• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANAN GURU AL-QUR’AN HADITS DALAM MENGATASI KESULITAN MEMBACA AL-QURAN PADA SISWA KELAS VII A MADRASAH TSANAWIYAH NURUL IMAN KECAMATAN DANAU TELUK KOTA JAMBI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "PERANAN GURU AL-QUR’AN HADITS DALAM MENGATASI KESULITAN MEMBACA AL-QURAN PADA SISWA KELAS VII A MADRASAH TSANAWIYAH NURUL IMAN KECAMATAN DANAU TELUK KOTA JAMBI"

Copied!
89
0
0

Teks penuh

(1)

PERANAN GURU AL-QUR’AN HADITS DALAM MENGATASI KESULITAN MEMBACA AL-QURAN PADA SISWA

KELAS VII A MADRASAH TSANAWIYAH NURUL IMAN KECAMATAN

DANAU TELUK KOTA JAMBI

SKRIPSI

MUHAMMAD IRFAN 201172332

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN THAHA SAIFUDDIN

JAMBI

2021

(2)

i

PERANAN GURU AL-QUR’AN HADITS DALAM MENGATASI KESULITAN MEMBACA AL-QURAN PADA SISWA

KELAS VII A MADRASAH TSANAWIYAH NURUL IMAN KECAMATAN

DANAU TELUK KOTA JAMBI

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) Dalam Jurusan Pendidikan Agama Islam

Fakultas Tarbiyah dan Keguruan

MUHAMMAD IRFAN 201172332

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN THAHA SAIFUDDIN

JAMBI

2021

(3)

ii

KEMENTERIAN AGAMA RI

UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

Jl. Lintas Jambi-Ma. Bulian. KM. 16 Simpang Sungai Duren Muara Jambi 36363Telp/Fax: (0741) 583183-584118 website : www.iainjambi.ac.id

PERSETUJUAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR

KodeDokumen KodeFormulir BerlakuTgl No. Revisi TglRevisi Halaman In.08-PP-05-01 In.08-FM-PP-05-03 25-12 -2019 R-0 - 1-1

Nomor : - Lampiran : -

Perihal : Nota Dinas

Kepada Yth.

Ibu Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

Di _

Jambi

Assalamualaikum Wr. Wb

Setelah membaca, meneliti, memberikan petunjuk dan mengoreksi serta mengadakan perbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat bahwa skripsi :

Nama : Muhammad Irfan NIM : 201172332

Judul Skripsi : Peranan Guru Al-Qur‟an dalam Mengatasi Kesulitan Membaca Al-Qur‟an Pada Siswa VII A Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman Kecamatan Danau Teluk Kota Jambi

Sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Strata Satu dalam Program Studi Pendidikan Agama Islam.

Dengan ini kami berharap agar skripsi/ tugas akhir saudari tersebut di atas dapat segera dimunaqasyahkan. Atas perhatiannya kami ucapakan terima kasih.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Jambi, Maret 2021 Pembimbing I,

Dra. Hasnidar Karim, M.Pd.I NIP. 195706251983032001

(4)

iii

KEMENTERIAN AGAMA RI

UIN SULTHAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

Jl. Lintas Jambi-Ma. Bulian. KM. 16 Simpang Sungai Duren Muara Jambi 36363Telp/Fax: (0741) 583183-584118 website : www.iainjambi.ac.id

PERSETUJUAN SKRIPSI/TUGAS AKHIR

KodeDokumen KodeFormulir BerlakuTgl No. Revisi TglRevisi Halaman In.08-PP-05-01 In.08-FM-PP-05-03 25-12-2019 R-0 - 1-1

Nomor : - Lampiran : -

Perihal : Nota Dinas

Kepada Yth.

Ibu Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi

Di _

Jambi

Assalamualaikum Wr. Wb

Setelah membaca, meneliti, memberikan petunjuk dan mengoreksi serta mengadakan perbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing berpendapat bahwa skripsi :

Nama : Muhammad Irfan NIM : 201172332

Judul Skripsi : Peranan Guru Al-Qur‟an dalam Mengatasi Kesulitan Membaca Al-Qur‟an Pada Siswa VII A Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman Kecamatan Danau Teluk Kota Jambi

Sudah dapat diajukan kepada Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Strata Satu dalam Program Studi Pendidikan Agama Islam.

Dengan ini kami berharap agar skripsi/ tugas akhir saudari tersebut di atas dapat segera dimunaqasyahkan. Atas perhatiannya kami ucapakan terima kasih.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Jambi, Maret 2021 Pembimbing II

Mukhlis. S.Ag., M.Pd.I NIP. 195706251983032001

(5)

iv

(6)

v

PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya susun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana dari Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi seluruhnya meruapakan karya sendiri.

Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan skripsi yang saya kutip dari hasil karya orang lain telah dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika penulisan ilmiah.

Apabila dikemudian hari ditemukan seluruh atau sebahagian skripsi bukan hasil karya sendiri atau terindikasi adanya unsur plagiat dalam bagian-bagian tertentu, saya bersedia menerima sangsi sesuai dengan peraturan dan perundang- undangan yang berlaku

Jambi, Maret 2021 Penulis,

Muhammad Irfan NIM. 201172332

(7)

vi

PERSEMBAHAN

Skripsi ini dipersembahkan kepada :

Untaian rasa syukur ata segala nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT, dan Shalawat teriring salam tercurahkan untuk baginda Nabi Muhammad SAW, kepadanya hamba selalu menghaturkan do‟a dan kepada Nabi Muhammad

SAW hamba menteladani uswatun hasanah.

Puji syukur saya persembahkan skripsi ini untuk orang-orang yang saya sayangi yang menjadi motivasi dan penyemangat bagi saya dalam menyelsaikan

skripsi ini, terutama ayah saya Nazaruddin dan ibu saya Hawatif yang telah mengasuh, mendidik, membina, dan memberikan nasehat dari seja buaian hingga dewasa, yang telah memberikan dukungan moril materi dan non-materil yang tak

henti-hentinya dan tak lupa pula saudara-saudara saya Zikron Syafiq dan Wirdansyah,dan kekasih saya Lilis Kurniasih yang selalu mendukung,

mensuportkan dan mendo‟akan saya hingga sampai titik ini.

Dalam penulisan tugas akhir ini terima kasih yang tiada terhingga saya ucapkan untuk sahabat saya Fikri Haikal, Shallahudin (Riko), Jajang Kurnia, Ido

Ageng Ilvani, Taufik Ramadhan dan teman seperjuangan para dosen terutama dosen pembimbing I dan dosen pembimbing II yang selalu sabra memberikan bimbingan dan arahan kepada saya semoga Allah SWT selalu melindungi dan meninggikan derjat mu didunia dan diakhirat kelak, dan semoga ilmu yang diajarkan kepada sata bisa menuntun saya menjadi manusai berharga didunia dan

berniali diakhirat. Amiin

(8)

vii

MOTTO

ُهَرَ ي اًرْ يَخ ٍةَّرَذ َلاَقْ ثِم ْلَمْعَ ي ْنَمَف

Barangsiapa yang mengerjakan kebaikan sekecil apapun, niscaya dia akan melihat (balasan)nya.”

QS. Al-Zalzalah 07

(9)

viii

KATA PENGANTAR

ِمْيِحَّرلا ِنَمْحَّرلا ِهّللا ِمْسِب

Alhamdulillahirabbil ‘aalamin. Ucapan dan ungkapan syukur tiada terhenti penulis haturkan atan anugerah Allah SWT. Shalawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW. Rindu kami senantiasa mengiring setiap hembusan nafas dan detak kehidupan kemuliannya lebih utama dari pada manusia dan makhluk lainnya, dialah manusia yang paling bertakwa dan paling taat akan perintah Allah.

Dengan rahmat Allah SWT akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul “Peranan Guru Al-Qur’an Hadits Dala Mengatasi Kesulitan Membaca Al-Quran Pada Siswa Kelas Vii A Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman Kecamatan Danau Teluk Kota Jambi”. Namun demikian, diyakini bahwa tulisan ini masih jauh dari kata sempurna. Disana sini masih terdapat kekurangan dan kelemahan, baik dari segi isi, maupun dari segi tulisan. Penulis juga banyak menemui hambatan dan cobaan, namun penulis tetap berusaha menghadapi semuanya dengan ikhtiar dan tawakkal.

Penulis dan penyusunan skripsi ini dimaksud untuk melengkapi dari keseluruhan kegiatan perkuliahan yang telah dicanangkan oleh Universitan Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi sebagai bentuk pertanggung jawaban penulis menjadi mahasiswa UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi serta untuk memenuhi salah satu persyaratan guna memperoleh gelar strata satu (S1) Pendidikan Agama Islam di UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

Penulis menyadari bahwa keterbatasan kemampuan dan kekurangan pemahaman, banyaknya hambatan dan kesulitan senantiasa penulis temui dalam penyusunan skripsi ini. Adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak telah memberi sumbangan yang sangat berarti dalam penyelsaian skripsi ini. Oleh sebab itu, dengan kerendahan hati penulis menyampaikan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada pihak-pihak berikut:

(10)

ix

1. Bapak Prof. Dr. H. Su‟aidi Asy‟ari MA. Ph.D, selaku Rektor Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

2. Ibu Dr. Hj. Fadhilah, M.Pd, selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Sultha Thaha Saifuddin Jambi.

3. Bapak Mukhlis. S.Ag., M.Pd.I, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

4. Bapak Habib Muhammad, M.Ag. selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Universitas Islam Negeri Sulthan Thaha Saifuddin Jambi.

