BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Dakwah
2.1.1 Komunikasi Dakwah
Dalam bahasa inggris istilah komunikasi adalah communication yang berasal dari bahasa latin communicatio yang berarti “sama”. Maksud sama di sini ialah komunikasi harus mengandung sebuah kesamaan makna antara pihak yang terlibat di dalamnya. Komunikasi bersifat tidak hanya sekedar informatif agar orang lain tahu dan mengerti namun juga persuasif sehingga orang lain bersedia untuk menerima pemahaman dan keyakinan dalam melakukan suatu kegiatan (Ilaihi, 2010). Maka komunikasi dapat diartikan sebagai proses seseorang saling mengetahui satu sama lain.
Islam adalah agama yang selalu mendorong manusia untuk melakukan kegiatan dakwah, sehingga Islam disebut juga agama dakwah. Kemajuan sebuah umat terkhusus Islam dapat dipengaruhi oleh aktivitas dakwah. Merebaknya persebaran agama Islam dari zaman kenabian hingga saat ini adalah sebagai wujud keberhasilan aktivitas dakwah yang terus berkembang dalam menyebarkan dakwah islam kepada seluruh umat manusia dengan tujuan mewujudkan kehidupan yang berpegang teguh pada nilai keagamaan.
Secara etimologis dakwah berasal dari bahasa Arab da’a-yad’u yang artinya mengajak atau mengundang, memanggil atau menyeru. Sedangkan secara harfiah, dakwah berasal dari kata kerja (fi’il), da’a yang berarti panggilan atau ajakan. Menurut Warson Munawwir dakwah diartikan mengundang (to invite) memanggil (to call), menyeru (to propose), mengajak (to summon), mendorong (to urge), dan memohon (to pray). 1
Secara terminologis para ahli banyak mendefinisikan dakwah dengan maksud dan tujuan yang sama walaupun redaksional kata masing-masingnya berbeda. Menurut M. Quraish Shihab dakwah merupakan ajakan atau seruan kepada keinsafan atau usaha dalam mengubah situasi menjadi lebih baik secara pribadi ataupun umum.2 Sementara itu Sayyid Qutb
1 Ila Khafia Wafda, E-Dakwah melalui Media Virtual Di tengah Social Distance, Jurnal Prodi Teknik Informatika, hlm.41
2 Fikayatul Fakhriyah, Zikir Sebagai Media Dakwah, Skripsi Program S1, Komunikasi Penyiaran Islam IAIN Raden Intan Lampung, 2007
memberikan batasan dakwah diartikan kata kerja menyeru dan mengajak orang lain menuju sabil (jalan) Allah SWT. (Ilaihi, 2010)
Pada kesimpulannya adalah dakwah yang didefinisikan oleh beberapa ahli tersebut Pertama, mengajak ke jalan Allah SWT, Kedua, dilaksanakan secara berjamaah atau melibatkan oleh lain. Ketiga, kegiatan yang bersifat mempengaruhi orang lain mengikuti jalan Allah SWT. Konteks komunikasi dakwah pada istilah amar ma’ruf nahi munkar yang sering kita dengarkan, tercantum dalam firman Allah SWT QS. Ali-Imran ayat 104:
Artinya: “Dan hendaklah di antara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf, dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung”3
Maksud ayat 104 dalam QS. Ali-Imran diatas adalah mengandung beberapa esensi dakwah yakni Pertama, manusia (seorang muslim) adalah umat terbaik yang diciptakan oleh Allah SWT. Kedua, seruan untuk berbuat ma’ruf dan mencegah kemungkaran serta beriman kepada Allah SWT. Sederhananya komunikasi dakwah adalah proses komunikasi da’i (komunikator) menyampaikan maddah (pesan) kepada mad’u (komunikan) melalui media dakwah.4
2.1.2. Unsur-unsur Komunikasi Dakwah
Dalam buku Komunikasi Dakwah yang ditulis oleh Wahyu Ilaihi, MA disebutkan ada 6 komponen dakwah yang dapat diidentifikasi ke dalam beberapa unsur diantaranya:
1. Da’i merupakan orang yang melaksanakan kegiatan dakwah di mana seseorang menyampaikan informasi atau pesannya secara langsung maupun tidak. Daí dalam konteks komunikasi disebut dengan komunikator. Terdapat kriteria umum seseorang disebut komunikator dakwah yaitu:
3 Departemen Agama RI, 2021, Al-Quran dan Terjemahnya. Jakarta: Penafsir dan Penerjemah al-Qur‟an
4 Ali Aziz, Moh, 2004, Ilmu Dakwah, Ed. I, Jakarta: Kencana, Set. ke-1
a. Secara umumnya seorang da’i adalah seorang muslim-muslimat yang telah menginjak mukallaf (dewasa) dengan niat tekad menyebarkan pesan dakwah.
