• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS USAHA PENGOLAHAN RAJUNGAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS USAHA PENGOLAHAN RAJUNGAN"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS USAHA PENGOLAHAN RAJUNGAN (Portunus Pelagicus) DI KELURAHAN PUNDATA BAJI KECAMATAN LABAKKANG

KABUPATEN PANGKEP

(Studi Kasus Pada UKM Mini Plant Bawasalo)

TUGAS AKHIR

Oleh:

RAHMAWATI 14 22 050 605

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS PERIKANAN JURUSAN AGRIBISNIS

POLITEKNIK PERTANIAN NEGERI PANGKEP

2017

(2)
(3)
(4)

PERNYATAAN

Dengan ini penulis menyatakan bahwa dalam tugas akhir ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar Ahli Madya di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Pangkep, Juni 2017 Yang menyatakan,

Rahmawati

(5)

KATA PENGANTAR

Assalamu alaikum Wr. Wb.

Segala puji bagi ALLAH SWT, penguasa setiap hembus nafas, pemilik jiwa yang penuh cinta, Tuhan yang teramat sayang pada hamba-hamba. Dia jadikan hamba sebagai ujian bagi hamba lainnya, Dia jadikan pula penolong bagi lainnya. Keselamatan dan keberkahan semoga selalu terlimpah, tercurah, kepada manusia terkasih, Muhammad bin Abdullah, yang selalu mengajari kita agar amanah dalam bekerja, semangat berkorban dalam berkarya, cinta dalam berusaha, semoga kesemuanya itu dapat mengilhami kita dalam menegakan syiar ISLAM, Amin.

Ucapan terima kasih dengan bangga penulis persembahkan kepada kedua orang tua Bapak Abd. Rahman Daeng Ngago Ibu Kamariah (alm) dan Ibu Nurhayati yang telah membesarkan, menyayangi dan mencintai, mendukung, memotivasi, memfasilitasi, dan mengontrol serta senantiasa mendoakan penulis hingga dapat menyelesaikan tugas akhir yang berjudul “Analisis Usaha Pengolahan Rajungan di Kelurahan Pundata Baji Kecamatan Labakkang Kabupaten Pangkep (Studi Kasus Pada UKM Mini Plant Bawasalo)”. Semoga Allah SWT membalas segala ketulusan yang telah diberikan. Ucapan terima kasih juga penulis tujukan kepada:

1. Dr. Ir. H. Darmawan, MP selaku Direktur Politeknik Pertanian Negeri Pangkep.

2. Dr. Nur Alam Kasim, S.Pi, M.Si selaku Ketua Jurusan Agribisnis Perikanan.

3. Bapak Daeng Maro beserta karyawan Usaha Pengolahan Rajungan Mini Plant Bawasalo yang telah membantu melayani dengan baik dan memberikan data informasi bagi penulis dalam melakukan penelitian.

(6)

4. Ilyas, S. Kom., selaku pembimbing I dan Warnika Febri Astanty, SE., M.Si selaku pembimbing II yang telah dengan sabar, tekun, dalam membimbing dan memotivasi dalam penyusunan tugas akhir penulis.

5. Ratnawati SE., M.Si Selaku Penguji I dan Hj. Aisyah, SE.Ak., M.Si Selaku Penguji II yang telah senantiasa memberikan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan tugas akhir ini.

6. Pegawai dan teknisi Jurusan Agribisnis Perikanan yang telah banyak membantu mahasiswa.

7. Sahabat serta teman-teman dari jurusan Agribisnis Perikanan khususnya angkatan XXVII yang ikut membantu dan menyelesaikan Tugas akhir penulis.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan maupun penyusunannya masih jauh dari sempurna, maka dari itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan demi perbaikan kedepannya. Akhinya, penulis berharap semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi kita semua Amin

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Pangkep, Juni 2017

Rahmawati

(7)

DAFTAR ISI

Hal.