5. Ibu Dra. Hasnidar Karim, M.Pd.I selaku dosen pembimbing I skripsi yang telah membimbing saya dalam penelitian ini.

6. Bapak Mukhlis. S.Ag., M.Pd.I selaku dosen pembimbing II skripsi yang telah membimbing saya dalam penelitian ini.

7. Segenap Bapak dan Ibu Dosen UIN Sulthan Thaha Saifuddin Jambi, Khususnya Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Tarbiyan dan Keguruan, atas segala bimbingan dan bantuan.

8. Bapak Al-Hudori, S.Pd selaku Kepala Sekolah, beserta guru dan siswa di MTs Nurul Iman Ulu Gedong yang telah memberikan kemudahan kepada penulis dalam memperoleh data dilapangan.

9. Teman-teman mahasiswa Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI) Angkatan 2017, serta teman-teman yang selama ini memberi semangat, do‟a serta dukungan dalam penyelesaian tugas akhir skripsi ini.

Terima kasih atas segala kebaikan yang telah diberikan, semoga Allah SWT senantiasa melimpahkan rahmat, taufik dan hidayahanya kepada kita semua, Amiin. Penulis menyadari sepenuhnya bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan, walaupun penulis sudah berusaha semaksimal mungkin membuat yang terbaik. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati dan tangn terbuka, penulis mengahrapkan kritik dan saran yang membantu dari semua pihak agar dapar menjadi motivasi bagi penulis untuk lebih baik dalam berkarya. Semoga amal yang

(11)

x

telah kita lakukan dijadikan amal yang tiada putus pahalanya, dan bermanfaat untuk kita semua di dunia maupun diakhirat.

Akhirnya, penulis berharap mudah-mudahan dalam penyusunan skripsi yang sederhana ini dapat bermanfaat khususnya penulis sendiri pembaca umumnya.

Jambi, April 2021 Penulis

Muhammad Irfan NIM. 201172332

(12)

xi

ABSTRAK

Nama : Muhammad Irfan

Nim : 201172332

Jurusan : Pendidikan Agama Islam

Judul : Peranan Guru Al-Qur‟an Hadits Dalam Mengatasi kesulita n Siswa Membaca Al-Qur‟an Pada Siswa Kelas VII A Ma drasah Tsanawiyah Nurul Iman Kecamatan Danau Teluk Kota Jambi.

Skripsi ini membahas tentang Peranan Guru Al-Qur‟an Hadits Dalam Mengatasi kesulitan Siswa Membaca Al-Qur‟an Pada Siswa Kelas VII A Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman Kecamatan Danau Teluk Kota Jambi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Peranan Guru Al-Qur‟an Hadits Dalam Mengatasi kesulitan Siswa Membaca Al-Qur‟an Pada Siswa Kelas VII A Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman Kecamatan Danau Teluk Kota Jambi. Dan fokus kajian penelitian ini adalah untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran al-qur‟an hadis tentang bagaimana Peranan Guru Al-Qur‟an Hadis dalam Mengatasi Kesulitan Membaca Al-Quran pada Siswa Kelas VII A Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman Kota Jambi, Faktor-Faktor penyebab Siswa dalam Mengatasi Kesulitan Membaca Al Qur‟an Kelas VII A di Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman Ulu Gedong Kota Jambi dan Bagaimana Peran Guru Pendidikan Al-Qur‟an Hadis dalam Mengatasi Kesulitan Membaca Al Qur‟an Kelas VII A di Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman Ulu Gedong Kota Jambi. Dalam penelitian ini penulis menggunakan penelitian kualitatif. Banyak hal yang dilakukan peneliti dilapangan untuk mengumpulkan data mulai dari observasi, wawancara dan dokumentasi yang dilakukan di Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman Ulu Gedong Kota Jambi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran Al-Qur‟an Hadis terdiri dari kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Guru menggunakan metode ceramah, hapalan, tanya jawab, dan penugasan. Faktor- Faktor penyebab Siswa dalam Mengatasi Kesulitan Membaca Al Qur‟an terdiri dari faktor eksternal yang berupa kurangnya dukungan dan motivasi dari orang tua dalam emmbiming anaknya untuk belajar mengaji di rumah atau di TPA, orang tua hanya mengandalkan di sekolah saja dan juga pengaruh lingkungan yang kurang mendukung seperti banyak nya pengaruh IPTEK yang berkembang pesat seperti warnet,playstation,game online mobile legend, pubg dan sebagainnya sehingga anak tersebut banyak bermain. Kemudian Peran guru Al- Qur‟an Hadis dalam mengatasi kesulitan membaca Al-Qur‟an pada peserta didik Dengan mengelompokkan peserta didik dari yang lancar, kurang lancar dan tidak lancar. Dan memakai tiga metode yang menyusaikan kemampuan siswa seperti metode Tartil, Tahsin dan Ummi.

Kata kunci :Peranan, Guru Al-Qur’an Hadis, kesulitan Membaca Al-Qur’an

(13)

xii

ABSTRACT

Name : Muhammad Irfan

Nim : 201172332

Dapartement/Faculty : Islamic Education

Title : The Role of Al-Qur'an Hadith Teachers in Overcoming Students' Difficulties in Reading Al-Qur'an in Class VII A Students of Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman, Danau Teluk District, Jambi City.

This thesis discusses the Role of Al-Qur'an Hadith Teachers in Overcoming Students' Difficulties in Reading Al-Qur'an in Class VII A Students of Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman, Danau Teluk District, Jambi City. This study aims to determine the Role of Al-Qur'an Hadith Teachers in Overcoming the Difficulties of Students in Reading Al-Quran in Class VII A Students of Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman, Danau Teluk District, Jambi City. And the focus of this research study is to find out the implementation of learning the hadith al-qur'an about how the role of the teacher of the Qur'an hadith in overcoming difficulties in reading the al-quran in class VII A students at Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman, Jambi City. in Overcoming the Difficulty Reading the Qur'an Class VII A at Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman Ulu Gedong Jambi City and How the Role of the Hadith Al-Qur'an Education Teacher in Overcoming the Difficulty Reading the Qur'an Class VII A at Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman Ulu Gedong Kota Jambi. In this study the authors used qualitative research. Many things were done by researchers in the field to collect data ranging from observations, interviews and documentation conducted at Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman Ulu Gedong Jambi City.

The results showed that the implementation of learning Al-Qur'an Hadith consists of initial activities, core activities, and closing activities. The teacher uses the lecture, memorization, question and answer method, and assignments. The factors that cause students to overcome difficulties in reading the Qur'an consist of external factors in the form of a lack of support and motivation from parents in guiding their children to learn the Koran at home or at TPA, parents only rely on school and also the influence of the environment. less supportive like the many influences of science and technology that are growing rapidly such as internet cafes, playstations, legendary mobile online games, pubg and so on so that the child plays a lot. Then the role of the teacher of Al-Qur'an Hadith in overcoming difficulties in reading Al-Quran in students By classifying students from fluent, less fluent and not fluent. And using three methods that adjust student abilities such as the Tartil, Tahsin and Ummi methods.

Key words : Role, Teachers of Al-Qur'an Hadith, difficulty in Reading Al- Quran

(14)

xiii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

NOTA DINAS ... ii

PERNYATAAN ORISINALITAS ... iv

PERSEMBAHASAN ... v

MOTTO ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

ABSTRAK ... x

ABSTRACT ... xi

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR BAGAN ... xiv

DAFTAR TABEL ... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang masalah ... 1

B. Fokus penelitian ... 6

C. Rumusan masalah... 6

D. Tujuan dan kegunaan penelitian... 6

BAB II PEMBAHASAN A. Kerangka Teori... 8

B. Studi Relavan ... 23

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Pendekatan dan Metode Penelitian ... 26

B. Setting dan Subyek Penelitian ... 26

C. Jenis dan Sumber Data ... 27

D. Tekhnik Pengumpulan Data ... 28

E. Teknik Analisis Data ... 29

F. Triangulasi Data ... 31

G. Jadwal Penelitian ... 32

BAB IV TEMUAN DAN PEMBAHASAN

(15)

xiv

A. Temuan Umum... 33 B. Temuan Khusus ... 43

1. Pelaksanaan pembelajaran Al-Qur‟an Hadits kelas VII A di MTs Nurul Iman ... 44 2. Faktor-Faktor Penyebab Siswa Dalam Mengatasi Kesulitan Membaca

Al-Qur‟an Kelas VII A di MTs Nurul Iman ... 47 3. Peran Guru Al-Qur‟an Hadis dalam Mengatasi Kesulitan Membaca

Al Qur‟an Kelas VII A di MTs Nurul Iman ... 55 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 58 B. Saran ... 58 C. Penutup ... 60 DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR RIWAYAT HIDUP LAMPIRAN-LAMPIRAN

(16)

xv

DAFTAR BAGAN

4.1 Daftar Struktur Organisasi MTs Nurul Iman Danau Teluk ... 38

(17)

xvi

DAFTAR TABEL

3.1 Jadwal Penelitian ... 33

4.1 Keadaan dan Jumlah Data Guru MTs Nurul Iman Danau Teluk ... 40

4.2. Daftar Keadaan Siswa MTs Nurul Iman Danau Teluk ... 42

4.3 Keadaan Gedung MTs Nurul Iman Danau Teluk ... 42

(18)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Al-Qur‟an yang secara harfiah berarti “bacaan sempurna” merupakan suatu nama pilihan Allah swt yang sungguh tepat, karena tiada satu bacaan pun sejak manusia mengenal tulis-baca lima ribu tahun yang lalu yang dapat menandingi Al-Qur‟an, bacaan sempurna lagi mulia. Tiada bacaan semacam Al-Qur‟an yang dibaca oleh ratusan juta orang yang tidak mengerti artinya dan atau tidak dapat menulis dengan aksaranya. Bahkan dihafal huruf demi huruf oleh orang dewasa, remaja, dan anak-anak.

