban untuk senantiasa mengambil upaya-upaya yang dianggap perlu dalam melindungi dan mencegah terjadinya segala bentuk gangguan ancaman serta serangan yang dapat membahayakan diri pribadi, martabat, maupun kehormatan dari para pejabat diplomatik, seperti tindakan terorisme. Hal ini ditegaskan dalam Konvensi Wina 1961 tentang Hubungan Diplomatik, yang ditegaskan kembali dalam Konvensi New York 1973 tentang Pencegahan dan Penghukuman Kejahatan Terhadap Orang-Orang yang Dilindungi Secara Internasional, termasuk Diplomat, dan The 1997 International Convention for the Suppression of Terrorist Bombings. Namun, dalam kenyataannya hal tersebut belum cukup memberikan jaminan perlindungan bagi para pejabat diplomatik yang menjadi korban aksi terorisme. Dimana dalam beberapa kasusnya, negara penerima tidak dapat menjalankan kewajibannya dan mencegah terlaksananya aksi serangan terorisme serta sepenuhnya melindungi para utusan-utusan asing tersebut. Berdasarkan hal itu, menarik untuk diteliti upaya-upaya yang dianggap perlu seperti apakah yang dapat diambil oleh negara penerima sebagai pihak konvensi terorisme dalam memberikan perlindungan kepada para pejabat diplomatik, serta apakah negara penerima tersebut dapat dikenai pertanggungjawaban dalam hal negara tersebut gagal memberikan perlindungan terhadap pejabat diplomatik yang menjadi korban serangan terorisme.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif-analitis, yaitu menguraikan hasil penelitian untuk kemudian dilakukan analisis terhadap permasalahan sehubungan dengan objek penulisan yang diteliti. Metode pendekatan yang digunakan adalah yuridis-normatif, yaitu pendekatan dengan cara mengkaji dan menganalisis ketentuan hukum yang berkaitan dengan masalah yang diteliti, yaitu konvensi internasional.
v
THE PROTECTION AND RESPONSIBILITY OF RECEIVING STATES AGAINST DIPLOMATIC AGENTS WHO BECOME VICTIMS OF TERRORISM
ACCORDING TO INTERNATIONAL LAW
Moh. Irfan Syarifuddin 110110080073
ABSTRACT
The diplomatic agents in performing their mission and functions shall be inviolable. The Receiving States shall take all appropriate steps to prevent any attacks on his person, freedom or dignity, such an act of terrorism. It has been confirmed by The 1961 Vienna Convention on Diplomatic Relations, and has been reaffirmed by The 1973 New York Convention on the Prevention and Punishment of Crimes against Internationally Protected Persons, including Diplomatic Agents, and The 1997 International Convention for the Suppression of Terrorist Bombings. However, in fact there are not enough to guarantee the protection for the diplomatic agents who become victims of terrorism act. Which in some cases, the Receiving States can not fulfill their liability, prevent from the terrorism attacks, and fully protect those diplomatic agents. So, it is interisting to research which necessary measures can be taken by the Receiving States as a state parties of international convention against terrorism in providing protection to diplomatic agents, and whether the Receiving States can be responsible if they failed to provide protection to the diplomatic agents who become victims of terrorism.
This study use a descriptive-analysis research methods, which describe the results of the research then making analysis of the problems based on the object we have researched, and use the juridical-normative for the approach methods, namely approach by reviewing and analyze the legal provisions relating to the problems we have researched, i.e. International Conventions.