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PENGESAHAN ... ii

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN... x

INTISARI ... xi

ABSTRACT ... xii

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah... 2

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Manfaat Penelitian ... 3

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI 2.1 Deskripsi dan Klasifikasi Rajungan (Portunus Pelagicus) ... 4

2.2 Morfologi Rajungan (Portunus Pelagicus) ... 5

2.3 Proses Pengolahan Rajungan ... 7

2.4 Analisis Keuntungan Usaha... 8

2.5 Analisis Kelayakan Usaha ... 12

2.6 Kerangka Pikir ... 14

(8)

BAB III. METODE KEGIATAN

3.1 Waktu dan Tempat ... 16

3.2 Jenis dan Sumber Data ... 16

3.3 Metode Pengumpulan Data ... 16

3.4 Metode Analisis Data ... 17

3.5 Definisi Operasional dan Batasan Variabel ... 18

BAB IV. KEADAAN UMUM PERUSAHAAN 4.1 Sejarah dan Perkembangan Usaha Pengolahan Rajungan UKM Mini Plant Bawasalo ... 20

4.2 Struktur Organisasi ... 21

4.3 Fasilitas Perusahaan... 22

4.4 Proses Produksi Di Mini Plant ... 23

BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN 5.1 Keuntungan Usaha Pengolahan Rajungan (Portunus Pelagicus) Pada UKM Mini Plant Bawasalo ... 25

5.2 Analis Kelayakan Usaha Pengolahan Rajungan (Portunus Pelagicus) Pada UKM Mini Plant Bawasalo ... 29

BAB VI. PENUTUP 6.1 Kesimpulan ... 33

6.2 Saran ... 34

DAFTAR PUSTAKA ... 35

LAMPIRAN ... 37

(9)

DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar.1. Rajungan Betina dan Jantan... 4

Gambar.2. Bagian-bagian rajungan (Portunus Pelagicus) ... 6

Gambar.3. Letak Daging Rajugan ... 7

Gambar.4. Kerangka Pikir ... 15

Gambar.5. Diagram Alur Tahapan Proses Produksi Pengolahan Rajungan di Mini Plant ... 24

(10)

DAFTAR LAMPIRAN

Hal Lampiran 1. Gambar.6. Struktur Organisasi Usaha Pengolahan Rajungan

UKM Mini Plant Bawasalo ... 38

Lampiran 2 Tabel 1. Biaya Investasi UKM Mini Plant Bawasalo ... 39

Lampiran 3. Tabel 2. Biaya Tetap UKM Mini Plant Bawasalo ... 40

Lampiran 4. Tabel 3. Biaya Variabel UKM Mini Plant Bawasalo ... 41

Lampiran 5. Tabel 4. Biaya Penyusutan UKM Mini Plant Bawasalo ... 42

Lampiran 6. Dokumentasi Penelitian ... 43

Lampiran 7. Daftar Riwayat Hidup ... 46

(11)

INTISARI

RAHMAWATI, 1422050605. Analisis Usaha Pengolahan Rajungan (Portunus Pelagicus) Di Kelurahan Pundata Baji Kecamatan Labakkang Kabupaten Pangkep

(Studi Kasus Pada UKM Mini Plant Bawasalo). Bimbingan Ilyas dan Warnika Febri Astanty.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis keuntungan dan kelayakan usaha pengolahan rajungan pada UKM Mini Plant Bawasalo di Kelurahan Pundata Baji Kecamatan Labakkang Kabupaten Pangkep. Penelitian ini dilaksanakanm kurang lebih 3 bulan, mulai Juni - Agustus 2017. Penelitian ini adalah Studi kasus sehingga pemilik usaha pengolahan rajungan pada UKM Mini Plant Bawasalo memperoleh informasi sesuai yang dibutuhkan oleh peneliti.

Data yang diperoleh dianalisis menggunakan analisis keuntungan 𝜋 = TR − TC dan untuk mengetahui kelayakan usaha menggunakan rumus RC/ rasio, Break Event Point dan Payback Periode. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keuntungan yang dipeoleh sebesar Rp. 107.819.098/bulan. Nlai R/C rasio sebesar 1,19 dan nilai Break Event Point produksi sebanyak 983,07 unit dan Break Event Point harga sebesar Rp. 229.886.340,- /kg nilai, nilai Payback Periode yang di dapat sebesar 32. Dengan demikian bahwa UKM Mini Plant Bawasalo di Kelurahan Pundata Baji Kecamatan Labakkang Kabupaten Pangkep menguntungkan dan layak di kembangkan.

Kata Kunci: Analisis Usaha Rajungan

(12)

ABSTRACT

RAHMAWATI, 1422050605. The Business Analyze Processing of Crab (Portunus Pelagicus) at Pundata Baji Village kecatamatan Labakkang kabupaten of

Pangkep (Case Study in UKM Mini Plant Bawasalo). Supervised by Ilyas and Warnika Febri Astanty.

