• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi yang menghubungkan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap. perusahaan. Pengguna laporan keuangan sangat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. komunikasi yang menghubungkan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap. perusahaan. Pengguna laporan keuangan sangat"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Laporan keuangan merupakan salah satu bentuk pertanggungjawaban perusahaan kepada stakeholder di akhir periode, selain itu juga sebagai bentuk komunikasi yang menghubungkan pihak-pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan. Pengguna laporan keuangan sangat memperhatikan kinerja manajemen yang diukur dengan melihat laba atau keuntungan perusahaan.

Perusahaan yang menghasilkan laba berarti bahwa perusahaan telah mencapai kinerja manajemen yang baik. Laba sangat berkaitan dengan pembagian deviden kepada pemilik perusahaan, sehingga manajemen selalu berusaha mencapai target laba untuk memperoleh manfaat dari apa yang telah dilakukannya. Adanya perilaku manajemen laba menyebabkan manajemen melakukan rekayasa data keuangan perusahaan dengan motivasi tertentu (Achyani & Susi, 2019).

Manajemen laba menjadi salah satu permasalahan penting yang dihadapi praktisi, akademisi akuntansi dan keuangan selama beberapa tahun terakhir ini.

Alasannya, manajemen laba seakan telah menjadi budaya perusahan yang dipraktikkan semua perusahaan di dunia dan sebab akibat yang ditimbulkan dari tindakan rekayasa manajerial ini tidak hanya menghancurkan tatanan ekonomi tetapi juga tatanan etika dan moral. Bahkan di beberapa negara, tidak asing lagi jika publik mulai mempertanyakan dan meragukan integritas dan kredibilitas para

(2)

akuntan yang seharusnya menjadi garda terdepan dalam mendeteksi manajemen laba (Mahardini & Noni, 2018).

Menurut Kanji (2019) manajemen laba merupakan upaya yang dilakukan oleh manajemen untuk melakukan intervensi dalam penyusunan laporan keuangan yang bertujuan untuk menguntungkan dirinya sendiri. Salah satu kasus manajemen laba yang terjadi pada PT. Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA), merupakan perusahaan yang bergerak di bidang usaha makanan. Perusahaan tersebut diduga menggelembungkan Rp 4 triliun di laporan keuangan tahun 2017.

Hal ini terungkap dalam laporan hasil Investigasi Berbasis Fakta PT Ernst &

Young Indonesia (EY) atas manajemen baru AISA tertanggal 12 maret 2019.

Dugaan penggelembungan ditengarai terjadi pada akun piutang usaha, persediaan dan aset tetap Grup AISA. Selain itu ada juga temuan dugaan penggelembungan pendapatan senilai Rp 662 miliar dan penggelembungan lain senilai Rp 329 miliar pada pos EBITDA (laba sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi) entitas bisnis makanan dari emiten tersebut. Dari hasil laporan EY juga ditemukan adanya pencatatan keuangan yang berbeda dalam data internal dengan pencatatan yang digunakan auditor keuangan dalam proses mengaudit laporan keuangan tahun 2017 (CNBC, 03 July 2020).

Praktik manajemen laba sampai saat ini banyak dipraktikkan pada perusahaan besar, dengan tujuan menarik para pelaku pasar untuk berinvestasi dalam perusahaan. Pada dasarnya praktik tersebut sangat merugikan bagi perusahaan maupun bagi emiten yang ada dalam perusahaan, karena informasi yang dipublikasikan hanya bersifat semu yang justru akan mempengaruhi

(3)

eksistensi perusahaan di masa depan (Astutik & Titik, 2016). Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi praktik manajemen laba dalam perusahaan adalah perencanaan pajak, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, dewan komisaris dan komite audit.