Agama merupakan pedoman hidup yang mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia sebagai pembimbing dan pendorong untuk mencapai kebahagian dunia akhirat. Untuk itu, dalam rangka pembinaan manusia yang beragama, diperlukan prosesi pendidikan agama Islam. Untuk menciptakan manusia yang beragama tersebut perlu ditanamkan rasa cinta kepada ajaran dan ritual ibadah, salah satunya adalah membaca Al-Qur‟an dan mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Al-Qur‟an merupakan kitab suci yang diturunkan Allah SWT kepada Nabi Muhammad SAW sebagai salah satu rahmat-Nya yang besar bagi semesta alam. Di dalam Al-Quran terkumpul wahyu illahi yang menjadi petunjuk, pedoman, dan pelajaran bagi umat manusia. Oleh karena itu, Al- Qur‟an perlu diketahui, dipelajari dan dipahami serta diamalkan oleh segenap kaum muslimin.

Al-Qur‟an sebagai sumber ajaran agama Islam yang utama memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, bernilai ibadah bagi siapa saja yang membacanya. Umat Islam dituntut agar Membaca, Mempelajari dan Mengajarkan serta Mengamalkan isi yang terkandung di dalam Al-Qur‟an.

(19)

Dengan mempelajari, membaca, Pmengajarkan dan mengamalkan akan memperoleh banyak ilmu, petunjuk dan rahmat bagi kehidupan di dunia dan akhirat.

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan sikap keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlakukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

Sedangkan Pendidikan Islam adalah pendidikan individual dan masyarakat, karena di dalam ajaran Islam berisi tentang sikap dan tingkah laku pribadi masyarakat, menuju kesejahteraan hidup perorangan dan bersama serta lebih banyak menekankan kepada perbaikan sikap mental yang akan terwujud dalam amal perbuatan, baik bagi keperluan sendiri maupun orang lain.

Tugas seorang guru adalah mengajar dan mendidik yang mengantarkan anak didiknya menuju kedewasaan. Demikian juga guru agama, bahkan memiliki peranan yang amat menentukan dalam ikut mengantarkan anak didiknya menjadi manusia yang bertaqwa kepada Allah Swt.

Tidak sedikit keterangan-keterangan yang menyatakan keutamaan membaca Al-Qur‟an, di antaranya firman Allah swt dalam surat Faathir ayat 29 yang berbunyi:

َروُبَ ت ْنَل ًةَراَِتِ َن وُجْرَ ي ًةَيِنلاَعَو اًّرِس ْمُهاَنْ قَزَر اَِّمِ اوُقَفْ نَأَو َةلاَّصلا اوُماَقَأَو ِهَّللا َباَتِك َنوُلْ تَ ي َنيِذَّلا َّنِإ ( ٩٢ ( ٌروُكَش ٌروُفَغ ُهَّنِإ ِهِلْضَف ْنِم ْمُهَديِزَيَو ْمُهَروُجُأ ْمُهَ يِّ فَوُ يِل ) ٠٣

)

“Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat serta menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi, agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan karunia-Nya.

(20)

3

Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri.” (Q.S.

Faathir: 29-30) ( M. Shahib Thahar, Al-Qur‟an dan terjemahannya, 2007:7) Belajar membaca Al-Qur‟an seharusnya dimulai sejak usia dini yaitu masa kanak-kanak. Sebab, pada usia ini potensi anak sangat bagus dalam menerima pelajaran. Maka tidak heran jika masyarakat Indonesia terdahulu, terutama yang muslim, mengajarkan putera-puterinya membaca Al-Qur‟an pada usia kanakkanak. Tradisi seperti ini pun masih berkembang saat ini terutama di pedesaan yang sering disebut Mengaji Al-Qur‟an.

Menurut Prof. Dr. Djalaludin, ”Belakangan ini kemampuan membaca Al-Qur‟an secara kuantitas dikalangan umat Islam semakin menurun.

Keadaan ini kian hari semakin memprihatinkan khususnya di kalangan remaja. Kondisi ini diduga disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya orientasi berpikir masyarakat kita yang mengarah kepada pemikiran pengetahuan praktis dan dapat menunjang kehidupan duniawi. Maka tidak aneh jika pengajaran membaca Al-Qur‟an kalah bersaing dengan pengetahuan lainnya. Selain itu, kesempatan yang jarang, metode yang berangsur kurang diminati, dan aksara bahasa Arab yang dianggap sulit, turut menjadi faktor penyebab menurunnya kuantitas umat Islam yang mampu membaca Al- Qur‟an.”( Djalaludin, 2004:4-7 )

Para ulama terdahulu telah membuktikan betapa pentingnya belajar membaca Al-Qur‟an sejak usia dini. Sehingga mereka mampu menghafal keseluruhan isi Al-Qur‟an pada usia yang sangat muda. Imam Syafi‟i mampu menghafal Al-Qur‟an pada usia tujuh tahun, Ibnu Sina pada usia sepuluh tahun, dan Sahl bin Abdullah At-Tustari mampu menghafalnya pada usia enam atau tujuh tahun. ( M. Nur Abduh Hafizh, 2004:145 )

Seseorang dapat menerima pelajaran dari setiap yang ada di sekitarnya atau di mana ia berada. Dia dapat belajar dari keluarga, sekolah, bahkan masyarakat. Ketiga komponen tersebut saling berkaitan dan saling mendukung satu sama lain. Namun, dalam tulisan yang sederhana ini penulis berusaha fokus hanya pada lingkungan sekolah yang merupakan lembaga terbaik yang dapat membantu remaja pada masa yang sensitif. Sekolah adalah

(21)

lembaga penting yang memikul tanggung jawab yang berat. Sekolah tidak hanya berkewajiban menyampaikan ilmu, tetapi juga berkewajiban mendidik mental dan akhlak anak. Maka tidak berlebihan jika baik tidaknya seseorang dapat dilihat di mana ia bersekolah.

Di dalam sekolah pun banyak komponen yang mendukung berhasil atau tidaknya proses pembelajaran. Salah satunya adalah guru yang merupakan bagian komponen terpenting yang berperan aktif di sekolah.

Dalam hal membaca Al-Qur‟an, tentu guru agama Islam bertanggung jawab akan hal tersebut, meski harus bekerja sama dengan pihak-pihak lain yang terkait. Sebab, mereka juga yang berkewajiban menyampaikan pesan-pesan agama yang sekurang-kurangnya meliputi tiga aspek, yaitu aspek iman yang meliputi seluruh rukun iman, aspek ibadah yang meliputi rukun Islam, dan aspek akhlak. Dengan demikian, guru agama Islam yang bertanggung jawab penuh atas kemampuan siswanya dalam hal membaca Al-Qur‟an. Paling tidak mereka yang bertugas membina dan memantau perkembangan anak didikinya dalam kemampuan membaca Al-Qur‟an. (Ibrahim Amini, 2006:115)

Pendidikan agama Islam itu merupakan pendidikan yang sangat penting sekali, sehingga orang tua harus mampu mengarahkan pendidikannya di bidang keagamaan. Orang tua berkewajiban memelihara anak-anaknya dengan cara mendidik, membersihkan pekerti dan mengajarinya akhlak- akhlak yang mulia, serta menghindarkannya dari teman-teman yang berpekerti buruk. Manakala seorang ayah melihat pada diri anaknya tanda- tanda menginjak usia tamyiz. Maka sang ayah harus meningkatkan pengawasan terhadapnya dengan baik (Rahman, 2000: 19)

Dari hadis yang diriwayatkan Bukhori dijelaskan bahwa apabila orang tua mengajarkan dan membimbing anak dengan prinsip-prinsip iman dan Islam maka anak akan tumbuh dan berkembang dalam akidah dan Islam, begitu juga sebaliknya, apabila orang tua tidak menanamkan prinsip-prinsip keagamaan pada diri anak, maka nantinya ia akan tumbuh dengan mengikuti arah hidup yang berlaku dilingkungan sekitarnya.