This study aimed to analyze the advantages and feasibility of crab processing in UKM Mini Plant Bawasalo in Pundata Baji village kecamatan Labakkang kabupaten of Pangkep. Which is held approximatelly in 3 months, from June to August 2017. This study was a case study so of processing of crab business in the UKM Mini Plant Bawasalo used as a source to obtain the appropriate information required by researchers.

The data obtained were by using profit analyze π = TR-TC and to know business feasibility by using R/C ratio, forward Break Event Point and Payback Period. The results of this study was indicated that the profit earned was Rp. 107.819.098 / month. Nlai R/C ratio of 1.19 and the value of Break Event Point production of 983.07 units and Break Event Point price of Rp. 229.886.340,- /kg value, the value of Payback Period can be at 32. Thus, UKM Mini Plant Bawasalo in Pundata Baji village kecamatan Labakkang kabupaten of Pangkep is profitable and feasible to be developed.

Keywords: Business Analyze Of Crab

(13)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Wilayah Indonesia terdiri dari pulau-pulau yang dihubungkan oleh perairan, baik oleh laut maupun selat. Indonesia memiliki 17.508 pulau yang tersebar dari ujung Barat Indonesia sampai dengan Timur Indonesia, dengan panjang pantai sekitar 95.181 km2 serta memiliki hak pengelolaan sumberdaya hayati dan non hayati yang terkandung di dalamnya sampai 200 mil dari pulau terluar (Kepmen Perikanan dan Kelautan, 2011).

Rajungan merupakan salah satu jenis komoditas yang potensial untuk dikembangkan mengingat harganya yang cukup mahal atau bernilai ekonomis.

Rajungan atau ketam yang dikenal dengan nama ilmiah yaitu Portunus Pelagicus mempunyai kandungan gizi yang tinggi. Rajungan juga banyak digemari oleh masyarakat karena rasanya yang enak dan gurih. Hal inilah yang membuat rajungan dijadikan sebagai salah satu komoditas ekspor yang mana permintaan dari tahun ketahun meningkat (Sulistiono et al, 2009).

Pengolahan rajungan skala pengusaha miniplant merupakan sebuah usaha skala kecil-menengah yang memanfaatkan rajungan sebagai input produksi utamanya. Input rajungan dari miniplant sendiri didapat langsung dari nelayan seluruh Indonesia karena jumlah rajungan yang dibutuhkan sangat banyak dan tentunya dengan harga yang murah untuk mengurangi biaya produksi. Pengolahan rajungan skala miniplant memiliki beberapa tahap pengolahan.

(14)

Tahapan pengolahan rajungan skala mini plant yaitu penerimaan rajungan mentah dari nelayan, pencucian, pengukusan, hingga pengupasan. Pengupasan rajungan memerlukan teknik khusus yang hanya bisa dilakukan pekerja yang terampil dan terlatih.

Usaha pengolahan rajungan membutuhkan biaya bahan baku bersifat fluktuatif, sesuai dengan jumlah yang tersedia dari nelayan penangkap dan harga penjualan rajungan tergantung dari kualitas olahan rajungan. Berdasarkan latar belakang tersebut maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan mengambil judul Analisis Usaha Pengolahan Rajungan (Portunus Pelagicus) Di Kelurahan Pundata Baji Kecamatan Labakkang Kabupaten Pangkep (Studi Kasus Pada UKM Mini Plant Bawasalo).

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah yang akan dibahas, yaitu:

1. Berapa keuntungan usaha pengolahan rajungan pada UKM mini plant bawasalo dalam satu bulan?

2. Bagaimanakah kelayakan usaha pengolahan rajungan pada UKM Mini Plant Bawasalo dengan melihat R/C Rasio, Break Event Point (BEP), dan Payback Periode (PP)?

(15)

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai penelitian ini adalah

1. Untuk mengetahui keuntungan usaha pengolahan rajungan pada UKM Mini Plant Bawasalo

2. Untuk menganalisis kelayakan usaha pengolahan pada UKM Mini plant Bawasalo dengan menggunakan R/C Rasio, Break Event Point (BEP), dan Payback Periode (PP).

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi penulis, selain sebagai bahan masukan juga merupakan pengalaman yang dapat menambah pengetahuan penulis khususnya mengenai dunia perikanan dan dapat mengaplikasikan dikemudian hari.

2. Bagi UKM Mini Plant Bawasalo, dapat menjadi salah satu sumbangan pemikiran dan informasi dalam meningkatkan usahanya dan dapat mengembangan perusahaan.