b. Secara khususnya seorang dai adalah seseorang yang memiliki keterampilan atau keahlian khusus (mutakhosis) dalam bidang agama khususnya dakwah islam, biasanya masyarakat menyebut seorang dai dengan sebutan ulama.
2. Mad’u adalah orang yang menerima pesan dakwah dari seorang da’i (komunikator) dan dalam unsur komunikasi disebut dengan komunikan atau audiens dakwah. Mad’u dibagi menjadi tiga kategori golongan antara lain:
a. Golongan cendekiawan yaitu seseorang yang berpikir kritis dan mengedepankan sebuah kebenaran yang untuk menangkap berbagai persoalan.
b. Golongan awam yaitu seseorang yang belum berpikir secara kritis dan menangkap hal yang mendalam serta pengertian dan pemahaman yang tinggi.
c. Golongan berbeda yaitu seseorang yang berbeda dengan golongan cendekiawan dan awam di mana golongan ini hanya dapat menangkap sesuatu pada batas ketentuan dan tidak mendalam. 5
3. Maddah adalah hal yang disampaikan (pesan) oleh da'i kepada mad’u. Isi pesan bersumber pada ajaran Islam yaitu Al-Quran dan Hadist serta secara konseptual Maddah menyangkut dengan tujuan dakwah yang dilakukan.6 Secara umum maddah dijabarkan menjadi tiga diantaranya:
a. Pesan Aqidah adalah pesan yang di dalamnya berisi perkara wajib meliputi kebenaran hati, ketentraman jiwa dan keimanan kepada Allah SWT, Malaikat, Kitab Al-Quran, Rasul, Kiamat (hari akhir) dan juga qadha dan qadar. Yusuf Al Qardhawi menjelaskan bahwa aqidah Islam bersifat sempurna karena mampu menafsirkan berbagai masalah besar berdasar pada akal dan hati
b. Pesan Syariah adalah pesan yang di dalamnya berisi perkara ibadah secara hukum atau ajaran rasul seperti hukum puasa, thaharah, puasa, shalat dan sebagainya. Yusuf Al Qardhawi menjelaskan bahwa syariah Islam sifatnya tentang pengetahuan dan motivasi yang berhubungan dengan nilai-nilai agama.
5 Ilaihi, Wahyu. Komunikasi Dakwah. 2010. (Bandung:PT. Remaja Rosdakarya)
6 Wibowo Adi, “Penggunaan Media Sosial sebagai Trend Media Dakwah Pendidikan Islam di Era Digital”, Jurnal Islam Nusantara, Vol.03. hlm.341
c. Pesan Akhlak adalah gabungan dari aqidah dan syariah di mana secara dasarnya akhlak kaitannya dengan berbagai kejadian sang khalik (Allah SWT) dan makhluk (manusia) dimaksudkan bahwa akhlak menjadi sifat yang sudah tertanam pada jiwa seseorang sehingga menjadi sebuah kebiasaan seseorang.
Pesan dakwah akhlak biasanya meliputi akhlak kepada Allah SWT, sesama manusia, alam semesta, diri sendiri dan sebagainya.
