3. METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan menggunakan data berupa angka yang akan diolah dan dianalisis untuk mendapatkan informasi ilmiah dibalik angka-angka tersebut (Martono, 2010). Secara spesifik menggunakan penelitian deskriptif yang bertujuan untuk menggambarkan hal-hal penting pada sekelompok data, untuk memahami pola data (Santoso, 2010) yang akan menjelaskan pola kinerja dari suatu Reksadana Saham sehingga didapatkan kesimpulan terkait konsistensi kinerja suatu Reksadana Saham
3.2. Gambaran Populasi dan Sampel 3.2.1. Populasi
Populasi merupakan keseluruhan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian, atau keseluruhan unit atau individu dalam ruang lingkup yang akan diteliti (Martono, 2010). Dalam penelitian ini populasinya adalah semua Reksadana Saham yang terdaftar di BAPEPAM.
3.2.2. Sampel
Menurut Martono (2010), sampel merupakan bagian dari populasi yang memiliki ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti atau anggota populasi yang dipilih dengan menggunakan prosedur tertentu sehingga diharapkan dapat mewakili populasi. Teknik pengambilan sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah non-probability sampling. Teknik ini tidak memberikan peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Secara spesifik akan menggunakan teknik purposive sampling yang penentuan sampelnya berdasarkan pertimbangan atau persyaratan tertentu (Martono, 2010). Adapun persyaratan dalam penelitian ini, yaitu :
- Reksadana Saham yang menyediakan data NAB tiap akhir bulan dengan periode tahun 2008 hingga 2012 yang didapatkan dari www.portalreksadana.com
- Reksadana Saham yang perubahan tingkat NAB/unit setiap akhir bulan dari Januari 2008 hingga Desember 2012 sebagian besar tidak sama dengan 0 (nol)
3.3. Jenis dan Sumber Data
Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kuantitatif dengan sumber data yang dikumpulkan dari data sekunder yaitu :
- www.portalreksadana.com
Melalui sumber ini peneliti mendapat data Nilai Aktiva Bersih dari Reksadana Saham yang ada di Indonesia periode 2008-2012
- www.yahoo.finance.com
Melalui sumber ini peneliti mendapat data Indeks Harga Saham Gabungan di Indonesia periode 2008-2012
- www.idx.co.id
Melalui sumber ini peneliti mendapat data indeks LQ-45 di Indonesia periode 2008-2012
- www.bi.go.id
Melalui sumber ini peneliti mendapat data tingkat suku bunga Bank Indonesia periode 2008-2012
3.4. Metode dan Prosedur Pengumpulan Data
Jenis data yang akan digunakan adalah data sekunder yaitu data yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah:
1. Penelitian pustaka yang dilakukan dengan cara mengumpulkan buku literatur dan artikel yang berhubungan dengan penulisan penelitian ini untuk memperoleh landasan dasar teori dan teknik analisa data dari perpustakaan dan internet.
2. Mengumpulkan Nilai Aktiva Bersih atas Reksadana Saham tiap akhir bulan sebagai return Reksadana Saham dalam periode 2008-2012 yang diperoleh dari www.portalreksadana.com
3. Mengumpulkan data harga penutupan IHSG tiap akhir bulan sebagai return pasar dalam periode 2008-2012 diperoleh dari www.finance.yahoo.com 4. Mengumpulkan data harga penutupan indeks LQ-45 tiap akhir bulan sebagai
return pasar dalam periode 2008-2012 diperoleh dari www.idx.co.id
5. Mengumpulkan data tingkat suku bunga dari BI rate tahunan tiap bulan dalam periode 2008-2012 sebagai tingkat return dari aset bebas risiko diperoleh dari www.bi.go.id.