3. Bagi Kampus, dapat menambah sarana informasi dan referensi bagi mahasiswa pada khususnya dan sebagai bahan bacaan ilmiah di perpustakaan pada umumnya.

(16)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Deskripsi dan Klasifikasi Rajungan (Portunus Pelagicus)

Portunus pelagicus (Rajungan) adalah hewan yang hidup pada habitat yang beranekaragam misalnya pantai dengan dasar yang berpasir, lumpur, dan dilaut terbuka. Dalam keadaan biasa, rajungan hidup dengan berdiam di dasar laut sampai kedalaman lebih dari 65 m, tetapi sesekali dapat juga terlihat berenang dekat kepermukaan laut (Romimohtarto, 2001).

Klasifikasi rajungan menurut Mirzads (2009) sebagai berikut:

Filum : Arthropoda

Kelas : Crustacea

Sub kelas : Malacostraca

Ordo : Eucaridae

Sub ordo : Decapoda Famili : Portunidae Genus : Portunus

Spesies : Portunus pelagis ♂ dan Portunus trituberculatus ♀

Gambar.1. Rajungan betina dan jantan

(17)

2.2 Morfologi Rajungan (Portunus Pelagicus)

Secara umum morfologi rajungan berbeda dengan kepiting bakau, dimana rajungan (Portunus pelagicus) memiliki bentuk tubuh yang lebih ramping dengan capit yang lebih panjang dan memiliki berbagai warna yang menarik pada karapasnya. Duri akhir pada kedua sisi karapas relatif lebih panjang dan lebih runcing. Rajungan hanya hidup pada lingkungan air laut dan tidak dapat hidup pada kondisi tanpa air. Bila kepiting hidup di perairan payau, seperti di hutan bakau atau di pematang tambak, rajungan hidup di dalam laut. Rajungan memang tergolong hewan yang bermukim di dasar laut, tapi malam hari suka naik kepermukaan untuk cari makan. Makanya rajungan disebut juga “Swimming crab”

atau kepiting yang bisa berenang. (Wordpress,2010).

Induk rajungan mempunyai capit yang lebih panjang dari kepiting bakau, dan karapasnya memiliki duri sebanyak 9 buah yang yang terdapat pada sebelah kanan kiri mata. Bobot rajungan dapat mencapai 400 gram, dengan ukuran karapas sekitar 300 mm (12 inchi), rajungan bisa mencapai panjang 18 cm, capitnya kokoh, panjang dan berduri-duri. Rajungan mempunyai karapas berbentuk bulat pipih dengan warna yang sangat menarik. Ukuran karapas lebih besar kearah samping dengan permukaan yang tidak terlalu jelas pembagian daerahnya. Sebelah kiri dan kanan karapasnya terdapat duri besar, jumlah duri sisi belakang matanya sebanyak 9, 6, 5 atau 4 dan antara matanya terdapat 4 buah duri besar (Wordpress,2010).

(18)

Gambar. 2. Bagian-bagian rajungan (Portunus pelagicus) Keterangan :

1. Capit 2. Kaki jalan 4. Karapas 7. Duri akhir 1a. Daktilus 3. Kaki renang 5. Mata 8. Lebar karapas 1b. Propadus 3a. Merus 6. Antena

Beberapa ciri untuk membedakan jenis kelamin rajungan (Portunus pelagicus) adalah warna bintik, ukuran dan warna capit dan apron atau bentuk abdomen.

Karapas betina berbintik warna abu-abu atau cokelat. Capitnya berwarna abu-abu atau cokelat dan lebih pendek dari jantan. Karapas jantan berwarna biru terang, dengan capit berwarna biru. Apron jantan berbentuk T. Pada betina muda yang belum dewasa, apron berbentuk segitiga atau triangular dan melapisi badan, sedangkan pada betina dewasa, apron ini membundar secara melebar atau hampir semi-circular dan bebas dari ventral cangkang (FishSA, 2000).

(19)

2.3 Proses Pengolahan Rajungan

Pengolahan rajungan di kalangan masyarakat nelayan adalah merupakan salah satu rangkaian kegiatan dari proses kegiatan pengalengan rajungan. Prinsip dasar pengolahan produk perikanan adalah usaha untuk memanfaatkan produk perikanan sebaik-baiknya agar dapat digunakan semaksimal mungkin (Hadiwiyoto dalam Devananda 2007). Pengolahan bahan makanan dengan memanfaatkan panas merupakan salah satu cara yang telah dikembangkan untuk memperpanjang umur simpan bahan pangan dan menambah kelezatan makanan.