4. Wasilah adalah alat atau media yang digunakan dalam menyampaikan maddah.
Menurut Hamzah Ya'qub, media dibagi menjadi lima yaitu:
a. Lisan yaitu media yang menggunakan lisan atau lidah dan suara. Contoh media ini berbentuk pidato, ceramah dan sebagainya.
b. Tulisan yaitu media yang berbasis tulisan seperti surat kabar, buku, majalah, dan lainnya.
c. Kesenian yaitu media berbentuk lukisan, gambar karikatur atau yang lainnya d. Audio Visual yaitu media dakwah yang menimbulkan rangsangan penglihatan
dan pendengaran ataupun keduanya. Bentuk media ini contohnya televisi, tayangan video YouTube, dan lainnya.
e. Akhlak yaitu media yang timbul dari perbuatan nyata dengan mencerminkan nilai Islam yang dapat didengar maupun dipahami oleh mad’u.7
5. Atsar adalah respon umpan balik (feedback) yang muncul karena adanya aksi dakwah yang dilakukan oleh da’i kepada mad’u. Efek ini cenderung dirasakan atau muncul oleh audiens sebagai komunikan yang mendapatkan pesan dakwah dari komunikator (da’i).
Jalaludin Rahmat menjelaskan efek dakwah menjadi tiga yaitu:
a. Efek Kognitif yaitu efek yang muncul meliputi apa yang diketahui, dipersepsikan, dan dipahami oleh audiens atau mad’u.
b. Efek Afektif yaitu efek yang muncul meliputi apa yang dirasakan, disukai maupun dibenci oleh audiens dengan kata lain biasanya hal ini berkaitan dengan perasaan, sikap, dan emosi.
c. Efek Behavioral yaitu efek yang muncul meliputi pola tindakan, kebiasaan dan kegiatan seseorang dalam berperilaku.8
7 Wahyu Ilaihi, Komunikasi Dakwah, Mei 2010, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. hlm.20
8 Ibid. 21
6. Thariqah adalah cara atau metode yang digunakan da’i dalam menyampaikan pesan dakwah untuk mencapai tujuan dakwah. Dalam komunikasi umumnya disebut approach yakni cara yang digunakan komunikator untuk mencapai tujuan tertentu. Ada tiga metode dakwah dalam buku Wahyu Ilaihi, M.A yaitu:
a. Hikmah, yaitu dakwah yang dilakukan dengan melihat situasi dan kondisi mad’u tanpa adanya paksaan sehingga mampu menjalankan ajaran Islam sesuai dengan kemampuan mad’u.
b. Mauidhoh Hasanah, yaitu dakwah yang dilakukan dengan menyampaikan maddah berisikan nasihat ajaran Islam dengan kasih sayang sehingga hati mad’u dapat tersentuh.
c. Mujadalah, yaitu berdakwah yang dilakukan dengan bertukar pikiran antara satu sama lain dengan tidak memberikan tekanan atau menjelekan mitra dakwah9
2.2. Dakwah Digital (E-Dakwah)
Banyak macam media komunikasi dakwah saat ini mulai dari tradisional hingga modern salah satunya adalah Internet. Merenggut berbagai aspek kehidupan khususnya dalam konteks agama, internet menjadi sarana alternatif dakwah saat ini. Digitalisasi menjadi peranan utama bahwa dakwah juga perlu mengikuti perkembangan zaman karena Internet termasuk kategori dakwah audio visual yang menjadi komoditi utama.