(22)

5

Dengan sendirinya anak akan mudah terpengaruh dan terjerumus kedalam hal-hal yang akan menyesatkannya, yang bisa berdampak negatif bagi kehidupan dan masa depannya.

Jika orang tua tak mampu untuk mendidik anaknya maka lebih baik memberikan kepada orang yang lebih ahli dalam mendidik yaitu guru. Karena mendidik anak sejak dini akan membentuk karakter anak yang lebih baik dan lebih fleksibel kedepannya, dalam mendidik anak sejak dini dengan mengunakan pendidikan agama Islam akan lebih baik karena penanaman tauhid kepada anak akan lebih mudah dibentuk. Upaya guru pendidikan agama Islam sangatlah penting dalam mendidik anak dan penanaman rasa cinta kepada Allah.

Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman ini berada di Keluarah Ulu Gedong Kecamatan Danau Teluk Kota Jambi. Saat ini terdapat masalah yang terkait dalam proses Pembacaan Kitab Suci Al Quran dikarenakan di dalam Lembaga ini banyak siswa yang masih belum bisa dan sangat tidak mengerti dengan ayat-ayat Al Quran, terutama di kelas VII, karena pelajaran ilmu tajwid pun sekarang sangatlah menipis di madrasah tsanawiyah nurul iman, dan menerima siswa baru saja yang tidak mengenal, memahami, mengerti Al- Quran di terima di suatu Lembaga tersebut.

Faktor lain yang membuat prilaku siswa tidak mengenal, memahami, mengerti adalah kurangnya pemahaman siswa dalam pembelajaran Ilmu tajwid yang mana tidak di terapkan dalam kehidupan sehati hari. Maka dari itu, perlu di tindak lanjuti untuk mengatasi hal tersebut. Pembelajaran ilmu tajwid mempunyai peran yang sangat penting dalam membentuk Penyempurnaan untuk membaca Al-Quran bagi siswa.

Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman ini berada di kelurahan Ulu Gedong Kecamatan Danau Teluk Kota Jambi. Berdasarkan hasil observasi awal peneliti menemukan bahwa hanya ada satu kelas VIII A di Madrasa Tsanawiyah Nurul Iman yang terdiri dari 20 orang siswa, dan terlihat keseharian siswa yaitu siswa membaca Al-Qur‟an, menulis imlak, mengenal Huruf, menghafal huruf. Namun masih ada siswa yang tidak bisa membaca

(23)

Al-Qur‟an, belum menegenal huruf dan tidak peduli dengan Pelajaran Al- Qur‟an ataupun Pelajaran Tajwid. (Observasi awal 08 Oktober 2020)

Hal ini menjadi menarik untuk diteliti. Daya tarik ini terkait dengan Efektivitas Agama Islam ( Tajwid ) dalam membina penyempurnaan bacaan Al Quran siswa, karna masih ada siswa yang saat ini Pembacaan Al Qurannya masih kurang. Kajian ini sangat penting juga sebagai masukan yang bermanfaat bagi MTs Nurul Iman Ulu Gedong, Kota Jambi.

Hasil

Dari latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Peranan Guru Al-Qur’an Hadis Dalam Mengatasi Kesulitan Membaca Al Quran pada Siswa Kelas VII A Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman Kota Jambi ”

B. Fokus Penelitian

Agar tidak terjadi kesimpangsiuran dan kesalahpahaman dalam penulisan ini, maka penulis membatasi masalah yaitu : tentang bagaimana Peranan Guru Al-Qur‟an Hadis dalam Mengatasa Kesulitan Membaca Al- Quran pada Siswa Kelas VII A Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman Kota Jambi.

C. Rumusan Masalah

Perumusan masalah merupakan hal yang sangat penting di dalam kegiatan penelitian, sebab masalah merupakan obyek yang akan diteliti dan dicari jalan keluarnya melalui penelitian. Bertitik tolak dari latar belakang yang telah dipapaprkan di atas, mka permasalahan yang dapat dirumuskan adalah:

1. Bagaiamanakah Pelaksanaan Pembelajaran Al-Qur‟an Hadis Kelas VII A di Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman Ulu Gedong Kota Jambi

2. Apa Saja Faktor-Faktor penyebab Siswa Mengalami Kesulitan Membaca Al Qur‟an Kelas VII A di Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman Ulu Gedong Kota Jambi

(24)

7

3. Bagaimana Peran Guru Pendidikan Al-Qur‟an Hadis dalam Mengatasi Kesulitan Membaca Al Qur‟an Kelas VII A di Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman Ulu Gedong Kota Jambi

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian di dalam karya ilmiah merupakan target yang hendak dicapai melalui serangkaian aktivitas penelitian, karena segala yang diusahakakn pasti mempunyai tujuan tertentu yang sesuai dengan permasalahannya. Sesuai dengan persepsi tersebut dan berpijak pada rumusan masalah yang telah disebutkan, maka penelitian ini mempunyai tujuan :

a. Untuk mengetahui Pelaksanaan Pembelajaran Al-Qur‟an Hadis Kelas VII A di Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman Ulu Gedong Kota Jambi b. Untuk mengetahui Faktor-Faktor Siswa yang dalam Kesulitan

Membaca Al-Qur‟an Kelas VII A di Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman Ulu Gedong Kota Jambi

c. Untuk mengetahui Peran Guru Pendidikan Agama Islam dalam Mengatasi Kesulitan Membaca Al Qur‟an Kelas VII A di Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman Ulu Gedong Kota Jambi

2. Kegunaan Penelitian a. Kegunaan Teoritis

1) Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan input atau sumbungan pengetahuan bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam pemebelajaran Al-Qur‟an Hadis di Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman Ulu Gedong Kota Jambi.

b. Kegunaan Praktis

1) Bagi Lembaga Pendidikan, Hasil penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi para praktisi atau tenaga kependidikan dalam menyelenggarakan pengolahan sekolah/madrasah khususnya bagi:

Guru bidang studi Al-Qur‟an Hadis dapat menjadikan

(25)

pembelajaran Al-Qur‟an Hadis untuk Menyempurnakan, Menegerti, Bacaan Al-Quran.

2) Bagi siswa, dapat memberikan dorongan atau motivasi dalam belajar, memeberikan dan menunjukkan pembacaan al-quran yang sangat baik, pada setiap tugas-tugasnya serta dapat memberikan bekal untuk dapat bekerja sama dengan orang lain dalam konteks Membaca Kitab Suci Al-Quran dengan baik dan benar.

3) Bagi peneliti, mendapatkan pengetahuan, memperkaya wawasan berikut praktiknya dilapangan yang berguna bagi pilihan profesi peneliti di masa yang akan dating dan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar S1 (Strata 1) Sarjana Pendidikan.

(26)

9

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Teori

1. Pengertian Peran

Menurut Soekanto peran adalah proses dinamis kedudukan (status).

Apabila seorang melaksanakan hak dan kewajibannya sesuai dengan kedudukannya, dia menjalankan suatu peranan. Perbedaan antara kedudukan dengan adalah untuk kepentingan ilmu pengetahuan. Keduanya tidak dapat dipisahkan karena yang satu tergantung pada yang lain dan sebaliknya. (Soerjono Soeknato, 2009:212-213)

Sedangkan menurut saya peranan adalah aspek dinamis yang berupa tindakan atau perilaku yang dilaksanakan oleh seseorang yang menempati atau memangku suatu posisi dan melaksanakan hak-hak dan kewajiban sesuaian dengan kedudukannya. Jika seseorang menjalankan peran tersebut dengan baik, dengan sendirinya akan berharap bahwa apa yang dijalankan sesuai dengan keinginan diri lingkugannya. Peran secara umum adalah kehadiran di dalam menentukan suatu proses keberlangsungan.

2. Pengertian Guru

Sebelum lebih jauh membahas apa atau siapa itu guru agama, perlu kiranya penulis bahas satu persatu kata, mulai dari pengertian guru sampai kepada pembahasan pendidikan agama Islam. Perlu diketahui juga agama yang dimaksud alam penulisan ini adalah agama Islam, sehingga penulis terfokus pada pembahasan tersebut. Dalam dunia akademik guru yang mengajar mata pelajaran agama dikenal dengan guru pendidikan agama Islam (PAI).

a. Pengertian Guru

Menurut kamus Besar Bahasa Indonesia, guru diartikan sebagai orang yang pekerjaannya (mata pencahariannya, profesinya) mengajar.

(Departemen Pendidikan Nasional, 2007:377).

(27)

Guru dalam pengertian sederhana adalah orang yang memfasilitasi alih ilmu pengetahuan dari sumber belajar peserta didik. Sementara masyarakat memandang guru sebagai orang yang melaksanakan Pendidikan di sekolah, masjid, musholla, atau tempat tempat lain.

(Jamal Ma‟ruf Asmani, 2009:20)

Guru adalah pelaksana dan pengembang program kegiatan belajar mengajar. Dia pemili pribadi keguruan yang unik, artinya tak ada dua guru memilik pribadi keguruan yang sama.