Pada proses pengupasan sudah dilakukan pemisahan berdasarkan klasifikasi jumbo, backfin special, claw meat, claw figer. Daging rajungan dari hasil pengupasan sebaiknya sesegera mungkin dalam waktu satu jam.

Daging rajungan dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis, pengelompokkan daging rajungan berdasarkan letaknya pada tubuh rajungan menurut Anonim 2007 dapat dilihat pada Gambar 2.1.4.

Gambar.3. Letak Daging Rajugan

(20)

1. Jumbo lump atau kolosal merupakan daging putih cerah. Terdiri dari dua daging besar yang tersambung pada kaki renang rajungan. Daging colossal biasanya berasal dari rajungan yang yang berukuran lebih besar dari pada daging jumbo lump.

2. Backfin (daging putih) yang merupakan jumbo kecil dan pecahan dari daging jumbo.

3. Special (daging putih) yang merupakan daging yang berada di sekitar badan yang berupa serpihan-serpihan.

4. Claw meat (daging merah) yang merupakan daging dari bagian kaki sampai capit dari rajungan.

5. Claw Finger (daging merah) yang merupakan bagian dari capit rajungan bersama dengan bagian shell yang dapat digerakkan.

2.4 Analisis Keuntungan Usaha

a. Biaya Produksi

Menurut Kusnadi (2006 : 168) bahwa biaya adalah manfaat yang dikorbankan dalam rangka memperoleh barang dan jasa. Manfaat (barang dan jasa) yang dikorbankan diukur dalam Rupiah melalui pengurangan aktiva atas pembebanan utang pada saat manfaat itu diterima.

Menurut Kuswadi (2007 : 72) bahwa biaya adalah semua pengeluaran untuk mendapatkan barang dan jasa dari pihak ketiga. Hal senada juga dikemukakan oleh Mulyadi (2007 : 8) bahwa biaya adalah pengorbanan yang diukur dengan satuan uang yang dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu.

(21)

Husen dan Women (2009), mengemukakan bahwa biaya adalah aset kas atau non kas yang dikorbankan untuk barang dan jasa yang diharapkan keutungannya bagi perusahaan pada masa sekarang atau masa yang akan datang.

Menurut Soekartawi (2001), biaya produksi adalah nilai dari semua faktor produksi yang digunakan, baik dalam bentuk benda maaupun jasa selama proses produksi berlangsung. Adanya unsur-unsur produksi yang bersifat tetap dan tidak tetap dalam jangka pendek mengakibatkan munculnya dua kategori biaya, yaitu biaya tetap dan biaya variabel.

Menurut Suhartati dan Fathorrozi (2003), biaya dapat dibagi berdasarkan siafatnya, artinya mengaitkan antara pengeluaran yang harus dibayar dengan produk atau output yang dihasilkan yaitu:

1. Biaya Tetap ( Fixed Cost) merupakan kewajiban yang harus dibayar oleh suatu perusahaan per satuan waktu tertentu untuk keperluan pembayaran semua input tetap besarnya tidak bergantung dari jumlah produk yang dihasilkan.

2. Biaya Variabel (Variabek Cost) adalah kewajiban yang harus dibayar oleh suatu pada waktu tertentu untuk pembayaran semua input variabel yang digunakan dalam proses produksi.

3. Biaya total (Total Cost) merupakan penjumlahan dari biaya tetap dan biaya variabel dalam proses produksi.

Menurut Riwadi (2006) biaya produksi adalah biaya yang terjadi pada fungsi produksi merupakan fungsi yang mengolah bahan baku menjadi barang jadi. Biaya produksi itu sendiri mencakup semua biaya yang berkaitan dengan perolehan atau

(22)

pembuatan suatu produk. Secara matematis total biaya dapat dituliskan sebagai berikut:

𝑇𝐶 = 𝐹𝐶 + 𝑉𝐶 Keterangan:

TC = Biaya Total (Total Cost) FC = Biaya Tetap (Fixed Cost) VC = Biaya Variabel (Variable Cost)

b. Penerimaan

Menurut Soekartawi (2006), penerimaan merupakan perkalian jumlah produksi yang dihasilkan dengan harga jual dari produk tersebut dan biasanya produksi berhubungan negatif dengan harga, artinya harga akan mengalami penurunan ketika produksi berlebihan. Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut:

𝑇𝑅 = 𝑄 𝑥 𝑃 Keterangan:

TR (Total Revenue) = penerimaan total

Q (Quality) = jumlah produk yang dihasilkan

P (Price) = harga

Suratiyah (2009) menyatakan bahwa, penerimaan adalah perkalian antara jumlah produksi yang dihasilkan dengan harga jual produk.

