• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Pendekatan interpretif yang dipakai dalam penelitian ini menggunakan fenomenologi dalam mengumpulkan dan menganalisis data. Fenomenologi digunakan karena peneliti ingin berupaya memahami hal-hal yang bersifat alami dan memberi tafsiran pada fenomena yang dilihat dari arti yang diberikan orang-orang kepadanya (Gumilang, 2016). Di sisi lain Kuswarno (2007) menjelaskan bahwa untuk mengungkap realitas sosial pemilihan jenis kualitatif sudah sangat sesuai, khususnya dalam komunikasi antar manusia. Selain itu pendekatan interpretatif dipilih karena peneliti berupaya untuk mencari penjelasan tentang peristiwa-peristiwa sosial atau budaya yang didasarkan pada perspektif dan pengalaman perilaku secara detil (Muslim, 2015) karena pendekatan interperetif juga memandang realitas sosial itu sesuatu yang dinamis, berproses dan penuh makna subjektif (Rahardjo, 2018). Lebih lanjut dikatakannya semua tindakan atau perilaku manusia bukan sesuatu yang otomatis dan mekanis atau tiba-tiba terjadi, melainkan suatu pilihan yang didalamnya terkandung suatu interpretasi dan pemaknaa karenanya setiap tindakan dan hasil karya manusia (dianggap) senantiasa sarat dan diilhami oleh corak kesadaran tertentu yang terbenam dalam sanubari atau dunia makna pelakunya. Selanjutnya, Anggraini (2017) mengatakan bahwa pendekatan interpretif berusaha menjelaskan dan menyelesaikan realitas sosial langsung dari sumber yang bersangkutan. Realitas sosial yang ditunjukkan oleh interaksi sosial yang secara esensial adalah dasar dari komunikasi, bukan saja menampakkan fenomena lambang atau bahasa yang digunakan, tetapi juga menampakkan komunikasi interpersonal di antara anggota-anggota sosial tersebut (Kuswarno, 2007).

Pendekatan interpretif berupaya untuk memahami gejala sosial yang dengan memosisikan individu sebagi makhluk yang aktif, dengan demikian pendekatan ini memiliki berbagai perspektif atau cara pandang yang yang berbeda bisa dari segi ilmu, cara berpikir, latar yang berbeda dan fokus yang berbeda sehingga menghasilkan perspektif yang berbeda yang memiliki kebenarannya sendiri yang dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan keilmuannya (Wijaya, 2013).

Di sisi lain Asih (2005) menjelaskan bahwa metode fenomenologi bertujuan untuk menelaah dan mendeskripsikan sebuah peristiwa sebagaimana fenomena tersebut dialami secara langsung oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari. Senada dengan Asih, Farida (2017)

(2)

mengungkapkan penelitian kualitatif dengan pendekatan fenomenologi dan di bawah paradigma interpretif tidak bertujuan untuk memprediksi (to predict) atau untuk menjelaskan (to explain), tetapi untuk memahami (to understand) secara mendalam dari objek penelitian. Oleh karena itu, penggunaan metode fenomenologi tersebut dimaksudkan karena peneliti ingin mengungkapkan pengalaman individu berbelanja online dalam kehidupan keseharian informan.

3.2 Teknik Pengumpulan Data

Data dalam penelitian ini dikumpulkan melalui: Observasi, dokumentasi dan wawancara (Kuswarno, 2007). Observasi dilakukan dengan melakukan pengamatan dilingkungan sekitar tempat tinggal secara non partisipan, artinya peneliti tidak perlu menjadi pelaku online shopping melainkan peneliti hanya mengamati informan yang sering melakukan belanja online. Pada tahap observasi ini pemilihan informan diawali dengan menghubungi salah satu teman akrab dan keluarga. Dari mereka kemudian peneliti memperoleh nama-nama informan lain yang sering membeli barang secara online, begitu seterusnya informan bertambah setelah menemukan informan sebelumnya. Prosedur seperti ini oleh Bungin (2017) disebut sebagai snow ball (prosedur bola salju). Berdasarkan prosedur bola salju ini akhirnya peneliti memperoleh sejumlah informan yang bersedia menceritakan pengalamannya dalam belanja secara online. Informan yang dipilih ialah teman, keluarga serta orang – orang yang pernah belanja online atau yang cukup sering melakukan transaksi pembelian produk secara online untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya seperti produk peralatan rumah tangga, pertukangan, fashion, dan kecantikan.