3.5. Definisi Operasional
Definisi operasional merupakan proses yang menunjuk pada pendefinisian konsep yang masih abstrak menjadi sebuah konsep yang mudah diobservasi atau bersifat empiris (Martono, 2010)
3.5.1. Konsep : Return Reksadana Saham
Definisi operasional: Ukuran peningkatan atau penurunan NAB/unit dinyatakan sebagai pecahan dari NAB/unit di periode awal investasi Indikator empirik :
𝑅
𝑖 𝑡=
𝑁𝐴𝐵/𝑢𝑛𝑖𝑡𝑖 𝑡− 𝑁𝐴𝐵/𝑢𝑛𝑖𝑡𝑖 𝑡−1𝑁𝐴𝐵/𝑢𝑛𝑖𝑡𝑖 𝑡−1
Rit = Return Reksadana Saham periode bulanan
NAB/unit it = Nilai Aktiva Bersih per unit Reksadana Saham produk i pada akhir bulan
NAB/unit i t-1 = Nilai Aktiva Bersih per unit Reksadana Saham produk i pada akhir bulan di bulan sebelumnya
3.5.2. Konsep : Reksadana Saham
Definisi operasional: Reksadana yang mengalokasikan ke dalam portofolio minimum 80 persen dari total investasinya pada efek saham sebagai portofolionya
(3.1)
Indikator empirik : proporsi portofolio pada efek saham ≥ 80%
3.5.3. Konsep : Market Return
Definisi Operasional: Ukuran peningkatan atau penurunan harga dari keseluruhan pasar seperti pasar saham atau pasar obligasi
Indikator empirik :
𝑅
𝑚=
𝑃𝑡−𝑃𝑡−1𝑃𝑡−1
R m = Market Return
𝑃𝑡 = Harga pada pasar di periode t Pt-1 = Harga pada pasar di periode t-1
3.5.4. Konsep : Sharpe Ratio
Definisi operasional: Ukuran risk adjusted dimana perhitungannya menggunakan standar deviasi dan excess return untuk menentukan imbal hasil per unit risiko. Semakin besar nilai Sharpe Ratio, semakin baik kinerja risk adjusted dari reksadana
Indikator empirik :
𝑆𝑖 =
𝑅𝑖̅̅̅−𝑅𝐹𝑅𝜎𝑖
Si = Sharpe ratio reksadana saham produk i
𝑅𝑖̅̅̅ = Rata-rata return bulanan reksadana saham produk i RFR = Tingkat return dari aset bebas risiko
σi = Standar deviasi reksadana saham produk i
3.5.5. Konsep : Treynor Ratio
Definisi operasional : Ukuran excess return portofolio per unit risiko atau tingkat imbal hasil portofolio dikurangi tingkat bebas risiko yang kemudian dibagi dengan beta portofolio. Pengukuran ini mirip dengan Sharpe Ratio kecuali ukuran risiko yang digunakan adalah beta portofolio. Pengukuran ini berguna untuk memperkirakan excess return dari setiap unit risiko sistematis.
(3.2)
(3.3)
Indikator empirik :
𝑇𝑖 =
𝑅𝑖−𝑅𝐹𝑅𝛽𝑖
Ti = Treynor Ratio Reksadana Saham produk i
𝑅𝑖 = Rata-rata return bulanan Reksadana Saham produk i RFR = Tingkat return dari aset bebas risiko
𝛽𝑖 = Risiko sistematis (beta) Reksadana Saham produk i
3.5.6. Konsep : Jensen Alpha
Definisi operasional: sama halnya dengan metode Treynor, Jensen menggunakan faktor beta dalam mengukur kinerja investasi suatu portofolio yang didasarkan atas pengembangan Capital Asset Pricing Model (CAPM)
Indikator empirik :
E(Rj) = RFR + 𝛽𝑗 [𝐸(𝑅𝑀) − 𝑅𝐹𝑅]
E(Rj) = Expected return pada portofolio j RFR = tingkat return dari asset bebas risiko
𝛽
𝑗=
Risiko sistematis (beta) Reksadana Saham produk j E(RM) = Expected return pada pasar3.5.7. Konsep : Standar Deviasi
Definisi operasional: mengukur keragaman dari distribusi variabel acak Indikator empirik :
𝜎
𝑖= √
∑𝑇𝑡=1(Rit− 𝑅𝑖̅̅̅)2𝑛
𝜎𝑖 = Standar deviasi reksadana saham produk i Rit = Return reksadana saham i periode t