(23)

Harga (price) suatu barang dan jumlah barang yang diperjualbelikan, ditentukan oleh permintaan dan penawaran barang. Oleh karena itu untuk menganalisis mekanisme penentuan harga dan jumlah barang yang diperjualbelikan, sevara bersamaan dianalisis permintaan dan penawaran tehadap sesuatu barang yang berada di padar dengan melihat keseimbangannya (Sukino, 2002).

Menurut Assauri (2006 : 107) mendefinisikan Produksi adalah merupakan segala kegiatan dalam menciptakan dan menambah kegunaan (utility) suatu barang dan jasa. Menurut M. Fuad (2004 : 8) produksi adalah kegiatan atau proses yang mentransformasikan masukan (input) menjadi keluaran (output).

c. Keuntungan (profit)

Ditinjau dari segi usaha kecil menengah, maka pendapatan pada prinsipnya mempunyai sifat menambah atau menaikkan nilai kekayaan pemilik perusahaan, baik dalam bentuk penerimaan maupun tagihan. Untuk memperjelas pengertian tentang keuntungan, dikemukakan pengertian keuntungan dari para ahli :

Kasmir dan Jakfar (2003) mengemukakan keuntungan merupakan tujuan utama dalam dunia bisnis, tertutama bagi pemilik bisnis, baik keuntungan dalam jangka pendek maupun jangka panjang. Bentuk keuntungan yang diharapkan lebih banyak dalam bentuk finansial. Besarnya keuntungan telah ditetapkan sesuai dengan target yang diinginkan sesuai dengan batas waktunya.

(24)

Menurut Ibrahim (2003), keuntungan (profit) adalah tujuan utama dalam pembukaan usaha yang direncanakan. Semakin besar keuntungan yang diterima maka semakin layak juga usaha yang sedang dijalankan.

Menurut Sunaryo sebagaimana dikutip dalam Praditya (2001), keuntungan merupakan selisih dari penerimaan dan total biaya yang dikeluarkan untuk proses produksi. Secara sistematis dapat ditulis sebagai berikut:

𝜋 = TR − TC

Ket:

𝜋 = Keuntungan (profit)

TR = Total penerimaan (Total Revenue)) TC = Total biaya (Total Cost)

2.5 Analisis Kelayakan Usaha

Menurut Kasmir dan Jakfar (2003 :10), Studi Kelayakan Bisnis merupakan suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu kegiatan atau usaha yang akan dijalankan, dalam rangka menentukan layak atau tidak tersebut dijalankan.

Sebelum melakukan pengembangan usaha hendaknya dilakukan suatu kajian yang cukup mendalam untuk mengetahui apakah usaha yang dilakukan itu layak atau tidak layak. Aspek yang perlu dikaji adalah aspek financial (keuangan) yaitu sebagai berikut:

(25)

a. Analisis R/C Ratio (Revenue Of Cost Ratio)

Dalam Harmono dan Andoko (2005:68), R/C (Revenue Of Cost Ratio) adalah pembagian antara penerimaan usaha dengan biaya dari usaha tersebut.

Analisa ini digunakan untuk melihat perbandingan total penerimaan dengan total biaya usaha jika nilai R/C ratio diatas satu rupiah yang dikeluarkan akan memperoleh manfaat sehingga penerimaan lebih dari satu rupiah, secara sistematis R/C ratio dapat dirumuskan sebagai berikut:

𝑅/𝐶 𝑅𝑎𝑠𝑖𝑜 =𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑃𝑒𝑛𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎𝑎𝑛 𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎

Analisa ini digunakan untuk melihat keuntungan dan kelayakan dari usaha pengolahan rajungan. Usaha tersebut dikatakan menguntungkan jika nilai R/C rasio lebih besar dari satu (R/C > 1). Hal ini menunjukkan bahwa setiap nilai rupiah yang dikeluarkan dalam produksi akan memberikan manfaat sejumlah nilai penerimaan yang diperoleh.

b. Break Event Point (BEP)