Adanya internet dan media sosial dalam beberapa tahun ini dimanfaatkan sebagai alat atau wasilah untuk menyebarkan syiar agama Islam. Hal ini dapat dilihat dengan banyaknya akun media sosial dakwah baik instagram, tiktok maupun YouTube. Ketidakterbatasan ruang dan waktu tersebut memudahkan produsen pesan da’i untuk menyampaikan maddah kepada mad’u dengan memanfaatkan wasilah yang ada. YouTube menjadi media audio visual populer bagi penggunanya karena dapat bebas mengunduh dan mengunggah video di era modern ini.10
Zaman yang semakin modern memberikan pemahaman bagi masyarakat bahwa dakwah juga dapat dilakukan di era digital saat ini. Menurut Laquey, poin yang ditawarkan media sosial dapat digambarkan sebagai sistem jalan raya dengan moda transportasi berkecepatan tinggi yang mampu mengantarkan kita ke tujuan secara singkat dan cepat.11
9 Wahyu Ilaihi, Komunikasi Dakwah, Mei 2010, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. hlm. 21
10 Hidayatullah, Jurnal Teknoin, Vol. 22 N o. 1, Maret 2016: 38-43
11 Ibid. 109
Dakwah tidak hanya sebatas dipahami untuk upaya menyampaikan ajaran Islam melalui ceramah di atas mimbar maupun pengajian pada umumnya namun saat ini dakwah lebih dari sekedar itu.
Maka dari itu internet khususnya media sosial menjadi media dakwah (wasilah) yang sangat tepat karena menawarkan berbagai kemudahan. Kegiatan dakwah melalui digital dinilai praktis dan mudah dijangkau, dimanapun mad’u berada tanpa batas ruang dan waktu layaknya dakwah konvensional. (Wahid, 2004). Maka disimpulkan bahwa dakwah melalui media sosial termasuk efektif didukung dengan fitur yang ada12
2.3 YouTube dan Dakwah 2.3.1 Media YouTube
YouTube diluncurkan oleh mantan pegawai paypal yakni chen, karim alumnus dan chad hurley. Aktif sejak tanggal 05 Februari 2005 YouTube yang berpusat di Amerika Serikat ini menginformasikan lebih dari 65 ribu video diunggah oleh pengguna setiap harinya bahkan YouTube mendapatkan 100 Juta pengunjung vidio.13
YouTube adalah situs yang berfungsi sebagai media online untuk sharing video.
Broadcast Yourself menjadi slogan dari media ini yang diartikan memberikan kemudahan dan kebebasan kepada penggunanya untuk mengunggah dan mengunduh video yang ada. Lahir sejak tahun 2005 YouTube menyajikan fitur yang terus berkembang sebagai pemenuhan kebutuhan penggunanya.14 YouTube sebagai social media yang di dalamnya berisikan berbagai video yang diunggah oleh pengguna dengan sebutan konten memuat film pendek, serial film atau televisi, videoclip, dan lain-lain. Pengguna YouTube dapat bebas mengakses dan mengunggah video untuk keperluan pribadi maupun publik.15
Memiliki pengguna lebih dari 1 Miliar atau setara dengan pengguna internet di Dunia.
Secara keseluruhan YouTube menjangkau pengguna dengan rentang usia 18-49 tahun dibandingkan dengan media lainnya. Sehingga YouTube saat ini banyak digunakan oleh siapapun terutama produsen dakwah untuk menyebarkan syiar Islam karena lebih mudah dan
12 Pardianto, Dakwah Islam Zaman Now, Jurnal Komunikasi Islam, Vol. 03 No. 1, Juni 2013
13 Aria Indhi, artikel: youtube sebagai media penyiar di zamn modern, Retrieved from
https://www.google.com/amp/s/www.kompasiana.com/amp/ariaindhi/fenomena-youtube-sebagai-media- penyiaran-di-zaman-modern_597000eded967e0aed056e12 (Enterprise, 2008)
14 Jubilee Enterprise, Seri Penuntun Praktis, Membuat sendiri Video di Youtube.com, (Jakarta : PT Elex Komputindo, 2008), hlm.53.