Guru biasa disebut juga sebagai pendidik. Dalam Perspektif Islam Pendidik ialah siapa saja yang bertanggung hawab terhadap perkembangan anak didik. Orang yang paling bertanggung jawab atas hal tersebut adalah orang tua anak didik. Namun, seiring dengan perkembangan pengetahuan, keterampilan, serta kebutuhan hidup yang sudah demikian luas, orang tua tidak sanggup lagi menanggung beban tanggung jawab itu sendiri dengan pertimbangan tingkat keefektifan dan keefisienan. Maka dari itu ia butuh mitra yang dapat membantu dan dapat bekerja sama dalam memikul tanggung jawab yang tidak ringan, yakni suatu lembaga yang dipercaya orang tua untuk menggantikan atau meringankan tugasnya sebagai pendidik. Salah satu komponen yang terpenting di sekolah dalam menentukan berhasil atau tidaknya suatu proses pemebelajaran di sekolah adalah guru. Sehingga, guru yang dimaksud dalam pembahasan ini adalah pendidik yang memebrikan pelajaran kepada murid yang biasanya memegang mata pelajaran di sekolah. (Ahmad Tafsir 2004:74-75).

Ketika guru sudah dikaitkan dengan sekolah, maka sadar atau tidak sesungguhnya dia sudah menjadi sebuah profesi. Jika guru sudah menjadi sebuah profesi, maka sudah pasti ada persyaratan administrasi yang harus dipenuhi yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Salah satu diantaranya a`dalah telah menempuh pendidikan keguruan minimal S-1 atau D-4. dengan demikian, meskipun orang memiliki pengetahuan

(28)

11

yang luas, tetap saja ia tidak dianggap guru yang sah menurut standar pemerintahan tanpa ia memiliki stratifikasi S-1

3. Pengertian Al-Qur’an

Al-Qur‟an adalah Kitab Allah yang berisi kalam dari yang maha suci, mukjizat nabi Muhammad yang abadi, diturunkan kepada seorang nabi yang terakhir yakni Nabi Muhammad SAW, penutup para Nabi dan Rasul dengan perantara malaikat Jibril AS ( Syamsum Nahar, 2015:1 )

Al-Fara‟ menjelaskan bahwa kata Al-Qur‟an di ambil dari kata dasar Qara‟in (penguat) karena Al-Qur‟an terdiri dar ayat-ayat yang saling menguatkan dan terdapat kemiripan atara satu ayat dengan ayat lainnya.

Sedangkan menurut Al-Zuljaj menyatakan bahwa Al-Qur‟an merupakan kata sifat terambil dari kata dasar Al-Qor‟u yang artinya menghimpun yaitu menghiumpun ayat, surat, kisah, perintah, dan larangan. (Syamsu Nahar,2015:14)

Al-Qur‟an ini perlu dikaji karena disamping kita suci umat islam Al-Qur‟an juga merupakan pedoman dan pegangan hidup semua manusia sampai akhir kehidupan. Hal ini karena didalam Al-Qur‟an terdapat berbagai tata aturan kehidupan yang sangat kompleks yang bisa dijadikan sebagai petunjuk manusia dalam melakukan semua aktivitas, baik yang kaitannya dengan tuhan ataupun dengan sesame bahkan dengan alam sekitar. Dan dengan membaca Al-Qur‟an dan mengetahui isinya dapat diharapkan akan mendapat rahmat dari Allah SWT.

Maka dari itu dalam membaca Al-Qur‟an perlu membutuhkan suatu proses yang secara terus menerus dengan memperhatikan berbagai petunjuk yang telah dijelaskan dalam ilmu tajwid, semua peserta didik mampu membacanya dengan baik dan benar.

Dengan demikian hal ini merupakan sebuah pedoman bagi guru untuk dijadikan sebagai pijakan dalam menentukan startegi yang tepat, guna melakukan layanan bimbingan kepada siswa yang mengalami kesulitan belajar. Sehingga peran guru disini sangatlah dibutuhkan untuk

(29)

meminimalisir kesluitan yang dihadapi peserta didik, supaya dapat belajar membaca Al-Qur‟an dengan benar sesuai dengan makhraj dan tajwidnya.

4. Pengertian Hadis

Hadis adalah sumber kedua dan ajaran islam. Apa yang telah disebut dalam Al-Qur‟an dijelaskan atau dirinci lebih lanut oleh rasulullah dngan sunnah beliau. Karena itu, sunnah rasul yang kini terdapat dalam Al-Hadits merupakan penafsiran serta penjelasan otentik,(sah, dapat dipercaya sepenuhnya) dilanjutkan ada beberapa hal yang perlu dikemukakan. Perkataan hadits menurut Bahasa ialah berita atau sesuatu yang baru. Dalam ilmu hadits istilah tersebut berarti segala perkataan, perbuatan, dan sikap diam Nabi tada setuju (taqrir). (Muhammad Daud Ali, 2008:111)

Hadis atau al-hadits menurut bahasa, berarti al-jadid (sesuatu yang baru), lawan kata dari al-qadim. Kata hadis juga berarti al-khabar (berita), yaitu sesuatu yang dipercakapkan dan dipindahkan dari seseorang kepada orang lain. Bentuk pluralnya adalah al-ahadits. (Zainul Arifin, 2010:1)

Hadis sebagaimana tinjauan Abdul Baqa‟ adalah isim dari tahdith yang berarti pembicaraan. Kemudian didefinisikan sebagai ucapan, perbuatan atau penetapan yang disandarkan kepada Nabi SAW.

Barangkali al-Farra‟ telah memahami arti ini ketika berpendapat bahwa mufrad kata ahadits adalah uhdutsah (buah pembicaraan). Lalu kata ahadith itu dijadikan jama‟ dari kata hadith. (Subhi As-Shalih, 2009:21)

Ada sejumlah ulama yang merasakan adanya arti “baru” dalam kata hadis lalu mereka menggunakannya sebagai lawan kata qadim (lama), dengan memaksudkan qadim sebagai kitab Allah, sedangkan “yang baru”

ialah apa yang disandarkan kepada Nabi SAW. Dalam Sharah al-Bukhari, Syeikh Islam Ibnu Hajar berkata, bahwa dimaksud dengan hadits menurut pengertian shara‟ adalah apa yang disandarkan kepada Nabi SAW, dan hal itu seakan-akan dimaksudkan sebagai bandingan Alquran yang qadim.

Adapun secara terminologis, menurut ulama hadis sendiri ada beberapa perbedaan definisi yang agak berbeda diantara mereka.

(30)

13

Perbedaan tersebut ialah tentang hal ihwal atau sifat Rasul sebagai hadis dan ada yang mengatakan bukan hadis. Ada yang menyebutkan taqrir Rasul secara eksplisit sebagai bagian dari bentuk-bentuk hadis dan ada yang memasukkannya secara implisit ke dalam aqwa>l atau af‟al-nya. 4 Ulama ushul memberikan definisi yang terbatas, yaitu “Segala perkataan Nabi SAW yang dapat dijadikan dalil untuk menetapkan hukum shara‟.”

Dari pengertian di atas bahwa segala perkataan atau aqwal Nabi, yang tidak ada relevansinya dengan hukum atau tidak mengandung misi kerasulannya, seperti tentang cara berpakaian, berbicara, tidur, makan, minum, atau segala yang menyangkut hal ihwal Nabi, tidak termasuk hadis.

Ulama Ahli Hadis memberi definisi yang saling berbeda.

Perbedaan tersebut mengakibatkan dua macam ta‟rif hadis. Pertama, ta‟rif hadis yang terbatas, sebagaimana dikemukakan oleh jumhu>r al- muhaddisin, “Sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW baik berupa perkataan, perbuatan, pernyataan (taqrir) dan yang sebagainya.

Ta‟rif ini mengandung empat macam unsur, yakni perkataan, perbuatan, pernyataan dan sifat-sifat atau keadaan-keadaan Nabi Muhammad SAW yang lain, yang semuanya hanya disandarkan kepadanya saja, tidak termasuk hal-hal yang disandarkan kepada sahabat dan tabi‟i

Kedua, pengertian yang luas, sebagaimana dikemukakan oleh sebagian muhaddisin, tidak hanya mencakup sesuatu yang di-marfu‟-kan kepada Nabi SAW saja, tetapi juga perkatan, perbuatan, dan taqrir yang disandarkan kepada sahabat dan tabi‟I pun disebut hadis. Pemberian terhadap hal-hal tersebut yang disandarkan kepada Nabi Muhammad SAW disebut berita yang marfu‟, yang disandarkan kepada sahabat disebut berita mauquf dan yang disandarkan kepada tabi‟i disebut maqthu‟.

Sebagaimana dikatakan oleh Mahfudh, “Sesungguhnya hadis itu bukan hanya yang di-marfu‟-kan kepada Nabi SAW saja, melainkan dapat pula

(31)

disebutkan pada apa yang mauquf dan maqthu‟. Begitu juga dikatakan oleh al-Tirmisi.

Dari beberapa pengertian di atas, baik dari ulama ushul maupun dari ulama hadis, dapat ditarik benang merah bahwa hadis adalah sesuatu yang disandarkan pada Nabi Muhammad SAW, sahabat, dan tabiin yang dapat dijadikan hukum syara‟. Maka pemikir kontemporer membagi hadis menjadi dua, yaitu hadis tasyri‟ dan hadis ghair tasyri‟.

a. Tujuan Pembelajaran Qur‟an Hadits

Tujuan pendidikan merupakan faktor yang sangat penting, karena merupakan arah yang hendak dituju oleh pendidikan itu.