Di Indonesia pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang terbesar dibandingkan dengan penerimaan negara yang lainnya, sehingga sektor perpajakan sangat berperan dalam mendukung meningkatnya penerimaan negara (Erawati & Nurma, 2019). Perencanaan pajak merupakan faktor yang mempengaruhi manajemen laba. Dari pihak manajemen, perencanaan pajak (tax planning) merupakan salah satu fungsi yang berguna untuk memperkirakan besarnya pajak yang seharusnya akan dibayar serta cara-cara yang dilakukan untuk memperkecil pajak (Achyani &

Susi, 2019). Astutik & Titik (2016) menyatakan bahwa motif perusahaan melakukan perencanaan pajak adalah digunakan untuk melakukan penghematan pajak yang sesuai dengan ketentuan peraturan perpajakan.

Adanya pemisahan kepemilikan dan pengelolaan perusahaan menyebabkan terjadinya manajemen laba. Sehingga penting adanya struktur kepemilikan untuk mengurangi konflik tersebut. Struktur kepemilikan menggambarkan komposisi kepemilikan saham dari suatu perusahaan, yaitu pada kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional. Kepemilikan manajerial merupakan pemegang saham dari pihak manajemen yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan perusahaan (Direktur dan Komisaris). Kepemilikan institusional merupakan saham perusahaan yang dimiliki oleh institusi atau

(4)

lembaga (perusahaan asuransi, bank, perusahaan investasi, dan kepemilikan institusi lain) (Erawati & Nurma, 2019).

Keberadaan dewan komisaris dalam perusahaan dapat mempermudah dalam mengawasi proses akuntansi. Adanya dewan komisaris kemungkinan dapat mengurangi terjadinya kecurangan laporan keuangan dan mengawasi tindakan manajemen. Komite audit sebagai penerapan good corporate governance juga menjadi proses penting yang dapat menghambat manajemen laba. Sebab komite audit merupakan bagian yang bertanggung jawab untuk memastikan keakuratan dan keandalan laporan keuangan yang disediakan oleh manajemen (Ayemere & Afensimi, 2015).

Kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, dewan komisaris dan komite audit sebagai penerapan good corporate governance yang saat ini menjadi topik penting dalam perusahaan. Good corporate governance merupakan salah satu kunci perusahaan dalam meningkatkan efisiensi ekonomi yang berfokus untuk mengoptimalkan alokasi atau sumber daya perusahaan yang menghasilkan pengaruh ekonomi untuk kesejahteraan bagi pemegang saham dan akuntabilitas bagi stakeholder lainnya. Penerapan good corporate governance diharapkan dapat menggerakkan manajemen perusahaan agar berperilaku profesional, transparan dan efisien serta mengoptimalkan fungsi dewan komisaris, dewan direksi, dan pemegang saham (Asitalia & Ita, 2017).

Penelitian Achyani & Susi (2019) menunjukkan bahwa perencanaan pajak tidak berpengaruh terhadap manajemen laba. Karena perencanaan pajak merupakan keinginan pemilik perusahaan, dimana pemilik perusahaan menginginkan deviden yang tinggi dengan mengeluarkan biaya-biaya seminimal

(5)

mungkin. Sehingga ada tidaknya perencanaan pajak tidak memengaruhi manajemen dalam melakukan manajemen laba. Hasil penelitian tersebut berbeda dengan penelitian Negara & Dharma (2017) yang menunjukkan bahwa perencanaan pajak memiliki pengaruh positif terhadap manajemen laba, dengan melihat dari semakin tingginya perencanaan pajak maka semakin besar peluang perusahaan melalukan manajemen laba, begitu pula sebaliknya.

Penelitian Mangkusuryo & Ahmad (2017) menunjukkan bahwa variabel kepemilikan manajerial berpengaruh signifikan positif terhadap manajemen laba yang diproksikan dengan discretionary accruals. Meningkatnya kepemilikan manajerial menyebabkan ikut meningkatnya earning management, dan sebaliknya penurunan kepemilikan manajerial cenderung akan menyebakan menurunnya earning management. Sedangkan pada variabel kepemilikan institusional, dewan

komisaris independen dan komite audit tidak berpengaruh signifikan terhadap besar kecilnya discretionary accruals (manajemen laba) di suatu perusahaan.