15 Fralinger, B (2009) YouTube As A Learning Tool. Journal of College Teaching & learning.
efektif diterima oleh audiens. Dibandingkan televisi dengan tampilan monoton durasi sekian menit sehingga penonton terbatasi dengan tayangan yang disuguhkan.16
2.3.2. Istilah dan Fitur YouTube
Menurut Abraham Ahmad dalam bukunya “Sukses menjadi Artis dengan YouTube”
dijelaskan memperluas interaksi dengan kesamaan nilai yang dimiliki oleh setiap individu akan menambah wawasan dan pengetahuan. Terlebih dengan media sosial contohnya YouTube dapat dimanfaatkan oleh pengguna untuk berinteraksi satu sama lain.17
Adapun karakteristik dari YouTube yang diperoleh apabila seseorang menggunakannya. Pertama media YouTube tidak memberikan batasan minimal durasi unggahan video. Kedua, pengamanan yang akurat sehingga YouTube menjadi media selektif yang menolak muatan video dengan unsur sara dan sensitif lainnya. Ketiga, apabila pengguna telah mendapatkan minimal 1000 subscriber dan viewer akan mendapatkan honorarium dari YouTube (Coen, 2011). Berbagai fitur dan tools disajikan oleh YouTube untuk pengguna mengakses maupun mengunggah video di share untuk khalayak diantaranya:
Tabel 1. Istilah dan Fitur YouTube.
No Fitur Deskripsi
1.
Home (Beranda)
Menyajikan halaman utama atau konten yang sering kali pengguna akses
2.
Channel atau YouTube Acc (Akun Pengguna)
Akun pengguna yang dapat digunakan untuk mengunggah video maupun melakukan live streaming melalui channel yang dibuat
16 Wahyu Ilaihi, Komunikasi Dakwah, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2013), hlm.122
17 Abraham A. Sukses Menjadi Artis Dengan YouTube, (Surabaya: Reform Media, 2011), hlm.37 (Rahmadaniar, 2018)
3.
Trending
Tools atau fitur ini berfungsi untuk mengetahui apa yang sedang populer saat ini baik itu mengenai informasi, edukasi maupun hiburan
4.
History (Jejak Penelusuran)
History yang ada pada fitur YouTube adalah berisikan hasil penelusuran pengguna terkait video atau konten yang telah ditonton.
5.
YouTube Studio
Pengguna dapat mengatur video atau konten yang diupload sesuai dengan kehendak pengguna.
6.
Setelan dan Bantuan
Digunakan untuk mengatasi masalah yang dialami pengguna dengan fitur tersebut pengguna dapat melaporkan atau mengatasinya.
2.3.3. YouTube Sebagai Media Dakwah
YouTube didirikan pada tahun 2005 oleh Chad Hurley, Steve Chen dan Jawed Karim.
Perkembangan media YouTube terbilang sangat pesat dimana hingga tahun 2020 YouTube berhasil menjadi media sosial terpopuler.18 Berawal hanya dengan mengunggah video
18 Jubilee Enterprise, Seri Penuntun Praktis, Membuat sendiri Video di Youtube.com, (Jakarta : PT Elex Komputindo, 2008), hlm.53.
sederhana, saat ini YouTube dapat digunakan untuk kebutuhan publik live streaming media edukasi religi yaitu untuk berdakwah.
Umumnya definisi dakwah menurut para ahli adalah mengajak seseorang dalam hal yang positif untuk meningkatkan keimanan. Sehingga dakwah Islam menjadi solusi recharge lemahnya iman akibat masalah kehidupan. Adanya dakwah yang dikemas di media sosial YouTube diharapkan secara faktual dan kontekstual menyebarkan risalah Islam dengan baik.
Pengaruh dakwah tersebut yang membuat seseorang dapat tertarik, memahami dan mengimplementasikan maddah didasarkan pada penyampaian da’i melalui wasilah.19
Menurut Tiara Rahmadaniar (2018) didukungnya YouTube sebagai wasilah penyebaran dakwah saat ini dapat menyebarluaskan maddah yang diperlukan oleh mad’u.