Tahapan berikunya adalah wawancara (Asih, 2005). Sebelum melakukan wawancara perlu dibuat panduan, agar wawancara yang dilakukan lebih terarah, namun panduan ini tidak dibacakan atau disampaikan kepada informan. Wawancara seharusnya dilakukan dalam suasana santai dan akrab, ibaratnya dua orang sahabat yang sedang “ngobrol”. Pertanyaan yang diajukan kepada informan bersifat terbuka, artinya tidak ada batasan yang diberikan kepada informan untuk menjawab pertanyaan yang diajukan, sehingga informan dapat menjawab dengan bebas tanpa ada invensi atau arahan dari peneliti (Sakti, 2016). Pertanyaan juga dapat diubah sesuai dengan kebutuhan dan kondisi saat wawancara (Auliyah, 2014). Lebih lanjut dikatakannya bahwa hasil wawancara tersebut di analisis dan di jadikan bukti-bukti guna mendukung kebenaran dalam suatu pandangan mengenai alasan interprestasi objek terhadap fenomena. Pada tahap wawancara ini informan yang terpilih terlebih dahulu di ajak ngobrol santai via chatting lewat applikasi whatsapp

(3)

dan massanger, sebelum dilakukan proses wawancara agar peneliti bisa akrab dan dekat dengan informan. Hal itu dilakukan peneliti tergantung kebutuhan manakala informan tidak punya waktu untuk di temui namun bersedia dikontak melalui telepon juga sms, maka peneliti dapat melakukan wawancara dengan teknik tersebut (Lorita, 2013). Kemudian proses wawancara di lakukan dengan berbagai waktu, tempat dan ketersediaan informan sehingga proses wawancara dilakukan lebih dari satu kali selama beberapa hari.

Selanjutnya, dokumentasi dilakukan dengan cara merekam melalui alat perekam audio (tape record) dan perekam gambar (handycam) (Kuswarno, 2007). Pada tahapan dokumentasi dalam penelitian ini karena peneliti dan informan tidak dapat bertemu secara langsung sehingga alat dokumentasi menggunakan screenshoot hasil percakapan antara informan dan peneliti, sebelum dilakukan proses wawancara peneliti meminta izin untuk merekam semua percakapan sebagai data. kemudian hasil dari percakapan tersebut ditranskipkan ke dalam bentuk tulisan.

Selanjutnya dapat dibuatkan rekapitulasi data per topik temuan untuk memudahkan proses penulisan dan pencocokan hasil temuan dari penelitian tersebut.

3.3 Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam fenomenologi adalah noema, epoche, noesis, intentional analysis, dan eidetic reduksi (Farida, 2017). Noema adalah pernyataan obyektif dari pelaku atau pengalaman sebagai realitas (Sudarsyah, 2013). Senada dengan Sudarsyah, Farida (2017) juga mengatakan bahwa noema pada penelitian yaitu ungkapan awal yang disampaikan oleh informan penelitian. Pada proses ini saya meminta pendapat, pemahaman atau ungkapan awal yang disampaikan oleh informan terkait fenomena dari belanja online. Lebih lanjut di katakanya bahwa noema ini yang nantinya di jadikan dasar untuk mengupas dan menggali informasi selanjutnya melalui epoche. Amal (2019) dan Hasbiansyah (2008) mengatakan bahwa Epoche merupakan cara pandang lain yang baru dalam melihat sesuatu untuk mencapai esensi fenomena dengan menunda putusan lebih dahulu. Jadi, Epoche adalah langkah awal untuk “memurnikan”

objek dari pengalaman dan prasangka awal (Kurnia, 2017). Tahapan epoche pada penelitian ini, peneliti mencoba memahami ungkapan awal yang disampaikan informan melalui tahapan (noema) dengan menunda putusan atau mengambil kesimpulan tentang fenomena belanja online yang tengah marak di kalangan masyarakat.

(4)

Selanjutnya dilakukan bracketing, di mana peneliti harus mampu memahami dan menangkap arti bahwa fenomena yang tampil dalam kesadaran adalah benar-benar natural tanpa dicampuri oleh presupposisi pengamat (Amal, 2019). Bracketing bertujuan untuk membantu peneliti memahami fenomena apa adanya, dilakukan sampai peneliti mengumpulkan dan menganalisis data (Asih, 2005) dengan mengurangi dan menunda penilaian terhadap sesuatu (Hasbiansyah, 2008). Pada tahapan bracketing peneliti berusaha memahami fenomena dan kondisi yang sebenarnya terjadi kepada informan terkait fenomena belanja online dengan menunda penilaian atau mengambil kesimpulan terkait fenomena tersebut, peneliti mencoba terus mengalih informasi kepada informan sampai dengan menemukan jawaban yang jenuh artinya pertanyaan yang diajukan jawabannya sama antara informan yang satu dengan lainnya, hal ini dilakukan sampai peneliti mengumpulkan dan menganalisis data tersebut. Setelah dilakukan