𝑅𝑖̅̅̅ = Rata-rata return bulanan reksadana saham produk i n = Periode reksadana saham
(3.4)
(3.5)
(3.6)
3.5.8. Konsep : Beta Reksadana Saham
Definisi Operasional: adalah ukuran kuantitatif dari volatilitas saham, Reksadana atau portofolio terhadap pasar. Jika beta di atas 1 menunjukkan cenderung bervolatilitas dibandingkan pasar, dan juga sebaliknya jika beta di bawah 1 menunjukkan kurang bervolatilitas dibandingkan pasar
Indikator empirik :
𝛽
𝑖=
𝐶𝑂𝑉 𝑖,𝑀𝜎𝑀2
𝛽𝑖 = Beta Reksadana Saham produk i
COV i,M = Kovarian dari return tiap bulan Reksadana Saham produk i dengan return tiap bulan pasar M
σ2M = Varian dari return tiap bulan pasar M
3.6. Teknik Analisa Data
Adapun teknik analisa data yang dilakukan di dalam penelitian adalah:
3.6.1. Mengumpulkan Data Penelitian
a) Mengumpulkan data NAB/unit akhir bulan dari Reksadana Saham yang terdaftar mulai dari tahun 2008-2012 yang diperoleh dari www.portalreksadana.com
b) Mengumpulkan harga penutupan (closing price) Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) setiap akhir bulan selama tahun 2008-2012 dari www.finance.yahoo.com
c) Mengumpulkan harga penutupan (closing price) indeks LQ-45 setiap akhir bulan selama tahun 2008-2012 dari www.idx.co.id
d) Mengumpulkan data BI rate tahunan tiap bulan dari tahun 2008-2012 dari www.bi.go.id
3.6.2. Menghitung Variabel-Variabel yang Ditentukan Penghitungan variabel ini antara lain:
a) Tahap pengukuran Sharpe Ratio
(3.7)
i) Menghitung return bulanan Reksadana Saham, IHSG, dan indeks LQ-45 periode 2008-2012 dengan merujuk pada persamaan (3.1) dan (3.2).
ii) Menghitung tingkat suku bunga bebas risiko dengan rata-rata aritmatika dari BI rate bulanan yang telah dikumpulkan.
iii) Menghitung standar deviasi dari tiap Reksadana Saham, IHSG, dan indeks LQ-45 selama Januari 2008 hingga Desember 2012 dengan merujuk pada persamaan (3.6).
iv) Menghitung Sharpe Ratio dari tiap Reksadana Saham periode 2008-2012 dengan merujuk pada persamaan (3.3).
v) Menghitung Sharpe Ratio dari IHSG periode 2008-2012 merujuk pada persamaan (3.3).
vi) Menghitung Sharpe Ratio dari indeks LQ-45 periode 2008-2012 merujuk pada persamaan (3.3)
vii) Menghitung selisih Sharpe Ratio tiap return Reksadana Saham dengan Sharpe Ratio return IHSG untuk mengetahui apakah kinerja Reksadana saham outperform atau underperform terhadap IHSG
viii) Menghitung selisih Sharpe Ratio tiap return Reksadana Saham dengan Sharpe Ratio return indeks LQ-45 untuk mengetahui apakah kinerja Reksadana saham outperform atau underperform terhadap indeks LQ-45
ix) Memberi label pada hasil kinerja Reksadana Saham yaitu label
“1” untuk kinerja outperform dan label “0” untuk kinerja underperform terhadap pasar (IHSG dan indeks LQ-45)
b) Tahap pengukuran Treynor Ratio
i) Menghitung return bulanan Reksadana Saham, IHSG, dan indeks LQ-45 periode 2008-2012 dengan merujuk pada persamaan (3.1) dan (3.2).
ii) Menghitung tingkat suku bunga bebas risiko dengan rata-rata aritmatika dari BI rate bulanan yang telah dikumpulkan.