Adapun alasan mengapa YouTube memberikan pengaruh dalam proses dakwah digital adalah:
a. Ekonomis yaitu YouTube dapat diakses secara gratis oleh semua kalangan. Sehingga memungkinkan pengguna media sosial YouTube leluasa mengakses berbagai hal.
b. Interaktif yaitu media YouTube memberikan berbagai fitur untuk berdiskusi dengan live chat, sehingga dakwah yang bersifat persuasif dapat diterima dengan baik karena adanya hubungan timbal balik antara keduanya.
c. Praktis yaitu media YouTube dapat digunakan secara mudah oleh berbagai kalangan tanpa batas umur. Fitur yang mudah dipelajari dan dipahami oleh pengguna memberikan kemudahan dalam menggunakannya.
d. Shareable yaitu media YouTube dapat dibagikan pada jejaring sosial lainnya seperti facebook, twitter, instagram. Hal tersebut memberikan keuntungan untuk memasifkan konten dakwah ke media sosial yang lain.
e. Potensial yaitu media YouTube menjadi media sosial yang populer di dunia hingga saat ini yang mampu memberikan value terhadap kegiatan dakwah. Populernya dapat menjadi peluang untuk menyebarkan dakwah.20
Dapat disimpulkan bahwa YouTube memberikan sarana yang mudah untuk menyebarkan dakwah secara digital. Tawaran yang diberikan sesuai poin diatas menunjukan bahwa dakwah digital juga menjadi modal yang efektif dalam kegiatan dakwah masa kini.
19 Wibowo Adi, “Penggunaan Media Sosial sebagai Trend Media Dakwah Pendidikan Islam di Era Digital”, Jurnal Islam Nusantara, Vol.03. hlm.341
20 Tiara Rahmadaniar, Strategi Dakwah Akun Youtube Muslimahdail.Com Dalam Mensosialisasikan Jilbab, (Jakarta : UIN Syarif Hidayatullah, 2018).
Memanfaatkan perkembangan media sosial menambah nilai lebih dakwah disebarluaskan secara masif untuk kemaslahatan umat.21
2.4. Resepsi
2.4.1. Analisis Resepsi Khalayak
Dalam buku Muslimin Machmud (2018) dikutip bahwa analisis resepsi dapat disebut sebagai perspektif baru dalam aspek wacana teori komunikasi (Jensen,1999). Analisis resepsi didasarkan pada studi pengalaman dan dampak dari sebuah media.Sejarah tradisi studi audiens menurut Jensen dan Rosengen diurutkan berdasarkan lahirnya yakni effect research, uses and gratification research, literary criticism, cultural studies dan reception analysis. 22
Bahasa latin dari resepsi yaitu recipere yang berarti menerima. Resepsi berasal dari penelitian aliran sastra yang sejak tahun 60-an mengalami pergeseran fokus dari teks media itu sendiri ke arah audiens. Diartikan bahwa penelitian tersebut mengarah pada bagaimana sebuah karya diterima oleh audiens. Penerimaan tersebut bersifat sosiologis maupun psikologis.23Pendekatan yang ada dalam penelitian ini berfokus pada lingkup melakukan negosiasi terhadap sebuah isi sebuah teks media. Sehingga muncul pola makna yang menolak atau mendukung isi teks tersebut. (Catur, 2019)
Dalam buku tuntunan penulisan tugas akhir oleh Muslimin Machmud dijelaskan sesungguhnya analisis resepsi dalam studi khalayak menempatkan khalayak sebagai agen utama yang memiliki kuasa dalam menghasilkan sebuah makna. Makna yang ditawarkan media dapat bersifat terbuka bahkan dapat dimaknai secara tertutup
Teori yang dikemukakan oleh Stuart Hall (1974) menekankan bahwa studi resepsi dalam penelitian komunikasi massa memperhatikan encoding dan decoding. Penerimaan diawali proses decoding yaitu menginterpretasikan pesan-pesan dalam suatu bentuk yang memiliki arti bagi penerima (Morisan, 2013). Stuart Hall sebagai perintis teori resepsi mengasumsikan bahwa makna tidak hanya diperoleh melalui pesan teks. Namun terjadi apabila khalayak melakukan resepsi atau penerimaan. Khalayak menerima dan akan mengolah pesan tersebut sesuai sudut pandangnya (Fajariko, 2017)
21 Zuhdi Ahmad, Dakwah Sebagai Ilmu dalam Perspektif Masa Depan. (Bandung: Alfabeta, 2016), hlm. 18
22 Machmud Muslimin, Tuntunan Penelitian Tugas Akhir, (Malang: Selaras, 2018) hlm. 215
23 Ibid. 216
2.4.2. Teori Resepsi
Stuart Hall menjadi tokoh penting pada kajian analisis resepsi. Proses decoding teks media yang akan diolah oleh khalayak setelah teks tersebut diterima. Teks akan melalui proses penerjemahan oleh khalayak karena itu setiap pesan atau teks media yang disampaikan kepada khalayak timbul perbedaan kode karena melalui penerimaan yang berbeda pula. (Machmud, 2018)
Resepsi analisis difokuskan dalam proses pemaknaan dan pemahaman mendalam setiap individu atas teks media dan bagaimana khalayak menginterpretasikan isi pesan atau teks media (Hadi, 2019). Makna sebuah teks media pada intinya mempunyai sifat terbuka sehingga sangat mungkin khalayak memahami dan menginterpretasikan teks media berbeda-beda.