Demikian pula halnya dengan Pendidikan Agama Islam, yang merupakan proses kegiatan yang akan dicapai dengan usaha pendidikan dimaksudkan untuk membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti, atau moral sebagai perwujudan dari pendidikan agama.

Tujuan pendidikan secara formal diartikan sebagai rumusan klasifikasi, pengetahuan, kemampuan dan sikap yang harus dimiliki oleh anak didik setelah selesai suatu pelajaran di sekolah, karena tujuan berfungsi mengarahkan, mengontrol dan memudahkan evaluasi suatu aktivitas sebab tujuan pendidikan itu adalah identik dengan tujuan hidup manusia.

Dengan uraian di atas tujuan pendidikan agama peneliti sesuaikan dengan tujuan Pendidikan Agama di lembaga-lembaga pendidikan formal dan peneliti membagi tujuan Pendidikan Agama itu menjadi dua bagian dengan uraian sebagai berikut :

1) Tujuan Umum Pendidikan Agama Islam adalah untuk mencapai kualitas yang disebutkan oleh al-Qur‟an dan Hadits sedangkan fungsi pendidikan nasional adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

(32)

15

mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mengemban fungsi tersebut 25 pemerintah menyelenggarakan suatu sistem pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang- Undang dasar No. 20 Tahun 2003.

2) Tujuan Khusus pendidikan Agama Islam yang dimaksud disini adalah tujuan pembelajaran Qur‟an Hadits, yaitu yang disesuaikan dengan pertumbuhan dan perkembangan anak sesuai dengan jenjang pendidikan yang dilaluinya, sehingga setiap tujuan Pendidikan Agama pada setiap jenjang sekolah mempunyai tujuan yang berbeda-beda. Rumusan tujuan pendidikan agama Islam mengandung pengertian bahwa proses pendidikan agama Islam yang dilalui dan dialami peserta didik di lembaga pendidikan formal, dimulai dari tahapan kognitif,afektif, dan psikomotor.

Tahapan kognitif meliputi pengetahuan dan pemahan peserta didik terhadap ajaran nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran Islam, untuk selanjutnya menuju ke tahapan afektif, yakni terbentuknya minat, sikap, dan nilai diri peserta didik. Sedangkan tahapan ke tiga, yaitu psikomotorik berupa menumbuhkan motivasi dalam diri peserta didik dan tergerak untuk mengamalkan

5. Pengertian Mengatasi

Mengatasi adalah suatu hal yang menyelesaikan sebuah permasalahan, kekurangan, tidak sejalan yang telah ditertstrukturkan di suatu Lembaga Pendidikan maupun non pendidikan, sehingga menjadi sempurna, seperti tidak ada lagi sebuah permasalahan.

6. Pengertian Kesulitan

Kesulitan adalah seseorang yang terhalang dengan sesuatu apa di kerjakan, sehingga menjadi tidak normal melanjutkan kerjaannya. Seperti seorang pelajar mengalami kesulitan dalam mengerjekan suatu tugas

(33)

sehingga prestasi belajarnya bisa menjadi golongan rendah/peringkatnya menurun.

7. Kedudukan, Peran, dan Tugas Guru Agama a. Peran dan Tugas Guru Agama

Peran dan tugas adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan.

Untuk membuktikan peran, seseorang harus melakukan tugas-tugas yang diembannya. Begitu pun seorang guru, untuk menunjukkan eksistensinya sebagai pendidik, maka dia harus melaksanakan tugas- tugasnya sebagai guru.

Menurut Jamal Ma‟mur Asmani dalam bukunya Tips Menjadi Guru Inspiratif, Kreatif, dan Inovatif, fungsi dan tugas guru sebagai berikut:

1) Educator ( pendidik )

Tugas pertama guru adalah mendidik murid-murid sesuai dengan materi pelajaran yang diberikan kepadanya. Jelaslah bahwa guru agama adalah pendidik, yakni pendidik agama. Ia bertugas menanamkan ide keagamaan ke dalam jiwa anak. Perasaan cinta agama yang terdapat pada guru, besar pengaruhnya terhadap perasaan cinta anak kepada apa yang diberikan olehnya

2) Leader ( pemimpin )

Sebagai pemimpin kelas, guru harus bisa menguasai, mengendalikan, dan mengarahkan kelas menuju tercapainya tujuan pembelajaran yang berkualitas. Sebagai pemimpin, guru juga harus terbuka, demokratis, dan menghindari caracara kekerasan. Begitu pun seorang guru agama, ia harus bisa mengarahkan murid- muridnya untuk mengamalkan ajaran-ajaran Islam di dalam kehidupan sehari-hari.

3) Fasilitator

Sebagai fasilitator, guru bertugas memfasilitasi murid untuk menemukan dan mengembangkan bakatnya secara pesat. Guru tidak boleh mendikte anak didiknya untuk menguasai satu bidang.

Anak harus dibiarkan mengeksplorasi potensinya dan memilih potensi terbaik yang dimiliki sebagai jalur hidupnya di masa depan.

Di sinilah guru agama bertugas memberikan arahan atau bimbingannya agar anak didiknya tidak salah memilih dan tetap memegang nilainilai ajaran Islam.

4) Motivator

Sebagai motivator, seorang guru harus mampu membangkitkan semangat dan mengubur kelemahan anak didik bagaimanapun latar belakang hidup keluarganya, bagaimanapun masa lalunya, dan

(34)

17

bagaimanapun berat tantangannya. Akan tetapi, ada hal yang harus diperhatikan dalam memberikan motivasi oleh guru agama, ia tidak hanya memotivasi hal-hal yang bersifat duniawi, tetapi juga harus memperhatikan hal-hal yang bersifat ukhrowi.

5) Administrator

Tugas administrator sudah melekat dalam diri seorang guru, mulai dari melamar sampai diterima menjadi seorang guru dengan bukti surat keputusan yayasan, surat instruksi kepala sekolah, dan lain sebagainya. Dalam proses pembelajaran, guru harus mengabsen siswa, mengisi jurnal kelas, dan membuat laporan berkala sesuai dengan sistem administrasi sekolah. Pada saat ujian, ia harus membuat soal, mengawasi, mengoreksi, memberikan nilai raport kepada wali kelas, dan lain sebagainya.

6) Evaluator

Sebaik apapun kualitas pembelajaran, pasti ada kelemahan yang harus dibenahi dan disempurnakan. Di sinilah pentingnya evaluasi seorang guru. Dalam evaluasi ini, guru bisa memakai banyak cara, di antaranya dengan merenungkan sendiri proses pembelajaran yang diterapkan, meneliti kelemahan dan kelebihan, atau meminta pendapat orang lain seperti kepala sekolah, guru lain, atau muridmuridnya. (Jamal Ma‟ruf Asmani, 2004 39-54).

8. Pembelajaran Membaca Al-Quran

a. Pengertian Pembelajaran Membaca Al-Quran

pembelajaran membaca Al-Qur‟an ialah suatu proses interaksi belajar mengajar antara guru dan murid yang menekankan pada murid untuk mampu melafalkan huruf demi huruf, kata demi kata, serta kalimat demi kalimat yang terdapat dalam mushaf Al-Qur‟an yang menjadi pedoman bagi umat Nabi Muhammad saw., yang selanjutnya diharapkan murid dapat memahami maknanya dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

b. Tujuan pembelajaran membaca Al-Qur‟an

Dalam proses belajar mengajar pastinya terdapat tujuan dalam pembeleajaran tersebut :

1) „Athiyah al-Abrasyi

Menyimpulkan adanya lima tujuan Pendidikan Islam atau Pendidikan Qur‟ani yaitu : (1) pembentukan akhlak mulia, (2) mempersiapkan manusia untuk mencapai kesejahteraan hidup dunia dan akhirat, (3) untuk menumbuhkan semangat ilmiah

(35)

kepada peserta didik dan memuaskan rasa ingin tahu serta membimbing mereka mengkaji ilmu pengetahuan untuk kemaslahatan hidupnya, (4) mempersiapkan peserta didik untuk memiliki keahlian dan keterampilan tertentu, agar dapat memenuhi kebutuhan rohani. (5) Kemantapan membaca sesuai dengan syarat- syarat yang telah ditetapkan dan menghafal ayat-ayat atau surat- surat yang mudah bagi mereka.(Juwariyah, 2010:45-49)

Dengan demikian, dapat dipahami bahwa, tujuan pembelajaran Al- Quran pada dasarnya sangat erat hubungannya dengan kehidupan manusia di dunia dan kelak sebagai bekal untuk kehidupan akhirat, sebab dengan seseorang mempelajari AlQur‟an, membacanya serta mengamalkan isi kandungan Al-Qur‟an maka orang tersebut akan diberikan kemudahan, kelancaran, kesejahteraan dan kebahagian oleh Allah Swt.

c. Adab membaca Al-Qur‟an

Agama Islam yang mengandung jalan hidup manusia yang paling sempurna dan berisi ajaran yang membimbing umat manusia menuju kebahagiaan dan kesejahteraan, dapat diketahui dasar-dasar dan undang- 19 undangnya melalui Al-Qu‟an. Al-Qur‟an adalah sumber utama dan mata air yang memancarkan ajaran Islam (Husein, 2000:13).