Setelah bracketing selanjutnya noesis. Noesis adalah refleksi subyektif (kesadaran) dari pernyataan yang obyektif sehingga realitas itu apa adanya, kita tidak mempunyai ide apa pun mengenai realitas (pernyataan yang obyektif) (Sudarsyah, 2013). Noesis pada penelitian ini merupakan kesadaran murni yang disampaikan melalui tahapan epoche (Farida, 2017). Noesis pada penelitian ini yaitu pendapat yang disampaikan oleh informan secara sadar dan lebih mendalam tentang fenomena belanja online. Peneliti menjadi pendengar yang baik untuk informasi yang akan disampaikan oleh informan, jadi semakin dalam noema yang disampaikan maka akan menghasilkan noesis yang jelas sehingga peneliti harus lebih memahami dan mengerti ungkapan- ungkapan awal yang disampaikan oleh informan.

Berikutnya dilakukan Intentional Analysis, peneliti melakukan pemahaman lanjutan untuk mengetahui bagaimana noema bisa membentuk noesis (Puspita & Kusumaningtyas, 2018). Pada penelitian ini intentional analysis merupakan pemahaman lanjutan dari peneliti terkait informasi yang disampaikan oleh informan tentang fenomena belanja online. Setelah intentional analysis peneliti melakukan Reduksi eidetic yang merupakan proses penggabungan ide dari keseluruhan proses pemaknaan yang telah dilakukan, bisa juga dikatakan bahwa reduksi eidetic adalah gagasan yang mendasari keseluruhan kesadaran terdalam informan penelitian (Farida, 2017). Reduksi eidetic pada penelitian ini adalah saat peneliti mencoba memberikan kesimpulan dari keseluruhan alasan, pendapat serta ide yang disampaikan oleh informan terkait fenomena belanja online.

(5)

Untuk memudahkan dalam pembahasan hasil penelitian ini, berikut peneliti gambarkan tahapan dalam melakukan penelitian mulai awal sampai dengan penyusunan laporan hasil penelitian, sebagaimana tampak pada gambar berikut ini.

Tahapan penelitian yang dilakukan : Mengamati informan

pelaku pembelian online disekitar lingkungan tempat

tinggal

Memilih Informan

Menghubungi informan yang dipilih melalui whatsapp dan massanger

Melakukan wawancara via whatsaap dan massanger

Mengumpulkan data hasil wawancara (Membuat

transkip wawancara)

Rekapitulasi data pertopik dari temuan

Analisis

Noema

Epoche

Noesis

Intentional Analysis

Eidetic Reduksi

Keputusan Belanja Secara Online

Referensi

Dokumen terkait

Sistem Damon menggunakan kekuatan atau gaya ortodonti yang tetap mempertahankan kekuatan atau gaya yang optimal pada Biozone, sehingga suplai darah pada periodonsium tidak

Ahmaddul Hadi, S.Pd, M.Kom 35 Alsri Windra Doni 1304505 Evaluasi Tata Kelola Teknologi Informasi Menggunakan Kerangka COBIT Pada Sistem1. Informasi Akademik Poltekkes Kemenkes

Berdasarkan hasil pengujian dengan menggunakan analisis SEM untuk menguji pengaruh kualitas produk dan harga terhadap kepuasan pelanggan dalam meningkatkan loyalitas

Para ulama terjadi saling menghasut satu sama lain dan mementingkan diri Para ulama terjadi saling menghasut satu sama lain dan mementingkan diri sendiri yang

Adapun tugas dan wewenang Komisi Pemilihan Umum Kota Padangsidimpuan dalam penyelenggaraan Pemilu Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah dan

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa penga- ruh strategi resource-based berpengaruh signifikan terhadap keunggulan bersaing, tetapi dengan adanya orientasi kewirausahaan

 Mendiskusikan bagaimana cara memperbaiki kesalahan-kesalahan yang sering dilakukan saat melakukan gerak dasar dalam renang gaya bebas (latihan teknik

Sebab-sebab konflik peran ganda adalah karena : kuatnya peran tradisional wanita sebagai ibu rumah tangga (traditional role), tuntutan diri sendiri untuk sempurna di