Singkatnya dalam menggunakan analisis resepsi juga akan mendapatkan sebuah alasan mengapa adanya perbedaan interpretasi khalayak, faktor dan cara yang dilakukan khalayak dalam memaknai teks media.
Pemaknaan dalam analisis resepsi ini dibagi menjadi tiga klasifikasi (Stuart Hall dalam (Eriyanto, 2009)), diantaranya:
a. Posisi Hegemoni Dominan (The Dominant-hegemonic).
Pesan yang disampaikan dapat diterima, dipahami dan dimaknai secara penuh oleh khalayak. Situasi ini menggunakan kode yang sama dengan khalayak dengan kata lain khalayak menerima pesan dan mengkonsumsinya berdasarkan pemaknaan yang sama dengan media. Khalayak sejalan dengan kode tersebut misalkan di dalamnya mengandung sikap, nilai ataupun asumsi yang sama sehingga diterima oleh khalayak.
b. Posisi Negosiasi (The Negotiated Reading).
Posisi ini diartikan khalayak secara umum menerima kode dominan. Akan tetapi juga terjadi penolakan dalam penerapan kasus tertentu. Dikemukakan oleh Stuart Hall bahwa khalayak menerima kode dominan secara umum dengan melakukan beberapa pengecualian. Hal tersebut disesuaikan dengan minat maupun aturan khalayak sehingga terbentuk modifikasi yang mencerminkan posisi tersebut.
c. Posisi Oposisi (The Oppositional Reading).
Khalayak dalam posisi ini menolak makna teks media atau pesan. Terjadi apabila ditemukan pesan yang tidak sesuai dengan kode khalayak. Sehingga khalayak menolak karena tidak sejalannya kode interpretasi pesan yang disampaikan media.24
2.5. Penelitian Terdahulu
Tabel 2. Penelitian Terdahulu
Nama Peneliti Ghifari Asfahani
Asal Universitas Ilmu Sosial, Fakultas Psikologi dan Ilmu Sosial Budaya, Universitas Islam Indonesia (UII).
Jenis Karya Tulis Skripsi
Judul Penelitian Resepsi Followers Akun @Beraniberhijrah Terhadap Pesan Dakwah Di Media Sosial Instagram
Tahun Penelitian 2018
Metode Penelitian Analisis Resepsi
Tujuan Penelitian Untuk mengetahui bagaimana followers memaknai pesan dakwah yang terkandung pada instagram @beraniberhijrah.
Hasil Penelitian Dari hasil penelitian dijelaskan bahwa tidak ditemukannya followers dengan pemaknaan oposisi. Tiga dari lima subjek penelitian berada pada posisi dominan karena sesuai dengan kode media yang disampaikan kepada followers. Namun juga ditemukan bahwa 2 subjek lainnya berada pada posisi negosiasi karena mempunyai pemaknaan sendiri yakni enggannya menerima secara mentah pesan atau teks media karena perlunya memastikan kebenarannya terlebih dahulu. Sehingga hasil dari penelitian tersebut menunjukan mayoritas dari followers menerima dan memahami kode media yang diterapkan
@beranihijrah
24 Muslimin Machmud, 2018, Tuntunan Penulisan Tugas Akhir Berdasarkan Prinsip Dasar Penelitian Ilmiah, Malang: Selaras, hlm. 218-219
Persamaan Penelitian
Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Ghifari Asfahani dan penulis adalah metode penelitian yang digunakan menggunakan resepsi analisis di mana peneliti ingin mengetahui pemaknaan dakwah pada suatu media.