Al-Qur‟an merupakan mukjizat rasulullah yang sangat luar biasa, maka untuk membaca Al-Qur‟an umat mslim tidak hanya sembarang dalam membacannya tapi ada beberapa aturan kesopanan atau adab yang harus dilakukan untuk membaca Al-Qur‟an agar orang yang membacanya tidak sekedar membaca.

Ada banyak sekali adab yang harus diperhatikan bagi seorang muslim ketika mereka akan membaca ayat-ayat suci Al-Qur‟an. Di bawah ini kami memberikan beberapa adab yang harus dilakukan ketika membaca AlQur‟an.

(36)

19

1) Jika hendak membaca Al-Qur‟an, hendaklah dia membersihkan mulut dengan siwak atau yang lainnya. Pendapat yang lebih terpilih berkenan dengan siwak ialah kayu Arak. Boleh juga dengan kayu-kayu lainnya atau dengan sesuatu yang dapat membersihkannya. Adapun tentang penggunaan jari yang kasar ada tiga pendapat dikalangan Asy-Syafi‟i. Pendapat yang lebih mansyur adalah tidak mendapat sunahnya. Kedua adalah dapat menghasilkan sunahnnya. Dapat sunahnya jika tidak mendapat lainnya dan tidak boleh jika ada lainnya.

2) Diutamakan bagi orang yang membaca Al-Qur‟an dalam keadaan suci. Jika membaca Al-Qur‟an dalam keadaan berhadas, maka hukumnya harus berdasar ijma‟ul muslimin. Hadis-hadis berkenaan dengan perkara tersebut sudah dimaklumi. Immamul Haramain bekata: “ Tidaklah boleh dikatakan dia melakukan sesuatu yang makruh, tetapi meninggal ynag utama.” Jika tidak menemukan air, dia bertayamum. Wanita mustahadhah dalam waktu yang dianggap suci mempunnyai hukum yang sama dengan hukum orang yang berhadas. Sementara orang yang berjunub dan wanita yang haid, maka haram atas keduannya membaca Al- Qur‟an, sama saja satu ayat atau kurang dari satu ayat. Bagi keduanya diharuskan membaca Al-Qur‟an di dalam hati tanpa mengucapkannya dan boleh memandang ke dalam mushaf.

3) Membaca Al-Qur‟an disunahkan di tempat yang bersih dan terpilih. Justru, sejumlah ulama menganjurkan membaca Al- Qur‟an di masid karena ia meliputi kebersihan dan kemuliaan tempat serta menghasilakan keutamaan lain, yaitu itikaf.

4) Diutamakan ketika membaca Al-Qur‟an di luar sembahyang supaya menghadap kiblat. e. Jika hendak membaca Al-Qur‟an, maka dia memohon perlindungan dengan mengucapakan A‟uudzu bilaahi minasy-syaithaanir rajiim( Aku berlindung kepada Allah

(37)

Swt. dari syaitan yang terkutuk). Sebagian ulama salaf berkata Ta‟awwudz itu sepatutnya dibaca sesudah membaca Al-Qur‟an.

5) Hendaklah orang yang membaca Al-Qur‟an selalu membaca bismillahir Rahmaanir Rahiim pada awal setiap surah selain surah Bara‟ah. Karena sebagian besar ulama mengatakan, ia adalah ayat, sebab ditulis di dalam Mushaf. Basmalah ditulis di awal setiap surah, kecuali Bara‟ah. Jika tidak membaca basmalah, maka dia meninggalkan sebagian Al-Qur‟an menurut sebagian besar ulama.

6) Jika mulai membaca, hendaklah bersikap khusyuk dan merenungkan maknannya ketika membaca.

7) Anjuran mengulang-ulang ayat yang direnungkan .

8) Menangis ketika membaca Al-Qur‟an. Menangis ketika membaca AlQur‟an merupakan sifat orang-orang yang arif dan syiar hamba- hamba Allah yang shaleh.

9) Hendaklah membaca Al-Qur‟an dengan tartil. Para ulama telah sependapat atas anjuran melakukan tartil.

10) Diutamakan jika melalui ayat yang mengandung rahmat agar memohon kepada Allah Swt. dan apabila melalui ayat yang mengandung siksaan agar memohon perlindungan kepada Allah Swt. dari kejahatan dan siksaan.

11) Hal yang perlu diperhatikan dan amat ditekankan adalah memuliakan Al-Qur‟an dari hal-hal yang kadang-kadang diabaikan oleh sebagian orang yang lalai ketika membaca bersama-sama.

Diantarnnya menghindari tertawa, berbuat bising dan bercakap- cakap di tengah pembacaan, kecuali perkataan yang perlu diucapkan.

Telah kami sebutkan di atas beberapa adab atau kesopanan di saat seseorang muslim akan membaca Al-Qur‟an. Sebenarnya ada banyak adab yang perlu untuk diperhatikan ketika akan ataupun saat membaca AlQur‟an. Yang kami ambil di atas adalah karangan dari Imam Nawawi. Beberapa tokoh Islam mempunyai beberapa

(38)

21

pendapat yang lebih banyak atau lebih sedikit dari yang kami sebutkan di atas. Tapi secara garis besar, apa yang kami ambil di atas merupakan kebanyakan dari pendapat para tokoh Islam.

9. Faktor-faktor Penyebab Kesulitan Pembelajaran Al-Qur’an

Secara umum, faktor-faktor yang menyebabkan berhasil atau tidaknya suatu proses pembelajaran dipengaruhi oleh dua faktor, di antaranya yaitu :

a. Faktor Internal 1) Kesehatan

Kesehatan jasmani dan rohani sangat besar pengaruhnya terhadap kemampuan belajar. Bila seseorang selalu tidak sehat, sakit kepala, demam, dan sebagainya, dapat mengakibatkan tidak bergairah untuk belajar. Demikian pula halnya jika kesehatan rohani (jiwa) kurang baik, misalnya mengalami gangguan pikiran, perasaan kecewa, hal ini dapat mengganggu datau mengurangi semangat belajar.

2) Intelegensi dan Bakat

Seseorang yang mempunyai inteligensi baik umumnya mudah belajar dan hasilnya pun cenderung baik. Sebaliknya, orang yang inteligensinya kurang baik cenderung mengalami keleletan dalam belajar, lambat berpikir sehingga prestasi di sekolah rendah.

Demikian pula bakat amat besar pengaruhnya dalam menentukan keberhasilan belajar. Bila seseorang mempunyai inteligensi tinggi dan bakat yang mendukung, maka proses belajarnya akan lancar dan sukses dibandingkan dengan orang yang memiliki bakat saja tetapi inteligensinya rendah atau sebaliknya.

3) Minat dan Motivasi

Minat dan motivasi adalah dua aspek psikis yang juga besar pengaruhnya terhadap pencapaian prestasi belajar. Minat dapat timbul karena daya tarik dari luar dan dari hati. Timbulnya minat dalam belajar disebabkan berbagai hal, antara lain karena keinginan yang kuat untuk menaikkan martabat atau memperoleh pekerjaan yang baik serta ingin hidup senang. Minat belajar yang besar cenderung menghasilkan prestasi yang tinggi, sebaliknya minat belajar yang kurang akan menghasilkan prestasi yang rendah.

Motivasi adalah daya penggerak/ pendorong untuk melakukan sesuatu pekerjaan yang juga dapat berasal dari dalam dan luar.

Seseorang yang belajar dengan motivasi kuat, akan melaksanakan semua kegiatan belajarnya dengan sungguh-sungguh, penuh gairah atau semangat.

b. Faktor Eksternal 1) Keluarga

(39)

Keluarga adalah ayah, ibu, dan anak-anak serta famili yang menjadi penghuni rumah. Tinggi rendahnya pendidikan orang tua, besar kecilnya penghasilan, cukup atau kurang perhatian dan bimbingan orang tua, rukun atau tidaknya kedua orang tua, akrab atau tidaknya hubungan orang tua denga anak-anaknya, tenang atau tidaknya situasi dalam rumah, semuanya itu turut mempengaruhi pencapaian hasil belajar.

2) Sekolah

Keadaan sekolah tempat belajar turut mempengaruhi tingkat keberhasilan belajar. Kualitas guru, metode mengajarnya, kesesuaian kurikulum dengan kemampuan anak, keadaan fasilitas/

perlengkapan sekolah, keadaan ruangan, jumlah murid per kelas, pelaksanaan tata tertib sekolah, semua itu turut mempengaruhi keberhasilan belajar anak.

3) Masyarakat

Keadaan masyarakat juga menentukan prestasi belajar anak. Jika masyarakatnya terdiri dari orang-orang yang berpendidikan atau menaruh besar perhatian terhadap pendidikan, maka akan mendukung keberhasilan belajar anak.