Menurut Wiryanta (2002:79), BEP (Break Event Pont) merupakan titik impas usaha. Dari nilai BEP diketahui pada tingkat produksi dan harga berapa suatu usaha tidak memberikan keuntungan dan tidak pula mengalami kerugian yang dirumuskan sebagai berikut:

(26)

𝐵𝐸𝑃(𝑈𝑛𝑖𝑡) = 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝐽𝑢𝑎𝑙 −

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑇𝑒𝑡𝑎𝑝 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑒𝑙

Jumlah Produksi

𝐵𝐸𝑃 (𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎) = 1 −

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑇𝑒𝑡𝑎𝑝 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 𝑉𝑎𝑟𝑖𝑎𝑏𝑒𝑙

Total Penerimaan

c. Payback Period (PP)

Menurut Lukman (2004:444), Payback Period adalah perhitungan atau penentuan jangka waktu yang dibutuhkan untuk menutup nilai investasi suatu proyek dengan menggunakan aliran kas yang dihasilkan oleh proyek tersebut.

Perhitungan payback period untuk suatu proyek yang mempunyai pola aliran kas yang sama dari tahun ke tahun dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut:

𝑃𝑎𝑦𝑏𝑎𝑐𝑘 𝑃𝑒𝑟𝑖𝑜𝑑 = Nila Investasi

Total Pendapatan x 1 tahun

2.6 Kerangka Pikir

Kerangka pemikiran merupakan alur penelitian yang akan digunakan oleh seorang peneliti. Kerangka pemikiran ini berisi gambaran mengenai penelitian yang dilakukan. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis keuntungan usaha pengolahan rajungan. keuntungan diperoleh dari penerimaan dikurangi dengan biaya produksi.

Penerimaan ini berasal dari total produksi dikali dengan harga jual. Sedangkan biaya produksi berasal dari jumlah antara total biaya tetap dan total biaya tidak tetap.

Analisis kelayakan usaha pengolahan rajungan pada UKM Mini Plant Bawasalo

(27)

menggunakan indikator R/C rasio, Break Event Point (BEP) dan Payback Peride (PP).

Berdasarkan uraian diatas maka gambaran kerangka pikir dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar.2.2.

Gambar.4. Kerangka Pikir Usaha Pengolahan

Rajungan

Biaya Produksi:

 Biaya Tetap

 Biaya Variabel

 Total Biaya

R/C rasio

Analisis Keuntungan Usaha

BEP PP

Tidak Layak Layak

(28)

BAB III METODOLOGI

3.1 Waktu dan Tempat

Penelitian dilakukan di usaha pengolahan rajungan UKM Mini Plant Bawasalo di Kelurahan Pundata Baji, Kecamatan Labakkang, Kabupaten Pangkep. Yang dilaksanakan selama kurang lebih 3 bulan, mulai Juni - Agustus 2017.

3.2 Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini terdapat dua jenis, yaitu meliputi : a. Data Primer adalah data yang langsung diperoleh dari pemilik dan karyawan

usaha pengolahan rajungan pada UKM Mini Plant Bawasalo di Kelurahan Pundata Baji, Kecamatan Labakkang, Kabupaten Pangkep.

b. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari referensi-referensi atau literatur yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

3.3 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah:

a. Observasi

Observasi yang dilakukan melalui pengamatan secara langsung terhadap kegiatan-kegiatan yang dilakukan tempat penelitian yang berhubungan dengan gambaran umum usaha pengolahan rajungan pada

(29)

UKM Mini Plant Bawasalo dan informasi-informasi lainnya yang dibutuhkan dalam penelitian ini.

b. Wawancara

Wawancara dilakukan kepada pemilik UKM Mini Plant Bawasalo untuk memperoleh gambaran mengenai keuntungan usaha dan informasi mengenai volume penjualan, biaya-biaya yang dikeluarkan, penerimaan yang diperoleh perusahaan tersebut dalam usaha pengolahan rajungan.

c. Studi Pustaka

Studi pustaka yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data melalui pengamatan terhadap dokumen-dokumen dan melakukan pencatatan dari sumber- sumber tertulis.

3.4 Metode Analisis Data

Metode analisa data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis kuantitatif. Perhitungan tingkat keuntungan dan uji kelayakan usaha dilakukan dalam jangka waktu usaha satu bulan. Untuk mengetahui tingkat keuntungan yang diperoleh usaha pengolahan rajungan pada UKM Mini Plant Bawasalo digunakan analisis keuntungan usaha kemudian dilanjutkan dengan analisis Return Of Cost Ratio, Break Event Point (BEP) dan Payback Period (PP) untuk menganalisis kelayakan usaha pengolahan rajungan pada UKM Mini Plant Bawasalo.