Perbedaan Penelitian
Perbedaan penelitian yang dilakukan peneliti terdahulu dan penulis sangat terlihat dimana media yang diteliti berbeda. Penulis meneliti platform YouTube dan peneliti terdahulu instagram, objek penelitian juga jelas berbeda. Hal mendasar tersebutlah menjadi pembeda antara peneliti terdahulu dengan penulis dalam melakukan penelitian yang pastinya akan berbeda pula dengan hasil penelitian di antara keduanya.
Tabel 3. Penelitian Terdahulu
Nama Peneliti Yolanda Dewi Sasmita
Asal Universitas Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Muhammadiyah Malang (UMM)
Jenis Karya Tulis Skripsi
Judul Penelitian Penerimaan Khalayak Tentang Konsep Pernikahan Dalam Sinetron Suara Hati Istri Di Indosiar (Studi Reception Analysis Khalayak Mahasiswi UMM)
Tahun Penelitian 2021
Metode Penelitian Analisis Resepsi
Tujuan Penelitian Mengetahui resepsi khalayak mahasiswi UMM tentang konsep pernikahan dalam sinetron Suara Hati Istri di Indosiar.
Hasil Penelitian Dari hasil penelitian dijelaskan bahwa isu yang ada dalam sinetron suara hati istri tidak memberikan pengaruh yang signifikan dalam
pemaknaan khalayak. Penerimaan yang ada bahkan berasal dari latar belakang subjek dan juga motif tujuan menggunakan media. Namun data yang didapatkan juga menunjukan adanya perbedaan antar individu lainnya dalam memaknai pesan media yang disampaikan pada sinetron suara hati istri.
Persamaan Penelitian
Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Yolanda Dewi Sasmita dan penulis adalah metode penelitian yang digunakan yakni resepsi analisis di mana peneliti ingin mengetahui pemaknaan audiens pada suatu kajian teks media.
Perbedaan Penelitian
Perbedaan penelitian yang dilakukan peneliti terdahulu dan penulis sangat terlihat dimana media yang diteliti berbeda. Penulis meneliti platform YouTube dan peneliti terdahulu tayangan televisi. Kajian yang diteliti oleh penulis adalah dakwah digital sedangkan peneliti terdahulu mengkaji tayangan sinetron pada televisi. Hal mendasar tersebutlah menjadi pembeda antara peneliti terdahulu dengan penulis dalam melakukan penelitian yang pastinya akan berbeda pula dengan hasil penelitian di antara keduanya.
2.6. Fokus Penelitian
Menurut Sugiyono, batasan yang ada pada penelitian dengan isi pokok permasalahan yang sifatnya masih umum dinamakan Fokus penelitian. (Sugiyono, 2018). Tujuan dengan adanya fokus penelitian ini menurut Ahmadi dibagi menjadi dua. Pertama, fokus penelitian dibangun untuk menentukan batasan wilayah penelitian. Kedua, digunakan untuk menentukan kriteria penelitian.25
Fokus penelitian dibutuhkan agar peneliti dapat menyusun pertanyaan penelitian yang mengarah pada berjalannya sebuah penelitian. Dalam hal ini peneliti berfokus pada Bagaimana Pemaknaan Mahasiswa tentang Dakwah Digital pada Akun YouTube ar.fachruddinofficial yang meliputi:
1. Sejauh mana subjek memahami dan menerima dakwah digital KAS 2. Respon dan ketertarikan subjek dengan konten Kajian Ahad Subuh
25 Sugiyono, 2018, Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Method), Bandung:Alfabeta