iii) Menghitung beta dari tiap Reksadana Saham, IHSG, dan indeks LQ-45 selama Januari 2008 hingga Desember 2012 dengan merujuk pada persamaan (3.7)
iv) Menghitung Treynor Ratio dari tiap Reksadana Saham periode 2008-2012 dengan merujuk pada persamaan (3.4).
v) Menghitung Treynor Ratio dari IHSG periode 2008-2012 merujuk pada persamaan (3.4)
vi) Menghitung Treynor Ratio dari indeks LQ-45 periode 2008-2012 merujuk pada persamaan (3.4)
vii) Menghitung selisih Treynor Ratio tiap return Reksadana Saham dengan Treynor ratio return IHSG untuk mengetahui apakah kinerja Reksadana Saham outperform atau underperform terhadap IHSG
viii) Menghitung selisih Treynor Ratio tiap return Reksadana Saham dengan Treynor ratio return indeks LQ-45 untuk mengetahui apakah kinerja Reksadana Saham outperform atau underperform terhadap indeks LQ-45
ix) Memberi label pada hasil kinerja Reksadana Saham yaitu label
“1” untuk kinerja outperform dan label “0” untuk kinerja underperform terhadap pasar (IHSG dan indeks LQ-45)
c. Tahap pengukuran Jensen Alpha
i. Menghitung return bulanan Reksadana Saham, IHSG, dan indeks LQ-45 periode 2008-2012 dengan merujuk pada persamaan (3.1) dan (3.2).
ii. Menghitung tingkat suku bunga bebas risiko dengan rata-rata aritmatika dari BI rate bulanan yang telah dikumpulkan.
iii. Menghitung beta dari tiap Reksadana Saham, IHSG, dan indeks LQ-45 selama Januari 2008 hingga Desember 2012 dengan merujuk pada persamaan (3.7)
iv. Menghitung return dari pasar (IHSG dan indeks LQ-45) periode 2008-2012 dengan merujuk pada persamaan (3.2).
v. Menghitung Jensen Alpha dari tiap Reksadana Saham periode 2008-2012 dengan merujuk pada persamaan (3.5).
vi. Menghitung Jensen Alpha dari IHSG periode 2008-2012 dengan merujuk pada persamaan (3.5).
vii. Menghitung Jensen Alpha dari indeks LQ-45 periode 2008-2012 dengan merujuk pada persamaan (3.5)
viii. Menghitung selisih Jensen Alpha tiap return Reksadana Saham dengan Jensen Alpha return IHSG untuk mengetahui apakah kinerja Reksadana Saham outperform atau underperform terhadap IHSG
ix. Menghitung selisih Jensen Alpha tiap return Reksadana Saham dengan Jensen Alpha return indeks LQ-45 untuk mengetahui apakah kinerja Reksadana Saham outperform atau underperform terhadap indeks LQ-45
x. Memberi label pada hasil kinerja Reksadana saham yaitu label
“1” untuk kinerja outperform dan label “0” untuk kinerja underperform bila dibandingkan pasar (IHSG dan indeks LQ-45)
3.6.3. Menguji Hipotesis Penelitian
Tahap pengukuran konsistensi kinerja akan menggunakan uji statistik yaitu Chi Square yang dinotasikan sebagai berikut:
𝜒2 =
[
∑(𝐹𝑜−𝐹𝑒)2𝐹𝑒
]
Langkah pengujian menggunakan SPSS:
i) Chi Square
1. Menentukan hipotesa
H0 : χ = 0 yang berarti tidak terdapat konsistensi kinerja Reksadana Saham
H1 : χ ≠ 0yang berarti terdapat konsistensi kinerja Reksadana Saham 2. Menetapkan level signifikansi α = 5%
3. Melakukan pengujian menggunakan program SPSS 19.00 4. Menentukan kriteria uji asumsi sebagai berikut:
(3.8)
(a) Gagal tolak H0, jika p value > α (b) Tolak H0, jika p value < α 5. Melakukan interpretasi:
Menginterpretasikan apakah kinerja Reksadana Saham menunjukkan kekonsistenan dari hasil output SPSS.