4) Lingkungan Sekitar

Keadaan tempat tinggal juga sangat penting dalam mempengaruhi prestasi belajar. Misalnya bila bangunan rumah penduduk sangat rapat, keadaan lalu lintas yang membisingkan, suara pabrik, polusi udara, dan sebagainya, akan menggangu atau mengahambat pencapaian prestasi belajar anak.(M. Dalyono, 2007:55-60)

B. Studi Relevan

Dalam rangka menetapkan permasalahan dalam melakukan suatu penelitian, untuk selanjutnya melaksanakan penelitian, subyek penelitian, untuk selanjutnya melaksanakan penelitian kelapangan, peneliti perlu memperhatikan apakah yang akan peneliti angkat ini telah ada yang meneliti baik itu ditinjau dari aspek yang sama, menggunakan metode yang sama dan mengambil lokasii yang sama, serta apakah ada relevansinya dengan penelitian yang akan diteliti ini, agar tidak terjadi pengulangan. Di bawah ini beberapa hasil penelitian yang memiliki relevansi dengan penelitian ini, antara lain :

1. Skripsi Luthfiana Hanif Inayati (2013) yang berjudul “Upaya Guru Pai dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Membaca Al-Quran pada Siswa di SMA Negeri 1 Pleret Bantul, Yogyakarta” UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriftif.

(40)

23

Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa : 1). Kesulitan yang dihadapi siswa dalam belajar membaca Al-Quran yaitu penerapan huruf sesuai dengan makhrajul huruf, Panjang pendek harakat, tajwid, berhenti pada tempatnya. 2). Upaya guru Pai dalam mengatasi kesulitan belajar membaca Al Quran siswa di SMA Negeri 1 Pleret Bantul yaitu : a).

metodek menyimak: dilakukan untuk melatih siswa agar selalu membaca Al-Quran dengan berulang-ulang. b.) Metode privat: dengan metode privat kesalahan bacaan yang dilakukan siswa langsung mendapat pembenaran dari pembimbing.

2. Nurhabibah, meneliti tentang ”Strategi Guru Al-Qur’an Hadits Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Membaca Al-Qur’an kelas VII A di Mts, pp, Tarbiyah Islamiyah”kesimpuylan yang didapat dari penilit ini adalah : 1) mengkondisikan kelas dan memberikan motivasi, sebagai seorang guru tugasnya bukan hanya mengajarkan ilmu sebagaimana tertera dalam buku pelajaran atau sekedar mendidik dan membimbing siswa saja. Akan tetapi, juga menciptakan suasana belajar yang nyaman dan menyenangkan. 2) Memberikan sepotong-sepotong ayat, maka siswa- siswi akan lebih mudah memahami dari mahraj huruf, dan hukum ilmu tajwidnya. 3) memberikan metode yang sesuai yaitu ceramah. Dengan metode ini maka siswa akan lebih mudah untuk mendengarkan dan menyimak mengkaji apa yang diceramahkan, pemahaman konsep, prinsip, fakta dan proses mencatat bahan pelajaran, sehingga siswa akan lebih mudah mengeti dan memahami apa yang di sampaikan oleh guru dalam pelajaran tersebut.

3. Skripsi Zamzam Firdaus (2010), yang berjudul “Peranan Guru PAI dalam Mengatasi Kesulitan Siswa Membaca AlQur‟an” UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif deskriftif. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa: 1). Kesulitan- kesulitan yang dialami siswa dalam proses belajar membaca Al-Quran sebagai berikut; a). melafalkan huruf-huruf hijaiyah. b). penguasaan kaidah ilmu tajwid. c). belum mengenal tanda baca. d). kelacaran bacaan.

(41)

2). Factor-faktor yang menyebabkan siswa kurang lancer dalam membaca Al-Quran adalah sebagai berikut: a). kurang minat siswa dalam membaca Al-Quran. b). kurangnya motivasi dari keluarga. c). keadaan lingkungan sekitar tempat tinggal yang kurang mendukung. d). sekolah asal siswa belajar atau sekolah dasarnya. e). alokasi waktu belajar disekolah yang kurang memadai.

(42)

25

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian ini berbentuk Deskriptif Kualitatif yang dilihat melalui sudut pandang Pendidikan dengan menggunakan Instrumen Pengumpulan data wawancara, observasi dan dokumrntasi. Penelitian Kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati.(Sugiyono, 2013:253)

Dengan demikian dalam penelitian ini seluruh rangkaian penelitian yang peneliti lakukan secara logis, sistematis dan teratur dengan mengungkapkan data yang sebenarnya atau apa adanya di lokasi penelitian, tanpa mencampur adukkan dengan pendapat dari peneliti sehingga bisa dipertanggung jawabkannilai kebenaran nya secara ilmiah mengenai Peranan Al-Qur‟an Hadis Islam Dalam Mengatasi Kesulitan Membaca Al-Quran Pada Siswa Kelas VII A Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman Ulu Gedong Kota Jambi.

B. Setting dan Subyek Penelitian 1. Setting Penelitian

Situasi sosial adalah lokasi atau tempat yang ditetapkan untuk melakukan penelitian, situasi sosial dalm penelitian ini meliputi aspek tempat (place), pelaku (actor), dan aktivitas (activity) yang berinteraksi secara sinergis.(Sugiyono, 2013: 297) Lokasi penelitian berada di Madrasah Tsanawiyah (MTs) Nurul Iman Jl. KH. Ibrahim Ulu Gedong Kota Jambi.

2. Subyek Penelitian

Subyek penelitian adalah Kepala Madrasah, Guru bidang Studi Al- Qur;an Hadis, Siswa kelas VII A Madrasah Tsanawiyah (MTs) Nurul Iman ulu gedong Kecamatan Danau Teluk Kota jambi, yang ditetapkan dengan teknik Purposive sampling, yaitu “…Teknik yang didasarkan pada

(43)

26

ciri-ciri tertentu yang diperkirakan erat sangkut pautnya dengan ciri-ciri atau sifat-sifat yang ada dalam populasi yang sudah diketahui sebelumnya”. (Sugiyono, 2013:202) Berdasarkan teknik ini, maka sebagai

Key informan

(44)

27

dalam penelitian ini ditetapkan Guru bidang Studi Al-Qur;an Hadis serta kepala sekolah, dan sebagai responden ditetapkan siswa kelas VII A (Tujuh).

C. Jenis Dan Sumber Data 1. Jenis Data

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumbernya, diamati dan dicatat untuk pertama kalinya. Data tersebut menjadi data sekunder kalau digunakan orang yang tidak berhubungan langsung dengan penelitian yang bersangkutan. (Mukhtar, 2010:87)

Jadi Sumber data dalam penelitian ini yaitu orang-orang yang dapat memberikan informasi di lokasi penelitian. Adapun sumber data dalam penelitian ini bisa berasal dari : Kepala madrasah Tsanawiyah Nurul Iman Ulu Gedong, guru mata pelajaran Al-Qur‟an Hadis, siswa siswi, dan pihak-pihak yang dapat memberikan informasi Tentang Peranan Guru Al-Qur‟an Hadis dalam Mengatasi Kesulitan Membaca Al-Quran Kelas VII A di Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman Ulu Gedong.

b. Data Sekunder

Data Sekunder adalah data yang bukan sendiri pengumpulannya oleh peneliti, misalnya dari biro, majalah, koran keterangan-keterangan atau publikasi lainnya.(Mukhtar, 2019:91)

Dalam penelitian ini adalah data yang diambil di gambaran umum di Madrasah Tsanawiyah Nurul Iman Ulu Gedong Kota Jambi. Sebagai Berikut :

1) Historis dan geografis.

2) Struktur organisasi.

3) Keadaan guru dan siswa.

4) Keadaan sarana dan prasarana.

2. Sumber Data

Referensi

Dokumen terkait

Jurnal ilmiah Kedokteran Wijaya Kusuma menerima artikel ilmiah dari hasilpenelitian, laporan/studi kasus, kajian/tinjauan pustaka, maupun penyegar ilmu kedokteran,

Semakin ketatnya persaingan dalam bisnis menuntut setiap perusahaan untuk meningkatkan kualitas produk yang dijualnya. Hal ini bermaksud agar produk yang ditawarkan pada

Modul ini merupakan bagian dari satu paket pembelajaran kepada siswa untuk dapat memahami dan terampil melaksanakan pekerjaan yang telah dipelajari dalam modul ini serta siap

Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut, terdapat hubungan yang signifikan antara status pendidikan ibu dengan

Emulgel ekstrak ikan gabus (Channa striata) dapat mempercepat waktu penyembuhan luka berdasarkan pengamatan secara makroskopis pada hari ke-7 dengan persentase

Judul Skripsi : Pengaruh Model Pembelajaran Course Review Horay (CRH) terhadap Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Sosial Siswa Kelas V SD Inpres Bontomanai

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) DENGAN PENDEKATAN SAINTIFIK PADA MATERI OPERASI ALJABAR SMP TAHUN PELAJARAN

Pendekatan kepustakaan (library research) untuk membahas kurva Bezier berderajat enam yang dihasilkan dari modifikasi kurva Bezier berderajat lima yang digunakan