(30)

3.5 Definisi Operasional dan Batasan Variabel

Konsep operasional adalah pengertian-pengertian atau batasan-batasan

yang digunakan untuk menghindari kesalahan pemahaman dalam mendefinisikan beberapa variabel pengamatan. Beberapa konsep operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mini Plant adalah sebuah pabrik yang berskala kecil yang dibangun untuk memproduksi suatu produk dengan kapasitas yang rendah dan alat-alat yang digunakan sederhana.

2. Produksi adalah banyaknya daging rajungan dikemas yang dihasilkan oleh Mini Plant Bawasalo selama satu bulan.

3. Harga adalah harga jual dari produksi daging rajungan dikemas yang dihasilkan 4. Penerimaan adalah nilai produksi yang diperoleh dari perkalian antara produksi

daging rajungan yang diproleh dengan harga jual yang dinyatakan dalam rupiah (Rp).

5. Keuntungan adalah hasil pengurangan total penerimaan usaha pengolahan rajungan dan total biaya yang dikeluarkan dalam usaha pengolahan rajungan yang dinyatakan dalam rupiah (Rp).

6. Penimbangan dilakukan guna mengetahui susuk masak dan untuk mendistribusikan rajungan masak ke meja packing.

7. Pengukusan adalah bahan baku rajungan yang telah diterima kemudian dicuci sampai bersih dari pasir atau tanah. Kemudian dikukus di dalam panci yang besar maksimal berat 50 kg yang sebelumnya dengan mendidihkan air setinggi 6 cm dari

(31)

dasar dandang. Lama waktu masak sekitar 25-45 menit tergantung beratnya menggunakan bahan bakar gas.

8. Pengupasan (Picking) adalah proses pemisahaan daging dari cangkang dengan menggunakan pisau khusus. Proses ini dilakukan dimeja picking yang terbuat dari stainlesst steel. Setiap meja terdiri dari 6 atau 8 orang yang terbagi menjadi 4 bagian, yaitu yang bertugas melakukan distmantling atau proses pelepasan cangkang, picking daging jumbo, picking daging regular dan picking daging clawmeat. Daging yang dihasilkan atau dikeluarkan dari cangkangnya kemudian dimasukkan ke dalam toples terpisah untuk masing-masing daging yang diletakkan di atas es curia untuk menjaga mutu daging agar tetap bagus.

9. Pengemasan adalah memasukkan daging kepiting yang sudah terpisah kedalam kemasan plastik yang sudah diberi label sesuai dengan nama jenis daging.

Kemudian ditempatkan ke dalam styrofoam yang berisi hancuran es untuk selanjutnya dikirim ke pabrik pengalengan rajungan.

Referensi

Dokumen terkait

Alasan kenapa memasuki pasar luar negeri adalah karena pasar Indonesia telah dikuasai oleh para pemain lama yang memiliki market share yang lebih besar dan merupakan market leader

Indikator evaluasi konteks pelaksanaan prakerin dengan responden guru jika dirata-rata akan mendapatkan 4,28. Pada kriteria penilaian, hal ini berarti sangat tinggi. Hasil

(sumber http://dahlanforum.wordpress.com/2009/04/24/leasing-sewa- guna-usaha-pengertian/). MCF merupakan perusahaan leasing yang telah berdiri selama 5 tahun dan memiliki

Analisa Lahan terkait dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Sumatera Selatan, RDTR Kawasan Pendukung Pelabuhan Tanjung Api Api, Feasibility Study Kawasan Ekonomi Khusus

Penelitian dari I Gusti Bagus Angga Pratama dan I Gusti Bagus Wiksuana Tahun 2016 yang berjudul “Pengaruh ukuran perusahaan dan leverage terhadap nilai perusahaan

Berdasarkan data tersebut diketahui bahwa didalam golongan sefalosporin generasi ketiga, sefotaksim memiliki nilai PDD tertinggi lalu diurutan kedua yaitu

Upaya penyelesaian sengketa proyek konstruksi di luar pengadilan di Indonesia, dapat dilakukan dengan cara Arbitrase ataupun Alternatif Penyelesaian Sengketa

Kampanye sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 ayat (2) huruf d dilakukan melalui kegiatan yang mengikutsertakan lembaga kesejahteraan sosial baik dalam bentuk pertunjukan,