Penelitian Erawati & Nurma (2019) menunjukkan bahwa variabel perencanaan pajak berpengaruh positif terhadap manajemen laba. Perusahaan yang sering melakukan tax planning maka perusahaan tersebut sering melakukan manajemen laba agar dapat menghindari pembayaran pajak yang berlebihan. Pada variabel kepemilikan institusional berpengaruh negatif terhadap manajemen laba, yang berarti bahwa semakin besar persentase kepemilikan saham institusional semakin rendah tingkat manajemen laba yang dilakukan oleh manajer perusahaan.

Sehingga menjadikan tingkat kepemilikan saham institusional akan sangat memengaruhi terjadinya manajemen laba pada perusahaan.

(6)

Berdasarkan latar belakang dan fenomena yang telah diuraikan diatas, maka penulis tertarik melakukan penelitian untuk menguji pengaruh perencanaan pajak, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, dewan komisaris dan komite audit terhadap manajemen laba pada perusahaan manufaktur di Indonesia.

Perusahaan manufaktur dipilih sebagai obyek penelitian dengan alasan bahwa perusahaan manufaktur mempunyai peluang untuk melakukan earnings management dalam menyajikan laporan keuangannya dengan cara menggunakan

berbagai metode akuntansi yang tersedia. Dalam beberapa tahun terakhir, terdapat beberapa perusahaan manufaktur yang melakukan tindakan manajemen laba, seperti yang terjadi pada PT Akasha Wira International Tbk, PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk, dan Bentoel Group.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, maka permasalahan yang akan dianalisis oleh peneliti adalah sebagai berikut:

1. Apakah perencanaan pajak berpengaruh terhadap manajemen laba?

2. Apakah kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap manajemen laba?

3. Apakah kepemilikan institusional berpengaruh terhadap manajemen laba?

4. Apakah dewan komisaris berpengaruh terhadap manajemen laba?

5. Apakah komite audit bepengaruh terhadap manajemen laba?

(7)

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan secara empiris pengaruh:

1. Perencanaan pajak terhadap manajemen laba.

2. Kepemilikan manajerial terhadap manajemen laba.

3. Kepemilikan institusional terhadap manajemen laba.

4. Dewan komisaris terhadap manajemen laba.

5. Komite audit terhadap manajemen laba.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan rujukan atau referensi bagi peneliti selanjutnya yang akan meneliti mengenai akuntansi keuangan dan perilaku manajemen, khususnya dalam kajian tentang manajemen laba. Diharapkan juga dapat memberikan kontribusi terkait pengembangan teori yang harus ditelusuri lebih dalam mengenai faktor-faktor yang memengaruhi manajemen laba.

2. Manfaat Praktis

Bagi penulis penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan, wawasan serta informasi yang berkaitan dengan peranan perencanaan pajak, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, dewan komisaris, komite audit dan manajemen laba. selain itu, bagi perusahaan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk digunakan sebagai salah satu masukan dalam mengelola manajemen laba

(8)

agar penyelenggaraan operasional dalam perusahaan berjalan dengan baik.

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil angket SCAT tingkat kecemasan atlet hockey putra Kabupaten Gresik sebelum bertanding di PORPROV Jawa Timur V tahun 2015 di Banyuwangi berada pada

Objek kajian yang cukup jauh ke belakang serta minimnya data dan fakta yang ada membuat interpretasi menjadi sangat vital dan dibutuhkan keakuratan serta analisis yang

[r]

Performa kelinci yang diberi pakan berupa pelet lebih baik dibandingkan dengan kelinci yang diberi pakan berupa butiran atau mash , hal ini dikarenakan ternak tidak

Nilai tambah pengolahan limbah ternak sapi menjadi pupuk cair diperoleh dari pengurangan jumlah nilai produk sebesar RP.10.000,- harga bahan baku sebesar Rp.. 0,- dan

Penentuan dan pembagian tersebut diperuntukkan sesuai dengan keperluan dalam bidang pertambangan, seperti dalam hal penentuan wilayah usaha pertambangan, wilayah pertambangan

Penelitian yang dilakukan di sekolah SMP PAB 3 Saentis dengan tujuan untuk melihat gambaran secara umum mengenai hubungan antara kebiasaan menonton tayangan Si